KELOMPOK 4

10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu terkait dengan masalah kesehatan wanita. Wanita dengan perkembangan dan pertumbuhannya melalui masa bayi, anak, remaja, ibu (hamil, melahirkan, menyusui) dan usia lanjut. Berbagai peran yang dilakukan tenaga kesehatan lainnya. Bidan dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola, peneliti dan pendidik. Sebagai pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat (peran pemimpin). Di samping mendidik, bidan dapat berperan sebagai penyuluh dan penasehat (konselor). Sebagai promoter kesehatan yang merupakan salah peran bidan adalah memberikan penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila mereka memahaminya dengan baik serta menguntungkan bagi diri dan lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah melalui promosi kesehatan. Adapun sasaran promosi kesehatan dalam

Transcript of KELOMPOK 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan ibu terkait dengan masalah kesehatan wanita. Wanita dengan

perkembangan dan pertumbuhannya melalui masa bayi, anak, remaja, ibu (hamil,

melahirkan, menyusui) dan usia lanjut. Berbagai peran yang dilakukan tenaga

kesehatan lainnya. Bidan dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola, peneliti

dan pendidik. Sebagai pengelola, bidan memimpin kelompok atau masyarakat

(peran pemimpin). Di samping mendidik, bidan dapat berperan sebagai penyuluh

dan penasehat (konselor).

Sebagai promoter kesehatan yang merupakan salah peran bidan adalah

memberikan penerangan dan pendidikan sesuai sasaran untuk meningkatkan

kesehatan. Sasaran akan dapat menerima pelayanan kesehatan yang diberikan bila

mereka memahaminya dengan baik serta menguntungkan bagi diri dan

lingkungan mereka. Upaya untuk meyakinkan sasaran agar dapat menerima

pelayanan kesehatan yang memberi manfaat bagi mereka tidak lain adalah

melalui promosi kesehatan. Adapun sasaran promosi kesehatan dalam praktik

kebidanan adalah : neonatus, bayi, anak balita, remaja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas, ibu menyusui, PUS/WUS, klimakterium/menopause.

B. Rumusan Masalah

Lingkup promosi kesehatan dalam praktik kebidanan menurut sasarannya

meliputi :

1. Ibu bersalin

2. Ibu nifas

3. Ibu meneteki

4. PUS/WUS

5. Klimakterium/monopause

C. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menjelaskan dan menerangkan

lingkup promosi kesehatan dalam praktik kebidanan dengan sasaran ibu bersalin,

nifas, meneteki, PUS/WUS dan klimaterium.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Lingkup Promosi Kesehatan Ibu Bersalin

Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan

persalinan, nutrisi dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan

keluarga serta mengurangi rasa sakit.

Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya depresi

saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal yang wajar

tetapi seorang bidan harus mampu mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah

memberikan promosi kesehatan ibu bersalin. Persainan dan kelahiran merupakan

proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial

yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai,

peranan ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan

promosi kesehatan dapat mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan depresi ibu

bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum bersalin, misalnya

saat hamil trimester III.

B. Lingkup Promosi Kesehatan Ibu Nifas

Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan,

ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam

nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.

Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa

nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu

merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan kesempatan untuk beristirahat.

Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan melalui keluarga

ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan

makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.

Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan

kesehatan, bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun

sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu. Pendidikan kesehatan yang diberikan

misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air

putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu

nifas dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada

ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.

C. Lingkup Promosi Kesehatan Ibu Menyusui

Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor

kesehatan, bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui.

Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat

melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.

Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi

kebersihan diri, istirahat, sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan

kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak

ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang

sudah beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang

berbau amis karena akan menyebabkan ASInya amis. Disinilah tugas bidan untuk

meluruskan mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu

menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.

D. Lingkup Promosi Kesehatan PUS/WUS

Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil,

keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.

Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan pada

kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah. Penyampaian

tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat intelektual klien. Nasehat yang

diberikan menggunakan bahasa yang mudah dicerna, karena informasi yang

diberikan bersifat pribadi dan sensitif.

Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan

kesehatan, akibat gangguan sistem reproduksi. Gangguan sistem reproduksi tidak

berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap kondisi psikologis dan

lingkungan sosial klien itu sendiri. Bila masalah kesehatan itu sangat kompleks,

perlu dikonsultasikan ke ahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan

kesehatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut

mempengaruhi kondisi WUS/PUS yang akan memasuki pintu gerbang

pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat

mental WUS/PUS dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.

E. Lingkup Promosi Kesehatan Klimakterium/Monopause

Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi

nutrisi, psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga san support

tenaga kesehatan.

Masa menopause merupakan fase yang selalu terjadi pada wanita yang

menginjak umur 44 tahun dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang

wanita belum siap menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa

seorang wanita yang mengalamim menopause adalah wanita yang tidak berguna.

Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus mengetahui

ketakutan-ketakutan yang mungkin dialami pada masa menopause, misalnya

secara fisik wanita sering merasa dirinya tidak cantik lagi, berkulit keriput,

berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara biologis kekhawatiran tidak mampu

melayani suami karena dirasakan sakit saat berhubungan seksual. Secara

psikologis sering mengalami susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang

hari.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan

persalinan, nutrisi dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan

keluarga serta mengurangi rasa sakit.

2. Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan,

ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam

nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian ASI.

3. Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor

kesehatan, bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu

menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu

dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.

4. Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan hamil,

keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan produktifitas.

5. Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause meliputi

nutrisi, psikologis, olah raga, kesehatan umum, support keluarga san support

tenaga kesehatan.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://susi-kusniati.blogspot.com/2011/11/lingkup-promosi-kesehatan-dalam-praktek.html

http://dharaayuning.blogspot.com/2012/04/konsep-promosi-kesehatan.html