Aplikasi Filterisasi Dengan Cartridge Anion Kation Terintegrasi
Kelompok IV Revisi Tugas Teknik Produk_Membran Evaporator Berbentuk Cartridge Dengan Listrik
-
Upload
muhammad-ludvi -
Category
Documents
-
view
77 -
download
6
description
Transcript of Kelompok IV Revisi Tugas Teknik Produk_Membran Evaporator Berbentuk Cartridge Dengan Listrik
TUGAS TEKNIK PRODUK
Pemekat Susu dengan Evaporator Membran Berbentuk Cartridge
Disusun Oleh :
Rizkian Cahyo 10/297950/TK/36472
Fadilla Noor Rahma 10/301376/TK/36962
Asma Hanifah 10/301743/TK/37132
Filoyak Josua Sinaga 10/302024/TK/37254
Rani Adityasari 10/305295/TK/37449
Prasetyo Adhi Pratama 10/305179/TK/37395
Ashila Nuraini 11/319098/TK/38320
Pemekat Susu dengan Evaporator Membran Berbentuk Cartridge
I. Latar Belakang
Susu merupakan hasil sekresi kelenjar susu hewan mamalia sebagai sumber gizi.
Sebagian besar susu yang dikonsumsi manusia adalah susu yang berasal dari sapi. Susu
merupakan salah satu sumber gizi utama yang dikonsumsi bayi sebelum mereka dapat
mencerna makanan dalam bentuk padat. Berikut ini adalah data yang menunjukkan
kandungan gizi susu sapi.
Tabel 1. Kandungan Gizi Susu Sapi per 100 gram
KandunganZatGizi Komposisi
Energi (kkal) 61
Protein (g) 3.2
Lemak (g) 3.5
Karbohidrat (g) 4.3
Kalsium (mg) 143
Fosfor (mg) 60
Besi (mg) 1.7
Vitamin A (mikro gram) 39
Vitamin B1 (mg) 0.03
Vitamin C (mg) 1
Air (g) 88.3
Sumber : Daftar KomposisiBahan Makanan, (Depkes RI, 2005)
Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Sebagian besar zat gizi
esensial ada dalam susu, diantaranya yaitu protein, kalsium, fosfor, vitamin A, dan
tiamin (vitamin B1). Susu merupakan sumber kalsium yang paling baik, karena
disamping kadar kalsium yang tinggi, laktosa dalam susu membantu absorpsi susu di
dalam saluran cerna (www.lontar.ac.id).
Menurut Winarno (1993), susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat
tinggi. Protein susu pada umumnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu kasein
dan protein whey. Kasein merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu
sekitar 80 % dan sisanya berupa protein whey. Kasein penting dikonsumsi karena
mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Susu merupakan bahan
makanan penting karena mengandung kasein yang merupakan protein berkualitas dan
mudah dicerna oleh saluran pencernaan.
Susu merupakan salah satu makanan yang bergizi tinggi tetapi mudah
terkontaminasi oleh bakteri. Kontaminasi bakteri pada susu dimulai saat proses
pemerahan sampai konsumsi. Bakteri yang mengkontaminasi terdiri dari bakteri
pathogen dan bakteri pembusuk.Susu yang telah terkontaminasi oleh bakteri bukan
menyehatkan justru akan membahayakan kesehatan. Kontaminasi dalam susu dapat
diminimalisir dengan cara memperbaiki proses pembuatannya. Pertumbuhan bakteri
pada susu disebabkan oleh banyaknya kadar air dalam susu (sekitar 85%). Pertumbuhan
organisme pada susu dapat menyebabkan perubahan karakteristik pada susu seperti
perubahan citra rasa dan aroma.
Jumlah mikroorganisme yang ada di dalam susu dapat diturunkan dengan
beberapa cara. Salah satunya adalah pasteurisasi. Pasteurisasi adalah proses untuk
mematikan bakteri patogen. Pasteurisasi tidak mengubah komposisi susu sehingga
komposisinya setara susu segar. Pasteurisasi umumnya dilakukan pada suhu 72 oC.
Pada industri berbasis susu yaitu susu bubuk, susu kental manis, dan keju,
kebutuhan bahan baku susu segar didapatkan dari peternak sapi perah. Susu segar
tersebut masih memiliki kadar air yang tinggi. Kadar air yang tinggi dapat menambah
berat susu segar yang akan didistribusikan. Hal ini dapat menaikkan biaya
pengangkutan susu segar dari peternak menuju pabrik pengolahan. Untuk mengatasi hal
ini, susu segar yang diperah perlu dipisahkan dari air terlebih dahulu agar kadar air
dalam susu dapat berkurang. Dalam 100 kg susu segar, kadar air yang dikandung dapat
mencapai 90 kg atau 90%.
Proses pemisahan zat dalam teknik kimia dapat dilakukan dengan beberapa cara
seperti distilasi, ekstraksi, adsorpsi, absorpsi, dan evaporasi. Pada kasus ini, proses yang
dipilih adalah proses evaporasi dengan objek susu yang ingin dikurangi kadar airnya
dari 90% hingga 50%.
Evaporasi merupakan proses pemekatan dari suatu larutan dengan cara
diuapkan. Dalam proses evaporasi ini, hal yang harus diperhatikan adalah pemanasan
yang dilakukan tidak boleh terlalu tinggi agar susu yang akan dipekatkan tidak
mengalami kerusakan atau mengalami perubahan struktur.
Perancangan sebuah evaporator harus menyesuaikan dengan kebutuhan
evaporator di pasaran. Beberapa needs dari sebuah evaporator, yaitu :
1. Mampu mengurangi kadar air dari susu encer tanpa mengubah kandungan susu
tersebut
2. Energi yang dibutuhkan oleh evaporator untuk beroperasi rendah
3. Ukuran evaporator tidak terlalu besar agar dapat menghemat tempat dan mudah
dipindahkan
4. Evaporator tidak menimbulkan suara yang berisik
5. Harganya terjangkau.
Ada banyak jenis evaporator yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar air
dalam susu, diantaranya :
1. Falling film evaporator
Pada falling film evaporator, proses evaporasinya dikontrol oleh dua proses
transfer panas yang berbeda. Yang pertama evaporasi pada lapisan film dimana
mekanisme transfer panasnya dikontrol oleh konduksi dan/atau konveksi melewati
badan film. Pada bagian permukaan ini terjadi perubahan fase. Lapisan film pada
umumnya mengalir ke bawah karena adanya gaya gravitasi.
Kelebihan falling film evaporator :
a. Dapat mengatasi flooded pada evaporator yang menyebabkan berkurangnya
efektifitas evaporator.
b. Design evaporatornya lebih komplit.
c. Koefisien transfer panasnya lebih merata.
d. Kapasitasnya lebih besar.
Kekurangan falling film evaporator :
a. Membutuhkan tenaga steam dimana biaya operasi steam terbilang mahal karena
energi yang dibutuhkan juga besar.
b. Ukuran alatnya besar sehingga membutuhkan tempat yang luas untuk
meletakkannya.
2. Centrifuge evaporator
Centrifugal evaporator merupakan jenis evaporator yang biasanya digunakan
jika diinginkan kadar air dalam produk berjumlah sedikit. Evaporator ini mampu
menguapkan solvent dengan titik didih lebih dari 220oC. Kekurangan evaporator jenis
ini adalah timbulnya kebisingan saat evaporator dijalankan.
3. Membrane evaporator
Membran adalah sebuah penghalang yang bersifat selektif antara dua fasa.
Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda tergantung bahan pembuatnya dan
penggunaannya. Bahan membrane terdiri dari bahan alami dan sintesis. Bahan alami
adalah bahan yang berasal dari alam misalnya pulp dan kapas sedangkan bahan
sintetis terbuat dari bahan kimia, misalnya polimer.
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari
pori-pori membran dan melewatkan komponen-komponen yang mempunyai ukuran
lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut konsentrat
dan larutan yang mengalir disebut permeat.
Keunggulan teknologi ini adalah membutuhkan energi yang relatif rendah,
biaya yang digunakan lebih murah dibandingkan dengan sentrifugal evaporator dan
memiliki luas area yang berada di antara evaporator jenis falling film dan
evaporator sentrifugal. (Cussler, 2001).
Keunggulan lain dari teknologi membran ini adalah pemisahan atau
penguapannya dapat dilakukan secara kontinyu, proses membran mudah
digabungkan dengan proses pemisahan yang lain, mudah mencapai kondisi yang
diinginkan, mudah untuk di-scale up (Mulder, 1996).
Sedangkan kekurangan dari teknologi membran ini adalah adanya fluks dan
selektifitas. Semakin tinggi fluks maka selektifitasnya menurun. Padahal di dalam
sistem membran ini dibutuhkan fluks dan selektifitas yang tinggi.
Dari penjelasan di atas, jenis evaporator yang paling memenuhi kriteria
kebutuhan konsumen atau pasar adalah membrane evaporator. Jenis membrane
evaporator yang digunakan pada kasus ini adalah membrane evaporator yang
berbentuk cartridge.
Pada umumnya , membrane evaporator menggunakan tenaga steam untuk
membangkitkan tenaga di dalam evaporator. Padahal tenaga steam terbilang mahal,
sehingga apabila diaplikasikan pada peternak susu tidak cocok karena mereka
cenderung membutuhkan evaporator yang harganya tidak terlalu mahal.
Oleh karena itu, dicari alternatif baru untuk menggantikan tenaga steam
menggunakan pembangkit tenaga yang lain. Dalam hal ini didapat 2 buah ide
pembangkit tenaga pengganti steam, yaitu :
a. Lampu
Lampu yang dimaksudkan disini adalah infrared lamp. Lampu ini
berfungsi sebagai pemanas yang akan memanaskan larutan secara langsung
dengan sistem radiasi. Untuk sistem ini diperlukan membrane yang terbuat dari
metallic dan carter yang terbuat dari glass yang transparan. Lampu ini akan di
tempatkan di atas permukaan glass atau membrane module. Kekurangan dari
sistem ini adalah diperlukan jenis membrane dan lampu khusus untuk menerima
sinar agar dapat menguapkan air di dalam sistem. Selain itu untuk menyalakan
lampu ini juga diperlukan tenaga listrik.
Gambar 1. Skema Diagram IR Lamp
b. Listrik
Listrik merupakan salah satu sumber energi yang dapat dimanfaatkan
untuk membangkitkan tenaga. Pemanfaatan listrik untuk sistem evaporator ini
dilakukan dengan memanfaatkan koil pemanas sebagai penghantar listrik yang
akan memanaskan larutan di dalam evaporator. Sistem ini dipandang lebih
murah dan efisien karena pemanasan dilakukan secara langsung dari tenaga
listrik tanpa mengubahnya menjadi energi lain terlebih dahulu seperti dalam
sistem lampu. Listrik juga dipandang lebih murah dibandingkan penggunaan
steam karena penggunaan steam juga menggunakan listrik atau bahan bakar lain
saat memproduksi steam itu sendiri.
Silicon Rubber
Membrane
AliranSusu
Plat Pemanas
64o C
Isolator
II. Penentuan Kapasitas
Jumlah sapi di peternak skala sedang berjumlah dari 80-90 ekor sapi.
Produksi susu segar untuk 1 ekor sapi = 8-12 L/hari
Misal,
Jumlah sapi = 80 ekor
Produksi susu segar untuk 1 ekor sapi = 10 L/hari
Waktu operasi = 8 jam
Produksi susu total = 80 x 10 L/hari = 800 L/hari
Produksi susu tiap jam = 800 L/hari x 1 hari/8jam = 100 L/jam
Dari perhitungan diatas, kapasitas evaporator yang dirancang adalah 100 L/jam.
III. Spesifikasi Detail
Alat pemekat susu ini berupa membran yang berbentuk cartridge. Membran
yang digunakan pada alat ini adalah silicon rubber. Silicon rubber dipilih karena
memiliki permeabilitas yang baik dalam memisahkan uap air serta memiliki harga yang
cukup terjangkau sehingga dapat diaplikasikan oleh para peternak. Membran cartridge
silicon rubber ini memiliki bentuk silinder yang terdiri dari tiga lapisan yaitu:
1. Lapisan terluar yaitu membran silicon rubber berfungsi sebagai membran yang akan
memisahkan uap air dari susu.
2. Lapisan kedua yaitu koil pemanas berfungsi sebagai pemanas susu yang akan
dipekatkan.
3. Lapisan ketiga yaitu isolator berfungsi untuk menjaga suhu pemanas konstan.
Aliran Susu
Plat Pemanas 64o C
Silicon Rubber Membrane
Isolator
Tangki Penyimpanan
AwalT=25o C, P=1 atm
PompaCartridge
Membrane Evaporator
Tang i Penyimpanan
AkhirT=25o C, P=1 atm
Gambar 2 . Skema Cartridge Membrane Evaporator
Bahan : Silicon Rubber
Permeabilitas : 15,5-51,8
Flowrate : 100 L/ jam
Bahan Isolator : Gypsum
Bahan koil : Aluminium koil
IV. Rangkaian Alat
Diagram Proses Pemekatan Susu Menggunakan Evaporator Membrane Berbentuk
Cartridge
Deskripsi Proses :
1. Susu segar dari hasil peternakan disimpan sementara di tangki penyimpanan awal
dengan suhu 25o C dan tekanan atmosferis. Susu dalam tangki ini masih tinggi kadar
airnya sehingga harus dipekatkan.
2. Susu segar dari tangki penyimpanan sementara dipompa dan dipanaskan hingga
suhu 60oC, dan dialirkan ke membrane evaporator untuk dipekatkan. Proses dalam
membrane evaporator berlangsung pada suhu 64o C sehingga susu perlu dipanaskan
terlebih dahulu hingga mencapai suhu tersebut.
Heater60o C
3. Susu mengalir masuk pada membran evaporator untuk dipekatkan.
4. Susu segar yang telah dipekatkan dari membrane evaporator dialirkan untuk
disimpan di tangki penyimpanan akhir pada suhu 25o C dan tekanan atmosferis.
V. Detail Design Utama
1. Perhitungan Ukuran Alat Utama
Laju susu segar masuk evaporator = 100 L/jam dengan kandungan air 85 %
(persen massa). Diinginkan kandungan air susu keluar dari evaporator sebesar 50 %.
Densitas susu segar berdasarkan SNI 01-3141-1998 adalah sebesar 1028 kg/m3.
V susu segar = 100 L/jam = 0,1 m3/jam
Massa susu segar = ρ x V = 1028 1028 kg/m3 x 0,1 m3/jam = 102,8 kg/jam
Massa susu = 15
100 x 102,8 kg/jam = 15,42 kg/jam
Massa air = 85
100 x 102,8 kg/jam = 87,38 kg/jam
Massa susu yang keluar dari evaporator sama dengan massa susu yang
masuk ke evaporator (massa tetap), yaitu sebesar 15,42 kg/jam. Massa ini setara
dengan 50 % massa total susu + air. Sehingga massa air keluar evaporator sama
dengan massa susu keluar evaporator, yaitu sebesar 15,42 kg/jam.
Massa air yang teruapkan = massa air masuk evaporator – massa air keluar
evaporator
= (87,38 – 15,42) kg/jam = 71,96 kg/jam
Sehingga volum cairan yang teruapkan sebesar = mρ
= = 71,961000
kg
m3 = 0,07196 m3 =
71,96 L
Beban panas yang di keluarkan oleh membrane sama dengan banyaknya panas yang
diperlukan untuk menguapkan 71,96 L.
U.A.ΔT = m.λ
Dimana nilai, λ = 2270 kJ/kg = 2270 J/g (www.people.ucsc.edu)
ΔT = 4oC
U = kT
δ kT = 1,3 W/m.K (www.silicone.jp)
δ = 600 μm = 6x10-4 m
U = 1,3
WmK
6 x10−4 m = 2166,6667 W/m2.K
massa air yang teruapkan = 71,96 kg/jam = 19,9889 g/s
A = m. λ
U . ∆ T =
19,9889gs
x 2270Jg
2166,6667W
m2 . Kx 4 K
= 5,2356 m2
Membrane evaporator bentuk cartridge yang digunakan berbentuk annulus,
dimana perhintungan luas dan volumenya digunakan persamaan silinder. Dimana
alat ini diletakkan secara vertical agar tidak mengeluarkan biaya untuk mendorong
susu melewati annulus.
A(luas selimut silinder = luas membrane) = π.d.L
d.L = Aπ
= 5,2356 m2
π = 1,6665 m2
Debit susu masuk ke evaporator = 100 L/jam
Q = A x v
Dengan, Q = debit susu segar masuk ke evaporator = 100 L/jam = 0,1 m3/jam
A = luas permukaan (anulusnya) = π.d.δ
v = kecepatan susu segar masuk evaporator.
Kecepatan susu segar yang masuk ini diinginkan tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah. Apabila kecepatannya terlalu tinggi, memang waktu tinggal
susu di dalam evaporator menjadi lebih cepat, namun dikhawatirkan akan terjadi
fibrasi yang kuat dan kadar air yang teruapkan belum sesuai dengan yang
diinginkan. Sedangkan apabila kecepatannya terlalu lambat, waktu tinggal susu di
dalam evaporator akan terlalu lama yang dapat menyebabkan kerusakan pada susu.
Selain itu juga juga berpengaruh pada dimensi alat, dimana semakin kecil
kecepatannya, maka panjang membrane evaporator ini akan semakin panjang.
Q = π.d.δ.v
v = Q
π . d . δ =
0,1m3
jamπ x d x 6 x10−4 m
= 53,0516
d m2
jam
Jika diinginkan diameter evaporator adalah sebesar 1 m, maka panjang atau tinggi
evaporator
d = 1 meter
v = 53,0516
d m2
jam =
53,05161
m
jam = 53,0516 m/jam = 0,0147 m/s
d.L = 1,6665 m2
L = 1,6665
d m
2
m =
1,66651
m = 1,6665 m
Aliran susu masuk
Aliran susu keluar
2. Detail Alat
D = 1 m
Gambar 2. Penampang Depan Cartridge Membran Evaporator
Gambar 3. Penampang Samping Cartridge Membran Evaporator
Cara Kerja:
Prinsip kerja cartridge membrane evaporator adalah gabungan dari prinsip
evaporasi dan penggunaan membrane. Susu dialirkan di antara plat pemanas yang
dialiri listrik dan membrane berbahan silicon rubber. Listrik yang mengalir melalui
plat akan menyebabkan suhu plat konstan sebesar 64o C. Panas dari plat kemudian
ditransfer ke susu sehingga terjadi penguapan air dari susu pada suhu konstan 60o C.
Uap air kemudian akan menembus silicon rubber membrane yang memiliki
permeabilitas tinggi terhadap air. Keluar dari silicon rubber membrane, uap air
1,65 m
Aliran susu masuk
Blower
Isolator
Koil pemanas
Membran
Casing
Aliran uap air keluar
langsung dihisap oleh blower untuk menghindari jenuhnya udara di sisi luar
membrane dengan uap air, yang akan menghambat proses penguapan.
Aliran susu segar dari pipa memasuki bagian atas membrane evaporator.
Susu akan mengalir ke bawah melewati saluran di antara plat pemanas dan
membrane. Sepanjang membrane evaporator, plat pemanas akan memanaskan susu
sehingga terjadi penguapan air. Uap air kemudian menembus silicon rubber
membrane dan dihisap oleh blower menuju udara luar.Aliran susu keluar dari
bagian bawah membrane evaporator dengan kadar air yang lebih kecil.
Cartridge membrane evaporator dirancang berbentuk silinder.Bagian tengah
dari alat ini, yaitu bagian yang kontak langsungdengan plat pemanas, dibuat
daribahan isolator untukmenghindarihilangnyapanasdari plat pemanas.
VI. Perhitungan Ekonomi
1. Harga Alat/Unit Membrane Evaporator Berbetuk Cartridge
No. Bahan Spesifikasi Jumlah Harga
1. Silicone Rubber
Membrane
Panjang = 10 m 1 roll
(500 kg)
$ 2/kg
$2x500kg =
$1000
Tebal = 10 mm
Lebar = 1.5 m
2. Exhaust Fan Panjang = 225 mm 1 buah $ 15
Lebar = 225 mm
Voltage =
220V/380V
3. Alumunium Foil
Heater
Panjang = 0.266 m 5 buah $5/buah
$5x5 = $25Lebar = 0.246 m
Tebal = 2.8 mm
4. Tangki 3.000 liter Blue
Marlin
Panjang = 198 cm 1 buah $300
Lebar = 163
5. Isolator (gypsum
powder)
1 Ton $60
6. 1Pipa Pvc Nominal size = 4
in
Thickness = 6.02
mm
4 buah $2.824/meter
$2.824x4 =
$11.296
Jumlah $1411.296
Asumsi : 1 $ = 12.425,- (1-1-2014) Rp 17.535.352.8
2. Biaya Operasi Penggunaan Listrik pada membrane evaporator berbentuk
cartridge
Pemasan di evaporator
Umpan susu segar = 102,8 kg/jam atau 0,02855 kg/s
Cp susu = 3,77 kJ/kg.oC
Suhu susu segar mula-mula = 60oC
Suhu susu segar saat evaporasi = 64oC
Maka, panas pemanasan susu :
Q = m x Cp x ΔT
Q = 0,02855 x 3,77 x (64-60) kJ/s
Q = 0,4305 kJ/s atau setara dengan 0,4305 kWatt
Alat ini akan beroperasi selama 8 jam, sehingga
Q = 0,4305 kW x 8 jam = 3.4443 kWh
1 kWatt listrik = Rp 1.145,-
Maka, biaya yang diperlukan setiap kali pemanasan :
Price = Rp 1.145,-/kW x 3.4443 kWh
= Rp 3.943,38 per hari
Pemanasan di Heater
Massa susu segar = 102,8 kg/jam = 0.02855 kg/s
Cp susu segar = 3,77 kJ/kg.oC
ΔT = 60 – 25 C
Panas pemanasan susu pada heater :
Q = m x Cp x ΔT
Q = 0,02855 x 3,77 x (60-25)
Q = 3.767 kJ/s = 3.767 kW
Q = 3.767 kW x 8 jam kerja = 30.136 kWh
1 kWatt listrik = Rp 1.145,-
Biaya listrik pada heater= 30.136 kWh x 1.145
= Rp 34.505.72,- per hari
Biaya operasi total = Rp 34.505,72 + Rp 3.943,38
= Rp 38.449,10 per hari
Biaya alat dan biaya operasi = Rp 17.535.352.8 + Rp 38.449,10
= Rp 17.573.801.9
3. Harga alat dan biaya operasi membrane evaporator menggunakan steam
Harga alat tanpa alumunium foil dan isolator = $1411,296 - $60 - $25
= $1326,296
= Rp 16.479.227,8
Harga alat pemanas (sejenis kettle) (living cost 1 tahun) = Rp 1.500.000,-
Harga alat total = Rp 17.979.227,8
Harga operasi untuk steam
Harga bahan bakar (LPG) = Rp 100.000,-/bulan
Pemanasan susu dalam satu hari hanya dilakukan selama 8 jam
Waktu operasi selama satu bulan hanya 25 hari
Maka, biaya yang diperlukan (setiap kWatt) :
Price = Rp 100.000,-/25 hari x 3.4443 kW
= Rp 13.777,2 per hari
Pemanasan di Heater
Massa susu segar = 102,8 kg/jam = 0.02855 kg/s
Cp susu segar = 3,77 kJ/kg.oC
ΔT = (60 – 25)oC
Panas pemanasan susu pada heater :
Q = m x Cp x ΔT
Q = 0,02855 x 3,77 x (60-25)
Q = 3.767 kJ/s = 3.767 kW
Q = 3.767 kW x 8 jam kerja = 30.136 kWh
1 kWatt listrik = Rp 1.145,-
Biaya listrik pada heater= 30.136 kWh x 1.145
= Rp 34.505,72 per hari
Biaya total operasi = Rp 34.505,72 + Rp 13.777,2
= Rp 48.282,92
Biaya alat dan operasi = Rp 17.979.227,8 + Rp 48.282,92 = Rp 18.027.510,72
Dari harga di atas dapat dibuktikan bahwa harga membrane evaporator
dengan steam lebih mahal.
Pertanyaan :
1. Berapakah luas silicon rubber yang digunakan?
Jawab :
Panas yang diterima silicon rubber = panas penguapan
U.A.ΔT = m.λ
Dimana nilai, λ = 2270 kJ/kg = 2270 J/g (www.people.ucsc.edu)
ΔT = 4oC
U = kT
δ kT = 1,3 W/m.K (www.silicone.jp)
δ = 600 μm = 6x10-4 m
U = 1,3
WmK
6 x10−4 m = 2166,6667 W/m2.K
massa air yang teruapkan = 71,96 kg/jam = 19,9889 g/s
A = m. λ
U . ∆ T =
19,9889gs
x 2270Jg
2166,6667W
m2 .Kx 4 K
= 5,2356 m2
Maka silicon rubber yang digunakan memiliki luas 5,2356 m2
2. Apakah alat ini dapat digunakan untuk multiple stage?
Jawab : Alat ini merupakan alat satu stage dan tidak dapat digunakan untuk multiple
stage. Dalam multiple stage, steam keluar stage satu akan digunakan untuk
memanaskan susu pada stage dua sedangkan alat ini tidak menggunakan steam.
3. Manakah yang lebih efektif, membrane evaporator dengan steam atau listrik?
Jawab :
Listrik
a. Kontrol suhu lebih baik
b. Lebih praktis karena rangkaian alat lebih sederhana
c. Efisiensi energi lebih baik karena peluang energi pemanasan susu yang terbuang
lebih sedikit.
Steam
a. Kontrol suhu lebih sulit
b. Lebih rumit karena membutuhkan rangkaian alat untuk membuat steam
c. Efisiensi energi kurang baik karena peluang energi pemanasan susu yang terbuang
lebih besar.
Dari perhitungan biaya operasi dan perbandingan di atas, disimpulkan membran
evaporator dengan listrik lebih efisien dibandingkan dengan steam.
DAFTAR PUSTAKA
Cussler, E.L., and Moggridge, G.D.,2001,”Chemical Product Design”,1st ed.,Cambridge
University Press, New York.
Jeanjean, D.Paolucci, dkk. 2006. Study of New Membrane Evaporator with a Hydrophobic
Metallic Membrane. Science Direct. Journal of Membrane Science.
www.alibaba.com (diakses pada 01 Desember 2013)
www.engineeringtoolbox.com (diakses pada 30 November 2013)
www.lontar.ac.id (diakses pada 30 November 2013)
www.people.ucsc.edu (diakses pada 30 November 2013)
www.purewatercare.com (diakses pada 01 Desember 2013)
www.silicone.jp (diakses pada 30 November 2013)