Kelompok 1 Tgas Kwu

download Kelompok 1 Tgas Kwu

of 18

description

tugas kwu

Transcript of Kelompok 1 Tgas Kwu

KELOMPOK : 1. Devi Natalia Septriani2. Herlina 3. Temi Sutarsih 4. Siti Maisaroh 5. Tiara Claudiya 6. WatiI. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa) kelompok pekinensis, disebut juga petsai yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea) kelompok alboglabra adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia

1.2 Tujuan dan Kegunaan PraktekTujuan dari Praktikum Dasar-Dasar Agronomi yaitu untuk mengetahui teknik budidaya dari Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Sedangkan kegunaan dari Praktikum Dasar-Dasar Agronomi yaitu agar mahasiswa mengetahui pengaruh perlakuan pemberian pupuk pada tanaman yang dibudidayakan.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Klasifikasi dan MorfologiKlasifikasi tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.), Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Ordo: Rhoeadales, Famili: Cruciferae, Genus: Brassica, Spesies: Brassica juncea L (Kloppenburg, 2008).Morfologi tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) yaitu termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26 cm-33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya. Tanaman sawi mempunyai daun panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop, serta berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar, sehingga perakarannya sangat dangkal pada kedalaman 5 cm. perakaran tanaman sawi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (Solum tanah) cukup dalam. Tanaman sawi memiliki batang pendek yang berwarna keputih-putihan denng ukuran panjang 1,5 cm dan diameter 3,5 cm

2.2 Syarat Tumbuh Kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) dapat memberikan hasil panen yang tinggi. Sehingga dengan demikian untuk menunjang usaha tani sawi hijau yang berhasil, lokasi usaha tani harus memilki kondisi lingkungan yang sesuai seperti yang di kehendaki tanaman. Sebab, kecocokan keadaan lingkunan (iklim dan tanah) sangat menunjang produktifitas tanaman berproduksi. Hingga dewasa ini masih banyak di jumpai petani mengalami kegagalan panen atau memperoleh kuntungan yang rendah karena kurang memperhatikan keadaan lingkungan lokasi penanaman (Yudharta, 2010).Tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7

2.3 Teknik BudidayaTeknik budidaya tanaman sawi meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan. Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun (Mandha, 2010).Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung.Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajat keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2-4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2 (Rianto, 2009).Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20-30 cm. Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3-5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan (Margiyanto, 2010).Penanaman tanaman sawi dibedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm (Rianto, 2010).Pemeliharaan merupakan hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok teh sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan

III. METODE PRAKTEK3.1 Tempat dan WaktuPraktikum budidaya tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) bertempat di lahan percobaan smk 1 pangkalanbaru. Praktikum tersebut dilaksanakan mulai 9 januari 2014 sampai dengan 29 mei 2014 setiap hari kamis pukul 14.30 WIB sampai selesai.

3.2 Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum budidaya tanaman Sawi (Brassica juncea L.) adalah cangkul, parang, ember, kayu, dan alat tulis menulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum tersebut yaitu bibit tanaman Sawi, pupuk kandang dan air.

3.3 Metode Praktek Pertama-tama (minggu pertama), melakukan pembersihan lahan dengan menggunakan parang, cangkul dan sabit. Setelah lahan bersih, dilanjutkan dengan membuat bedengan sebanyak 2 bedengan dengan panjang masing-masing 3,5 meter dan lebar 1,5 meter. Kemudian pada minggu ke-2 dilanjutkan lagi dengan perbaikan bedengan dengan menggunakan skop dan sabit, kemudian bedengan dicampur dengan pupuk kandang hingga merata. Pada minggu ke-3 dilakukan penyemaian benih dengan melakukan sebagian lahan bedengan, benih yang disemai di tutup dengan ranting-ranting pohon dan karung selama 2 minggu. Kemudian pada minggu ke-5 di lakukan penanaman. Sebelum penanaman, terlebih dahulu bedengan disiram dengan air. Setelah penanaman, bibit yang sudah di tanam disiram kembali sampai seterusnya dilakukan penyiraman 2 kali dalam sehari. Dan pada minggu berikutnya di lakukan pengukuran yaitu jumlah daun, tinggi tanaman pada sampel tanaman yang suah dipilih. Pengukuran terus di lakukan sampai minggu dan kemudian dilakkukan pemanenan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilBerdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari Praktek Lapang SMK 1 pangkalanbaruTable 1. Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) Dengan Perlakuan Pupuk Kandang

SampelJumlah Daun Pada Minggu Ke

IIIIIIIVV

A1348108

A223475

A322354

A433455

A534525

Jumlah1316242927

Rata-rata2,63,24,85,85,4

Grafik 1. Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L) Dengan Perlakuan Pupuk Kandang

Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L) Dengan Perlakuan NPKSampelJumlah Daun Pada Minggu Ke

IIIIIIIVV

B1347139

B223478

B324455

B423356

B523386

Jumlah1117213834

Rata-rata2,23,44,27,66,8

Grafik 2. Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L) Dengan Perlakuan NP

Tabel 3. Pengamatan Tinggi Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) Dengan Perlakuan Pupuk Kandang.SampelTinggi Tanaman Pada Minggu Ke

IIIIIIIVV

A13,44,14,81015

A24,24,85,5813

A32,73,5457

A44,34,85,246

A53,54,6536

Jumlah18,121,824,53047

Rata-rata3,624,364,969,4

Grafik 3. Pengamatan Tinggi Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) Dengan Perlakuan Pupuk Kandang.

Tabel 4. Pengamatan Tinggi Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) Dengan Perlakuan NPKSampelJumlah Daun Pada Minggu Ke

IIIIIIIVV

B1569118

B2568911

B347679

B4567811

B5365611

Jumlah2231354150

Rata-rata4,46,278,210

Grafik 4. Tinggi Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) Dengan Perlakuan NPK.4.2 PembahasanBerdasarkan tabel 1 dan grafik 1 di atas yaitu Pengamatan Jumlah Daun Pada Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) dengan Perlakuan Pupuk Kandang terdapat parbedaan jumlah daun antara sampel dari minggu pertama hingga minggu kelima. Hal ini disebabkan karena daun sawi tersebut diserang oleh hama seperti belalang, sehingga beberapa dari tumbuhan yang tersisa hanya tangkai daunnya saja.Berdasarkan tabel 2 dan grafik 2 di atas yaitu Pengamatan Jumlah Daun Pada Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) dengan Perlakuan NPK terdapat parbedaan jumlah daun antara sampel dari minggu pertama hingga minggu kelima, namun pertumbuhan tanaman dengan perlakuan NPK lebih subur dibandingkan dengan perlakuan menggunakan pupuk kandang. Hal ini disebabkan karena daun sawi tersebut diserang oleh hama seperti belalang, sehingga beberapa dari tumbuhan yang tersisa hanya tangkai daunnya saja.Berdasarkan tabel 3 dan grafik 3 di atas yaitu Pengamatan Tinggi Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) dengan Perlakuan Pupuk Kandang terdapat parbedaan tinggi tanaman antara sampel dari minggu pertama hingga minggu kelima. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyiraman yang merata pada setiap sampel sehingga tanaman kekurangan unsure hara dan air. Berdasarkan tabel 4 dan grafik 4 di atas yaitu Pengamatan Tinggi Tanaman Sawi hijau (Brassica juncea L.) dengan Perlakuan Pupuk Kandang terdapat parbedaan tinggi tanaman antara sampel dari minggu pertama hingga minggu kelima. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyiraman yang merata pada setiap sampel sehingga tanaman kekurangan unsure hara dan air.Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1-2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3-5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan Penanaman tanaman sawi dibedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm, 30 x 30cm.Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 X 6-10 cm Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat (Mandha, 2010).Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanBerdasarkan dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai baerikut :1. Tanaman sawi hijau dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi.2. Tanaman sawi hijau (Brassica juncae L) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong kedalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman sawi tumbuh pendek dengan tinggi sekitar 26-33 cm atau lebih, tergantung dari varietasnya.3. Teknik budidaya tanaman sawi hijau meliputi pemilihan benih, pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan.

5.2 SaranDiharapkan pada praktikum budidaya tanaman selanjutnya para asisten lebih efektif dalam memberikan bimbingan kepada praktikan agar meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi pada saat praktikum berlangsung. Selain itu, air yang digunakan untuk menyiram tanaman diharapkan lebih memadai.

Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.

Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untukdijual ke pasar.

Jenis TanamanKangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:a) Divisio : Spermatophytab) Sub-divisio : Angiospermaec) Kelas : Dicotyledonaed) Famili : Convolvulaceaee) Genus : Ipomoeaf) Species : Ipomoea reptans

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.

Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air :Warna bunga.Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih.

Bentuk daun dan batang.Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.

Kebiasaan berbiji.Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang.

Manfaat TanamanBagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.

Disamping itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.

Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman Penyembuh Ajaib", sebab berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang "diet". Selain itu, akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"

SYARAT PERTUMBUHANTanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin

Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.

Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.2.2. Media Tanam

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.

Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.

Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.2.3. Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

CARA BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG

Pembibitan kangkung

Persyaratan Bibit Kangkung DaratDalam pemilihan bibit harus disesuaikan dengan lahan (air atau darat). Karena kalau kangkung darat ditanam di lahan untuk kangkung air produksinya kurang baik, warna daun menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.

Bibit kangkung sebaiknya berasal dari kangkung muda, berukuran 20 -30 cm. Pemilihan bibit harus memperhatikan hal-hal seperti berikut, batang besar, tua, daun besar dan bagus. Penanamannya dengan cara stek batang, kemudian ditancapkan di tanah. Sedangkan biji untuk bibit harus diambil dari tanaman tua dan dipilih yang kering serta berkualitas baik.

Penyiapan Beniha) Benih kangkung yang akan ditanam adalah stek muda, berukuran 20-30 cm, dengan jarak tanam 1,5 x 15 cm.b) Untuk benih dari biji kangkung diambil dari tanaman yang tua.c) Benih yang diperlukan untuk seluas 10 m2 atau 2 bedengan 300 gram, jika tiap lubang diisi 2-3 butir biji.

Teknik Penyemaian BenihBiji dengan ukuran diameter 3 mm, disebar dalam baris-baris berjarak 15 cm dengan jarak kira-kira 5 cm antara masing-masing biji. Kultivar yang berbiji dapat tahan tanah lembab dan tumbuh baik dalam musim hujan.

Pemeliharaan Pembenihan/PenyemaianAgar diperoleh hasil panen yang baik, dalam pemeliharaan pembenihan kangkung diperlukan penyiraman teratur dan kerap pada cuaca kering.

Pengolahan Media TanamPersiapan Media TanamKangkung air membutuhkan tempat-tempat yang ada genangan air. Bertanam kangkung memerlukan tanah yang diberi pupuk kompos, kemudian dibuatkan petak-petak/bedengan seperti tanaman sayuran lain. Tentang panjang bedengan, tergantung kondisi lahan. Kemudian siapkan tugal dan tancapkan di atas bedengan dengan jarak 20 x 20 cm.

Pembukaan LahanTiga minggu sebelum melakukan penanaman kangkung, sebaiknya tanah diolah terlebih dahulu. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 10 ton per hektar, diberi air dengan ketinggian 5 cm, dibiarkan tergenang air dan diberi urea 1 kuintal per hektar

Pembentukan BedenganPembentukan bedengan untuk tanaman kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 0,8-1,2 m, panjang 3-5 m, dalam 15-20 cm dan jarak antar bedeng 50 cm dengan membuat selokan. Ukuran tersebut dapat disesuaikan, tergantung keadaan lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan dan kegiatan lain. Ada pula yang membuat bedengan dengan ukuran panjang kali lebar: 2x1 m dengan kedalaman drainase 30x30 cm.

PemupukanPemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu pupuk kandang, yang diberikan seminggu sebelum tanam (setelah selesai pembuatan bedengan). Selain itu juga diberikan pupuk urea, seminggu setelah tanam, kemudian 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan ember penyiram.

Pada waktu melakukan pemupukan, lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4 sampai 5 hari. Kemudian diairi kembali.

Pupuk yang diperlukan adalah sebagai berikut: 10-20 ton/ha rabuk organik dan 100-250 kg/ha urea, diberikan selama 2 minggu pertama, dengan cara disiramkan.

Teknik Penanaman Kangkung

Penentuan Pola TanamPenentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami. Apabila bedengan dibuat dengan ukuran 2x1 m, maka bila jarak tanamnya ditentukan 20x20 cm, maka dalam satu bedengan terdapat sebanyak 50 lubang atau 50 rumpun kangkung.

Pembuatan Lubang TanamPembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara ditugal, yang berjarak 20x20 cm, sedalam 5 cm. Setiap bedengan dapat ditentukan jumlah lubangnya (tergantung ukuran bedengan)

Cara PenanamanPenanaman kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu jam 16.00 sampai 18.00. Hal ini bertujuan agar benih setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering sehingga benih cepat berkecambah.

Pemeliharaan Tanaman Tanaman Kangkung

Penjarangan dan PenyulamanBila tanaman kangkung terlalu lebat/sangat berdesakan dalam satu rumpun maka diperlukan penjarangan. Apabila tanaman banyak yang mati, maka segera dilakukan penyulaman (diganti dengan bibit yang baru yang telah disiapkan).

Penyiangan dan Pembumbunan tanaman kangkungPenyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman pengganggu). Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu.

Pembumbunan dilakukan untuk mendekatkan unsur hara bagi tanaman kangkung sehingga dapat mempermudah akar tanaman untuk mentransfernya. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu.

PemupukanPemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea. Pupuk urea diberikan hanya sekali dengan cara dilarutkan dalam air lalu disiram pada tanaman kangkung. Perlu diperhatikan agar pada waktu menebar pupuk jangan sampai ada butir pupuk yang tersangkut atau menempel pada daun, sebab akan menyebabkan daun menjadi layu. Gunakan sapu lidi setiap selesai menabur pupuk.

Pengairan dan PenyiramanSelama tidak ada hujan, perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman gunanya untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (jam 07.00) dan sore (jam 17.00). Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.

Waktu Penyemprotan PestisidaTanaman kangkung darat yang terkena ulat berwarna putih yang berada pada helai daun sebelah bawah sehingga menyebabkan warna daun menjadi kuning. Untuk penanggulangannya disemprotkan Baysudin dengan dosis 2 cc per liter air, yang disemprotkan sore hari.

Untuk memberantas ulat daun yang sering menyerang tanaman kangkung, digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman.

Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.

Agar pertumbuhan subur, sebaiknya seminggu setelah atau sebelum panen, tanaman dipupuk urea kembali.

Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung

Hama Tanaman KangkungHama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya relatif tidak ganas, antara lain: belalang dan ulat daun. Pengendalian: untuk mencegah terjadi over populasi, semprotkan Sevin atau sejenisnya. Untuk memberantas ulat daun ini digunakan Insektisida Diazinon 60 EC, dengan dosis sebesar 2 cc per liter air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu membasmi hama, sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu selama 4-5 hari. Kemudian diairi kembali.

Penyakit Tanaman Kangkung

Tanaman kangkung tahan terhadap penyakit dan hanya memerlukan sedikit perlindungan.Penyakit jamur yang lazim menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea panduratae). Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 atau Benlate, tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higiene umumnya baik, penyakit tidak menjadi masalah. Serangga pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.

Panen Tanaman Kangkung

Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 12. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm. Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur 1,5 bulan dari saat penanaman.

Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Panen dilakukan pada sore hari. Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan berdaun lebar.

Dengan menggunakan alat pemotong. Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Panen kangkung darat dilakukan pada umur 27 hari. Selama panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair (lembab).

Panen dilakukan 2-3 minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika sudah terlihat berbunga, sisakan 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan.

Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2.

Pascapanen Tanaman Kangkung

Kangkung yang baru dipanen dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan.

Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang telah diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan anjang-anjang.

Selamat mencoba untuk menanam kangkung, saya yakin dengan mengikuti tahapan diatas anda akan berhasil dalam budidaya kangkung tersebut.