Kelompok 4

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi Negara Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya. Nilai-nilai moral, hukum dan etis yang telah berubah inilah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini guna mengemukakan kembali arti penting dari nilai moral, norma dan hukum sebagai suatu budaya dasar. Perkembangan zaman bukan tidak mungkin mengubah tata ruang lingkup dan budaya suatu bangsa, karena budaya tersebut adalah ciri khas yang berbeda antar bangsa. Nilai, moral, norma, dan hukum adalah bagian dari suatu budaya sehingga kita harus memperbaikinya secara bertahap maupun langsung kearah yang lebih baik dan terus mempertahankan, sehingga tidak ada budaya-budaya asing yang dapat masuk dan menginterfensi budaya asli kita. Perubahan nilai, moral, dan hukum tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan dari individu masing-masing dan kesadaran dari individu itu sendiri. Perubahan itu dapat terjadi dengan bantuan 1

description

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Transcript of Kelompok 4

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Nilai, moral, dan hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dewasa ini masalah-masalah serius yang dihadapi Negara Indonesia berkaitan dengan nilai, moral, dan hukum antara lain mengenai kejujuran, keadilan, menjilat, dan perbuatan negatif lainnya. Nilai-nilai moral, hukum dan etis yang telah berubah inilah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini guna mengemukakan kembali arti penting dari nilai moral, norma dan hukum sebagai suatu budaya dasar.Perkembangan zaman bukan tidak mungkin mengubah tata ruang lingkup dan budaya suatu bangsa, karena budaya tersebut adalah ciri khas yang berbeda antar bangsa. Nilai, moral, norma, dan hukum adalah bagian dari suatu budaya sehingga kita harus memperbaikinya secara bertahap maupun langsung kearah yang lebih baik dan terus mempertahankan, sehingga tidak ada budaya-budaya asing yang dapat masuk dan menginterfensi budaya asli kita. Perubahan nilai, moral, dan hukum tidak dapat dilakukan tanpa adanya bantuan dari individu masing-masing dan kesadaran dari individu itu sendiri. Perubahan itu dapat terjadi dengan bantuan dan keinginan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.Dalam kesempatan ini, Tim Penulis berusaha untuk meluruskan kembali norma-norma yang telah bergeser dari tujuan aslinya. Selain itu makalah ini diharapkan dapat menghapus paradigma hukum yang salah, sehingga tercapainya tujuan dari nilai, moral, norma, dan hukum yang sebenarnya, yaitu tujuan yang mendukung dan memperkuat identitas suatu bangsa serta budayanya.

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini Tim Penulis mendapatkan hasil yang diinginkan, maka Tim Penulis mengemukakan beberapa perumusan masalah sebagai berikut:a. Definisi nilai, moral, dan hukum.b. Hakikat, fungsi, dan perwujudan nilai, moral, dan hukum.c. Definisi pemerintah di Indonesia.d. Definisi rakyat di Indonesia.e. Keadilan dan Kesejahteraan Rakyatf. Problematika Nilai, Moral, dan Hukum di Indonesia

1.3. Batasan Masalah

Agar masalah yang dibahas tidak melenceng jauh dari judul dan topik yang dibahas, maka Tim Penulis merasa perlu untuk membuat batasan masalah. Dan penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut.1. Apakah yang dimaksud dengan nilai, moral, dan hukum?2. Bagaimana hakikat, fungsi, perwujudan nilai, moral, dan hukum?3. Bagaimanakah definisi dari pemerintah di Indonesia? 4. Bagaimanakah definisi rakyat Indonesia?5. Kasus pelanggaran apa sajakah yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia?6. Bagaimanakah Kaitan kasus pelanggaran dengan kesejahteraan rakyat?7. Bagaimanakah solusi terhadap problematika nilai, moral dan hukum tersebut?

1.4. Tujuan MakalahDengan adanya makalah ini diharapkan akan mencapai tujuan berikut :a. Untuk menambah pengetahuan tentang nilai, moral, dan hukum.b. Untuk mengetahui hakikat, fungsi, perwujudan nilai, moral, dan hukum.c. Untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran nilai, moral, dan hukum pemerintah di Indonesia.d. Untuk mengetahui bagaimana dampak pelanggaran yang dilakukan pemerintah terhadap rakyat Indonesia.e. Untuk memberikan solusi terhadap problematika nilai, moral, dan hukum di Indonesia.

1.5. Manfaat Makalah

a. Secara Pribadi, tentu makalah ini rasanya memiliki banyak manfaat untuk Tim Penulis sendiri. Untuk contohnya, makalah ini dapat melatih Tim Penulis untuk berjuang dalam mengeluarkan kreatifitas untuk menyusun makalah ini. Dalam makalah ini dituangkan ide-ide dan gagasan pemikiran tentang ilmu-ilmu yang sudah dipelajari. Dan secara tidak langsung, makalah ini melatih kemampuan berpikir tim penulis secara logis sistematis, kemampuan membahakan, dan juga kemampuan menganalisa dan mengkritik.b. Untuk para pembaca, Tim Penulis merasa makalah ini juga memiliki manfaat. Dalam makalah ini, kami bisa membagikan ilmu sehingga yang tidak tahu bisa menjadi tahu atau yang sudah tahu semakin kuat pemahamannya.c. Makalah ini dapat melatih berpikir tertib dab teratur karena dalam pembuatan makalah terdapat aturan-aturan dan metode yang harus diikuti dalam penulisannya.d. Makalah bisa berguna sebagai sumber referensi makalah selanjutnya.

BAB IILANDASAN TEORI2.1. Nilai, Moral, dan Hukum2.1.1. NilaiA. Definisi NilaiNilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Nilai adalah prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam alam pikiran anggota-anggota kelompok yang merupakan komitmen yang positif dan standar untuk mempertimbangkan tindakan dan tujuan tertentu. Fungsi nilai adalah sebagai pedoman, pendorong tingkah laku manusia dalam hidup.Istilah nilai (value) menurut Kamus Poerwodarminto diartikan sebagai berikut :a) Harga dalam arti taksiran, misalnya nilai emas.b) Harga sesuatu, misalnya uangc) Angka, skord) Kadar, mutue) Sifat-sifat atau hal penting bagi kemanusiaan.Beberapa pengertian nilai menurut pendapat beberapa para ahli :1. Menurut Bambang DaroesoNilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.2. Menurut Darji DarmodiharjoNilai adalah kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik lahir maupun bathin.

3. Max Scheler Menyatakan bahwa nilai yang ada tidak sama tingginya. Menurutnya nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan, yaitu :a. Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indra yang memunculkan rasa senang, menderita, atau tidak enak.b. Nilai kehidupan adalah nilai-nilai penting bagi kehidupan, yaitu jasmani, kesehatan, serta kesejahteraan umum.c. Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran, keindahan, dan pengetahuan murni.d. Nilai kerohanian adalah adanya modalitas nilai dari sesuatu yang suci.B. Sifat-sifat NilaiSifat-sifat nilai menurut bambang daroeso (1986) adalah sebagai berikut :a) Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia misalnya kejujuran.b) Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal.c) Nilai berfungsi sebagai daya pendorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai.C. Macam-macam NilaiDalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu :a) Nilai logika adalah nilai benar atau salah.b) Nilai estetika adalah nilai indah atau tidak indah.c) Nilai etika/moral adalah nilai baik atau buruk.

Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai, yaitu :a) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.b) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktivitas atau kegiatan.c) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bersifat rohani manusia yang dibedakan dalam empat tingkatan sebagai berikut : Nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber dari rasio, budi, akal, atau cipta manusia Nilai keindahan atau nilai estetis yaitu nilai yang bersumber oada perasaan manusia. Nilai kebaikan atau nilai moral, yaitu nilai yang bersumber pada unsur kehendak manusia. Nilai religius, yaitu nilai kerohanian tertinggi dan bersumber mutlak.2.1.2. MoralMoral berasal dari kata mores yang berarti kebiasaan. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan lain-lain; akhlak budi pekerti; dan susila. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani; bersemangat; bergairah; berdisiplin dan sebagainya.Moral secara etimologi diartikan:a. Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada kelompok tertentu.b. Ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang azas dan kaidah kesusilaan yang dipelajari secara sistimatika dalam etika.Seperti yang dijelaskan diatas, moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan yang buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Secara pribadi, individu akan taat pada aturan, kaidah, dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya, ini disebut tindakan bermoral. Jika individu itu melakukan hal yang sebaliknya, individu itu akan dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara.

2.1.3. HukumHukum adalah keseluruhan norma yang oleh penguasa masyarakat yang berwenang menetapkan hukum, dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan yang mengikat bagi sebagian atau seluruh anggota masyarakat tertentu, dengan tujuan untuk mengadakan suatu tata yang dikehendaki oleh penguasa tersebut. Menurut para ahli hukum adalah : a. Karl MaxSuatu pencerminan dari hubungan hukum ekonomis dalam masyarakat pada suatu tahap perkembangan tertentu.b. Thomas AquinasHukum berasal dari Tuhan, maka dari itu hukum tidak boleh dilanggar.c. PlatoHukum merupakan peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat.d. GrotiusPerbuatan tentang moral yang menjamin keadilan.e. Van VanenhovenSuatu gejala dalam pergaulan hidup yang bergolak terus menerus dalam keadaan berbenturan tanpa henti dari gejala-gejala lain.f. Hugo de GrotiusPeraturan tentang tindakan moral yang menjamin keadilan pada peraturan hukum tentang kemerdekaan (law is rule of moral action obligation to that which is right).

g. Van KanKeseluruhan aturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat.h. Leon DuguitSemua aturan tingkah laku para angota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh anggota masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan jika yang dlanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.i. Immanuel KantKeseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain, menuruti peraturan hukum tentang kemerdekaan.

2.2. Hakikat, Fungsi, Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum2.2.1. Hakekat Nilai dan MoralPembahasan mengenai nilai termasuk dalam kawasan etika, bertens (2001) menyebutkan ada tiga jenis makna etika, yaitu :a. Etika berarti nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah laku nya.b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral.c. Etika berarti ilmu tentang baik dan buruk.

Sesuatu di anggap bernilai apabila sesuatu memiliki sifat sebagai berikut :a) Menyenangkan (Preasent)b) Berguna (Useful)c) Memuaskan (Satisfying)d) Menguntungkan (Profitable)e) Menarik (Interesting)f) Keyakinan (Belief).

Ada dua pendapat mengenai nilai, pendapat pertama menyatakan bahwa nilai itu objektif, dan pendapat kedua menyatakan nilai itu subjektif. Menurut aliran idealisme, nilai itu objektif ada pada setiap sesuatu, tidak ada yang diciptakan di dunia tanpa ada suatu nilai yang melekat di dalamnya. Pendapat lain menyatakan bahwa nilai suatu objek terletak pada subjek yang menilainya. Misalnya, air menjadi sangat bernilai dari pada emas bagi orang yang kehausan di tengah padang pasir, tanah bernilai bagi seorang petani, dan sebagainya. Jadi nilai itu bersifat subjektif.Nilai merupakan suatu yang diharapkan (das solen) oleh manusia. Nilai merupakan sesuatu yang baik yang diciptakan manusia dan mendorong manusia untuk melakukan tindakan agar tujuan itu terwujud dalam kehidupanya. Dalam kehidupan ini banyak sekali nilai yang melengkapi kita, nilai yang beragam dapat diklasifikasikan kedalam macam atau jenis nilai.Moral berasal dari bahasa latin mores yang berarti adat atau kebiasaan. Dalam bahasa indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika.Dari beberapa pendapat di atas, istilah moral dapat dipersamakan dengan istilah etika, etik, akhlak, kesusilaan dan budi pekerti. Dalam hubunganya dengan nilai moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai moral. Nilai moral berkaitan dengan tingkah laku manusia tentang hal baik dan buruk. Nilai merupakan hal yang penting bagi setiap manusia.

2.2.2. Norma sebagai Perwujudan dari NilaiNilai sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab nilai bersifat normatif dan menjadi motivator tindakan manusia. Namun demikian nilai belum dapat berfungsi secara praktis sebagai penuntun prilaku manusia itu sendiri. Nilai perlu dikonkretisasikan atau diwujudkan kedalam norma. Nilai bersifat normatif dan berfungsi sebagai motifator tindakan manusia itu harus di implementasikan dalam bentuk norma. Norma merupakan konkretisasi dari nilai.Norma atau kaidah adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dan panduan dalam bertingkah laku di kehidupan masyarakat. Norma berisi anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik.Norma-norma yang berlaku dimasyarakat saat ini ada empat macam, yaitu sebagai berikut:a. Norma agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi perintah dan larangan yang berasal dari tuhan.Contohnyab. Norma moral/ kesusilaan, yaitu peraturan/kaidah hidup yang bersumber dari hati nurani dan merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia.c. Norma kesopanan, yaitu peraturan yang bersumber dari pergaulan hidup antar manusia.d. Norma hukum, yaitu peraturan yang di ciptakan oleh kekuasaan resmi atau negara yang sifatnya mengikat dan memaksa.

2.2.3. Hukum sebagai NormaBerdasarkan pada uraikan sebelumnya.hukum pada dasarnya adalah bagian dari norma. Yakni norma hukum. Hukum sebagai norma berbeda dengan ketiga norma sebelumnya (agama, kesusilaan,dan kesopanan). Perbedaan norma hukum dengan norma lainnya adalah sebagai berikut.1. Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari kekuasaan/lembaga yang resmi dan berwenang.2. Norma hukum di lekati sanksi pidana atau pemaksa secara fisik.3. Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu di laksanakan oleh aparat negara.Meskipun telah ada norma agama, kesusilaan dan kesopanan namun dalam kehidupan bernegara tetap di butuhkan norma hukum. Norma hukum dibutuhkan karena dua hal yaitu:1. Karena bentuk sanksi dari ketiga norma belum cukup memuaskan dan efektif untuk melindungi keteraturan dan ketertiban masyarakat.2. Masih ada prilaku lain yang perlu di atur diluar ketiga norma diatas, misalnya prilaku dijalan raya

2.3. Penerapan Nilai, Moral, dan Hukum di IndonesiaHukum sebagai norma harus didasarkan pada nilai moral. Apa artinya Undang-Undang jika tidak disertai moralitas. Norma moral adalah norma yang paling dasar. Norma moral menentukan bagaimana kita menilai seseorang. Suatu hukum yang bertentangan dengan norma moral kehilangan kekuatannya, demikian kata Thomas Aquinas.Berdasarkan UUD 1945 Indonesia merupakan Negara hukum. Semua rakyatnya memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Tetapi apakah dalam penerapannya sudah sesuai dengan UUD tersebut? Sepertinya amanat itu belum dapat terealisasikan bahkan setelah Indonesia telah lebih dari abad memperoleh kemerdekaan. Sepertinya kita pun hanya berangan untuk mendapatkan keadilan yang setara di Indonesia.Apabila kita cermati hukum di Indonesia saat ini penuh dengan kebobrokan. Meskipun hukum sudah ditegakkan, unsur diskriminatif kerap masih terlihat jelas dalam proses penegakan hukum tersebut. Praktik-praktik penyelewengan dalam proses hukum seperti mafia peradilan, proses peradilan hukum yang diskriminatif, jual-beli putusan hakim, atau tebang pilih kasus merupakan realitas sehari-hari yang secara nyata dapat kita lihat dalam praktik penegakan hukum di negara ini. Dampak dari penyelewangan hukum ini adalah kerusakan dan kehancuran di segala bidang (politik, perekonomian, budaya dan sosial). Selain itu menyebabkan masyarakat kehilangan rasa hormat dan timbulnya ketidak percayaan terhadap aparat penegak hukum di negeri ini. Hal ini membuat masyarakat mencari keadilan sendiri. Oleh karena, itu praktik main hakim sendiri seing kali ditemukan pada masyarakat kita. Contoh kasusnya yaitu upaya pembacokan seorang hakim yang terlibat kasus korupsi oleh seorang aktivis LSM karena sang pelaku geram dengan para pelaku korupsi yang merugikan Negara ini.Sebenarnya apakah masalah yang menyebabkan sulitnya penegakan hukum di Indonesia? Jika dikaji secara mendalam terdapat beberapa faktor sulitnya penegakan hukum di Indonesia yaitu:1. Lemahnya politic will dan politic action para pemimpin Negara. Dimana supermasi hukum masih sebatas retrorika dan jargo-jargon politik belaka yang berngaung ketika kampanye tanpa bukti yang pasti.2. Campur tangan politik.Banyak sekali kasus hukum di Indonesia yang terhambat karena adanya campur tangan politik didalamnya. Sebut saja kasus Bank Century yang berpotensi menyeret kalangan eksekutif ke jalur hukum, mudurnya Sri Mulyani dari mentri keuangan lantaran diduga terkait kasus ini. Serta kasus yang terbaru penyalahgunaan dana wisma atlet yang menyeret Nazarudin sebagai tersangka dimana ia adalah salah seorang bendahara umum disalah satu partai yang tengah berkuasa di Indonesia dan walaupun masih dugaan kasus ini banyak melibatkan para penguasa di Negara ini. Seharusnya hukum tidak bisa dicampur adukkan dengan politik. Hukum tidak bisa pandang bulu siapapun itu yang terlibat di dalamnya harus benar-benar diganjar hukuman sesuai perbuatannya tanpa melihat siapa dan apa kedudukannya di Negara ini.3. Kedewasaan BerpolitikBerbagai sikap yang diperlihatkan oleh partai politik saat kadernya terkena kasus poltik sesungguhnya memperlihatkan ketidak dewasaan para elit politik di negara hukum ini. Sikap saling sanderaserta cenderung mengadvokasi para kader termasuk ketidakmauan untuk memberikan informasi kepada aparat penegak hukum terkait dengan beberapa kasus korupsi yang sedang berlangsung saat ini. Sikap kooperatif dan transparansi dalam penegakan hukum dianak tirikan, sedangkan politik pencitraan diutamakan agar tetap eksis di hadapan masyarakat.4. Peraturan perundangan yang lebih berpihak kepada kepentingan penguasa dibandingkan kepentingan rakyat.Hal ini dapat terlihat jelas terhadap hukuman yang diberikan kepada para penguasa yang terjerat kasus korupsi hanya diberikan hukuman yang ringan padahal mereka sangat merugikan negara sedangkan rakyat kecil yang melakukan kesalahan dikarenakan kemiskinan yang menjerat mereka dihukum dengan berat tanpa adanya perikemanusiaan.5. Rendahnya integritas moral, kredibilitas, profesionalitas dan kesadaran hukum aparat penegak hukum dalam menegakan hukum.Moral yang ada di beberapa aparat penegak hukum di Indonesia saat ini bisa dikatakan sangat rendah. Mereka dapat dengan mudahnya disuap oleh para tersangka agar mereka bisa terbebas atau paling tidak mendapat hukuman yang rendah dari kasus hukum yang mereka hadapi. Padahal para aparat ini telah disumpah saat ia memangkuh jabatannya sebagai penegak hukum. Terjadi pelanggaran moral ini kerena kebutuhan ekonomi yang terlalu berlebihan dibanding kebutuhan psikis yang seharusnya sama.Hakikat manusia adalah makhluk budaya yang menyadari bahwa yang benar, yang indah dan yang baik adalah keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan psikhis dan inilah yang menjadi tujuan hidup manusia. Kebahagiaan jasmani dan kebahagiaan rohani tercapai dalam keadaan seimbang, artinya perolehan dan pemanfaatan harta kekayaan terjadi dalam suasana tertib, damai, dan serasi (nilai etis dan moral).6. Faktor Sosial MasyarakatPenegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat mempunyai pengaruh dalam proses penegakan hukum. Tetapi masyarakat Indonesia cenderung menyerahkan semuanya terhadap para aparat tanpa adanya pengawasan. Akibatnya baik buruknya hukum selalu dikaitkan dengan pola perilaku para penegak hukum. Padahal proses peradilan bukan hanya tentang pasal-pasal melainkan proses perilaku masyarakat dan berlangsung dalam struktur sosial tertentu.7. EkonomiFaktor ekonomi juga sangat mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia, antara lain:a. Penghasilan kurang mencukupi kebutuhan hidup.b. Kebutuhan hidup yang mendesak.c. Gaya hidup konsumtif dan materialistis, tak dipungkiri, pola hidup seperti ini menghinggapi sebagian besar penduduk bumi. Dibenaknya yang terpikir hanya uang.d. Rendahnya gaji PNS.e. Sikap mental pegawai yang ingin cepat kaya dengan cara yang tidak halal.Untuk bisa menegakan hukum sesuai dengan amanat UUD 1945 maka para aparat hukum haruslah taat terhadap hukum dan berpegang pada nilai-nilai moral dan etika yang berlaku di masyarakat. Apabila kedua unsur ini terpenuhi maka diharapkan penegakan hukum secara adil juga dapat terjadi di Indonesia.Kejadian-kejadian yang selama ini terjadi diharapkan dapat menjadi proses mawas diri bagi para aparat hukum dalam penegakan hukum di Indonesia. Sikap mawas diri merupakan sifat terpuji yang dapat dilakukan oleh para aparat penegak hukum disertai upaya pembenahan dalam sistem pengakan hukum di Indonesia.

2.4. Problematika nilai, moral, dan hukum di IndonesiaHukum sebagai norma harus didasarkan pada nilai moral.apa artinya undang-undang jika tidak disertai moralitas.norma moral adalah norma yang paling dasar.norma moral menentukan bagaimana kita menilai seseorang.suatu hukum yang bertentangan dengan norma moral kehilangan kekuatannya,demikian kata thomas aquinas.Secara ideal,seharusnya manusiataat pada norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan tercipta dalam hidup sebagi upaya mewujudkan kehidupan yang damai,aman,dan sejahtera.namun dalam kenyataannya terjadi berbagai pelanggaran,baik terhadap norma moral maupun norma hukum.pelanggaran norma moral merupakan suatu pelanggaran etik,sedangkan pelanggaran terhadap norma hukum merupakan suatu pelanggaran hukum.1. Pelanggaran etikKebutuhan akan norma etik di oleh manusia diwujudkan dengan membuat serangkaian norma etik untuk suatu kegiatan atau profesi.kode etik profesi berisi ketentuan-ketentuan normatif etik yang seharusnya dilakukan oleh anggota profesi.kode etik profesi dibutuhkan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi,dan disisi lain melindungi ,masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian.meskipun telah memiliki kode etik, masih terjadi pelanggaran terhadap profesi.contohnya: dokter melanggar kode etik kedokteran.Pelanggaran terhadap kode etik tidak diberikan sanksi lahiriah ataupun yang bersifat memaksa..pelanggaran etik biasanya mendapat sanksi etik berupa rasa menyesal,bersalah,dan malu.bila seorang profesi melanggar kode etik profesinya ia akan mendapatkan sanksi etik dari lembaga profesi,seperti teguran,dicabut keanggotaannya, atautidak diperbolehkan lagi menjalani profesi tersebut.

2. Pelanggaran hukumPoblema hukum yang yang berlaku dewasa ini adalah masih rendahnya kesadaran hukum masyarakat.akibatnya banyak tarjadi pelanggaran hukum.bahkan,pada hal-hal kecil yang sesungguhnya tidak perlu terjadi.misalnya,secara sengaja tidak membawa sim dengan sengaja dengan alasan hanya untuk sementara waktu.Pelanggaran hukum dalam arti sempit berarti pelanggaran terhadap perundang-undangan negara.sanksi atas pelanggaran hukum adalah sanksi pidana dari negara yang bersifat lahiriah dan memaksa masyarakat secara resmi (negara) berhak memberi sanksi bagi warga negara yang melanggar hukum.Bila dicermati, ada beberapa hal yang menyebabkan lemahnya penegakan hukum. Pertama kesadaran/pengetahuan hukum yang lemah. Kesadaran/pengetahuan hukum yang lemah, dapat berefek pada pengambilan jalan pintas dalam menyelesaikan persoalan masing-masing. Masyarakat yang tidak mengerti akan hukum, berpotensi besar dalam melakukan pelanggaran terhadap hukum. Dalam hukum, dikenal dengan adanya fiksi hukum artinya semua dianggap mengerti akan hukum. Seseorang tidak dapat melepaskan diri dari kesalahan akan perbuatannya dengan alasan bahwa ia tidak mengerti hukum atau suatu peraturan perundang-undangan. Jadi dalam hal ini sudah sewajarnya bagi setiap individu untuk mengetahui hukum. Sedangkan bagi aparatur hukum atau elemen lain yang concern pada supremasi hukum sudah seharusnya memberikan kesadaran hukum bagi setiap individu.Kedua adalah ketaatan terhadap hukum. Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang budaya egoisme dari individu muncul. Ada saja orang yang melanggar hukum dengan bangga ia menceritakan perbuatannya kepada orang lain. Misalnya pelanggaran terhadap lalu lintas. Oleh pelakunya menganggap itu hal-hal yang biasa-biasa saja, bahkan dengan bersikap bangga diri ia menceritakan kembali kepada orang lain perbuatan yang telah dilakukannya. Hal semacam ini telah mereduksi nilai-nilai kebenaran, sehingga menjadi suatu kebudayaan yang sebenarnya salah.Ketiga adalah perilaku aparatur hukum. Perilaku aparatur hukum baik dengan sengaja ataupun tidak juga telah mempengaruhi dalam penegakan hukum. Misalnya aparat kepolisian yang dalam menagani suatu kasus dugaan tindak pidana, tidak jarang dalam kenyataannya juga langsung memvonis seseorang telah bersalah. Hal ini dapat dilihat dengan perilaku aparat yang dengan ringan tangan terhadap tersangka yang melakukan tindak pidana. Perilaku-perilaku semacam ini justru bukan mendidik seseorang untuk menghormati akan hukum. Ia menghormati hukum hanya karena takut akan polisi.Keempat adalah faktor aparatur hukum. Seseorang yang melakukan tindak pidana, namun ia selalu bisa lolos dari jeratan pemidanaan, akan berpotensi bagi orang yang lain untuk melakukan hal yang sama. Korupsi yang banyak dilakukan namun banyak pelaku yang lepas dari jeratan hukum berpotensi untuk oleh orang lain melakukan hal yang sama. Adanya mafia peradilan, telah mempengaruhi semakin bobroknya penegakan hukum di negeri kita. Aparatur hukum yang sedianya diandalkan untuk menjunjung tinggi supremasi hukum, justru melakukan pelanggaran hukum. Sebagai akibatnya masyarakat pesimis terhadap penegakan hukum. Contoh pelanggaran hukum : kecurangan saat pemilu,kasus bank century,dan lain-lain.Baru-baru ini kita juga di kagetkan lagi dengan berita ; sebanyak 341 narapidana perkara korupsi mendapat remisi, sebelas koruptor langsung menghirup udara bebas, ironisnya lagi salah satu dari penerima remisi tersebut adalah besan presiden susilo bambang yudhoyono, aulia pohan. Bukankah setiap orang sama kedudukannya di hadapan hukum (equality before the law). Seharusnya kita memandang hukum adalah sebagai bagian dari cara kita hidup, bukan sebagai cara mempertahankan kekuasaan semata.Tapi, lihatlah sebaliknya sungguh miris memang kisah nenek minah, yang hanya dengan mengambil beberapa buah kakao, seorang nenek tua harus dihukum atas perbuatan yang sudah dia sesali. Kalau kita membandingkan kisah si nenek dengan kisah para koruptor kelas kakap yang kasus hukumnya diputus bebas. Banyak sekali diskriminasi hukum menimpa kaum miskin.Seharusnya para penegak hukum mampu menegakkan hukum seadil-adilnya,tidak ada lagi diskrimanan terhadap si miskin sehingga terciptalah keadilan.Permasalahanhukum di Indonesia dapat diminimalisasimelalui proses pendidikan yang diberikan kepada masyarakat,diharapkan wawasan pemikiran mereka pun semakin meningkat sehingga mempunyai kemampuan untuk memikirkan banyak alternatif dalam usaha memecahkan masalahhukum dan tidak melakukan pelanggaran hukum.

2.5. Pemerintah dan Rakyat2.5.1. PemerintahanSecara etimologis kata pemerintahan berasal dari kata perintah, yang artinya dapat diartikan sebagai berikut :1. Melakukan pekerjaan menyuruh/perkataan yang menyuruh melakukan sesuatu.2. Badan yang melakukan kekuasaan memerintah/ kekuasaan memerintah suatu negara (daerah negara) atau badan tertinggi yang memerintah negara (seperti kabinet termasuk pemerintahan)3. Perbuatan, cara, hal atau urusan dari badan yang memerintah tersebut.

Dari pengertian tersebut terpada perbedaan antara pemerintah dengan pemerintahan. Pemerintah dapat diartikan sebagai kekuasaan memerintah suatu negara, sedangkan pemerintahan sebagai perbuatan atau cara dalam memerintah.Pendapat para ahli :1. Sayre (dalam Suradinata) : pemerintah sebagai lembaga negara yang terorganisir yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya.2. Suradinata : pemerintah adalah oraganisasi yang mempunyai kekuatan besar dalam suatu negara, mencakup urusan masyarakat, teritorial, dan urusan kekuasan dalam rangka mencapai tujuan negara.3. Draha : pemerintah adalah segenap alat perlengkapan negara atau lembaga kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, pada umumnya pemerintah adalah sekelompok individu yang mempunyai wewenang tertentu untuk melaksanakan kekuasaan atau sekelompok individu yang mempunyai dan melaksanakan wewenang yang syah dan melindungi serta meningkatkan melalu perbuatan dan pelaksanaan berbagai keputusan yang dibuat pemerintah berdasarkan perundang-undangan baik tertulis maupun tidak.Pemerintah dalam arti luas adalah seluruh kegiatan penguasaan negara oleh lembaha pemegang kekuasaan negara dalam mencapai tujuan negara.Pemerintah dalam arti sempit adalah pelaksana penguasaan negara yang merupakan kegiatan penyelenggaraan eksekutif untuk memberikanpelayanan umum dan mengangkat kesejahteraan rakyat.Pemerintah dalam arti luas dalam konteks UUD 1945 adalah seluruh kegiatan penguasaan negara oleh Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, dan KY.2.5.2. RakyatDalam arti politis, rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu Negara atau menjadi penghuni Negara yang tunduk pada kekuasaan Negara itu. Rakyat merupakan unsur terpenting Negara karena rakyatlah yang pertama kali berkehendak membentuk Negara. Rakyat pula yang mulai merencanakan, merintis, mengendalikan, dan menyelenggarakan pemerintahan Negara.Di dalam suatu Negara, rakyat dapat dibedakan menjadi:a. Penduduk dan bukan pendudukb. Warga Negara dan bukan warga Negara (orang asing).Pembedaan rakyat berdasarkan hubungannya dengan daerah negaranya di dalam suatu Negara adalah sebagai berikut:a) Penduduk, adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah Negara (menetap). Biasanya, penduduk adalah mereka yang lahir secara turun-temurun dan besar di dalam suatu Negara tertentu.b) Bukan penduduk, adalah mereka yang berada di dalam suatu wilayah Negara hanya untuk sementara waktu. Contohnya, para turis mancanegara atau tamu-tamu instansi tertentu di dalam suatu Negara.Antara penduduk dan bukan penduduk dapat dibedakan berdasarkan hak dan kewajibannya. Misalnya, hanya yang berstatus penduduk saja yang dapat melakukan pekerjaan di suatu Negara.Sedangkan pembedaan rakyat berdasarkan hubungannya dengan pemerintah negaranya adalah sebagai berikut:a. Warga Negara, adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu Negara. Dengan kata lain, warga Negara adalah mereka yang menurut undang-undang atau perjanjian diakui sebagai warga Negara atau melalui proses naturalisasi.b. Bukan warga Negara (orang asing), adalah mereka yang masih mengakui Negara lain sebagai negaranya, dan belum diakui secara hukum. Yang bukan warga Negara adalah mereka yang berada dalam suatu Negara tertentu sebagai duta besar, konsuler, kontraktor, atau pedagang Negara asing.Antara warga Negara dan bukan warga Negara dapat dibedakan berdasarkan hak dan kewajibannya. Misalnya, warga Negara dapat memiliki tanah atau mengikuti pemilu, sedangkan yang bukan warga Negara tidak demikian.

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pelanggaran Nilai Etika3.1.1 Kasus ditemukannya bekas pelindung berserakan di gedung DPRA. Kronologi KasusSPEKTANEWS, Jakarta. Wajah para sekretaris anggota DPR RI yang cantik-cantik dan seksi itu boleh memerah karena skandal seks antara anggota dewan dengan para sekretarisnya yang dilakukan secara kilat di toilet-toilet gedung DPR RI mulai tercium khalayak luas. Kebobrokan moral anggota dewan dan sekretarisnya dilakukan tanpa lagi malu-malu. Setelah lampiaskan napsu, seenaknya mereka buang begitu saja bekas bungkus pelindung (kondom) di tempat sampah toilet.Bagi anggota dewan dan sekretarisnya, skandal seks di toilet DPR kelihatannya jauh lebih aman dan nyaman dibanding diluar sana yang resiko gegernya lebih besar. Bagaimana tidak akan menjadi geger. Kamera wartawan ada dimana-mana, sementara sebagai wakil rakyat, wajah mereka begitu mudah dikenali. Salah langkah sedikit saja bisa jadi konsumsi berita publik yang berakibat dipecat karena pelanggaran etika. Maka seks kilat di area gedung DPR menjadi pilihan paling aman.Beberapa lokasi di area gedung DPR RI situasinya memang sepi, termasuk toilet-toilet dan ruang-ruang yang banyak kosong tidak terpakai. Situasi ini semakin mendukung aksi skandal mereka. Ketua DPR RI, Marzuki Ali, tidak menampik skandal ini. Tapi ia tak dapat berbuat banyak kecuali hanya meminta supaya tidak ada lagi kondom-kondom yang ditemukan di tempat sampah.

Sebuah media ibukota melansir pernyataan pengamat politik, Karel Susetyo, bahwa gedung DPR yang luas memang rawan asmara seks dan perselingkuhan, banyak ruang kosong yang sepi dan jarang terpantau orang.Gedung luas dan tempat sepi ini yang menjadi rawan. Ini kan masalah moral. Tentu harus dikembalikan ke parpol, biar parpol yang bertanggung jawab, kenapa bisa memilih caleg tidak bermoral, tandas Susetyo.Media itu juga melansir data dari Badan Kehormatan DPR yang banyak menampung laporan dan aduan perselingkuhan antar anggota dewan ataupun dengan sekretarisnya. Aduan itu dilaporkan mulai dari suami atau istri para anggota dewan. Bahkan ada juga yang datang dari pihak luar yang mengetahui skandal seks di area gedung DPR.Skandal seks di lingkungan gedung DPR RI sudah bukan rahasia lagi. Petugascleaning serviceyang bertugas di sana sudah bosan dengan penemuan kondom yang berserakan hampir di setiap sudut gedung. Bahkan seorang petugas cleaning service mengaku tidak sengaja pernah memergoki pasangan mesum di dalam toilet. Tapi, lima lembar uang seratus ribuan pun masuk ke sakunya, katanya sebagai uang tutup mulut.Kasus perselingkuhan sesama staf anggota DPR pernah diungkap Ivan Fadilla terkait Venna Melinda, istrinya yang diyakini Ivan telah melakukan perselingkuhan dengan sesama anggota dewan. Dan karena sebab itu rumah tangga mereka akhirnya harus berpisah. B. Dampak Kasus Terhadap Keadilan RakyatDitemukannya bekas pelindung atau kondom berserakan di gedung DPR memang menjadi salah satu bukti bobroknya nilai etika para anggota Dewan Perwakilan Rakyat ini. Hal ini secara tak langgung menunjukkan bahwa gedung DPR tak ubahnya tampat-tempat sepi di lingkungan masyarakat yang sering dijadikan tempat untuk berbuat asusila.DPR seharusnya menjadi wakil dari rakyat, menyampaikan aspiraasi rakyat, kasus seperti ini justru menunjukkan bahwa DPR lebih menjadikan gedung ini sebagai tempat pemuas nafsu daripada tempat bekerja. Tim penulis juga tak bisa menyalahkan mereka jika mereka memiliki hawa dan nafsu. Mereka juga juga seorang manusia biasa. Tapi selain memiliki hawa nafsu manusia pada kenyataannya juga memiliki akal dan pikiran. Tak seharusnya mereka dengan mudah melampiaskan hawa nafsu mereka dan melakukannya di tempa yang sudah diamanahkan oleh rakyat sebagai tempat untuk bisa menyalurkan aspirasi mereka.Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk menghadapi penyakit masyarakat seperti ini berupa pelanggaran moral seperti ini di lingkungan masyarakat itu sendiri. Melakukan ronda malam atau memantau tempat-tempat gelap dan sepi yang biasa digunakan untuk berbuat tindakan asusila, memang banyak upaya yang telah dilakukan. Pemerintah sendiri juga telah memasang poster-oster dengan pola kalimat yang harusnya membuat para pelaku sadar, namun tak masih tak jarang ditemukan mereka-mereka yang melakukan tindakan yang tak seharusnya mereka lakukan. Entah oknum polisi yang menemukannya, entah itu masayarakat sendiri. Sebagian besar dari mereka yang tertangkap basah melakukan hal itu adalah para remaja yang kemungkinan memang masih labil atau baru saja melewati msa itu.Menegakkan hal yang benar tentu saja memang tidak salah. Namun dalam sudut pandang salah dari Tim Penulis, terkadang bayak penaganan yang salah dalam pelaksanaannya. Sebagai contoh yang pernah Tim Penulis dengar sendiri dari masyarakat, oknum polisi yang menangkap justru memaksa para pelaku memperlihatkan bagian yang tidak sepantasnya diperlihatkan dan mendokumentasikannya lewat video, lalu meminta sejumlah uang sebagai denda. Bagi tim penulis secara pribadi itu lebih terlihat seperti modus penegakkan keadilan. Mereka memuaskan nafsu mereka dengan berlindung dibalik kata untuk membuat mereka jera. Tak sedikit dari pelaku merasa depresi akan hal itu, dan dari satu sudut pandang hal tersebut memang baik agar mereka tak mengulanginya lagi. Hanya saja salah satu anggota Tim Penulis pernah mendengar kabar bahwa dari kasus tersebut banyak yang bunuh diri saking depresinya, dan juga beberapa diantara mereka depresi karena tersebarnya video yang merekam hal tersebut. Ironinya, hal yang terjadi dalam lingkungan gedung DPR itu justru kebalikkannya. DPR yang seharusnya jadi wakil rakyat justru jadi pelakunya. Karel Susetyo pun berkomentar akan masalah moral ini dan justru mengatakan untuk mengembalikan masalah ini kepada partai politik yang bersangkutan. Tapi disanalah Penulis merasa terdapat ketidakadilannya terhadap masyarakat. Ketika masyarakat biasa harus dihukum dengan cara yang tidak pantas dan menyebabkan depresi hingga bunuh diri, Para anggota DPR bisa membayar uang ratusan ribu sebanyak beberapa lembar untuk tutup mulut.3.1.2 Tersebarnya video mesum pejabat siakA. Kronologi KasusPEKANBARU, GORIAU.COM - Pembuatan sekaligus penyebaran video asusila yang diduga m elibatkan seorang pejabat eselon II Pemerintah Kabupaten Siak masih terus diusut. Kriminolog meminta kepolisian harus tuntas."Kalau tidak, itu justru menjadi preseden buruk bagi kepolisian dan juga pemerintah daerah," kata Kriminolog dari Universitas Islam Riau, Syahrul Akmal Latif kepada wartawan di Pekanbaru, Minggu (17/11/2013).Pernyataan Syahrul merupakan tanggapan atas hebohnya peredaran video asusila diduga melibatkan pejabat eselon II di Pemkab Siak sejak satu pekan terakhir. Penyebaran video tersebut dilakukan melalui jejaringan sosial per selular namun secara berantai.Menurut kriminolog, kasus tersebut sangat menarik diungkap dan pelakunya, baik itu pembuat dan penyebarnya harus mendapatkan sanksi hukuman yang berat. "Ada apa sebenarnya dengan sumpah jabatan dan profesi. PNS yang seharusnya menjadi panutan malah berbuat asusila yang memalukan. Sebagai pelaku dalam video itu, dia juga baiknya mendapatkan sanksi tegas dari lembaga tempatnya bekerja," kata dia.Kasus ini menurut dia sangat perlu diungkap dengan jelas agar diketahui motif dan tujuan pelaku dalam pembuatan dan penyebarannya. Ada beberapa indikasi motif mengapa pelaku begitu tega atau bahkan tak cerdas sehingga melakukan perbuatan memalukan itu.Pertama, demikian Syahrul, pelaku memiliki dendam pribadi dengan pemeran utama dalam video tersebut setelah keinginannya tidak terpenuhi atau adanya masalah pribadi lainnya.Selanjutnya, kata dia, pelaku sengaja merekam berbuatan asusila tersebut untuk kepentingan pribadi atau kelompok. "Istilahnya itu, pelaku ini memesar korban. Korban yang saya maksud adalah laki-laki di dalam video itu," katanya.Kemudian, kata Syahrul, ada indikasi motif bahwa penyebaran video asusila itu berkaitan dengan kepentingan yang politis.Pada kasus pembuatan dan penyebaran video asusila ini, seorang aktor tersebut yang diindikasi sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Siak telah megajukan surat pengunduran diri. Sementara si aktris atau pelaku perempuan dalam video tersebut, sejauh ini masih belum diketahui identitasnya.Kepolisian Daerah Riau bersama jajaran sebelumnya mengakui masih menyelidiki kasus tersebut.(fzr)B. Dampak Kasus Terhadap RakyatDunia maya memang dunia yang yang memudahkan kita dalam berbagi informasi. Ditambah dengan berkembangnya jejaring sosial sekarang, komunikasi pun berkembang jauh lebih mudah dan cepat daripada sebelumnya. Fitur chat sekarang pun menjadi fitur favorit untuk berkomunikasi dimana kita mengetikkan sebuah kalimat dan saat kita mereka mengirimkan pesan tersebut segara sampai kepada pihak penerima. Tak hanya penyebaran pesan, penyebaran audio dan video pun tak kalah mudahnya.Kita contohkan saja media youtube. Situs terpopuler untuk mengunggah video saat ini. Kita bisa melihat bagaimana cepatnya berkembang informasi lewat dunia youtube. Banyak kita lihat mereka-mereka yang terkenal karena situs upload video yang satu ini. Kita pernah mendengar nama sinta jojo yang terkenal dalam waktu singkat karena lipsync keong racunnya, atau briptu norman karena lipsync salah satu lagu berbahasa india. Dua orang tersebut cukup untuk mewakili mereka yang begitu cepat menjadi terkenal karena video yang mereka unggah.Namun tak selamanya hal positif saja yang berkembang dengan cepat di dunia maya. Hal-hal negatif pun mampu berkembang tak kalah cepatnya. Sebagai contoh kasus bisa dilihat pada kasus video mesum pejabat Siak diatas. Video ini tersebar begitu cepat melalui jejaring sosial dan juga selular secara berantai.Pernyataan kriminolog dalam kasus tersebut didukung sepenuhnya oleh Tim Penulis. Para pelaku dan penyebar video tersebut memang harus mendapatkan sanksi yang berat. Memang benar kita harus mempertanyakan ada apa dengan sumpah jabatan dan profesi. Apakah mereka mengucapkan hal-hal tersebut tanpa menanamkannya dalam hati? Percuma saja jika mereka disumpah dulu sebelum jabatan dipegang jika hanya sebatas kata saja tanpa ada pengamalannyaPara pejabat harusnya menjadi panutan bagi masyarakat. Tapi itulah yang menjadi sumber ke khawatiran jika pejabatnya saja seperti itu. Jika kita akan mencontoh seseorang dan seseorang tersebut salah, tentu kita juga akan melakukan kesalahan sama atau bahkan lebih buruk daripada orang yang kita contoh.Sebenarnya hal tersebut tidak masalah jika memang pada dasarnya masyarakat sudah bisa membedakan baik dan buruk dan menyaringnya. Dengan begitu masyarakat bisa memilih mana yang baik dan mencontohnya dan mana yang buruk dan membuangnya. Yang menjadi kecemasan saat ini adalah mereka yang baru menginjak masa remaja dan bisa dibilang masih berada di bawah umur yang mampu untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Remaja yang masih mencari kebenaran dan memiliki kebenaran mereka sendiri.Kita sendiri dapat melihat bahwa pengguna internet kebanyakan berasal dari kalangan remaja sesuai dengan kategori diatas. Seperti contohnya saat kita pergi ke warnet akan terlihat mayoritas usernya adalah remaja. Penulis sendiri paham jika orang tua akan lebih mengawasi putra-putri mereka dalam usia itu. Tapi bagaimana orangtua akan memantau remaja mereka jika putra dan putri mereka memilih online di warnet sebagai tempat mereka untuk berselancar di dunia maya. Tak ada batasan bagi mereka untuk mengakses informasi entah itu baik atau itu buruk. Sekarang kita bayangkan apa yang akan terjadi jika video pejabat tersebut tersebar di dunia maya. Dengan penuh rasa penasaran tentu mereka ingin menontonnya. Dan selanjutnya kita bayangkan apa yang terjadi jika remaja yang baru saja mengenal kata cinta melihat video semacam itu. Pada akhirnya kerusakan moral pejabat akan jadi awal bagi kerusakan generasi para penerus bangsa.3.1.3 Pemeriksaan Wakil Presiden di Istana1. Kronologi KasusJAKARTA, suaramerdeka.com -Pemeriksaan terkait penyidikan kasus Bank Century oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap Wakil Presiden Boediono di kantor Istana Wapres, menimbulkan tanda tanya dan diskriminasi. Hal itu juga semakin menguatkan kesan publik bahwa KPK mengistimewakan Boediono."Padahal setiap warga negara sama kedudukannya dihadapan hukum. Lazimnya, pemeriksaan dilakukan penyidik terhadap saksi di Gedung KPK," kata anggota Timwas Bank Century DPR Bambang Soesatyo, Sabtu (23/11).Menurutnya, hal itu jelas berbeda saat pemeriksaan terhadap mantan Wapres Jusuf Kalla, yang dilakukan di Gedung KPK. Selain itu, penyidik KPK juga terkesan 'diam-diam' saat melakukan pemeriksaan terhadap Boediono."Meski demikian, Boediono dan dewan gubernur Bank Indonesia yang lain tidak bisa lepas dari tanggung jawab. Hal itu mengingat kasus tersebut sudah demikian telanjang di mata publik. Tidak ada lagi yang bisa ditutupi," ujarnya.Dia berpandangan, sudah sepatutnya pemeriksaan terhadap Boediono lebih diintensifkan dan segera dituntaskan. Hal itu agar tidak menyandera KPK dan pemerintahan yang sebentar lagi akan berakhir."Kami berharap, kasus ini bisa tutup buku sebelum masa kerja DPR periode ini berakhir. Hal itu agar tidak menjadi beban dan menjadi persoalan politik baru pada pemerintahan yang akan datang," tandas politikus Partai Golkar itu.Terpisah, inisiator Hak Angket Century M. Misbakhun mempertanyakan mengapa KPK memeriksa Boediono di Istana Wapres. Menurutnya, hal itu adalah sebuah upaya dan strategi menggunakan jabatan sebagai tempat berlindung dari jerat hukum."Mengapa Boediono menggunakan simbol-simbol informal kenegaraan? Seharusnya dia menghindari penggunaan fasilitas negara terkait kasus masa lalu yang membelit dirinya. Penggunaan Istana Wapres adalah sebuah upaya untuk itu," tukasnya.Pemilihan tempat itu juga dinilainya aneh. Sebab, keterlibatan Boediono tidak kaitannya dengan jabatannya sebagai wapres. Apalagi ketika kasus tersebut terjadi, jabatan Boediono adalah gubernur BI."Kenapa kemudian tiba-tiba fasilitas istana digunakan sebagai tempat pemeriksaan Boediono? Ini perlu dicermati dengan seksama," kritiknya.Dikatakan, penggunaan istana untuk berlindung dari jerat hukum, tidak boleh menyurutkan keberanian dan langkah KPK dalam mengusut dugaan keterlibatan Boediono. Selain itu, setiap langkah KPK untuk mengusut keterlibatan Boediono dalam dugaan keterlibatnnya dalam kasus itu harus didukung oleh seluruh rakyat Indonesia."Saya yakin KPK akan mencatat sejarah dan sebuah keberanian baru, dimana akan ada wapres yang ditetapkan sebagai tersangka. Itu adalah jabatan yang sangat tinggi sebagai tersangka," tegasnya.Misbakhun menambahkan, sebagai orang yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang menjunjung tinggi etika birokrasi, seharusnya Boediono tahu bahwa Istana Wapres tidak ada kaitannya dengan kasus Century. Sebaliknya, Boediono justru akan menuai pujian yang tinggi apabila dia bersedia secara sukarela untuk diperiksa di kantor KPK.Hal itu sebagaimana dilakukan oleh pejabat negara yang lain. Jika hal itu dilakukan, maka akan menjadi tauladan yang baik bagi rakyat. Hal itu mengingat posisi Boediono saat ini.1. Dampak Kasus Terhadap RakyatMungkin masih terekam jelas dalam ingatan kita kasus Bank Century yang mengaitkan beberapa nama yang sudah cukup besar didalamnya. Dan dalam berita pada point 3.1.3 dijelaskan bahwa KPK memeriksa Wakil Presiden Indonesia Boediono. Namun pemeriksaan yang dilakukan di Istana tentu akan menimbulkan pertanyaan bagi beberapa orang. Entah itu posisinya sebagai saksi atau tersangka, tidakkah itu memperlihatkan jika KPK mengistimewakan Wakil Presiden Boediono?Beberapa orang mungkin melihat hal itu wajar saja. Perbedaan sudut pandang dari kepala yang berbeda tidak mungkin dihindari. Mungkin beberapa orang mendukung KPK dan kan berkata mengatakan kalau semua itu normal saja karena Boediono tetaplah wakil presiden Indonesia. Bahkan dalam sebuah forum, seseorang pernah menyatakan bahwa hal itu biasa saja, justru Bambang Soesatyo lah yang menurut mereka terlalu berlebihan. Tapi secara pribadi Tim Penulis lebih mendukung Bambang Soesatyo salah satu anggota Timwas Bank Century.Pernyataan bahwa Boediono adalah wakil presiden Indonesia tidak bisa disangkal kebenarannya. Namun pemeriksaan wakil presiden di istana negara itu wajar untuk dipertanyakana. Masalahnya hal itu sudah dijelaskan sendiri dalam pasal 27 ayat 1. Bukankah disana dijelaskan bahwa kedudukan setiap warga negara itu sama didepan hukum?Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad semdiri pernah memastikan bahwa pihaknya akan bekerja secara profesional sebagai penegak hukum. Semua warga negara Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, akan dijeratnya bila terbukti melakukan tindak pidana korupsi."Yang ingin saya sampaikan kepada saudara bahwa KPK bekerja secara profesional dan on the track kemudian equality before the law. Semua warga negara sama kedudukannya di depan hukum. Presiden sama kedudukannya di depan hukum," kata Abraham Samad saat dikonfirmasi soal munculnya Presiden SBY dalam Audit Investigatif Tahap II BPK terkait Hambalang seperti yang dikutip dari Tribunnews.Dalam beberapa alasan mungkin ada hal yang membuat wakil presiden boediono dan KPK memutuskan untuk melakukan pemeriksan di Istana negara. Dan mungkin ada beberapa orang yang mendukung keputusan KPK tepat untuk kemudahan semuanya. Tapi pertanyaannya sekarang, benarkah fungsi istana negara untuk itu? Sebagai seorang muslim, tim penulis sendiri ingat dengan kisah khalifah yang mematikan penerangan ketika tamu yang datang tidak bertujuan untuk urusan kenegaraan dengan alasan penerangan itu dibayar dari uang rakyat dan dinyalakan sesuai dengan fungsinya. Tidakkah KPK punya kantor sendiri? Bukankah yang namanya adil itu meletakkan sesuatu pada tempatnya. Karena itu Penulis merasa keputusan yang di ambil oleh KPK dan Boediono untuk melakukan pemeriksaan di istana negara terasa kurang transparan dan kurang tepat.

3.2 Pelanggaran Nilai Hukum2. Kasus Akil MochtarA. Kronologi KasusTRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif,Akil Mochtar sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di samping pidana suap dan gratifikasi.Penerapan TPPU untuk Akil ini diputuskan dalam ekspose atau gelar perkara jajaran pimpinan dan penyidikKPKbeberapa waktu lalu."Forum ekspose diKPKpada beberapa hari lalu setuju untuk meningkatkan sprindik TPPU atas tersangka AM (Akil Mochtar)," kata Wakil KetuaKPKBambang Widjojanto, seperti dilansir Tribunnews dari Kompas.com, Sabtu (26/10/2013).Menurut Bambang, Akil dijerat dengan Pasal 3 Undang-Undang Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Bambang juga mengatakan, pihaknya berterimakasih atas dukungan publik yang memberikan informasi seputar aset yang dimiliki Akil dan tersangka lainnya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan."KPK juga ingin ucapkan terima kasih atas informasi yang diberikan publik atas aset dan kekayaan tersangka AM, juga tersangka lainnya seperti TCW," ucapnya.Sebelumnya,KPKmenetapkan Akil sebagai tersangka terkait dugaan suap penanganan sengketa Pilkada di Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan Lebak, Banten. Akil dijerat dengan Pasal 12 huruf c, Pasal 6 ayat (2), Pasal 12B UU No.20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.Belakangan,KPKmenambah pasal sangkaan dalam kasus Akil, yakni pasal dugaan penerimaan gratifikasi, Pasal 12 B Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Akil diduga menerima pemberian hadiah terkait kepengurusan perkara lain di MK.(Icha Rastika/Kompas.com)B. Dampak KasusKasus akil berdampak besar bagi masyarakat dan menimbulkan luka yang cukup dalam. Mungkin masyarakat merasakan ketidak-adilan terjadi dari pihak mahkamah konstitusi sehingga sekarang masyarakat mulai kehilangan kepercayaannya pada mahkamah konstitusi. Sebagai salah satu contohnya, kita dapat melihat kerusuhan yang terjadi di maluku. Setelah ditangkapnya akil dengan kasusnya yang penulis ambil dari situs tribunnews.com, sepertinya rakyat sudah mulai kehilangan kepercayaan terhadap Mahkamah Konstitusi dan menilai semua hakim itu memiliki tingkah laku yang sama.Sejumlah pengunjung sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Provinsi mengamuk di ruang sidang lantai 2 Gedung Mahkamah Konstitusi. Saat itu, majelis hakim konstitusi sedang membacakan amar putusan yang menyatakan tidak dapat menerima secara keseluruhan permohonan PHPU tersebut.Seketika itu, sebuah mikrofon pun melayang ke arah meja konstitusi yang berjumlah 8 orang. Mikrofon tersebut mengarah lurus ke arah hakim konstitusi Ahmad Fadli. Beruntung mikorofon yang dilempar tidak mengenainya. Tak hanya itu, kaca-kaca yang ada di sekitar ruang sidang oecah dan barang-barang yang ada di ruang sidang pun berserakan dan berantakan. Sesaat setelah terjadi perusakan, polisi yang berjaga di gedung MK langsung masuk dan mengamankan orang-orang yang terlibat. Hal seperti ini jelas meperlihatkan betapa tidak puasnya rakyat dan kecewanua mereka kepada mahkamah konstitusi.3. Solusi yang Tepat untuk Problematika Nilai, Moral, dan Hukum di IndonesiaAda beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan nilai, moral, dan hokum di Indonesia, diantaranya adalah:a. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan kepribadian seseorang.b. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.c. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.d. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak,diharapkan, dengan bekal pembinaan moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus atau terpengaruh pada hal-hal yang negatif.e. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.f. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya mubazir (sia-sia). Lakukan semua kegiatan yang diminati selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir prestasi.

Seharusnya para penegak hukum mampu menegakkan hukum seadil-adilnya, tidak ada lagi diskriminan terhadap si miskin sehingga terciptalah keadilan.Permasalahanhukum di Indonesia dapat diminimalisasimelalui proses pendidikan yang diberikan kepada masyarakat, diharapkan wawasan pemikiran mereka pun semakin meningkat sehingga mempunyai kemampuan untuk memikirkan banyak alternatif dalam usaha memecahkan masalahhukum dan tidak melakukan pelanggaran hukum.

BAB IVPENUTUP4.1 Kesimpulan1. Manusia, nilai, moral dan hukum adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling menunjang. Sebagai warga negara kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai, moral dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.2. Di Indonesia Hukum dalam pengaplikasiannya belum berjalan dengan semestinya. Masih banyak pelanggaran-pelanggaran hukum yang terjadi dan belum ditindak sesuai dengan aturan hukum yang sebenarnya. Hukum di Indonesia lebih memihak kepada mereka yang memiliki kedudukan.4.2 Saran1. Sebagai generasi penerus bangsa sebaiknya kita jangan meniru contoh para pejabat sekarang ini nilai agama moral harus ditanamkan ke dalam diri sematang-matangnya.2. Penegakan hukum harus memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian hukum. Karena, tujuan hukum antara lain adalah untuk menjamin terciptanya keadilan (justice), kepastian hukum (certainty of law), dan kesebandingan hukum (equality before the law).3. Sebaiknya pemerintah Indonesia beserta aparatur pengawas hukum menegakkan dan menjalankan hukum dengan sebaik-baiknya dan bertindak adil. Hal itu dilakukan agar tidak timbul lagi berbagai problematika dalam nilai,moral,dan hukum di Indonesia.4. Kita sebagai mahasiswa hendaknya menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan koridor yang telah ditentukan agar tidak timbul problematika dalam hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Arafat, Lathif. 2012. ISBD. http://liliputsupercrazy.blogspot.com/2012/10/problematika-nilaimoraldan-hukum-dalam.html (diakes 14 November 2013)

Ifa. 2011. Problematika Nilai,Moral,Dan Hukum Dalam Masyarakat Dan Negara.http://ifashinee.blogspot.com/2011/01/makalah-isbd-problematika-nilaimoraldan.html (diakes 13 November 2013)

Gordan, Mecca. 2013. Kondom Bekas Berserakan Di Gedung DPR. http://www.spektanews.com/2013/09/kondom-bekas-berserakan-di-gedung-dpr.html ( diakses 13 November 2013)

Huki, Luci. 2013. Pengertian Penduduk, Rakyat, dan Warga Negara. http://blogbelajar-pintar.blogspot.com/2013/09/pengertian-rakyat-penduduk-dan-warga.html (diakes 20 November 2013)

Muhaemin. 2013. Pengertian Pemerintah dan Pemerintahan http://www.slideshare.net/Muhaemin93/pengertian-pemerintah-dan-pemerintahan (diakes 21 November 2013)

Fdr. 2013. Inilah Indikasi Motif Pembuatan dan Penyebaran Video Mesum Pejabat Siak . http://www.goriau.com/berita/riau/inilah-indikasi-motif-pembuatan-dan-penyebaran-video-mesum-pejabat-siak.html ( diakses 23 november 2013)

Sasuni. 2013. Akil Mochtar Ditetapkan Sebagai Tersangka TPPU. http://www.tribunnews.com/nasional/2013/10/26/akil-mochtar-ditetapkan-sebagai-tersangka-tppu ( diakses 23 november 2013)

Susilo , Saktia Andri.2013. Pemeriksaan Boediono di Istana Wapres Timbulkan Tanda Tanya. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/11/23/180704/Pemeriksaan-Boediono-di-Istana-Wapres-Timbulkan-Tanda-Tanya ( diakses 23 november 2013)8