KELOMPOK ANALISIS

download KELOMPOK ANALISIS

of 27

description

kimia analisis terapan

Transcript of KELOMPOK ANALISIS

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah Limbah cair tahu adalah limbah yang ditimbulkan dalam proses pembuatan tahu dan berbentuk cairan. imbah cair mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut yang akan meng alami perubahan fisika, kimia dan biologis yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman tersebut dapat berupa kuman penyakit ataupun kuman yang merugikan baik pada tahu sendiri maupun tubuh manusia.limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang disungai akan menyebabkan tercemar disungai tersebut. Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinyaalah Konduktivitas adalah kemampuan suatu bahan(larutan ,gas, atau logam) untuk mengahnatar arus listrik dalam suatu larutan ,larutan arus listrik dibawa oleh kation kation dan anion-anion ,sedangakan arus lstrik dibawa oleh electron-electron .konduktivitas suatu larutan dipengearuhi oleh beberapa factor : a.Konsentrasi b.Pengerakan ion-ion c.Valensi ion d.Suhu Pengukuran konduktivitas larutan standar yang telah diketahui jumlah muatan ionnya dilakukan pada beberapa jenis larutan baik elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu larutan elektrolit kuat memiliki konduktivitas lebih tinggi dari pada larutan elektrolit lemah. Karena dalam elektrolit kuat, zat elektrolit akan terdisosiasi sempurna menjadi ion-ionnya. Jumlah ion pada suatu larutan juga berpengaruh pada nilai konduktivitas larutan. Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya. Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai hantar molar larutan dimana hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas molar (m).TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic maupun anorganic, misalnya : garam, dll) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam Part Per Million (PPM) atau sama dengan milligram per Liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (210-6 meter). TDS meter menggambarkan jumlah zat terlarut dalam ppm atau sama dengan miligram per Liter. Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan biasanya untuk pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dll. Setidaknya, kita dapat mengetahui air minum mana yang baik dikonsumsi tubuh, ataupun air murni untuk keperluan kimia (misalnya pembuatan kosmetika, obat-obatan, makanan, dll). Sampai saat ini ada dua metoda yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas suatu larutan. Ada pun dua metoda pengukuran TDS (Total Dissolve Solid) tersebut adalah :

1. Gravimetry, merupakan analisis dalam proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsure atau senyawa tertentu. Bagian terbesar senyawa gravimetric meliputi transformasi unsure atau radikal senyawa murni stabil yang dapatsegera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.2. Electrical Conductivity, adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah, menghasilkan arus listrik.

BAB II TINJAUAUN PUSTAKA

REFERENSI LIMBAH TAHU

1. Pengertian Limbah Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya. Bila ditinjau secara kimiawi, bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.(Kristanto, 2004).

1. Jenis-Jenis Limbah1. Berdasarkan Karakteristiknya Berdasarkan wujud atau karakteristiknya limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat mencemari lingkungan.1. Limbah gas dan partikel adalah limbah yang banyak dibuang ke udara. Gas/asap, partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara akan adalah butiran halus yang mungkin masih terlihat oleh mata telanjang, seperti uap air, debu, asap, fume dan kabut. 1. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yang dapat didaur-ulang (misalnya plastik, tekstil, potongan logam) dan limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis.

1. Berdasarkan Sumber Pencemar Penggolongan limbah berdasarkan sumber pencemar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Sumber domestik (rumah tangga)Limbah domestik adalah semua limbah yang berasal dari kamar mandi, WC, dapur, tempat cuci pakaian, apotik, rumah sakit, dari perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal dan sebagainya. 1. Sumber non-domestik Limbah non-domestik sangat bervariasi, diantaranya berasal dari pabrik, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, dan sumber-sumber lainnya.

1. Berdasarkan Sifat Kimianya Limbah ditinjau secara kimiawi, terdiri atas: 1. Limbah organik adalah limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Oleh karena bahan buangan organik dapat membusuk atau terdegradasi maka akan sangat bijaksana apabila bahan buangan yang

1. Limbah Cair Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat mencemari lingkungan. Mutu limbah cair adalah keadaan limbah cair yang dinyatakan dengan debit, kadar dan bahan pencemar. Debit maksimum adalah debit tertinggi yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan.

1. Klasifikasi limbah cair Limbah cair dibedakan menurut asal limbah cair : 1. Limbah cair dari rumah tangga yang terdiri atas senyawa organik seperti sayur-mayur, buah-buahan dan senyawa anorganik seperti gelas dan kaleng. 1. Limbah cair dari industri dengan nilai BOD tinggi, rendah padatan terlarut, konsentrasi logam berat sangat tinggi atau senyawa organik sangat tinggi dalam limbah cair. 1. Limbah cair dari industri dengan nilai COD sangat tinggi namun nilai BOD rendah.

1. Sumber dan Jenis Pencemar Limbah Cair 1. Sumber pencemar fisik Pencemar fisik misalnya suhu, nilai pH, warna, bau dan total padatan tersuspensi.1. Sumber pencemar senyawa kimia organik dan anorganik Pencemar senyawa kimia organik misal karbohidrat, lemak, protein, minyak, pelumas, BOD, COD, TOC, TOD, alkalinitas. Pencemar senyawa kimia anorganik misal logam berat, N, P, khlorida, sulfur, hidrogen sulfit, dan gas terlarut dalam limbah cair. 1. Sumber Pencemar Mikrobiologi Sumber pencemar mikrobiologi misal mikroba patogen yaitu typhus-cholera-dysentri, poliovirus, virus hepatitis B, Salmonella typhi, cacing parasit, bakteri, algae, protozoa, virus, dan coliform (Suharto, 2011).

1. TahuIndustri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan, limbah ini kebanyakan oleh pengrajin dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung ampas tahu yang akan dijadikan bahan dasar pembuatan roti kering dan cake. Sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan tahu, oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu dengan karakteristik mengandung bahan organik tinggi dan kadar BOD, COD yang cukup tinggi pula, jika langsung dibuang ke badan air, jelas sekali akan menurunkan daya dukung lingkungan. Sehingga industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada.Teknologi pengolahan limbah tahu dapat dilakukan dengan proses biologis sistem anaerob, aerob dan kombinasi anaerob-aerob. Teknologi pengolahan limbah tahu yang ada saat ini pada umumnya berupa pengolahan limbah dengan sistem anaerob, hal ini disebabkan karena biaya operasionalnya lebih murah. Dengan proses biologis anaerob, efisiensi pengolahan hanya sekitar 70%-80%, sehingga airnya masih mengandung kadar pencemar organik cukup tinggi, serta bau yang masih ditimbulkan sehingga hal ini menyebabkan masalah tersendiri.Untuk mengatasi hal tersebut, maka diterapkan sistem pengolahan limbah dengan sistem kombinasi anaerob-aerob, dengan sistem ini diharapkan dapat menurunkan konsentrasi kadar COD air limbah tahu. Sehingga jika dibuang tidak menyebabkan bau dan tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Mengingat industri tahu merupakan industri dengan skala kecil, maka membutuhkan intalasi pengolahan limbah yang alat-alatnya sederhana, biaya operasionalnya murah, memiliki nilai ekonomis dan ramah lingkungan. (Herlambang,2002)

1. Limbah Industri TahuLimbah industri tahu pada umumnya dibagi menjadi 2 (dua) bentuk limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai (batu, tanah, kulit kedelai, dan benda padat lain yang menempel pada kedelai) dan sisa saringan bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang berupa kotoran berasal dari proses awal (pencucian) bahan baku kedelai dan umumnya limbah padat yang terjadi tidak begitu banyak (0,3% dari bahan baku kedelai). Sedangkan limbah padat yang berupa ampas tahu terjadi pada proses penyaringan bubur kedelai. Ampas tahu yang terbentuk besarannya berkisar antara 25-35% dari produk tahu yang dihasilkan. Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari proses perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan proses produksi tahu, penyaringan dan pengepresan/pencetakan tahu. jumlah kebutuhan air proses dan jumlah limbah cair yang dihasilkan dilaporkan berturut-turut sebesar 45 dan 43,5 liter untuk tiap kilogram bahan baku kacang kedelai. Pada beberapa industri tahu, sebagian kecil dari limbah cair tersebut (khususnya air dadih) dimanfaatkan kembali sebagai bahan penggumpal. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey. Adanya senyawa-senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu mengandung BOD, COD dan TSS yang tinggi. Limbah ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari lingkungan.

1. Karakteristik Limbah Industri TahuKarakteristik buangan industri tahu meliputi dua hal, yaitu karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik Fisika meliputi padatan total, padatan tersuspensi, suhu, warna, dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan gas. Suhu air limbah tahu berkisar 37-45C, kekeruhan 535-585 FTU, warna 2.225-2.250 Pt.Co, amonia 23,3-23,5 mg/1, BOD5 6.000-8.000 mg/1 dan COD 7.500-14.000 mg/1.Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu limbah cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 400C-460C. Suhu yang meningkat di lingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan tegangan permukaan. Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tahu pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Diantara senyawa-senyawa tersebut, protein dan lemak adalah yang jumlahnya paling besar. Protein mencapai 40-60%, karbohidrat 25-50% dan lemak 10%. Air buangan industri tahu kualitasnya bergantung dari proses yang digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air buangannya biasanya rendah. Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (Ntotal) sebesar 226,06-434,78 mg/l, sehingga masuknya limbah cair tahu ke lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di perairan tersebut .Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah tahu adalah gas nitrogen (N2). Oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan

1. Dampak Limbah Industri TahuHerlambang (2002) menuliskan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan organik limbah industri tahu adalah gangguan terhadap kehidupan biotik. Turunnya kualitas air perairan akibat meningkatnya kandungan bahan organik. Aktivitas organisme dapat memecah molekul organik yang kompleks menjadi molekul organik yang sederhana. Bahan anorganik seperti ion fosfat dan nitrat dapat dipakai sebagai makanan oleh tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Selama proses metabolisme oksigen banyak dikonsumsi, sehingga apabila bahan organik dalam air sedikit, oksigen yang hilang dari air akan segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh reaerasi dari udara. Sebaliknya jika konsentrasi beban organik terlalu tinggi, maka akan tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi berupa amonia, karbondioksida, asam asetat, hirogen sulfida, dan metana. Senyawa-senyawa tersebut sangat toksik bagi sebagian besar hewan air, dan akan menimbulkan gangguan terhadap keindahan (gangguan estetika) yang berupa rasa tidak nyaman dan menimbulkan bau Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada produk tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya menjadi cokelat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan akan menimbulkan gangguan kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan yang tidak baik.

G. Pengolahan Limbah Cair Industri TahuBerbagai upaya untuk mengolah limbah cair industri tahu telah dicoba dandikembangkan. Secara umum, metode pengolahan yang dikembangkan tersebut dapat digolongkan atas 3 jenis metode pengolahan, yaitu secara fisika, kimia maupun biologis.1. Cara fisikaMerupakan metode pemisahan sebagian dari beban pencemaran khususnya padat tersuspensi atau koloid dari limbah cair. Dalam pengolahan limbah cair industri tahu secara fisika, proses yang dapat digunakan antara lain adalah filtrasi dan pengendapan (sedimentasi). Filtrasi (penyaringan) menggunakan media penyaring terutama untuk menjernihkan dan memisahkan partikel-partikel kasar dan padatan tersuspensi dari limbah cair. Padatan tersuspensi yang lolos dari penyaringan selanjutnya disisihkan dalam unit sedimentasi dengan menambahkan koagulan sehinggga terbentuk flok. Proses ini termasuk proses kimia. Dalam sedimentasi, flokflok padatan dipisahkan dari aliran dengan memanfaatkan gaya gravitasi.

1. Cara kimiaMerupakan metode penghilangan atau konversi senyawa-senyawa polutan dalam limbah cair dengan penambahan bahan-bahan kimia atau reaksi kimia lainnya. Beberapa proses yang dapat diterapkan dalam pengolahan limbah cair industri tahu diantaranya termasuk koagulasi-flokulasi dan netralisasi. Dalam proses koagulasi-flokulasi, partikel-partikel koloid hidrofobik cenderung menyerap ion-ion bermuatan negatif dalam limbah cair melalui sifat adsorpsi koloid tersebut, sehingga partikel tersebut menjadi bermuatan negatif. Koloid bermuatan negatif ini melalui gaya-gaya Van der Waals menarik ionion bermuatan berlawanan dan membentuk lapisan kokoh (lapisan stern)mengelilingi partikel inti. Selanjutnya lapisan kokoh (stern) yang bermuatan positif menarik ion-ion negatif lainnya dari dalam larutan membentuk lapisan kedua (lapisan difus). Kedua lapisan tersebut bersama-sama menyelimuti partikel-partikel koloid dan membuatnya menjadi stabil. Partikel-partikel koloid dalam keadaan stabil menurut Davis dan Cornwell (1991) cenderung tidak mau bergabung satu sama lainnya membentuk flok-flok berukuran lebih besar, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan proses sedimentasi ataupun filtrasi.Koagulasi pada dasarnya merupakan proses destabilisasi partikel koloid bermuatan dengan cara penambahan ion-ion bermuatan berlawanan (koagulan) ke dalam koloid, dengan demikian partikel koloid menjadi netral dan dapat beraglomerasi satu sama lain membentuk mikroflok. Selanjutnya mikroflokmikroflok yang telah terbentuk dengan dibantu pengadukan lambat mengalami penggabungan menghasilkan makroflok (flokulasi), sehingga dapat dipisahkan dari dalam larutan dengan cara pengendapan atau filtrasi.Koagulan yang biasa digunakan antara lain polielektrolit, aluminium, kapur, dan garam-garam besi. Masalah dalam pengolahan limbah secara kimiawi adalah banyaknya endapan lumpur yang dihasilkan , sehingga membutuhkan penanganan lebih lanjut. (Rahman. 2010)

1. Cara biologiDapat menurunkan kadar zat organik terlarut dengan memanfaatkan mikroorganisme atau tumbuhan air. Pada dasarnya cara biologi adalah pemutusan molekul kompleks menjadi molekul sederhana oleh mikroorganisme. Proses ini sangat peka terhadap faktor suhu, pH, oksigen terlarut (DO) dan zat-zat inhibitor terutama zat-zat beracun. Mikroorganisme yang digunakan untuk pengolahan limbah adalah bakteri, algae, atau protozoa Sedangkan tumbuhan air yang mungkin dapat digunakan termasuk gulma air (aquatic weeds).

Metode biologis lainnya dapat dilakukan dengan Anaerobik, Anaerobik-Biogas, Aerobik, Kombinasi Anaerobik dan Aerobik.

KARAKTERISTIK LIMBAH CAIRSecara umum karakteristik air buangan dapat digolongkan atas sifat fisika, kimia dan biologi. Akan tetapi, air buangan industri biaasanya hanya terdiri dari karakteristik kimia dan fisika. Parameter yag digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan industri pangan adalah:1. Parameter fisika, seperti kekeruhan, suhu, zat padat, bau,dan lain-lain. 1. Parameter KimiaParameter kimia dibedakan atas :1. Kimia Organik : kandungan organik (BOD, COD, TOC), oksigen terlarut (DO), minyak/lemak, Nitrogen-Total (N-Total), dan lain-lain. 1. Kimia anorganik: pH, Ca, Pb, Fe, Cu, Na, sulfur, H2S , dan lain-lain.

Beberapa karakteristik limbah cair industri tahu yang penting anatara lain:1. Padatan tersuspensi, yaitu bahan-bahan yang melayang dan tidak larut dalam air. Padatan tersuspensi sangat berhubungan erat dengan tingkat kekeruhan air, semakin tinggi kandungan bahan tersuspensi tersebut, maka air akan semakin keruh.1. Biochemical Oxygen Demand (BOD), merupakan parameter untuk menilai jumlah zat organik yang terlarut serta menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh aktivitas mikroba dalam menguraikan zat organik secara biologis di dalam limbah cair. Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik terlarut yang tinggi.1. Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimiawi merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh oksidator (misal kalium dikhormat) untuk mengoksidasi seluruh material baik organik maupun anorganik yang terdapat dalam air. Jika kandungan senawa organik dan anorganik cukup besar, maka oksigen terlarut di dalam air dapat mencapai nol sehingga tumbuhan, air, ikan-ikan dan hewan air lainnya yang membutuhkan oksigen tidak memungkinkan hidup. 1. Nitrogen-Total (N-Total) yaitu fraksi bahan-bahan organaik campuran senyawa kompleks antara lain asam-asam amino, dan protein (polimer asam amino). Dalam analisis limbah cair, N-Total terdiri dari campuran N-organik, N-amonia, nitrat dan nitrit. Nitrogen organik dan nitrogen amonia dapat ditentukan secara analitik menggunakan metode Kjeldahl, sehingga lebih lanjut konsentrasi total keduanya dapat dinyatakan sebagai Total Kjeldahl Nitrogen (TKN). Senyawan-senyawa N-Total adalah senyawa-senyawa yang mudah terkonversi menjadi amonium (NH4+) melalui aksi mikroorganisme dalam lingkungan air atau tanah. Menurut Kuswardani (1985) limbah cair industri tahu mengandung N-Total sebesar 434,78 mg/l.1. Derajat Keasaman (pH). Air limbah industri tahu sifatnya cenderung asam, pada keadaan asam ini akan terlepas zat-zat yang mudah menguap. Hal ini mengakibatkan limbah cair industri tahu mengeluarkan bau busuk.

Pengertian Air KolamKolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam jumlah tertentu sehingga dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan dan atau hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan juga harus dapat berfugsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya kolam harus berpotensi untuk dapat menumbuhkan makanan alami. (Susanto, 1992),

Fungsi Dan Manfaat Air Kolam1. Fungsi ekologis diantaranya : Habitat hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan air, dan sebagai sumber plasma nutfah1. Manfaat ekonomis kolam: menghasilkan berbagai sumber daya alam bernilai ekonomis, meningkatkan perekonomian masyarakat, sarana pariwisata / rekreasi.Proses Pembuatan KolamKolam merupakan lahan basah buatan yang dapat dikelola dan diatur langsung oleh manusia untuk kebutuhan budidaya ikan. Berdasarkan proses pembentukannya, kolam dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu kolam yang sengaja dibangun dan kolam yang tidak sengaja dibangun.Tipe-Tipe Kolam 1. Tipe Kolam berdasarkan sumber air: kolam tadah hujan, kolam mata air, kolam berperairan setengah teknis, kolam berperairan teknis.1. Tipe kolam berdasarkan kegunaannya: kolam pemeliharaan induk, kolam pemijahan / perkawinan, kolam penetaan telur, kolam pendederan, kolam pembesaran, kolam penumbuhan makanan alami, kolam pengendapan, kolam penampungan hasil.1. Tipe kolam berdasarkan aliran air: (a) kolam air tergenang (stagnant water ponds), (b) kolam air air mengalir / kolam air deras (running water pond).

Syarat KolamSyarat esensial bagi suatu kolam yang efektif adalah :1. kondisi topografi di tempat yag akan dibangun kolam haruslah memungkinkan pembangunan yang ekonomis, tenaga dan biaya adalah fungsi langsung panjang dan dalam kolam, 1. cukup air yang memenuhi syarat, 1. terdapat bahan tanah yang kedap air, bukan pasir, 1. semua kolam harus dilengkapi fasilitas pelimpasan untuk menyalurkan air kalau terjadi terjadi banjir, dengan aman, dan 1. kolam harus dapat dikeringkan untuk perbaikan.

Kandungan Air Kolam 1. Amonia (NH3)Ammonia diukur dengan satuan part per million (ppm), adalah sebagai acuan utama tingkat kesehatan bio-converters. Turunnya pH dan temperatur dapat meningkatkan proses ionisasi yang menyebabkan kadar Amonium meningkat sehingga tingkat racun menurun. Sebagai panduan secara garis besar, untuk air dengan temperatur 70 0F (21 0C) salah satu contohnya adalah ikan koi.1. NitrateNitrate (NO3-N), diukur dalam satuan ppm, adalah pentunjuk ketiga untuk menilai tingkat kesehatan bio-converter. Nitrate adalah hasil akhir dari lingkaran proses nirtifikasi dan sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk hidup.Catatan bahwa perbedaan yang sangat mencolok di dalam ukuran untuk mengukur Nitrate (200 ppm) yang berbeda untuk Amonia dan Nitrite yang memiliki level 1 4 ppm. Dengan asumsi bahwa bio-converter telah mengkonversikan 1 ppm ekuivalen Amonia menjadi 1 ppm ekuivalen Nitrite dan kemudia menjadi 1 ppm ekuivalen Nitrate per hari, maka akan dibutuhkan 100 hari atau 3 bulan untuk mencapai kadar Nitrate menjadi 100 ppm (akan lebih lama lagi jika penggantian air dilakukan). Konsentrasi Nitrate secara alami sangat dikontrol oleh penggantian air dan sedikit dipengaruhi oleh besarnya konsumsi tumbuhan/alga.1. TemperatureApapun ukuran yang digunakan untuk mengukur temperatur (Celcius atau Fahrenheit), sebuah termometer sangat dibutuhkan oleh para pemilik/pemelihara kolam. Disarankan termometer berada terapung di sistem filter/converter atau terikat di titik yang mudah dijangkau di kolam.Temperatur ideal berkisar antara 65F 75F (20C 25C)Temperatur yang masih dapat diterima 35F 85F (2C 30C)Temperatur kolam pada umumnya mengikuti kondisi lingkungan sekitarnya walaupun memiliki keterlambatan penyesuaian yang tergantung pada besarnya kolam. Kolam terbuka dapat menyebabkan perubahan temperatur yang besar. Sinar matahari di siang hari dapat mengakibatkan temperatur meningkat tajam dan kehilangan panas dapat terjadi di malam hari lebih besar dibandingkan dengan kolam yang tertutupi. Kondisi malam hari yang cerah dapat mengabsorsi sejumlah besar panas dari kolam berukuran kecil sehingga temperatur kolam tersebut dapat berada di bawah temperatur udara sekitar.

Faktor yang mempengaruhi aktivitas air kolamBanyak faktor yang bisa mempengaruhi organisme dalam melakukan aktivitasnya contohnya pengaruh dari luar seperti lingkungan dan pengaruh dalam yang berasal dari organisme itu sendiri. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi aktivitas organisme adalah suhu dimana suhu mempunyai rentang yang dapat ditolelir oleh setiap jenis organisme. Suhu mempunyai peranan penting dalam mengatur aktivitas biologis organisme baik hewan maupun manusia. (Ramadhani, 2011).Menurut Yuliani dan Rahardjo (2012), Suhu air dipengaruhi oleh suhu udara. Tinggi rendah suhu juga berpengaruh terhadap aktivitas ikan. Tingginya suhu air akan mengurangi kadar oksigen terlarut. Keadaan suhu air dan DO akan mempengaruhi aktivitas ikan. Suhu air sangat berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dan laju konsumsi oksigen hewan air.1. TermoregulasiTermoregulasi merupakan proses yang terjadi dalam tubuh hewan untuk mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan, supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang drastis.

1. Hewan Endoterm, Ektoterm, dan HeterotermMakhluk hidup dapat diklasifikasikan atas dasar sumber panas bagi tubuhnya. Endoterm adalah kelompok hewan yang mampu memproduksi sendiri panas yang diperlukan untuk tubuhnya. Sedangkan suhu tubuh kelompok hewan Ektoterm berasal dari suhu di sekelilingnya yang merupakan sumber panas tubuh. Kelompok hewan ketiga adalah Heteroterm, tubuh hewan ini dapat memproduksi panas seperti halnya pada endoterm, tetapi tidak mempertahankan suhu tubuhnya dalam kisaran suhu yang sempit (Yuliani dan Raharjo, 2009).1. SuhuSuhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah diukur dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan. Ini terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan sekaligus menentukan kegiatan metabolisme, misalnya dalam hal respirasi.

1. DO (Dissolved Oxigen)Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).

KONDUKTIVITASKonduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan suatu elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan, konduktans akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah (Basset,J.dkk,1994:236).

PRINSIP KERJA KONDUKTOMETERPrinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor (elektroda) dimasukkan ke dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan sebagai outputnya berupa angka konduktansi. Semakin banyak konsentrasi suatu ion dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekul semakin cepat).

1. Sumber dan Jenis Pencemar Limbah Cair 1. Sumber pencemar fisik Pencemar fisik misalnya suhu, nilai pH, warna, bau dan total padatan tersuspensi.1. Sumber pencemar senyawa kimia organik dan anorganik Pencemar senyawa kimia organik misal karbohidrat, lemak, protein, minyak, pelumas, BOD, COD, TOC, TOD, alkalinitas. Pencemar senyawa kimia anorganik misal logam berat, N, P, khlorida, sulfur, hidrogen sulfit, dan gas terlarut dalam limbah cair. 1. Sumber Pencemar Mikrobiologi Sumber pencemar mikrobiologi misal mikroba patogen yaitu typhus-cholera-dysentri, poliovirus, virus hepatitis B, Salmonella typhi, cacing parasit, bakteri, algae, protozoa, virus, dan coliform

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

1. ALAT :1. Instrumen Konduktometer Eutech Cyberscon CON 10/1101. Gelas kimia 500 ml 4 buah1. Botol semprot 1 buah1. Tissue 1 gulung 1. Pencatat Data1. Trayek indikator (kertas lakmus)1. Kamera digital

1. BAHAN :1. Sampel Limbah Tahu 500 ml1. Air Kolam Unja 500 ml1. Air Deionisasi 1. Larutan Standart Konduktivitas 132,88 mg di 25 0C, 1. Larutan Standart Konduktivitas 141 3US 60 ml 25 0C, 1. Larutan Standart Konduktivitas 111,8 ms 60ml di 25 0C.1. Aquades

1. SKEMA KERJA :0. ElektrodaMenstandarisasi Alat

di celupkan ke dalam aquades di nyalakan tombol on/off pada alat pembaca konduktivitas di biarkan sebentar 2 menit di tekan tombol di masukkan kedalam larutan standar yang telah tersedia ( 1413 ) di tunggu sampai data yang terlihat menunjukkan angka yang tetap

Pengukuran di bersihkan dengan tisu

1.2 Mengukur Konduktivitas Larutan

Air Kolam Unja 500 ml

di masukkan Gelas kimia 500 ml di celupkan elektrode kedalam aquades di bersihkan elektrode dengan tissue di celupkan kedalam air kolam unja 500 ml di lihat dan di catat data yang telah diperoleh pada alat konduktometer

Gelas kimia 500 ml

di masukkan air limbah tahu 500 ml di celupkan elektrode kedalam aquades di bersihkan elektrode dengan tissue di celupkan kedalam limbah tahu 500 ml di lihat dan di catat data yang telah diperoleh pada alat konduktometer

Data Pengamatan

1.3 Mengukur pH

Sampel 1 Air Kolam Unja 500 ml

di masukkan dalam gelas kimia 500 ml di celupkan kertas pH universal di cocokkan warna yang terbentuk pada kotak universal

Sampel 2 Limbah Tahu di peroleh pH 6 ( asam )

di masukkan dalam gelas kimia 500 ml di celupkan kertas ph universal limbah tahu di cocokkan warna yang terbentuk pada kotak universal

Data Pengamatan di peroleh ph 5 ( asam )

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini adapun yang akan dilakukan yaitu uji pH, TDS dan konduktifitas pada masing-masing sampel air. Sampel air yang digunakan yaitu air kolam unja , air limbah tahu. Setelah lakukan uji pH dengan kertas lakmus yaitu pada pH 6 dan 5 . Untuk perlakuan uji pH indicator dilakukan sampai 2 kali pengulangan agar data yang didapat lebih menunjukkan keakuratan. Pada setiap perlakuan uji pH dan konduktifitas pada masing-masing sampel didapat data yang berbeda-beda. Untuk pH tertinggi terdapat pada sampel air limbah tahu pH 5 ,sedangkan air kolam unja pada pH 6 untuk konduktifitas tertinggi terdapat pada sampel air Limbah Tahu yaitu1683 S/cm.pada pelakuan yang pertama sedangkan yang kedua pada perlakuan tersebut 1689 S/cm. pada pH terendah terdapat pada sampel air kolam unja yaitu 6 untuk TDS terendah terdapat pada air aquades yaitu 120,7 mg/l dan konduktifitasnta terendah terdapat pada sampel air aquades 0 dan air sampel air kolam unja yaitu 70,7 S/cm. untuk data air sampel yang lain bisa dilihat pada data pengamatan. Dalam praktikum ini uji sampel dlakukan hingga dua kali pengulangan kemudian di rata-ratakan.. Berikut ini adalah kurva kalibrasi yang didapat untuk pH buffer vs pH yang terbaca pada uji kalibrasi :Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka . Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekil semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan.

Dari kurva diatas di dapat harga slope dan intersep yang didapat yaitu y = 13,2x-15,93 yang merupakan harga yang didapat dari perpotongan harga X dan harga Y. Untuk tingkat kelinieran garis dari kurva tersebut diagap sangat bagus bahkan bisa dibilang sangat sempurna karena nilai R2 = 0.886. Jadi antara harga X dan harga Y yang didapat dari kurva kalibrasi ini sangat cocok dan sesuai yang diharapkan. Konduktivitas air ditetapkan dengan mengukur tahanan listrik antara dua elektroda dan membandingkan tahanan ini dengan tahanan suatu larutan potasium klorida pada suhu 25oC. Bagi kebanyakan air, konsentrasi bahan padat terlarut dalam miligram per liter sama dengan 0,55 sampai 0,7 kali hantaran dalam mikroumhos per sentimeter pada suhu 25oC. Nilai yang pasti dari koefisien ini tergantung pada jenis garam yang ada didalam air (Aidia MJ, 2011).pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7 sementara bila pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH < 7 menunjukkan keasaman. Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang dari pada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih dari pada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.Konduktivitas elektrik dipengaruhi oleh:

1. Konsentrasi ion : semakin tinggi konsentrasi ion maka nilai konduktivitas elektrik semakin tinggi. 1. Temperature larutan : semakin tinggi temperature larutan maka nilai konduktivitas elektrik semakin tinggi. 1. Sifat dasar ion : semakin tinggi kemampuab spesifik dan valensi ion maka nilai konduktivitas elektrik semakin tinggi. Pengukuran dari conductivity / konduktivitas sangat dipengaruhi oleh nilai temperatur. Bahkan suatu larutan standar conductivity pun akan memberikan perbedaan yang besar apabila terjadi perbedaan temperaturKonduktivitas adalah Daya Hantar Listrik (DHL) menunjukkan kemampuan air untuk menghantarkan aliran listrik. Konduktivitas air tergantung dari konsentrasi ion dan suhu air, oleh karena itu kenaikan padatan terlarut akan mempengaruhi kenaikan DHL. DHL adalah bilangan yang menyatakan kemampuan larutan cair untuk menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini tergantung keberadaan ion, total konsentrasi ion, valensi konsentrasi relatif ion dan suhu saat pengukuran. Biasanya makin tinggi konduktivitas dalam air, maka air akan terasa payau sampai asin.Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut.Satuannya adalah (mho/cm, 250C). Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas. Secara umum, faktor yang lebih dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah temperatur. Untuk mengukur konduktivitas digunakan konduktometer.Sumber air limbah terdpat berbagai berikut yaitu :1. Air buangan industri adalah berasal dari berbagai jenis industry akibat proses produksi .zat-zat terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri .anatar lain :nitrogen sulfide ,amoniak dan garam garam zat pewarna ,mineral dan logam berat .zat perlarut dan sebagainya oleh sebab itu perlu dilakukan pengolalahan jenis air limbah ini .agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit

Secara teori Karateristik dari air limbah tersebut sangat penting karena hal ini akan menentukan pengolahan limbah yang tepa.sehingga tidak mencemari lingkungan hidup yaitu :

1. karateristik fisik yaitu Air limbah terdiri dari 99,9% air .sedangkan kandungan bahan padatan nya mencapai 0,1 %dalam bentuk suspensi padat yang volumenya bervariasi anatar 100-500 mg/l Apabila volume suspensi padat kurang dari 100mg/l .air limbah disebut lemah sedangkan bila lebih dari 500mg/l disebut kuat .

1. Karateristik kimiawi Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja ,urine ,dan sampah lainnya .oleh sebab itu pada umunya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk .substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 golongan yaitu : a. Gabungan yang mengandung nitrogen , misalnya urea ,protein atau asam amino .b. Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, atau karbohidrat.Dalam parameter air limbah, yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah adalah :1. Kandungan zat padat (total solid,suspending solid,dissolved solid)2. Kandungan zat organik3. Kandungan zat anorganik (mis: P, Pb, Cd, Mg)4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2)5. Kandungan bakteri (mis: E.coli)6. Kandungan pH.7. Suhu

Dalam hal ini, Pada setiap perlakuan uji pH, TDS dan konduktifitas pada masing-masing sampel didapat data yang berbeda-beda. Pada air limbah tahu lebih asam karena didalam air limbah terkandung amoniak dan zat lain tersebut maka air limbah tahu tersebut tidak akurat Untuk pH tertinggi terdapat pada sampel limbah air kolam, dan untuk konduktifitas tertinggi terdapat pada sampel air kolam UNJA yaitu 111,8 S/cm. Pada pH terendah terdapat pada sampel air limbah tahu yaitu 5, dan konduktifitas terendah terdapat pada sampel air aquades 18,21. untuk data air sampel yang lain bisa dilihat pada data pengamatan. Dalam praktikum ini uji sampel dilakukan hingga dua kali pengulangan kemudian di rata-ratakan, tujuan dari dua kali pengulangan adalah untuk memastikan data yang diperoleh dari satu kali pengulangan, agar pengukuran yang dilakukan benar-benar hasil yang murni.

Hasil data pengukuran kelompok kami.Dari hasil pengukuran konduktometer diperoleh konduktivitas dan pH masing- masing sampel pada tabel berikut ini :SAMPELKONDUKTIVITY (s)pHSUHU C

AQUADES( 18.21)729.6

AIR KOLAM UNJA70.7627.1

LIMBAH TAHU16.93 (1969)526.4

LARUTAN STANDAR1314-25

Semakin tinggi konduktivitas suatu larutan maka daya hantar listrik semakin besar.

Sedangkan data yang kami dapat dari teori adalah :

KESIMPULANDari hasil pengamatan kami, dapat ditarik kesimpulan yaitu : Berdasarkan pengamatan kami, dapat membedakan antara teori yaitu pada pHSemakin besar suatu pH maka semakin besar pula konduktivitas tersebut pH air limbah Tahu lebih asam dibandingkan air kolam karena air limbah tahu terkandung amoniak didalam air limbah tahu .maka nya air limbah tahu lebih asam dibandingkan air kolam