Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
-
Upload
fifi-wijaya -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
1/9
HIGIENE INDUSTRI
KELOMPOK 12
ARIFILIYAH NUR P. (112110101084)
INTAN DWI SARI (112110101086)
ROFY ANGGI P. (112110101091)
ARIFANDI HUTOMO (112110101145)
RESUME MATERI DAN RESUME JURNAL
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
2/9
Resume Materi
Pengendalian Administratif
Tujuan pengendalian administratif adalah membatasi energi agar tidakmenyebabkan accident. Accident itu sendiri adalah adanya kontak antara orang
dengan energy.
Perbedaan pengendalian teknis, administratif dan APD adalah pada apa yangdikendalikan.
1. Pengendalian teknis lebih mengendalikan sumber energi2. Pengendalian administratif mengendalikan proses, tetapi juga pada sumber
energi dan pekerja.
3. Pengendalian APD lebih pada pekerjanya.
Dengan cara eliminasi pengendalian pada prosesnya,
ataupun substitusi,, dll Misalnya warning system
ProsesEnergi Pekerja
Menimbulkan accident jika
energi melebihi NAB, apabila
tidak ingin terjadi accident
maka harus memutus
hubungan sumber energidengan pekerja sehingga perlu
pengendalian
Pengendalian
teknis
Pengendalian
APDPengendalian
administratif
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
3/9
Bentuk pengendalian administratif:1. Pengeturan jam kerja, jam istirahat, dan shift kerja.
Beberapa saran yang harus diperhatikan dalam penyusunan jadwal shift
kerja, yaitu :- Pekerja shift malam sebaiknya berumur antara 25-50 th.- Pekerja yg cenderung punya penyakit di perut dan usus, serta yg punya
emosi tidak stabil disarankan untuk tidak ditempatkan di shift malam.
- Yang tinggal jauh dari tempat kerja atau yang berada di lingkunganramai tidak dapat bekerja malam.
Pengaturan shift kerja berdasarkan pada model kerja. Shift kerja ada 2 tipe
yaitu permanen dan rotasi. Shift kerja rotasi terdiri dari tipe 1 atau
Metropolitan role (2 pagi, 2 siang, 2 malam) dan tipe 2 atau conginetal role
(2 pagi, 2 siang, 3 malam). Setelah shift kerja malam hari, dianjurkan untuk
libur minimal 1x24 jam atau 2 hari. Karena apabila shift malam yang tidak
tepat dapat menimbulkan accident.
2. Pemeriksaan KesehatanDalam pengendalian administratif terdapat 3 pemeriksaan untuk pekerja,
yaitu:
- Pemeriksaan awal, untuk calon pekerja atau pekerja yang mutasi daritempat lain. Tujuannya untuk mengetahui status kesehatan pekerja.
- Pemeriksaan berkala, minimal 6 bulan sekali. Untuk mengetahuiseberapa besar gangguan lingkungan kerja terhadap pekerja, dan jika
sudah terjadi penyakit maka digunakan untuk mencegah agar tidak
bertambah parah.
- Pemeriksaan khusus, yaitu untuk pekerja tertentu, seperti ibu hamil,orang habis kecelakaan , dll.
3. DokumentasiAda dua kegiatan dalam dokumentasi, yaitu:
a.Mencatat pa yang dilakukanb.Melakukan apa yang dicatat.
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
4/9
Hierark dokumentasi :
Manual
Prosedur
Intruksi kerja
Form
- Manual untuk satu kegiatan tertentu- Dalam satu manual terdiri dari beberapa prosedur, dari satu prosedur
terdiri dari beberapa intruksi kerja, dan dalam intruksi kerja terdapat
beberapa form.
- Misal pada Manual akademik FKM, terdapat Prosedur perkuliahan,prosedurUTS/UAS, prosedurmagang, prosedurPBL. Dalam prosedur
terdapat intruksi kerja jadwal perkuliahan, dll. Kemudian dalam
intruksi kerja terdapat form presensi, form jadwal kuliah, form nilai,
formjadwal UTS/UAS dsb.
4. DiklatDiklat terdiri dari 2, yaitu :
- Diklat Umum, dilakukan pada semua pekerja- Diklat Khusus, dilakukan pada pekerja tertentu, seperti diklat SAR, dilat
pemadam kebakaran, dll.
Yang perlu diperhatikan dari diklat ini adalah:
a.Training: pelatihan, mencakup tujuan, sasaran, indikator, metode, jenis, dll.b.Trainner : pelatih, mencakup pengalaman, pelatihan, sertifikat, dll.c.Trainee : orang yang dilatih.Kriteria trainer yang beerkualitas :
- Mempunyai pengetahuan tentang subjek penelitian secara menyeluruh/ kompeten
- Mempunyai keinginan untuk melatih- Memiliki sikap yang bersahabat dan kooperatif
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
5/9
- Mempunyai jiwa kepemimpinan dan berkualitas untuk menjadipemimpin
- Bersikap professional-
Mampu menjadi contoh yang baik bagi pekerja yang dilatihnya
Yang harus dapat pelatihan :
- Pekerja atau operator baru- Pekerja lama yang menggunakan alat atau mesin baru- Pekerja lama untuk dilatih secara periodic- Pekerja lama yang menggunakan alur kerja dalam system bekerja yang
baru
- Adanya acara atau tujuan tertentu, misal terjadi kecelakaan kerja,pelatihan safety, emergency, bencana
5. Promosi K3Tujuan secara umum adalah meningkatkan kesadaran pekerja, sehingga akan
menimbulkan perubahan perilaku pekerjayang menuju perilaku yang sehat
dan lebih positif dalam bekerja.
Manfaat promosi kesehatan di tempat kerja :
Manajemen- Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan
pekerja di tempat kerja
- Citra positif (tempat kerja yang maju dan peduli kesehatan)- Meningkatnya moral staf- Menurunnya angka kemangkiran karena sakit- Meningkatkan produktivitas- Menurunnya biaya kesehatan / biaya asuransi- Pencegahan terhadap PAK
Pekerja- Meningkatnya percaya diri- Menurunnya stress- Meningkatnya semangat kerja
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
6/9
- Meningkatnya kemampuan pengendalian dan mencegah penyakit- Meningkatnya kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat sekitar.
6.
Audit K3Audit adalah pemeriksaaan secara sistematik dan independen, untuk
menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan
peraturan yang direncanakan, dilaksanakan secara efektif dan cocok untuk
mencapai kebijakan dan tujuan perusahaan. Semua yang telah dilakukan di
atas diaudit/dicatat dan dilakukan pemeriksaan.
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
7/9
Resume Jurnal
PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP KELELAHAN PEKERJA PABRIK
KELAPA SAWIT DI PT. X LABUHAN BATU
Tarwaka (1999) mengatakan bahwa 63% pekerja menderita
kelelahan akibat pengaruh shift kerja yang dapat berakibat terjadi kecelakaan
kerja. Menurut Manuaba (1999), kelelahan bersifat subjektif akibat shift
kerja, yaitu tidak dapat tidur siang, selera makan menurun, gangguan
pencernaan, nyeri lambung. Menurut Grandjean (1993) sekitar 6070%
pekerja shift malam menderita gangguan tidur. Sumamur (1993)
menyatakan bahwa shift kerja malam perlu mendapat perhatian karena
irama faal manusia (circadian ritme) terganggu, metabolisme tubuh tidak
dapat beradaptasi, kelelahan, kurang tidur, alat pencernaan kurang berfungsi
normal, timbul reaksi psikologis dan pengaruh yang kumulatif.
PT. X merupakan salah satu badan usaha bergerak dibidang
perkebunan dan industri pengolahan minyak kelapa sawit mentah terletak diKabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera Utara. PT. XLabuhan Batu
memberlakuan pola kerja dua shift (12 jam pershift) dengan tujuan untuk
efisiensi tenaga kerja dan upah serta memberikan upah lembur yang tinggi.
Pola jam kerja yang diterapkan di PT. XLabuhan Batu terdapat dua macam,
yaitu: 1) sistem jam kerja non shift dan 2) sistem kerja shift yang terdiri dari
shift I (shift pagi) dan shift II (shift malam). Gambaran shift kerja yang
diterapkan PT. XLabuhan Batu bahwa pekerja bekerja selama seminggutanpa ada istirahat seharipun, yang berpotensi menyebabkan kelelahan.
Akibat pemberlakuan jam kerja berlebih tersebut perusahaan memberikan
upah lembur.
Pelaksanaan shift kerja yang tidak baik menimbulkan kelelahan
kerja yang harus dikendalikan sebaik mungkin mengingat kelelahan dapat
menimbulkan kecelakaan kerja. Sebagian besar kecelakaan kerja ada
kaitannya dengan kelelahan kerja, sehingga pengusaha harus mengupayakan
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
8/9
pengendalian kelelahan kerja. bersama pekerja secara berkesinambungan.
Penyebab kelelahan kerja antara lain: pengaturan shift yang terlalu panjang
dan tidak tepat, intensitas dan durasi suatu pekerjaan dilaksanakan yang
terlalu tinggi, disain pekerjaan tidak tepat, lingkungan kerja yang tidak
nyaman, cara kerja yang tidak efektif (ergonomis), dan adanya stres. Lama
shift tidak terlalu panjang dan penyiapan yang baik sebelum tugas malam
dengan memperhatikan kondisi kerja, agar penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja menurun, tetapi kinerja tinggi.
Pada shift malam, yang memilki waktu istirahat paling sedikit
pada malam hari sehingga sebagai kompensasinya pekerja harus istirahatpada pagi dan siang hari yang tentunya akan mengganggu pola aktivitas
tubuh, meskipun circadian ritmenya berbeda-beda. Tekanan darah pada shift
malam lebih tinggi dari shift pagi. Denyut nadi untuk shift pagi rataan 73,93
kali (Sd = 2,15) dan pada shift malam 76,18 kali (Sd = 2,56). Interval selang
denyut nadi terhadap kelelahan untuk shift pagi 73,26 kali < < 74,60 kali
dan untuk shift malam 75,38 kali < < 76,97 kali. Pada shift malam
menunjukkan terjadinya peningkatan denyut nadi 2,28 (2,98%) dari shiftpagi. Denyut nadi rataan pada shift malam menunjukkan angka yang lebih
tinggi dari shift pagi.Hal ini disebabkan oleh circadyan rhythm manusia pada
malam hari berbeda dengan pagi hari.
Tingkat produktivitas pekerja shift pagi lebih besar
dibandingkan dengan produktivitas shift malam. Panjang waktu kerja untuk
shift pagi maupun shift malam sama-sama 12 jam per shift. Rataan
produktivitas pekerja shift pagi 0,493 ton/jam dan rataan produktivitas
pekerja untuk shift malam 0,410 ton/jam. Perbedaan produktivitas ini
disebabkan circadian ritme pekerja shift pagi berbeda dengan shift malam.
Pola aktivitas tubuh akan terganggu bila bekerja malam dan maksimum
terjadi selama shift malam. Kondisi pekerja dan circadian ritme bekerja pada
shift malam berbeda dengan shift pagi. Hal ini disebabkan karena pola siklus
hidup manusia pada malam hari umumnya digunakan untuk istirahat.
-
8/14/2019 Kelompok 12 - Pengendalian Bahaya Secara Administratif
9/9
Namun karena bekerja shift malam maka tubuh dipaksa untuk mengikutinya.
Hal ini relatif cenderung mengakibatkan terjadinya kesalahan bekerja.
Pabrik kelapa sawit PT. XLabuhan Batu menerapkan sistem duashift dengan tujuan untuk mengoptimalkan utilisasi atau pemakaian alat dan
mesin, serta agar produksi berjalan kontinu 24 jam. Perusahaan harus benar-
benar memahami konsekwensi penerapan shift kerja, yang mana terdapat
perbedaan kondisi kerja pada shift pagi dan malam. Resiko kerjapun berbeda
pada masing-masing shift tersebut. Oleh karena hal tersebut maka
pengaturan shift kerja ini sangat penting karena merupakan salah satu isu
utama dalam ergonomic yang harus diperhatikan.
Untuk mengurangi tingkat kelelahan pekerja pihak perusahaan
dapat melakukan beberapa hal seperti:
a) memberikan perhatian dalam hal pemberian gizi yang seimbangterutama untuk shift malam,
b) melakukan sistem rotasi cepat terutama untuk shift malam,c) mengatur jam shift kerja sesuai dengan jam kerja normal per shift
sesuai UU No. 13 tahun 2003,
d) melakukan perbaikan lingkungan kerja agar lebih kondusif dannyaman dalam meningkatkan prestasi.