Kelebihan Dan Kekurangan Model Perencanaan Top Down Planning(2)

9
MODEL PERENCANAAN TOP DOWN PLANNING, BOTTOM UP PLANNING, DAN PERANCANGAN GABUNGAN DI RUMAH SAKIT Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Kesehatan Disusun Oleh : KELOMPOK IV Achmad Husni Asri Handayani Solihin Eva Rahayu Fatoni Gamya Tri Utami R. Meitha Roosmeilany R. Siti Jundiah Ramli Effendi PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG

description

manajemen keperawatan

Transcript of Kelebihan Dan Kekurangan Model Perencanaan Top Down Planning(2)

MODEL PERENCANAAN TOP DOWN PLANNING, BOTTOM UP PLANNING, DAN PERANCANGANGABUNGANDI RUMAH SAKIT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Kesehatan

Disusun Oleh :KELOMPOK IVAchmad HusniAsri Handayani Solihin Eva Rahayu Fatoni Gamya Tri UtamiR. Meitha Roosmeilany R. Siti Jundiah Ramli Effendi

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATANUNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG2010

MODEL PERENCANAAN TOP DOWN PLANNING, BOTTOM UP PLANNING, DAN PERANCANGANGABUNGANDI RUMAH SAKITI. PendahuluanPelayanan kesehatan khususnya medik spesialis,merupakan salah satu ciridari Rumah Sakit yang membedakan antara Rumah Sakit dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Kontribusi pelayanan medik pada pelayanan di Rumah Sakit cukup besar dan menentukan ditinjau dari berbagai aspek, antara lain aspek jenis pelayanan, aspek keuangan, pemasaran, etika dan hukum maupun administrasi dan manajemen Rumah Sakit itu sendiri.Bukan rahasia lagi pengaturan pelayanan medik khususnya medikspesialistik sampai saat ini masih menghadapi berbagai kendala; tenaga spesialis masih kurang dan belum merata di berbagai daerah di Indonesia, ketidakseimbangan tenaga profesional dan sarana dan prasarana alat kesehatan antara Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta, berbagai peraturan yang belum dilaksanakan dengan baik, perilaku dokter sebagai tenaga kesehatan dan lain-lain yang pada akhirnya sangat mempengaruhi kualitas pelayanan medik di Rumah Sakit. Adanya krisis moneter yang saat ini melanda Negara Kita, pembiayaan kesehatan makin meningkat, sedangkan daya beli masyarakat makin menurun cukup mempengaruhi pelayanan Rumah Sakit khususnya pelayanan medik.Namun demikian keadaan ini jangan dijadikan alasan untuk menurunkan mutu pelayanan medik, kita harus tetap berpegang pada profesionalisme dan etika profesi.Apalagi saat ini telah terjadi reformasi di bidang kesehatan dimana profesionalisme merupakan salah satu strategi untuk mencapai visi Departemen Kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010. Di lain pihak saat ini Rumah Sakit menghadapi era globalisasi dengan persaingan dari pihak Penanam Modal Asing yang lebih unggul baik dari segi sumber daya manusia (SDM), sarana danprasarana maupun keuangannya.II. Jenis PerencanaanAdanya pertumbuhan penduduk menentukan adanya perubahan struktur masyarakat. Hal tersebut mempengaruhi semua aspek, demikian juga dengan aspek pertumbuhan di bidang pelayanan kesehatan. Terjadi konflik yang cukup signifikan antara pemberi pelayanan denagn masyarakat sebagai penerima jasa layanan. Dengan adanya konflik juga dapat menimbulkan perubahan struktur masyarakat dimana dalam membuat perubahan yang terencana kita harus membuat perencanaan terlebih dahulu.Beberapa jenis dari perencanaan adalah sebagai berikut:1. Perencanaan dengan sistem TOP DOWN PLANNING artinya adalah perencanaan yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan sebagai pemberi gagasan awal serta pemerintah berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya program yang berawal dari perencaan hingga proses evaluasi, dimana peran masyarakat tidak begitu berpengaruh.2. Perencanaan dengan sistem BOTTOM UP PLANNING artinya adalah perencanaan yang dilakukan dimana masyarakat lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan sedangkan pemerintah pemerintah hanya sebagai fasilitator dalam suatu jalannya program.3. Perencaan dengan sistem gabungan/kombinasi dari kedua sistem diatas adalah perencaan yang disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dan program yang diinginkan oleh masyarakat yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah dan juga masyarakat sehingga peran antar satu dan keduanya saling berkaitan.

III. Kelemahan Dan Kelebihan Jenis PerencanaanAdapun kelemahan dari tipe-tipe perencanaan adalah sebagai berikut : tipe TOP DOWN PLANNING adalah :1. Masyarakat tidak bisa berperan lebih aktif dikarenakan peran pemerintah yang lebih dominan bila dibanding peran dari masyarakat itu sendiri.2. Masyarakat tidak bisa melihat sebarapa jauh suatu program telah dilaksanakan.3. Peran masyarakat hanya sebagai penerima keputusan atau hasil dari suatu program tanpa mengetahui jalannya proses pembentukan program tersebut dari awal hingga akhir.4. Tujuan utama dari program tersebut yang hendaknya akan dikirimkan kepada masyarakat tidak terwujud dikarenakan pemerintah pusat tidak begitu memahami hal-hal yang diperlukan oleh masyarakat.5. Masyarakat akan merasa terabaikan karena suara mereka tidak begitu diperhitungkan dalam proses berjalannya suatu proses.6. Masyarakat menjadi kurang kreatif dengan ide-ide mereka.Tipe BOTTOM UP PLANNING kelemahannya adalah :1. Pemerintah akan tidak begitu berharga karena perannya tidak begitu besar.2. Hasil dari suatu program tersebut belum tentu biak karena adanya perbadaan tingkat pendidikan dan bisa dikatakn cukup rendah bila dibanding para pegawai pemerintahan.3. Hubungan masyarakat dengan pemerintah tidak akan berjalan lebih baik karena adanya perbedaan pendapat atau munculnya ide-ide yang berbeda yang akan menyebabkan kerancuan bahkan salah faham antara masyarakat dengan pemerintah dikarenakan kurang jelasnya masing-masing tugas dari pemerintah dan juga masyarakat.

Tipe perencanaan ini selain memiliki kelemahan juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu :Kelebihan dari tipe TOP DOWN PLANNING adalah :1. Masyarakat tidak perlu bekerja serta memberi masukan program tersebut sudah dapat berjalan sendiri karena adanya peran pemerintah yang optimal.2. Hasil yang dikeluarkan bisa optimal dikarenakan biaya yang dikeluarkan ditanggung oleh pemerintah.3. Mengoptimalkan kinerja para pekerja dipemerintahan dalam menyelenggarakan suatu program.Kelebihan dari sistem BOTTOM UP PLANNING adalah1. Peran masyarakat dapat optimal dalam memberikan masukan atau ide-ide kepada pemerintah dalam menjalakan suatu program.2. Tujuan yang diinginkan oleh masyarakat akan dapat berjalan sesuai dengan keinginan masyrakat karena ide-idenya berasal dari masyarakat itu sendiri sehingga masayarakat bisa melihat apa yang diperlukan dan apa yang diinginkan.3. Pemerintah tidak perlu bekerja secara optimal dikarenakan ada peran masyarakat lebih banyak.4. Masyarakat akan lebih kreatif dalam mengeluarkan ide-ide yang yang akan digunakan dalam suatu jalannya proses suatu program.Bila dilihat dari kekurangan serta kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing sistem tersebut maka sitem yang dianggap paling baik adalah suatu sistem gabungan dari kedua janis sistem tersebut karena banyak sekali kelebihan yang terdapat didalamya antara lain adalah selain masyarakat mampu berkreasi dalam mengembangkan ide-ide mereka sehingga mampu berjalan beriringan bersama dengan pemerintah sesuai dengan tujuan utama yang diinginkan dalam mencapai kesuksesan dalam menjalankan suatu program.

IV. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia. Dalam pelayanannya ada beberapa jenis pelayanan yang diberikan diantaranya adalah pelayanan medik dan keperawatan. Pelayanan medic keperawatan di Rumah Sakit : adalah salah satu jenis pelayanan Rumah Sakit yang diberikan oleh tenaga medic dan perawat.Dalam menjalankan fungsinya pelayanan medic keperawatan tentu saja tidak terlepas dari proses manajemen. Manajemen Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit secara sederhana : adalah suatu pengelolaan yang meliputi perencanaan berbagai sumber daya dengan mengorganisir serta menggerakkan sumber daya tersebut diikuti dengan evaluasi dan kontrol yang baik, sehingga dihasilkan suatu pelayanan kesehatan yang prima dan merupakan bagian dari sistem pelayanan di Rumah Sakit. Proses perencanaan yang dapat dilaksanakan dalam system rumah sakit sangat tergantung dari tipe rumah sakitnya. Pada umumnya Rumah Sakit milik pemerintah yang mengemban fungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat sebaiknya menjalankan perencanaan tipe Kombinasi.Dalam pelaksanaan fungsinya rumah sakit diatur oleh undang-undang dan keputusan presiden serta mentri agar terjadi pemerataan. Undang-undang ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tetapi manajemen rumah sakit harus memiliki kemampuan untuk menterjemahkan rambu rambu tersebut dalam melayani masysrakat. Hal ini dikarenakan rumah sakit sebagai pemberi pelayanan jasa harus juga memperhatikan kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan.Program program kesehatan masyarakat sebaiknya dilakukan perencanaan kombinasi diantaranya kebijakan program program kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah, misalnya Program Jamkesmas, dll. Yang dalam pelaksanaannya memerlukan adanya undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai pedoman pelaksanaan agar tidak keluar dari jalur yang seharusnya, tetapi dalam pelaksaannya juga memerlukan partisipasi masyarakat secara aktif agar program programnya tepat sasaran.DAFTAR PUSTAKA- Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Dirjen Yanmed Depkes RI, Standar Pelayanan Rumah Sakit cetakan ketiga, Jakarta 1994.- Dirjen Yanmed, Pembentukan dan Tata Kerja Komite Medik Rumah Sakit,Jakarta Juli 1995.- Djuhaeni. H, Manajemen Pelayanan Medik dan Keperawatan, Hospital Management Training PERSI 1993.- MC Gibony, Principles of Hospital Administration Pittsburgh, 1969.- Taurany M.H., Pendekatan Sistem dalam Manajemen Rumah Sakit. Dalam : Taurany M.H. kumpulan materi kuliah KMA 600, FKM - UI, Depok 1989.- http : //h0404055.wordpress.com/2010/04/02