KELOMPOK 4

download KELOMPOK 4

of 72

Transcript of KELOMPOK 4

Sistem Endokrin & Sistem Digestive

KELOMPOK 4KETUA : SUCI NURULLAXMI ANGGOTA: LUTVIA J. GUE DEIS SATRIANI HIOLA SRI WAHYUNI BAGU VIDYA V. HIDAYAT HAMKA FEBRIANSYA DAALIUWA MELKI USMAN OKTABRIANDI YUNUS RULISMAN JULI HAMZAH

SISTEM ENDOKRIN

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya lansung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan. Fungsi kelenjar endokrin : Menghasilkan hormone yang di alirkan kedam darah yang di perlukan oleh jaringan dalam tubuh tertentu. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh Merangsang aktifitas kelenjar tubuh Merangsang pertumbuhan jaringan Mengatur metabolism oksidasi meningkatkan apsorsi blukosa pada usus halus Mempengaruhi metabolisme lemak protein,hidratarang vitamin, mineral dan air.

Anatomi Dan Fisiologi

Macam-macam Kelenjar :

1. Kelenjar HipofiseSuatu kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi hormone dari semua organ-organ endokrin. Fisiologi kelenjar hipofise Fungsi kelenjar hippofise dapat diatur oleh susunan saraf pusat melalui hipotalamus.

2. Kelenjar TiroidKelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring. Fisiologi kelenjar tiroid Kelenjar ini menghasilkan hormone tiroksin yang memegang peranan penting dalam mengatur metabolism yang di hasilkannya, merangsang laju sel-sel dalam tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan penting dalam pengawasan metabolism secara keseluruhan.

3. Kelenjar Paratioid Kelenjar ini terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan hormone paratiroksin. Fisiologi kelenjar paratiroid Diatur dan diawasi oleh kelenjar hipofise. Hormone paritiroksin ( HPT ) adalah kosentrasi ion-ion kalsium yang terdapat dalam cairan ekstraseluler. 4. Kelenjar Timus Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahandan terdiri atas 2 lobus. Fisiologi kelenjar timus Suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis.

5. Kelenjar Suprarenal/adrenalKelenjar suprarenal/ adrenal jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Fisiologi kelenjar suprarenal 1. Glikokortikoid 2. Mineralokortikoid 3. Pengaturan sekresi katekolamin

6. Kelenjar PienalisKelenjar pienalis ( epifise) ini terdapat didalam kotak ( ventrikel ) berbentuk kecil merah seperti sebuah cemara. Fisiologi kelenjar pienalis. Mekanisme kerja insulin Meningkatkan transport glukosa dalam sel/jaringan tubuh Meningkatkan transport asam amino kedalam sel Meningkatkan sintesis protein di otak dan di hati. Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase dan meningkatkan sintesis lipid. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cair sekresi.

7. Kelenjar Pankreatika Kelenjar ini terdapat di belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari selsel alfa dan beta. 8. Kelenjar Kelamin Kelenjar testis terdapat pada pria, terletak pada skrotum dan menghasilkan hormone testosterone. Kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium disamping kiri dan kanan uterus.

Pengkajian Pemeriksaan Fisik

Melalui pemeriksaan fisik terdapat dua aspek utama yang dapat di gambarkan yaitu: Kondisi kelenjar endokrin Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari kondisi endokrin Pemeriksaan fisik terhadap kondisi kelenjar hanya dapat dilakukan terhadap kelenjar tyroid dan kelenjar gomad pria (testes).

Secara umum, tekhnik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan: 1. Inspeksi Penampilan umum klien apakah tampak kelemahan berat, sedang dan ringan dan sekaligus amati bentuk dan proporsi tubuh. Pada pemeriksaan wajah, fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti bentuk dahi, rahang dan bibir. Pada mata amati adanya edema periorbita dan exopthalmus serta apakah ekspresi wajah datar atau tumpul.

Amati lidah klien terhadap kelainan bentuk dan penebalan, ada tidaknya tremor pada saat diam atau bila digerakkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada gangguan tiroid. Didaerah leher, apakah leher tampak membesar, simetris atau tidak. Pembesaran leher dapat disebabkan pembesaran kelenjar tiroid dan untuk meyakinkannya perlu dilakukan palpasi. Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat mengidentifikasikan kelebihan cairan atau kegagalan jantung.

Amati warna kulit ( hiperpigmentasi atau hipopigmentasi) pada leher, apakah merata dan cacat lokasinya dengan jelas. Bila dijumpai kelainan kulit leher, lanjutkan dengan memeriksa lokasi yang lain di tubuh selakigus. Infeksi jamur, penembuhan luka yang lama, bersisik dan petechiae lebih sering dijumpai pada klien dengan hiperfungsi adrenokortikal. Hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut dijumpai pada klien hipofungsi kelenjar adrenal.

Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit tampak pada hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun. Hipopigmentasi biasa terjadi di wajah, leher, dan ekstremitas. Penumpukan masa otot yang berlebihan pada leher bagian belakang yang biasa disebut Bufflow neck atau leher/punuk kerbau dan terus sampai daerah clavikula sehingga klien tampak seperti bungkuk, terjadi pada klien hiperfungsi adrenokortikal. Amati bentuk dan ukuran dada, pergerakan dan simetris tidaknya.

Ketidakseimbangan hormonal khususnya hormon seks akan menyebabkan perubahan tanda seks sekunder, oleh sebab itu amati keadaan rambut axila dan dada. Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme. Pada buah dada amati bentuk dan ukuran, simetris tidaknya, pigmentasi dan adanya pengeluaran cairan. Striae pada buah dada atau abdomen sering dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal

Bentuk abdomen cembung akibat penumpukan lemak centripetal dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal. Pada pemeriksaan genetalia, amati kondisi skrotum dan penis juga klitoris dan labia terhadap kelainan bentuk.

2. Palpasi Kelenjar tiroid dan testes, dua kelenjar yang dapat diperiksa melalui rabaan. Pada kondisi normal, kelenjar tiroid tidak teraba namun isthmus dapat diraba dengan menengadahkan kepala klien. Lakukan palpasi kelenjar tiroid perlobus dan kaji ukuran, nodul tinggal atau multipel, apakah ada rasa nyeri pada saat di palpasi.

Pada saat melakukan pemeriksaan, klien duduk atau berdiri sama saja namun untuk menghindari kelelahan klien sebaiknya posisi duduk.Untuk hasil yang lebih baik, dalam melakukan palpasi pemeriksa berada dibelakang klien dengan posisi kedua ibu jari perawat dibagian belakang leher dan keempat jari-jari lain ada diatas kelenjar tiroid.

Palpasi testes di lakukan dengan posisi tidur dan tangan perawat harus dalam keadaan hangat. Perawat memegang lembut bagian ibu jari dan dua jari lain, bandingkan yang satu dengan yang lainnya terhadap ukuran/besarnya, simetris tidaknya nodul. Normalnya testes teraba lembut, peka terhadap sinar dan sinyal seperti karet.

2. Auskultasi Mendengarkan bunyi tertentu dengan bantuan stetoskop dapat menggambarkan berbagai perubahan dalam tubuh. Auskultasi pada daerah leher, diatas kelenjar tiroid dapat mengidentifikasi bruit. Bruit adalah bunyi yang dihasilkan oleh karena turbulensi pada pembuluh darah tiroidea. Dalam keadaan normal, bunyi ini tidak terdengar.

Dapat diidentifikasi bila terjadi peningkatan sirkulasi darah ke kelenjar tiroid sebagai dampak peningkatan aktivitas kelenjar tiroid. Auskultasi dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi perubahan pada pembuluh darah dan jantung seperti tekanan darah, ritme dan rate jantung yang dapat menggambarkan gangguan keseimbangan cairan, perangsangan katekolamin dan perubahan metabolisme tubuh.

Pemeriksaan PenunjangPEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan laboratorium yang didapatkan pada pasien hipotiroidisme didapatkan hasil sebagai berikut: T3 dan T4 serum rendah TSH meningkat pada hipotiroid primer TSH rendah pada hipotiroid sekunder Kegagalan hipofisis : respon TSH terhadap TRH mendatar Penyakit hipotalamus : TSH dan TRH meningkat

Titer autoantibody tiroid tinggi pada > 80% kasus Peningkatan kolesterol Pembesaran jantung pada sinar X dada EKG menunjukkan sinus bradikardi, rendahnya voltase kompleks QRS& gelombang T datar atau inversi.

Diagnosa KeperawatanPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d output yang berlebih. Defisit volume cairan b/d poliuria Gangguan pola tidur b/d nokturia

Sistem Digestive

Sistem digestive atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Susunan saluran pencernaan terdiri dari : Oris (mulut) Esofagus (kerongkongan) Ventrikulus (lambung) Intestinum minor (usus halus) Intestinum mayor (usus besar) Rektum Anus

Anatomi Sistem Digestive

1. MulutMulut atau oris adalah permulaan saluranpencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu : Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi. Bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis, disebelah belakang bersambung dengan faring.

2. Esofagus Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung. Esofagus terletak di belakang trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.

3. Lambung/GasterLambung atau gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epigaster.terdiri dari 4 bagian yaitu kardia, fundus, corpus(badan) dan pilorus.

4. Usus Halus Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

a. Duodenum Duodenum panjang 12 inci(18 cm)= usus 12 inci(18 jari, jari yang di lingkupi oleh caput dari pankreas Retroperitoneal. Duktus biliaris komunis (saluran untuk empedu dari hepar dan kandung empedu) dan duktus pankreatikus (saluran untuk keluarnya sekret dari kelenjar pankreas) bergabung di dinding duodenum pada ampulla hepatopancreatic. Tempat utama proses pencernaan.

b. Jejunum & Ileum Jejunum panjangnya 8 inci , terletak antar duodenum dan ileum, dimana tempat ini merupakan tempat proses penyerapan nutrien yang utama Ileum merupakan kelanjutan dari jejunum dan berakhir di katup ileocecal, panjangnya kurang lebih 12 inci. Plaque s Peyer/ limponodi di lapisan mukosa dan submukosa dimana terjadi absorpsi sari-sari makanan

5. Usus Besar Usus besar atau intestinum mayor panjangnya 1 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar : selaput lendir, lapisan otot memanjang, jaringan ikat. Fungsi usus besar adalah menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli, dan tempat feses.

Dari sambungan ileocecal sampai anus Terbagi menjadi: Cecum Appendix

Colon Ascending Transverse Descending Sigmoid

Rectum Anus. Panjang1M, lebar 5-6 cm Bergerak selama 18-24 jam

Caecum Di bawah : terdapat appendiks vermiformis : bentuk cacing = umbai cacing, panjang 6 cm Ditutupi peritonium Mudah bergerak Tak mempunyai mesenterium Dapat diraba pada orang hidup

Colon asenden Panjang 13 cm Pada perut kanan, membujur ke ataqs dari ileum ke bawah hati Di Bawah hati melengkung ke kiri : fleksura hepatika Melanjut sebagai colon transversum

Colon transversum Panjang 38 cm, dari kolon asenden ke kolon desenden di bawah lambung Kanan terdapat fleksura hepatika Kiri terdapat fleksura lienalis

Hubungkan Rectum dg dunia luar Diperkuat 3 sfingter 1. Spingter ani interna : atas, atas, bekerja tak memenuhi kehendak, kehendak, kaya lapisan otot polos tebal 2.Spingter ani eksterna : bawah, bawah, bekerja menuruti kehendak, kehendak, kaya otot skelet 3. Sfingter levator ani : bekerja tak menurut kehendak

6. Peritoneum Peritoneum terdiri dari dua bagian yaitu peritoneum parietal yang melapisi dinding rongga abdomen dan peritoneum visceral yang melapisi semua organ yang berada dalam rongga abdomen.

7. Hati Hati atau hepar adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita, warnanya cokelat, dan beratnya 1 kg.Letaknya, di bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma

hati dibagi 4 belahan : - lobus kanan, - lobus kiri, - lobus kaudata, - dan lobus quadrates.

a. Kandung Empedu Membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, bekapasitas 60cm3. Struktur mirip kantung pada permukaan hati Empedu disimpan dan dikonsentrasikan Empedu dikirim ke usus halus

8. Pankreas Sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa, dan beratnya rata-rata 60-90 gram.

Hasil sekresi pankreas : Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin. Kumpulan dari sel-sel ini berbentuk seperti pulau-pulau yang disebut pulau langerhans. Getah pankreas. Sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk kelenjar eksorin. Getah pankreas ini dikirim ke dalam duodenum melalui duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada papilla vateri yang terletak pada dinding duodenum.

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Fungsi utama system pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi.

Suplai darah dan Persarafan Saluran Gastrointestinal Saluran gastrointestinal mendapatkan suplai darahnya dari banyak arteri yang berasal dari sepanjang seluruh aorta torakal dan abdominal Oksigen dan nutrien disuplai ke lambung oleh arteri gastric. Saluran gastrointestinal dipersarafi oleh baik bagian simpatis dan parasimpatis dari system saraf otonom.

Proses pencernaan MakananFungsi utama pencernaan dari saluran gastrointestinal yang berhubungan dengan memberikan kebutuhan tubuh ini : Memecahkan partikel makanan ke dalam bentuk molekuler untuk dicerna Mengabsorpsi hasil pencernaan dalam bentuk molekul kecil kedalam aliran darah Mengeliminasi makanan yang tidak tercerna dan terabsorpsi dan produk sisa lain dari tubuh.

a. Mengunyah Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah, dimana makanan dipecah ke dalam partikel kecil yang dapat ditelan dan dicampur dengan enzim-enzim pencernaan.

b. Menelan Saat makanan ditelan, epighlotis bergerak menutup lubang trakea.Dan karenanya mencegah aspirasi makanan ke dalam paruparu. Menelan, mangakibatkan bolus makanan berjalan ke dalam esophagus atas, yaitu berakhir sebagai aktivitasi refleks.

c. Kerja Lambung Lambung mensekresi cairan yang sangat asam dalam merespons atau sebagai antisipasi terhadap pencernaan makanan. Makanan tetap berada di lambung selama waktu yang bervariasi, dari setengah jam sampai beberapa jam, tergantung pada ukuran partikel makanan, komposisi makanan, dan faktor lain. Peristaltic di dalam lambung dan kontraksi sfringter pylorus memungkinkan makanan dicerna sebagian untuk masuk ke usus halus pada kecepatan yang memungkinkan absorpsi nutrient efisien.

Proses Defekasi Canalis Anal adalah bagian akhir dari organ cerna menuju anus. Defekasi adalah yang menurut perintah Transpor feces ke rectumrectumregangan dinding rektum & kontraksi colon sigmoid rangsang refleks defekasidefekasirelaksasi dari spincter ani internus -m. levator ani . relaksasi secara sadarsadartekanan ditimbulkan oleh otot perut. perut.

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN RONGGA MULUT

InspeksiBibir dan rahang : warna, tekstur, lesi, simetris dan pembengkakan. Gigi : ompong, keropos, goyah dan berlobang. Mukosa/bagian dalam mulut : kemerahan, pucat, bercak putih, plak, ulkus dan perdarahan.

PalpasiNyeri tekan Mobilitas Pembengkakan

PEMERIKSAAN ABDOMEN

Inspeksi :1. Permukaan perut/abdomen Tegang, licin, tipis --- pembesaran perut Mengeriput --- setelah pelebaran, pengembangan, distensi Kulit perut menjadi kuning Adanya pelebaran vena pada permukaan abdomen Kulit dinding perut tampak tebal

2. Bentuk perut Normal : simetris Simetris : - Penimbunan cairan dirongga perut - Penimbunan udara dalam usus - Terlalu gemuk Asimetris : - Tumor dalam rongga perut - Pembengkakan organ perut - Hamil (normal)

3. Gerakan dinding perut Normal : mengempis pada ekspirasi dan mengembang pada inspirasi - Bila diafragma lumpuh terjadi gerak dinding perut yang berlawanan - Gerakan setempat disebabkan oleh gerak usus (peristalti - Pada orang tua dan kurus, gerakan peristaltic jelas terlihat. 4. Denyutan perut Pada orang kurus ditemukan pada daerah epigastrium. Secara patologis untuk menandakan adanya pembengkakan ventrikel kanan jantung. Denyutan pada hipokondrm kanan merupakan denyutan pada vena hati akibat dekompensasikordis.

Palpasi1. 2. Tempat nyeri tekan Dimulai dari area yang tidak nyeri Nyeri menunjukkan peradangan baik peritoneum atau organ perut Peritonitis ---- paling sakit Bagian perut yang tegang Rigit (kaku) Pada orang dengan tegang mental, dinding perut dapat tegang sekali dan dapatmengenai seluruh perut Pada peritonitis seluruh perut tegang disertai nyeri menyeluruh Gejala kekakuan pada otot perut disebut defense muskulus.

3. Organ-organ di rongga perut Palpasi lambung : Meliputi 3 hal yaitu : - Nyeri tekan - Karsinoma/tumor lambung - Dilatasi lambung Dilatasi lambung terjadi akibat stenosis pylorus Normal : 5 jam sesudah makan minum lambung kosong Palpasi hati : Normal : tidak teraba Bila teraba bagaimana sifatnya ; tajam/tumpul (tepi hepar), permukaan ; rata/benjol, konsistensi:keras/kenyal.

Palpasi kandung empedu : Normal : tidak teraba Bila peradangan dijumpai tanda khas Murphy sign yaitu terhentinya pernafasan sejenak pada puncak inspirasi karena terasa nyeri pada saat palpasi. Palpasi limpa Normal : tidak teraba Pada infeksi akut limpa menjadi besar dengan konsistensi lunak Palpasi ginjal : Bagian bawah ginjal kanan dapat teraba pada orang sehat dengan dinding perutnya lemas. Peradangan ginjal dapat disangsikan dengan perabaan kandung empedu.

Palpasi colon Pada umumnya tidak teraba, kecuali bila berisi udara/feses sehingga akan teraba suatu benjolan berbentuk sosis. 4. Benjolan di dalam perut Adanya benjolan didalam perut dipalpasi untuk menentukan ; posisi, ukuran, konsistensi, bentuk dan motilitas

5. Cairan bebas di rongga perut Palpasi organ sukar dilakukan Cara Dipping yaitu menekan dinding perut dengan cepat dan dalam menggunakan ujungujung jari. 6. Palpasi lobang hernia Adanya penonjolan di atas dinding perut, dapat ditentukan apakah karena tumor atau sebagian isi rongga abdomen menonjol melalui lobang hernia. Hernia dapat ditimbulkan karena adanya tempattempat yang mempunyai kelemahan local.

Perkusi1. Pembesaran Organ 2. Udara bebas dalam perut 3. Cairan bebas di rongga perut Normal : Tympani Kecuali di bawah arcus costa kanan/kiri karena ada hati dan limpa Bila pada usus terisi udara maka semua daerah tympani Asites penuh disebut gross asites Ditemui shifting dullness yaitu adanya suara redup pada pergeseran dan berubah menjadi tympani, seperti : sirosis hepatic dengan asites.

Auskultasi1. Suara/bunyi peristaltic usus Menghilang jika usus lumpuh pada ileus paralitik Meninggi pada penyumbatan usus (metalik sound) Mengeras pada diare 2. Gerakan cairan Hanya didengar daerah hipogastrium kiri/hipokondrium kiri

3. Bising pembuluh darah Normal : tidak terdengar Terdengar bila penyumbatan/penyempitan yaitu sistolik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan antara lain pemeriksaan darah, urine, dan feses. Sedangkan pemeriksaan radiologis adalah foto polos dada, foto polos abdomen, angiografi, pemeriksaan dengan kontras, ultrasonografi (USG), CT-Scan, endoskopi, dan parasintesis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan, yang b/d ketidakmampuan untuk mencerna nutrien adekuat akibat kondisi oral. gangguan citra tubuh yang b/d perubahan fisik pada penampilan yang diakibatkan oleh kondisi penyakit. Nyeri b/d inflamasi esophagus, iritasi mukosa lambung, usus. Perubahan eliminasi usus b/d immobilisasi dan gangguan masukan nutrisi

Terima Kasih Semoga bermanfaat