Kelompok 1_pembangkitan Dan Pengujian Tegangan Tinggi Ac
-
Upload
m-abdwahid-atoillah -
Category
Documents
-
view
462 -
download
38
Transcript of Kelompok 1_pembangkitan Dan Pengujian Tegangan Tinggi Ac
LAPORAN
PEMBANGKITAN DAN PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI AC
DENGAN FREKUENSI RENDAH
Disusun untuk Memenuhi Matakuliah
Teknik Tegangan Tinggi
Oleh:
Bagus Rahmady Ichsan (120534431481)
Made Bagus MM (120534431467)
M. Abd. Wahid Ato'illah (120534431401)
Mohammad Abdul Karim (120534431491)
Muhammad Nur Miftasin (120534431424)
Nasitul Masruri (120534431395)
Rina Kusnawati (120534400699)
Wuriyaningsih (120534431429)
Yeti Sarifah (120534400691)
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2015
PEMBANGKITAN DAN PENGUJIAN TEGANGAN TINGGI AC
DENGAN FREKUENSI RENDAH
Dalam praktek operasi sistem sehari-hari mungkin terjadi tegangan lebih yang ditimbulkan
oleh faktor-faktor di dalam sistem itu sendiri. Tegangan lebih dapat dibagi menjadi dua kategori :
a) Kenaikan amplitude tegangan bolak-balik dengan frekuensi rendah, disebut tegangan
lebih stasioner
b) Tegangan lebih peralihan (transient), yang menyebabkan sebagian sistem berosilasi pada
frekuensinya sendiri atau pada frekuensi lain yang tak periodik. Oleh karena sifatnya
yang khas.
Kenaikan tegangan dengan frekuensi rendah dapat ditimbulkan, misalnya oleh putusnya
kawat tegangan inggi yang panjangnya melebihi suatu batas tertentu, atau karena adanya hubung
singkat (short circuit, fault) pada kawat-kawat transmisi antara satu atau dua fasa dengan tanah.
Dalam beberapa keadaan tertentu tegangannya dapat mencapai 200 % atau lebih dari tegangan
nominal. Pengujian dengan tegangan tinggi bolak-balik yang berfrekuensi rendah diperlukan
yaitu untuk menyelidiki apakah peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi
dapat menahan tegangan lebih tersebut untuk waktu terbatas.
Gambar 1. Rangkaian pembangkitan tegangan bolak-balik
Pada gambar rangkaian di atas, dapat diketahui bahwa untuk membangkitkan tegangan
tinggi AC, dibutuhkan banyak peralatan, yaitu sumber tegangan AC 220 V, Regulator Tegangan
(Induction Voltage Regulator), Trafo tegangan tinggi dengan gulungan primer 220 Volt dan
gulungan sekundernya 100 kV, resistor tegangan tinggi 20 MΩ, kapasitor 6 nF dan 100 nF,
konektor, elektroda bola-bola, operating terminal (OT), Digital Measuring Instrument (DMI) dan
jumper.
Tegangan suplai 220 V AC dihubungkan dengan regulator tegangan yang berfungsi
untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Karena kerja dari regulator tegangan ini tidak dapat
dioperasikan dengan tangan secara langsung, maka kita dapat menggunakan operating terminal.
Operating terminal ini dapat menaikkan dan menurunkan tegangan input dari regulator sehingga
tegangan tersebut sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah keluar dari regulator, tegangan
mulai menyuplai trafo. Trafo yang digunakan disini memiliki perbandingan 220 V/100 kV
keluaran dari trafo ini adalah tegangan AC yang memiliki tegangan maksimal sebesar 100 kV.
Sekeluarnya dari trafo, akan melalui resistor 20 MOhm. Resistor disini berfungsi untuk
menghindari arus balik yan besar menuju sumber ketika terjadi short circuit sehingga tidak
terjadi kerusakan pada trafo. Setelah itu, tegangan sumber akan menyuplai kapasitor
pembangkitan sehingga kapasitor tersebut akan terisi. Tegangan pada kapasitor pembangkitan ini
akan dicuplik dengan menggunakan jumper yang terdapat kapasitor ujinya, sehingga tegangan
dapat terukur melalui digital measuring instrument (DMI). Dengan adanya digital measuring ini
tegangan AC maksimal dan tegangan AC efektif dapat diukur.
Untuk lebih mengamankan trafo agar tidak terjadi kerusakan ketika ada tegangan lebih,
maka digunakanlah elektroda bola-bola yang disetting memiliki celah yang besar sekitar 10 cm.
sehingga, ketika terjadi kelebihan tegangan yang berpotensi merusak trafo, dapat diatasi dengan
flash yang terjadi antar elektroda bola-bola. Untuk menghubungkan elektroda bola-bola dengan
kapasitor, dapat digunakan konektor.
Masing-masing sisi ground dari komponen-komponen tersebut dapat dijadikan satu
dengan menggunakan jumper kemudian disambungkan langsung dengan grounding yang
tertancap di dalam tanah. Pastikan sebelum memulai menggunakan peralatan-peralatan yang ada
untuk digrounding terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan tegangan kerja dari peralatan yang tinggi.
Sehingga berbahaya jika kita menyentuh peralatan-peralatan tersebut secara langsung.
Selain itu, sebelum menggunakan peralatan, pastikan tanah pentanahan grounding yang
tertancap di tanah bernilai rendah. Jika setelah diukur dengan menggunakan earth tester tahanan
pentanahannya tinggi, maka dapat diturunkan dengan menyiram grounding tersebut dengan
menggunakan air atau lebih baik lagi dengan menggunakan air garam. Namun perlu diingat, air
garam dapat menimbulkan korosi pada elektrode grounding. Sehingga justru akan bersifat
merugikan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembangkitan dan pengujian tegangan tinggi
bolak-balik dengan frekuensi rendah sebagai berikut :
1. Transformator 220 V/100 kV
Transformator yang digunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi adalah trafo step
up. Perbandingan tegangan yang dapat digunakan adalah 220 V/100 kV. Artinya,
masukan dari trafo ini adalah 220 V dan keluarannya dapat mencapai 100 kV.
2. Regulator tegangan (Induction Voltage Regulator)
Alat ini digunakan untuk mengatur tegangan yang akan masuk ke transformator.
Masukannya adalah berupa tegangan AC 220 V satu fasa. Sedangkan keluarannya adalah
tegangan AC yang nilainya dapat divariasikan antara 0-220 V. Keluaran dari regulator
tegangan ini akan menuju ke transformator.
3. Resistor tegangan tinggi 20 MΩ
Untuk mencegah arus balik yang tinggi yang dapat merusak trafo, maka dapat digunakan
resistor pengaman. Resistor ini dipasangan antara trafo dengan resistor pembangkitan.
4. Kapasitor 6 nF dan 100 nF (kapasitor tegangan tinggi)
Bila yang akan dibangkitkan adalah berupa tegangan tinggi AC, maka digunakan
kapasitor tegangan tinggi. Seperti halnya pada resistor tegangan tinggi, kapasitor
tegangan tinggi juga dapat digunakan untuk mencuplik tegangan sehingga tegangan dari
kapasitor dapat diukur dengan menggunakan Digital Measuring Instrumen (DMI).
5. Elektroda bola-bola
Tegangan berlebih yang dibangkitkan oleh trafo dapat menyebabkan kerusakan pada
trafo itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan suatu proteksi untuk menghindari adanya
kelebihan tegangan tersebut. salah satu cara untuk menghindari adanya hal tersebut
adalah dengan menggunakan elektroda tegangan tinggi. Bila terjadi tegangan berlebih,
maka elektroda tegangan tinggi akan terjadi breakdown. Bila terjadi breakdown, maka
Operating Terminal (OT) akan mentrip koneksi regulator ke trafo. Sehingga tidak ada
lagi tegangan yang menuju trafo.
6. Operating terminal (OT)
Regulator tegangan yang digunakan pada pembangkit tegangan tinggi, tidak mungkin
diatur (dinaikkan/diturunkan tegangannya) dengan tangan secara langsung. Untuk itu,
digunakanlah suatu alat khusus yang dapat mengatur regulator tegangan dari jarak jauh,
yaitu Operating Terminal. Selain dapat menaikkan dan menurunkan tegangan pada
regulator tegangan, OT juga berlaku sebagai saklar untuk tegangan yang akan masuk ke
regulator yang akan masuk ke trafo. OT juga bertindak sebagai pengaman/alat proteksi.
Jika terjadi breaktown pada elektroda tegangan tinggi, maka saklar tegangan yang akan
masuk ke trafo terputus.
7. Digital Measuring Instrument (DMI)
Untuk mengukur tegangan pada saat pembangkitan tegangan tinggi, dapat digunakan
suatu alat ukur yang dinamakan Digital Measuring Instrument (DMI). Alat ini dapat
mengukur tegangan AC, DC maupun impuls.