Keluarga Sebagai Lembaga Pendidikan

4
1. KELUARGA SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN Dalam Alkitab ditegaskan bahwa tugas pendidikan adalah pertama-tama tugas orangtua. Ketika sepasang manusia mengucapkan janji nikah, salah satu yang mereka ucapkan dalam kebaktian pemberkatan nikah adalah kewajiban untuk mendidik dan membesarkan anak-anak dalam pengetahuan dan ketaatan kepadaNya. Ada dua lembaga utama yang membahas mengenai pendidikan : sekolah Sekolah memainkan peranan penting dalam pembentukan seorang manusia sebagai makhluk terdidik, terutama secara intelektual dan sosial. keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidik terutam dan utama. Di dalamnya seorang anak diperkenalkan pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan kebenaran melalui pengenalan akan Tuhan (Ul. 6:4-9). Pembentukan karakter dan intelektual seseorang sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga. Menurut alm. Pater Drost, salah seorang tokoh pendidikan di Indonesia, sekolah hanya melanjutkan proses pendidikan yang telah dimulai dalam keluarga. Jika keluarga salah mendidik anak-anak, sekolah akan mengalami kesulitan dalam mendidik anak-anak itu. Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kerja sama yang saling mendukung antara pemerintah, sekolah, masyarakat dan keluarga. 2. TUJUAN PENDIDIKAN a. Membina Watak dan Keahlian Hakikat atau makna terdalam dari pendidikan adalah mempersiapkan seseorang untuk memilih keahlian, sikap dan

description

aufa

Transcript of Keluarga Sebagai Lembaga Pendidikan

1. KELUARGA SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKANDalam Alkitab ditegaskan bahwa tugas pendidikan adalah pertama-tama tugas orangtua. Ketika sepasang manusia mengucapkan janji nikah, salah satu yang mereka ucapkan dalam kebaktian pemberkatan nikah adalah kewajiban untuk mendidik dan membesarkan anak-anak dalam pengetahuan dan ketaatan kepadaNya.

Ada dua lembaga utama yang membahas mengenai pendidikan :

( sekolahSekolah memainkan peranan penting dalam pembentukan seorang manusia sebagai makhluk terdidik, terutama secara intelektual dan sosial.

( keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidik terutam dan utama. Di dalamnya seorang anak diperkenalkan pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan kebenaran melalui pengenalan akan Tuhan (Ul. 6:4-9).

Pembentukan karakter dan intelektual seseorang sangat dipengaruhi oleh pola asuh dalam keluarga. Menurut alm. Pater Drost, salah seorang tokoh pendidikan di Indonesia, sekolah hanya melanjutkan proses pendidikan yang telah dimulai dalam keluarga. Jika keluarga salah mendidik anak-anak, sekolah akan mengalami kesulitan dalam mendidik anak-anak itu.

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh kerja sama yang saling mendukung antara pemerintah, sekolah, masyarakat dan keluarga.

2. TUJUAN PENDIDIKAN

a. Membina Watak dan Keahlian

Hakikat atau makna terdalam dari pendidikan adalah mempersiapkan seseorang untuk memilih keahlian, sikap dan watak serta pikiran yang baik dan maju sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat.

Makna pembentukan watak dalam prosespendidikan di sekolah mencakup hal-hal seperti kejujuran, kerendahan hati, keterbukaan terhadap kritik dari orang lain, pengampunan, keberanian, berpendapat dan menghargai perbedaan pendapat, dll.b. MembebaskanPendidikan bertujuan membebaskan manusia untuk mampu mengekspresikan apa yang menjadi pikiran, keputusan dan sikapnya sendiri dan bukan berdasarkan komando atau perintah orang lain.

Pendidikan yang membebaskan menotivasi siswa untuk mengembangkan kreativitas berpikir dan keterampilan yang positif yang dapat dipertanggungjawabkannya. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan seperti itu, sekolah menyiapkan sarana dan prasarana belajar bagi siswa sebagai bekal mempersiapkan hidupnya kelak dalam masyarakat.

Tidak semua anak Indonesia beruntung bisa memperoleh pendidikan formal. Untuk itu, bagi kita yang memperoleh kesempatan tersebut haruslah menghargai dan memanfaatkan kesempatan itu dengan cara belajar sebaik-baiknya demi bekal hidup.3. HUBUNGAN SINERGIS ANTARA KELUARGA DENGAN SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKANDalam masyarakat modern, hampir separuh dari kehidupan manusia pada umumnya dihabiskan di bangku sekolah. Harus diakui bahwa lembaga pendidikan formal, seperti sekolah memainkan peranan penting dalam pengembangan diri manusia. Mencari pekerjaan juga membutuhkan pendidikan. Untuk itu, peranan pendidikan yang formal hadir melalui institusi pendidikan menjadi sangat penting.Sejalan dengan itu, kampanye peningkatan SDM dilancarkan dimana-mana. Memang betul bahwa tugas pendidikan tidak dapat diserahkan sepenuhnya hanya kepada sekolah, tetapi keluarga harus turut serta dalam tanggung jawab itu. Seberapa jauhkah orang tua terlibat dalam pendidikan anak-anaknya? Keterlibatan orang tua jangan dikaitkan/ dipahami sebagai tindakn mencampuri pola asuh dan pola didik yang ditetapkan oleh sekolah. Namun, orang tua menjaga komunikasi dengan guru, serta lembaga sekolah sehingga orang tua dapat mengikuti perkembangan anaknya. Sebaliknya, anak-anak wajib membicarakan dengan orang tua berbagai kendala yang dia hadapi di sekolah.4. PENDIDIKAN DALAM TRADISI YAHUDITradisi Yahudi memberikan tempat utama pada pendidikan. Bagi orang Yahudi pendidikan dimulai dari keluarga, lalu dilanjutkan oleh sekolah, sejak masa kanak-kanak, seorang Yahudi telah dididik untuk mengenal, memahami, dan menghayati imannya.Bercermin dari tradisi Yahudi, keluarga haruslah memikul tanggung jawab utama dalam proses pendidikan anak-anaknya. Sedangkan sekolah memiliki tanggung jawab yang terbatas. Dengan demikian perlu adanya pembagian tugas antara sekolah dan keluarga dan masyarakat. Sayangnya, peran masyarakat/orang tua dalam pendidikan masih kurang tampak. Kontrol masyarakat kurang diarahkan dalam menunjang pendidikan. Ini terbukti dari sifat konsumtif masyarakat dan keluarga yang mengalahkan prhatian terhadap pendidikan. Dan juga kurangnya perhatian dari orang tua terhadap anak.

5. GEREJA DAN PENDIDIKANSejak zaman Gereja mula-mula, pendidikan memperoleh perhatian utama dalam Gereja. Para biarawan tidak hanya belajar teologi, bahkan juga berbagai ilmu pengetahuan dan filsafat. Copernicus, yang menemukan bahwa bumilah yang mengelilingi matahari, adalah seorang ahli hukum Gereja dari Polandia.

Selain menjalankan tugas spiritual, para teolog dan rohaniwan juga mengembangkan berbagai pemikiran di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Gereja sendiri banyak terlibat dalam kegiatan formal maupun informal. Salah satunya ikut mendirikan sekolah-sekolah dari jenjang yang rendah sampai yang tertinggi.

6. BELAJAR DARI KASUS-KASUS YANG TERJADI DALAM MASYARAKATAda banyak kasus terjadi ketika keluarga tidak menjalankan fungsinya. Keluarga yang tidak harmonis cenderung menghasilkan anak-anak yang kurang memiliki rasa percaya diri dan labil. Anak-anak juga cenderung melarikan diri pada obat terlarang ataupun perbuatan lain yang merusak hidupnya. Anak-anak merasa tak berdaya, terbuang, dan kesepian. Dalam situasi seperti ini, sebaiknya si anak perlu teman bicara untuk membantu seperti konselor, guru kesiswaan, pendeta atau teman yang dipercaya yang tidak menganjurkan ke hal negatif. Manusia tidak dapat melarikan diri dari pesoalan yang ada. Dengan menghadapi persoalan dengan tabah dan bijak, terutama menggantungkan diri kepada Tuhan, remaja akan menyiapkan masa depannya lepas dari pengaruh buruk yang membelenggunya.