KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

30
KELOMPOK IV JUMRIAH NUR H411 09 267 MUH. IKHSAN H411 09 268 SRI RAFIKA T IKLAM H411 09 270 ERVIANI LESTARI H411 09 271 FATRAH H411 09 272

Transcript of KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

Page 1: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

KELOMPOK IV

JUMRIAH NUR H411 09 267

MUH. IKHSAN H411 09 268

SRI RAFIKA T IKLAM H411 09 270

ERVIANI LESTARI H411 09 271

FATRAH H411 09 272

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

Page 2: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang.

Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata.

Filum Chordata terdiri dari tiga subfilum, yaitu Urochordata, Cephalochordata,

dan vertebrata. Pada makalah ini lebih terfokus pada vertebrata, vertebrata

memiliki tubuh yang terdiri atas tiga bagian yang cukup jelas yakni kepala

( cephal ), leher ( cervix ), badan ( truncus ) dan ekor ( caudal ) ( Anonim, 2011 ).

Sub Phylum Vertebrata dibagi atas dua super kelas yang semuanya terdiri

atas 8 kelas diantaranya ( Yasin, 1992 ) :

Super klas I; Pisces

1. Klas Agnatha ( a = tidak; gnathum = rahang )

Hewan- hewan yang termasuk dalam klas ini belum mempunyai rahang,

sehingga mulutnya sederhana seperti mulut cacing.

2. Klas Placodermata

Hewan-hewan dari klas ini mempunyai tubuh bersisik placoid.

3. Klas Chondrichtyes

Klas ini meliputi ikan-ikan yang bertulang rawan.

4. Klas Osteichtyes

Klas ini meliputi ikan-ikan yang bertulang keras.

Super Klas II; Tetrapoda ( tetra = empat; poda = kaki )

5. Klas Amphibia ( amphi = dua; bios = hidup )

Page 3: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

Klas ini meliputi hewan-hewan yang mempunyai dua fase hidup yakni

darat dan air.

6. Klas Reptilia ( Hewan melata )

7. Klas Aves

8. Klas Mamalia ( mamae = susu; artinya hewan menyusui )

Makalah ini menyajikan sistematika pada reptilia. Kata Reptilia berasal dari

kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat

pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini

yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh

kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada

beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan

pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota Sub-ordo Ophidia dan

pengelupasan sebagian pada anggota Sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo

Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau

pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Zug, 1993).

Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan

tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama

sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak

mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan

setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna

dan bernafas dengan paru-paru (Zug, 1993).

Untuk mengetahui lebih jelas tentang sistematika dari Klas Reptilia maka

akan dibahas pada lembar berikutnya secara terstruktural.

Page 4: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ciri-Ciri Khusus Reptilia

Ciri-ciri hewan melata adalah sebagai berikut ( Yasin, 1992 ) :

- Kulit kering bersisik dari zat tanduk karena mengandung zat kitin, seperti

gambar berikut ini :

- Bernafas dengan paru-paru

- Berdarah dingin (porkoliokonal) yakni suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu

lingkungan. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme

basking yaitu berjemur dibawah sinar matahari.

- Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik yang masih

belum sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur.

Page 5: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

- Skeletonnya mengalami penulangan secara sempuran; tempurung kelapa

mempunyai satu condylus occipitalis.

- Fertilisasi terjadi didalam tubuh; biasanya memiliki alat kopulasi.

- Segmentasi secara meroblastis, mempunyai membran embryonis ( amnion

chorion yolk sacc dan alanthois ).

- Habitat dari Kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan

akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Ordo Crocodilia

dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa Sub-ordo Ophidia, terrestrial

yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, bebepapa anggota

Ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota Sub-kelas Ophidia,

dan arboreal pada sebagian kecil Sub-ordo Ophidia dan Lacertilia

- Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang

spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada

Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan

celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia.

- Hanya memiliki satu tulang pendengaran yaitu stapes ( columela auris ).

B. Klasifikasi Reptilia

Kelas reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya:

Tuatara) Testudinata / Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus),

Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia

(contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).

1. Ordo Chelonia

Page 6: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

Ciri khas dari anggota ordo Chelonia yaitu mempunyai cangkang. Contoh dari

ordo chelonia yaitu penyu. Sistem pencernaanya dimulai dari mulut, esofagus,

lambung, usus, dan kloaka. Sistem ekskresi terdiri atas ginjal, ureter, kandung

kemih dan kloaka. Reptilian ini memiiki skeleton yang sebagian bermodifikasi

menjadi karapaks (perisai dorsal) dan Plastron ( perisai ventral ). Rahang-

rahang tidak bergigi, tetapi berzat tanduk. Hidup di laut, di air tawar, atau di

darat. Tubuh lebar. Karapaks keras dan bersatu di sisi tubuh dengan plastron.

Prisai tertutup dengan skutum polygonal. Tulang kuadrat tidak dapat di

gerakkan. Rusuk telur di letakkan dalam lubang-lubang galian yang dibuat

hewan betina . Ada 263 spesies. Contoh : kura-kura berlukis ( Chrysemys

picta ), kura-kura air tawar ( chelydra serpentina), penyu (Caretta sp, Chelonia

mydas).

B.1 Penyu ( Chelonian mydas )

B.I.1 Karakteristik Eksternal

Secara eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu itu

berspesialisasi tinggi, namun secara internal berpola sederhana seperti nenek-

moyang mamalia. Tubuh terlindung di antara karapaks dan plastron. Plastron itu

terbagi-bagi transversal sehingga memudahkan bergerak, sedang karapaks kurang

memungkinkan pergerakan. Panjang tubuh ± 1 m, dengan berat ± 200 kg. kepala

dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonjol keluar diantara karapaksdan

plastron. Dua lubang hidung dekat ujung anterior kepala. Mata lateral, dengan

kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membrane niktitas. Tidak ada telinga

luar. membran impani tertutup dengan selapis kulit. pinggiran mulut terbentuk

Page 7: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

dari rahang bersat tanduk,tidak gigi.kaki dengan cakar. lubang kloaka ventral pada

dasar ekor. Berikut ini sistem klasifikasinya :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Reptilia

Subkelas : Anapsida

Ordo : Testudinata/Chelonia

Subordo : Pleurodira

Familia : Chelidae

Genus : Chelonian

Spesies : Chelonian mydas

Sumber :

B.1.2 Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ

Sistem skeleton

Rusuk dan sebagian besar vertebrae bersatu dengan karapaks. Sabuk-sabuk

pectoral dan pelvic berpola primitive, yaitu tersusun tiga tulang. Sabuk pectoral

terdiri dari scapula ( bersatu dengan karapaks), prokorakoid, dan korakoid. Sabuk

pelvic terdiri dari ilium (bersatu dengan karapaks), tulna pubik, dan tulang iskium

(ventral). Tulang tengkorak merupakan sebuah kotak yang kompak dengan

muskulatur rahang yang kuat.

Sistem pencernaan

Tidak ada gigi. Ludah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan ke luar. Sistem

pencernaan terdiri dari faring yang dapat dibesarkan, esofagus berdinding tebal,

Page 8: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Hati dengan empedu besar dan

pankreas.

Sistem respirasi

Dari faring, melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin

kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-

paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus).

Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea.

Sistem sirkulasi

Secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak  banyak berbeda

dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta

terpisah sejak keluar dari venttrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah

dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal

seperti pada katak.  System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal

dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral.

Sistem ekskresi

Penyu merupakan ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih

(ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih.

Kandung kemih berstruktur biiobat di sisi ventral dekat kloaka.

Sistem saraf

Dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu lebih

besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada tambahan saraf

spinal ( No. XI ) dan saraf hypoglossal ( No. XII ).

Sistem sensori

Page 9: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori.

Terdapat kelenjar lakrimal ( air mata ), meatus auditori eksternal ( lubang telinga

luar ), dan membrane timpani yang terletak di bawah kulit dan melekat padanya

Reproduksi dan Perkembangan

Organ kopulasi primitif, berupa penis beralur yang terbentuk dari dindig

kloaka. Telur dengan dinding  kloaka. Telur dengan dinding seperti kulit,

diletakkan dalam lubang galian (oleh induknya)  embrio terbungkus dalam

membrane disebut amnion, dan bernapas dengan allantois.

2. Ordo Squamata

Reptilia yang tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik kecil yang fleksibel.

Tidak ada rusuk abdominal. Terdiri dari sub-ordo :

a. Sub-ordo Lacertilia (Sauria)Tubuh panjang, tetapi kurang dari 30 cm, kaki 4

buah yang kadang-kadang tereduksi atau hilang sam sekali. Mandibula bersatu

di bagian anterior. Tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid, sehingga

terbukanya mulut terbatas ( tidak seperti ular ). Kelopak mata biasanya dapat

digerakkan. Sabuk pectoral tumbuh baik atau tinggal sebagai sisa (vastigum).

Bentuk lidah bercabang. Mempunyai kandung kemih, contohnya: bengkarung (

kadal, Lacerta sp ), tokek ( hemidactylus turcicus, Sphaerodactylus sp.),

bunglon (agama sp, Draco sp), komodo ( varanus komodoensis), kamelion

( Chameleon Chameleo, claret gombel).

a.1 Kadal  ( Lacerta sp.)

a.1.1 Karakteristik Eksternal

Tubuh memanjang, tertekan lateral. Kaki empat, kuat dapat digunakan

untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior. Tulang pterigoid

Page 10: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral

berkembang baik. Mulut lengkap. Mempunyai kandung kemih. Gendang telinga

terlihat dari luar. Ekornya digunakan keseimbangan gerak ketika berlari. Kulit

tertutup sisik yang tersusun seperti susunan genting, sisik-sisik ini lunak. Berikut

ini klasifikasinya :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Sub ordo : Lacertilia

Familia :

Genus : Lacerta

Spesies : Lacerta sp

Sumber :

a.1.2 Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ

System Skeleton

Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, teapi

cacat mengalami regenerasi. Kolumna vertebrae terbagi menjadi servikal, toraks,

lumbar, sacral, dan kaudal. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna

vertebralis dengan otot-otot segmental yang Nampak jelas.

Sistem pencernaan

Lidah dapat dijulurkan keluar dengan mudah ( bebas ). Gigi-gigi melekat

pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esophagus, dan lambung. Lambung

Page 11: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

dengan bagian fundus dan pylorus. Dari lambung kemudian ke intestinum,

rektum, dan kloaka. Hati dan pancreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk

mengeluarkan sisa pencernaan, ekskret, dan untuk reproduksi.

Sistem respirasi

Udara masuk melalui lubang hidung kehidung dalm ( dibelakang velum)

kemudian keglottis (dalam faring), trakea, bronki (ada 2), dilanjutkan ke paru-

paru ( dengan kapiler-kapilernya).

Sistem sirkulasi

Jantung terdiri dari sinus venosus, 2 aurikel, dan 2 ventrikel, yang terbagi

sempurna. Darah dari sinus venosus ke aurikel kanan, ventrikel kanan, artei

pulmonary ( bercabang dua ), vena paru-Paru, aurikel kiri, kemudian ke ventrikel

kiri. Dari ventrikel kiri keluar lengkung aorta ke dorsal, arteri karotis kekepala

dan kaki depan. Yang ke belakang member darah untuk ruang tubuh , kaki

belakang dan ekor. Darah vena berkumpul dalam vena cava anterior ( di kedua

belah sisi kepala dan leher ), vena cava posterior, vena porta hepatis, yang

kemudian menjadi vena hepatis, dan dalam vena epigastrikum yang semuanya di

alirakan kembali ke sinus venosus tersebut.

Sistem ekskresi

Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid ( setengah

keras), seperti pada burung, dan dikeluarkan langsung melalui kloaka bersama

tinja.ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kenicng, yaitu bahan berwarna

putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur.

Sistem saraf dan sensori

Page 12: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

Otak terdiri dari 2 lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer, 2 lobus

cptikus, serebellum, dan medulla obiongata yang melanjut ke korda saraf.

Dibawah hemisfer terdapat indundibulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf

cranial dan pasang-pasang saraf spinal pada tiap scmit tubuh. Lidah sebagai organ

perasa dan hidung dengan organ olfaktori (pembau). Mata dengan kelenjar air

mata. Telinga dengan saluran auditori eksternal ( di bawah kulit, dengan

membrane timpani), dan tiga buah saluran semisirkular yang merupakan organ

pendengar. Terdapt saluran Eustacius yang bermuara pada atap faring dibelakang

hidung dalam.

Reproduksi dan Perkembangan

Fertilisasi internal. Kadal jantan mempunyai hemipenis ( seperti pada

penyu ) di dekat kloaka betina. Pada waktu kopulasi organ itu di masukkan ke

dalam kloaka kadal betina. Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas,

tetapi kadang-kadang. Jika keadaan tidak sesuai, kadal betina menahan telur yang

telah dibuahi (ovipar atau ovovivipar ). Telur yang diletakkan di tanah brkulit

keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, korion, dan allantois. Menetasnya hewan

mudah merupakan miniature hewan dewasa.

b. Sub-Ordo Ophidia (ular)

Tidak mempunyai kaki ( tidak mempunyai telapak kaki ). Lubang telinga,

tulang dada (sternum), dan kandung kemih tidak ada. Mandibula dihubungkan

di bagian anterior oleh sebuah ligamentum. Bola mat tidak dapat digerakkan ,

tertutup oleh sisi transparan. Tidak mempunyai kelopak mata. Lidah panjang,

bercabang dua dapat dijulurkan keluar. Paru-paru tereduksi. Gigi panjang dan

Page 13: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

geling, terdapat pada rahang atas langit-langit mulut, dan juga pada tualng

pterigoid. Terdapat 2.500 spesies ular.

Ular adalah reptilian yang kehilangan apendiks, sternum, kelopak, mata,

telinga luar, dan kandung kemih. Tengkorak lemah, karena bagian-bagian

tulangnya dapat bergerak satu di atas lainnya. Ular berbisa mempunyai

sepasang “taring” pada maksila untuk menyalurkan bisa. Pada ular kobra,

taring itu dapat dilipat ke belakang bila tidak di gunakan. Lidah pasang, sempit,

bercabang dua. Walaupun mulut tertutup, lidah dapat dijulurkan ke luar melalui

lekuk rahang bawah. Di dalam rongga hidung terdapat organ Jacobson yang

dapat terangsang secara kemis untuk membau. Lidah membantumembawah

rangsangan kemis itu.

System pencernaan berupa saluran lurus dari mulut ke anus. Semua organ

internal dalam tubuh ular itu terbentuk memanjang sesuai dengan kondisi.

Hanya ada satu paru-paru (kiri). Pada yang jantan terdapat alat kopulasi

hemipenis.

Jumlah vertebrae tergantung pada panjang ular ( ada yang sampai 200 atau

400). Otot-otot tubuh menghubungkan vertebrae dengan; vertebrae, vertebrae

dengan rusuk, rusuk dengan rusuk, rusuk dengan kulit, dan kulit dengan kulit.

Otot-otot itu ada yang panjangnya melebihi jarak yang ada, sehingga

memungkinkan ular dapat bergerak melingkar-lingkar. Ular juga dapat

bergerak lurus ke depan, dengan jalan meluncur dengan bantuan sisik-sisik

ventral di tanah, atau melekukkan tubuh dengan membuat sudut tajam

( contoh : ular gemercak, ratlle snake).

Page 14: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

Ular tidak mengunyah atau merobek mangsanya, tetapi menelannya secara

utuh. Mangsanya mungkin lebih besar dari penampang tubuhnya. Hal itu

mungkin karena:

a. Pertautan ujung dua mandibula oleh ligamentum yang elastic.

b. Tulang kuadrat bebas dari tulang kepala dan mandibula.

c. Tulang langit-langit bergrak bebas.karena hal-hal tersebut, mulut dapat

terbuka lebar. Penelanan mangsa di bantu oleh gigi-gigi yang mengarah

kebelakang.

d. Tidak ada tulang dada ( sternum) dan rusuk-rusuk bebas sehingga dada

dapat di atasi.

e. Kulit lunak dan elastic

f. Esophagus dan lambung dapat melebar. Ketika menelan mangsa yang

besar, pernafasannya tidak terganggu, karena glottis terletak jauh di

depa di antara rahang di belakang lidah.

Beberapa golongan ular yang perlu diketahui:

1. Phyton : tidak berbisa. Contohnya: ular piton ( Phyton reticulates 9- 10 m, P.

molurus 8 m, terdapat di seluruh dunia, kecuali di selandia Baru. Dapat

menelan babi hutan, kambing.

2. Aglypha : tidak berbisa. Conoh :Natrix sp. ( ular air ) dan ular anak gembala (

Thamnaophis sp) makanannya ikan dan katak. Ualr raja ( Lampropeltisboylii)

mangsanya berupa reptilia, termasuk ular

3. Opisthoglypha: agak berbisa. Contoh: ular pohon ( Boiga sp), terbesar di

seluruh dunia kecuali di Selandia Baru, Tantilla sp. Di Amerika.

Page 15: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

4. Proteroglypha : sangat berbisa contoh ular laut ( Hydrophis sp, Hydrus

platyurus) makanannay ikan. Naja tripudians (kobra).

5. Solenoglypha: berbisa, vivipar. Contoh: Vipera sp.( di Eropa dan Asia). Ular

Gemercak ( rattle snake, Crotalus viridis, c. ceratus, Sistrurus sp).

3. Ordo crocodylia

Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di

antara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung

sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami

penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada

bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Kepala

berbentuk piramida, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe

gigi tecodont. Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral.

Pupil vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang

membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya nampak seperti celah.

Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi dengan

suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat buaya

menyelam. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat.

Tungkai belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan berjari 5

tanpa selaput. Jantung buaya memiliki 4 ruang namun sekat antar ventrikel kanan

dan kiri tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah.

Pada jantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia merupakan hewan

poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur di siang hari unutk menjaga

suhu tubuhnya. Mereka berburu di malam hari. Crocodilian dewasa terutama yang

dominan memiliki teritori tersendiri, namun pada musim kering teritori tersebut

Page 16: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

dilupakan karena daerah mereka menyempit akibat kekeringan (Goodisman,

2002).

3.1 Klasifikasi Ordo Crocodylia

Adapun klasifikasi Ordo Crocodylia adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Superkelas : Tetrapoda

Kelas : Reptilia

Subkelas : Diapsida

Ordo : Crocodylia

Familia : a. Alligatoridae

b. Crocodylidae

c. Gavialidae

a. Famili Alligatoridae

Famili Alligatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul

dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat

pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup

hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat.dapat mencapai umur

maksimal hingga 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah.memiliki lempeng tulang

pada punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang

lebar.yang berjumlah lebih dari 6 sisik. Beberapa spesies yang termasuk famili ini

adalah :

Genus Alligator

Alligator mississippiensis

Page 17: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

Alligator sinensis

Genus Caiman

Caiman crocodiles

Caiman latirostris

Caiman yacare

Genus Melanosuchus

Melanosuchus niger

Genus Paleosuchus

Paleosuchus palpebrosus

Paleosuchus trigonatus

Sumber :(Uetz, 2006)

 

Famili Crocodylidae

Ciri-ciri Famili Crocodilidae adalah moncongnya meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga dan pada saat mengatup, kedua deret giginya terlihat dengan jelas. Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar. Terdapat pula baris tunggal sisik balakang kepala yang melintang yang tidak lebih dari 6 buah di bagian tengkuk.

Famili Crocodilidae dibagi menjadi:

Subfamily Crocodylinae

Genus Crocodylus

- Crocodylus acutus

- Crocodylus cataphractus

- Crocodylus intermedius

- Crocodylus johnstoni

- Crocodylus mindorensis

Page 18: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

- Crocodylus moreletii

- Crocodylus niloticus

- Crocodylus novaeguineae

- Crocodylus palustris

- Crocodylus porosus

- Crocodylus rhombifer

- Crocodylus siamensis

- Osteolaemus tetraspis

Subfamily Tomistominae

Genus Tomistoma

- Tomistoma schlegelii (Uetz, 2006)

 

Famili Gavialidae

Famili Gavialidae memiliki bentuk moncong yang memanjang dan pada saat moncong tersebut menangkup, kedua deret gigi yaitu yang berada di rahang atas dan rahang bawah terlihat berseling. Ujung moncongnya melebar dan bersegi 8. sekilas bentuknya mirip dengan Tomistoma schlegelii.

Genus Gavialis

- Gavialis gangeticus

 

Spesies anggota Famili Crocodilidae yang ada di Indonesia adalah :

1. Crocodylus novaguineae (Buaya Irian)

Spesies yang sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasrkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah. Sisik D.C.W (Double Crest Whorl) sejumlah 17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah 18-21 buah. Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke belakang. Ukuran maksimum dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk betina (Iskandar, 2000).

Page 19: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada awal musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus. Telur – telur ini dijaga oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya-buaya ini menempati habitat yang sama dengan buaya air tawar di Indonesia Barat dan dijumpai sampai ke pedalaman dengan persebaran meliputi Irian sebelah utara, mulai dari daerah DAS Memberamo, sampai semenanjung selatan Papua Nugini (Iskandar, 2000).

Status : CITES : Apendiks II (Iskandar, 2000).

2. Crocodylus porosus (Buaya Muara)

Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang tujuh meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang kepalanya yang kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama pada yang dewasa pada sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam, dan pada ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna hitam (Iskandar, 2000).

Saat bertelur, betina akan membuat sarang dari sampah tumbuhan, dan dedaunan. Buaya ini bertelur pada awal musim penghujan. Telur – telur ini akan terus dijaga oleh induk sampai menetas dan mereka dapat mencari makanan sendiri (Iskandar, 2000).

Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai. Kadang dijumpai di laut lepas. Makanan utamanya adalah ikan walaupun sering menyerang manusia dan babi hutan yang mendekati sungai untuk minum. Persebaran buaya ini hampir di seluruh perairan Indonesia (Iskandar, 2000).

Status : CITES : Apendiks II (Iskandar, 2000).

3. Crocodylus siamensis (Buaya Air Tawar)

Dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik post occipital-nya yang berjumlah 2-4 buah. Moncongnya tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas di antara kedua matanya.. Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga perempat kali lebarnya. Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala. Tubuhnya kecil dan hanya dapat mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna hijau tua kecoklatan dan anakan berwarna lebih muda dengan bercak- bercak pada punggung dan ekor. Belang hitam pada ekor umumnya tidak utuh. Buaya Air Tawar betina bertelur pada awal musim penghujan (Iskandar, 2000).

Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau rawa-rawa. Makanan utamanya adalah ikan. Jenis ini juga dikenal sebagai buaya siam. Persebarannya meliputi Kalimantan Timur,dan Jawa (Iskandar, 2000).

Status : CITES : Apendiks I (Iskandar, 2000).

Page 20: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx

4. Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong)

Buaya ini dapat dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan moncongnya yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6m. Jari kakinya memiliki selaput, dan sisi kakinya berlunas. Matanya memiliki iris yang tegak. Betinanya bertelur pada awal musim penghujan. Telurnya diletakkan dalam tanah dan ditimbun dengan sampah tetumbuhan (Iskandar, 2000).

Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan utama adalah ikan, udang dan juga monyet. Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa (Iskandar, 2000).

Status : CITES : Apendiks I (Iskandar, 2000).

 

Habitat dan Persebaran

Persebaran buaya muara terluas di dunia. Buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji Vanuatu) termasuk perairan Indonesia dan Australia serta negara lain di sekitar indonesia. Habitat kesukaan mereka tentu saja perairan Indonesia dan Australia.

Sedangkan Aligator hanya terdapat di dua negara yaitu Amerika Serikat dan Cina. Alligator Cina terancam punah dan tinggal jenis yang berada di lembah Yangtze. Alligator amerika ditemukan di Amerika Serikat dari Carolina sampai Florida dan Sepanjang Gulf Coast. Mayoritas Alligator Amerika Tinggal di Floroda dan Lousiana. Di Floroda sendiri terdapat lebih dari 1 juta Alligator. Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang memiliki Alligator dan Buaya. Alligator Amerika tinggal di Air tawar, seperti kolam, rawa-rawa, daratan basah dan sungai.

Reproduksi

Famili Crocodylidae merupakan hewan yang berkembang biak secara musiman. Masa kawin pada musim semi ketika air hangat. Famili ini berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasinya secara internal. Setelah melahirkan, induk buaya melakukan parental care.

Page 21: KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx