kelompok 5

18
“MENGENAL SISTEM KOLOID” DAN “MEMPERAGAKAN PEMBUATAN KOLOID” OLEH: Kelompok 5 1. Agie Pratama 2. David Nur Alam 3. Novika Dyah Pratiwi 4. Soraya Febriananda kelas: xi ipa 3

Transcript of kelompok 5

Page 1: kelompok 5

“MENGENAL SISTEM KOLOID”DAN

“MEMPERAGAKAN PEMBUATAN KOLOID”

OLEH:Kelompok 5

1. Agie Pratama2. David Nur Alam3. Novika Dyah Pratiwi4. Soraya Febriananda

kelas:xi ipa 3

sma negeri 1 banjarmasin

Page 2: kelompok 5

I. Judul : Mengenal Sisitem Koloid danMemperagakan Pembuatan Koloid

Tujuan : 1. Mengenal macam-macam dispersi koloid 2. Mengenal larutan sejati, suspensi kasar, dan koloid 3. Mengenal koloid dan contohnya

4. Membedakan serta memahami pembuatan koloid iiiiiiisecara dispersi dan kondensasi

Hari/tgl : Jumat, 22 Mei 2009Tempat : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Banjarmasin

II. Teori DasarKoloid, yang disebut juga dispersi koloid atau suspensi koloid.

Adalah suatu campuran yang berada diantara larutan sejati dan suspensi kasar. Ukuran partikel koloid mempunyai diameter antara 10-7 dan 10-5

cm, yang berarti lebih besar dari ukuran partikel larutan sejati (diameter < 10-7). Dan lebih kecil dari ukuran partikel suspensi kasar (diameter > 10 -5

cm).Suatu dispersi koloid terdiri atas dua fase, yaitu fase yang

terdispersi dan medium pendispersinya. Baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Koloid dapat digunakan menurut fasenya.

Ditinjau dari ukuran partikelnya, sistem koloid terletak di antara larutan dan suspensi kasar.

Ada dua cara pembuatan koloid, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi. Cara dispersi adalah pembuatan koloid dengan menghaluskan bahan kasar menjadi partikel koloid dan didispersikan ke dalam suatu medium. Cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan mengondensasikan molekul-molekul menjadi partikel ukuran koloid.

Larutan Koloid Suspensi Kondensasi dispersi

Dalam sistem koloid, fase dispersi dan medium pendispersi dapat

berupa zat padat, zat cair, atau gas.

Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium dispersi,

macam sistem koloid dapat dibagi menjadi:

a. Aerosol

Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang

terdispersi dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut

aerosol padat. Sedangkan jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut

aerosal cair.

Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara

Contoh aerosol cair: kabut dan awan

b. Sol

Sol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang

terdispersi dalam zat cair

Contoh sol: air sungai adalah sol dari lempung (tanah liat) dalam air, sol

sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.

Page 3: kelompok 5

c. Emulsi

Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair

lain.

Ada dua macam emulsi, yaitu:

a) Emulsi minyak dalam air (M/A); contohnya santan, susu, dan lateks.

b) Emulsi air dalam minyak (A/M); contohnya mayonnaise, minyak

bumi, dan minyak ikan.

d. Buih

Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.

Contohnya buih sabun.

e. Gel

Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Contohnya agar-agar, lem kanji, selei, gelatin, gel, sabun, dan gel silika.

Beberapa sifat-sifat koloid yang khas, yaitu:

a. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh

partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid, sehingga jalannya

berkas sinar terlihat.

b. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag)

yang terus-menerus dalam sistem koloid

c. Diffusi dan Filtrasi

Partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan

larutan sejati. Hal ini disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar

dibandingkan dengan partikel larutan sejati. Selain itu ukuran partikel

koloid juga menyebabkan partikel koloid tidak dapat disaring dengan

kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.

Adsorpsi

Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan

diri zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik. Antara

partikel koloid dengan ion-ion yang diadsorpsi akan membentuk beberapa

lapisan, yaitu:

a) Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral, terdiri atas

partikel koloid netral.

b) Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh koloid.

c) Lapisan ion luar

d Kesetabilan koloid

Page 4: kelompok 5

Kesetabilan kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung

partikel koloid. Muatan listrik dapat dilucuti, misalnya dengan

penambahan zat yang bersifat elektrolit, akibatnya akan terjadi

penggumpalan koloid atau pengendapan koloid

e Elektroforesis

Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan.

Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bentuan arus listrik akan

mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya berlawanan.

Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju ke elektroda positif.

f. Koloid Pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari

proses koagulasi atau penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung

yang digunakan pada emulsi, misalnya casein dalam susu. Jenis koloid ini

disebut emuglatol.

g. Dialisis

Dialisis adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan

kertas perkamen atau membran yang diletakan di dalam air yang mengalir

h. Koloid Liofil dan koloid Liofob

Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya padatan

dan mediumnya cairan atau berupa sol, sehingga lebih dikenal sebagai sol

liofil atau sol liofob.

Sol liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan

medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas

atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat.

Sol liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase

terdispersinya kurang/tidak senang akan cairannya (mediumnya).

Larutan koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu:

a. Kondensasi

Kondensasi adalah penggabungan partikel-partikel halus

(molekuler) menjadi partikel yang lebih besar. Pembuatan koloid dengan

cara ini dilakukan melalui:

i. Cara Kimia

Partikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi kimial seperti reaksi

hidrolisis, reaksi reduksi-oksidasi, atau reaksi subtitusi.

1. Hidrolisis

Hidrolisis merupakan reaksi zat dengan air.

Page 5: kelompok 5

Contoh : pembuatan sol Besi(III)hidroksida, sol Al(OH)3

Sol besi (III)hidroksida dibuat dari larutan FeCl3

dengan air mendidih.

FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

Coklat

AlCl3(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

Putih

2. Reaksi reduksi-oksidasi

Reaksi reduksi0oksidasi merupakan reaksi yang disertai

perubahan bilangan oksidasi,

3. Reaksi subtitusi

Reaksi subtitusi merupakan reaksi penggantian, misalnya

pengggantian ion.

ii. Cara Fisika

Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu

dengan jalan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk

satu sol koloid.

b. Cara Dispersi

Pembuatan koloid dengan cara dispersi merupakan pemecahan

partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halu/ lebih kecil; dapat

dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik

(cara busur Bredig).

i. Cara Mekanik

Dengan cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpung atau

penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian

diaduk dengan medium dispersi

Contoh:

Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama

dengan suatu zat inert (seperti Gula Pasir), kemudian mencampur serbuk

halus itu dengan air (seperti yang dilakukan dalam praktikum)

ii. Cara Peptisasi

Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid

dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat

pemeptisasi (pemecah).

Contoh:

Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselusosa oleh aseton, karet oleh

bensin, dan lain-lain.

Page 6: kelompok 5

iii. Cara Busur Bredig

Digunakan untuk membuat sol-sol logam, logam yang akan

dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan dalam

medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik diantara kedua

ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu

mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara ini

merupakan penggabungan antara cara dispersi dengan cara kondensasi

III. ALAT DAN BAHANPercobaan “Mengenal Sistem Koloid“

A. Alat1. Labu erlenmeyer2. Tabung Reaksi3. Corong

B. Bahan1. Larutan Gula2. Susu cair3. Campuran tanah dan air4. Kertas Saring

Percobaan “Memperagakan Pembuatan Koloid“A. Alat

1. Lumpang porselen dan alu2. Gelas kimia 100 Ml3. Tabung reaksi dan rak4. Pembakar spiritus5. Pengaduk kaca6. Kaki tiga dan kasa kawat7. Gelas ukur 100 ml8. Cawan porselen9. Labu Erlenmeyer

10. Pipet tetesB. Bahan

1. Gula pasir2. Serbuk Belerang3. Agar-agar4. Minyak tanah5. As203 padat6. Larutan FeCl3

7. Larutan sabun8. Larutan (CH3COO) Ca jenuh9. Gas H2S

10. Alkohol 96%11. Air Suling

IV. LANGKAH KERJAPercobaan “Mengenal Sistem Koloid“

1. Isi tiga tabung reaksi masing-masing dengan 15 mL larutan gula, 15 mL susu cair, dan 15 mL campuran tanah dan air.

2. Setelah beberapa menit, saring larutan tersebut dan tampang filtratnya dalam labu erlenmeyer.

Page 7: kelompok 5

Percobaan “Memperagakan Pembuatan Koloid“Percobaan A : Pembuatan Sol dengan Cara IDispersi

a. Sol Belerang dalam air1. Campurkan 1 bagian gula dengan 1 bagian belerang, dan gerus

dengan alu dan lumpang sampai halus.2. Ambil 1 bagian campuran dan campurkan dengan 1 bagian gula lalu

gerus sampai halus.3. Ulangi langkah nomor sampai empat kali. Ambil 1 bagian campuran

keempat dan tuangkan campuran itu ke dalam gelas kimia yang berisi 50 ml air. Kemudian aduk campuran ini. Amati hasilnya.

b. Sol agar-agar dalam air1. Ambil agar-agar sebanyak 2 spatula kaca dan larutkan ke dalam gelas

kimia yang berisi 25 ml air mendidih.2. Dinginkan campuran itu dan perhatikan apa yang terjadi. Cara ini

disebut peptisasi.Percobaan B : Pembuatan sol dengan Cara Kondensasi

a. Sol Fe (OH)3 :1. Panaskan 50 ml air dalam gelas kimia 100 ml sampai mendidih2. Tambahkan larutan FeCl jenuh setetes demi setetes sambil diaduk

hingga larutan menjadi merah cokelat.Percobaan C : Pembuatan Emulsi

1. Masukkan 1 ml minyak tanah dan 5 ml air ke dalam suatu tabung reaksi. Guncangkan tabung dengan keras setelah terlebih dahulu disumbat dengan tutup gabus atau karet.

2. Masukkan 1 ml minyak tanah, 5 ml air, dan 15 tetes larutan sabun ke dalam tabung reaksi lain, guncangkan tabung dengan kuat dan letakkan di rak. Amati kedua tabung reaksi tersebut.

V. HASIL PENGAMATANPercobaan “Mengenal Sistem Koloid“

No SampelJenis

SampelSetelah

DidiamkanSetelah Disaring

Filtrat Residu1 Larutan Gula Larutan Homogen -2 Susu cair Koloid Homogen -

3Campuran

Tanah dan airSuspensi Heterogen

Percobaan “Memperagakan Pembuatan Koloid“

Percobaan

Kegiatan Pembuatan Hasil

Aa Sol Belerang (dispersi)

Ada campuran yang menggumpal di atas permukaan dan semuanya tidak begitu larut, warnanya kuning pucat

b Sol agar-agar (dispersi)Larutan menjadi keruh, dan lama-kelamaan membeku.

B Sol Fe (OH)3 (kondensasi)Berwarna coklat kemerah-merahan dan terdapat sedikit endapan.

Ca

Campuran air dan minyak tanah (emulsi)

Ada gelembung, warnanya keruh, dan bau

bCampuran minyak tanah dan sabun (emulsi)

Berbusa, keruh, dan ada sedikit endapan.

Page 8: kelompok 5

VIII. Analisis DataPercobaan “Mengenal Sistem Koloid“

Ukuran diameter bagi partikel-partikel larutan sejati, koloid, dan suspensi kasar yaitu:

a.Larutan asli : ukuran partikel 1Å – 10Åb. Koloid : ukuran partikel 10Å– 2000Åc.Suspensi : ukuran partikel lebih besar dari 2000Å

Berikut gambar bentuk partikel-partikelnya :

Page 9: kelompok 5

Perbedaan dari larutan sejati, suspensi kasar, dan koloid dari beberapa aspek :

Aspek yang dibedakanSistem Dispersi

Larutan Sejati Suspensi kasar Koloid

Bentuk campuran Homogen Heterogen Homogen

Bentuk dispersi Dispersi molekul Dispersi padatan Dispersi padatan

Penulisan X(aq) X(s) X(s)

Ukuran Partikel 1 Å – 10 Å >2000 Å 10 Å – 2000 Å

Fase Tetap homogen Heterogen Heterogen

Penyaringan

Tidak dapat disaring

dengan kertas saring

maupun saringan

permeable

Dapat disaring dengan

kertas saring biasa

Tidak dapat disaring

dengan kertas saring

biasa, tapi dapat

disaring dengan

saringan pemeable

Pemeriksaan

Tidak dapat diamati

dengan microscope

biasa, tapi teramati

dengan microscope

elektron

Dapat diamati dengan

microscope biasa.

Dapat diamati

dengan microscope

ultra.

Sistem dispersi koloid terdiri atas 2 fase, yaitu :> Fase terdispersi adalah fase yang bentuk butiran yang tersebar dalam fase

lain (fase atau medium pendispersi) sehingga terbentuk sistem koloid.

Page 10: kelompok 5

> Medium pendispersi adalah medium yang digunakan untuk mendispersikan.

Kedua fase tersebut dapat berupa gas, cair, maupun padat.

Tipe-tipe sistem dispersi koloid

NoMedium

PendispersiFase

TerdispersiJenis

KoloidContoh

Paduan Logam

1 Padat Padat Sol Padat Gelas warna intan

2 Padat Cair Emulsi Padat Mentega, keju

3 Padat Gas Buih Padat Gabus, Batu apung

4 Cair Padat Sol, Gel Selai, cat, jelly

5 Cair Cair EmulsiSusu,santan, krim

rambut

6 Cair Gas BusaBusa sabun,

minuman, buih,air laut

7 Gas Padat Aerosol PadatDebu, jelaga dalam

udara

8 Gas Cair Aerosol Air Awan, Kabut

Dalam tabel data di atas, tipe koloid tidak terdapat fase terdispersi gas dan medium pendispersi gas karena sistem dispersi koloid antara 2 gas tidak dapat terjadi, hal ini disebabkan kedua gas tersebut membentuk larutan asli. Seperti:oksigen

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui benda-benda yang berhubungan dengan sistem koloid di berbagai bidang atau industri, yaitu :

- Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim, dan sebagainya.- Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen,

dan sebagainya- Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.- Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya

krim, dan salep yang termasuk emulsi.- Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya

melibatkan sistem koloid. - Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray, dan sebagainya.

Percobaan “Memperagakan Pembuatan Koloid“

Perbedaan Pembuatan Koloid Dengan Cara Dispersi Dan Kondensasi >Cara Dispersi

Pembuatan koloid dengan cara dispersi merupakan pemecahan partikel-

partikel kasar menjadi partikel yang lebih halus atau lebih kecil, dapat dilakukan

secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).

Cara Mekanik

Page 11: kelompok 5

Dengan cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpung atau penggiling koloid

sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian diaduk dengan medium

dispersi

Contoh: pada percobaan A “ pembuatan sol belerang”

Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama

dengan Gula Pasir, kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air

Cara Peptisasi

Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir

kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).

Contoh: pada percobaan A “ pembuatan sol agar-agar”

Agar-agar dipeptisasi oleh air

Cara Busur Bredig

Digunakan untuk membuat sol-sol logam, logam yang akan dijadikan koloid

digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian

diberi loncatan listrik diantara kedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan

terlempar ke dalam air, lalu mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel

koloid. Jadi, cara ini merupakan penggabungan antara cara dispersi dengan cara

kondensasi

>Cara Kondensasi

Kondensasi adalah penggabungan partikel-partikel halus (molekuler) menjadi

partikel yang lebih besar. Pembuatan koloid dengan cara ini dilakukan melalui:

Cara Kimia

Partikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi kimial seperti reaksi hidrolisis, reaksi reduksi-oksidasi, atau reaksi subtitusi.

1. Hidrolisis

Hidrolisis merupakan reaksi zat dengan air.

Contoh : pada percobaan B “ Pembuatan sol Besi(III)hidroksida”

Sol besi (III)hidroksida dibuat dari larutan FeCl3 dengan air mendidih.

2. Reaksi reduksi-oksidasi

Reaksi reduksi0oksidasi merupakan reaksi yang disertai perubahan

bilangan oksidasi,

3. Reaksi subtitusi

Reaksi subtitusi merupakan reaksi penggantian, misalnya pengggantian

ion.

Cara Fisika

Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan

jalan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid.

Page 12: kelompok 5

Fungsi Gula dalam Pembuatan Sol Belerang

Pada pembuatan sol belerang, Gula berfungsi sebagai zat inert yaitu zat

pemantap, agar belerang dapat tenggelam di dalam air, dan dapat lebih mudah

mengamati sifat-sifat koloid.

Pada saat larutan FeCl3 jenuh diteteskan ke dalam air mendidih, larutan berubah warna menjadi coklat kemerahan dan terdapat endapan berwarna coklat.

Reaksi kimianya:

FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

Pada pembuatan sol Fe(OH)3 kita lakukan dengan cara kondensasi yaitu dengan penggabungan partikel larutan sejati yaitu air dan FeCl3 menjadi partikel koloid yaitu Fe(OH)3 melalui reaksi hidrolisis.Untuk membuktikan bahwa Fe(OH)3 adalah suatu koloid kita dapat memanfaatkan salah satu sifat koloid yaitu Efek Tyndall dengan cara memberikan berkas cahaya pada Fe(OH)3. Jika terjadi penghamburan cahaya pada Fe(OH)3 maka Fe(OH)3 merupakan sistem koloid.

VII. Kesimpulan

Dalam percobaan ini kita dapat menyimpulkan bahwa:

Ada 8 macam sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dalam medium

pendispersi, yaitu sol padat, emulsi padat, buih padat, sol, emulsi, busa,

aerosol padat, dan aerosol air.

Pembuatan koloid ada dua cara, yaitu secara dispersi dan secara

kondensasi. Pembuatan koloid secara dispersi yaitu pembuatan koloid

dengan menghaluskan bahan kasar menjadi partikel koloid dan

didispersikan ke dalam suatu medium sedangkan pembuatan koloid secara

kondensasi yaitu dengan cara mengkondensasikan molekul-molekul

menjadi partikel ukuran koloid.

VIII. Daftar Pustaka

Rahardjo, Sentot Budi. 2008. Kimia Berbasis Experimen 2. Jakarta: Platinum

Krisbiyantoro, Adi.2008. Panduan Kimia Praktis SMA. Jakarta:Pustaka Widyatama

www.geocities.com/davinpratama/lapkim/koloid.doc