kelompok 4
-
Upload
ros-memory -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa
kehamilan adalah kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi
menggapnya, sebagai peristiwa yang menetukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi
terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.
Konflik antara keinginan prokreasi kebanggan yang ditumbuhkan dari
norma-norma sosial kultur dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri
dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis mulai dari reaksi
emosional emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.
Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam mengahadapi
aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-
bulan pertama setelah melahirkan, baik tetapi sebagian lainnya tidak
berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan psikologis
dengan berbagai gejala atau sindroma yang oleh para peneliti dan klinisi
disebut post-partum blues.
Ibu yang post partum seringkali dihantui dengan rasa ketakutan,
karena kurangnya informasi mengenai hubungan seks sesudah persalinan
dan juga tanda tanda bahaya setelah persalinan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan seks pada masa postpartm ?
2. Bagaimana perencanaan keluarga berencana (KB) pada masa
postpartum?
3. Bagaimana tanda-tanda bahaya dalam masa postpartum?
4. Bagaimana potspartum blues?
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui hubungan seks pada masa postpartum.
2. Mengetahui perencanaan keluarga berencana (KB) pada masa
postpartum.
3. Mengetahui tanda-tanda bahaya dalam masa postpartum.
4. Mengetahui postpartum blues
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Seks Pada Masa PostPartum
Aktifitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi
syarat berikut ini.
1. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukan satu-satu dua jarinya ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
2. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
Keluhan yang timbul saat hubungan seksual pasca salin
Rasa Nyeri : Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum
kembali seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.
Sensivitas berkurang : Karena persalinan normal merupakan trauma bagi
vagina yaitu melebarnya otot-otot vagina.
Cara Mengatasi Masalah Yang Timbul Saat Hubungan Seksual
Bila saat hubungan terasa sakit jangan takut berterusterang dengan suami
Saat berhubungan memakai pelumas / jelly
Saat berhubungan suami harus sabar dan hati-hati
Melakukan senam nifas atau olahraga ringan
Tips untuk ibu pasca salin
Agar gairah seks segera kembali berkobar setelah masa nifas, berikut ini
hal-hal bermanfaat yang bisa dilakukan:
3
1. Menjaga agar badan tetap sehat. Ingat badan sehat berarti hubungan
seks juga sehat
2. Makan makanan yang bergizi cukup, cukup berarti tidak berlebihan dan
tidak kurang
3. Cukup istirahat
4. Olahraga secara teratur
5. Hindari stres
6. Hindari merokok dan mengkonsumsi alkohol
7. Lakukan perawatan diri
2.2 Perencanaan Keluarga Berencana (KB) Pada Masa PostPartum
A. Alat kontrasepsi pada masa nifas untuk ibu menyusui
a) MAL
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara
eksklusif. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila : menyusui secara penuh,
lebih efektif jika pemberian pada saat ibu belum haid sebanyak 8x sehari dan usia
bayi kurang dari 6 bulan. Efektif sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan
pemakaian meted kontrasepsi lainnya.
b) Implant
Implan hormon sering disebut juga Norplant (satu-satunya merk implant
yang beredar di Indonesia) dan di daerah pada umumnya disebut susuk. Alat
kontrasepsi jangka panjang ini berbentuk seperti serpihan kayu dan dipasang di
bawah kulit, di atas lengan atas wanita dan masing-masing mengandung progestin
lenovogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Implan
hormon memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan rata-rata dalam
jangka waktu 5 tahun pemakaian adalah 3,9 persen. Tapi untuk wanita dengan
berat tubuh di atas 75 kilogram memiliki resiko kegagalan yang lebih tinggi
4
c) IUD
IUD ( Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
adalah alat kontrasepsi yang berdaya guna dari 2 hingga 5 tahun. Setelah itu, alat
ini dapat diganti dengan yang baru jika ingin menjauhkan jarak lahir anak
selanjutnya. Dipasang setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Spiral
juga merupakan alat kontrasepsi yang sesuai jika ibu dalam keadaan sedang
menyusui.
Jenis spiral yang sering digunakan di Indonesia adalah Copper-T, Copper-7,
Multi load dan Lippes Loop. Copper T adalah spiral berbahan polyethelen yang
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus yang berfungsi sebagai
antifertilisasi (anti pembuahan). Copper-7 hampir sama dengan copper T hanya
saja berbentuk angka 7 dan pemasangannya pun relatif lebih mudah. Multi Load
terbentuk dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan yang
berbentuk sayap yang fleksibel. Tersedia 3 ukuran multi load, antara lain standar,
small (kecil) dan mini. Dan jenis spiral yang lain adalah Lippes Loop terbuat dari
bahan plastik (polyethelene) berbentuk seperti spiral atau huruf S bersambung.
Lippes Loop memberikan keuntungan bila terjadi perforasi jarang menyebabkan
luka atau penyumbatan usus karena terbuat dari bahan plastik.
d) Tubektomi
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan operasi kecil pada daerah
rahim dengan tujuan untuk mengikat saluran tuba falopii sehingga sel telur yang
diproduksi tidak akan terbuahi. Tubektomi ini dilakukan jika seorang perempuan
sudah mempunyai anak lebih dari tiga, tidak ingin punya anak lagi, dan berusia
diatas 35 tahun. Sebelum dilakukan metode ini, akan ada lembar persetujuan yang
harus ditandangi oleh pasangan suami.
5
B. kontrasepsi pada masa nifas untuk ibu yang tidak menyusui
a) KB suntik
Kontrasepsi suntikan adalah pencegah kehamilan yang dilakukan dengan
cara menyuntikkan obat berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA) pada
otot (intra muskuler) di bagian bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal
lengan. Cara kontrasepsi yang satu ini dinilai baik untuk wanita yang masih
menyusui anaknya dan dapat langsung digunakan setelah melahirkan.
Suntikan pertama dapat dilakukan dalam waktu empat minggu setelah melahirkan
dan suntikan berikutnya diberikan setiap satu bulan atau tiga bulan berikutnya.
b) IUD
IUD ( Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
adalah alat kontrasepsi yang berdaya guna dari 2 hingga 5 tahun. Setelah itu, alat
ini dapat diganti dengan yang baru jika ingin menjauhkan jarak lahir anak
selanjutnya. Dipasang setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Spiral
juga merupakan alat kontrasepsi yang sesuai jika ibu dalam keadaan Sedang
menyusui.
Jenis spiral yang sering digunakan di Indonesia adalah Copper-T, Copper-7,
Multi load dan Lippes Loop. Copper T adalah spiral berbahan polyethelen yang
pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus yang berfungsi sebagai
antifertilisasi (anti pembuahan). Copper-7 hampir sama dengan copper T hanya
saja berbentuk angka 7 dan pemasangannya pun relatif lebih mudah. Multi Load
terbentuk dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan yang
berbentuk sayap yang fleksibel. Tersedia 3 ukuran multi load, antara lain standar,
small (kecil) dan mini. Dan jenis spiral yang lain adalah Lippes Loop terbuat dari
bahan plastik (polyethelene) berbentuk seperti spiral atau huruf S bersambung.
Lippes Loop memberikan keuntungan bila terjadi perforasi jarang menyebabkan
luka atau penyumbatan usus karena terbuat dari bahan plastic.
6
c) Implant
Implan hormon sering disebut juga Norplant (satu-satunya merk implant
yang beredar di Indonesia) dan di daerah pada umumnya disebut susuk. Alat
kontrasepsi jangka panjang ini berbentuk seperti serpihan kayu dan dipasang di
bawah kulit, di atas lengan atas wanita dan masing-masing mengandung progestin
lenovogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Implan
hormon memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dengan rata-rata dalam
jangka waktu 5 tahun pemakaian adalah 3,9 persen. Tapi untuk wanita dengan
berat tubuh di atas 75 kilogram memiliki resiko kegagalan yang lebih tinggi.
d) Tubektomi
Tubektomi adalah metode kontrasepsi permanen dengan melakukan
pemblokiran saluran telur wanita sehingga sel telur tidak bisa masuk ke dalam
rahim. Cara pemblokiran pun ada beberapa cara, yaitu dengan menggunakan
implant, klip, atau cincin serta dengan memotong atau mengikat saluran telur
wanita. Sedangkan vasektomi adalah prosedur bedah minor yang memutus
deferentia vasa manusia dan kemudian diikat/ ditutup untuk mencegah sperma
dari memasuki aliran mani (ejakulasi).
e) Pil KB kombinasi
Pil sebagai alat kontrasepsi yang diminum merupakan cara pencegahan
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Pil dapat
digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu
kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Pil dapat
digunakan setelah terjadinya keguguran, menstruasi atau pada masa post partum
bagi ibu yang tidak menyusui bayinya. Beberapa pil KB kini dikembangkan untuk
ibu-ibu yang menyusui bayinya. Untuk konsumsi pil KB ini sebaiknya Anda
diskusikan dengan dokter kandungan, disesuaikan dengan kondisi masing-masing
(menyusui atau tidak atau ada kontra indikasi lainnya)
7
Cara kontrasepsi pil tersedia dalam beberapa jenis, antara lain pil gabungan/
kombinasi, pil berturutan dan pil khusus-progestin (pil mini). Pil gabungan
maksudnya adalah penggabungan 2 hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin yang hampir 100 % efektif bila diminum secara teratur. Pil berturutan
mengandung hormon estrogen yang disediakan untuk masa pemakaian 14-15 hari
pertama dari siklus menstruasi diikuti 5-6 hari pil gabungan antara estrogen dan
progestin pada sisa siklusnya. Keefektifan dari pil berturutan ini lebih rendah dari
pil gabungan, yaitu sekitar 98-99 %. Jenis pil terakhir adalah pil khusus –
progestin (pil mini) yang merupakan cara kontrasepsi yang mengandung bahan
progestin sintesis dalam dosis yang kecil dan bersifat mencegah kehamilan
dengan mengubah mukosa dari leher rahim dan mengubah lingkungan lapisan
dalam rahim.
2.3 Tanda-tanda Bahaya Dalam Masa Nifas
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan
sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi
ini :
Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya,
kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur
dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon,
handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal
pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat
mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
8
Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam
dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya
dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan
insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin
harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.
2. Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi
masa nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital
merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary,
payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI
tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat.
Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada
payudara atau adanya disuria.
3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum,
bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.
4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih
di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural
atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat
rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom
dinding vagina.
6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
9
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang
lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu
makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya
setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau teh yang bergula
untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya
ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya
kembali.
8. Rasa sakit,merah,lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena
manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.
2.4 PostPartum Blues
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau
pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai
kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca
persalinan. Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan
yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang
tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah
menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit. Keadaan ini
sering disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak
segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada
bulan pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga
disebut maternity blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan
afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB POST PARTUM BLUES
10
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini
belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
postpartum blues, antara lain:
1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah
melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum
karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase
yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan
serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
4. Latar belakang psikososial ibu
5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
Cycde (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa depresi postpartum
tidak berbeda secara mencolok dengan gangguan mental atau gangguan
emosional. Suasana sekitar kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan bukan
penyebab tapi pencetus timbulnya gangguan emosional.
Nadesul (1992), penyebab nyata terjadinya gangguan pasca melahirkan
adalah adanya ketidakseimbangan hormonal ibu, yang merupakan efek sampingan
kehamilan dan persalinan. Sarafino (Yanita dan Zamralita, 2001), faktor lain yang
dianggap sebagai penyebab munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut,
yang mungkin mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang
overprotective, kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, dan ketidakpuasaan
dalam pernikahan. Perempuan yang memiliki sejarah masalah emosional rentan
terhadap gejala depresi ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan
seperti kecemasan, kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan
munculnya gejala depresi.
11
GEJALA-GEJALA POST PARTUM BLUES
Gejala – gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang
ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah
melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya, yaitu :
o sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia,
o tidak sabar,
o penakut,
o tidak mau makan,
o tidak mau bicara,
o sakit kepala sering berganti mood,
o mudah tersinggung ( iritabilitas),
o merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan,
o tidak bergairah,
o tidak percaya diri,
o tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan,
o merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja
dilahirkan,
o merasa tidak menyayangi bayinya,
o insomnia yang berlebihan.
Gejala – gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya
akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun
jika masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut
postpartum depression.
CARA MENCEGAH POST PARTUM BLUES
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum
Blues yaitu :
1. Pelajari diri sendiri
12
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues, sehingga
Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera
mendapatkan bantuan secepatnya.
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik
dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode
postpartum dan kehamilan.
3. Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan
peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda
merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli
rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara
sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah
menyembuhkan postpartum yang diderita.
5. Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan
dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa
tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang
terdekat.
6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat
diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang
bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan
selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
7. Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.
8. Senam Hamil
Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai
informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah
13
keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman
traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.
9. Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu Anda melupakan
golakan perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi Anda yang
belum stabil, bisa Anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah.
Mintalah dukungan dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah
tangga Anda telah melakukan segalanya.
10. Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda
dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana
perasaan serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik
setelahnya.
11. Dukungan kelompok Postpartum Blues
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan
merasakan hal yang sama dengan Anda. Carilah informasi mengenai adanya
kelompok Postpartum Blues yang bisa Anda ikuti, sehingga Anda tidak merasa
sendirian menghadapi persoalan ini.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa nifas atau puerperium merupakan masa yang sulit
bagi seorang ibu, karena banyak sekali ibu yang tidak bisa mengatasi
masalah masalah pada masa nifas. Pada masa nifas sangat dibutuhkan
dorongan dari orang-orang terdekat untuk mendampingi ibu selama
masa nifasnya. Ibu juga sangat membutuhkan informasi-informasi dari
bidan untuk dapat mengatasi masalah selama masa nifasnya.
3.2 Saran
Sebagai bidan kita harus memberikan dorongan agar ibu
bisa menjalani masa nifasnya dengan baik. Dan kita juga harus
mengajak keluarga untuk terus mendampingi ibu dalam masa nifas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2015. Asuhan ibu Nifas dan Asuhan Ibu Menyusui. Bogor:In
Media
the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh
19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas. zikra-
myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh
19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
16