Keluarga, Peer, Hubungan Romantis filePenjelasan: Kepuasan Pernikahan dan Pengasuhan •Kepuasan...

24
Keluarga, Peer, Hubungan Romantis PSIKOLOGI REMAJA Unita Werdi Rahajeng – [email protected] unita.lecture.ub.ac.id

Transcript of Keluarga, Peer, Hubungan Romantis filePenjelasan: Kepuasan Pernikahan dan Pengasuhan •Kepuasan...

Keluarga, Peer, Hubungan Romantis

PSIKOLOGI REMAJA

Unita Werdi Rahajeng – [email protected]

unita.lecture.ub.ac.id

Family Processes and System

• Sosialisasi timbal balik (Reciprocal Socialization)

- Anak melakukan sosialisasi kepada orang tua seperti juga orang tua melakukan

sosialisasi kepada anak.

- Anak ataupun orang tua bukan merupakan objek yang pasif sehingga timbul gerakan

yang dinamis dalam sistem keluarga

• Keluarga sebagai suatu sistem

- dalam keluarga terdapat subsistem diadik (hubungan antar dua orang) maupun poliadik

(hubungan lebih dari dua orang)

Pengaruh Kehidupan Pernikahan Orang Tua

Fig. 8.1

Penjelasan:

Kepuasan Pernikahan dan Pengasuhan

• Kepuasan Pernikahan adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan

pengasuhan

• Orang tua yang bahagia dengan pernikahannya lebih sensitif, responsif,

hangat dan mampu menunjukkan afeki kepada anak-anak dan remaja

• Orang tua yang intim satu sama lain dan memiliki komunikasi baik dalam

pernikahannya, lebih mampu menunjukkan afeksi kepada remaja dan anak-

anaknya.

Orang Tua Sebagai Manajer Remaja

• Memonitor hubungan sosial remaja

• As social initiators and arrangers (Parke & Buriel, 2006).

• Ibu memiliki andil lebih besar memainkan peran manajer

dalam pengasuhan

• Monitoring supervisi pilhan dalam seting sosial, aktivitas,

dan persahabatan dan usaha-usaha akademis

• Kesediaan remaja untuk membuka diri terkait dengan sikap

responsif orang tua pengasuhan orang tua otoritatif

Konflik Orang tua dan Remaja

• Kebanyakan dikarenakan oleh stereotipe

• Kebanyakan remaja dan orang tuanya memiliki kesamaan pandangan tentang nilai-nilai kerja keras,

prestasi dan aspirasi karir (Gecas & Seff, 1990)

• Kebanyakan orang tua dan remaja memiliki kepercayaan religius dan politis sama

• Konflik banyak terjadi di masa awal remaja (Allison & Schultz, 2004; Smetana, 2008b).

• Sekitar 20% keluarga, orang tua dan remaja terlibat dalam konflik yang yang panjang, intens,

berulang, dan kurang sehat (Montemayor, 1982).

Resiko Konflik Remaja – Orang Tua

Konflik orang tua-remaja yang berkepanjangan membawa resiko antara lain:

• Minggat

• Kenakalan Remaja

• School dropout (DO)

• Kehamilan dan pernikahan dini

• Keanggotaan pada kelompok kultus

• Penyalahgunaan obat terlarang (Brook & others, 1990).

SIBLING

• Umumnya persaingan antar saudara (sibling rivalvry) mereda di masa

remaja. Saudara seringkali berperan sebagai teman

Variasi Dalam Keluarga

• Orang tua bercerai

• Step Families: tinggal bersama orang tua angkat atau orang tua menikah

kembali

• Orang tua bekerja latchkey adolescence (bawa kunci dan di rumah

tanpa pengawasan orang tua)

• Orang tua lesbi atau gay sudahkah di Indonesia..??

PEER GROUP

KONFORMITAS PADA PEER

• Kecenderungan remaja melakuakan konformitas dengan kelompok sebayanya

• Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain

karena tekanan nyata atau hal yang ia bayangkan

• Fenomena remaja yang nonkonformis mengetahui apa yang diharapkan oleh

orang-orang sekitarnya dan dengan sengaja memilih perilaku yang berlawanan

PEER PRESURE

Which adolescents are most likely to conform?

(Cohen & Prinstein, 2006; Prinstein, 2007; Prinstein & Dodge, 2008)

• Remaja yang tidak memiliki keyakinan atas identitas sosialnya

•Self-esteem rendah

• Kecemasan sosial tinggi

STATUS REMAJA DALAM PEER GROUP

• Neglected menerima sedikit perhatian dari teman sebaya

• Rejected tidak disukai teman sebaya

• Popular teman sebaya berlomba-lomba mendekatinya

• Kontroversial respon ekstrim dari teman sebaya

Identifikasi Status Remaja dalam Peer

Group

• Status cenderung stabil walau berada pada kelompok sebaya yang berbeda

(misal remaja populer di SMP cenderung populer pula di SMA walaupun

teman-temannya berbeda)

• Status teman sebaya menjadi prediktor beberapa perilaku, misalnya bullying

dan agresivitas (pelaku cenderung populer atau kontroversial, korban

cenderung neglected)

• Cara identifikasi yang sering digunakan adalah metode sosiometri

Faktor Mempengaruhi Interaksi Remaja dengan

Peer

1. Social Cognition bagaimana remaja memahami lingkungan sosialnya

2. Emotion remaja yang moody dan cenderung memiliki emosi negatif

kurang disukai. Remaja yang sering menampilkan emosi positif

cenderung disukai

Pertemanan dan Loneliness

• Cenderung memilih teman yang memiliki kesamaan (gender, usia, minat,

achievement, academic orientation, dsb)

• Ada beberapa remaja yang berteman dengan remaja yang lebih tua (mixed age

relationship)

• Bagi beberapa orang, loneliness adalah kondisi yang kronis

• Chronic loneliness berkaitan dengan hendaya fisik dan kesehatan mental (Karnick,

2008).

Kelompok Remaja

• Cliques

• Crowd

• Youth organization

KENCAN

• Fenomena baru muncul sekitar 1920-an

• Fungsi kencan sebagai “mate-

selection” yang berada di bawah

monitoring orang tua

Dating and Romantic Relationships

Memiliki sedikitnya 8 fungsi (Paul & White, 1990):

• Recreation.

• Source of status and achievement.

• Part of the socialization process.

• Involves learning about intimacy.

• Context for sexual experimentation and exploration.

• Provide companionship in an opposite-sex relationship

• Identity formation and development.

• A means of mate sorting and selection.

Tahapan Hubungan Romantis: Tinjauan

Perkembangan

• Pada hubungan heteroseksual

1. Entry into romantic attrctions 11 s/d 13 tahun. Romantika menjadi topik yang

mendominasi dalam percakapan sesama jenis kelamin.

2. Exploring romantic relationships 14 s/d 16 tahun. Casual dating & Dating in

groups

3. Consolidating dyadic romantic bonds 17 s/d 19 tahun. Hubungan romantis

yang lebih serius, ikatan yang lebih kuat dan stabil

Dating Script

• Model kognitif yang biasanya digunakan oleh remaja atau dewasa dalam memandu perilaku

kencannya.

• Karakteristik berbeda bagi laki2 dan perempuan,khususnya di masa awal

• Laki-laki Proactive dating script

Menginisiasi kencan, kontrol domain publik (menyetir, membukakan pintu) dan mengawali interaksi

seksual

• Perempuan Reactive dating script

Kontrol domain pribadi (perhatian terhadap penampilan, kenyamanan kencan), mendukung usaha

inisiasi yang dilakukan pasangan, merespon sexual gesture laki-laki

Dating and Romantic Relationships

Etnik dan Budaya

• Konteks sosiobudaya membawa pengaruh kuat terhadap pola kencan atau pemilihan pasangan

(Booth, 2002; Stevenson & Zusho, 2002).

• Nilai2 dan kepercayaan religius menentukan:

1. Usia mulai kencan

2. Kebebasan dalam berkencan

3. Keberadaan orang tua dan orang dewasa lain dalam kencan

4. Peran laki-laki dan perempuan dalam berkencan