KEMAMPUAN BERPIKIR KERUANGAN DAN KEMAMPUAN … · ruang (menggambar bangun ruang, melukis titik...
-
Upload
nguyenhanh -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of KEMAMPUAN BERPIKIR KERUANGAN DAN KEMAMPUAN … · ruang (menggambar bangun ruang, melukis titik...
KEMAMPUAN BERPIKIR KERUANGAN DAN KEMAMPUAN
MELUKIS DALAM RUANG DI KALANGAN MAHASISWA
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YANG MENEMPUH MATA KULIAH GEOMETRI
RUANG PADA TAHUN AKADEMIK 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas
NIM: 111414037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KEMAMPUAN BERPIKIR KERUANGAN DAN KEMAMPUAN
MELUKIS DALAM RUANG DI KALANGAN MAHASISWA
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YANG MENEMPUH MATA KULIAH GEOMETRI
RUANG PADA TAHUN AKADEMIK 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas
NIM: 111414037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Karya ini ku persembahkan untuk
Tritunggal Maha Kudus dan Bunda Maria
yang selalu memberkati dan menjadi pelita hidupku, serta
Bapak, Ibu, Adik, dan Pacar
yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat
sejak perkara-perkara kecil hingga aku mampu setia pada perkara-perkara besar
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia
tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10)
PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Juli 2015
Penulis
Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas
Nomor Mahasiswa : 111414037
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KEMAMPUAN BERPIKIR KERUANGAN DAN KEMAMPUAN
MELUKIS DALAM RUANG DI KALANGAN MAHASISWA
PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YANG MENEMPUH MATA KULIAH GEOMETRI RUANG PADA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31 Juli 2015
Yang menyatakan
Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas. 2015. Kemampuan Berpikir Keruangan
dan Kemampuan Melukis dalam Ruang di Kalangan Mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang Menempuh Mata Kuliah
Geometri Ruang pada Tahun Akademik 2014/2015. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kemampuan berpikir
keruangan mahasiswa; 2) kemampuan mahasiswa pada kegiatan melukis dalam
ruang (menggambar bangun ruang, melukis titik tembus, dan menggambar irisan
suatu bidang dengan bangun ruang); 3) korelasi antara kedua kemampuan tersebut
di kalangan mahasiswa; dan 4) kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh
mahasiswa ketika membuat lukisan yang terkait dengan bangun ruang. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa program studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang menempuh mata kuliah
Geometri Ruang kelas A pada tahun akademik 2014/2015.
Instrumen yang digunakan berupa tes dengan perolehan data interval
dalam rentang 0 – 100. Kesalahan membuat lukisan dalam ruang diperoleh dari
ketidaksesuaian pengerjaan tes dengan jawaban yang benar yang dituliskan dalam
pedoman penskoran dan landasan teori. Kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh
subjek kemudian disusun dalam tabel dan diklasifikasikan berdasarkan kesamaan
pola kesalahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kemampuan berpikir keruangan
mahasiswa cukup tinggi; 2) kemampuan melukis dalam ruang mahasiswa
cenderung rendah; 3) terdapat korelasi positif yang signifikan dan sangat kuat
antara kemampuan berpikir keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang
dengan koefisien korelasi sebesar 0,725; dan 4) kesalahan-kesalahan melukis
dalam ruang yang ditemukan berkaitan dengan kurangnya tingkat kemampuan
berpikir keruangan (relasi keruangan, visualisasi keruangan, dan orientasi
keruangan), kesalahan penggunaan informasi dari soal, dan kurangnya
pemahaman definisi yang berhubungan dengan kegiatan melukis dalam ruang.
Kata kunci : kemampuan berpikir keruangan, kemampuan melukis dalam ruang,
korelasi, kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas. 2015. Spatial Thinking Ability and
Drawing Ability in Space among Mathematics Education Students of Sanata
Dharma University who Studied Solid Geometry in the Academic Year of
2014/2015. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program,
Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher
Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research aimed to know: 1) students‟ spatial thinking ability; 2)
students‟ drawing ability in space (drawing polyhedra, drawing a point of
intersection between a line and a plane, and drawing the cross section of a plane
and a three-dimensional figure); 3) the correlation between the two abilities
among students; and 4) students‟ errors when making a drawing related to three-
dimensional objects. The type of this research was descriptive with quantitative
and qualitative approaches. The subjects were the students of the Mathematics
Education Study Program of Sanata Dharma University who studied Solid
Geometry in Class A, in the academic year of 2014/2015.
The instruments of this research were two tests with interval data between
0 – 100 for each test. The errors of drawing in space were obtained from the test
results which were not in conformity with the scoring rubric and the theoretical
background. Those errors were compiled in a table and classified based on the
patterns of those errors.
The results of this research showed that: 1) the students‟ spatial thinking
ability levels on the whole were high; 2) the levels of students‟ drawing ability in
space on the whole were low; 3) There was a positive and significant correlation
in the high level between spatial thinking ability and drawing ability in space with
the correlation coefficient being equal to 0,725; and 4) The errors of drawing in
space were related to the lack of spatial thinking abilities (spatial relations, spatial
visualization, and spatial orientation), the lack of understanding in using the
information from questions, and the lack of comprehension related to the ability to
make drawing in space.
Keywords: spatial thinking ability, drawing ability in space, correlation, errors
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang maha kuasa
karena atas berkat dan penyertaan-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi yang berjudul “Kemampuan Berpikir Keruangan dan
Kemampuan Melukis dalam Ruang di Kalangan Mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang Menempuh Mata Kuliah
Geometri Ruang pada Tahun Akademik 2014/2015“ ini disusun guna
memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Studi Program Strata 1 (S1)
Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis sekaligus peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak
akan berjalan dengan baik dan lancar tanpa bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian dalam rangka penyusunan skripsi di Program Studi Pendidikan
Matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
3. Ibu E. Ayunika Permata Sari, M.Sc. dan bapak Dominikus Arif Budi
Prasetyo, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
mendukung dan memotivasi penulis selama menyelesaikan studi di
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bekerja sama dalam
melakukan penelitian ini serta menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan bantuan dalam
pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skripsi ini.
5. Segenap dosen dan seluruh staff sekretariat Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah membantu dalam
proses administrasi.
6. Mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma, terutama mahasiswa-mahasiswi yang
mengikuti mata kuliah Geometri Ruang kelas A, atas kesediaannya untuk
menjadi subjek dalam penelitian ini.
7. Bapak Dr. Hongki Julie, S.Pd., M.Si. dan ibu C. Novella Krisnamurti,
M.Sc. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan
masukan demi perkembangan skripsi ini.
8. Bapak, ibu, adik, dan sanak saudara yang telah memberikan doa,
dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Teman-teman Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta angkatan 2011, khususnya KF. Sunny Cahya Utama, yang
selalu memberikan doa, semangat, dukungan, motivasi, dan bantuan baik
selama masa perkuliahan maupun proses pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi.
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Segala saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perkembangan dan
perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan semua pihak terkait serta dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk
perkembangan ilmu pendidikan.
Yogyakarta, 31 Juli 2015
Penulis
Yosephin Silvia Kiti Purwaningtyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8
D. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 9
E. Penjelasan/Pembatasan Istilah .......................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 12
A. Hal-hal Teoritik dan Informasi-informasi Mendasar ...................................... 12
1. Kemampuan Berpikir Keruangan (Spasial) ............................................ 12
2. Jenis-jenis Kemampuan Berpikir Keruangan ......................................... 14
3. Deskripsi Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang ................................... 16
4. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang ................................ 19
5. Bangun Ruang ......................................................................................... 20
6. Teknik Menggambar Bangun Ruang ...................................................... 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
7. Beberapa Lukisan dalam Ruang ............................................................. 23
8. Irisan antara Bidang dengan Bangun Ruang. .......................................... 26
9. Kesalahan dalam Pembelajaran Geometri Ruang ................................... 31
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 33
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 35
C. Objek Penelitian .............................................................................................. 35
D. Perumusan Variabel-variabel .......................................................................... 35
E. Bentuk Data .................................................................................................... 36
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 37
G. Metode/Teknik Analisis Data ......................................................................... 41
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan .................................... 44
I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................... 45
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, DAN
ANALISIS DATA ............................................................................................... 47
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................ 47
B. Kelayakan Instrumen ...................................................................................... 48
C. Pelaksanaan Pengumpulan Data ..................................................................... 49
D. Penyajian dan Deskripsi Data Penelitian ........................................................ 51
E. Analisis Data, Penyajian Hasil Analisis, dan Pembahasan ............................. 63
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 63
2. Uji Korelasi ............................................................................................. 67
3. Jenis-Jenis Kesalahan Melukis dalam Ruang ......................................... 70
F. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 111
A. Kesimpulan ................................................................................................... 111
B. Saran ............................................................................................................. 114
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 116
LAMPIRAN ....................................................................................................... 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jenis Kemampuan Keruangan dari Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Keruangan ......................................................................................... 38
Tabel 3.2. Jenis Kemampuan Keruangan dari Instrumen Tes Kemampuan
Melukis dalam Ruang ..................................................................................... 40
Tabel 3.3. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 46
Tabel 4.1. Perolehan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan......................... 52
Tabel 4.2. Frekuensi Perolehan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan ........ 55
Tabel 4.3. Ukuran Pemusatan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan .......... 55
Tabel 4.4. Ukuran Penyebaran Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan ......... 56
Tabel 4.5. Perolehan Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam Ruang ..................... 58
Tabel 4.6. Frekuensi Perolehan Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam
Ruang .............................................................................................................. 59
Tabel 4.7. Ukuran Pemusatan Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam Ruang ....... 60
Tabel 4.8. Ukuran Penyebaran Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam Ruang ..... 62
Tabel 4.9. Output SPSS untuk Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir
Keruangan ....................................................................................................... 64
Tabel 4.10. Output SPSS untuk Uji Normalitas Data Kemampuan Melukis
dalam Ruang ................................................................................................... 66
Tabel 4.11 Output SPSS untuk Uji Korelasi .......................................................... 68
Tabel 4.12. Kesalahan-kesalahan yang Dilakukan oleh Subjek ketika
Melukis dalam Ruang ..................................................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Gambar Kubus yang Digambar dengan Cara Perspektif .................. 22
Gambar 2.2. Gambar Kubus yang Digambar dengan Cara Stereometris .............. 22
Gambar 2.3. Contoh Gambar Garis Potong Bidang dengan Bidang
.............................................................................................................. 24
Gambar 2.4. Contoh Gambar Garis Potong Bidang dengan Bidang
. ............................................................................................................. 25
Gambar 2.5. Contoh Gambar Melukis Titik Tembus Garis pada Suatu
Bidang ............................................................................................................. 26
Gambar 2.6. Contoh Gambar Irisan dengan Menggunakan Sumbu Afinitas ........ 27
Gambar 2.7. Contoh Gambar Irisan dengan Menggunakan Perpotongan
Bidang Diagonal ............................................................................................. 29
Gambar 2.8. Contoh Gambar Irisan dengan Menggunakan Perluasan Sisi ........... 30
Gambar 4.1. Histogram Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan .................... 57
Gambar 4.2. Histogram Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam Ruang ................ 63
Gambar 4.3. Contoh Kesalahan Menentukan Garis Orthogonal............................ 85
Gambar 4.4. Contoh Kesalahan Menentukan Letak Sudut Surut .......................... 85
Gambar 4.5. Contoh Kesalahan Memotongkan Dua Garis yang Bersilangan ....... 86
Gambar 4.6. Contoh Kesalahan Tidak Menggunakan Infomasi Perbandingan
Proyeksi ........................................................................................................... 87
Gambar 4.7. Contoh Kesalahan Menentukan Bidang Frontal ............................... 88
Gambar 4.8. Contoh Kesalahan Irisan yang Terbentuk Tidak Melalui Satu
atau Dua Titik yang Telah Diketahui dari Soal .............................................. 89
Gambar 4.9. Contoh Kesalahan Menarik Garis yang Tidak Diketahui
Arahnya dari Satu Titik dan Memotongkan Garis Tersebut dengan
Garis Lain ........................................................................................................ 89
Gambar 4.10. Contoh Kesalahan Menentukan Garis Persekutuan antara
Bidang yang Melalui Suatu Garis dengan Bidang Lain sehingga Titik
Tembus yang Ditemukan Tidak Melalui Garis ataupun Bidang Tersebut ..... 90
Gambar 4.11. Contoh Kesalahan Penamaan Bangun Ruang yang Tidak
Sesuai Perintah Soal ........................................................................................ 91
Gambar 4.12. Contoh Kesalahan Menentukan Besar dan Letak Sudut Surut ....... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.13. Contoh Kesalahan Menggambarkan Dua Garis Sejajar seperti
yang Diminta Soal ........................................................................................... 92
Gambar 4.14. Contoh Kesalahan Menentukan Titik Persekutuan Bidang
Pengiris dengan Bangun Ruang ...................................................................... 93
Gambar 4.15. Contoh Kesalahan Tidak Menuliskan Langkah Pengerjaan
Soal Secara Lengkap ....................................................................................... 94
Gambar 4.16. Contoh Kesalahan Irisan yang Terbentuk Memotong Bidang
Lain di Dua Garis atau Lebih .......................................................................... 95
Gambar 4.17. Contoh Kesalahan Panjang Ruas Garis Orthogonal pada
Gambar yang Tidak Sesuai dengan Perbandingan Proyeksi ........................... 96
Gambar 4.18. Contoh Kesalahan Bangun Datar/Ruang yang Digambar
Tidak Sesuai dengan Permintaan Soal ............................................................ 96
Gambar 4.19. Contoh Kesalahan Menentukan Ukuran Bangun yang
Terletak pada Bidang Frontal .......................................................................... 97
Gambar 4.20. Contoh Kesalahan Meletakkan Titik-Titik yang Telah
Diketahui pada Posisi yang Sama seperti Dalam Soal .................................... 98
Gambar 4.21. Contoh Kesalahan Menuliskan Titik Tembus yang Ditemukan
sebagai Sebuah Garis ...................................................................................... 98
Gambar 4.22. Contoh Kesalahan Tidak Menyelesaian Pengerjaan Soal yang
Diberikan ......................................................................................................... 99
Gambar 4.23. Contoh Kesalahan Panjang Ruas Garis pada Gambar Tidak
Sesuai dengan Permintaan Soal .................................................................... 100
Gambar 4.24. Contoh Kesalahan Memotongkan Garis yang Terletak pada
Suatu Bidang dengan Bidang Tersebut ......................................................... 101
Gambar 4.25. Contoh Kesalahan Melukiskan Besar Sudut Surut ....................... 101
Gambar 4.26. Contoh Kesalahan Penamaan Titik yang Baru Ditemukan
Sama dengan Nama Titik yang Sudah Diketahui dalam Soal ...................... 102
Gambar 4.27. Contoh Kesalahan Penamaan Bangun yang Terletak pada
Bidang Frontal .............................................................................................. 102
Gambar 4.28. Contoh Kesalahan Menentukan Kedudukan Dua Garis yang
Sejajar ........................................................................................................... 103
Gambar 4.29. Contoh Kesalahan Menentukan Titik Potong antara Dua Garis
yang Berpotongan ......................................................................................... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Gambar 4.30. Contoh Kesalahan Menarik Garis yang Tidak Diketahui
Arahnya dari Satu Titik dan Memotongkan dengan Garis Lain yang
Seharusnya Bersilangan ................................................................................ 105
Gambar 4.31. Contoh Kesalahan Menggambar Garis Horisontal pada
Bangun Ruang yang Tidak Sesuai dengan Permintaan Soal ........................ 105
Gambar 4.32. Contoh Kesalahan Menyatakan Suatu Bidang yang Dibentuk
oleh Empat Titik di mana Satu dari Empat Titik Tersebut Berada di
Luar Bidang .................................................................................................. 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 122
Lampiran 2: Rincian Rekapitulasi Jumlah Kesalahan Melukis dalam Ruang ..... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dilahirkan secara unique: tepat satu. Manusia yang kembar siam
pun pasti memiliki perbedaan dalam beberapa hal. Keunikan yang dimiliki
tiap-tiap individu dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah
kombinasi tingkat kecerdasan yang berbeda antar manusia yang satu dengan
lainnya. Kecerdasan atau inteligensi didefinisikan sebagai keseluruhan
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta
mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Sadli, 1991:51).
Setiap manusia yang unik itu pun berhak dan layak untuk menjadi guru
dengan kombinasi kecerdasan yang dimilikinya. Sembilan jenis kecerdasan
manusia yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang profesor
pendidikan dan psikologi dari Harvard University, menyadarkan ilmu
pengetahuan yang sebelumnya hanya memandang tinggi-rendahnya
kecerdasan manusia dari pengukuran IQ (Intelligence Quotient) yang hanya
menekankan pada kecerdasan matematis-logis dan linguistik. Sembilan
kecerdasan tersebut antara lain: kecerdasan linguistik, matematis-logis,
visual-spasial, musikal, kinestetik, intrapersonal, interpersonal,
lingkungan/natural, dan eksistensial (dalam Suparno, 2004).
Sebagai manusia, guru memiliki kombinasi kecerdasan yang dibawa
sejak lahir dan berkembang dalam hidupnya. Kecerdasan yang dimiliki ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dikembangkan pula lewat masa belajarnya selama mempersiapkan diri untuk
menjadi guru sesuai bidang studi yang telah dipilih. Tak terkecuali guru
matematika. Walaupun kecerdasan matematis-logis menjadi kecerdasan yang
mendapat sorotan utama, ternyata peran kecerdasan lain pun harus dimiliki
dan dikuasai oleh guru matematika. Sebagai contoh, guru matematika yang
menyadari dan mengembangkan kecerdasan interpersonal (kemampuan
berhubungan dengan orang lain) yang dimilikinya akan lebih mudah
melakukan pendekatan dengan siswanya, terutama siswa yang tidak senang
dengan pelajaran matematika. Dengan kemampuan ini, guru dapat menjalin
relasi dan komunikasi yang lebih kondusif dengan siswa, sehingga proses
transfer ilmu dapat berjalan dengan baik.
Kecerdasan lainnya yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh
guru matematika adalah kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan visual-spasial
merupakan kecerdasan dalam berpikir baik secara dua dimensi maupun tiga
dimensi. Kemampuan ini meliputi kepekaan akan bentuk dan ruang, antara
lain memperkirakan hubungan antar benda dalam ruang, melukis, dan
memahami diagram dan grafik (Lucy & Rizky, 2012:128). Dalam
kemampuan spasial diperlukan adanya pemahaman kiri-kanan, pemahaman
perspektif, bentuk-bentuk geometris, menghubungkan konsep spasial dengan
angka, dan kemampuan dalam transformasi mental dari bayangan visual
(Tambunan, 2006). Kemampuan ini perlu dimiliki oleh guru matematika
untuk mengajarkan geometri, terutama pada materi bangun ruang kelas VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan X (sesuai kurikulum 2006) di mana guru berperan penting untuk
mengembangkan imajinasi siswa lewat sketsa atau gambar.
Pemahaman akan pentingnya pengajaran geometri di sekolah perlu
dimiliki oleh mahasiswa calon guru matematika. Menurut Suwarsono (1990,
1992), geometri memiliki potensi-potensi sehingga perlu diajarkan kepada
para siswa di sekolah karena beberapa alasan:
1. Geometri mempunyai kegunaan-kegunaan praktis yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai kegiatan profesi, dan dalam
berbagai ilmu (cabang ilmu) yang lain, termasuk cabang-cabang yang
lain dari ilmu matematika sendiri. Pengajaran Geometri mempunyai
potensi yang besar untuk menghasilkan proses belajar yang bermakna
(meaningful learning) dibandingkan dengan pengajaran untuk cabang-
cabang matematika yang lain karena objek-objeknya mudah dipahami
oleh anak-anak sesuai dengan kenyataan empiris yang mereka lihat
mengenai benda-benda itu di alam. Hal ini menyebabkan geometri juga
mempunyai potensi untuk memberikan pemahaman kepada para siswa
mengenai keterkaitan antara matematika dengan alam nyata.
2. Geometri mempunyai potensi untuk melatih daya tanggap keruangan
(spatial ability) pada siswa, suatu kemampuan yang sangat diperlukan
agar para siswa memiliki pemahaman yang memadai mengenai
lingkungan tempat mereka hidup. Salah satu kemampuan keruangan yang
penting dalam kehidupan siswa adalah kemampuan untuk tetap memiliki
sense of orientation (tidak bingung) jika berada di suatu lingkungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
baru, misalnya jika berada di suatu kota yang baru siswa tetap tahu arah
mata angin (utara, timur, selatan, barat, dan sebagainya).
3. Geometri mempunyai potensi untuk melatih kemampuan menalar secara
logis (logical reasoning) pada diri siswa, dan memberikan penyadaran
mengenai keterbatasan pengamatan dan daya tanggap keruangan pada
manusia.
4. Geometri mempunyai potensi untuk memberikan pemahaman kepada
para siswa mengenai struktur (susunan) ilmu matematika yang formal-
aksiomatis.
Soemadi (1991) menyatakan bahwa belajar geometri pada hakikatnya
adalah belajar berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur yang diatur
menurut urutan yang logis. Belajar geometri adalah bernalar, mengaitkan
simbol-simbol, menghubungkan struktur-struktur untuk mendapatkan suatu
pengertian, dan mengaplikasikan konsep-konsep yang dimiliki dalam situasi
yang nyata sehingga arah belajar geometri pada umumnya menuju ke
pengabstrakan yang semakin kompleks.
Di sisi lain, salah satu penyebab kesulitan pembelajaran dan pembahasan
konsep bangun ruang adalah bangun ruang merupakan hasil proses abstraksi
dan idealisasi dari benda-benda konkret berdimensi tiga yang memiliki
ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Namun gambar bangun ruang pada bidang
gambar merupakan proyeksi bangun ruang tersebut pada bidang gambar
(Suharjana dkk, 2009:33). Abstraksi adalah proses memperhatikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menentukan sifat, atribut, ataupun karakteristik khusus yang penting dengan
mengesampingkan hal-hal yang tidak penting, sedangkan idealisasi adalah
proses menganggap segala sesuatu dari benda-benda konkret itu ideal. Kedua
proses ini sangat penting dialami oleh siswa dalam memahami materi bangun
ruang, sehingga para mahasiswa calon guru matematika juga harus memberi
perhatian lebih pada kemampuannya dalam menggambar bangun ruang dan
melukis dalam ruang.
Sebagai calon guru, mahasiswa program studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma juga mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya lewat berbagai mata kuliah. Melalui mata kuliah Geometri
Ruang, mahasiswa calon guru matematika diharapkan dapat meningkatkan
dan mengembangkan pengetahuannya dalam ilmu geometri dimensi tiga.
Selain pemahaman akan konsep-konsep dan teorema-teorema dasar geometri
Euclides ruang, mahasiswa juga dilatih mengembangkan kemampuan
keruangannya lewat kegiatan melukis dalam ruang, salah satunya melukis
titik tembus dan irisan suatu bidang dengan bangun ruang.
Di sisi lain, Suparyan (2007) mengumpulkan berbagai masalah yang
ditemukan oleh peneliti dan para ahli berkaitan dengan penguasaan materi
geometri oleh para guru maupun calon guru matematika, salah satunya adalah
kurangnya penguasaan konsep geometri dan kurangnya kemampuan
keruangan. Suparyan juga menemukan kelemahan-kelemahan yang
ditunjukkan oleh mahasiswa calon guru matematika dalam kemampuan
penguasaan materi geometri ruang, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Mahasiswa belum dapat menentukan kedudukan dua garis sejajar atau
bersilangan dalam ruang.
2. Mahasiswa belum menguasai cara melukis bidang melalui tiga titik yang
tidak segaris, melalui sebuah garis dan sebuah titik di luar garis, dan
melalui dua garis yang berpotongan.
3. Mahasiswa belum menguasai cara melukis bangun ruang dengan syarat
bidang frontal, sudut surut, dan perbandingan proyeksi.
Oleh karena itu, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas calon guru
matematika, di dalam penelitian ini akan ditinjau kemampuan (kecerdasan)
visual-spasial, terutama kemampuan berpikir keruangan yang dimiliki oleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata
Dharma yang mengikuti mata kuliah Geometri Ruang tahun akademik
2014/2015 dan kemampuan menggambar bangun ruang beserta beberapa
lukisan dalam ruang, serta korelasi antara kedua kemampuan tersebut.
Dengan mengetahui seberapa tinggi kemampuan berpikir keruangan dan
kemampuan melukis dalam ruang serta korelasi antara keduanya, diharapkan
penyiapan mahasiswa calon guru matematika dapat semakin ditingkatkan
karena hasil yang diperoleh akan dapat digunakan untuk mengetahui dan
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami mahasiswa dalam kedua
kemampuan tersebut.
Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat seberapa jauh kesesuaian tes
kemampuan berpikir keruangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berpikir keruangan yang dimiliki oleh mahasiswa Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma. Tingkat kesesuaian ini akan menentukan apakah
instrumen tes tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kemampuan
mahasiswa dalam mata kuliah Geometri Ruang pada waktu selanjutnya.
Penelitian ini diadakan bekerja sama dengan Prof. Dr. St. Suwarsono selaku
dosen pembimbing dan dosen pengampu mata kuliah Geometri Ruang kelas
A dan C.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, beberapa permasalahan
yang akan diungkap dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana kemampuan berpikir keruangan mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang mengikuti mata kuliah
Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015?
2. Bagaimana kemampuan melukis dalam ruang mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang mengikuti mata kuliah
Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015?
3. Bagaimana hubungan atau korelasi antara kemampuan berpikir
keruangan dengan kemampuan melukis dalam ruang di kalangan
mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang
menempuh mata kuliah Geometri Ruang pada tahun akademik
2014/2015?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan oleh mahasiswa
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang menempuh
mata kuliah Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015 ketika
membuat lukisan yang terkait dengan bangun ruang?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kemampuan berpikir keruangan mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang mengikuti mata kuliah
Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015.
2. Mengetahui kemampuan melukis dalam ruang mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang mengikuti mata kuliah
Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015.
3. Mengetahui korelasi antara kemampuan berpikir keruangan dengan
kemampuan melukis dalam ruang di kalangan mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang menempuh mata kuliah
Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015.
4. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang menempuh
mata kuliah Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015 ketika
membuat lukisan yang terkait dengan bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Pembatasan Masalah
Kemampuan berpikir keruangan yang diteliti pada penelitian ini dibatasi
pada tiga jenis kemampuan keruangan yang akan dijabarkan pada landasan
teori, yaitu kemampuan relasi keruangan, kemampuan visualisasi keruangan,
dan kemampuan orientasi keruangan. Kemampuan melukis dalam ruang
dibatasi pada kemampuan subjek dalam menggambar bangun ruang sisi datar
sesuai aturan yang berlaku serta melukis titik tembus dan irisan suatu bidang
dengan bangun ruang yang ditentukan. Usia dan jenis kelamin diasumsikan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi kemampuan yang dimiliki
subjek penelitian.
E. Penjelasan/Pembatasan Istilah
1. Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
mengikuti mata kuliah Geometri Ruang kelas A pada semester genap
tahun akademik 2014/2015.
2. Korelasi. Menurut Mundir (2013:109), korelasi (correlation) berarti
hubungan atau hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistik, Mundir
menyatakan korelasi sebagai hubungan antar dua variabel (bivariate
correlation) dan hubungan antar lebih dari dua variabel (multivariate
correlation), di mana hubungan tersebut dapat berbentuk hubungan
simetris, hubungan sebab-akibat (klausal), atau hubungan interaktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(saling mempengaruhi). Variabel pada penelitian ini akan dijelaskan
lebih lanjut pada bab III.
3. Kemampuan. Gardner menyebutkan bahwa kemampuan adalah
pemecahan masalah dan kreativitas (dalam Chatib & Said, 2012). Kamus
Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kemampuan sebagai suatu
kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan. Dari beberapa definisi tersebut,
istilah kemampuan yang akan dibahas pada penelitian ini dibatasi pada
suatu kesanggupan yang berasal dari tiap-tiap manusia untuk
memecahkan masalah.
4. Kemampuan berpikir keruangan adalah kemampuan yang berkaitan
dengan pemahaman hubungan unsur-unsur di dalam ruang baik yang
digambarkan secara dua dimensi maupun dimodelkan dalam bentuk tiga
dimensi dan dapat membayangkan unsur-unsur tersebut jika dilakukan
manipulasi tanpa harus melakukan manipulasi tersebut secara nyata.
Kemampuan ini dibatasi pada kemampuan keruangan dalam bidang
geometri.
5. Kemampuan melukis dalam ruang adalah kemampuan yang berhubungan
dengan geometri ruang, mencakup kemampuan menggambar bangun
ruang, menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang,
menentukan titik tembus, dan kemampuan menggambar unsur-unsur
geometri ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini untuk berbagai pihak, antara lain:
1. Hasil penelitian ini dapat menentukan apakah instrumen tes kemampuan
berpikir keruangan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat
kemampuan mahasiswa dalam berpikir keruangan dan kaitannya dengan
kemampuan-kemampuan yang akan dicapai dalam mata kuliah Geometri
Ruang yang akan datang. Para dosen pengampu mata kuliah Geometri
Ruang dapat mengambil tindakan yang tepat sedini mungkin untuk
membantu mahasiswa yang kemampuan keruangannya rendah agar dapat
memahami materi selama perkuliahan.
2. Dapat menjadi masukan bagi Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam mengembangkan
kurikulumnya agar lulusan Pendidikan Matematika dapat menjadi guru
yang profesional, terutama dalam kemampuan berpikir keruangan
khususnya, geometri ruang umumnya.
3. Memberikan pengetahuan mengenai jenis-jenis kesalahan yang dialami
oleh mahasiswa Pendidikan Matematika ketika dihadapkan pada kegiatan
melukis dalam ruang.
4. Memberi ilmu/wawasan kepada mahasiswa tentang prinsip dan aturan
yang harus dipatuhi dalam menggambar bangun ruang pada bidang datar
serta melukis titik tembus dan irisan suatu bidang dengan bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hal-hal Teoritik dan Informasi-informasi Mendasar
1. Kemampuan Berpikir Keruangan (Spasial)
Sefrina (2013) mendefinisikan spasial sebagai suatu ruang. Menurut
Purwadarminta (dalam Rif‟an, 2011), spasial merupakan sesuatu yang
berkenaan dengan ruang atau tempat. Dari kedua definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa istilah spasial berkaitan erat dengan keruangan yang
akan diteliti pada penelitian ini berupa kemampuan berpikir keruangan.
Menurut Lucy dan Rizky (2012:128), kecerdasan visual-spasial
merupakan kecerdasan dalam berpikir baik secara dua dimensi maupun
tiga dimensi. Kemampuan ini meliputi kepekaan akan bentuk dan ruang,
misalnya dalam memahami arah, menemukan lokasi atau jalan, dan
memperkirakan hubungan antar benda dalam ruang. Kecerdasan ini
melibatkan kecerdasan akan warna, garis, bentuk, ruang, ukuran, dan
juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut.
Sefrina (2013:53) mendefinisikan kecerdasan visual-spasial sebagai
kecerdasan yang berhubungan dengan penglihatan dan ruang. Inti dari
kecerdasan ini adalah kapasitas seseorang untuk memahami apa yang ia
lihat secara akurat, membuat perubahan dan modifikasi dari hasil
pemahaman/persepsi visual tersebut serta kemampuan untuk membangun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kembali apa yang telah dilihat meski tidak ada rangsangan lagi atau tidak
ada objek yang dilihat lagi.
Suwarsono (1982) menyatakan bahwa kemampuan keruangan
(spatial ability) adalah kemampuan memahami sifat-sifat keruangan,
terutama sifat-sifat keruangan yang harus „ditemukan‟ dengan
menggunakan pembayangan visual (visual imagery) di dalam kepala.
Bangun yang menjadi objek, atau paling sedikit sebagian dari bangun
tersebut, harus „dioperasikan‟ di dalam kepala dengan pembayangan
visual.
Piaget & Inhelder (dalam Tambunan, 2006) menyebutkan bahwa
kemampuan spasial merupakan konsep abstrak yang di dalamnya
meliputi:
a. Hubungan spasial (kemampuan untuk mengamati hubungan posisi
objek dalam ruang).
b. Kerangka acuan (tanda yang dipakai sebagai patokan untuk
menentukan posisi objek dalam ruang).
c. Hubungan proyektif (kemampuan untuk melihat objek dari berbagai
sudut pandang).
d. Konservasi jarak (kemampuan untuk memperkirakan jarak antara
dua titik).
e. Representasi spasial (kemampuan untuk merepresentasikan
hubungan spasial dengan memanipulasi secara kognitif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
f. Rotasi mental (membayangkan di dalam kepala perputaran objek
dalam ruang tanpa melakukan perputaran itu secara nyata).
Dari paparan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir keruangan adalah kemampuan yang berkaitan
dengan pemahaman hubungan unsur-unsur di dalam ruang baik yang
digambarkan secara dua dimensi maupun dimodelkan dalam bentuk tiga
dimensi dan dapat membayangkan unsur-unsur tersebut jika dilakukan
manipulasi tanpa harus melakukan manipulasi tersebut secara nyata.
2. Jenis-jenis Kemampuan Berpikir Keruangan
Menurut Owens (dalam Suparyan, 2007), beberapa faktor utama dari
kemampuan berpikir keruangan adalah:
a. Faktor visualisasi, mencakup kemampuan untuk membayangkan
gambaran objek-objek yang muncul ketika objek tersebut diputar,
dipindah, atau dibalik, dan membayangkan objek datar ketika dilipat
atau membayangkan objek ruang ketika dibuka.
b. Faktor orientasi, mencakup kemampuan untuk mendeteksi
perubahan dari elemen-elemen dalam suatu pola dan kemampuan
untuk mempertahankan persepsi yang akurat ketika kedudukannya
diubah.
Maier mempaparkan lima unsur dari kemampuan berpikir keruangan
(dalam Suparyan, 2007), antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a. Spatial perception (persepsi keruangan), yaitu kemampuan
mengamati suatu bangun ruang atau bagian-bagian bangun ruang
yang diletakkan posisi horisontal atau vertikal.
b. Spatial visualization (visualisasi keruangan), yaitu kemampuan
untuk membayangkan atau memberikan gambaran tentang suatu
bentuk bangun ruang yang dikenai perubahan atau perpindahan.
c. Mental rotation (rotasi pikiran), mencakup kemampuan merotasikan
suatu bangun ruang secara cepat dan tepat.
d. Spatial relations (relasi keruangan), yaitu kemampuan untuk
mengerti wujud keruangan dari suatu benda atau bagian dari benda
dan hubungannya antara bagian yang satu dengan yang lain.
e. Spatial orientation (orientasi keruangan), yaitu kemampuan untuk
mencari pedoman sendiri secara fisik atau mental di dalam ruang
atau berorientasi di dalam situasi keruangan yang istimewa.
Menurut Suwarsono (2001), kemampuan-kemampuan berpikir
keruangan yang secara konsisten telah dijumpai di banyak penelitian
meliputi antara lain:
a. Kemampuan relasi keruangan (spatial relations ability), yaitu
kemampuan untuk memahami elemen-elemen (bagian-bagian) yang
ada pada suatu stimulus visual dan memahami hubungan antara
elemen yang satu dengan elemen yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Kemampuan visualisasi keruangan (spatial visualization ability),
yaitu kemampuan untuk membayangkan objek-objek atau situasi-
situasi secara visual dan mengoperasikan (memanipulasi) bayangan-
bayangan visual (visual images) di dalam kepala. Kemampuan ini
juga memberikan gambaran tentang suatu bentuk bangun ruang jika
dilakukan suatu perubahan atau perpindahan.
c. Kemampuan orientasi keruangan (spatial orientation ability), yaitu
kemampuan untuk memahami wujud atau keadaan dari benda-benda
atau situasi-situasi yang disajikan dalam kedudukan yang berbeda-
beda, misalnya kemampuan untuk membayangkan wujud dari suatu
benda bila dilihat dari sudut pandang yang lain, atau kemampuan
untuk membayangkan wujud suatu benda bila disajikan dengan
kedudukan yang lain.
Dari beberapa paparan para ahli tersebut, penelitian ini membatasi
jenis kemampuan berpikir keruangan yang akan diteliti, yaitu relasi
keruangan, visualisasi keruangan, dan orientasi keruangan.
3. Deskripsi Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
Bagian-bagian yang membentuk bangun ruang adalah titik, garis,
dan bidang. Ketiga bagian ini dinamakan sebagai unsur-unsur ruang yang
merupakan pengertian pangkal dalam geometri. Pengertian pangkal,
disebut juga unsur primitif, merupakan unsur yang tidak didefinisikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
tetapi disepakati saja maknanya. Wirodikromo (2006) mendeskripsikan
ketiga unsur tersebut sebagai berikut:
a. Sebuah titik hanya dapat ditentukan oleh letaknya tetapi tidak
mempunyai ukuran (tidak berdimensi). Sebuah titik digambarkan
dengan memakai tanda noktah kemudian dibubuhi dengan nama titik
itu, biasanya menggunakan huruf kapital.
b. Sebuah garis (garis lurus) mempunyai panjang yang tidak terbatas,
namun terkadang keterbatasan bidang gambar mengharuskan untuk
melukiskan garis sebagian saja, disebut wakil garis. Garis
mempunyai ukuran panjang tetapi tidak mempunyai ukuran lebar
dan tidak mempunyai ukuran tebal. Nama dari sebuah garis dapat
ditentukan dengan menyebutkan nama wakil garis itu dengan
memakai huruf kecil atau menyebutkan nama segmen garis dari titik
pangkal ke titik ujung (berupa gabungan dua huruf kapital yang
mewakili titik tersebut).
c. Sebuah bidang (bidang datar) mempunyai luas yang tidak terbatas,
namun pada umumnya bidang tersebut dilukiskan sebagian saja yang
disebut wakil bidang. Wakil bidang mempunyai ukuran panjang dan
lebar. Gambar dari wakil bidang dapat berbentuk persegi, persegi
panjang, atau jajargenjang. Nama dari wakil bidang dituliskan di
daerah pojok bidang dengan memakai huruf latin maupun arab atau
dengan menyebutkan titik-titik sudut dari wakil bidang itu (terdiri
dari empat huruf kapital).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Selain pengertian pangkal tersebut, kajian dalam geometri ruang
membutuhkan aksioma (postulat). Aksioma (postulat), disebut juga
pernyataan pangkal, adalah pernyataan yang diterima kebenarannya
tanpa melalui pembuktian tetapi melalui kesepakatan saja. Wirodikromo
(2006) menyatakan tiga aksioma penting dalam geometri ruang yang
dikenalkan oleh Euclides (± 300 SM) antara lain:
a. Aksioma 1: Melalui dua buah titik sebarang hanya dapat dibuat tepat
sebuah garis lurus.
b. Aksioma 2: Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua
titik persekutuan, maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang
tersebut.
c. Aksioma 3: Melalui tiga buah titik sebarang yang tidak terletak pada
sebuah garis hanya dapat dibuat sebuah bidang.
Dari tiga aksioma tersebut dapat diturunkan empat teorema (dalil)
untuk menentukan sebuah bidang:
a. Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang yang tidak segaris.
b. Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik (titik
berada di luar garis).
c. Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis berpotongan.
d. Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
Menurut Wirodikromo (2006) dan Suwarsono (2013), kedudukan
atau relasi titik, garis, dan bidang dalam ruang antara lain:
a. Kedudukan titik terhadap garis
1) Titik terletak pada garis, yaitu jika sebuah titik dilalui oleh suatu
garis.
2) Titik di luar garis, yaitu jika sebuah titik tidak dilalui oleh suatu
garis.
b. Kedudukan titik terhadap bidang
1) Titik terletak pada bidang, yaitu jika sebuah titik dilalui oleh
suatu bidang.
2) Titik di luar bidang, yaitu jika sebuah titik tidak dilalui oleh
suatu bidang.
c. Kedudukan garis terhadap garis lain
1) Dua garis berpotongan, yaitu jika kedua garis itu terletak pada
sebuah bidang dan mempunyai tepat sebuah titik persekutuan.
Titik persekutuan tersebut dinamakan titik potong antara kedua
garis.
2) Dua garis sejajar, yaitu jika kedua garis itu terletak pada sebuah
bidang dan tidak mempunyai titik persekutuan.
3) Dua garis bersilangan, yaitu jika kedua garis itu tidak terletak
pada sebuah bidang (tidak ada bidang yang memuat kedua garis
tersebut secara bersamaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Kedudukan garis terhadap bidang
1) Garis terletak pada bidang, yaitu jika setiap titik pada garis
tersebut terletak pada bidang yang bersangkutan.
2) Garis sejajar bidang, yaitu jika suatu garis dan suatu bidang
tidak mempunyai satu pun titik persekutuan.
3) Garis memotong atau menembus bidang, yaitu jika suatu garis
dan suatu bidang hanya mempunyai sebuah titik persekutuan.
Titik persekutuan itu disebut titik potong atau titik tembus.
e. Kedudukan bidang terhadap bidang lain (dua bidang yang berbeda)
1) Dua bidang sejajar, yaitu jika kedua bidang itu tidak mempunyai
satu pun titik persekutuan.
2) Dua bidang berpotongan, yaitu jika kedua bidang itu tepat
memiliki sebuah garis persekutuan atau garis potong (tempat
kedudukan titik-titik persekutuan kedua bidang tersebut).
5. Bangun Ruang
Menurut Tajudin, Tanudi, dan Mulyono (2004), bangun ruang adalah
bangun yang dibentuk oleh himpunan titik yang terletak tidak pada satu
bidang. Bangun ruang terbentuk oleh perpotongan garis-garis yang
membentuk unsur-unsur bangun ruang tersebut, yaitu rusuk, titik sudut,
dan sisi. Suwarsono (melalui wawancara pribadi) menjelaskan unsur-
unsur yang terdapat pada bangun ruang, antara lain:
a. Rusuk adalah ruas garis (bagian garis yang dibatasi oleh dua titik)
yang terbentuk oleh perpotongan antara dua sisi bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Titik sudut adalah titik pertemuan (perpotongan) tiga rusuk atau
lebih pada suatu bangun ruang.
c. Sisi adalah bagian-bagian yang menjadi pembatas bangun ruang.
Suwaji (2009) mengkategorikan bangun ruang menurut sisinya
menjadi dua, yaitu:
a. Bangun ruang sisi datar. Bangun ruang dengan sisi datar adalah
bangun ruang yang dibatasi oleh bidang datar. Bangun ruang dengan
sisi datar disebut juga sebagai bidang banyak atau polihedron yang
berasal dari bahasa Yunani polys yang berarti banyak dan hedron
yang berarti permukaan. Contoh: balok, kubus, prisma, dan limas.
b. Bangun ruang sisi lengkung. Bangun ruang sisi lengkung adalah
bangun ruang yang paling tidak memiliki satu sisi lengkung.
Contohnya: tabung, kerucut, dan bola.
6. Teknik Menggambar Bangun Ruang
Menurut Suharjana, Markaban, dan Hanan (2009), menggambar
bangun ruang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Cara perspektif. Perhatikan gambar kubus di bawah ini yang
digambar dengan cara perspektif:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 2.1. Gambar Kubus yang Digambar dengan Cara Perspektif
Pada gambar di atas terlihat bahwa beberapa garis yang sejajar
namun tidak sejajar terhadap garis horizonnya akan digambarkan
menuju ke titik atau . Titik dan disebut titik pandang.
Garis-garis yang tegak lurus garis horizon digambar tegak lurus pada
horizon juga, namun dengan tinggi yang berbeda, tergantung pada
seberapa jauh atau seberapa dekatnya ke titik maupun .
b. Cara stereometris
Perhatikan gambar kubus di
samping. Dengan cara ini, garis-garis
yang sejajar digambarkan sejajar
juga. Bahkan beberapa bidang
digambar seperti aslinya.
Beberapa istilah yang perlu
diketahui dalam membuat gambar stereometris bangun ruang pada
suatu bidang datar adalah:
1) Bidang gambar, yaitu bidang tempat untuk menggambar bangun
ruang. Contohnya permukaan papan tulis atau kertas.
T1 T2
Gambar 2.2. Gambar Kubus
yang Digambar dengan Cara
Stereometris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2) Bidang frontal, yaitu bidang gambar atau setiap bidang yang
sejajar dengan bidang gambar. Contohnya bidang dan
. Setiap bangun yang terletak pada bidang frontal harus
digambar dalam bentuk dan ukuran yang sebenarnya.
3) Garis frontal, yaitu garis-garis yang terletak pada bidang frontal.
Di antara garis-garis frontal yang terpenting adalah garis yang
vertikal (dari bawah ke atas) dan garis yang horisontal (tegak
lurus arah vertikal).
4) Garis orthogonal, yaitu garis yang letaknya tegak lurus pada
bidang frontal seperti dan .
5) Sudut surut, yaitu sudut pada gambar yang dibentuk oleh garis
frontal horisontal arah ke kanan dengan garis orthogonal arah ke
belakang. Besar sudut-sudut ini sebenarnya 90 tetapi tidak
dalam gambar. Sudut surut yang diizinkan antara dan
dan tidak sama dengan 90
6) Perbandingan proyeksi (perbandingan orthogonal), yaitu
perbandingan antara panjang ruas garis orthogonal pada gambar
dengan panjang sesungguhnya dari ruas garis itu. Perbandingan
orthogonal berkisar antara
sampai dengan
.
7. Beberapa Lukisan dalam Ruang
Menurut Suwarsono (2013), beberapa lukisan yang dapat dilakukan
dalam suatu ruang adalah sebagai berikut:
a. Garis potong tiga bidang. Hal-hal yang harus diperhatikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1) Jika tiga bidang berpotongan menurut tiga garis potong dan dua
dari tiga garis potong itu melalui sebuah titik tertentu, maka
garis potong yang ketiga tentu melalui titik tertentu itu pula.
2) Jika tiga bidang berpotongan menurut tiga garis potong dan dua
dari tiga garis potong itu sejajar, maka garis potong yang ketiga
tentu sejajar pula dengan kedua garis potong yang pertama.
3) Jika dua bidang yang berpotongan masing-masing melalui satu
dari dua garis yang sejajar maka garis potong kedua garis bidang
tersebut tentu sejajar dengan kedua garis itu.
b. Cara menggambar garis potong dua bidang. Misalkan terdapat
bidang dan bidang :
1) Dicari dua titik persekutuan dari dan , misalnya titik dan
. Garis merupakan garis potong antara bidang dan
bidang .
P
Q
Gambar 2.3. Contoh Gambar Garis
Potong Bidang 𝐴𝐶𝐺𝐸 dengan
Bidang 𝐵𝐷𝐻𝐹
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2) Dicari sebuah titik persekutuan dari bidang dan bidang
beserta arah dari garis potong tersebut. Garis potong bidang
dan bidang adalah garis yang melalui titik tersebut dengan
arah seperti yang telah ditemukan.
c. Cara menentukan titik tembus garis pada bidang. Misalkan terdapat
garis g dan bidang :
1) Dibuat bidang melalui garis g.
2) Ditentukan garis potong dengan , dengan cara
menghubungkan dua buah titik persekutuan antara bidang dan
bidang .
3) Ditentukan titik potong antara garis g dengan garis potong
( , ) yang disebut titik . Titik tersebut adalah titik tembus
garis g pada bidang .
Gambar 2.4. Contoh Gambar Garis
Potong Bidang 𝑃𝑄𝑅 dengan Bidang
𝐵𝐶𝐺𝐹.
S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Contoh: Pada kubus ABCD.EFGH berikut, tentukanlah titik tembus
garis pada bidang .
Jawab:
1) Ditentukan sebuah bidang
yang melalui garis , yaitu
bidang .
2) Bidang memotong
bidang di garis .
3) Garis memotong garis
persekutuan bidang
dan bidang , yaitu
garis di titik .
4) Titik adalah titik tembus garis pada bidang .
8. Irisan antara Bidang dengan Bangun Ruang.
Menurut Nugroho (2013), irisan bangun ruang oleh bidang datar
adalah penampang yang dibatasi oleh garis-garis perpotongan antara
permukaan bangun ruang dan bidang datar tersebut. Sopandi menjelaskan
bahwa irisan tersebut setidaknya melalui tiga titik yang ditentukan: titik
tersebut dapat terletak pada bangun ruang (bangun rusuk atau pada
bidang sisi), di luar bangun ruang, atau di dalam bangun ruang. Irisan
juga dapat ditentukan jika diketahui satu titik dan satu garis yang dilalui
oleh irisan tersebut.
Gambar 2.5. Contoh Gambar
Melukis Titik Tembus Garis
pada Suatu Bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Menurut Khoe (2008), irisan suatu bangun ruang dapat ditentukan
dengan tiga cara:
a. Memanfaatkan sumbu afinitas. Sumbu afinitas adalah garis
persekutuan antara bidang yang mengiris bangun ruang dengan
bidang alas. Sumbu afinitas diperoleh apabila telah ditemukan dua
titik persekutuan antara bidang pengiris dengan bidang alas di mana
kecenderungan posisi titik-titik tersebut cukup curam tingginya
(posisi tinggi rendahnya titik cukup mencolok). Penentuan dua titik
persekutuan itu tergantung pada apa yang diketahui di dalam soal.
Sumbu afinitas dapat digunakan untuk menentukan titik-titik sudut
irisan sehingga irisan yang ditanyakan dapat diperoleh. Contoh:
Lukislah irisan bidang yang melalui titik dan dengan kubus
ABCD.EFGH.
1) Hubungkan titik dan titik , lalu perpanjang hingga
memotong perpanjangan di titik . Garis adalah sumbu
Gambar 2.6. Contoh Gambar Irisan dengan Menggunakan Sumbu Afinitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
afinitas karena garis merupakan garis potong bidang yang
melalui titik dan (bidang pengiris) dengan bidang alas
.
2) Hubungkan titik dan titik lalu perpanjang hingga memotong
di titik .
3) Perpanjang garis hingga memotong perpanjangan garis
di titik .
4) Hubungkan titik dengan titik sehingga memotong garis
di titik .
5) Irisan bidang yang melalui titik dan dengan kubus
ABCD.EFGH adalah bidang .
b. Perpotongan bidang diagonal, yaitu menggambar irisan bangun
ruang yang dilakukan dengan memanfaatkan garis potong bidang
diagonal bangun ruang tersebut. Menggambar irisan dengan cara ini
tidak memerlukan perluasan daerah gambar, tetapi jika alasnya
merupakan segi-n dengan n yang cukup besar, maka gambarnya
menjadi lebih rumit. Cara ini lebih baik digunakan bila posisi titik-
titik yang diketahui sejajar atau hampir sejajar tingginya. Contoh:
Lukislah irisan bidang yang melalui titik dan dengan prisma
ABCD.EFGH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1) Bidang diagonal prisma ABCD.EFGH adalah bidang dan
bidang . Kedua bidang diagonal tersebut berpotongan di
garis .
2) Titik dan titik melalui bidang . Tarik garis dari titik
ke titik sehingga memotong garis potong di titik .
3) Titik melalui garis potong bidang diagonal dan bidang
diagonal sehingga titik juga melalui bidang diagonal
. Hubungkan titik dengan titik hingga memotong
garis di titik .
4) Irisan bidang yang melalui dan dengan prisma
ABCD.EFGH adalah bidang .
c. Perluasan salah satu sisi. Menggambar irisan bangun ruang dengan
menggunakan perluasan salah satu sisi dapat dilakukan jika
perpotongan antara sisi yang diperluas dengan sisi lainnya terletak
pada bidang gambar, bukan di luar bidang gambar. Perluasan sisi
Gambar 2.7. Contoh Gambar Irisan dengan Menggunakan Perpotongan
Bidang Diagonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
diwakili oleh garis-garis rusuknya yang diperpanjang. Beberapa
acuan pada cara ini antara lain: dapat menggunakan prinsip
kesejajaran bila terdapat kesejajaran bidang dan lebih baik
digunakan bila terdapat kecenderungan ketinggian titik penampang
yang cukup tajam. Contoh: Lukislah irisan bidang yang melalui titik
dan dengan limas T.ABCD.
1) Perpanjang garis dan garis hingga berpotongan di titik
. Titik merupakan titik persekutuan antara perluasan bidang
dengan perluasan bidang .
2) Hubungkan titik dengan titik . Garis merupakan garis
potong perluasan bidang dengan perluasan bidang .
3) Perpanjang garis hingga memotong garis di titik .
4) Hubungkan titik dengan titik sehingga memotong garis
di titik .
Gambar 2.8. Contoh Gambar Irisan dengan Menggunakan Perluasan Sisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5) Irisan bidang yang melalui dan dengan limas T.ABCD
adalah bidang .
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam upaya
menggambar bidang penampang irisan antara bidang dengan bangun
ruang menurut Wahyudin dan Turmudi (2002), antara lain:
a. Jika dua garis itu tidak sejajar harus dapat ditentukan apakah kedua
garis itu berpotongan atau bersilangan.
b. Jika dua buah garis itu sebidang dan tidak sejajar maka keduanya
saling berpotongan.
c. Pemahaman akan garis-garis yang sebidang dan garis persekutuan
antara dua bidang.
9. Kesalahan dalam Pembelajaran Geometri Ruang
Soemadi (1991) menjabarkan kesalahan dalam pembelajaran
geometri sebagai kesalahan konsep: salah konsep (meliputi salah konsep
dan tidak tahu konsep, yaitu belum diberi konsep atau tidak mengerti
konsep), konsep salah, dan salah operasi. Konsep adalah ide atau
pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2015).
Soemadi menjelaskan bahwa kesalahan konsep akan berakibat lemahnya
penguasaan terhadap materi secara utuh, mulai dari kesalahan konsep
dasar hingga penguasaan konsep selanjutnya yang lebih tinggi,
mengingat urutan materi dalam ilmu matematika tersusun secara
hierarkis. Soemadi juga menemukan beberapa bentuk kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mahasiswa di luar salah konsep (diringkas berdasarkan keterkaitan
dengan menggambar bangun ruang):
a. Mahasiswa belum mampu menyusun struktur bangun ruang.
b. Mahasiswa mengalami kesulitan mengabstraksikan dalam ruang.
c. Mahasiswa mengalami kesulitan mengabstraksikan jaring-jaring
kubus (jika menggunakan alat peraga tidak kesulitan).
d. Mahasiswa tidak tahu konsep mana yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu masalah.
e. Jika diketahui suatu bangun ruang mahasiswa dapat menentukan
banyaknya sisi, banyaknya rusuk, dan banyaknya titik sudut, tetapi
tidak sebaliknya.
f. Mahasiswa memandang bangun ruang sebagai bangun datar.
g. Mahasiswa belum dapat membedakan dua garis tegak lurus pada
dimensi dua dan dimensi tiga.
h. Mahasiswa lebih mampu menyelesaikan permasalahan geometri
secara aljabar dibanding dengan cara geometrik.
i. Mahasiswa menganggap bahwa ruas garis yang berpotongan pada
bidang gambar adalah garis-garis yang benar-benar berpotongan.
j. Mahasiswa tidak dapat membedakan antara garis yang terletak pada
suatu bidang dengan garis yang tidak terletak pada bidang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
B. Kerangka Berpikir
Dari paparan landasan teori tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat
kemampuan berpikir keruangan yang dimiliki tiap individu dapat
mempengaruhi kemampuannya dalam melukis atau menggambar bangun
ruang. Kemampuan berpikir keruangan yang berkaitan dengan garis, bentuk,
ruang, ukuran, dan gabungan dari elemen-elemen tersebut dapat diwujudkan
dalam dimensi dua maupun dimensi tiga. Dengan mencermati hal tersebut,
diharapkan terdapat hubungan antara kemampuan berpikir keruangan dengan
kemampuan melukis dalam ruang bagi mahasiswa. Hubungan tersebut akan
diselidiki lebih lanjut dalam penelitian ini dengan menggunakan tes
kemampuan berpikir keruangan dan tes yang mencakup melukis titik tembus
dan irisan suatu bidang dengan bangun ruang serta menggambar bangun
ruang sisi datar.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kemampuan berpikir keruangan dengan kemampuan
melukis dalam ruang mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata
Dharma pada tahun akademik 2014/2015 yang menempuh mata kuliah
Geometri Ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut:
1. Dengan pendekatan kuantitatif, penelitian ini meneliti kemampuan
berpikir keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang yang hasilnya
dinyatakan dalam bentuk skor serta mencari dan menemukan korelasi
antara kemampuan berpikir keruangan yang dimiliki subjek dengan
kemampuan melukis dalam ruang. Setyosari (2010:36-37)
mendefinisikan penelitian korelasional sebagai salah satu penelitian
deskriptif di mana peneliti tidak hanya mendeskripsikan variabel-variabel
tetapi juga menguji sifat hubungan di antara variabel kuantitatif tersebut.
Analisis dilakukan dengan metode statistik yang akan dijabarkan pada
bab selanjutnya.
2. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menjabarkan kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh subjek dalam mengerjakan tes
kemampuan melukis dalam ruang, mencakup kemampuan menggambar
bangun ruang sisi datar serta kemampuan menggambar titik tembus dan
irisan suatu bidang dengan bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma tahun akademik 2014/2015 yang mengikuti mata
kuliah Geometri Ruang pada semester genap (semester 2). Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik kelompok atau rumpun, yaitu teknik
yang digunakan apabila populasi atau sampel yang tersedia adalah berupa
unit-unit rumpun dalam populasi (Setyosari, 2010:171). Sampel yang dipilih
adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Geometri Ruang dengan dosen
pengampu Prof. Dr. St. Suwarsono, yaitu kelas A sebanyak 45 orang.
C. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir keruangan dan
kemampuan melukis dalam ruang yang dimiliki oleh mahasiswa Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang menempuh mata kuliah
Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015.
D. Perumusan Variabel-variabel
Peneliti membatasi dua variabel pada penelitian ini, antara lain:
1. Variabel bebas yaitu kemampuan berpikir keruangan yang dimiliki tiap
subjek. Kemampuan ini disebut variabel bebas karena merupakan salah
satu aspek dari kecerdasan yang dimiliki subjek dan berkembang dalam
diri tiap-tiap subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Variabel terikat yaitu kemampuan melukis dalam ruang. Variabel ini
disebut terikat karena diprediksi akan dipengaruhi oleh tingkat
kemampuan berpikir keruangan yang dimiliki tiap-tiap subjek.
Kedua variabel tersebut dikategorikan sebagai variabel kontinu, yaitu
variabel yang secara teoritis bisa bernilai berapapun di antara dua nilai yang
diketahui (Harinaldi, 2005), karena nilai dari kedua variabel tersebut dapat
dinyatakan dengan bilangan real yang diperoleh dari hasil pengukuran
(measurement).
Kemampuan berpikir keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang
merupakan dua hal yang berhubungan erat dan saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lain. Tidak menutup kemungkinan bahwa kemampuan
melukis dalam ruang dapat menjadi variabel bebas yang dapat mempengaruhi
tingkat kemampuan berpikir keruangan.
E. Bentuk Data
Berdasarkan jenis variabelnya, kedua data berikut berjenis data kontinu
berskala interval, yaitu dengan rentang nilai (skor) 0 –100:
1. Hasil nilai tes kemampuan berpikir keruangan, dan
2. Hasil nilai tes kemampuan melukis dalam ruang yang diperoleh dari
ujian tengah semester (UTS) pada mata kuliah Geometri Ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Selain data kuantitatif tersebut di atas, penelitan ini juga menggunakan
bentuk data kualitatif, yaitu data hasil pengerjaan melukis dalam ruang oleh
subjek. Berdasarkan data kualitatif tersebut, peneliti akan mendata jenis-jenis
kesalahan yang dilakukan oleh subjek pada tiap-tiap nomor tes kemampuan
melukis dalam ruang. Kesalahan-kesalahan tersebut akan diklasifikasikan ke
dalam kelompok yang lebih umum.
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa:
a. Pelaksanaan tes, yaitu tes kemampuan berpikir keruangan dan tes
kemampuan melukis dalam ruang. Tiap tes dilaksanakan dengan
menggunakan waktu satu kali tatap muka pada mata kuliah Geometri
Ruang.
b. Pengisian lembar biodata yang berisi nama lengkap, program studi,
Nomor Induk Mahasiswa (NIM), jenis kelamin, tempat dan tanggal
lahir, serta nama dan alamat sekolah asal subjek penelitian.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini antara lain:
a. Lembar soal dan dan lembar jawab tes kemampuan berpikir
keruangan. Penelitian ini menggunakan tes kemampuan berpikir
keruangan yang berjudul 24 Spatial Thinking Questions (Set 2) yang
disusun oleh N. Wattanawaha di Faculty of Education, Monash
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
University, Australia (1997). Tes ini disadur dalam bahasa Indonesia
oleh Prof. Dr. St. Suwarsono dari Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Instrumen ini berisi 24 butir soal mengenai tiga jenis
kemampuan berpikir keruangan: relasi keruangan, visualisasi
keruangan, dan orientasi keruangan. Bentuk soal yang diberikan
antara lain memilih satu jawaban benar dari lima pilihan jawaban
yang tersedia, mengisi secara singkat, dan melengkapi gambar
(Rahayuningrum, 1996).
Dari 24 soal tes tersebut, tiap-tiap soal membutuhkan peran dari
ketiga jenis kemampuan berpikir keruangan karena ketiga
kemampuan ini saling berkaitan erat satu sama lain. Namun, tiap-tiap
soal membutuhkan jenis kemampuan berpikir keruangan tertentu
yang lebih kuat dibandingkan dengan jenis lainnya. Berikut ini akan
dipaparkan jenis kemampuan berpikir keruangan yang paling
menonjol dari tiap soal menurut peneliti berdasarkan landasan teori
yang telah dipaparkan sebelumnya:
Tabel 3.1. Jenis Kemampuan Keruangan dari Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Keruangan
No. Jenis Kemampuan
Keruangan
Keterangan
1. Visualisasi keruangan Membayangkan bentuk jaring-jaring
bangun ruang
2. Orientasi keruangan Menggambar sesuai pola yang
ditentukan
3. Orientasi keruangan Melanjutkan gambar sesuai pola
4. Relasi keruangan,
orientasi keruangan
Menentukan gambar yang paling tepat
sesuai pola yang ditentukan
5. Orientasi keruangan Melihat wujud benda ketika
kedudukannya diubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
No. Jenis Kemampuan
Keruangan
Keterangan
6. Relasi keruangan,
orientasi keruangan
Menghitung banyak kubus satuan yang
membentuk suatu bangun
7. Orientasi keruangan Menggambar sesuai pola yang
ditentukan
8. Visualisasi keruangan,
relasi keruangan
Menentukan banyak bagian yang
diperoleh ketika kawat dilipat
9. Visualisasi keruangan Menentukan bentuk benda yang
dihasilkan ketika suatu benda dipotong
10. Orientasi keruangan Melihat objek dari kedudukan yang
berbeda
11. Visualisasi keruangan Menentukan objek yang berbeda dari
objek lainnya ketika objek-objek
tersebut diputar
12. Visualisasi keruangan Mencari gambar yang sama dengan
soal ketika gambar tersebut diputar
13. Orientasi keruangan Melanjutkan pola gambar
14. Relasi keruangan Menghitung luas daerah
15. Orientasi keruangan Melihat wujud benda ketika
kedudukannya diubah
16. Visualisasi keruangan,
orientasi keruangan
Menentukan wujud benda ketika benda
tersebut dicerminkan
17. Visualisasi keruangan Menentukan letak titik sudut ketika
suatu bangun ruang diputar
18. Relasi keruangan Menghitung banyak objek yang sejajar
19. Relasi keruangan Menghitung banyak sisi pada bangun
ruang
20. Orientasi keruangan Melihat wujud benda ketika
kedudukannya diubah
21. Visualisasi keruangan Membayangkan wujud benda ketika
diputar
22. Orientasi keruangan Menentukan kelanjutan gambar yang
sesuai dengan pola
23. Visualisasi keruangan Menentukan bentuk benda setelah
dilipat dan digunting
24. Orientasi keruangan Menentukan arah
b. Lembar soal, lembar jawab, dan lembar buram untuk tes kemampuan
melukis dalam ruang yang juga merupakan Ujian Tengah Semester
(UTS). Instrumen ini berisi lima butir soal: nomor 1 dan 2 berkaitan
dengan kemampuan menggambar bangun ruang, nomor 3 dan 4b
berkaitan dengan kemampuan melukis irisan suatu bidang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bangun ruang, dan nomor 4a berkaitan dengan kemampuan melukis
titik tembus suatu garis dengan bidang pada bangun ruang. Jenis soal
yang digunakan adalah soal essay.
Seperti halnya instrumen tes kemampuan berpikir keruangan,
tiap-tiap soal pada instrumen kemampuan melukis dalam ruang juga
membutuhkan peran dari ketiga jenis kemampuan berpikir
keruangan. Berikut ini akan dipaparkan jenis kemampuan berpikir
keruangan yang paling menonjol dari tiap soal tes kemampuan
melukis dalam ruang menurut peneliti berdasarkan landasan teori:
Tabel 3.2. Jenis Kemampuan Keruangan dari Instrumen Tes Kemampuan
Melukis dalam Ruang
Nomor Soal
Jenis
Kemampuan
Keruangan
Keterangan
1 dan 2
(menggambar
bangun ruang)
Relasi
keruangan
Menentukan bidang frontal, garis
orthogonal, besar dan letak sudut
surut, serta kedudukan titik, garis, dan
bidang
Visualisasi
keruangan
Membayangkan bentuk bangun ruang
serta unsur-unsurnya sesuai dengan
bidang frontal yang ditentukan
Orientasi
keruangan
Menentukan bentuk bangun ruang
yang diminta soal ketika dilihat dari
sudut pandang bidang frontal tertentu
3 dan 4b
(melukis irisan
bidang pada
bangun ruang)
Visualisasi
keruangan
Menentukan irisan yang terbentuk
ketika bidang pengirisnya sudah
tertentu
Relasi
keruangan
Menentukan kedudukan garis dengan
garis, garis dengan bidang, dan bidang
dengan bidang
Orientasi
keruangan
Melihat bangun ruang pada bidang
gambar sebagai bangun dimensi tiga
4a
(melukis titik
tembus garis
pada bidang)
Relasi
keruangan
Menentukan garis persekutuan bidang
dengan bidang, menentukan titik
persekutuan garis dengan bidang.
Orientasi
keruangan
Melihat bangun ruang pada bidang
gambar sebagai bangun dimensi tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
c. Lembar biodata berukuran 21cm 7,17 cm (satu lembar kertas A4
dibagi menjadi empat bagian).
G. Metode/Teknik Analisis Data
1. Analisis Kelayakan Instrumen
Pada penelitian ini, kedua instrumen yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data tidak diujicoba terlebih dahulu dengan pertimbangan
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kemampuan berpikir keruangan, penelitian ini
menggunakan instrumen yang telah disusun dan dibakukan oleh N.
Wattanawaha di Australia dan dialihbahasakan ke dalam bahasa
Indonesia oleh Prof. Dr. St. Suwarsono. Instrumen ini sudah pernah
diujicoba oleh peneliti sebelumnya yang berasal dari Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma, yakni Rosalia Hera
Rahayuningrum pada penelitian yang dilaksanakan tahun 1996. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan hasil validasi dan koefisien
reliabilitas instrumen kemampuan berpikir keruangan yang telah
diujikan pada penelitian yang dilakukan oleh Rosalia Hera
Rahayuningrum.
b. Untuk mengetahui kemampuan melukis dalam ruang, peneliti
menggunakan instrumen yang telah disusun oleh dosen pembimbing
skripsi sekaligus dosen pengampu mata kuliah Geometri Ruang,
yakni Prof. Dr. St. Suwarsono. Instrumen ini telah disusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sedemikian rupa dan diuji kelayakannya secara isi dan konstruk agar
butir soal dapat dikatakan kredibel dan dapat dijadikan acuan untuk
melihat ketercapaian materi melukis dalam ruang. Mustafa (2009)
menjelaskan bahwa validitas isi adalah validitas yang berkaitan
dengan seberapa lengkap butir-butir yang digunakan telah memadai
atau dapat mengungkap sebuah konsep, sedangkan validitas konstruk
adalah uji kecocokan antara butir-butir soal dalam instrumen dengan
teori yang mendasari (digunakan untuk mendefinisikan) konsep atau
konstruk yang diukur.
Pengujian kelayakan instrumen ini tidak memungkinkan
menggunakan sampel lain mengingat instrumen tes melukis dalam
ruang juga merupakan soal Ujian Tengah Semester (UTS).
Pemberian soal UTS yang sama antara satu sampel dengan sampel
yang lain dikhawatirkan dapat mengakibatkan kebocoran soal karena
jumlah populasi yang tidak terlalu besar, rentang waktu pengadaan
UTS antar kelas yang cukup jauh, dan jumlah soal yang sedikit.
Kebocoran soal yang mungkin terjadi dapat mempengaruhi hasil
perolehan data dan analisis penelitian.
2. Analisis Data Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik
analisis statistik untuk mengetahui hubungan atau korelasi antar variabel
yang diteliti dan klasifikasi (pengelompokan) kesalahan-kesalahan subjek
penelitian dalam melukis bangun ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
a. Teknik Analisis Statistik
Dari data penelitian yang telah diperoleh, hasil tiap-tiap tes
ditampilkan dan dideskripsikan dalam Statistik Deskriptif berupa:
1) Data mentah, yaitu perolehan skor tiap butir soal dan perolehan
nilai secara keseluruhan.
2) Tabel frekuensi perolehan nilai tiap subjek.
3) Ukuran pemusatan data, yakni mean (rata-rata), median (nilai
tengah), modus (nilai yang paling sering muncul), dan sum
(jumlah nilai).
4) Ukuran penyebaran data, yakni standar deviasi, variansi, range
(jangkauan), nilai minimum, dan nilai maksimum.
5) Histogram
Selanjutnya, data tersebut akan diolah dalam Statistik Inferensi
atau penarikan kesimpulan untuk melihat hubungan/korelasi antara
kemampuan berpikir keruangan dengan kemampuan melukis dalam
ruang. Langkah-langkah penarikan kesimpulan sebagai berikut:
1) Untuk menentukan teknik analisis korelasi, diperlukan uji
normalitas data hasil penelitian. Uji normalitas ini dilakukan
untuk melihat apakah data hasil penelitian terdistribusi normal
atau tidak. Pengujian normalitas ini menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan aplikasi SPSS 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2) Jika data terdistribusi normal maka uji yang akan digunakan
adalah korelasi Product Moment Pearson, dan jika terdapat data
yang tidak berdistribusi normal maka uji yang akan digunakan
adalah korelasi Spearman Rank.
b. Teknik Klasifikasi Kesalahan Melukis dalam Ruang
Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan melukis dalam ruang
yang paling sering dilakukan oleh subjek penelitian, peneliti
membuat tabel kesalahan apa saja yang dilakukan tiap subjek pada
tiap nomor soal. Berdasarkan kesalahan-kesalahan tersebut, peneliti
merekapitulasi banyaknya kesalahan tersebut dan disusun
berdasarkan pola kesalahan yang ditemukan.
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, antara lain:
1. Tahap persiapan. Peneliti menyusun kegiatan penelitian yang akan
dilaksanakan, mulai dari mencari kajian pustaka yang akan menjadi
landasan teori bagi penelitian ini, menyusun proposal, bekerja sama
dengan dosen pembimbing dalam menentukan waktu pengambilan data
(pelaksanaan tes) hingga penyusunan instrumen, dan menyampaikan
permohonan ijin kepada Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma untuk melakukan penelitian.
2. Tahap pelaksanaan. Peneliti dibantu oleh dosen pembimbing sekaligus
dosen pengampu mata kuliah Geometri Ruang kelas A dan C dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
memberikan tes kemampuan berpikir keruangan dan tes kemampuan
melukis dalam ruang yang dilaksanakan pada waktu satu kali tatap muka
mata kuliah Geometri Ruang. Subjek penelitian yang tidak hadir pada
saat pelaksanaan tes (dengan permohonan ijin) diberikan kesempatan
untuk mengikuti tes susulan.
3. Tahap analisis data. Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu melakukan
penilaian berdasarkan pedoman penskoran yang telah disetujui oleh
dosen pembimbing selaku dosen pengampu mata kuliah Geometri Ruang.
Penilaian yang dilakukan tidak hanya memberi nilai tetapi juga
memberikan keterangan tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan tiap
subjek berdasarkan landasan teori. Nilai hasil tes diolah menggunakan
aplikasi SPSS 17 untuk melihat korelasi antara kemampuan berpikir
keruangan (diukur dengan tes kemampuan berpikir keruangan) dan
kemampuan melukis dalam ruang (diukur dengan Ujian Tengah
Semester). Kesalahan-kesalahan melukis dalam ruang disusun dan
dikelompokkan untuk melihat kesalahan mana yang paling banyak
dilakukan oleh subjek penelitian.
I. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – Juli 2015 dengan keterangan
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.3. Perencanaan Pelaksanaan Penelitian
Jenis
kegiatan
Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Persiapan
Pengambilan
Data
Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, DAN
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Program Studi S1 Pendidikan Matematika adalah salah satu program
studi di FKIP Universitas Sanata Dharma yang berdiri pada tanggal 28
Januari 1985. Beralamat di Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan,
Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma memiliki tujuan menghasilkan Sarjana
Pendidikan Matematika yang menguasai ilmu matematika dan matematika-
sekolah, menguasai metodologi pembelajaran matematika sekolah menengah,
berwawasan luas dan memiliki integritas tinggi dalam dunia pendidikan, dan
mampu bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan yang terkait
dengan pendidikan matematika. Program studi ini juga mengupayakan aspek
ketuntasan pada setiap mata kuliah yang ditawarkan dengan memperhatikan
efisiensi waktu studi, sehingga memungkinkan peserta didik untuk dapat
menyelesaikan seluruh program dalam waktu 8 semester.
Tenaga pendidik di program studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma terdiri dari lulusan S2, S3 dan guru besar. Fasilitas pendukung
yang ada meliputi: ruang kelas, perpustakaan, laboratorium komputer,
pengajaran mikro, dan alat peraga pembelajaran matematika. Program studi
ini bekerja sama dengan berbagai sekolah di Yogyakarta untuk melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
PPL dan juga institusi kependidikan dalam pengembangan dan peningkatan
kemampuan guru matematika. Adapun SK Izin operasional terakhir No:
8192/D/T/K-V/2011 tanggal 3 Agustus 2011 sampai dengan 19 Agustus
2015. Peringkat (nilai) akreditasi terakhir adalah A, dengan Nomor SK BAN-
PT: 242/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/XII/2013.
B. Kelayakan Instrumen
1. Instrumen kemampuan berpikir keruangan
Instrumen ini telah diuji kelayakannya oleh Rosalia Hera Rahayuningrum
(1996). Untuk mengukur validitas butir soal digunakan rumus korelasi
Point Biserial, yaitu korelasi yang digunakan untuk satu variabel diukur
dalam skala interval atau rasio dan variabel lainnya adalah variabel
nominal dengan dua tingkatan klasifikasi (Priswati, 2013). Validitas ini
dicari dengan mengkorelasikan butir soal dengan skor total yang
kemudian diuji signifikansi koefisien korelasi tersebut menggunakan uji
tabel hasil korelasi Product Moment. Kesimpulan dari hasil
perhitungan validitas tersebut adalah 15 butir dinyatakan mempunyai
korelasi yang signifikan dan sembilan butir tidak mempunyai korelasi
yang signifikan. Untuk mengukur reliabilitas tes digunakan rumus
Kuder-Richardson 20 (KR-20) dengan hasil koefisien reliabilitas sebesar
0,784. Dengan pertimbangan bahwa tes kemampuan berpikir keruangan
ini merupakan tes saduran dari tes asli yang validitas dan reliabilitasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
telah teruji di Australia maka semua butir soal tetap digunakan pada
penelitian ini.
2. Instrumen kemampuan melukis bangun ruang
Instrumen ini disusun oleh Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen
pengampu mata kuliah Geometri Ruang. Dari hasil wawancara, peneliti
mengetahui proses penyusunan tiap butir soal pada instrumen ini yaitu
memperhatikan kemampuan berpikir keruangan yang disesuaikan dengan
materi yang telah diajarkan pada saat perkuliahan Geometri Ruang.
Setiap butir soal mencakup tiga jenis kemampuan berpikir keruangan,
yaitu kemampuan relasi keruangan, kemampuan visualisasi keruangan,
dan kemampuan orientasi keruangan, dengan porsi yang berbeda-beda di
tiap soalnya. Pengujian kelayakan instrumen yang digunakan oleh Prof.
Dr. St. Suwarsono didasarkan pada isi (disesuaikan dengan landasan teori
dan materi kuliah) dan proses konstruksi soal (didapat pada komponen-
komponen apa saja yang memang secara teoritik akan ditampakkan oleh
subjek dalam pengerjaan soal).
C. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Penelitian dilaksanakan di program studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma pada mata kuliah Geometri Ruang kelas A.
Pelaksanaan tes kemampuan melukis dalam ruang diadakan pada hari Rabu, 8
April 2015 dengan waktu tiga jam pertemuan (satu kali tatap muka). Tes ini
dilaksanakan sekaligus sebagai Ujian Tengah Semester untuk mata kuliah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Geometri Ruang dan diikuti oleh 44 mahasiswa karena satu mahasiswa tidak
hadir.
Pelaksanaan tes kemampuan berpikir keruangan diadakan pada hari
Rabu, 29 April 2015 dengan waktu 40 menit pertama pada satu kali tatap
muka mata kuliah Geometri Ruang. Dosen pengampu Geometri Ruang sudah
mengarahkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti tes ini karena hasilnya
akan disertakan sebagai nilai Ujian Tengah Semester 2 (untuk membantu nilai
UTS sebelumnya). Tes ini hanya diikuti oleh 42 mahasiswa karena tiga
mahasiswa tidak hadir.
Dari informasi yang diperoleh, satu mahasiswa diketahui telah
mengundurkan diri dari program studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma sebelum tes kemampuan melukis dalam ruang (UTS)
dilaksanakan. Dua mahasiswa tidak mengikuti tes kemampuan berpikir
keruangan tanpa pemberitahuan kepada dosen pengampu mata kuliah
Geometri Ruang. Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing sekaligus
dosen pengampu mata kuliah Geometri Ruang, kedua mahasiswa yang tidak
mengikuti tes kemampuan berpikir keruangan ini tidak dapat diberi
kesempatan untuk mengikuti tes susulan dikarenakan jumlah ketidakhadiran
pada mata kuliah yang bersangkutan sudah melebihi 25% dari jumlah
kehadiran yang seharusnya. Mahasiswa yang akan dijadikan subjek pada
penelitian ini adalah mahasiswa Geometri Ruang kelas A yang mengikuti
kedua pelaksanaan tes yaitu sebanyak 42 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
D. Penyajian dan Deskripsi Data Penelitian
Berikut ini akan ditampilkan hasil perolehan nilai tiap subjek dari kedua
tes yang dilaksanakan. Data tersebut dijabarkan dalam Statistik Deskriptif dan
diolah menggunakan SPSS 17. Demi kerahasiaan data, nama mahasiswa yang
menjadi subjek penelitian ditampilkan dengan nama S1 (Subjek 1), S2
(Subjek 2), dst.
1. Data Kemampuan Berpikir Keruangan
Data ini diolah sebagai variabel Keruangan pada SPSS 17. Tiap butir
soal tes kemampuan berpikir keruangan yang benar diberi skor 1 dan
yang salah diberi skor 0. Perhitungan nilai total dicari menggunakan
Microsoft Excel dengan menggunakan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.1. Perolehan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan
No Subjek Nomor Soal Total Skor
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 B S
1 S1 B B B B B S S B B B B B B S B B S B B S B S B B 18 6 75.00
2 S2 B B B B B S S S S B S S S B S B B S S S B S S B 11 13 45.83
3 S3 B B B B B S B S B B B B B B B B B B B B S S B B 20 4 83.33
4 S4 B B B B S B B S B B B S B B B S S B B B B B B B 19 5 79.17
5 S5 B B B B B S B B B B B B B B B B B B B B B B B B 23 1 95.83
6 S6 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B 24 0 100
7 S7 B B B B S S B S B B S S B S B S S B B S B S S S 12 12 50.00
8 S8 B B B B B S S B B B B B B B B B B B B B B B B B 22 2 91.67
9 S9 B B B B S S B S B S S S B S B B B B B S B B S S 14 10 58.33
10 S10 B B B B S S S B B B B S B B B B B S S S B S B B 16 8 66.67
11 S11 B B B B S S B S B B S S B S B B S B B S B S S B 14 10 58.33
12
S12 B B B B B S B B B B B B B B B B B B B B B S B B 22 2 91.67
13 S13 B B B B B S B S S S B S S S B B B B B B B S B B 16 8 66.67
14 S14 B B B B B B B B S S B B B B B B S B B B B S B S 19 5 79.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No Subjek Nomor Soal Total Skor
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 B S
15 S15 B B B B B S B B B B B B B B B B B B B S B S B B 21 3 87.50
16 S16 B B B B S S B B B B B B B B B B S B S B B B B B 20 4 83.33
17 S17 B S B B S B B S B B S B B B S S B B S S B S S B 14 10 58.33
18 S18 B B B B B S B B B B B B B B B S B B B B B S S B 20 4 83.33
19 S19 B S B B B B B B B B B B B B B B B B B B B S B B 22 2 91.67
20 S20 B B B B B S B B B B B B B B B B B B B B B B B B 23 1 95.83
21 S21 B B S B B S B S B B B B B B B B B B S B B B B B 20 4 83.33
22 S22 B B B B B B B S B B B B B B B B B B B B B B B S 22 2 91.67
23 S23 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B 24 0 100
24 S24 B B B B B B B B B B B S B B B B B B B B B B B B 23 1 95.83
25 S25 B S B B B B S S B B B B B B B B B B B B B B S B 20 4 83.33
26 S26 B B B B B S B B B B B B B B B B B B B B B B B B 23 1 95.83
27 S27 B B B B B B B S B S B B B B B S B B B B B B S B 20 4 83.33
28 S28 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B 24 0 100
29 S29 B B B B B B B B B S B B B B B B B B B B B S B B 22 2 91.67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
No Subjek Nomor Soal Total Skor
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 B S
30 S30 B B B B B S B B B B B S B B B S S S B B B S S S 16 8 66.67
31 S31 B B B B S B B B B S B B B B B B B B B B B B B B 22 2 91.67
32 S32 B B B B B B B S S B B B B B B B S B B B B S B B 20 4 83.33
33 S33 B B B B S S B S B S B B S B B B B B B B S S B B 17 7 70.83
34 S34 B B B B B B B B S B B B S B B B B B B B B B S B 21 3 87.50
35 S35 B B B B S B B S B B B S B B B B B B B B B B B B 21 3 87.50
36 S36 B B B B S S S B B S B B B B B B S B S S B B B B 17 7 70.83
37 S37 B B B B B B B S B B B B B B B B B B B B B B B B 23 1 95.83
38 S38 B B B B S S B S S S S B B B S S S B B S B S S B 12 12 50.00
39 S39 B B B S B S S B B B B S B B B B B B B S B B B B 19 5 79.17
40 S40 B B B B B S S S B S B S B B B B B B B B B S B B 18 6 75.00
41 S41 B S B B B S B S B B B B B B B B S B B S B S S S 16 8 66.67
42 S42 B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B 24 0 100
Total Skor 42 38 41 41 30 18 34 23 36 32 36 30 38 37 39 35 31 39 36 30 40 22 30 35 814 194 3392
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Deskripsi data kemampuan berpikir keruangan:
a. Tabel Frekuensi
Tabel 4.2. Frekuensi Perolehan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan
Keruangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 45.83 1 2.4 2.4 2.4
50.00 2 4.8 4.8 7.1
58.33 3 7.1 7.1 14.3
66.67 4 9.5 9.5 23.8
70.83 2 4.8 4.8 28.6
75.00 2 4.8 4.8 33.3
79.17 3 7.1 7.1 40.5
83.33 7 16.7 16.7 57.1
87.50 3 7.1 7.1 64.3
91.67 6 14.3 14.3 78.6
95.83 5 11.9 11.9 90.5
100.00 4 9.5 9.5 100.0
Total 42 100.0 100.0
b. Ukuran Pemusatan
Tabel 4.3. Ukuran Pemusatan Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan
Statistics
Keruangan
N Valid 42
Missing 0
Mean 80.7540
Median 83.3333
Mode 83.33
Sum 3391.67
Pembahasan:
1) Mean (rata-rata) adalah nilai khas yang mewakili sifat tengah
atau posisi pusat dari suatu kumpulan nilai data. Dari output
SPSS terlihat bahwa rata-rata nilai tes kemampuan berpikir
keruangan kelas A adalah 80,75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2) Median menyatakan posisi tengah dari nilai data terjajar.
Berdasarkan tabel frekuensi dan output SPSS didapat median
dari nilai tes kemampuan berpikir keruangan kelas A adalah
83,33. Pada tabel frekuensi terlihat bahwa persen kumulatif
mencapai 57,1% pada nilai 83,33 dengan frekuensi 7, sehingga
sebanyak 57,1% mahasiswa mendapatkan nilai di bawah atau
sama dengan 83,33 dan 42,9% mendapatkan nilai di atas 83,33.
3) Mode (modus) adalah nilai yang paling sering muncul atau yang
frekuensinya terbesar. Berdasarkan tabel frekuensi dan output
SPSS didapat modus dari nilai tes kemampuan berpikir
keruangan kelas A adalah 83,33 dengan frekuensi 7. Dengan
kata lain, sebanyak 7 orang mendapat nilai 83,33.
4) Sum adalah jumlah nilai keseluruhan dari perolehan nilai
mahasiswa kelas A, yaitu sebesar 3391,67. Nilai ini cukup dekat
dari perolehan nilai utuh jika semua mahasiswa mendapatkan
nilai maksimal, yaitu nilai 100 42 mahasiswa = 4200.
c. Ukuran Penyebaran
Tabel 4.4. Ukuran Penyebaran Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan
Statistics
Keruangan
N Valid 42
Missing 0
Std. Deviation 14.97945
Variance 224.384
Range 54.17
Minimum 45.83
Maximum 100.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Pembahasan:
1) Standar Deviasi dari nilai tes kemampuan berpikir keruangan
kelas A adalah 14,98. Standar deviasi ini tidak lebih dari 20%
nilai mean, yaitu 16,1508 sehingga dapat dikatakan standar
deviasi ini tidak besar. Hal ini menunjukkan adanya
penyimpangan nilai-nilai tiap subjek dengan nilai rata-rata kelas
yang cukup kecil. Penyebaran data tes kemampuan berpikir
keruangan tidak terlalu bervariasi sehingga potensi munculnya
satu atau lebih data outlier cukup rendah (Santoso, 2014).
2) Variansi dari nilai tes kemampuan berpikir keruangan kelas A
adalah 224,384.
3) Range (jangkauan data) dari nilai tes kemampuan berpikir
keruangan kelas A adalah 54,17. Hal ini terlihat dari nilai
minimum yaitu 45,83 dan nilai maksimum yaitu 100.
d. Histogram
Gambar 4.1. Histogram Nilai Tes Kemampuan Berpikir Keruangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari histogram tersebut, dapat dikatakan data kemampuan
berpikir keruangan berdistribusi normal, karena data membentuk
kurva yang menyerupai bentuk lonceng. Pengujian normalitas akan
dibahas lebih lanjut dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
2. Data Kemampuan Melukis dalam Ruang
Data ini diolah menggunakan SPSS 17 dan diinput sebagai variabel
UTS. Skor maksimal pada tiap butir soal UTS Geometri Ruang adalah:
a. Skor 25 untuk masing-masing nomor 1 dan 2
b. Skor 20 untuk nomor 3
c. Skor 15 untuk masing-masing nomor 4a dan 4b
Tabel 4.5. Perolehan Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam Ruang
No Subjek Nomor Soal
Nilai 1 2 3 4a 4b
1 S1 2 7 5 3 3 20
2 S2 2 5 3 0 3 13
3 S3 5 8 3 3 3 22
4 S4 5 7 3 3 3 21
5 S5 7 8 3 15 3 36
6 S6 4 2 3 15 2 26
7 S7 1 3 3 3 3 13
8 S8 5 8 3 3 0 19
9 S9 2 7 3 3 3 18
10 S10 1 1 3 3 2 10
11 S11 5 7 3 3 3 21
12 S12 5 15 20 15 3 58
13 S13 4 6 3 3 3 19
14 S14 5 8 3 3 3 22
15 S15 19 15 3 12 0 49
16 S16 8 8 3 15 3 37
17 S17 3 7 3 3 3 19
18 S18 6 8 20 15 3 52
19 S19 8 8 3 15 3 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No Subjek Nomor Soal
Nilai 1 2 3 4a 4b
20 S20 3 8 3 15 3 32
21 S21 5 8 3 5 3 24
22 S22 7 7 3 2 0 19
23 S23 25 22 3 15 3 68
24 S24 5 8 3 15 3 34
25 S25 5 8 3 15 3 34
26 S26 5 8 20 15 0 48
27 S27 2 0 3 3 3 11
28 S28 25 25 20 15 15 100
29 S29 7 5 3 15 3 33
30 S30 5 7 3 3 3 21
31 S31 6 8 3 15 3 35
32 S32 7 8 3 3 0 21
33 S33 5 8 7 3 3 26
34 S34 4 8 3 3 3 21
35 S35 25 8 3 14 3 53
36 S36 1 8 3 3 3 18
37 S37 4 8 5 3 3 23
38 S38 2 6 3 3 2 16
39 S39 7 8 3 3 0 21
40 S40 5 8 3 3 3 22
41 S41 5 7 3 3 3 21
42 S42 18 19 5 15 15 72
Total Skor 280 348 204 324 129 1285
Deskripsi data kemampuan melukis dalam ruang:
a. Tabel Frekuensi
Tabel 4.6. Frekuensi Perolehan Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam
Ruang
UTS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
10.00 1 2.4 2.4 2.4
11.00 1 2.4 2.4 4.8
13.00 2 4.8 4.8 9.5
16.00 1 2.4 2.4 11.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
UTS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
18.00 2 4.8 4.8 16.7
19.00 4 9.5 9.5 26.2
20.00 1 2.4 2.4 28.6
21.00 7 16.7 16.7 45.2
22.00 3 7.1 7.1 52.4
23.00 1 2.4 2.4 54.8
24.00 1 2.4 2.4 57.1
26.00 2 4.8 4.8 61.9
32.00 1 2.4 2.4 64.3
33.00 1 2.4 2.4 66.7
34.00 2 4.8 4.8 71.4
35.00 1 2.4 2.4 73.8
36.00 1 2.4 2.4 76.2
37.00 2 4.8 4.8 81.0
48.00 1 2.4 2.4 83.3
49.00 1 2.4 2.4 85.7
52.00 1 2.4 2.4 88.1
53.00 1 2.4 2.4 90.5
58.00 1 2.4 2.4 92.9
68.00 1 2.4 2.4 95.2
72.00 1 2.4 2.4 97.6
100.00 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
b. Ukuran Pemusatan
Tabel 4.7. Ukuran Pemusatan Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam Ruang
Statistics
UTS
N Valid 42
Missing 0
Mean 30.5952
Median 22.0000
Mode 21.00
Sum 1285.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pembahasan:
1) Mean (rata-rata) adalah nilai khas yang mewakili sifat tengah
atau posisi pusat dari suatu kumpulan nilai data. Dari output
SPSS terlihat bahwa rata-rata nilai UTS Geometri Ruang kelas
A adalah 30,6.
2) Median menyatakan posisi tengah dari nilai data terjajar.
Berdasarkan tabel frekuensi dan output SPSS didapat median
dari nilai UTS Geometri Ruang kelas A adalah 22. Pada tabel
frekuensi terlihat bahwa persen kumulatif mencapai 52,4% pada
nilai 22 dengan frekuensi 3, sehingga sebanyak 52,4%
mahasiswa kelas A mendapatkan nilai di bawah atau sama
dengan 22 dan 47,6% mendapatkan nilai di atas 22.
3) Mode (modus) adalah nilai yang paling sering muncul atau yang
frekuensinya terbesar. Berdasarkan tabel frekuensi dan output
SPSS didapat modus dari nilai UTS Geometri Ruang kelas A
adalah 21 dengan frekuensi 7. Dengan kata lain, sebanyak 7
orang mendapat nilai 21.
4) Sum adalah jumlah nilai keseluruhan dari perolehan nilai
mahasiswa kelas A, yaitu sebesar 1285. Nilai ini cukup jauh dari
perolehan nilai utuh jika semua mahasiswa mendapatkan nilai
maksimal, yaitu nilai 100 42 mahasiswa = 4200.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
c. Ukuran Penyebaran
Tabel 4.8. Ukuran Penyebaran Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam
Ruang
Statistics
UTS
N Valid 42
Missing 0
Std. Deviation 18.51968
Variance 342.979
Range 90.00
Minimum 10.00
Maximum 100.00
Pembahasan:
1) Standar Deviasi dari nilai UTS Geometri Ruang kelas A adalah
18,52. Standar deviasi ini lebih dari 20% nilai mean, yaitu
6,11904 sehingga dapat dikatakan standar deviasi ini sangat
besar (Santoso, 2014). Hal ini menunjukkan adanya
penyimpangan nilai-nilai tiap subjek dengan nilai rata-rata kelas
yang cukup besar. Penyebaran data tes kemampuan melukis
dalam ruang sangat bervariasi terlihat dari adanya data outlier
(pencilan) yaitu nilai 100 yang diperoleh oleh satu orang subjek.
Dengan kata lain, tingkat penyebaran data kemampuan melukis
dalam ruang cukup beragam (tidak mendekati nilai rata-rata).
2) Variansi dari nilai UTS Geometri Ruang kelas A adalah 342,98.
3) Range (jangkauan data) dari nilai UTS Geometri Ruang kelas
adalah 90. Hal ini terlihat dari nilai minimum yaitu 10 dan nilai
maksimum yaitu 100.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
d. Histogram
Gambar 4.2. Histogram Nilai Tes Kemampuan Melukis dalam Ruang
Dari histogram tersebut, dapat dikatakan data kemampuan
melukis dalam ruang tidak berdistribusi normal, karena kurva yang
ditampilkan cenderung condong ke kiri dan terdapat satu data outlier
(pencilan) yaitu nilai 100. Pengujian normalitas akan dibahas lebih
lanjut dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
E. Analisis Data, Penyajian Hasil Analisis, dan Pembahasan
Untuk melihat korelasi antara kemampuan berpikir keruangan dengan
kemampuan melukis dalam ruang, data diolah dengan menggunakan Statistik
Inferensi pada tahap-tahap sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Tujuan dari pengujian normalitas ini adalah untuk menentukan
teknik analisis korelasi yang akan digunakan dalam penarikan
kesimpulan. Irianto (2010) menjelaskan bahwa suatu data akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
berdistribusi normal jika mean, median, dan modus dari data tersebut
hampir sama. Ini berarti bahwa sebagian nilai mengumpul pada posisi
tengah. Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
dengan gambar (histogram), uji skewness dan kurtosis, uji Kolmogorov-
Smirnov, atau uji Shapiro-Wilk.
Pada analisis ini akan dijabarkan uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS
17. Uji ini merupakan pengujian yang paling mendasar dan paling
banyak digunakan. Uji K-S ini dimanfaatkan untuk uji satu sampel (one-
sample test) yang memungkinkan perbandingan suatu distribusi frekuensi
dengan distribusi normal. Konsep dasar uji K-S adalah mengukur
perbandingan data empirik dengan data berdistribusi normal teoritik yang
memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data empirik
(Kusnadi, 2012). Perbandingan ini berdasarkan frekuensi kumulatif dari
data yang diuji.
a. Data Kemampuan Berpikir Keruangan
Tabel 4.9. Output SPSS untuk Uji Normalitas Data Kemampuan Berpikir
Keruangan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keruangan
N 42
Normal Parametersa,,b
Mean 80.7540
Std. Deviation 14.97945
Most Extreme Differences Absolute .164
Positive .099
Negative -.164
Kolmogorov-Smirnov Z 1.060
Asymp. Sig. (2-tailed) .211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
1) Hipotesis
Ho : Data Keruangan berdistribusi normal
Hi : Data Keruangan tidak berdistribusi normal
2) Tingkat signifikasi: 0,05 (default SPSS)
3) Dasar pengambilan keputusan
a) Dengan membandingkan Kolmogorov-Smirnov hitung ( )
dengan Kolmogorov-Smirnov tabel ( ):
Jika maka Ho diterima
Jika maka Ho ditolak
b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:
Jika maka Ho diterima
Jika maka Ho ditolak
4) Keputusan
a) Kolmogorov-Smirnov tabel ( ) dengan didapat
dengan rumus:
√
√
Dari tabel output SPSS didapat (lihat baris
absolute). Jadi, karena maka Ho diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
b) Berdasarkan angka probabilitas. Pada output SPSS didapat
sehingga didapat yang
mengakibatkan Ho diterima.
5) Kesimpulan : Data kemampuan berpikir keruangan berdistribusi
normal.
b. Data Kemampuan Melukis dalam Ruang
Tabel 4.10. Output SPSS untuk Uji Normalitas Data Kemampuan Melukis
dalam Ruang
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UTS
N 42
Normal Parametersa,,b
Mean 30.5952
Std. Deviation 18.51968
Most Extreme Differences Absolute .217
Positive .217
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z 1.407
Asymp. Sig. (2-tailed) .038
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
1) Hipotesis
Ho : Data UTS berdistribusi normal
Hi : Data UTS tidak berdistribusi normal
2) Tingkat signifikasi: 0,05 (default SPSS)
3) Dasar pengambilan keputusan
a) Dengan membandingkan Kolmogorov-Smirnov hitung ( )
dengan Kolmogorov-Smirnov tabel ( ):
Jika maka Ho diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Jika maka Ho ditolak
b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:
Jika maka Ho diterima
Jika maka Ho ditolak
4) Keputusan
a) Kolmogorov-Smirnov tabel ( ) dengan didapat
dengan rumus:
√
√
Dari tabel output SPSS didapat (lihat baris
absolute). Jadi, karena maka Ho ditolak.
b) Berdasarkan angka probabilitas. Pada output SPSS didapat
sehingga didapat yang
mengakibatkan Ho ditolak.
5) Kesimpulan : Data UTS (kemampuan melukis dalam ruang)
tidak berdistribusi normal.
2. Uji Korelasi
Dari pengujian normalitas tersebut, walaupun data Keruangan
berdistribusi normal, data UTS (kemampuan melukis dalam ruang) tidak
berdistribusi normal. Oleh karena itu, digunakan prosedur statistik non-
parametrik untuk menentukan korelasi antara kemampuan berpikir
keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang. Teknik analisis
korelasi yang akan digunakan adalah Korelasi Spearman Rank (peringkat
Spearman). Supranto (2001) menyatakan koefisien korelasi Spearman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Rank ( ) merupakan ukuran atas kadar/derajat hubungan antara data
yang telah disusun menurut peringkat. Koefisien korelasi Spearman Rank
( ) dihitung menggunakan nilai peringkat untuk hasil tes kemampuan
berpikir keruangan dan hasil tes kemampuan melukis dalam ruang, bukan
nilai aktualnya.
Tabel 4.11 Output SPSS untuk Uji Korelasi
Correlations
UTS Keruangan
Spearman's rho UTS Correlation Coefficient 1.000 .725**
Sig. (2-tailed) . .000
N 42 42
Keruangan Correlation Coefficient .725**
1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 42 42
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan berpikir keruangan
dan kemampuan melukis dalam ruang
Hi : Terdapat hubungan antara kemampuan berpikir keruangan
dan kemampuan melukis dalam ruang
b. Tingkat signifikasi: 0,05 (default SPSS)
c. Dasar pengambilan keputusan
1) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:
a) Jika maka Ho diterima
b) Jika maka Ho ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2) Kekuatan hubungan antara kemampuan berpikir keruangan dan
kemampuan melukis keruangan ditinjau dari koefisien korelasi
( ) menurut Sarwono (dalam Yamin, 2011):
a) : Tidak ada korelasi antara dua variabel
b) : Korelasi sangat lemah
c) 0 : Korelasi cukup
d) : Korelasi kuat
e) : Korelasi sangat kuat
f) : Korelasi sempurna
3) Dengan melihat arah hubungan:
a) Korelasi positif ( bertanda positif) menyatakan hubungan
searah. Semakin tinggi tingkat kemampuan berpikir
keruangan maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan
melukis dalam ruang, dan sebaliknya.
b) Korelasi negatif ( bertanda negatif) menyatakan hubungan
tidak searah. Semakin tinggi tingkat kemampuan berpikir
keruangan maka semakin rendah tingkat kemampuan
melukis dalam ruang, dan sebaliknya.
d. Keputusan
1) Pada output SPSS didapat sehingga didapat
yang mengakibatkan Ho ditolak. Jadi, terdapat
hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir
keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2) Pada output SPSS didapat koefisien korelasi Spearman ( )
. Dari nilai ini disimpulkan terdapat korelasi atau
hubungan yang sangat kuat antara kemampuan berpikir
keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang.
3) Dari output SPSS didapat bertanda positif, sehingga terdapat
hubungan searah antara kemampuan berpikir keruangan dan
kemampuan melukis dalam ruang.
e. Kesimpulan : Terdapat hubungan positif yang siginifikan dan sangat
kuat antara kemampuan berpikir keruangan dan kemampuan melukis
dalam ruang.
3. Jenis-Jenis Kesalahan Melukis dalam Ruang
Berikut ini akan dijabarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh
subjek ketika melukis dalam ruang. Kesalahan-kesalahan tersebut
ditemukan berdasarkan kesesuaian antara jawaban yang benar dari
pedoman penskoran dan landasan teori dengan hasil pekerjaan subjek.
Tabel 4.12. Kesalahan-kesalahan yang Dilakukan oleh Subjek ketika
Melukis dalam Ruang
No Subjek Kesalahan
1 S1
1. Bidang frontal, sudut surut, dan garis orthogonal salah.
Perbandingan proyeksi tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan
proyeksi tidak
.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan
2 S2 1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No Subjek Kesalahan
Perbandingan proyeksi tidak
.
2. Ukuran bangun yang terletak pada bidang frontal salah. Letak
sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan proyeksi
tidak
.
3. Salah menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan
bidang alas (bidang yang memuat titik ).
4. a) Tidak dikerjakan.
b) Memotongkan dua garis bersilangan. Salah menentukan titik
potong dari dua garis yang berpotongan.
3 S3
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Irisan yang terbentuk tidak melalui titik .
4. a) Memotongkan dua garis bersilangan.
b) Pada gambar garis tidak sejajar . Salah menentukan
titik persekutuan bidang pengiris dengan bidang alas (bidang
yang memuat titik ).
4 S4
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan
proyeksi tidak
.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Salah menentukan garis persekutuan antara bidang
dengan bidang yang melalui garis . Memotongkan dua garis
yang bersilangan.
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan
5 S5
1. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan
proyeksi tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. b) Salah menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan
bidang alas (bidang yang memuat titik ).
6 S6
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Prisma yang digambar tidak diberi nama. Letak sudut surut dan
garis orthogonal salah.
3. Irisan yang terbentuk tidak melalui titik .
4. b) Tidak ada langkah pengerjaan. Memotongkan dua garis yang
bersilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No Subjek Kesalahan
7 S7
1. Bangun yang digambarkan bukan limas segiempat beraturan
seperti yang diminta pada soal karena bidang alas yang digambar
berupa trapesium. Garis horisontal, bidang frontal, letak sudut
surut, dan garis orthogonal salah. Perbandingan proyeksi tidak
2. Penamaan prisma salah sehingga bidang frontal, letak sudut
surut, dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Irisan yang terbentuk
tidak melalui titik .
4. a) Titik tembus yang ditemukan berupa garis.
b) Pada gambar tidak sejajar . Irisan yang terbentuk tidak
melalui titik dan .
8 S8
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah
3. Langkah pengerjaan tidak sampai selesai sehingga irisan belum
terbentuk.
4. a) Salah menentukan garis persekutuan bidang dengan
bidang yang melalui garis . Pada gambar tidak sejajar .
b) Tidak dikerjakan.
9 S9
1. Bidang frontal, sudut surut, dan garis orthogonal salah.
Perbandingan proyeksi tidak
2. Sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan proyeksi
tidak
.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Salah menentukan garis persekutuan bidang dengan
bidang yang melalui garis .
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan. Pada gambar
tidak sejajar .
10 S10
1. Bangun yang digambarkan bukan limas segiempat seperti yang
diminta pada soal melainkan prisma segitiga.
2. Bangun yang digambarkan bukan prisma segitiga seperti yang
diminta soal melainkan limas segiempat.
3. Penamaan titik baru sama dengan titik yang sudah diketahui.
Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Langkah pengerjaan tidak sampai selesai sehingga titik
tembus tidak ditemukan.
b) Pada gambar tidak sejajar . Memotongkan dua garis
yang bersilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No Subjek Kesalahan
11 S11
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan
proyeksi tidak
.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Memotongkan dua garis yang bersilangan. Salah menentukan
garis persekutuan bidang dengan bidang yang melalui garis
.
b) Menarik garis hanya dari satu titik dan memotongkan garis
tersebut dengan garis lain sehingga titik potongnya tidak
tertentu.
12 S12
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Terdapat dua gambar dengan kesalahan masing-masing:
a) Panjang ruas garis orthogonal pada gambar salah dan
perbandingan proyeksi tidak
.
b) Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
4. b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
13 S13
1. Penamaan limas salah. Bidang frontal, letak sudut surut, dan
garis orthogonal salah.
2. Penamaan prisma salah. Garis orthogonal dan letak sudut surut
salah. Tidak menggunakan perbandingan proyeksi
(perbandingan proyeksi tidak
).
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Irisan yang terbentuk
memotong bidang di tiga garis (terdapat tiga garis
persekutuan).
4. a) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan. Irisan yang
terbentuk memotong bidang di tiga garis (terdapat tiga
garis persekutuan).
14 S14
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Menarik garis hanya dari satu titik dan memotongkan dengan
garis lain sehingga titik potongnya tidak tertentu. Irisan yang
terbentuk tidak melalui titik dan .
4. a) Salah menentukan garis persekutuan antara bidang
dengan bidang yang melalui garis (garis yang sejajar
melalui titik belum tentu berpotongan dengan ).
b) Menarik garis hanya dari satu titik sehingga titik potong garis
tersebut dengan garis lain tidak tertentu. Salah menentukan
kedudukan dua garis yang sejajar (kedua garis tidak terletak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No Subjek Kesalahan
pada sebuah bidang). Memotongkan dua garis yang bersilangan.
15 S15
1. Besar sudut surut salah.
2. Penamaan prisma tidak lengkap. Segitiga bantuan (untuk
mencari garis tinggi bidang alas sebagai garis orthogonal) tidak
sama sisi sehingga panjang ruas garis orthogonal yang
sesungguhnya salah. Perbandingan proyeksi tidak
.
3. Menarik garis hanya dari satu titik dan memotongkan garis
tersebut dengan garis lain sehingga titik potongnya tidak
tertentu. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Irisan yang
terbentuk memotong bidang di dua garis (terdapat dua garis
persekutuan).
4. a) Langkah sudah benar tetapi tidak lengkap karena tidak
menentukan titik tembusnya.
b) Tidak dikerjakan.
16 S16
1. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Posisi titik dan titik tidak sesuai dengan soal. Memotongkan
garis yang terletak pada suatu bidang dengan bidang tersebut.
Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. b) Posisi titik tidak sesuai dengan soal.
17 S17
1. Penamaan limas tidak sesuai dengan soal. Bidang frontal, letak
sudut surut, dan garis orthogonal salah. Perbandingan proyeksi
tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan
proyeksi tidak
.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Menarik garis hanya
dari satu titik dan memotongkan dengan garis lain yang
seharusnya bersilangan.
4. a) Titik tidak terletak pada bidang dan titik tidak
terletak pada bidang . Titik tembus yang ditemukan berupa
garis.
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
18 S18
1. Ukuran bangun yang terletak pada bidang frontal dan letak sudut
surut salah. Tinggi limas tidak sesuai dengan soal dan tidak
sesuai dengan perbandingan proyeksinya. Perbandingan
proyeksi tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
4. b) Irisan yang terbentuk tidak melalui titik .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No Subjek Kesalahan
19 S19
1. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Penamaan titik baru
sama dengan titik yang sudah diketahui.
4. b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
20 S20
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
Perbandingan proyeksi tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
21 S21
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Irisan yang terbentuk tidak melalui titik dan . Irisan yang
terbentuk memotong bidang di dua garis (terdapat dua garis
persekutuan).
4. a) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
b) Irisan yang terbentuk tidak melalui titik dan .
22 S22
1. Sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan proyeksi
tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan
proyeksi tidak
.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Irisan yang terbentuk
tidak melalui titik .
4. Pengerjaan soal belum selesai. Tidak ada langkah pengerjaan.
Pada gambar tidak sejajar .
23 S23
2. Ukuran bangun yang terletak pada bidang frontal salah.
Penamaan prisma salah.
3. Irisan yang terbentuk tidak melalui titik .
4. b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
24 S24
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
25 S25 1. Tinggi limas, bidang frontal, letak sudut surut, dan garis
orthogonal salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No Subjek Kesalahan
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
26 S26
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
4. b) Tidak dikerjakan.
27 S27
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
Perbandingan proyeksi tidak
.
2. Tidak dikerjakan.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
28 S28 Tidak melakukan kesalahan apapun.
29 S29
1. Sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan proyeksi
tidak
.
2. Gambar tidak lengkap, hanya terdapat bidang frontal saja.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Salah menentukan
titik persekutuan bidang pengiris dengan bidang alas (bidang
yang memuat titik ).
4. b) Pada gambar tidak sejajar . Menarik garis hanya dari
satu titik dan memotongkan garis tersebut dengan garis lain
sehingga titik potongnya tidak tertentu. Memotongkan dua garis
yang bersilangan.
30 S30
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan
proyeksi tidak
.
3. Memotongkan dua garis bersilangan.
4. a) Salah menentukan garis persekutuan bidang dengan
bidang yang melalui garis .
b) Irisan yang terbentuk tidak melalui titik .
31 S31
1. Penamaan bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal
salah. Perbandingan proyeksi tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Menarik garis hanya dari satu titik dan memotongkan garis
tersebut dengan garis lain sehingga titik potongnya tidak
tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No Subjek Kesalahan
4. b) Pada gambar tidak sejajar . Memotongkan dua garis
yang bersilangan.
32 S32
1. Besar sudut surut salah. Perbandingan proyeksi tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Irisan yang terbentuk
memotong bidang di dua garis (terdapat dua garis
persekutuan).
4. a) Salah menentukan garis persekutuan bidang dengan
bidang yang melalui garis .
b) Tidak dikerjakan.
33 S33
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Menarik garis hanya dari satu titik dan memotongkan garis
tersebut dengan garis lain sehingga titik potongnya tidak
tertentu. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Titik potong antara garis dengan bidang salah.
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
34 S34
1. Penamaan limas, bidang frontal, letak sudut surut, dan garis
orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Memotongkan dua garis yang bersilangan. Titik tembus yang
ditemukan berupa garis.
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
35 S35
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Salah menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan
bidang alas.
4. b) Letak suatu titik pada gambar tidak sesuai dengan langkah
pengerjaan. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
36 S36
1. Penamaan limas, bidang frontal, sudut surut, dan garis
orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Salah menentukan
titik persekutuan bidang pengiris dengan bidang alas.
4. a) Titik tembus yang ditemukan tidak melalui bidang
(salah menentukan garis persekutuan bidang dengan
bidang yang melalui garis ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No Subjek Kesalahan
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
37 S37
1. Bidang frontal, sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Titik persekutuan antara garis dan bidang alas sudah benar,
tetapi titik persekutuan tersebut tidak dihubungkan ke titik
sehingga irisan yang terbentuk tidak melalui titik .
4. a) Memotongkan dua garis yang bersilangan: titik tidak
terletak pada bidang sehingga dan bersilangan
(tidak berpotongan di titik ).
b) Salah menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan
bidang alas (bidang yang memuat titik ).
38 S38
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
Perbandingan proyeksi tidak
.
2. Penamaan prisma salah dan gambar tidak lengkap. Letak sudut
surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan proyeksi tidak
.
3. Menarik garis hanya dari satu titik dan memotongkannya dengan
garis lain sehingga titik potongnya tidak tertentu.
4. a) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
b) Pada gambar tidak sejajar . Irisan yang terbentuk tidak
melalui titik .
39 S39
1. Sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan proyeksi
tidak
.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Menarik garis hanya
dari satu titik dan memotongkan garis tersebut dengan garis lain
sehingga titik potongnya tidak tertentu.
4. Langkah pengerjaan tidak lengkap. Salah menentukan garis
persekutuan bidang dengan bidang yang melalui garis .
40 S40
1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Menarik garis hanya dari satu titik dan memotongkan garis
tersebut dengan garis lain sehingga titik potongnya tidak
tertentu. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan.
41 S41 1. Bidang frontal, letak sudut surut, dan garis orthogonal salah.
2. Letak sudut surut dan garis orthogonal salah. Perbandingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No Subjek Kesalahan
proyeksi tidak
.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan.
4. a) Salah menentukan garis persekutuan bidang dengan
bidang yang melalui garis .
b) Memotongkan dua garis yang bersilangan. Irisan yang
terbentuk tidak melalui titik .
42 S42
1. Panjang ruas garis orthogonal pada gambar salah. Perbandingan
proyeksi tidak
.
2. Panjang ruas garis orthogonal pada gambar salah.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Irisan yang terbentuk
memotong bidang di dua garis.
a. Rekapitulasi jumlah kesalahan melukis dalam ruang
Dari tabel kesalahan yang telah dipaparkan di atas, peneliti
menemukan pola kesalahan yang dilakukan oleh subjek dalam
melukis bangun ruang. Berikut ini adalah pengelompokan kesalahan
yang dilakukan subjek diurutkan berdasarkan jumlah kesalahan dari
tinggi ke rendah (rincian lebih lanjut terlampir pada Lampiran 2):
1) Kesalahan menentukan garis orthogonal. Kesalahan ini
dilakukan sebanyak 69 kali dengan keterangan sebagai berikut:
a) Untuk soal nomor 1 kesalahan ini dilakukan oleh 34 subjek.
b) Untuk soal nomor 2 kesalahan ini dilakukan oleh 35 subjek.
2) Kesalahan menentukan letak sudut surut. Berdasarkan pedoman
penskoran, peneliti memberi skor 1 bagi subjek yang dapat
melukiskan besar sudut surut sesuai dengan informasi dari soal
walaupun bidang frontal atau garis orthogonalnya tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dengan permintaan soal. Kesalahan menentukan bidang frontal
atau garis orthogonal ini menyebabkan subjek salah menentukan
letak sudut surut, yang seharusnya merupakan sudut antara garis
frontal horisontal arah ke kanan dengan garis orthogonal arah ke
belakang. Kesalahan ini dilakukan sebanyak 62 kali oleh subjek.
3) Memotongkan dua garis yang bersilangan. Kesalahan ini
dilakukan sebanyak 62 kali.
4) Tidak menggunakan informasi perbandingan proyeksi dari soal
untuk menentukan panjang ruas garis orthogonal pada gambar.
Kesalahan ini dilakukan sebanyak 29 kali.
5) Kesalahan dalam menentukan bidang frontal. Kesalahan ini
dilakukan sebanyak 28 kali.
6) Irisan yang terbentuk tidak melalui satu atau dua titik yang telah
diketahui dari soal. Hal ini menyebabkan irisan yang terbentuk
tidak melalui bidang pengiris yang telah ditentukan oleh soal.
Kesalahan ini dilakukan sebanyak empat belas kali.
7) Menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari satu titik dan
memotongkan garis tersebut dengan garis lain sehingga titik
potongnya tidak tertentu. Kesalahan ini dilakukan sebanyak
sepuluh kali.
8) Sebanyak sepuluh orang subjek salah menentukan garis
persekutuan antara bidang dengan bidang yang melalui
garis sehingga titik tembus yang ditemukan tidak melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
garis ataupun bidang . Kesalahan ini dilakukan pada
soal nomor 4a.
9) Kesalahan dalam penamaan bangun ruang yang tidak sesuai
perintah soal. Sebanyak sepuluh kali kesalahan ini dilakukan.
10) Kesalahan menentukan besar dan letak sudut surut. Peneliti
menuliskan kesalahan ini sebagai kesalahan sudut surut pada
tabel kesalahan yang telah dipaparkan di atas. Kesalahan ini
dilakukan sebanyak sembilan kali.
11) Untuk soal nomor 4, sebanyak sembilan orang subjek
menggambarkan garis tidak sejajar dengan garis seperti
yang diminta soal.
12) Kesalahan menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan
bangun ruang, yaitu kesalahan menentukan titik persekutuan
bidang pengiris dengan bidang alas dan kesalahan menentukan
perpotongan bidang diagonal yang memuat bidang pengiris.
Kesalahan ini dilakukan sebanyak tujuh kali.
13) Sebanyak enam orang subjek tidak mengerjakan soal yang
diberikan.
14) Tidak menuliskan langkah pengerjaan soal secara lengkap.
Kesalahan ini dilakukan sebanyak enam kali.
15) Irisan yang terbentuk memotong bidang lain di dua garis atau
lebih, dengan kata lain terdapat lebih dari satu garis persekutuan
antara kedua bidang tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kedudukan bidang terhadap bidang lain, yaitu dua bidang
berpotongan jika kedua bidang itu tepat memiliki sebuah garis
persekutuan atau garis potong. Kesalahan ini dilakukan
sebanyak enam kali.
16) Panjang ruas garis orthogonal tidak sesuai dengan perbandingan
proyeksi yang ditentukan soal. Sebanyak empat orang subjek
melakukan kesalahan ini.
17) Bangun datar/ruang yang digambar tidak sesuai dengan
permintaan soal. Kesalahan ini dilakukan sebanyak empat kali.
18) Kesalahan menentukan ukuran bangun yang terletak pada
bidang frontal. Sebanyak tiga orang subjek melakukan
kesalahan ini.
19) Titik-titik yang telah diketahui tidak diletakkan pada posisi yang
sama seperti dalam soal. Kesalahan ini dilakukan sebanyak tiga
kali.
20) Sebanyak tiga orang subjek menuliskan titik tembus yang
ditemukan sebagai sebuah garis.
21) Sebanyak tiga orang subjek tidak menyelesaian pengerjaan soal
yang diberikan.
22) Panjang ruas garis pada gambar tidak sesuai dengan permintaan
soal. Kesalahan ini dilakukan oleh tiga orang subjek.
23) Kesalahan yang berkaitan dengan kedudukan garis dengan
bidang. Kesalahan ini dilakukan oleh dua orang subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
24) Kesalahan melukiskan besar sudut surut. Kesalahan ini ditinjau
dari hasil gambar subjek yang tidak menggambarkan besar sudut
surut sesuai dengan permintaan soal walaupun letaknya sudah
benar. Kesalahan ini dilakukan oleh dua orang subjek.
25) Penamaan titik yang baru ditemukan sama dengan nama titik
yang sudah diketahui dalam soal. Kesalahan ini dilakukan oleh
dua orang subjek.
26) Kesalahan penamaan bangun yang terletak pada bidang frontal.
Kesalahan ini dilakukan oleh satu orang subjek.
27) Kesalahan menentukan kedudukan dua garis yang sejajar, yaitu
kedua garis tersebut tidak terletak pada sebuah bidang.
Kesalahan ini dilakukan oleh satu orang subjek.
28) Kesalahan menentukan titik potong antara dua garis yang
berpotongan. Kesalahan ini dilakukan oleh satu orang subjek.
29) Menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari satu titik dan
memotongkan dengan garis lain yang seharusnya bersilangan.
Kesalahan ini juga berkaitan dengan kesalahan sebelumnya
mengenai kedudukan garis dengan garis, yaitu memotongkan
dua garis yang bersilangan. Kesalahan ini dilakukan oleh satu
orang subjek.
30) Garis horisontal yang digambar pada bangun ruang tidak sesuai
dengan permintaan soal. Kesalahan ini dilakukan oleh satu
orang subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
31) Kesalahan yang berkaitan dengan pemahaman kedudukan titik
dengan bidang. Kesalahan ini dilakukan oleh satu orang subjek.
b. Pembahasan kesalahan-kesalahan melukis dalam ruang
Dari penjabaran di atas, berikut ini akan dibahas jenis-jenis
kesalahan melukis dalam ruang yang dilakukan oleh subjek
penelitian beserta beberapa gambar hasil pekerjaan subjek tersebut.
Kesalahan-kesalahan tersebut akan dikaitkan dengan jenis
kemampuan keruangan yang telah dipaparkan pada landasan teori,
yaitu kemampuan relasi keruangan, kemampuan visualisasi
keruangan, dan kemampuan orientasi keruangan.
1) Kesalahan menentukan garis orthogonal. Kesalahan ini
berkaitan erat dengan kemampuan orientasi keruangan karena
kurangnya kemampuan subjek dalam memahami kedudukan
unsur-unsur dalam bangun ruang jika bangun ruang tersebut
dilihat dari sudut pandang yang lain, yakni sudut pandang sesuai
dengan bidang frontal yang diminta soal. Kesalahan ini juga
dipengaruhi oleh rendahnya pemahaman subjek akan definisi
garis orthogonal, yaitu garis yang letaknya tegak lurus dengan
garis frontal pada bangun yang sesungguhnya. Pada contoh
gambar berikut, kesalahan menentukan garis orthogonal pada
gambar limas terkait dengan kesalahan subjek dalam
menentukan bidang frontal sesuai dengan permintaan soal,
sedangkan kesalahan menentukan garis orthogonal pada prisma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
disebabkan kurangnya pemahaman subjek akan definisi garis
orthogonal.
Gambar 4.3. Contoh Kesalahan Menentukan Garis Orthogonal.
2) Kesalahan menentukan letak sudut surut yang disebabkan
kesalahan menentukan bidang frontal atau garis orthogonal.
Kurangnya pemahaman subjek akan definisi sudut surut dan
rendahnya kemampuan relasi keruangan dalam melihat
hubungan antara bidang frontal, garis orthogonal, dan sudut
surut ini juga menjadi penyebab kesalahan menentukan letak
sudut surut. Pada gambar berikut terlihat bahwa subjek salah
menentukan letak sudut surut terkait dengan kesalahan
menentukan garis orthogonal dan bidang frontal seperti yang
diminta soal.
Gambar 4.4. Contoh Kesalahan Menentukan Letak Sudut Surut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3) Memotongkan dua garis yang bersilangan. Kesalahan ini
berkaitan erat dengan rendahnya kemampuan orientasi
keruangan yang dimiliki subjek. Subjek kurang mampu
membayangkan hubungan suatu garis dengan garis lainnya dari
sudut pandang yang berbeda, terlebih kedua garis tersebut
seharusnya berada pada ruang tiga dimensi, tidak hanya bidang
gambar dua dimensi. Dari contoh gambar irisan suatu bidang
dengan bangun ruang berikut, terlihat jelas bahwa subjek
menentukan titik potong dari dua garis yang terlihat
berpotongan pada gambar di mana kedua garis tersebut harusnya
bersilangan.
Gambar 4.5. Contoh Kesalahan Memotongkan Dua Garis yang Bersilangan
4) Tidak menggunakan informasi perbandingan proyeksi dari soal
untuk menentukan panjang ruas garis orthogonal pada gambar.
Kesalahan ini terjadi terkait dengan rendahnya pemahaman
subjek akan definisi perbandingan proyeksi. Pada gambar
prisma segitiga beraturan berikut, terlihat bahwa subjek sudah
melakukan cara dalam penggunaan perbandingan proyeksi,
namun cara tersebut tidak digunakan untuk menentukan panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
garis orthogonal. Pada gambar limas terlihat bahwa subjek tidak
menggunakan perbandingan proyeksi dikarenakan subjek tidak
menentukan garis orthogonal pada limas tersebut.
Gambar 4.6. Contoh Kesalahan Tidak Menggunakan Infomasi
Perbandingan Proyeksi
5) Kesalahan dalam menentukan bidang frontal. Jika dilihat dari
hasil pekerjaan subjek, kesalahan ini menjadi kesalahan paling
dasar yang dilakukan oleh kebanyakan subjek pada soal nomor
1. Hal ini dapat dipengaruhi oleh rendahnya kemampuan
orientasi keruangan karena subjek kurang dapat membayangkan
dan menggambar suatu limas segiempat beraturan dengan
bidang frontal yang berbeda dari biasanya, yaitu bidang persegi
dijadikan sebagai bidang frontal, bukan bidang alas. Kurangnya
pemahaman subjek akan definisi bidang frontal juga dapat
menjadi faktor penyebab kesalahan ini. Pada gambar prisma
berikut, kesalahan subjek dalam menentukan bidang frontal
terkait dengan kesalahan subjek dalam memberi nama prisma
yang tidak beraturan, sedangkan pada gambar limas subjek tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menggambarkan bidang sebagai bidang frontal seperti
yang diminta soal.
Gambar 4.7. Contoh Kesalahan Menentukan Bidang Frontal
6) Irisan yang terbentuk tidak melalui satu atau dua titik yang telah
diketahui dari soal. Hal ini menyebabkan irisan yang terbentuk
tidak melalui bidang pengiris yang telah ditentukan oleh soal.
Kebanyakan subjek terfokus untuk mencari titik-titik
persekutuan lain antara bidang pengiris dengan bangun ruang.
Di sisi lain, kesalahan pencarian titik-titik persekutuan ini
didukung oleh kesalahan subjek dalam memotongkan dua garis
yang bersilangan. Pada contoh gambar berikut, gambar yang
pertama menunjukan irisan yang digambar oleh subjek tidak
melalui titik dan seperti yang diminta soal. Pada gambar
kedua terlihat irisan yang digambar subjek tidak melalui titik
dan seperti yang diminta soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar 4.8. Contoh Kesalahan Irisan yang Terbentuk Tidak Melalui Satu
atau Dua Titik yang Telah Diketahui dari Soal
7) Menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari satu titik dan
memotongkan garis tersebut dengan garis lain sehingga titik
potongnya tidak tertentu. Kesalahan ini terkait dengan
kurangnya pemahaman subjek akan kondisi-kondisi yang
dibutuhkan untuk menggambar suatu garis. Pada gambar yang
pertama, subjek menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari
titik dan dipotongkan dengan perpanjangan garis sehingga
dianggap berpotongan di titik , sedangkan pada gambar yang
kedua subjek menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari
titik dan dipotongkan dengan perpanjangan garis .
Gambar 4.9. Contoh Kesalahan Menarik Garis yang Tidak Diketahui Arahnya
dari Satu Titik dan Memotongkan Garis Tersebut dengan Garis Lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
8) Kesalahan menentukan garis persekutuan antara bidang yang
melalui suatu garis dengan bidang lain sehingga titik tembus
yang ditemukan tidak melalui garis ataupun bidang tersebut.
Kesalahan ini terkait dengan kurangnya kemampuan subjek
akan langkah-langkah dalam menentukan titik tembus seperti
yang telah dijelaskan dalam kuliah Geometri Ruang. Pada
gambar yang pertama, subjek salah menentukan garis potong
antara bidang yang melalui garis , yaitu bidang , dengan
bidang . Pada gambar kedua, subjek salah menentukan
bidang yang melalui garis sehingga titik tembus yang
ditemukan tidak terletak pada garis .
Gambar 4.10. Contoh Kesalahan Menentukan Garis Persekutuan antara
Bidang yang Melalui Suatu Garis dengan Bidang Lain sehingga Titik
Tembus yang Ditemukan Tidak Melalui Garis ataupun Bidang Tersebut
9) Kesalahan dalam penamaan bangun ruang yang tidak sesuai
perintah soal. Kesalahan ini dapat dipengaruhi oleh
ketidaktelitian subjek dalam penamaan bangun ruang. Kedua
gambar berikut menunjukkan kesalahan subjek dalam penamaan
bangun ruang yang tidak runtut sesuai aturan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar 4.11. Contoh Kesalahan Penamaan Bangun Ruang yang Tidak
Sesuai Perintah Soal
10) Kesalahan menentukan besar dan letak sudut surut. Kesalahan
ini terkait dengan kesalahan menentukan letak sudut surut yang
dilengkapi dengan ketidakmampuan subjek dalam menentukan
besar sudut seperti yang diminta soal. Pada gambar limas
berikut, subjek menggambarkan sudut 30o di luar limas sehingga
tidak digunakan sebagai sudut surut, sedangkan pada gambar
prisma subjek tidak menggambarkan sudut surut sebesar 45o
seperti yang diminta soal.
Gambar 4.12. Contoh Kesalahan Menentukan Besar dan Letak Sudut Surut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
11) Kesalahan menggambarkan dua garis sejajar seperti yang
diminta soal. Kesalahan ini dapat disebabkan karena
ketidaktelitian subjek dalam menggambar unsur-unsur pada
bangun ruang sesuai permintaan soal. Faktor lain yang juga
dapat menjadi penyebab terjadinya kesalahan ini adalah
rendahnya kemampuan relasi keruangan dalam memahami
hubungan antara garis tersebut. Kedua gambar berikut
menunjukkan kesalahan subjek dalam menggambar garis
yang diketahui sejajar dengan garis .
Gambar 4.13. Contoh Kesalahan Menggambarkan Dua Garis Sejajar
seperti yang Diminta Soal
12) Kesalahan menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan
bangun ruang. Ditinjau dari metode mencari irisan suatu bidang
dengan bangun ruang, kesalahan ini dibagi menjadi dua:
kesalahan menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan
bidang alas dan kesalahan menentukan perpotongan bidang
diagonal yang memuat bidang pengiris. Kesalahan-kesalahan ini
terkait dengan rendahnya pemahaman subjek akan langkah-
langkah mencari irisan suatu bidang dan bangun ruang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
menggunakan sumbu afinitas. Rendahnya kemampuan
visualisasi keruangan juga berpengaruh terhadap kesalahan ini
karena subjek kurang dapat membayangkan dan
mengoperasikan bidang pengiris ketika memotong bidang alas.
Pada gambar pertama, garis yang dianggap sebagai sumbu
afinitas oleh subjek tidak dilalui oleh bidang pengiris karena
perpanjangan garis tidak melalui titik . Pada gambar kedua
subjek menganggap bahwa titik juga merupakan titik
persekutuan bidang pengiris (bidang yang melalui titik dan
) selain titik , di mana titik tersebut belum tentu
merupakan titik persekutuan karena tidak diketahui dalam soal.
Gambar 4.14. Contoh Kesalahan Menentukan Titik Persekutuan Bidang
Pengiris dengan Bangun Ruang
13) Tidak mengerjakan soal yang diberikan. Kesalahan ini dapat
terjadi karena subjek kurang teliti atau kekurangan waktu dalam
mengerjakan tes.
14) Tidak menuliskan langkah pengerjaan soal secara lengkap.
Kesalahan ini juga dapat terjadi karena kurang teliti maupun
kekurangan waktu dalam mengerjakan tes. Pada gambar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pertama subjek tidak menyelesaikan gambar dan tidak
menuliskan langkah pengerjaan, sedangkan pada gambar kedua
subjek tidak menyelesaikan langkah pengerjaan dan gambar
untuk menentukan irisan.
Gambar 4.15. Contoh Kesalahan Tidak Menuliskan Langkah Pengerjaan
Soal Secara Lengkap
15) Irisan yang terbentuk memotong bidang lain di dua garis atau
lebih, dengan kata lain terdapat lebih dari satu garis persekutuan
antara kedua bidang tersebut. Pemahaman yang kurang akan
kedudukan bidang dengan bidang lain dapat menjadi penyebab
kesalahan ini, yang juga menjadi bagian dalam kemampuan
relasi keruangan. Pada gambar yang pertama, terlihat bahwa
subjek memotongkan irisan dengan bidang di dua garis,
yaitu garis dan . Pada gambar kedua terlihat bahwa subjek
memotongkan irisan dengan bidang di dua garis, yaitu
garis dan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 4.16. Contoh Kesalahan Irisan yang Terbentuk Memotong Bidang
Lain di Dua Garis atau Lebih
16) Panjang ruas garis orthogonal pada gambar tidak sesuai dengan
perbandingan proyeksi yang ditentukan soal. Kesalahan ini
dapat disebabkan kurangnya pemahaman subjek akan
penggunaan perbandingan proyeksi untuk menentukan panjang
ruas garis orthogonal pada gambar. Pada gambar yang pertama,
subjek salah menentukan panjang garis bantuan yang seharusnya
sama dengan panjang garis orthogonal sesungguhnya sehingga
garis orthogonal dengan perbandingan proyeksinya terlihat
pendek sekali. Pada gambar kedua, subjek salah menentukan
panjang garis orthogonal yang juga merupakan garis tinggi
segitiga alas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 4.17. Contoh Kesalahan Panjang Ruas Garis Orthogonal pada
Gambar yang Tidak Sesuai dengan Perbandingan Proyeksi
17) Bangun datar/ruang yang digambar tidak sesuai dengan
permintaan soal. Kemampuan ini berkaitan dengan kurangnya
pemahaman subjek akan jenis-jenis bangun ruang. Pada gambar
yang pertama, terlihat bahwa subjek tidak menggambarkan
bangun limas segiempat beraturan karena alas bangun tersebut
berupa trapesium. Pada gambar kedua, subjek salah menentukan
ukuran segitiga bantuan yang seharusnya sama sisi.
Gambar 4.18. Contoh Kesalahan Bangun Datar/Ruang yang Digambar
Tidak Sesuai dengan Permintaan Soal
18) Kesalahan menentukan ukuran bangun yang terletak pada
bidang frontal. Kesalahan ini berkaitan dengan pemahaman akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
definisi bidang frontal dan ketelitian subjek dalam menggambar
bangun yang terletak pada bidang frontal sesuai dengan ukuran
sebenarnya. Pada gambar limas berikut, subjek salah
menentukan ukuran bidang frontal yang seharusnya berupa
persegi bersisi 4 cm, sedangkan pada gambar prisma subjek
salah menggambarkan tinggi prisma yang seharusnya berukuran
6 cm.
Gambar 4.19. Contoh Kesalahan Menentukan Ukuran Bangun yang
Terletak pada Bidang Frontal
19) Kesalahan meletakkan titik-titik yang telah diketahui pada posisi
yang sama seperti dalam soal. Ketidaktelitian subjek dan
rendahnya kemampuan relasi keruangan dalam memahami
hubungan antar unsur dalam bangun ruang menjadi penyebab
kesalahan ini. Pada gambar pertama, subjek salah menempatkan
titik yang seharusnya ditempatkan lebih rendah dari titik
seperti yang diminta soal. Pada gambar kedua, subjek salah
menempatkan titik yang seharusnya lebih rendah dari titik
seperti yang diminta soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Gambar 4.20. Contoh Kesalahan Meletakkan Titik-Titik yang Telah
Diketahui pada Posisi yang Sama seperti Dalam Soal
20) Menuliskan titik tembus yang ditemukan sebagai sebuah garis.
Kesalahan ini disebabkan kurangnya pemahaman subjek akan
definisi titik tembus dan kurangnya kemampuan relasi
keruangan dalam melihat hubungan antara garis dengan bidang
yang berpotongan (garis menembus bidang). Pada gambar
pertama, subjek menuliskan garis sebagai titik tembus garis
pada bidang , sedangkan pada gambar kedua subjek
menuliskan garis sebagai titik tembus.
Gambar 4.21. Contoh Kesalahan Menuliskan Titik Tembus yang
Ditemukan sebagai Sebuah Garis
21) Tidak menyelesaian pengerjaan soal yang diberikan. Kesalahan
ini dapat terjadi karena subjek kurang teliti atau kekurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
waktu dalam mengerjakan tes. Pada gambar pertama, subjek
hanya menggambarkan bidang frontal saja, sedangkan pada
gambar kedua subjek menggambarkan bangun prisma segitiga
beraturan secara tidak lengkap karena tidak menghubungkan
rusuk .
Gambar 4.22. Contoh Kesalahan Tidak Menyelesaian Pengerjaan Soal
yang Diberikan
22) Panjang ruas garis pada gambar tidak sesuai dengan permintaan
soal. Kesalahan ini juga dipengaruhi oleh ketidaktelitian subjek
dalam menggambar garis sesuai dengan panjang yang telah
ditentukan oleh soal. Gambar berikut menunjukkan kesalahan
subjek dalam menggambar tinggi limas di mana ukurannya tidak
sesuai dengan permintaan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Gambar 4.23. Contoh Kesalahan Panjang Ruas Garis pada Gambar Tidak
Sesuai dengan Permintaan Soal
23) Kesalahan yang berkaitan dengan kedudukan garis dengan
bidang, yaitu memotongkan garis yang terletak pada suatu
bidang dengan bidang tersebut dan salah menentukan titik
potong antara garis dengan bidang. Sesuai dengan definisi
kedudukan garis dengan bidang, suatu garis yang terletak pada
suatu bidang sekurang-kurangnya mempunyai dua titik
persekutuan, sehingga dapat dikatakan garis tersebut terletak
pada bidang tersebut. Kurangnya pemahaman akan hal ini
menyebabkan subjek menyatakan satu titik potong antara garis
dengan bidang tersebut. Selain itu, subjek juga melakukan
kesalahan dalam menentukan titik potong antara suatu garis
dengan bidang. Kedua kesalahan ini dapat dipengaruhi oleh
rendahnya kemampuan visualisasi dan orientasi yang dimiliki
subjek. Pada gambar pertama, terlihat bahwa subjek
memotongkan garis dengan bidang di mana garis
tersebut terletak di bidang . Pada gambar kedua, subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
salah menentukan titik potong antara garis dengan bidang
yang seharusnya berpotongan di titik .
Gambar 4.24. Contoh Kesalahan Memotongkan Garis yang Terletak pada
Suatu Bidang dengan Bidang Tersebut
24) Kesalahan melukiskan besar sudut surut. Kesalahan ini
berkaitan dengan pemahaman subjek dalam melukiskan suatu
sudut berdasarkan besar yang telah ditentukan oleh soal. Kedua
gambar berikut menunjukkan kesalahan subjek dalam
menggambarkan besar sudut surut, yaitu sudut yang dibentuk
oleh garis orthogonal dengan bidang frontal .
Gambar 4.25. Contoh Kesalahan Melukiskan Besar Sudut Surut
25) Penamaan titik yang baru ditemukan sama dengan nama titik
yang sudah diketahui dalam soal. Ketidaktelitian subjek dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
menjadi penyebab kesalahan ini. Pada gambar yang pertama
terlihat bahwa subjek menamakan dua titik dengan nama yang
sama yaitu titik , sedangkan pada gambar kedua terdapat dua
titik .
Gambar 4.26. Contoh Kesalahan Penamaan Titik yang Baru Ditemukan
Sama dengan Nama Titik yang Sudah Diketahui dalam Soal
26) Kesalahan penamaan bangun yang terletak pada bidang frontal.
Kesalahan ini berkaitan dengan ketidaktelitian atau
ketidaktahuan subjek dalam memberi nama suatu bangun datar.
Bidang frontal pada gambar berikut diberi nama yang tidak
terurut sesuai dengan penamaan bidang pada umumnya
Gambar 4.27. Contoh Kesalahan Penamaan Bangun yang Terletak pada
Bidang Frontal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
27) Kesalahan menentukan kedudukan dua garis yang sejajar. Dua
garis dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut terletak pada
sebuah bidang. Kurangnya pemahaman akan hal ini
menyebabkan subjek menggambar suatu garis yang sejajar
dengan garis lain, tetapi kedua garis tersebut sebenarnya tidak
terletak pada satu bidang. Kurangnya kemampuan relasi dan
orientasi keruangan pun juga mempengaruhi kesalahan ini. Pada
gambar berikut terlihat bahwa subjek menggambarkan garis
yang sejajar garis melalui titik , yaitu garis di mana
garis yang benar adalah garis .
Gambar 4.28. Contoh Kesalahan Menentukan Kedudukan Dua Garis yang
Sejajar
28) Kesalahan menentukan titik potong antara dua garis yang
berpotongan. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kurangnya
kemampuan relasi keruangan yang dimiliki subjek dalam
melihat hubungan antara dua garis yang berpotongan dan
kurangnya kemampuan visualisasi keruangan yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
subjek dalam proses membayangkan dua garis yang
berpotongan pada bangun tiga dimensi terkait dengan
penggambaran bangun tersebut pada bidang gambar dua
dimensi. Pada gambar berikut, subjek salah memotongkan garis
dengan garis di titik yang seharusnya berpotongan di
titik .
Gambar 4.29. Contoh Kesalahan Menentukan Titik Potong antara Dua
Garis yang Berpotongan
29) Menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari satu titik dan
memotongkan dengan garis lain yang seharusnya bersilangan.
Kesalahan ini berkaitan dengan dua kesalahan yang telah
dipaparkan sebelumnya, yaitu kesalahan nomor 3 dan nomor 7.
Pada gambar berikut, terlihat bahwa subjek memotongkan
perpanjangan garis dengan garis yang melalui titik tetapi
tidak diketahui arahnya, di mana kedua garis tersebut
seharusnya bersilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Gambar 4.30. Contoh Kesalahan Menarik Garis yang Tidak Diketahui
Arahnya dari Satu Titik dan Memotongkan dengan Garis Lain yang
Seharusnya Bersilangan
30) Garis horisontal yang digambar pada bangun ruang tidak sesuai
dengan permintaan soal. Kesalahan ini berhubungan dengan
pemahaman subjek akan garis horisontal pada bidang frontal
dan ketidaktelitian subjek. Pada gambar berikut, subjek salah
menggambarkan garis sebagai garis horisontal di mana garis
horisontal yang diminta soal adalah garis .
Gambar 4.31. Contoh Kesalahan Menggambar Garis Horisontal pada
Bangun Ruang yang Tidak Sesuai dengan Permintaan Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
31) Kesalahan yang berkaitan dengan pemahaman kedudukan titik
dengan bidang, yaitu menyatakan suatu bidang yang dibentuk
oleh empat titik di mana satu dari empat titik tersebut berada di
luar bidang. Kesalahan ini berkaitan dengan kurangnya
pemahaman subjek akan aksioma dan dalil mengenai bidang
pada bangun ruang serta hubungan antara titik dengan bidang.
Pada gambar berikut, subjek memberikan keterangan bahwa
garis merah merupakan bidang di mana garis merah
tersebut melalui titik . Garis biru yang merupakan bidang
juga melalui titik .
Gambar 4.32. Contoh Kesalahan Menyatakan Suatu Bidang yang Dibentuk
oleh Empat Titik di mana Satu dari Empat Titik Tersebut Berada di Luar
Bidang
c. Klasifikasi kesalahan-kesalahan melukis dalam ruang
Dari 31 kesalahan yang dilakukan oleh subjek, peneliti
merangkum kesalahan-kesalahan tersebut ke dalam kelompok-
kelompok yang lebih umum. Berikut ini adalah klasifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh subjek ketika melukis
dalam ruang:
1) Kesalahan yang berkaitan dengan kemampuan menggambar
bangun ruang, antara lain:
a) Kesalahan menentukan garis orthogonal, besar atau letak
sudut surut, bidang frontal, dan garis horisontal.
b) Tidak menggunakan informasi perbandingan proyeksi
sehingga salah menentukan panjang garis orthogonal.
c) Kesalahan dalam penamaan bangun ruang dan bangun yang
terletak pada bidang frontal.
d) Kesalahan menggambar bangun datar atau bangun ruang
yang tidak sesuai dengan permintaan soal.
e) Kesalahan menentukan ukuran bangun yang terletak pada
bidang frontal dan panjang suatu ruas garis pada gambar.
2) Kesalahan yang berkaitan dengan kemampuan melukis dalam
ruang, antara lain:
a) Kesalahan yang berkaitan dengan kedudukan garis dengan
garis, yaitu memotongkan dua garis yang bersilangan,
menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari satu titik
dan memotongkan garis tersebut dengan garis lain, tidak
menggambarkan dua garis sejajar seperti yang diminta soal,
salah menentukan kedudukan dua garis yang sejajar, dan
menentukan titik potong antara dua garis yang berpotongan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
b) Kesalahan dalam menggambar irisan, meliputi: irisan yang
terbentuk tidak melalui satu atau dua titik yang telah
diketahui dari soal, kesalahan menentukan titik persekutuan
bidang pengiris dengan bangun ruang, dan irisan yang
terbentuk memotong bidang lain di dua garis atau lebih,
c) Kesalahan dalam melukis titik tembus, yaitu kesalahan
menentukan garis persekutuan antara bidang yang melalui
suatu garis dengan bidang lain sehingga titik tembus yang
ditemukan tidak melalui garis ataupun bidang tersebut dan
kesalahan menuliskan titik tembus yang ditemukan sebagai
sebuah garis
d) Kesalahan yang berkaitan dengan pemahaman kedudukan
titik dengan bidang, yaitu menyatakan suatu bidang yang
dibentuk oleh empat titik di mana satu dari empat titik
tersebut berada di luar bidang dan kesalahan meletakkan
titik-titik yang telah diketahui pada posisi yang sama seperti
dalam soal.
e) Kesalahan yang berkaitan dengan kedudukan garis dengan
bidang, yaitu memotongkan garis yang terletak pada suatu
bidang dengan bidang tersebut dan salah menentukan titik
potong antara garis dengan bidang.
f) Penamaan titik yang baru ditemukan sama dengan nama
titik yang sudah diketahui dalam soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
3) Kesalahan yang berkaitan dengan penyelesaian soal, meliputi
tidak menyelesaikan pengerjaan, tidak menuliskan langkah
pengerjaan untuk penyelesaian soal melukis dalam ruang secara
lengkap, dan tidak mengerjakan soal.
F. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pelaksanaan penelitian yang ditemukan oleh peneliti antara
lain:
1. Tidak dapat melakukan ujicoba instrumen untuk melihat validitas dan
reliabilitas dari kedua instrumen yang digunakan pada penelitian ini. Hal
ini disebabkan karena instrumen kemampuan melukis dalam ruang
merupakan soal tes Ujian Tengah Semester (UTS) yang tidak
dimungkinkan untuk disamakan dengan soal tes UTS yang akan diujikan
pada kelas lain, mengingat jumlah populasi yang tidak terlalu besar,
rentang waktu pengadaan UTS antar kelas yang cukup jauh, dan jumlah
soal yang sedikit. Kebocoran soal yang mungkin terjadi dapat
mempengaruhi hasil perolehan data dan analisis penelitian sehingga
kerahasiaan instrumen penelitian perlu dipertimbangkan. Untuk
instrumen kemampuan berpikir keruangan juga tidak diadakan ujicoba
instrumen mengingat bahwa instrumen ini sudah diujicobakan dan
dibakukan oleh pengarang yang bersangkutan di luar negeri.
2. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berpikir
keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang, misalnya kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
subjek saat mengikuti tes, hubungan hobi subjek dengan kemampuan
yang akan diukur, dan sebagainya. Sehubungan dengan keterbatasan
waktu penelitian maka faktor-faktor lain tersebut dianggap tidak terlalu
berpengaruh bagi hasil penelitian.
3. Keterbatasan waktu untuk meneliti lebih jauh penyebab kesalahan
melukis dalam ruang yang dilakukan oleh subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijabarkan
pada bab IV, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Kemampuan berpikir keruangan mahasiswa Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma yang menempuh mata kuliah Geometri
Ruang pada tahun akademik 2014/2015 cukup tinggi dilihat dari nilai
pemusatan data yang mendekati nilai tertinggi, dengan nilai rata-rata
80,75, nilai median 83,33, dan nilai modus 83,33. Nilai terendah 45,83
dan nilai tertinggi 100 menghasilkan rentang data yang cukup yakni
sebesar 54,17.
2. Kemampuan melukis dalam ruang mahasiswa Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma yang menempuh mata kuliah Geometri
Ruang pada tahun akademik 2014/2015 pada umumnya masih cukup
rendah dilihat dari nilai pemusatan data, yaitu nilai rata-rata 30,6, nilai
median 22, dan nilai modus 21 yang mendekati nilai terendah. Rentang
data yang cukup jauh, yakni 90 terlihat dari nilai terendah 10 dan nilai
tertinggi 100.
3. Ditemukan hubungan atau korelasi positif yang signifikan dan sangat
kuat antara kemampuan berpikir keruangan dengan kemampuan melukis
dalam ruang mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Dharma yang menempuh mata kuliah Geometri Ruang pada tahun
akademik 2014/2015 dengan koefisien korelasi sebesar 0,725.
4. Terdapat 31 kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang menempuh
mata kuliah Geometri Ruang pada tahun akademik 2014/2015 ketika
melukis dalam ruang yang diklasifikasikan ke dalam kelompok-
kelompok berikut:
4) Kesalahan yang berkaitan dengan kemampuan menggambar bangun
ruang, antara lain:
f) Kesalahan menentukan garis orthogonal, besar atau letak sudut
surut, bidang frontal, dan garis horisontal.
g) Tidak menggunakan informasi perbandingan proyeksi sehingga
salah menentukan panjang garis orthogonal.
h) Kesalahan dalam penamaan bangun ruang dan bangun yang
terletak pada bidang frontal.
i) Kesalahan menggambar bangun datar atau bangun ruang yang
tidak sesuai dengan permintaan soal.
j) Kesalahan menentukan ukuran bangun yang terletak pada
bidang frontal dan panjang suatu ruas garis pada gambar.
5) Kesalahan yang berkaitan dengan kemampuan melukis dalam ruang,
antara lain:
g) Kesalahan yang berkaitan dengan kedudukan garis dengan garis,
yaitu memotongkan dua garis yang bersilangan, menarik garis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
yang tidak diketahui arahnya dari satu titik dan memotongkan
garis tersebut dengan garis lain, tidak menggambarkan dua garis
sejajar seperti yang diminta soal, salah menentukan kedudukan
dua garis yang sejajar, dan menentukan titik potong antara dua
garis yang berpotongan.
h) Kesalahan dalam menggambar irisan, meliputi: irisan yang
terbentuk tidak melalui satu atau dua titik yang telah diketahui
dari soal, kesalahan menentukan titik persekutuan bidang
pengiris dengan bangun ruang, dan irisan yang terbentuk
memotong bidang lain di dua garis atau lebih,
i) Kesalahan dalam melukis titik tembus, yaitu kesalahan
menentukan garis persekutuan antara bidang yang melalui suatu
garis dengan bidang lain sehingga titik tembus yang ditemukan
tidak melalui garis ataupun bidang tersebut dan kesalahan
menuliskan titik tembus yang ditemukan sebagai sebuah garis
j) Kesalahan yang berkaitan dengan pemahaman kedudukan titik
dengan bidang, yaitu menyatakan suatu bidang yang dibentuk
oleh empat titik di mana satu dari empat titik tersebut berada di
luar bidang dan kesalahan meletakkan titik-titik yang telah
diketahui pada posisi yang sama seperti dalam soal.
k) Kesalahan yang berkaitan dengan kedudukan garis dengan
bidang, yaitu memotongkan garis yang terletak pada suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
bidang dengan bidang tersebut dan salah menentukan titik
potong antara garis dengan bidang.
l) Penamaan titik yang baru ditemukan sama dengan nama titik
yang sudah diketahui dalam soal.
6) Kesalahan yang berkaitan dengan penyelesaian soal, meliputi tidak
menyelesaikan pengerjaan, tidak menuliskan langkah pengerjaan
untuk penyelesaian soal melukis dalam ruang secara lengkap, dan
tidak mengerjakan soal.
B. Saran
Berdasarkan proses, hasil, dan kesimpulan dari penelitian ini, peneliti
memberikan saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut:
1. Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta perlu lebih giat mencari buku-buku atau referensi lain
yang berkaitan dengan materi melukis dalam ruang dan tekun dalam
melakukan latihan soal. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan
mahasiswa pada bidang geometri, khususnya kemampuan berpikir
keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang.
2. Dosen pengampu mata kuliah Geometri Ruang dapat menggunakan
instrumen kemampuan berpikir keruangan dalam memprediksi
kesulitan belajar mahasiswa di bidang geometri ruang. Hal ini dapat
membantu dosen untuk mengatur metode pembelajaran yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
tepat agar kompetensi dan indikator pada mata kuliah ini dapat
tercapai secara maksimal.
3. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta perlu meninjau kembali kurikulum yang digunakan atau
membuat suatu kegiatan akademik yang berhubungan dengan
pengembangan kemampuan berpikir keruangan dan kemampuan
melukis dalam ruang bagi mahasiswa Pendidikan Matematika. Hal
ini dianggap penting mengingat keterbatasan jam pertemuan tatap
muka dengan dosen pengampu mata kuliah Geometri Ruang yang
menyebabkan peningkatan dan pengembangan kemampuan berpikir
keruangan dan kemampuan melukis dalam ruang mahasiswa
Pendidikan Matematika tidak dapat berjalan secara maksimal.
Kegiatan akademik yang dapat dilaksanakan antara lain kelas
asistensi yang konsisten diadakan tiap semester dan rutin diadakan
setiap minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Maman dan Muhidin, Sambas Ali. 2011. Panduan Praktis
Memahami Penelitian (Bidang Sosial-Administrasi-Pendidikan).
Bandung: CV Pustaka Setia.
Ahmad, Sopandi. Irisan Bangun Ruang oleh Sebuah Bidang. Diakses pada tanggal
1 April 2015 dari http://opanlab.com/matematika/geometri/irisan-
bangun-ruang-oleh-sebuah-bidang.php
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Chatib, Munif & Said, Alamsyah. 2012. Sekolah Anak-anak Juara Berbasis
Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Kaifa.
Geometri Ruang (I). Diakses pada tanggal 30 November 2014 dari
http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/GeometriRuang.pdf
Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains. Jakarta:
Erlangga.
Irianto, Agus. 2010. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya.
Jakarta: Kencana.
Jarak Titik dan Menggambar Irisan Penampang. Diakses pada tanggal 25 Maret
2015 dari
http://fahruddin.ina.0lx.net/matematika/gambar_irisan_penampang.swf
Khoe, Yao Tung. 2008. Kumpulan Rumus Lengkap Matematika SMA dan MA –
IPA dan IPS. Jakarta: Grasindo. Diakses pada tanggal 22 Juli 2015 dari
https://books.google.co.id/books?id=D0Vjsy8dD14C&printsec=frontcov
er&hl=id#v=onepage&q&f=false
Kusnadi, Eris. 2012. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test pada
PSPP. Diakses pada tanggal 30 Juli 2015 dari
https://eriskusnadi.wordpress.com/2012/04/07/uji-normalitas-dengan-
kolmogorov-smirnov-test-pada-pspp/
Lucy, Bunda & Rizky, Ade Julius. 2012. Dahsyatnya Brain Smart Teaching:
Cara Super Jitu Optimalkan Kecerdasan Otak dan Prestasi Belajar
Anak. Jakarta : Niaga Swadaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Machmud, Tedy. 2013. Modul Matematika PLPG 2013. Diakses pada tanggal 6
Agustus 2015 dari http://repository.ung.ac.id/get/kms/2823/Modul-
Matematika-PLPG-2013.docx.
Mathematics Forum. 2009. Mathematics For Senior High School Year X. Jakarta:
Yudhistira.
Muhson, Ali. 2013. Analisis Korelasi. Diakses pada tanggal 13 Juni 2015 dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ali%20Muhson,%20S.
Pd.,M.Pd./08%20ANALISIS%20KORELASI%202013.pdf
Mundir. 2013. Statistik Pendidikan: Pengantar Analisis Data untuk Penulisan
Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mustafa, Zainal. 2009. Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Nugroho, Adhi Prasetya. 2013. Big Bank Soal – Bahas Matematika SMA/MA.
Jakarta: Wahyumedia. Diakses pada tanggal 23 Juli 2015 dari
https://books.google.co.id/books?id=O7JFBAAAQBAJ&printsec=frontc
over&hl=id#v=onepage&q&f=false
Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan
Teoritis & Praktis. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Priswati, Rahmi Endah. 2013. Uji Validitas dan Reliabilitas. Diakses pada tanggal
6 Agustus 2015 dari http://statistikapendidikan.com/wp-
content/uploads/2013/05/uji-validitas-dan-reliabilitas.rahmi_.pdf
Profile Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Diakses
pada tanggal 30 Juni 2015 dari
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/pen_matematika/index.php
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.
Raharjo, Sahid. 2014. Cara Melakukan Uji Validitas Product Momen dengan
SPSS. Diaskes pada tanggal 14 Juni 2015 dari
http://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-
spss.html
Rahayuningrum, Rosalia Hera. 1996. Hubungan Antara Kemampuan Penalaran
Verbal, Kemampuan Berpikir Keruangan, dan Kemampuan Numerik
dengan Prestasi Belajar Matematika di Kalangan Para Siswa Kelas I
SMA Stella Duce I Yogyakarta Tahun Ajaran 1994/1995. Skripsi, tidak
diterbitkan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Rif‟an, Muhamad Ghoni. 2011. Pengaruh Kemampuan Spasial terhadap Prestasi
Belajar Matematika Materi Pokok Dimensi Tiga pada Siswa Kelas X
Semester II SMA Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.
Skripsi, tidak diterbitkan. Institut Agama Islam Negeri Walisongo
Semarang. Diakses pada tanggal 5 Maret 2015 dari
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/118/jtptiain-gdl-
muhamadgho-5884-1-073511062.pdf
Sadli, Saparinah (ed.) & Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 1991.
Inteligensi, Bakat, dan “Test IQ”. Jakarta: PT Gaya Favorit Press.
Santoso, Singgih. 2010. Mastering SPSS 18. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Nonparametrik. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sarwono, Jonathan. Prosedur-prosedur Populer Statistik untuk Mempermudah
Riset Skripsi. Diakses pada tanggal 14 Juni 2015 dari
http://www.jonathansarwono.info/teori_spss/prosedur_populer_statistik.p
df
Sefrina, Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak. Yogyakarta: Media Pressindo.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Soemadi. 1991. Peta Kesalahan Konsep Geometri (Sekolah) Guru Sekolah Dasar
dan Calon Guru. Kumpulan Makalah Konferensi Nasional Matematika
VI, 15-17 Juli 1991.
Soemanto, Wasty. 2005. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah).
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suharjana, Agus, Markaban, & W.S., Hanan. 2009. Modul Matematika SD
Program BERMUTU: Geometri Datar dan Ruang di SD. Yogyakarta:
PPPPTK Matematika. Diakses pada tanggal 29 November 2014 dari
https://sites.google.com/site/p4tkmatematika/3.GeometriDatardanRuangd
iSD.pdf?attredirects=0&d=1
Supangat, Andi. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan
Nonparametrik. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah: Cara
Menerapkan Teori Multiple Intelligences Howard Gardner. Yogyakarta:
Kanisius.
Suparyan. 2007. Kajian Kemampuan Keruangan (Spatial abilities) dan
Kemampuan Penguasaan Materi Geometri Ruang Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Tesis, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Semarang. Diakses pada
tanggal 6 Agustus 2015 dari
http://lib.unnes.ac.id/16957/1/4101504005.pdf
Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Suwaji, Untung Trisna dkk. 2009. Modul Matematika SMP Program BERMUTU:
Kapita Selekta Pembelajaran Geometri Ruang di SMP. Yogyakarta:
PPPPTK Matematika. Diakses pada tanggal 29 November 2014 dari
https://sites.google.com/site/p4tkmatematika/14.GeometriRuangSMP.pdf
?attredirects=0&d=1
Suwarsono, St. 1982. Penggunaan Metode Analisa Faktor sebagai Suatu
Pendekatan untuk Memahami Sebab-Sebab Kognitif Kesulitan Belajar
Anak dalam Matematika. Pidato Dies Natalis XXVII. Yogyakarta: IKIP
Sanata Dharma.
Suwarsono, St. 1990, Oktober. “Potensi Geometri dalam Pengajaran
Matematika”. Widya Dharma halaman 49 – 60.
Suwarsono, St. 1992. Pengantar Pengajaran Geometri di Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah, dan Program D.II-PGSD. Makalah-makalah Bidang Studi
Matematika disampaikan dalam penataran penyesuaian kemampuan
dosen D.II-PGSD Katolik se-Indonesia, 29 Juni – 25 Juli 1992.
Suwarsono, St. 2001, Oktober. “Pengembangan Kemampuan Siswa dalam
Geometri”. Widya Dharma halaman 93 – 100.
Suwarsono, St. 2013. Geometri Tiga Dimensi (Geometri Ruang). Diktat mata
kuliah Geometri Ruang Pendidikan Matematika Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Tajudin, Tanudi, & Mulyono. 2004. Kumpulan Rumus Matematika SD. Jakarta:
Kawan Pustaka. Diakses pada tanggal 22 Juli 2015 dari
https://books.google.co.id/books?id=fMaXStODraMC&printsec=frontco
ver&hl=id#v=onepage&q&f=false
Tambunan, Siti Marliah. 2006. “Hubungan Antara Kemampuan Spasial Dengan
Prestasi Belajar Matematika”. Depok: Fakultas Psikologi Universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Indonesia. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 10 No. 1. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2015 dari
http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/13/9
Tampomas, Husein. Sukses Ulangan dan Ujian Dimensi Tiga untuk SMA dan MA.
Jakarta: PT Grasindo. Diakses pada tanggal 23 November 2014 dari
http://books.google.co.id/books?id=l75Y_JbhKe0C&printsec=frontcover
&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false
Tim Penyusun. 2003. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi Edisi
Revisi. Yogyakarta: UPFE UMY.
Wahyudin & Turmudi. 2002. Kapita Selekta Matematika Sekolah. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Wattanawaha, N. 1997. 24 Spatial Thinking Questions (Set 2). Disadur ke dalam
bahasa Indonesia oleh Prof. Dr. St. Suwarsono. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Winarno. 2012. Prosedur Uji Statistik dalam Penelitian. Diakses pada tanggal 14
Juni 2015 dari http://www.cahangon.net/statistik/prosedur-uji-
statistik.html
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika Jilid 1 untuk Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Yamin, Sofyan dkk. 2011. Regresi dan Korelasi dalam Genggaman Anda.
Jakarta: Salemba Empat.
Pedoman Penulisan Skripsi. 2004. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2015. [Online]. Diakses dari http://kbbi.web.id/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 2: Rincian Rekapitulasi Jumlah Kesalahan Melukis dalam Ruang
1. Kesalahan menentukan garis orthogonal. Kesalahan ini dilakukan sebanyak
69 kali dengan keterangan sebagai berikut:
a. Untuk soal nomor 1 kesalahan ini dilakukan oleh 34 subjek, yaitu: S1,
S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S11, S12, S13, S14, S16, S17, S19, S20,
S21, S22, S24, S25, S26, S27, S29, S30, S31, S33, S34, S36, S37, S38,
S39, S40, S41.
b. Untuk soal nomor 2 kesalahan ini dilakukan oleh 35 subjek, yaitu S1,
S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S9, S11, S12, S13, S14, S16, S17, S18, S19,
S20, S21, S22, S24, S25, S26, S30, S31, S32, S33, S34, S35, S36, S37,
S38, S39, S40, S41.
2. Kesalahan menentukan letak sudut surut. Berdasarkan pedoman penskoran,
peneliti memberi skor 1 bagi subjek yang dapat melukiskan besar sudut
surut sesuai dengan informasi dari soal walaupun bidang frontal atau garis
orthogonalnya tidak sesuai dengan permintaan soal. Kesalahan menentukan
bidang frontal atau garis orthogonal ini menyebabkan subjek salah
menentukan letak sudut surut, yang seharusnya merupakan sudut antara
garis frontal horisontal arah ke kanan dengan garis orthogonal arah ke
belakang. Kesalahan ini dilakukan sebanyak 62 kali oleh subjek dengan
keterangan sebagai berikut:
a. Untuk soal nomor 1, sebanyak 28 subjek melakukan kesalahan ini,
yaitu S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S11, S12, S13, S14, S16, S17, S18,
S19, S20, S21, S24, S25, S26, S27, S30, S31, S33, S34, S38, S40, S41.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
b. Untuk soal nomor 2, sebanyak 34 subjek melakukan kesalahan ini,
yaitu S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S11, S12, S13, S14, S16, S17, S18,
S19, S20, S21, S22, S24, S25, S26, S30, S31, S32, S33, S34, S35, S36,
S37, S38, S39, S40, S41.
3. Memotongkan dua garis yang bersilangan. Kesalahan ini dilakukan
sebanyak 62 kali dengan keterangan sebagai berikut:
a. Untuk soal nomor 3, kesalahan ini dilakukan oleh 27 orang subjek,
yaitu S1, S4, S5, S7, S9, S10, S11, S13, S15, S16, S17, S19, S20, S22,
S24, S25, S27, S29, S30, S32, S33, S34, S36, S39, S40, S41, S42.
b. Untuk soal nomor 4a, kesalahan ini dilakukan oleh sebelas orang
subjek, yaitu S1, S3, S4, S11, S13, S21, S27, S34, S37, S38, S40.
c. Untuk soal nomor 4b, kesalahan ini dilakukan oleh 24 orang subjek,
yaitu S1, S2, S4, S6, S9, S10, S12, S13, S14, S17, S19, S20, S23, S24,
S25, S27, S29, S31, S33, S34, S35, S36, S40, S41.
4. Tidak menggunakan informasi perbandingan proyeksi dari soal untuk
menentukan panjang ruas garis orthogonal pada gambar. Kesalahan ini
dilakukan sebanyak 29 kali dengan keterangan sebagai berikut:
a. Sebanyak enam belas orang subjek melakukan kesalahan ini pada soal
nomor 1, yaitu S1, S2, S5, S7, S9, S17, S18, S20, S22, S27, S29, S31,
S32, S38, S39, S42.
b. Untuk soal nomor 2, kesalahan ini dilakukan oleh tiga belas orang
subjek, yaitu S1, S2, S4, S9, S11, S12, S13, S15, S17, S22, S30, S38,
S41.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
5. Kesalahan dalam menentukan bidang frontal. Kesalahan ini dilakukan
sebanyak 28 kali dengan keterangan sebagai berikut:
a. Untuk soal nomor 1, kesalahan ini dilakukan oleh S1, S2, S3, S4, S6,
S7, S8, S9, S11, S12, S13, S14, S17, S20, S21, S24, S25, S26, S27,
S30, S33, S34, S36, S37, S38, S40, S41, yaitu sebanyak 27 orang.
b. Untuk soal nomor 2 kesalahan ini dilakukan oleh S7 terkait dengan
kesalahan penamaan bangun ruang.
6. Irisan yang terbentuk tidak melalui satu atau dua titik yang telah diketahui
dari soal. Hal ini menyebabkan irisan yang terbentuk tidak melalui bidang
pengiris yang telah ditentukan oleh soal. Kesalahan ini dilakukan sebanyak
empat belas kali dengan keterangan sebagai berikut:
a. Untuk soal nomor 3, sebanyak delapan orang subjek melakukan
kesalahan ini. S3, S6, S7, S23, dan S27 menggambar irisan yang tidak
melalui titik , S14 menggambar irisan yang tidak melalui titik dan
, S21 menggambar irisan yang tidak melalui titik dan , dan S22
menggambar irisan yang tidak melalui titik .
b. Untuk soal nomor 4b, sebanyak enam orang subjek melakukan
kesalahan ini. S7 menggambar irisan yang tidak melalui titik dan ,
S18 dan S41 menggambar irisan yang tidak melalui titik , S21
menggambar irisan yang tidak melalui titik dan , S30 menggambar
irisan yang tidak melalui titik , dan S38 menggambar irisan yang tidak
melalui titik .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
7. Menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari satu titik dan memotongkan
garis tersebut dengan garis lain sehingga titik potongnya tidak tertentu.
Kesalahan ini dilakukan sebanyak sepuluh kali dengan keterangan: untuk
soal nomor 3 kesalahan ini dilakukan oleh S14, S15, S31, S33, S38, dan
S39, sedangkan untuk soal nomor 4b kesalahan ini dilakukan oleh S11, S14,
S29, dan S40.
8. Sebanyak sepuluh orang subjek salah menentukan garis persekutuan antara
bidang dengan bidang yang melalui garis sehingga titik tembus
yang ditemukan tidak melalui garis ataupun bidang . Kesalahan ini
dilakukan pada soal nomor 4a oleh S4, S8, S9, S11, S14, S30, S32, S36,
S39, dan S41.
9. Kesalahan dalam penamaan bangun ruang yang tidak sesuai perintah soal.
Sebanyak sepuluh kali kesalahan ini dilakukan dengan keterangan sebagai
berikut:
a. Untuk soal nomor 1, kesalahan penamaan limas dilakukan oleh S13,
S17, S34, dan S36.
b. Untuk soal nomor 2, kesalahan penamaan prisma dilakukan oleh S7,
S13, S23, dan S38. Prisma tidak diberi nama dilakukan oleh S6 dan
penamaan prisma tidak lengkap dilakukan oleh S15.
10. Kesalahan menentukan besar dan letak sudut surut. Peneliti menuliskan
kesalahan ini sebagai kesalahan sudut surut pada tabel kesalahan yang telah
dipaparkan di atas. Kesalahan ini dilakukan sebanyak sembilan kali dengan
keterangan: untuk soal nomor 1 kesalahan ini dilakukan oleh delapan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
subjek, yaitu S1, S9, S22, S29, S36, S37, S39, dan untuk soal nomor 2
kesalahan ini dilakukan oleh S9.
11. Untuk soal nomor 4, sebanyak sembilan orang subjek menggambarkan garis
tidak sejajar dengan garis seperti yang diminta soal, yaitu S3, S7,
S8, S9, S10, S22, S29, S31, dan S38.
12. Kesalahan menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan bangun
ruang, yaitu kesalahan menentukan titik persekutuan bidang pengiris dengan
bidang alas dan kesalahan menentukan perpotongan bidang diagonal yang
memuat bidang pengiris. Kesalahan ini dilakukan oleh S2, S29, S35, dan
S36 untuk soal nomor 3, serta S3, S5, dan S37 untuk soal nomor 4b. Jumlah
kesalahan ini dilakukan sebanyak tujuh kali.
13. Sebanyak enam orang subjek tidak mengerjakan soal yang diberikan. Untuk
soal nomor 2 tidak dikerjakan oleh S27, soal nomor 4a tidak dikerjakan oleh
S2, dan soal nomor 4b tidak dikerjakan oleh S8, S15, S26, dan S32.
14. Tidak menuliskan langkah pengerjaan soal secara lengkap. Kesalahan ini
dilakukan sebanyak enam kali oleh S6 (nomor 4b), S8 (nomor 3), S10
(nomor 4a), S15 (nomor 4a), S22 (nomor 4), dan S39 (nomor 4).
15. Irisan yang terbentuk memotong bidang lain di dua garis atau lebih, dengan
kata lain terdapat lebih dari satu garis persekutuan antara kedua bidang
tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan kedudukan bidang terhadap bidang
lain, yaitu dua bidang berpotongan jika kedua bidang itu tepat memiliki
sebuah garis persekutuan atau garis potong. Untuk soal nomor 3, sebanyak
empat orang subjek memotongkan bidang penampang irisan dengan bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
lain di dua garis, yaitu S15, S21, S32, dan S42. Satu orang subjek
memotongkan irisan dengan bidang lain di tiga garis, yaitu S13 untuk soal
nomor 3 dan 4b. Total jumlah kesalahan ini dilakukan sebanyak enam kali.
16. Panjang ruas garis orthogonal tidak sesuai dengan perbandingan proyeksi
yang ditentukan soal. Untuk soal nomor 1 kesalahan ini dilakukan oleh S42,
sedangkan untuk soal nomor 2 dilakukan oleh S12, S15, dan S42. Sebanyak
empat orang subjek melakukan kesalahan ini.
17. Bangun datar/ruang yang digambar tidak sesuai dengan permintaan soal.
Untuk soal nomor 1, sebanyak dua orang subjek tidak menggambar limas
segiempat beraturan seperti yang diminta soal, yakni S7 dan S10. Untuk
soal nomor 2, S10 tidak menggambar prisma segitiga beraturan seperti yang
diminta soal dan S15 menggambar segitiga bantuan tidak sama sisi (untuk
mencari garis panjang ruas garis orthogonal yang sesungguhnya). Kesalahan
ini dilakukan sebanyak empat kali.
18. Kesalahan menentukan ukuran bangun yang terletak pada bidang frontal.
Untuk soal nomor 1, kesalahan ini dilakukan oleh S18, sedangkan untuk
soal nomor 2 kesalahan ini dilakukan oleh S2 dan S23. Sebanyak tiga orang
subjek melakukan kesalahan ini.
19. Titik-titik yang telah diketahui tidak diletakkan pada posisi yang sama
seperti dalam soal. Kesalahan ini dilakukan oleh S16 untuk soal nomor 3
dan 4b. S35 juga tidak meletakkan titik sesuai dengan yang dijelaskan pada
langkah pengerjaan. Jumlah kesalahan ini dilakukan sebanyak tiga kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
20. Sebanyak tiga orang subjek menuliskan titik tembus yang ditemukan
sebagai sebuah garis. S7, S17, dan S34 menuliskan titik tembus dengan dua
huruf kapital yang seharusnya dinyatakan dengan satu huruf kapital untuk
menjawab soal nomor 4a.
21. Sebanyak tiga orang subjek tidak menyelesaian pengerjaan soal yang
diberikan. S22 hanya menggambar bangun limas yang diketahui pada soal
nomor 4 tanpa menuliskan penyelesaian. S29 hanya menggambar bidang
frontal untuk soal nomor 2. S38 menggambar bangun prisma segitiga
beraturan secara tidak lengkap untuk soal nomor 2.
22. Panjang ruas garis pada gambar tidak sesuai dengan permintaan soal.
Kesalahan ini dilakukan oleh S17, S18 dan S25 dalam menggambar tinggi
limas. Bidang frontal yang digambar oleh S17 dan S25 salah sehingga tinggi
limas yang digambar bukan merupakan garis orthogonal.
23. Kesalahan yang berkaitan dengan kedudukan garis dengan bidang.
Kesalahan ini dilakukan oleh dua orang subjek. S16 memotongkan garis
yang terletak pada suatu bidang dengan bidang tersebut, dengan kata lain
garis tersebut seharusnya terletak pada bidang tersebut. S33 salah
menentukan titik potong antara garis dengan bidang.
24. Kesalahan melukiskan besar sudut surut. Kesalahan ini ditinjau dari hasil
gambar subjek yang tidak menggambarkan besar sudut surut sesuai dengan
permintaan soal walaupun letaknya sudah benar. Kesalahan ini dilakukan
oleh dua orang subjek, yaitu S15 dan S32 pada soal nomor 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
25. Penamaan titik yang baru ditemukan sama dengan nama titik yang sudah
diketahui dalam soal. Kesalahan ini dilakukan oleh S10 dan S19 pada soal
nomor 3.
26. Kesalahan penamaan bangun yang terletak pada bidang frontal. Kesalahan
ini dilakukan oleh S31 pada soal nomor 1.
27. Kesalahan menentukan kedudukan dua garis yang sejajar, yaitu kedua garis
tersebut tidak terletak pada sebuah bidang. Kesalahan ini dilakukan oleh
S14 pada soal nomor 4b.
28. Kesalahan menentukan titik potong antara dua garis yang berpotongan.
Kesalahan ini dilakukan oleh S2 pada soal 4b.
29. Menarik garis yang tidak diketahui arahnya dari satu titik dan memotongkan
dengan garis lain yang seharusnya bersilangan. Kesalahan ini juga berkaitan
dengan kesalahan sebelumnya mengenai kedudukan garis dengan garis,
yaitu memotongkan dua garis yang bersilangan. Kesalahan ini dilakukan
oleh satu orang subjek, yaitu S17 pada soal nomor 3.
30. Garis horisontal yang digambar pada bangun ruang tidak sesuai dengan
permintaan soal. Kesalahan ini dilakukan oleh S7 untuk soal nomor 1.
31. Kesalahan yang berkaitan dengan pemahaman kedudukan titik dengan
bidang. S17 menyatakan suatu bidang yang dibentuk oleh empat titik, di
mana satu dari empat titik tersebut berada di luar bidang. Kesalahan ini
dilakukan pada gambar nomor 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI