kelompok 5

14
UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN IMPOR BERAS DENGAN MENINGKATKAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN SEKTOR BERAS Lilik Indriyati Andara Destrilla Talitha Rahmawati Dewi Ratih Wulandari Sari Diwanti Putri Agung Rachmadi

description

beras pertanian Indonesia

Transcript of kelompok 5

UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN IMPOR BERAS DENGAN MENINGKATKAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN SEKTOR BERAS

Lilik IndriyatiAndara DestrillaTalitha RahmawatiDewi Ratih WulandariSari Diwanti PutriAgung Rachmadi

RINGKASAN??????PENDAHULUANComment by USER:

Latar BelakangIndonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris karena data statistik pada tahun2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja di bidang agrikultural. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana sebagian besarnya dapat ditemukan di PulauJawa. Hal ini salah satunya disebabkan oleh letak geografis Indonesia yang dilintasi oleh garis khatulistiwa sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara tropis. Dengan keadaan seperti itu, banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dengan cepat di tanah kita, terlebih lagi dengan curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan kesuburan tanaman tersebut. Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakanlempeng tektoniksehingga banyak terbentukpegununganyang kaya akanmineral. Faktor tersebut juga mengindikasikan mengapa tanaman di Indonesia dapat tumbuh dengan baik. Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong.Comment by A Nuruddin S: Sumber?Melihat data diatas, tidak dapat dipungkiri bahwa pertanian di Indonesia sangat berpotensi untuk berkembang jika dimaksimalkan dengan baik. Dengan luas wilayah Indonesia yang sebesar ini dan potensi alamnya yang melimpah, sektor pertanian dapat menjadi komoditi utama dalam perekonomian negara. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemerintah juga dapat melakukan ekspor bahan mentah hasil pertanian kita kepada negara lain, yang dimana akan menguntungkan bagi perekonomian bangsa. Salah satu hasil pertanian yang dapat dimaksimalkan adalah padi/beras. Pada era Soeharto, Indonesia terkenal dengan swasembada beras yang menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor beras tertinggi di dunia. Berbeda dengan sekarang, Indonesia justru banyak mengimpor beras dari berbagai negara.Menurut data statistik, dapat dilihat bahwa stok beras di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 71.279.709 ton pada tahun 2013. Namun, pada prosesnya pemerintah masih melakukan impor beras. Alasannya adalah karena stok beras di Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan yang mencapai 102kg/kapita/tahun yang juga menjadikan Indonesia sebagai negara konsumen beras terbesar nomor 1 di dunia. Berbagai pertanyaan muncul tentang alasan dari kurangnya stok beras di Indonesia padahal Indonesia adalah negara agraris. Banyak alasan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Dari sisi pemerintah, mereka mengatakan bahwa alasannya adalah petani tidak bisa menggunakan teknologi untuk memaksimalkan produktivitas padi. Namun di sisi lain bagi para petani adalah dikarenakan pencabutan subsidi pertanian, kesulitan dalam mengakses modal, harga pupuk yang mahal, serta infrastruktur negara yang tidak mumpuni. Selain itu kebijakan impor beras juga sangat berpengaruh terhadap produktivitas beras petani nasional. Dengan adanya kebijakan impor dapat menghancurkan harga beras di tingkat petani karena berpotensi dimainkan oleh para tengkulak. Hal tersebut mengakibatkan pendapatan dari produksi beras para petani tidak cukup untuk mengganti modal yang sudah mereka keluarkan terlebih lagi untuk membayar sewa tanah. Menurut data statistic BPS, dari 28,07 juta penduduk miskin di Indonesia, 13 juta dari mereka bekerja sebagai petani. Dapat dilihat disini bahwa pemerintah benar-benar kurang dalam memaksimalkan potensi agraris Indonesia dan tidak dapat mensejahterakan para petani. Selayaknya pemerintah menjalankan Reformasi Agraria dengan menyediakan lahan garapan, infrastruktur yang layak, dan harga benih serta pupuk yang terjangkau bagi para petani.Melihat realita diatas, sebagai negara dengan potensi sumber daya alam terutama sektor pertanian yang tinggi, alangkah baiknya jika pihak pemerintah dan masyarakat saling menemukan solusi yang tepat bagi permasalahan bangsa diatas. Kita sebagai negara yang pernah diberi julukan negara swasembada beras selayaknya mengembalikan julukan tersebut mengingat negara kita kaya akan tanah yang subur sebagai faktor utama dalam mengembangkan potensi bangsa kita.TujuanDalam karya tulis ini, penulis bertujuan memberikan solusi tepat untuk mengatasi masalah impor beras di Indonesia mengingat kita dapat memaksimalkan potensi Indonesia sebagai negara agraris yang penduduknya sebagian besar bekerja sebagai petani.ManfaatAdapun manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut :1. Mengurangi kebijakan impor beras2. Memaksimalkan potensi sektor pertanian padi di Indonesia3. Menyejahteterakan kaum petani

GAGASANKondisi KekinianIndonesia merupakan negara agraris, artinya sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Oleh karena itu, pertanian memiliki peranan yang penting baik di sektor perekonomian ataupun pemenuhan kebutuhan pokok atau pangan, dengan semakin bertambahnya penduduk maka konsumsi pangan juga akan meningkat sehingga dapat meningkatkan perekonomian bagi petani. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistika) pada tahun 2003 jumlah petani Indonesia berjumlah 14,2 juta, namun pada tahun 2013 jumlah petani Indonesia mengalami kemrosotan menjadi 14,1 juta. Berkurangnya jumlah petani dapat disebabkan oleh beberapa hal yakni alih fungsi lahan pertanian menjadi pembangunan infrastruktur, pembangunan pabrik dan perumahan. Selain itu banyaknya petani beralih profesi disebabkan karena pemerintah tidak mendukung sehingga petani harus berusaha sendiri mulai dari pencarian lahan, pupuk, menghadapi kemungkinan gagal panen hingga penjualan hasil panen. Semakin berkurangnya jumlah petani maka jumlah beras yang di hasilkan di Indonesia juga menurun, sehingga mengakibatkan Indonesia melakukan impor beras. Berikut data dari Badan Pusat Statistika yang dapat menggambarkan kondisi ekspor-impor beras di Indonesia. Grafik 1. Volume dan Nilai Impor Beras pada Periode Tahun 2001-2004, 2005-2009 dan 2010-2013

Sumber : Badan Pusat StatistikaBerdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai importasi beras sepanjang periode 2001-2004 secara kumulatif mencapai 840,97 juta US$ dengan volume 4,15 juta ton, pada periode tahun 2005-2009 mencapai 883,84 juta US$ dengan volume 2,57 juta tondan pada periode tahun 2010-2013 mencapai 3,12 miliar US$ dengan volume 5,83 juta ton. Sehingga dapat diketahui bahwa impor beras paling besar terjadi pada periode tahun 2010-2013. Hal ini dapat diketahui bahwa kondisi impor beras di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan.Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan, karena dengan kondisi indonesiayang sekarang akan membuat negara Indonesia terus menerus bergantung dengan negara lain. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Untuk mencapai kondisi ketahanan pangan, Indonesia harus dapat mengurangi ketergantungannya terhadap impor, yang salah satu caranya ialah dengan melakukan swasembada beras, karena bagi sebagian besar bangsa Indonesia beras telah menjadi bahan pangan pokok yang sangat penting sejak berabad-abad yang lalu. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan diversifikasi pangan maksutnya menambah jenis bahan makanan pokok selain beras, seperti jagung, gandum, dan sagu.

Gagasan yang Pernah Ditawarkan

1. Usaha peningkatan hasil pertaniana. Intensifikasi pertanianIntensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Awalnya intensifikasi merupakan penerapan Panca Usaha Tani, namun sekarang berkembang menjadi Sapta Usaha Tani yaitu : Pengolahan tanah yang baik Pengairan yang teratur Pemilihan bibit unggul Pemupukan Pemberantasan hama dan penyakit tanaman Pengolahan pasca panen Pemasaran hasil panen.b. Ekstensifikasi PertanianAdalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.c. Diversifikasi PertanianAdalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakkan dengan dua cara, yaitu : Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan. Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang.d. Mekanisasi PertanianAdalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.e. Rehabilitasi PertanianAdalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.

2. Peningkatan kualitas produk pupuk petani.oleh PT. Natural Nusantara yaitu peningkatan mutu produk pertanian denga bahan organik. Seperti produk pupuk organik, pestisida alami, agensia hayati dan penyediaan benih unggul yang diproses dengan teknologi tinggi. Sehingga diharapkan menjadi lebih praktif, efektif dan ekonomis serta terbukti mampu meningkatkan produksi pertanian tersebut.

Gagasan Baru yang DitawarkanMendirikan lembaga khusus untuk menangani pertanian. Dalam lembaga ini terdapat 3 sub lembaga, yaitu lembaga untuk peminjaman modal, lembaga pelatihan pada petani, dan yang terakhir lembaga pengadaan teknologi pertanian.a. Lembaga peminjaman modalDalam sub lembaga ini bekerjasama dengan pihak bank negara dan bank swasta terkait dalam memfasilitasi petani dalam peminjaman modal. Dalam prosesnya, lembaga ini membantu petani dengan langkah yang lebih efektif dan efisien sehingga petani tidak kerumitan dalam memproses peminjaman modal.b. Lembaga pelatihanDalam sub lembaga pelatihan, para petani diberikan pelatihan sesuai dengan keprofesian mereka yakni dengan memberikan pengetahuan seputar pertanian. Tidak hanya pencerdasan yang bersifat teori, namun juga dalam praktiknya. Sehingga petani mengetahui secara pasti mengenai dasar-dasar pertanian.c. Lembaga pengadaan teknologiDalam sub lembaga ini, pemerintah bekerjasama dengan pihak terkait dalam penyediaan alat-alat pertanian untuk mendukung ketersediaan infrastruktur yang berkaitan dengan proses pertanian.

KESIMPULANUntuk mengatasi permasalahan impor di Indonesia, merupakan permasalahan yang masih belum terselesaikan. Salah satunya adalah impor beras. Padahal negara Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Namun, dari tahun ke tahun jumlah impor beras di Indonesia meningkat, dikarenakan jumlah petani yang semakin sedikit. Berdasarkan masalah tersebut, gagasan yang diusulkan adalah dengan membentuk lembaga yang terdiri dari 3 sublembaga. Yaitu lembaga peminjaman modal, pelatihan dan pengadaan teknologi. Dari gagasan tersebut, diharapkan dapat mengatasi meningkatnya masalah impor di Indonesia terutama impor beras.

DAFTAR PUSTAKABadan Pusat Statistik www.bps.go.id diakses pada tanggal 23 Maret 2015Balai Besar Litbang Bioteknologi & Sumber Daya Genetik Pertanian, Badan Penelitian & Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/2011/01/lima-faktor-penyebab-rendahnya-produktifitas-pertanian/ diakses pada tanggal 23 Maret 2015Kementrian Pertanian Republik Indonesia www.pertanian.go.id diakses pada tanggal 23 Maret 2015Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional http://www.bpn.go.id/Program/Reforma-Agraria diakses pada tanggal 23 Maret 2015http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14198

http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-pertanian/

http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/SMP/GEOGRAFI/Pertanian/materi04.html