KELOMPOK 4
-
Upload
rizki-amanda -
Category
Documents
-
view
181 -
download
1
Transcript of KELOMPOK 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu terkait dengan masalah kesehatan wanita. Wanita dengan
perkembangan dan pertumbuhannya melalui masa bayi, anak, remaja, ibu (hamil,
melahirkan, menyusui) dan usia lanjut. Berbagai peran yang dilakukan tenaga
kesehatan lainnya. Bidan dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola, peneliti
dan pendidik. Sebagai pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat
(peran pemimpin). Di samping mendidik, bidan dapat berperan sebagai penyuluh
dan penasehat (konselor).
Sebagai promoter kesehatan yang merupakan salah peran bidan adalah
memberikan penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan
kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila
mereka memahaminya dengan baik serta menguntungkan bagi diri dan
lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima
pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah
melalui promosi kesehatan. Adapun sasaran promosi kesehatan dalam praktik
kebidanan adalah : neonatus, bayi, anak balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu menyusui, PUS/WUS, klimakterium/menopause.
B. Rumusan Masalah
Lingkup promosi kesehatan dalam praktik kebidanan menurut sasarannya
meliputi :
1. Ibu bersalin
2. Ibu nifas
3. Ibu meneteki
4. PUS/WUS
5. Klimakterium/monopause
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menjelaskan dan menerangkan
lingkup promosi kesehatan dalam praktik kebidanan dengan sasaran ibu bersalin,
nifas, meneteki, PUS/WUS dan klimaterium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lingkup Promosi Kesehatan Ibu Bersalin
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan
persalinan, nutrisi dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan
keluarga serta mengurangi rasa sakit.
Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya depresi
saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal yang wajar
tetapi seorang bidan harus mampu mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah
memberikan promosi kesehatan ibu bersalin. Persainan dan kelahiran merupakan
proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial
yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai,
peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan
promosi kesehatan dapat mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan depresi ibu
bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum bersalin, misalnya
saat hamil trimester III.
B. Lingkup Promosi Kesehatan Ibu Nifas
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan,
ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam
nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.
Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa
nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu
merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat.
Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga
ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan
makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan
kesehatan, bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun
sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan
misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air
putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu
nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada
ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.
C. Lingkup Promosi Kesehatan Ibu Menyusui
Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor
kesehatan, bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui.
Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat
melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.
Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi
kebersihan diri, istirahat, sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan
kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak
ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang
sudah beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang
berbau amis karena akan menyebabkan ASInya amis. Disinilah tugas bidan untuk
meluruskan mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu
menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.
D. Lingkup Promosi Kesehatan PUS/WUS
Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil,
keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada
kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian
tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat yang
diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi yang
diberikan bersifat pribadi dan sensitif.
Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan
kesehatan, akibat gangguan sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak
berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap kondisi psikologis dan
lingkungan sosial klien itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks,
perlu dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan
kesehatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut
mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang
pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat
mental WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.
E. Lingkup Promosi Kesehatan Klimakterium/Monopause
Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi
nutrisi, psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga san support
tenaga kesehatan.
Masa menopause merupakan fase yang selalu terjadi pada wanita yang
menginjak umur 44 tahun dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang
wanita belum siap menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa
seorang wanita yang mengalamim menopause adalah wanita yang tidak berguna.
Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui
ketakutan-ketakutan yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya
secara fisik wanita sering merasa dirinya tidak cantik lagi, berkulit keriput,
berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara biologis kekhawatiran tidak mampu
melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan seksual. Secara
psikologis sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang
hari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan
persalinan, nutrisi dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan
keluarga serta mengurangi rasa sakit.
2. Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan,
ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam
nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.
3. Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor
kesehatan, bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu
menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu
dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.
4. Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil,
keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.
5. Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi
nutrisi, psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga san support
tenaga kesehatan.
B. Saran