KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx
-
Upload
jumriah-nur -
Category
Documents
-
view
839 -
download
0
Transcript of KELOMPOK IIV. Sistematika Vertebratadocx
KELOMPOK IV
JUMRIAH NUR H411 09 267
MUH. IKHSAN H411 09 268
SRI RAFIKA T IKLAM H411 09 270
ERVIANI LESTARI H411 09 271
FATRAH H411 09 272
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang.
Dalam sistem klasifikasi, vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata.
Filum Chordata terdiri dari tiga subfilum, yaitu Urochordata, Cephalochordata,
dan vertebrata. Pada makalah ini lebih terfokus pada vertebrata, vertebrata
memiliki tubuh yang terdiri atas tiga bagian yang cukup jelas yakni kepala
( cephal ), leher ( cervix ), badan ( truncus ) dan ekor ( caudal ) ( Anonim, 2011 ).
Sub Phylum Vertebrata dibagi atas dua super kelas yang semuanya terdiri
atas 8 kelas diantaranya ( Yasin, 1992 ) :
Super klas I; Pisces
1. Klas Agnatha ( a = tidak; gnathum = rahang )
Hewan- hewan yang termasuk dalam klas ini belum mempunyai rahang,
sehingga mulutnya sederhana seperti mulut cacing.
2. Klas Placodermata
Hewan-hewan dari klas ini mempunyai tubuh bersisik placoid.
3. Klas Chondrichtyes
Klas ini meliputi ikan-ikan yang bertulang rawan.
4. Klas Osteichtyes
Klas ini meliputi ikan-ikan yang bertulang keras.
Super Klas II; Tetrapoda ( tetra = empat; poda = kaki )
5. Klas Amphibia ( amphi = dua; bios = hidup )
Klas ini meliputi hewan-hewan yang mempunyai dua fase hidup yakni
darat dan air.
6. Klas Reptilia ( Hewan melata )
7. Klas Aves
8. Klas Mamalia ( mamae = susu; artinya hewan menyusui )
Makalah ini menyajikan sistematika pada reptilia. Kata Reptilia berasal dari
kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan darat
pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini
yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh
kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada
beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan
pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota Sub-ordo Ophidia dan
pengelupasan sebagian pada anggota Sub-ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo
Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau
pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit (Zug, 1993).
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan
tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama
sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak
mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan
setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna
dan bernafas dengan paru-paru (Zug, 1993).
Untuk mengetahui lebih jelas tentang sistematika dari Klas Reptilia maka
akan dibahas pada lembar berikutnya secara terstruktural.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-Ciri Khusus Reptilia
Ciri-ciri hewan melata adalah sebagai berikut ( Yasin, 1992 ) :
- Kulit kering bersisik dari zat tanduk karena mengandung zat kitin, seperti
gambar berikut ini :
- Bernafas dengan paru-paru
- Berdarah dingin (porkoliokonal) yakni suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme
basking yaitu berjemur dibawah sinar matahari.
- Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik yang masih
belum sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur.
- Skeletonnya mengalami penulangan secara sempuran; tempurung kelapa
mempunyai satu condylus occipitalis.
- Fertilisasi terjadi didalam tubuh; biasanya memiliki alat kopulasi.
- Segmentasi secara meroblastis, mempunyai membran embryonis ( amnion
chorion yolk sacc dan alanthois ).
- Habitat dari Kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan
akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Ordo Crocodilia
dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa Sub-ordo Ophidia, terrestrial
yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, bebepapa anggota
Ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota Sub-kelas Ophidia,
dan arboreal pada sebagian kecil Sub-ordo Ophidia dan Lacertilia
- Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang
spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada
Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan
celah membujur yaitu terdapat pada Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia.
- Hanya memiliki satu tulang pendengaran yaitu stapes ( columela auris ).
B. Klasifikasi Reptilia
Kelas reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya:
Tuatara) Testudinata / Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus),
Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia
(contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).
1. Ordo Chelonia
Ciri khas dari anggota ordo Chelonia yaitu mempunyai cangkang. Contoh dari
ordo chelonia yaitu penyu. Sistem pencernaanya dimulai dari mulut, esofagus,
lambung, usus, dan kloaka. Sistem ekskresi terdiri atas ginjal, ureter, kandung
kemih dan kloaka. Reptilian ini memiiki skeleton yang sebagian bermodifikasi
menjadi karapaks (perisai dorsal) dan Plastron ( perisai ventral ). Rahang-
rahang tidak bergigi, tetapi berzat tanduk. Hidup di laut, di air tawar, atau di
darat. Tubuh lebar. Karapaks keras dan bersatu di sisi tubuh dengan plastron.
Prisai tertutup dengan skutum polygonal. Tulang kuadrat tidak dapat di
gerakkan. Rusuk telur di letakkan dalam lubang-lubang galian yang dibuat
hewan betina . Ada 263 spesies. Contoh : kura-kura berlukis ( Chrysemys
picta ), kura-kura air tawar ( chelydra serpentina), penyu (Caretta sp, Chelonia
mydas).
B.1 Penyu ( Chelonian mydas )
B.I.1 Karakteristik Eksternal
Secara eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu itu
berspesialisasi tinggi, namun secara internal berpola sederhana seperti nenek-
moyang mamalia. Tubuh terlindung di antara karapaks dan plastron. Plastron itu
terbagi-bagi transversal sehingga memudahkan bergerak, sedang karapaks kurang
memungkinkan pergerakan. Panjang tubuh ± 1 m, dengan berat ± 200 kg. kepala
dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonjol keluar diantara karapaksdan
plastron. Dua lubang hidung dekat ujung anterior kepala. Mata lateral, dengan
kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membrane niktitas. Tidak ada telinga
luar. membran impani tertutup dengan selapis kulit. pinggiran mulut terbentuk
dari rahang bersat tanduk,tidak gigi.kaki dengan cakar. lubang kloaka ventral pada
dasar ekor. Berikut ini sistem klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Subkelas : Anapsida
Ordo : Testudinata/Chelonia
Subordo : Pleurodira
Familia : Chelidae
Genus : Chelonian
Spesies : Chelonian mydas
Sumber :
B.1.2 Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ
Sistem skeleton
Rusuk dan sebagian besar vertebrae bersatu dengan karapaks. Sabuk-sabuk
pectoral dan pelvic berpola primitive, yaitu tersusun tiga tulang. Sabuk pectoral
terdiri dari scapula ( bersatu dengan karapaks), prokorakoid, dan korakoid. Sabuk
pelvic terdiri dari ilium (bersatu dengan karapaks), tulna pubik, dan tulang iskium
(ventral). Tulang tengkorak merupakan sebuah kotak yang kompak dengan
muskulatur rahang yang kuat.
Sistem pencernaan
Tidak ada gigi. Ludah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan ke luar. Sistem
pencernaan terdiri dari faring yang dapat dibesarkan, esofagus berdinding tebal,
lambung, usus halus, usus besar, dan kloaka. Hati dengan empedu besar dan
pankreas.
Sistem respirasi
Dari faring, melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin
kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-
paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus).
Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea.
Sistem sirkulasi
Secara fundamental, system peredaran darah penyu tidak banyak berbeda
dengan system peredaran darah katak, kecuali arteri pulmonary dan pokok aorta
terpisah sejak keluar dari venttrikel (bilik). Saluran pencernaan mendapat darah
dari cabang-lengkung aorta kiri tetapi kurang mendapat darah dari aorta dorsal
seperti pada katak. System peredaran darah renal sangat tereduksi. Porta renal
dihubungkan dengan system porta hepatic oleh sepasang vena abdominal ventral.
Sistem ekskresi
Penyu merupakan ginjal dengan tipe metanefros, dengan saluran kemih
(ureter) yang menyalurkan kemih ke kloaka, tidak langsung ke kandung kemih.
Kandung kemih berstruktur biiobat di sisi ventral dekat kloaka.
Sistem saraf
Dibanding dengan ikan dan katak, hemisfer dan serebellum penyu itu lebih
besar. Di sini telah ditemukan 12 pasang saraf cranial, karena ada tambahan saraf
spinal ( No. XI ) dan saraf hypoglossal ( No. XII ).
Sistem sensori
Mata, telinga, dan hidung berkembang baik sebagai system sensori.
Terdapat kelenjar lakrimal ( air mata ), meatus auditori eksternal ( lubang telinga
luar ), dan membrane timpani yang terletak di bawah kulit dan melekat padanya
Reproduksi dan Perkembangan
Organ kopulasi primitif, berupa penis beralur yang terbentuk dari dindig
kloaka. Telur dengan dinding kloaka. Telur dengan dinding seperti kulit,
diletakkan dalam lubang galian (oleh induknya) embrio terbungkus dalam
membrane disebut amnion, dan bernapas dengan allantois.
2. Ordo Squamata
Reptilia yang tubuhnya tertutup dengan sisik-sisik kecil yang fleksibel.
Tidak ada rusuk abdominal. Terdiri dari sub-ordo :
a. Sub-ordo Lacertilia (Sauria)Tubuh panjang, tetapi kurang dari 30 cm, kaki 4
buah yang kadang-kadang tereduksi atau hilang sam sekali. Mandibula bersatu
di bagian anterior. Tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid, sehingga
terbukanya mulut terbatas ( tidak seperti ular ). Kelopak mata biasanya dapat
digerakkan. Sabuk pectoral tumbuh baik atau tinggal sebagai sisa (vastigum).
Bentuk lidah bercabang. Mempunyai kandung kemih, contohnya: bengkarung (
kadal, Lacerta sp ), tokek ( hemidactylus turcicus, Sphaerodactylus sp.),
bunglon (agama sp, Draco sp), komodo ( varanus komodoensis), kamelion
( Chameleon Chameleo, claret gombel).
a.1 Kadal ( Lacerta sp.)
a.1.1 Karakteristik Eksternal
Tubuh memanjang, tertekan lateral. Kaki empat, kuat dapat digunakan
untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior. Tulang pterigoid
berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral
berkembang baik. Mulut lengkap. Mempunyai kandung kemih. Gendang telinga
terlihat dari luar. Ekornya digunakan keseimbangan gerak ketika berlari. Kulit
tertutup sisik yang tersusun seperti susunan genting, sisik-sisik ini lunak. Berikut
ini klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : Lacertilia
Familia :
Genus : Lacerta
Spesies : Lacerta sp
Sumber :
a.1.2 Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ
System Skeleton
Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, teapi
cacat mengalami regenerasi. Kolumna vertebrae terbagi menjadi servikal, toraks,
lumbar, sacral, dan kaudal. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna
vertebralis dengan otot-otot segmental yang Nampak jelas.
Sistem pencernaan
Lidah dapat dijulurkan keluar dengan mudah ( bebas ). Gigi-gigi melekat
pada rahang. Dari mulut dilanjutkan ke faring, esophagus, dan lambung. Lambung
dengan bagian fundus dan pylorus. Dari lambung kemudian ke intestinum,
rektum, dan kloaka. Hati dan pancreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk
mengeluarkan sisa pencernaan, ekskret, dan untuk reproduksi.
Sistem respirasi
Udara masuk melalui lubang hidung kehidung dalm ( dibelakang velum)
kemudian keglottis (dalam faring), trakea, bronki (ada 2), dilanjutkan ke paru-
paru ( dengan kapiler-kapilernya).
Sistem sirkulasi
Jantung terdiri dari sinus venosus, 2 aurikel, dan 2 ventrikel, yang terbagi
sempurna. Darah dari sinus venosus ke aurikel kanan, ventrikel kanan, artei
pulmonary ( bercabang dua ), vena paru-Paru, aurikel kiri, kemudian ke ventrikel
kiri. Dari ventrikel kiri keluar lengkung aorta ke dorsal, arteri karotis kekepala
dan kaki depan. Yang ke belakang member darah untuk ruang tubuh , kaki
belakang dan ekor. Darah vena berkumpul dalam vena cava anterior ( di kedua
belah sisi kepala dan leher ), vena cava posterior, vena porta hepatis, yang
kemudian menjadi vena hepatis, dan dalam vena epigastrikum yang semuanya di
alirakan kembali ke sinus venosus tersebut.
Sistem ekskresi
Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret bersifat semisolid ( setengah
keras), seperti pada burung, dan dikeluarkan langsung melalui kloaka bersama
tinja.ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kenicng, yaitu bahan berwarna
putih, biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur.
Sistem saraf dan sensori
Otak terdiri dari 2 lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer, 2 lobus
cptikus, serebellum, dan medulla obiongata yang melanjut ke korda saraf.
Dibawah hemisfer terdapat indundibulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf
cranial dan pasang-pasang saraf spinal pada tiap scmit tubuh. Lidah sebagai organ
perasa dan hidung dengan organ olfaktori (pembau). Mata dengan kelenjar air
mata. Telinga dengan saluran auditori eksternal ( di bawah kulit, dengan
membrane timpani), dan tiga buah saluran semisirkular yang merupakan organ
pendengar. Terdapt saluran Eustacius yang bermuara pada atap faring dibelakang
hidung dalam.
Reproduksi dan Perkembangan
Fertilisasi internal. Kadal jantan mempunyai hemipenis ( seperti pada
penyu ) di dekat kloaka betina. Pada waktu kopulasi organ itu di masukkan ke
dalam kloaka kadal betina. Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas,
tetapi kadang-kadang. Jika keadaan tidak sesuai, kadal betina menahan telur yang
telah dibuahi (ovipar atau ovovivipar ). Telur yang diletakkan di tanah brkulit
keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, korion, dan allantois. Menetasnya hewan
mudah merupakan miniature hewan dewasa.
b. Sub-Ordo Ophidia (ular)
Tidak mempunyai kaki ( tidak mempunyai telapak kaki ). Lubang telinga,
tulang dada (sternum), dan kandung kemih tidak ada. Mandibula dihubungkan
di bagian anterior oleh sebuah ligamentum. Bola mat tidak dapat digerakkan ,
tertutup oleh sisi transparan. Tidak mempunyai kelopak mata. Lidah panjang,
bercabang dua dapat dijulurkan keluar. Paru-paru tereduksi. Gigi panjang dan
geling, terdapat pada rahang atas langit-langit mulut, dan juga pada tualng
pterigoid. Terdapat 2.500 spesies ular.
Ular adalah reptilian yang kehilangan apendiks, sternum, kelopak, mata,
telinga luar, dan kandung kemih. Tengkorak lemah, karena bagian-bagian
tulangnya dapat bergerak satu di atas lainnya. Ular berbisa mempunyai
sepasang “taring” pada maksila untuk menyalurkan bisa. Pada ular kobra,
taring itu dapat dilipat ke belakang bila tidak di gunakan. Lidah pasang, sempit,
bercabang dua. Walaupun mulut tertutup, lidah dapat dijulurkan ke luar melalui
lekuk rahang bawah. Di dalam rongga hidung terdapat organ Jacobson yang
dapat terangsang secara kemis untuk membau. Lidah membantumembawah
rangsangan kemis itu.
System pencernaan berupa saluran lurus dari mulut ke anus. Semua organ
internal dalam tubuh ular itu terbentuk memanjang sesuai dengan kondisi.
Hanya ada satu paru-paru (kiri). Pada yang jantan terdapat alat kopulasi
hemipenis.
Jumlah vertebrae tergantung pada panjang ular ( ada yang sampai 200 atau
400). Otot-otot tubuh menghubungkan vertebrae dengan; vertebrae, vertebrae
dengan rusuk, rusuk dengan rusuk, rusuk dengan kulit, dan kulit dengan kulit.
Otot-otot itu ada yang panjangnya melebihi jarak yang ada, sehingga
memungkinkan ular dapat bergerak melingkar-lingkar. Ular juga dapat
bergerak lurus ke depan, dengan jalan meluncur dengan bantuan sisik-sisik
ventral di tanah, atau melekukkan tubuh dengan membuat sudut tajam
( contoh : ular gemercak, ratlle snake).
Ular tidak mengunyah atau merobek mangsanya, tetapi menelannya secara
utuh. Mangsanya mungkin lebih besar dari penampang tubuhnya. Hal itu
mungkin karena:
a. Pertautan ujung dua mandibula oleh ligamentum yang elastic.
b. Tulang kuadrat bebas dari tulang kepala dan mandibula.
c. Tulang langit-langit bergrak bebas.karena hal-hal tersebut, mulut dapat
terbuka lebar. Penelanan mangsa di bantu oleh gigi-gigi yang mengarah
kebelakang.
d. Tidak ada tulang dada ( sternum) dan rusuk-rusuk bebas sehingga dada
dapat di atasi.
e. Kulit lunak dan elastic
f. Esophagus dan lambung dapat melebar. Ketika menelan mangsa yang
besar, pernafasannya tidak terganggu, karena glottis terletak jauh di
depa di antara rahang di belakang lidah.
Beberapa golongan ular yang perlu diketahui:
1. Phyton : tidak berbisa. Contohnya: ular piton ( Phyton reticulates 9- 10 m, P.
molurus 8 m, terdapat di seluruh dunia, kecuali di selandia Baru. Dapat
menelan babi hutan, kambing.
2. Aglypha : tidak berbisa. Conoh :Natrix sp. ( ular air ) dan ular anak gembala (
Thamnaophis sp) makanannya ikan dan katak. Ualr raja ( Lampropeltisboylii)
mangsanya berupa reptilia, termasuk ular
3. Opisthoglypha: agak berbisa. Contoh: ular pohon ( Boiga sp), terbesar di
seluruh dunia kecuali di Selandia Baru, Tantilla sp. Di Amerika.
4. Proteroglypha : sangat berbisa contoh ular laut ( Hydrophis sp, Hydrus
platyurus) makanannay ikan. Naja tripudians (kobra).
5. Solenoglypha: berbisa, vivipar. Contoh: Vipera sp.( di Eropa dan Asia). Ular
Gemercak ( rattle snake, Crotalus viridis, c. ceratus, Sistrurus sp).
3. Ordo crocodylia
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di
antara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung
sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami
penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada
bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Kepala
berbentuk piramida, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe
gigi tecodont. Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral.
Pupil vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang
membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya nampak seperti celah.
Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi dengan
suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat buaya
menyelam. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat.
Tungkai belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan berjari 5
tanpa selaput. Jantung buaya memiliki 4 ruang namun sekat antar ventrikel kanan
dan kiri tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah.
Pada jantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia merupakan hewan
poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur di siang hari unutk menjaga
suhu tubuhnya. Mereka berburu di malam hari. Crocodilian dewasa terutama yang
dominan memiliki teritori tersendiri, namun pada musim kering teritori tersebut
dilupakan karena daerah mereka menyempit akibat kekeringan (Goodisman,
2002).
3.1 Klasifikasi Ordo Crocodylia
Adapun klasifikasi Ordo Crocodylia adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Reptilia
Subkelas : Diapsida
Ordo : Crocodylia
Familia : a. Alligatoridae
b. Crocodylidae
c. Gavialidae
a. Famili Alligatoridae
Famili Alligatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul
dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat
pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup
hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat.dapat mencapai umur
maksimal hingga 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah.memiliki lempeng tulang
pada punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang
lebar.yang berjumlah lebih dari 6 sisik. Beberapa spesies yang termasuk famili ini
adalah :
Genus Alligator
Alligator mississippiensis
Alligator sinensis
Genus Caiman
Caiman crocodiles
Caiman latirostris
Caiman yacare
Genus Melanosuchus
Melanosuchus niger
Genus Paleosuchus
Paleosuchus palpebrosus
Paleosuchus trigonatus
Sumber :(Uetz, 2006)
Famili Crocodylidae
Ciri-ciri Famili Crocodilidae adalah moncongnya meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga dan pada saat mengatup, kedua deret giginya terlihat dengan jelas. Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar. Terdapat pula baris tunggal sisik balakang kepala yang melintang yang tidak lebih dari 6 buah di bagian tengkuk.
Famili Crocodilidae dibagi menjadi:
Subfamily Crocodylinae
Genus Crocodylus
- Crocodylus acutus
- Crocodylus cataphractus
- Crocodylus intermedius
- Crocodylus johnstoni
- Crocodylus mindorensis
- Crocodylus moreletii
- Crocodylus niloticus
- Crocodylus novaeguineae
- Crocodylus palustris
- Crocodylus porosus
- Crocodylus rhombifer
- Crocodylus siamensis
- Osteolaemus tetraspis
Subfamily Tomistominae
Genus Tomistoma
- Tomistoma schlegelii (Uetz, 2006)
Famili Gavialidae
Famili Gavialidae memiliki bentuk moncong yang memanjang dan pada saat moncong tersebut menangkup, kedua deret gigi yaitu yang berada di rahang atas dan rahang bawah terlihat berseling. Ujung moncongnya melebar dan bersegi 8. sekilas bentuknya mirip dengan Tomistoma schlegelii.
Genus Gavialis
- Gavialis gangeticus
Spesies anggota Famili Crocodilidae yang ada di Indonesia adalah :
1. Crocodylus novaguineae (Buaya Irian)
Spesies yang sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasrkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah. Sisik D.C.W (Double Crest Whorl) sejumlah 17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah 18-21 buah. Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke belakang. Ukuran maksimum dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk betina (Iskandar, 2000).
Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada awal musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus. Telur – telur ini dijaga oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya-buaya ini menempati habitat yang sama dengan buaya air tawar di Indonesia Barat dan dijumpai sampai ke pedalaman dengan persebaran meliputi Irian sebelah utara, mulai dari daerah DAS Memberamo, sampai semenanjung selatan Papua Nugini (Iskandar, 2000).
Status : CITES : Apendiks II (Iskandar, 2000).
2. Crocodylus porosus (Buaya Muara)
Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang tujuh meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang kepalanya yang kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama pada yang dewasa pada sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam, dan pada ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna hitam (Iskandar, 2000).
Saat bertelur, betina akan membuat sarang dari sampah tumbuhan, dan dedaunan. Buaya ini bertelur pada awal musim penghujan. Telur – telur ini akan terus dijaga oleh induk sampai menetas dan mereka dapat mencari makanan sendiri (Iskandar, 2000).
Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai. Kadang dijumpai di laut lepas. Makanan utamanya adalah ikan walaupun sering menyerang manusia dan babi hutan yang mendekati sungai untuk minum. Persebaran buaya ini hampir di seluruh perairan Indonesia (Iskandar, 2000).
Status : CITES : Apendiks II (Iskandar, 2000).
3. Crocodylus siamensis (Buaya Air Tawar)
Dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik post occipital-nya yang berjumlah 2-4 buah. Moncongnya tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas di antara kedua matanya.. Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga perempat kali lebarnya. Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala. Tubuhnya kecil dan hanya dapat mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna hijau tua kecoklatan dan anakan berwarna lebih muda dengan bercak- bercak pada punggung dan ekor. Belang hitam pada ekor umumnya tidak utuh. Buaya Air Tawar betina bertelur pada awal musim penghujan (Iskandar, 2000).
Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau rawa-rawa. Makanan utamanya adalah ikan. Jenis ini juga dikenal sebagai buaya siam. Persebarannya meliputi Kalimantan Timur,dan Jawa (Iskandar, 2000).
Status : CITES : Apendiks I (Iskandar, 2000).
4. Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong)
Buaya ini dapat dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan moncongnya yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6m. Jari kakinya memiliki selaput, dan sisi kakinya berlunas. Matanya memiliki iris yang tegak. Betinanya bertelur pada awal musim penghujan. Telurnya diletakkan dalam tanah dan ditimbun dengan sampah tetumbuhan (Iskandar, 2000).
Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan utama adalah ikan, udang dan juga monyet. Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa (Iskandar, 2000).
Status : CITES : Apendiks I (Iskandar, 2000).
Habitat dan Persebaran
Persebaran buaya muara terluas di dunia. Buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan teluk Benggala (Sri Lanka, Bangladesh, India) hingga perairan Polinesia (Kepulauan Fiji Vanuatu) termasuk perairan Indonesia dan Australia serta negara lain di sekitar indonesia. Habitat kesukaan mereka tentu saja perairan Indonesia dan Australia.
Sedangkan Aligator hanya terdapat di dua negara yaitu Amerika Serikat dan Cina. Alligator Cina terancam punah dan tinggal jenis yang berada di lembah Yangtze. Alligator amerika ditemukan di Amerika Serikat dari Carolina sampai Florida dan Sepanjang Gulf Coast. Mayoritas Alligator Amerika Tinggal di Floroda dan Lousiana. Di Floroda sendiri terdapat lebih dari 1 juta Alligator. Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang memiliki Alligator dan Buaya. Alligator Amerika tinggal di Air tawar, seperti kolam, rawa-rawa, daratan basah dan sungai.
Reproduksi
Famili Crocodylidae merupakan hewan yang berkembang biak secara musiman. Masa kawin pada musim semi ketika air hangat. Famili ini berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasinya secara internal. Setelah melahirkan, induk buaya melakukan parental care.