kelompok 4

34
ASKEP pada Anak Dengan Masalah Kesehatan Sistem Urinaria (GNA, Nefrotik Sindrom) Kelompok 4 : Annafis Nurfauza Beta Sonya Andini Deki Abidin Hamdan Faisal Herlin Nuraeni Wijaya Hinggit Sugiarto Ramlan Mardiana Rima Wulandari Rini Febriani Sevti Nuraeni

description

hho

Transcript of kelompok 4

Page 1: kelompok 4

ASKEP pada Anak Dengan Masalah Kesehatan Sistem Urinaria (GNA, Nefrotik Sindrom)

Kelompok 4 :

Annafis Nurfauza

Beta Sonya Andini

Deki Abidin

Hamdan Faisal

Herlin Nuraeni Wijaya

Hinggit Sugiarto

Ramlan Mardiana

Rima Wulandari

Rini Febriani

Sevti Nuraeni

Page 2: kelompok 4

Anatomi Fisiologi Ginjal

Ginjal merupakan salah satu bagian saluran kemih yang terletak retroperitoneal dengan panjang lebih kurang 11-12 cm, disamping kiri kanan vertebra. Ginjal berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi yang sangat penting melalui ultrafiltrat yang terbentuk dalam glomerulus.

Page 3: kelompok 4

Faal glomerolus

Faal Tubulus

Faal Tubulus

Proksimal

Faal loop of henle

Faal tubulus distalis dan

duktus koligentes

Fisiologi Ginjal

Page 4: kelompok 4

Umur Jumlah

1. 1-2 hari2. 3-10 hari3. 10 hari-2 bulan4. 2 bulan-1 tahun5. 1-3 tahun6. 3-5 tahun7. 5-8 tahun8. 8-14 tahun

1. 30-60 ml2. 100-300 ml3. 250-450 ml4. 400-500 ml5. 500-600 ml6. 600-700 ml7. 650-800 ml8. 800-1400 ml

Pada dewasa, jumlah urin dalam 24 jam yaitu 1440 ml . Sedangkan pada anak-anak jumlah urin dalam 24 jam sesuai dengan umur yaitu :

Page 5: kelompok 4

Glumerulonefritis Akut [ GNA ]

Adalah penyakit yang menyerang glomeruli dari kedua ginjal, sebagai suatu reaksi imunologi terhadap

bakteri atau virus tertentu.

Sering ditemukan pada anak umur 3-7 tahun

Lebih sering pada pria.

Biasanya didahului oleh infeksi ekstrarenal, terutama di traktus respiratorius bagian atas dan kulit.

Page 6: kelompok 4

• Reaksi imunologi : infeksi lupus erythematosus, streptococus.

• Cedera vaskuler• Koagulasi koagulan yang

menyebar (DIC)

Etiologi

Page 7: kelompok 4

PATOFISIOLOGI

Fungsi glomerulus berkurang

Timbul parut

Kerusakan glumerulus [proteinuri dan hematuri]

Enzim lisosomal menyerang membran dasar glomerulus

Jalur komplemen aktif [chemotaksis]

Bengkak & Kematian sel-sel kapiler Glumerolus

Reaksi imunologi

Page 8: kelompok 4

Komplikasi

a. Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. b. Ensefalopati hipertensi merupakan gejala serebrum karena hipertensi

c. Gangguan sirkulasi berupa dispnea, ortopnea, terdapatnya ronki basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah, tetapi juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma.

d. Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping sintesis eritopoetik yang menurun.

Page 9: kelompok 4

Gambaran Klinik Pemeriksaan Diagnostik • Pemeriksaan Laboratorium Laju

endapan darah meninggi, kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan air). Pada pemeriksaan urin didapatkan jumlah urin mengurang, berat jenis meninggi. Hematuria makroskopis ditemukan pada 50% pasien. Ditemukan pula albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit hialin.

• Albumin serum sedikit menurun, demikian juga komplemen serum (globulin beta-IC). Ureum dan kreatinin meningkat. Titer antistreptolisin umumnya meningkat, kecuali kalau infeksi Streptococcus yang mendahului hanya mengenai kulit saja. Uji fungsi ginjal normal 50% pasien.

Hipertensi ini timbul karena vasospasme atau iskemia ginjal dan

berhubungan dengan gejala serebrum serta kelainan jantung.

Gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, diare

sering, menyertai pasien GNA.

Page 10: kelompok 4

Penatalaksanaan a. Medik 1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu. 2. Pemberian penisilin pada fase akut. 3. Makanan pada fase akut diberikan makanan rendah protein

(1g/kgBB/hari) dan rendah garam (1g/hari). 4. Pengobatan terhadap hipertensi. 5. Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari), makaureum harul

dikeluarkan dari dalam darah.6. Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut,

tetapiakhir-akhir ini pemberian furosamid (Laxis) secara intravena (1 mg/kgBB/kali) salam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.

7. Bila timbul gagal jantung, diberikan digitalis, sedativum dan oksigen.

Page 11: kelompok 4

Lanjutan...

b. Keperawatan 1. Gangguan faal ginjal 2. Resiko terjadinya komplikasi 3. Diet 4. Gangguan rasa aman dan nyaman 5. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai

penyakit

Page 12: kelompok 4

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Masalah Kesehatan Sistem Urinaria GNA

A. Pengkajian• Tanda-tanda vital • Nadi • Pernapasan• Tekanan darah • Fungsi ginjal • Nyeri tekan pinggang atau

suprapubik• Disuria• Pola berkemih-lancar atau

menetes • Frekuensi atau inkontinens

• Urgensi• Adanya asites • Adanya edema-skrotum,

periorbital, tungkai bawah • Karakteristik urin dan urinasi• Urin tampak bening atau

keruh• Warna-kuning sawo, merah

muda, atau coklat kemerahan • Bau-ammonia, aseton, sirup

maple • Berat jenis • Menangis setelah berkemih

Page 13: kelompok 4

• Pertumbuhan dan perkembangan • Anak Usia Sekolah • Karakteristik fisik • Ledakan pertumbuhan dimulai.

Berbaai variasi masih normal. Bagan perkembangan hanya digunakan untuk referensi saja. Anak perempuan mungkin mulai mengembangkan ciri seks sekundernya dan mulai menstruasi pada tahap ini. Usia awitan menstruasi telah menurun pada dekade terakhir ini

• Berat badan- anak bertambah 2 sampai 4 kg per tahun

• Tinggi badan- pada usia 8 tahun, secara proporsional lengan lebih panjang daripada badan; tinggi bertambah pada usia 9 tahun

• Gigi- mulai menanggalkan gigi susu ; memiliki 10 sampai 11 gigi permanen saat usia 8 tahun dan kira-kira 26 gigi permanen saat berusia 12 tahun

• Perkembangan • Perkembangan psikoseksual (tahap laten) • Fokus tubuh- masalahseksual menjadi

kurang disadari • Tugas perkembangan- integrasi bertahap

dari pengalaman dan reaksi seksual yang lalu ( pada tahun-tahun terakhir ini terdapat makin banyak laporan bahwa masa laten ini bukanlah periode netral dalam perkembangan seksualitas)

• Krisis perkembangan- makin banyak laporan tentang masalah seksual praremaja, yang dimulai saat kira-kira usia 10 tahun

• Keterampilan koping umum- menggigit kuku, ketergantungan, keterampilan pemecahan masalah bertambah, penyangkalan, humor, fantasi, dan identifikasi.

• Peran orang tua- peran utama dalam pendidikan anak tentang aturan dan norma yang mengatur prilaku seksual dan seksualitas dan dalam mempengaruhi perilaku spesifik kelamin

Page 14: kelompok 4

• Perkembangan Psikososial ( industri vs inisiatif)

• Tugas perkembangan- belajar mengembangkan rasa keadekuatan terhadap kemampuan dan kompetensi pada saat kesempatan untuk belajar dan interaksi sosial bertambah, anak berusaha agar berhasil di sekolah

• Krisis perkembangan- anak dalam bahaya akibat perkembangan rasa rendah diri jika ia tidakmerasa kompeten dan keberhasilan mencapai tugas.

• Bermain- anak menikmati aktivitas santai bersama teman sebaya (mis. Kasti); permainan cenderung memisahkan kedua lawan jenis; mainan rough and tumble adalah ciri khas permainan luar rumah yang tidak terstruktur; minat pribadi, aktivitas, dan hobi berkembang pada saat ini

• Peran keluarga dan orang tua- prang tua menjadi figur yang kurang bermakna yang berarti sebagai agens untuk sosialisasi; hubungan dengan teman sebaya cenderung mengurangi pengaruh dominan dari orang tua yang ada sebelumnya ; orang tua masih merasa dan berespon sebagai otoritas utama; harapan dari guru, pelatih, dan para tokoh keagamaan memberi dampak terhadap perilaku anak

• Perkembangan kognitif • Pemikiran anak menjadi sangat abstrak dan

simbolik; kemampuan membentuk representasi mental dibantu oleh kepercayaan pada akal sehat penglihatan

• Mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam menemukan pemecahan terbaik

• Dapat membalikan cara kerja; dapat melacak urutan kejadian kembali sejak awal

• Memahami konsep dulu, sekarang dan yang akan datang

• Dapat menyebutkan waktu • Dapat menggolongkan objek sesuai

golongan dan subgolongan • Memahami konsep tinggi, berat, dan

volume • Dapat berfokus pada lebih dari satu aspek

dari situasi • Perkembangan moral (tahap konvesional) • Pengertian moralitas anak ditentukan oleh

aturan dan tata tertib dari luar. • Hubungan dan kontak soaial anak dengan

figur otoritas mempengaruhi pengertian benar dan salah

• Pengertian benar dan salah anak ketat dan kaku.

Page 15: kelompok 4

• Perkembangan kepercayaan (tahap dongeng harfiah)

• Kepercayaan anak sangat dipengaruhi oleh figur otoritas

• Anak belajar membedakan yang natural dan supernatural

• Anak mulai membentuk pengertian pribadi tentang tuhan.

• Genitalia• Hidrasi• Iritasi • Sekret • Aktivitas atau istirahat • Gejala → keletihan, kelemahan,

malaise• Tanda → kelemahan otot, kehilangan

tonus otot• Sirkulasi• Tanda → hipertensi, distrimia jantung,

nadi lemah atau halus, hipertensi ortostatik (hipovolemia), 0edema jaringan umum, pucat, kecenderungan perdarahan

• Eliminasi• Gejala → perubahan pola berkemih• Disuria, ragu-ragu, dororngan dan

retensi (inflamasi/obastruksi, infeksi)• Obdomen kembung, diare/konstipasi• Tanda → perubahan warna urine ex :

kuning pekat, merah, coklat, berawan• Oliguria (12 - 21 hari) , poliuria (25 L/

hari)

Page 16: kelompok 4

• Makanan/cairan• Gejala → peningkatan BB ( oedema),• Muaql, muntah, anoreksia• Penggunaan diuretic • Tanda →perubahan turgo kulit/kelembaban, oedeam (umum, bagian bawah)./• Neurosensori• Gejala → sakit kepala, penglihatan kabur• Tanda → penurunan tingkat kesadaran., kejang, faskikulasi otot aktivitas kejang• Nyeri / kenyamanan• Gejala → nyeri tubuh, sakit kepela• Tanda→ perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah• Pernapasan• Gejala → nafas pendek• Tanda → takipnea, dfispnea, batu produktif dengan sputum kental merah mudah

(Oedema paru)• Keamanan• Gejala → adanya reaksi tranfusi• Tanda → demam (sepsi, dehidrasi)• Petekie, area kulit ekimosis• Pruritis, kulit kering

Page 17: kelompok 4

Diagnosa

Kelebihan volume cairan

Perubahan nutrisi : kurang dari Kelebihan volume cairan

kebutuhan tubuh

Kurang pengetahuan

Page 18: kelompok 4

Intervensi • Pertahankan tirah baring, dan jaga agar anak nyaman sampai terjadi

diuresis; setelah diuresis, anjurkan aktivitas yang tenang. • Pantau dengan cermat tanda-tanda vital (khususnya tekanan darah).• Bila ada hipertensi, batasi asupan natrium dan beri obat yang

diinstruksikan.• Pantau urin terhadap protein dan adanya darah. • Tingkatkan asupan nutrisi yang adekuat : ajurkan makan tinggi

karbohidrat, sajikan makanan kesukaan, dan sajikan sedikit tapi sering.• Batasi asupan kalium jika terhadi hiperkalemia.• Catat berat badan harian serta catat asupan dan haluran cairan dengan

cermat.• Pantau adanya komplikasi perubahan nyata pada tanda-tanda vital,

perubahan tampilan atau volume urin, peningkatan berat badan berlebihan, gangguan penglihatan, gangguan motoris, aktivitas kejang, nyeri hebat, atau perubahan perilaku.

Page 19: kelompok 4

Perencanaan Pulang dan Perawatan di Rumah

• Bekali keluarga dengan pengetahuan tentang penyakit anak dan rencana pengobatannya.

• Instruksikan tentang pengobatan anak selama di rumah.• Instruksikan orang tua dan anak tentang bagaimana memantau

tekanan darah dan berat badan, dan mendapatkan urinalisis untuk beberapa bulan ; perjanjian pemeriksaan tindak lanjut juga harus diatur.

• Minta orang tua menghubungi dokter jika terdapat perubahan kondisi anak, seperti adanya tanda-tanda infeksi, edema, perubahan kebiasaan makan, nyeri abdomen, sakit kepala, perubahan tampilan atau jumlah urin, atau letargi.

• Jelaskan batasan-batasan diet pada orang tua.

Page 20: kelompok 4

Sindrom Nefrotik Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh

injuri glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan

edema (Suriadi dan Rita Yuliani, 2001).Etiologi1. Primary renal disease (Sebagian besar

tidak diketahuipenyebabnya)2. Secondary renal disesasea. Kelainan genetik b. Penyakit metabolikc. Penyakit autoimmun d. Penyakit keganasane. Penyakit infeksif. Penyebab lain : Obat-obatan,

Kehamilan, dan kegagalan transplantasi.

Page 21: kelompok 4

PATOFISIOLOGI

Komplikasi (pneumonia, diare, celulitis , sepsis, penurunan nafsu makan, mudah lelah, peningkatan kebutuhan cairan, gangguan kebutuhan nutrisi, dll)

Gangguan integritas kulit (Lipoprotein, peningkatan sinteza lipid, trigliserida)

Retensi Na+

↓ kecepatan filtrasi glomerulus

↓ curah jantung

↓ volume plasma dan volume urin

Pergeseran cairan intravaskuler

↓ tekanan onkotik plasma intestisial

Hipopoteinemia

Proteinuria massif

↑ permeabilitas glomerulus

Infeksi, toksik, keganasan, kelainan genetic, idiopatik

Page 22: kelompok 4

Manifestasi Klinis

• Berat badan meningkat• Pembengkakan pada wajah, terutama

disekitar mata• Edema anasarka• Pembengkakan pada labia / skotum• Asites• Diare, nafsu makan menurun, absorbsi

usus menurun edema pada mukosa usus

• Volume urine menurun, kadang – kadang berwarna pekat dan berbusa

• Kulit pucat• Anak menjadi iritabel, mudah lelah /

letargi• Celulitis, pneumonia, peritonitis atau

adanya sepsis• Azotemia• TD biasanya normal / naik sedikit

Komplikasi

• Infeksi sekunder • Shock hipovolemia • Trombosis vaskuler • Malnutrisi atau kegagalan ginjal

(Rauf, .2002 : .27-28).

Page 23: kelompok 4

Manifesta

si Klinis

• Berat badan meningkat• Pembengkakan pada wajah, terutama disekitar mata• Edema anasarka• Pembengkakan pada labia / skrotum• Asites• Diare, nafsu makan menurun, absorbsi usus

menurun, edema pada mukosa usus• Volume urine menurun, kadang – kadang berwarna

pekat dan berbusa• Kulit pucat• Anak menjadi iritabel, mudah lelah / letargi• Celulitis, pneumonia, peritonitis atau adanya sepsis• Azotemia• TD biasanya normal / naik sedikit

Page 24: kelompok 4

Penatalaksanaan

1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit. 2. Bila edema tidak berkurang dengan

pembatasan garam, dapat digunakan diuretik, biasanya furosemid 1 mg/kgBB/hari.

3. Pengobatan kortikosteroid yang diajukan Internasional Coopertive Study of Kidney Disease in Children (ISKDC).

4. Cegah infeksi.

Page 25: kelompok 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN “SINDROM NEFRON

• Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak dengan sindrom nefrotik (Donna L. Wong,2004 : 550) sebagai berikut :

• Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema• Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang berhubungan

dengan penambahan berat badan saat ini, disfungsi ginjal.• Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik :• 1) Penambahan berat badan• 2) Edema• 3) Wajah sembab :• Khususnya di sekitar mata• Timbul pada saat bangun pagi• Berkurang di siang hari• 4) Pembengkakan abdomen (asites)

Page 26: kelompok 4

• 5) Kesulitan pernafasan (efusi pleura)• 6) Pembengkakan labial (scrotal)• 7) Edema mukosa usus yang menyebabkan :• Diare• Anoreksia• Absorbsi usus buruk• Pucat kulit ekstrim (sering)• Peka rangsang• Mudah lelah• Letargi• Tekanan darah normal atau sedikit menurun• Kerentanan terhadap infeksi• Perubahan urin :• Penurunan volume• Gelap• Berbau buah• Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian, misalnya analisa urine akan

adanya protein, silinder dan sel darah merah; analisa darah untuk protein serum (total, perbandingan albumin/globulin, kolesterol), jumlah darah merah, natrium serum.

Page 27: kelompok 4

• Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.• Prasekolah (3 sampai 6 tahun) • Karakteristik Fisik

– Berat Badan • Penambahan berat badan anak prasekolah kurang dari 2 kg per tahun.• Berat rata-rata adalah 18 kg

– Tinggi badan • Pertumbuhan tinggi badan anak 5 sampai 7 cm per tahun• Tinggi rata-rata adalah 108 cm. • Postur-tidak ada lordosis lagi• Gigi- gigi susu mulai tanggal • Perkembangan psikoseksual : anak berada pada fase oedipal/falik dengan ciri

meraba-raba dan merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, senang bermain dengan anak berjenis kelamin beda, oedipus kompleks untuk anak laki-laki lebih dekat dengan ibu, elektra kompleks untuk anak perempuan lebih dekat dengan ayah.

• Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school (inisiative vs rasa bersalah) yaitu memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika usahanya diomeli atau dicela anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu.

Page 28: kelompok 4

• Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional yaitu mulai mempresentasekan dunia dengan bahasa, bermain dan meniru, menggunakan alat-alat sederhana.

• Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, menggambar orang dengan kepala, lengan dan badan, segiempat, segitiga, menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam seminggu, protes bila dilarang, mengenal empat warna, membedakan besar dan kecil, meniru aktivitas orang dewasa.

• Perkembangan moral : anak prasekolah melihat aturan sebagai sesuatu yang kaku dan tidak fleksibel

• Konsekuensi negatif dilihat sebagai hukuman terhadap kelakuan buruk, orang yua dilihat sebagai otoritas tertinggi untuk menetapkan benar dan salah, anak memulai proses mendalami pengertian benar dan keliru.

• Perkembangan kepercayaan : praktik keagamaan, perhiasan kecil, dan simbol mulai memiliki arti praktis bagi anak prasekolah, tuhan dilihat dalam istilah manusia, tuhan dipahami sebagai dari alam, seperti halnya pohon, bunga, dan sungai, kejahatan dapat dibayangkan dengan istilah menyeramkan, seperti monster atau setan.

Page 29: kelompok 4

• Respon hospitalisasi : sedih, perasaan berduka, gangguan tidur, kecemasan, keterbatasan dalam bermain, rewel, gelisah, regresi, perasaan berpisah dari orang tua, teman.

• Riwayat nutrisi.• Usia pre school nutrisi seperti makanan yang dihidangkan dalam keluarga. Status gizinya

adalah dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 % (gizi sedang) dan > 80 % (gizi baik).

• Riwayat Persistem• Sistem pernapasan.• Frekuensi pernapasan 15 - 32 X/menit, rata-rata 18 X/menit, efusi pleura karena distensi

abdomen• Sistem kardiovaskuler.• Nadi 70 - 110 X/mnt, tekanan darah 95/65 - 100/60 mmHg,hipertensi ringan bisa dijumpai.• Sistem perkemihan.• Urine/24 jam 600-700 ml, hematuri, proteinuria, oliguri.• Sistem pencernaan.• Diare, napsu makan menurun, anoreksia, hepatomegali, nyeri daerah perut, malnutrisi berat,

hernia umbilikalis, prolaps anii.• Sistem integumen.• Edema periorbital, ascites.• Persepsi orang tua• Kecemasan orang tua terhadap kondisi anaknya.

Page 30: kelompok 4

C. IntervensiDx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi, ditandai denganKriteria Hasil:a. Berat badan klien bertahan/bertambah dari keadaan

sebelumyab. Klien menyatakan keinginan mengikuti diet.c. Klien menunjukkan toleransi terhadap diet yang dianjurkand. Nilai laboratorium (misalnya: transferin, albumin, dan

elektrolit) dalam rentang normal.e. Klien nampak segar dan tidak lemas.

Page 31: kelompok 4

INTERVENSI RASIONAL

a.Kaji status nutrisib.Kaji/catat pola dan pemasukan dietc.Motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makand.Berikan makan sedikit tapi seringe.Berikan makanan dalam kondisi hangatf.Berikan makanan sesuai kesukaan, kecuali jika kontraindikasig.Lakukan perawatan mulut, berikan penyegar muluth.Timbang beratbadan klien setiap harii.Kolaborasi pemberian jenis diet dengan tim gizij.Kolaborasi pemberian terapi tambahan nutrisi dan cairan

a.Mengetahui kondisi pasti status nutrisib.Kebiasaan makan klien sangat perlu untuk

diketahui dalam rangka penyesuaian dalam pemberian diet

c.Dengan motivasi, diharapkan klien terpacu untuk meningkatkan asupan makanannya

d.Sebagai antisipasi mual muntah yang dialami klien

e.Makanan yang hangat meningkatkan nafsu makan melalui rangsangan indra penciuman dan pengecapan

f.Membantu meningkatkan asupan makanang.Kebersihan mulut akan meningkatkan

kenyamanan dan menggugah nafsu makanh.Sebagai monitor perkembangan status nutrisi

Page 32: kelompok 4

INTERVENSI RASIONAL

k. Kolaborasi pemantauan hasil biokimia status gizi dengan tim laboratoriumKolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : sediaan besi, kalsium, vitamin D dan B kompleks

dan terapi yang telah diberikani. Masing-masing kondisi penyakit mempunyai

jenis kebutuhan akan nutrisi yang berbeda-bedaj. Meningkatkan kebutuhan asupan cairank. Mengetahui perkembangan kebutuhan gizi dari segi biokimial. Penanganan penyebab gangguan nutrisi bermanfaat untuk mengatasi/ membatasi masalah yang muncul akibat kekurangan asupan nutrisi

Page 33: kelompok 4

D. EvaluasiHal-hal yang perlu dievaluasi dalam

pemberian asuhan keperawatan berfokus pada kriteria hasil dari tiap-tiap masalah keperawatan dengan pedoman pembuatan SOAP, atau SOAPIE pada masalah yang tidak terselesaikan atau teratasi sebagian.

Page 34: kelompok 4