Kelompok 9 (Landasan Historis)

16
MAKALAH LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Dosen Pengampu : Dra. Kurniasih, M.Pd / Ramdhan Witarsa, M.Pd Oleh: Diana Rosalina Indah Permata Prihatiningsih Yola Rizka Pramesty PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

Transcript of Kelompok 9 (Landasan Historis)

Page 1: Kelompok 9 (Landasan Historis)

MAKALAH

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu : Dra. Kurniasih, M.Pd / Ramdhan Witarsa, M.Pd

Oleh:

Diana Rosalina

Indah Permata

Prihatiningsih

Yola Rizka Pramesty

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2011

Page 2: Kelompok 9 (Landasan Historis)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan manusia tiada terlepas dari sejarah kehidupan, karena dengan sejarah

itu manusia dapat menjadikan tolak ukur untuk melakukan suatu tindakan dimasa

sekarang, apakah baik atau sebaliknya, sehingga dapat menghasilkan hasil yang

maksimal. Sejarah adalah suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, yang

merupakan bagian dari kehidupan manusia, sejarah itu diisi tergantung pada pembuat

sejarah apakah diisi dengan tinta sejarah yang bermanfaat atau sebaliknya. Peristiwa

sejarah meliputi berbagai aktivitas manusia semua bidang manusia salah satunya adalah

landasan sejarah dalam bidang pendidikan yang merupakan pembahasan makalah ini.

Pendidikan merupakan hasil sejarah orang–orang sebelum kita yang berjasa dalam

bidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang.

Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno atau tradisional yang dimulai dengan zaman

pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan

zaman merdeka. Oleh karena itu dengan adanya landasan sejarah pendidikan di masa

lalu bisa dijadikan gambaran untuk melakukan pendidikan dimasa sekarang. Sehingga

dalam pelaksanaan pendidikan dapat mengarah pada tujuan sebenarnya pendidikan itu.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pendidikan yang terjadi pada zaman Hindu dan Budha ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan pendidikan ?

3. Bagaimanakah pendidikan yang terjadi pada zaman Islam ?

4. Bagaimanakah pendidikan yang terjadi pada zaman penjajahan ?

5. Apa yang membedakan sistem pendidikan di Indonesia sejak zaman Hindu

Budha sampai zaman penajajahan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Page 3: Kelompok 9 (Landasan Historis)

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan makalah ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui pendidikan yang terjadi pada zaman Hindu Budha

2. Untuk mengetahui pendidikan yang terjadi pada zaman Islam

3. Untuk mengetahui pendidikan yang terjadi pada zaman penjajahan.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan pendidikan

2. Untuk menjelaskan perbedaan sistem pendidikan zaman Hindu Budha, zaman

pendudukan Islam, zaman penjajahan

3. Untuk menjadikan gambaran sistem pendidikan di zaman sekarang.

Page 4: Kelompok 9 (Landasan Historis)

BAB II

LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN

A. Pendidikan Zaman Hindu Budha

Hinduisme dan Budhaisme datang ke Indonesia sekitar abad ke-5. Hinduisme dan

Budhaisme merupakan dua agama yang berbeda. Agama Hindu di India terbagi menjadi

dua golongan besar, yaitu Brahmanisme dan Syiwaisme. Hinduisme yang datang di

Indonesia adalah Syiwaisme yang pertama kali dibawa oleh seorang Brahmana yang

bernama Agastya Syiwaisme, yang berpandangan bahwa Syiwa adalah dewa yang

paling berkuasa, pencipta dan perusak alam, segala sesuatu bersumber dari Syiwa akan

kembali kepada Syiwa, dan tujuan hidup manusia ialah mencapai “moksa”, suatu

keadaan dimana manusia hidup dalam keabadian yang menyatu dengan Syiwa.

Sedangkan agama Budha terpecah menjadi dua aliran yaitu Mahayana dan Hinayana.

Yang berkembang di Indonesia adalah Budha Hinayana. Manusia dalam hidup ini

berusaha untuk mengusir penderitaan, mencari kebahagiaan yang abadi yaitu nirwana.

Faktor-faktor yang memungkinkan berkembangnya peradaban hindu budha adalah

karena adanya faktor politis, faktor ekonomi, faktor geografis, dan faktor kultural.

Pendidikan pada zaman Hindu lebih tepat dikatakan sebagai “Perguruan” dan lembaga

pendidikannya dikenal dengan nama “Pesantren” dan sebutan pesantren itu berkembang

terus sampai pada pengaruh Budha, dan sampai zaman Islam hingga sekarang. Selain

pesantren, lembaga pendidikan Hindu Budha juga dilaksanakan di Pura, pertapaan dan

keluarga.

Tujuan pendidikan Hindu Budha adalah untuk mencapai moksa atau nirwana.

Beberapa sifat dan ciri pendidikan yang menonjol pada waktu itu adalah:

a. Informal, karena pendidikan masih bersatu dengan proses kehidupan

b. Berpusat pada religi, karena kehidupan atas dasar kepercayaan

c. Penghormatan yang tinggi terhadap guru, karena gurunya adalah kaum

Brahmana (kasta tertinggi dalam Hindu)

d. Aristokratis, artinya pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyaakat saja,

yaitu golongan Brahmana, pendeta dan golongan Ksatria.

Beberapa jenis pendidikan pada zaman Hindu Budha diantaranya adalah pendidikan

intelektual, pendidikan kesatriaan, dan pendidikan keterampilan. Pada zaman ini ilmu

Page 5: Kelompok 9 (Landasan Historis)

pengetahuan terus berkembang hingga mereka mampu menghasilkan seni bangunan dan

pahat yang menakjubkan seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

B. Pendidikan Zaman Islam

Islam mulai masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-13 dan mencakup sebagian

besar Nusantara pada abad ke-16. Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia sejalan

dengan perkembangan penyebaran Islam di Nusantara, baik sebagai agama maupun

sebagai arus kebudayaan. Terdapat beberapa pendapat tentang masuknya Islam ke

Indonesia.

a. Islam masuk ke Indonesia melalui Persia

Bukti dari pendapat ini adalah adanya sebutan ejaan tulisan Arab seperti jabar,

jeer, dan pees yang merupakan bahasa Iran, sedangkan dalam bahasa Arab

adalah fatah, kasroh, dan dhomah.

b. Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat (India)

Pendapat ini dibuktikan dengan ditemukannya salah satu makam raja Islam

Malikul Saleh yang batu nisannya bertuliskan ayat-ayat Qur’an dengan huruf

Arab dan bentuknya sama dengan batu nisan yang ada di Gujarat.

c. Islam masuk ke Indonesia melalui Mesir dan Mekah

Menurut Haji Abdul Malik Karim Abdullah ( HAMKA ) Islam masuk ke

Indonesia bukan melalui Persia ataupun Gujarat, tapi langsung dari Mekah

melalui Mesir. Pendapat ini dibuktikan dengan adanya gelar yang dipakai raja-

raja Pasai ialah gelar raja-raja Mesir seperti Al-Malik, yang tidak terdapat di

Persia maupun India.

Dalam penyebaran agama dan pendidikan Islam para ulama Islam, yang

pada waktu itu di Jawa lebih dikenal dengan Wali, telah banyak menentukan

bagi perkembangan dan kemajuan pendidikan Islam. Para wali tersebut dikenal

dengan Wali Songo, karena jumlahnya sembilan orang, mereka adalah Maulana

Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan

Kudus, Sunan Kalijogo, Sunan Maria, dan Sunan Gunung Jati. Pendidikan Islam

lebih teratur setelah Raden Patah mendirikan Pesantren di hutan Glagah Arum

tahun 1475, di bawah kekuasaan Majapahit. Kemudian Raden Patah

mengorganisir para wali untuk mengembangkan pendidikan Islam di daerah

Page 6: Kelompok 9 (Landasan Historis)

tertentu, misalnya Sunan Giri bertugas mengembangkan pendidikan dan ajaran

Islam di Surabaya dan Madura, Sunan Gunung Jati di Cirebon dan Banten.

Pada saat itu dasar pendidikan Islam ialah keyakinan terhadap Allah

termasuk rukun iman, melaksanakan syariat Islam, dan beramal saleh.

Sedangkan tujuan pendidikan zaman Islam adalah:

a. Memiliki pengetahuan praktis yang berguna untuk hidup di dunia

b. Memiliki pengetahuan keagamaan yang bersumber dari Al-qur’an dan

Sunnah

c. Menjadi manusia yang menjalakan ajaran Islam dan mengabdi pada Allah.

Lembaga pendidikan yang digunakan untuk mengembangkan ajaran Islam

adalah di Langgar dan dilanjutkan di Pondok Pesantren.

C. Pendidikan Zaman Pendudukan Asing

1. Kedatangan Orang Portugis

Portugis menguasai Malaka tahun 1511 yang dilanjutkan dengan

menelusuri ke Indonesia bagian Timur, untuk mencari rempah-rempah, dan

akhirnya mereka menguasai pulau-pulau Ternate, Tidore, Ambon, dan

Bacan. Dalam perjalanannya mereka selalu diikuti oleh misionaris Roma

Khatolik, sehingga setelah mereka menemukan daerah baru mereka

menjadikan masyarakatnya memeluk agama Roma Khatolik melalui

pendidikan.

2. Zaman VOC

Kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh VOC terutama dipusatkan di

bagian timur Indonesia di mana agama Katolik telah berakar dan di Batavia

sebagai pusat administrasi kolonial. Kemudian pada tahun 1607, didirikan

sekolah pertama di Ambon untuk anak-anak di Indonesia.

3. Pemerintahan Hindia Belanda

Pada akhir abad, 18 perusahaan VOC mengalami kemunduran, yang

pada akhirnya pada tahun 1799 VOC dibubarkan dan akhirnya Pemerintah

Belanda mengambil alih kekuasaan atas Indonesia dengan menjajahnya

secara langsung. Di Indonesia pada tahun 1807 Raja mengangkat Daendels

menjadi Gubernur Jendral untuk meringankan penderitaan penduduk

Page 7: Kelompok 9 (Landasan Historis)

pribumi dari perbudakan, namun ia memerintah dengan tangan besi sehingga

banyak penduduk yang menderita daripada yang diperbaiki nasibnya.

Terbukti dengan Deandels melaksanakan sistem rodi (kerja paksa) dalam

membuat jalan raya dari Anyer sampai Pasuruan, Jawa Timur. Walaupun

Daendels memerintah dengan tangan besi, tetapi dia memerintahkan pada

Bupati di Timur Laut Pulau Jawa untuk mengusahakan pendirian sekolah

yang memberikan pelajaran kesusilaan, adat istiadat, perundang-undangan,

dan pokok pengertian keagamaan (bukan pelajaran agama).

4. Pendidikan Hindia Belanda sejak 1900

Sejak permulaan abad 20, diseluruh dunia terjadi perubahan-perubahan

dibidang politik, ekonomi, dan bidang ideologi, serta perkembangan

pengetahuan termasuk di Indoensia. Pemerintah Belanda telah mengeruk

keuntungan dari Indonesia, melihat keadaan ini Van de Venter mencetuskan

ide untuk memberikan sebagian keuntungan yang telah diperoleh orang

Belanda untuk penduduk asli Indonesia, aliran ini terkenal dengan politik

etis. Sejak tahun 1900 pemerintah Hindia Belanda banyak mendirikan

sekolah-sekolah yang berorientasi Barat.

5. Pendidikan Swasta oleh Bumi Putera

Pendidikan kolonial Belanda bercirikan:

a. Bersifat dualistik

b. Pendidikan bersifat sekuler, di sekolah negeri tidak diperbolehkan

diberikan pelajaran agama

c. Pendidikan didasarkan atas kebudayaan Eropa, tidak kebudayaan

Indonesia.

d. Pendidikan bersifat intelektualistis verbalistis.

Maka atas saran pendidikan kolonial Belanda tersebut muncullah reaksi-

reaksi positif dari warga Bumi Putera dengan mendirikan lembaga-lembaga

pendidikan dan menyelenggarakan pendidikan untuk memenuhi harapan

pendidikan untuk Bumi Putera khususnya.

6. Masa Zaman Pendudukan Jepang

Perjuangan bangsa Indonesia dalam masa penjajahan Jepang tetap

berlanjut sampai cita-cita untuk merdeka tercapai. Walaupun bangsa Jepang

Page 8: Kelompok 9 (Landasan Historis)

menguras habis-habisan kekayaan alam Indonesia, bangsa Indonesia tidak

pantang menyerah dan terus mengobarkan semangat 45 di hati mereka.

Meskipun demikian, ada beberapa segi positif dari penjajahan Jepang di

Indonesia. Di bidang pendidikan, Jepang telah menghapus dualisme

pendidikan dari penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan

yang sama bagi semua orang. Selain itu, pemakaian bahasa Indonesia secara

luas diinstruksikan oleh Jepang dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini

mempermudah bangsa Indonesia untuk merealisasi Indonesia merdeka.

Tabel Perbedaan Dasar, Tujuan, dan Jenis Pendidikan Zaman Pendudukan Asing

MASA DASAR PENDIDIKAN

TUJUAN PENDIDIKAN JENIS PENDIDIKAN

PORTUGIS Agama Roma Khatolik

Mempertahankan dan mengembangkan agama Roma Khatolik

Sekolah Seminary

VOC Agama Kristen Protestan

a. Mengembangkan ajaran Kristen protestan

b. Mendapatkan pekerja murah dari bumi putera

-Pendidikan Dasar

-Sekolah Latin

-Seminarium Theologica

Akademi pelayaran

PEMERINTAH HINDIA BELANDA

Sekolah bebas dari agama atau tidak mengajarkan pelajaran agama

Memberikan pelajaran kesusilaan, adat istiadat dan perundang-undangan

-Sekolah untuk orang Eropa:

-Sekolah untuk Bumi putera

PENDIDIKAN HINDIA BELANDA SEJAK 1900

a. Menerapkan pengetahuan barat sebanyak mungkin pada Bumi putera

b. Pemberian pendidikan rendah pada bumi putera

Untuk memperolah tenaga-tenaga kerja yang murah

-Pendidikan rendah

a. Sekolah rendah berbahasa

pengantar bahasa Belanda

b. Sekolah rendah berbahasa

pengantar bahasa Daerah

-Pendidikan Lanjutan/Menengah:

-Pendidikan Kejuruan.

-Pendidikan Tinggi (Kedokteran,

Page 9: Kelompok 9 (Landasan Historis)

hukum dan teknik)

PENDIDIKAN SWASTA OLEH BUMI PUTERA

a.Muhammadiyah

b. Taman Siswa

c. INS (Indonesia Nederlandsche School)

Ajaran Islam yang bersumber dari Al-qur’an dan Sunnah Rasul.

Kodrat alam, kemerdekaan, kebangsaan, kebudayaan, dan kemanusiaan

a. Berpikir logis dan rasional

b. Keaktifan atau kegiatan

c. Pendidikan kemasyarakatan

a. Mengembalikan amal dan perjuangan umat pada sumber Qur’an dan sunah

b. menafsirkan ajaran Islam secara modern

Mendidik anak agar percaya kepada kekuatan sendiri dan atas dasar budaya sendiri

a. Mendidik rakyat kearah kemerdekaan

b. Memberi pendidikan sesuai kebutuhan

-Al-Qismul Arqo menjadi Hooger Muhammadiyah School menjadi Kweekschool Islam.

-Taman Kanak-kanak

Muhammadiyah

-Taman Indria

-Taman anak

-Taman Dewasa

-Taman Madya

-Taman Guru

-Ruang rendah (Sekolah Dasar) 7

tahun

-Ruang antara 1 tahun

-Ruang dewasa 4 tahun

-Ruang masyarakat 1 tahun

PENDUDUKAN JEPANG

Hakko Ichiu artinya bangasa Indonesia bekerja sama dengan bangsa jepang dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia Timur Raya

Menyediakan tenaga sukarela dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kemenangan Jepang dalam melawan sekutu.

-Sekolah Rakyat 6 tahun

(Kokumin Gakko)

-SMP 3 tahun (Koto Chu Gakko)

-Sekolah Tinggi 3 tahun (Kogya

Semmon Gakko)

-Sekolah Pelayaran

-Sekolah Pelayaran Tinggi.

BAB III

Page 10: Kelompok 9 (Landasan Historis)

KESIMPULAN

Peristiwa sejarah meliputi berbagai aktivitas manusia disemua bidang manusia

salah satunya adalah landasan sejarah dalam bidang pendidikan. Dalam landasan

historis pendidikan ini terbagi menjadi beberapa masa diantaranya adalah zaman

pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh Islam, zaman penjajahan, dan

zaman merdeka. Disetiap masa tersebut memiliki dasar pendidikan, tujuan pendidikan,

dan jenis pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi. Namun semua bentuk

pendidikan baik yang berasal dari India, Portugis, Belanda, Jepang, dan lain-lain telah

memberikan kontribusi yang cukup besar untuk kemajuan bidang pendidikan Indonesia

hingga mencapai kemerdekaannya. Meskipun adakalanya dalam pelaksanaan

pendidikan, Indonesia hanya diberi jenis pendidikan yang rendahnya saja.

Page 11: Kelompok 9 (Landasan Historis)

DAFTAR PUSTAKA

--------. 2011. “Landasan Pendidikan”. Bandung : MKDP UPI

Hasbullah. 2009. “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”. Jakarta : Rajawali Pers

Komarudin, Ukim Sukardjo. 2009. “Landasan Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya”.Jakarta : Rajawali Pers

Nasution. 1983. “Sejarah Pendidikan Indonesia”. Jakarta : Jemmars

Pidarta Made. 2007. “Landasan Kependidikan”. Jakarta : Rineka Cipta