KELAS VII SMP NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN …eprints.unm.ac.id/11633/1/JURNAL.pdforang dengan...

21
1 KETERAMPILAN MENULIS TEKS DIALOG BAHASA BUGIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Nur Reski Wahyuni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Fakultas Bahasa Dan Sastra Universitas Negeri Makassar [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan menulis teks dialog bahasa Bugis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep. Penelitian ini merupakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep yang berjumlah 352 siswa yang terbagi dalam sebelas kelas. Sampel dalam penelitian ini merupakan perwakilan dari kelas VII siswa SMP Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep yang berjumlah 176 siswa. Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri Pangkajene Kabupaten Pangkep belum mencapai standar pencapaian yang direncanakan 75% dengan kriteria ketuntasan minimal (75 KKM) berdasarkan hasil penelitian terdapat 113 siswa mampu memperoleh nilai ≥75. Berdasarkan kriteria penilaian tingkat kemampuan siswa secara keseluruhan berada pada taraf cukup. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian ternyata siswa yang memperoleh dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) terdapat 113 orang dengan persentase 64,2% dan yang memperoleh nilai di bawah KKM terdapat 63 orang siswa dengan persentase 35,8%. Sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu diajukan saran sebaiknya pembelajaran bahasa Daerah harus tetap diadakan karena merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Selain itu, pembelajaran bahasa daerah lebih diperhatikan dan dijelaskan lebih rinci agar siswa dapat memahami khusunya pembelajaran tentang menulis dalam bahasa Bugis. Kata Kunci : Keterampilan, menulis, teks dialog 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa daerah di sekolah khususnya di Sulawesi Selatan, dapat dikatakan sangat memprihatinkan sebab bahasa daerah tidak lagi menjadi pelajaran khusus di sekolah. Bahkan zaman sekarang sudah banyak sekolah yang tidak menggunakan bahasa daerah sebagai mata pelajaran. Zaman sekarang ini sudah jarang ditemukan masyarakat bercakap atau berkomunikasi menggunakan bahasa daerahnya. Padahal sudah diketahui bahwa

Transcript of KELAS VII SMP NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN …eprints.unm.ac.id/11633/1/JURNAL.pdforang dengan...

1

KETERAMPILAN MENULIS TEKS DIALOG BAHASA BUGIS SISWAKELAS VII SMP NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP

Nur Reski WahyuniProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah

Fakultas Bahasa Dan SastraUniversitas Negeri [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan menulis teks dialogbahasa Bugis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep.Penelitian ini merupakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Populasipenelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep yang berjumlah 352 siswa yang terbagi dalam sebelaskelas. Sampel dalam penelitian ini merupakan perwakilan dari kelas VII siswaSMP Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep yang berjumlah 176 siswa.Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik randomsampling. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian iniadalah teknik tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMPNegeri Pangkajene Kabupaten Pangkep belum mencapai standar pencapaianyang direncanakan 75% dengan kriteria ketuntasan minimal (75 KKM)berdasarkan hasil penelitian terdapat 113 siswa mampu memperoleh nilai ≥75.Berdasarkan kriteria penilaian tingkat kemampuan siswa secara keseluruhanberada pada taraf cukup. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian ternyata siswayang memperoleh dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) terdapat 113orang dengan persentase 64,2% dan yang memperoleh nilai di bawah KKMterdapat 63 orang siswa dengan persentase 35,8%. Sesuai dengan hasilpenelitian ini, yaitu diajukan saran sebaiknya pembelajaran bahasa Daerah harustetap diadakan karena merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yangharus dijaga dan dilestarikan. Selain itu, pembelajaran bahasa daerah lebihdiperhatikan dan dijelaskan lebih rinci agar siswa dapat memahami khusunyapembelajaran tentang menulis dalam bahasa Bugis.

Kata Kunci : Keterampilan, menulis, teks dialog

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran bahasa daerah disekolah khususnya di SulawesiSelatan, dapat dikatakan sangatmemprihatinkan sebab bahasa daerahtidak lagi menjadi pelajaran khusus

di sekolah. Bahkan zaman sekarangsudah banyak sekolah yang tidakmenggunakan bahasa daerah sebagaimata pelajaran. Zaman sekarang inisudah jarang ditemukan masyarakatbercakap atau berkomunikasimenggunakan bahasa daerahnya.Padahal sudah diketahui bahwa

2

bahasa daerah merupakan ciri suatudaerah tertentu jika dihilangkanmaka tidak ada lagi yang mencirikansuatu daerah sebagai daerah tertentu.

Ada empat komponenketerampilan berbahasa yaitu,keterampilan menyimak, berbicara,membaca, menulis (Tarigan, 1981:1).Dalam keempat keterampilantersebut penelitian ini lebih berfokuspada keterampilan menulis.

Peneliti memilih keterampilanmenulis teks dialog untuk ditelitikarena dalam Kurikulum 2013muatan lokal bahasa Bugis pada KD:4.5 Menulis teks percakapan dalambahasa Bugis. Berdasarkan haltersebut, dapat diketahui bahwapembelajaran menulis dialog, pentingdipelajari karena merupakan materidari kompetensi dasar (KD) yangberpedoman pada Kurikulum.

Berdasarkan hasil observasi diSMP Negeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep khususnya dikelas VII menunjukkan bahwaketerampilan berbahasa Bugis siswadi sekolah tersebut terbilang cukupmemadai. Namun, dalampembelajaran di kelas masih banyaksiswa yang mengalami kendalaterutama dalam hal menulis. Kendalayang dialami yaitu kurang menyadaripotensi menulis dalam dirinya, takutuntuk memulai sesuatu, kurangmengerti menggunakan bahasadaerah Bugis. Berdasarkan fenomenatersebut, peneliti tertarik untukmelakukan penelitian untukmengetahui keterampilan menulis,khususnya keterampilan menulisdialog bahasa Bugis siswa kelas VIISMP Negeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep.

Penelitian yang relevan denganpenelitian ini adalah yang pernahditeliti oleh Abi (2017) dengan judulpenelitian “Keterampilan MenulisTeks Percakapan dalam BahasaMakassar Siswa Kelas VIII SMPNegeri 3 Pallangga KabupatenGowa”.Adapun persamaan antarapenelitian ini yaitu ingin mengetahuitentang keterampilan menulis tekspercakapan, namun pada penelitianini peneliti lebih fokus padaketerampilan menulis tekspercakapan jenis dialog .

Perbedaan dengan penelitiansebelumnya adalah bahasa yangditeliti. Penelitian sebelumnyamenggunakan bahasa Makassar,sedangkan penelitian inimenggunakan bahasa Bugis.

Alasan peneliti memilih SMPNegeri 1 Pangkajene KabupatenPangkep sebagai lokasi penelitiankarena di sekolah tersebut masihmempelajari bahasa daerah dari kelasVII sampai kelas IX. Namun dalampelaksanaannya masih banyakmengalami kendala, antara lain: (1)Siswa tidak tertarik dengan pelajaranbahasa daerah, (2) siswa tidakbergairah dalam proses pembelajaranbahasa daerah, (3) siswa kurangmampu menggunakan bahasa daerah,(4) guru yang mengajarkan bahasadaerah tidak sesuai dengan bidangstudinya, (5) kurangnya buku tekspembelajaran yang dapatdimanfaatkan di kelas, (6) kurangnyainovasi dan motivasi pada prosespembelajaran bahasa daerah di kelas.

1.1 Rumusan MasalahBagaimanakah keterampilan

menulis teks dialog bahasa Bugis

3

siswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten Pangkep?

1.2 Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini adalahuntuk mendeskripsikan keterampilanmenulis teks dialog bahasa Bugissiswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten Pangkep

1.3 Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini terdiri

dari manfaat teoretis dan manfaatsecara praktis.

1. Manfaat TeoretisPenelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi danpengetahuan tentang teks dialogdalam bahasa daerah khususnyabahasa Bugis.

2. Manfaat Praktisa. Bagi siswa, penelitian ini

diharapkan dapat menambahwawasan mengenai teks dialogdalam bahasa Bugis.

b. Bagi guru diharapakan dapatmenjadi tambahan referensidalam mengajar pelajaranbahasa daerah Bugis tentangmenulis teks dialog.

c. Bagi sekolah, penelitian inidiharapkan dapat jadikan acuandalam pembelajaran, sertadigunakan untuk meningkatkankualitas proses belajar mengajardi sekolah serta dapatmendorong semua pihak untukpeningkatan mutu pendidikan.

d. Bagi peneliti, sebagai bahanacuan bagi peneliti selanjutnyayang relevan dengan penelitianini. Sebagai usaha untuk

meningkatkan proses belajarmengajar khususnya dalamketerampilan menulis teks dialogbahasa Bugis.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Bahasa Daerah

Bahasa daerah merupakan salahsatu unsur kebudayaan nasional yangdilindungi oleh negara dan dijamindengan undang-undang. BahasaDaerah berfungsi sebagai : lambangkebanggaan daerah, lambangidentitas daerah, alat perhubungan didalam keluarga dan masyarakatdaerah, sarana pendukung budayadaerah dan bahasa Indonesia serta,pendukung sastra Daerah dan sastraIndonesia (Daeng dan Syamsuddin,2005: 4).

Hubungannya dengan fungsibahasa Indonesia, bahasa daerahberfungsi sebagai pendukung bahasaIndonesia, bahasa pengantar padatingkat permulaan sekolah dasar didaerah tertentu untuk memperlancarpengajaran bahasa Indonesia ataumata pelajaran lain, dan sumberkebahasaan untuk memperkayabahasa Indonesia (Chaer, 2009: 84).

Bangsa Indonesia terdiri atasbermacam-macam suku ataukelompok etnis di tanah air. DiSulawesi Selatan terdapat beberapasuku yang memiliki bahasatersendiri. Salah satu suku yang adadi Sulawesi Selatan adalah suku Ugi“Bugis”. Suku ini memiliki semangatdan kebudayaan, serta bahasatersendiri yang disebut bahasa Bugis.Bahasa daerah Bugis digunakansebagai alat komunikasi antar sesamasuku Bugis. Penutur bahasa daerah

4

Bugis tersebar di beberapa wilayahmeliputi: Sebagian KabupatenPangkep, sebagian KabupatenBulukumba, sebagian KabupatenMaros, Kabupaten Soppeng,Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo,Kabupaten Barru, KabupatenPinrang, sebagian KabupatenEnrekang, sebagian KabupatenMajenne, sebagian KabupatenBantaeng, Kota Pare-Pare,Kabupaten Luwu, KabupatenSidenreng Rappang, KabupatenSinjai..Menurut Sikki, dkk (dalamTatanan bahasa Bugis, 1988:2)

Kedudukan mata pelajaranbahasa daerah sampai saat ini masihberada dalam naungan muatan lokalmeskipun telah diputuskan dalamKongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah di Sulawesi Selatantahun 2012 bahwa bahasa Daerahdijadikan sebagai mata pelajaranmuatan lokal wajib dan diajarkanpada semua jenjang pendidikan.

Mengenai hal tersebut makapembelajaran bahasa Daerahkhususnya bahasa Bugis perlu lebihditingkatkan agar tetap menjadi matapelajaran wajib di tingkat SD danSMP.

2.2 Pembelajaran Menulis BahasaBugisSebagai bangsa yang berbudaya,

suku Bugis seharusnya merasabersyukur dan bangga karenadisamping memiliki bahasatersendiri, juga memiliki aksara yangdisebut aksara lontarak. Sebelumpopulernya material berupa kertas,aksara lontarak dituliskan ke ataslembaran-lembaran daun lontar(sebagai pengganti kertas) untuk

berbagai keperluan, seperti: catatanharian, surat-menyurat, dandokumen-dokumen penting lainnyayang harus diarsipkan. (Daeng danSyamsuddin, 2005 :19).

Daeng Pamatte berhasilmengarang aksara lontarak yangterdiri atas 19 huruf untuk sukuMakassar dan 23 huruf untuk sukuBugis. Huruf aksara lontarak Bugisdinamakan ina sure atau biasadisebut indo sure. Sikki dkk (Tatananbahasa Bugis, 1988:4)

Lontarak yang dipakai sampaisekarang adalah lontarak yangbentuknya sebagai berikut :

k=ka g=ga G=nga K=ngka

p=pa b=ba m=ma P=mpa

t=ta d=da n=na R=nrac=ca j=ja N=nya C=nca

y=ya r=ra l=la w=wa

s=sa a=a h=ha

Penguasaan bahasa tulis mutlakdiperlukan dalam kehidupan modernsekarang ini. Ternyata keteramplianmenulis kurang mendapat perhatiandi sekolah-sekolah seorang gurubahasa Daerah memiliki tugas untukmelatih keterampilan menulis siswa,perlu memahami dengan baikketerampilan menulis ini.Pemahaman konsep untuk menulissangat penting karena dalam praktikkeseharian banyak orang terampildalam membaca tetapi mengalamikesalahan dalam menulis.

2.3 Menulisa. Pengertian Menulis

Menulis merupakanketerampilan berbahasa yangdipergunakan untuk berkomunikasi

5

secara tidak langsung. Tidak secaratatap muka dengan orang lain, dalamkegiatan menulis, penulis haruslahterampil memanfaatkan kosakata danstruktur kalimat dengan lebih baiksehingga karya tulisanya dapatdimengerti orang lain. Menurut(Alwi, dkk 2002: 1219) menulisadalah melahirkan pikiran atauperasaan dengan tulisan.

Menulis merupakan suaturepresentasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal inimerupakan perbedaan utama antaralukisan dan tulisan, antara melukisdan menulis (Enre,1994 :6)

Menulis adalah suatu bentukberpikir, tetapi justru berpikir bagimembaca tertentu dan bagi waktutertentu. Yang paling penting dalammenulis adalah penemuan, susunan,dan gaya. Secara singkat, belajarmenulis adalah belajar berfikirdengan cara tertentu (Tarigan, 1986:5).

b. trategi permulaan belajarmenulis

Menurut Hairston (dalamBudiman, 1992:12) strategipermulaan belajar menulis terdiriatas dua tahapan, yaitu :1) Potensi Menulis

Potensi merupakan hal yangsangat penting dalam pengembanganketerampilan diri seseorang, tidakterkecuali dalam menulis.2) Strategi Dasar Belajar Menulis

Menulis diketahui sebagaipuncak keterampilan berbahasa,keterampilan tidak dapat dikuasaisecara serentak untuk mempermudahmempelajari perlu dibuat skala

prioritas. Prioritas yang dimaksudtentu saja tidak hanya berupa suaturangkaian keterampilan yangmengarah pada terbentuknya sebuahtulisan. Rangkaian keterampilanyang dimaksud adalah keterampilanuntuk mengingat tulisan yang baik,keterampilan untuk memahamiproses penulisan, keterampilanmempelajari tentang bagaimanasebuah tulisan itu dimulai,keterampilan mengorganisasi tulisan,dan (5) keterampilan menyatukantulisan, Hairston (dalam Budiman,1992: 12)

Seseorang penulis memerelukanbahan yang dapat disampaikan untukdapat melahirkan pikiran danperasaan orang sehingga dapatdibaca dan dimengerti oleh oranglain, Parawansa (dalam Asri, 1998:9)mengatakan bahwa bahan-bahantulisan dapat diperoleh melalui empatsumber, yaitu :1) Pengalaman2) Pengamatan3) Daya khayal (imajinasi)4) Pendapat dan keyakinan

c. Tahap-tahap latihan MenulisPenyampaian ide, gagasan dan

pengalaman dalam bentuk tulisandiperlukan berbagai tahapan, adapuntahap-tahap menulis (Asri, 1998:7)sebagai berikut:1) Mencontoh, belajar menulis

sesuai contoh.2) Reproduksi, yaitu pembelajaran

menulis tanpa model.3) Rekombinasi, atau transformasi,

yaitu pembelajar mulai berlatihmenggunakan kalimat yang padamulanya berdiri sendiri menjadigabungan beberapa kalimat.

6

4) Menulis terpimpin, yaitupembelajar mulai berkenalandengan penulisan alinea.

5) Menulis, yaitu pembelajar mulaimenulis secara bebas untukmengemukakan ide dalambentuk tulisan yang sebenarnyamisalnya menulis laporan,makalah, berita, dan sebagainya.

d. Asas-asas Menulis yang BaikMenulis dikatakan baik jika

memenuhi asas-asas menurutBernard percy (dalam Nurdin, 2007 :10) diuraikan berikut ini :1) Kejelasan, yang dimaksud

dengan kejelasan adalah tulisanyang harus dapat dibaca dandimengerti oleh pembaca.

2) Keringkasan, yang dimaksuddengan keringkasan adalahkalimat yang disusun tidak sajapendek-pendek, jangan terlalumenghambur-hamburkan kataseenaknya, tidak berputar-putaratau mengulang-ulang katadalam menyampaikan gagasan.

3) Ketepatan, suatu penulisan harusdapat menyampaikan butirgagasan kepada pembaca dengankecocokan seperti yangdimaksud penulisnya. Ini berartiyang diinginkan oleh penulisbisa dipahami persis olehpembacanya. Jangan sampaimenulis untuk tugas akademikdengan bahasa populer atausebaliknya.

4) Kesatupaduan, maksudnya adasatu gagasan dalam satu alineasebisa mungkin hanya memilikisatu pokok pikiran denganbeberapa pokok pikiran penjelas.

5) Pertautan, maksudnya adalahantar bagian bertautan satu samalain (antar alinea atau kalimat).

Ketiadaan pertautan sangatsering terjadi bila seorangpenulis menulis dengan tergesa-gesa dan hanya komplikasi(menggabungkan berbagaisumber tanpa ada kata ataukalimat perangkai atau hanyatumpukan pendapat banyakorang yang disusun sendiri) dariberbagai sumber.

6) Penegasan, adanya penonjolanpunya derajat perbedaan antarbagian. Seorang penulis yangmahir akan bisa menyebarpenekanan pada setiap bagian,tetapi bukan berarti penulispemula tidak bisamelakukannya. Penulis bisamelakukannya dengan caramembuat sub batasan darisebuah tulisan.

e. Tujuan MenulisKegiatan menulis sering

dilakukan tentunya mempunyaitujuan yang hendak dicapai.Selanjutnya Hugo Hartig (Tarigan,1986:24) mengemukakan tujuanmenulis sebagai berikut:1) Assigment Purpose (Tujuan

Penugasan)Tujuan penugasan inisebenarnya tidak mempunyaitujuan sama sekali. Penulismenulis sesuatu karenaditugaskan, bukan atas kemauansendiri. Misalnya, para siswayang diberi tugas merangkumbuku, sekretaris yang ditugaskanmembuat laporan notulen rapat.

2) Altruistic Purpose (TujuanAltruistik)Penulis bertujuan untukmenyenangkan para pembaca,menghindarkan kedukaan parapembaca, ingin menolong para

7

pembaca memahami,menghargai perasaan danpenalarannya, ingin membuathidup para pembaca lebih mudahdan lebih menyenangkan dengankaryanya itu. Seseorang tidakakan dapat menulis tepat gunakalau dia percaya, baik secarasadar maupun secara tidak sadarbahwa pembaca atau penikmatkaryanya itu adalah “lawan” atau“musuh”. Tujuan altruistikadalah kunci keterbacaan suatutulisan.

3) Persuasive purpose (TujuanPersuasif)Tulisan yang bertujuanmeyakinkan para pembaca akankebenaran gagasan yangdiutarakan.

4) Informational Purpose (TujuanInformasional)Tulisan yang bertujuan untukmemberi informasi atauketerangan/ penerangan kepadapara pembaca.

5) Self- Expressive Purpose(Tujuan Pernyataan Sendiri)Tulisan yang bertujuanmemperkenalkan ataumenyatakan diri sang pengarangkepada para pembaca.

6) Creative Purpose (TujuanKreatif)Tujuan ini erat berhubungandengan tujuan pernyataan diri.Tetapi, “keinginan kreatif” disini melebihi pernyataan diri,dan melibatkan dirinya dengankeinginan mencapai nilai-nilaiartistik, nilai-nilai kesenian.

7) Problem Solving Purpose(Tujuan Pemecahan Masalah)Dalam tulisan seperti ini sangpenulis ingin memecahkanmasalah yang dihadapi. Sang

penulis ingin menjelaskan,menjernihkan serta menjelajahiserta meneliti secara cermatpikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapatdimengerti oleh para pembaca.

f. Manfaat MenulisBernard Percy (dalam Nurudin,

2007:19) mengemukakan bahwa adabeberapa manfaat menulis:1) Sarana pengungkapan diri2) Sarana untuk pemahaman,

membantu mengembangkankepuasan pribadi, kebanggan,dan perasaan harga diri.

3) Meningkatkan kesadaran danpenyerapan terhadaplingkungan.

4) Keterlibatan bersemangat danbukannya penerimaan yangpasrah.

5) Mengembangkan suatupemahaman tentangketerampilan berbahasa.

Kegunaan lain dari menulis dapatdirinci sebagai berikut :1) Menulis menolong untuk

menemukan kembali yangpernah diketahui.

2) Menulis menghasilkan ide-ideterbaru.

3) Menulis membantumengorganisasikan pikiran danmenempatkannya dalam satubentuk yang berdiri sendiri.

4) Menulis menjadikan pikiranseseorang siap untuk dilihat dandievaluasi.

5) Menulis membantu menyerapdan menguasai informasi baru,untuk memahami banyak materilebih baik dan menyimpannyalebih lama jika menulis tentanghal itu.

8

3 Teks Percakapan atau Dialoga. Pengertian Percakapan

Menurut Luxemburg (1986:160)dialog terikat pada pelaku. Unit-unitpelaku yang juga disebut giliranbicara diucapkan oleh seorang pelakuyang mempunyai fungsi dalam alur,secara minimal terdiri dari dua.Percakapan ialah dialog yangdilakukan antara dua orang atau lebihsecara bergantian, selain itu dialogjuga merupakan karya tulis yangdisajikan dalam bentuk tekspercakapan. Kita bisa merumuskanbahwa dialog atau percakapan adalahpenggunaan bahasa secara langsungdalam percakapan baik lisan maupuntulisan.

b. Jenis-jenis PercakapanLuxemburg (1986:162)

mengatakan bahwa dialog terbagimenjadi tiga, yaitu:1) Dialog, yaitu jenis percakapan

antara dua orang atau lebihtentang suatu masalah.Contoh :

Takkalupai i SittiSitti : Hase kegaki maelok jokka?Hase : Maelokka jokka melli bok, ri

tokoe.Sitti : Maelokka pale macowek!Hase : Maeloki idi melli aga?Sitti : Elokka melli boq sibawa

palopeng.Hase : Maini pale to sibawa jokka

mangelli!Sitti : Ai... wallupai mapacowek

doik.Hase : Jaji magani?Sitti : Pinrengenna pale yolo

doita!Hase : Ai... doi pas tomi iyya

upacowek.Sitti : Yagani pale ku makkoei?Hase : Lesuni yolo bolata mala

doik, nainappa to jokkamangelli!

Sitti : Sibawani pale lesu bolakumala doi!

Sitti : Assalamualaikum,emmaq..... oh.... maaa..

Hase : Engka moi ga emmaqmu,jakkammani dei gagai.

Sitti : Allahuu wallupaiwi, jokkaipale emmaku ri bolanaamureku.

2) Diskusi, yaitu jenis percakapanleh beberapa orang dalam suatuforum yang dipimpin olehseorang moderator. Diskusimembahas suatu masalah untukmencari titik temu pemecahan,antara pembicara denganpeserta. Tugas moderator adalahuntuk menengahi antarapembicara dengan pesertadiskusi.

3) Wawancara, yaitu jenispercakapan untuk menggaliinformasi dari seseorang.Wawancara biasanya dilakukandalam konteks: satu orangsebagai pewawancara dan satuorang atau lebih sebagai pihakyang diwawancarai sebagaisumber informasi

c. Ciri-ciri Teks Percakapan(Dialog)

1) Menggunakan tanda baca2) Menggunakan kalimat langsung3) Mempunyai topik pembicaraan4) Terdiri dua tokoh atau lebih

dalam teks5) Bahasa yang digunakan singkat,

padat dan jelas

d. Langkah-langkah Menulis TeksPercakapan (Dialog)

1) Menentukan masalah atau topikyang akan diperbincangkan

9

dalam percakapan2) Menentukan tokoh-tokoh yang

akan melakukan percakapan3) Memperhatikan struktur

organisasi4) Memperhatikan penggunaan

tanda baca dan tanda lain yangdiperlukan dalam menulis tekspercakapan

Kerangka PikirMenurut kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP). Dalampembelajaran bahasa, baik itu bahasaDaerah maupun bahasa Indonesiamemiliki dua keterampilan yakniketerampilan berbahasa danketerampilan sastra. Adapun empataspek dalam keterampilan berbahasayakni : menyimak, berbicara,menulis, dan membaca. Padapenelitian ini siswa diberikan testertulis dalam bentuk soal essai untukmengetes keterampilan siswa dalammenulis teks dialog bahasa Bugis.Dari hasil kerja siswa akan dianalisisdengan menggunakan analisisdeskriptif kuntitatif dan akanmenghasilkan temuan apakah siswamampu atau tidak dalam menulisteks percakapan bahasa Bugis.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Variabel dan Desain Penelitian

3.1.1 Variabel PenelitianVariabel yang diamati dalam

penelitian ini ialah keterampilanmenulis teks dialog bahasa Bugissiswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten Pangkep.3.1.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yangditerapkan dalam penelitian iniadalah desain penelitian yang bersifatdeskriptif kuantitatif. Menurut

Sukmadinata (2013:72) desaindeskriptif kuantitatif bertujuan untukmendeskripsikan, menggambarkanfenomena-fenomena yang ada, baikfenomena yang bersifat alamiahmaupun yang rekayasa manusia.Berkaitan dengan hal tersebut,peneliti ingin mendeskripsikankemampuan menulis teks dialogbahasa Bugis siswa kelas VII SMPNegeri 1 Pangkajene KabupatenPangkep.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 PopulasiPopulasi dalam penelitian ini

adalah keseluruhan siswa kelas VIISMP Negeri 1 pangkajeneKabupaten Pangkep yang berjumlah352 orang yang terbagi dalam sepulukelas.

3.2.1 SampelSampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yangdimiliki oleh populasi. Untuk itusampel yang diambil harus betul-betul mewakili.

Salah satu penentuan sampeladalah dengan menggunakan tabelyang disusun oleh Krejcie danMorgan yang terdapat dalamdetermining sampel size forresearch activities. Berdasarkantabel yang disusun oleh Krejcie danMorgan maka sampel dalampenelitian ini adalah 176 siswa.

3.3 Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalahinstrumen tes. Tes yang diberikankepada siswa dikerjakan dalamwaktu 2x 40 menit. Waktu yangdigunakan disesuaikan dengan jampembelajaran bahasa Daerah

10

disekolah.

3.4 Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data

adalah cara-cara yang dilakukandalam mengumpulkan data yangberhubungan dengan penelitian ini.Teknik pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian iniadalah bentuk tes berupa unjuk kerjamenulis teks percakapan bahasaBugis.

3.5 Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini,yaitu teknik analisis statisticdeskriptif. Sugiyono (2012:207)mengatakan bahwa analisis datastatistik deskriptif adalah analisisdata yang dilakukan denganmendeskripsikan ataumenggambarkan data yang telahterkumpul sebagaimana adanyatanpa bermaksud membuatkesimpulan yang berlaku untukumum atau generalisasi.Selanjutnya, Sugiyono (2012:208)menyatakan, “Statistik Deskriptifdapat digunakan bila peneliti hanyaingin mendeskripsikan data dansampel, dan tidak ingin membuatkesimpulan yang berlaku untukpopulasi”. Adapun prosedurpengelolahan data yang digunakanadalah :

1. Membuat daftar skor mentahSkor mentah yang ditetapkan

berdasarkan aspek yang dinilai daripekerjaan siswa. Penentuan aspekyang dinilai dalam menulis teksdialog siswa kelas VII SMP Negeri1 Pangkajene kabupaten Pangkep.Adapun aspek yang dinilai yaitu:aspek tema, aspek organisasi isi,

aspek tata bahasa, dan aspekejaan/tanda baca.

2. Membuat distribusi frekuensidari skor mentahData tes yang diperoleh dari

kerja koreksi, pada umumnya masihdalam keadaan tidak menentu.Untuk memudahkan analisis, perludisusun didtribusi frekuensi yangdapat memudahkan perhitunganselanjutnya menghitung skor yangdiperoleh siswa.

Untuk memperoleh nilai siswa,rumus yang digunakan adalah :Nilai = SSM X 100

Keterangan :S = Skor yang diperoleh siswaSM = Skor maksimal

3. Menghitung rata-rata nilaisiswaRata-rata nilai diperolehmenggunakan rumus:̅ =Keterangan :̅ = Rata-rata nilaiΣx = Jumlah seluruh nilai

= Jumlah subjek (sampelyang diteliti)

4. Mengukur keterampilan siswaTolok ukur keterampilan

siswa diukur berdasarkanketentuan sebagai berikut:keterampilan siswa dikatakanterampil jika presentase siswayang memperoleh nilai 75 ke atasadalah 75% atau lebih dandikatakan belum terampil jikasiswa yang memperoleh nilai 75 keatas kurang dari 75%.

11

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyajian Hasil Analisis DataPenyajian analisis data

merupakan paparan dan deskripsidata yang diperoleh skor mentah dilapangan tentang jawaban masalahyang telah dirimuskan. Masalahdalam penelitian ini, yaitubagaimanakah keterampilan menulisteks dialog bahasa Bugis siswa kelasVII SMP Negeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep? Oleh karenaitu, data yang di deskripsikan berikutini berupa angka-angka yang disertai

peryataan sebagai tolok ukurmenetapkan keterampilan menulis teksdialog bahasa Bugis siswa SMPNegeri 1 Pangkajene KabupatenPangkep.

1. Penyajian Hasil MenulisDialog Bahasa Bugis SiswaKelas VII SMPN 1 PangkajeneKabupaten Pangkep padaAspek Tema.Menurut Nurgiantoro (2010:

440) aspek tema tulisan siswadianggap benar ketika tema yangdipilih sesuai dengan isi dialog.

Tabel 4.1 Daftar Skor yang diperoleh pada Kerampilan Menulis DialogBahasa Bugis Siswa Kelas VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep

pada Aspek Tema

No. Skor Frekuensi Persentase (%)1 2 3 4123456

43,53

2,52

1,5

5372331044

30%41%19%6%2%2%

Jumlah 176 100%

Berdasarkan tabel 4.1 diketahuibahwa jumlah sampel 176 orang,peneliti memberi kode sampel yangdimulai dari nomor urut pertamahingga terakhir sesuai dengan daftarhadir siswa. Pada tabel diatasmenjelaskan tentang daftar skormentah pada aspek tema yangdiperoleh siswa kelas VII sesuaidengan kode sampel yang ditetapkanmenunjukkan bahwa siswa yangmemperoleh skor 4 sebagai skorpaling tinggi diperoleh 53 orang(30%), skor 3,5 diperoleh 72 orang(41%), skor 3 diperoleh 33 orang(19%), skor 2,5 diperoleh 10 orang

(6%), skor 2 diperoleh 4 orang (2%),dan skor 1,5 sebagai skor terendahpada aspek tema diperoleh 4 orang(2%).

2. Penyajian Hasil MenulisDialog Bahasa Bugis SiswaKelas VII SMPN 1 PangkajeneKabupaten Pangkep padaAspek Organisasi Isi.Menurut Nurgiantoro (2010:

440) Tulisan siswa dianggap benarpada aspek organisasi isi ketikagagasan diungkapkan dengan jelas,padat, tertata dengan baik dan urutanlogis.

1

Tabel 4.2 Daftar Skor yang diperoleh pada Kerampilan Menulis DialogBahasa Bugis Siswa Kelas VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep

pada Aspek Organisasi Isi

No. Skor Frekuensi Persentase (%)1 2 3 4123456

43,53

2,52

1,5

8387733182

5%21%44%33%10%1%

Jumlah 176 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diatasmenjelaskan tentang daftar skormentah pada aspek organisasi isiyang diperoleh siswa kelas VIIsesuai dengan kode sampel yangditetapkan menunjukkan bahwasiswa yang memperoleh skor 4sebagai skor paling tinggi diperoleh8 orang (5%), skor 3,5 diperoleh 38orang (21%), skor 3 diperoleh 77orang (44%), skor 2,5 diperoleh 33orang (19%), skor 2 diperoleh 18orang (10%), dan skor 1,5 sebagai

skor terendah pada aspek organisasiisi diperoleh 2 orang (1%)3. Penyajian Hasil Menulis

Dialog Bahasa Bugis SiswaKelas VII SMPN 1 PangkajeneKabupaten Pangkep padaAspek Tata Bahasa.Menurut Nurgiantoro (2010:

440) aspek tata bahasa tulisan siswadianggap benar ketika tidak adakesalahan tata bahasa yangsignifikan, makna dan isi teks dapatdipahami dengan jelas.

Tabel 4.3 Daftar Skor yang diperoleh pada Kerampilan Menulis DialogBahasa Bugis Siswa Kelas VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep

pada Aspek Tata bahasa

No. Skor Frekuensi Persentase (%)1 2 3 412345

43,53

2,52

313

1053718

2%7%

60%21%10%

Jumlah 176 100%

Berdasarkan tabel 4.3 diatasmenjelaskan tentang daftar skormentah pada aspek tata bahasa yangdiperoleh siswa kelas VII sesuaidengan kode sampel yang ditetapkan

menunjukkan bahwa siswa yangmemperoleh skor 4 sebagai skorpaling tinggi diperoleh 3 orang (2%),skor 3,5 diperoleh 13 orang (7%),skor 3 diperoleh 105 orang (60%),

13

skor 2,5 diperoleh 37 orang (21%),dan skor 2 terendah pada aspek tatabahasa diperoleh 18 orang (10%).

4. Penyajian Hasil MenulisDialog Bahasa Bugis SiswaKelas VII SMPN 1 PangkajeneKabupaten Pangkep padaAspek Ejaan/Tanda Baca.Menurut Nurgiantoro (2010:

440) aspek penggunaan ejaan atautanda baca pada keterampilanmenulis teks dialog bahasa Bugisdikatakan benar ketika penggunaanejaan sesuai dengan ejaan bahasaBugis.

Tabel 4.4 Daftar Skor yang diperoleh pada Kerampilan Menulis DialogBahasa Bugis Siswa Kelas VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep

pada Aspek Ejaan/Tanda Baca

No. Skor Frekuensi Persentase (%)1 2 3 41234567

43,53

2,52

1,51

11

113302722

1%1%

63%17%15%1,5%1,5%

Jumlah 176 100%

Berdasarkan tabel 4.4 diatasmenjelaskan tentang daftar skormentah pada aspek ejaan/tanda bacayang diperoleh siswa kelas VIIsesuai dengan kode sampel yangditetapkan menunjukkan bahwasiswa yang memperoleh skor 4sebagai skor tertinggi diperoleh 1orang (1%), skor 3,5 diperoleh 1orang (1%), skor 3 diperoleh 113orang (63%), skor 2,5 diperoleh 30orang (17%), skor 2 diperoleh 27orang (15%), skor 1,5 diperoleh 2orang (1,5%), dan skor 1 sebagaiskor terendah pada aspek ejaan/tandabaca diperoleh 2 orang (1,5%).

5. Nilai Akhir KemampuanMenulis Dialog Bahasa BugisSiswa Kelas VII SMPN 1Pangkajene KabupatenPangkep Semua AspekKeterampilan menulis teks

dialog dinilai dalam beberapa aspekdiantaranya: aspek tema, aspekorganisasi isi, aspek tatabahasa, danaspek ejaan/tanda baca.

14

Tabel 4.5 Daftar Nilai yang diperoleh pada Kerampilan Menulis DialogBahasa Bugis Siswa Kelas VII SMPN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep

No. Nilai Frekuensi Persentase (%)1 2 3 4123456789

1011121314

9488858279787572696663605447

29

1524416

16151012826

1,1%51%8,6%

13,6%23,3%3,4%9.1%8,6%5,8%6,8%4,5%1,1%3,4%

Jumlah 176 100%

Tabel 4.5 di atasmenggambarkan perolehan nilaiketerampilan menulis teks dialogsiswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten Pangkep.Berdasarkan tabel tersebut,diketahui bahwa keseluruhansampel tidak ada yang mendapatnilai 100 sebagai nilai maksimalNilai tertinggi yaitu 94 berjumlah 2orang (1,1%), sampel yangmemperoleh nilai 88 berjumlah 9orang (5,1%), sampel yangmemperoleh nilai 85 berjumlah 15orang (8,6%), sampel yangmemperoleh nilai 82 berjumlah 24orang (13,6%), sampel yangmemperoleh nilai 79 berjumlah 41orang (23,3%), sampel yangmemperoleh nilai 78 berjmlah 6orang (3,4%), sampel yangmemperoleh nilai 75 berjumlah 16orang (9,1%) sampel yangmemperoleh nilai 72 berjumlah 15orang (8,6%), sampel yang

memperoleh nilai 69 berjumlah 10orang (5,8%), sampel yangmemperoleh nilai 66 berjumlah 12orang (6,8%), sampel yangmemperoleh nilai 63 berjumlah 8orang (4,5%), sampel yangmemperoleh nilai 60 berjumlah 2orang (1,1%), sampel yangmemperoleh nilai 54 berjumlah 6orang (3,4%), sampel yangmemperoleh nilai 47 berjumlah 2orang (1,1%), sampel yangmemperoleh nilai 44 berjumlah 2orang (1,1%), sampel yangmemperoleh nilai 41 berjumlah 4orang (2,3%), dan sampel yangmemperoleh nilai 38 sebagai skorterendah berjumlah 2 orang (1,1%).

Untuk mengetahui nilai rata-rata keterampilan menulis teksdialog dalam bahasa Bugis siswakelas VII SMP Negeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep, terlebih dahuluharus diketahui jumlah nilai seluruhsiswa seperti pada tabel 6 berikut ini:

1

Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Teks Dialog Bahasa BugisSiswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep

No. Nilai Frekuensi f(x) Persentase (%)1 3 4 5 6123456789

1011121314151617

9488858279787572696663605447444138

29

1524416

161510128262242

188792

127519683239468

120010806907925041203249488

16476

1,1%5,1%8,6%

13,6%23,3%3,4%9,1%8,6%5,8%6,8%4,5%1,1%3,4%1,1%1,1%2,3%1,1%

Jumlah N = 176 = 13062 100%

Dari tabel 4.6 di atas, dapatdiketahui bahwa jumlah seluruhnilai (∑X) adalah 13062 dan jumlahsiswa sampel (N) sebanyak 176orang. Data tersebut kemudiandijadikan dasar untuk perhitunganskor rata-rata yaitu sebagai berikut.

∑X = 13062

N = 176

Xi = ∑ = = 74

Langkah selanjutnya adalahmembuat tabel klasifikasiketerampilan siswa. Tabel klasifikasiketerampilan siswa dari data tersebutadalah sebagai berikut.

Tabel 4.7 Klasifikasi Tingkat Keterampilan Menulis Teks Dialog BahasaBugis Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep

No Perolehan Nilai Frekuensi Persentase1 75 – 100 113 64,2%2 0 – 74 63 35,8%

Jumlah 176 100%

Tabel 4.7 menjelaskan bahwafrekuensi dan persentase nilaiketerampilan menulis teks dialog

dalam bahasa Bugis siswa kelas VIISMP Negeri 1 PangkaeneKabupaten Pangkep, yaitu siswa

16

yang mendapat nilai 75 ke atassebanyak 113 orang (64,2%) darijumlah sampel, sedangkan siswayang mendapat nilai di bawah 75sebanyak 63 orang (35,8%) darijumlah sampel. Dengan demikian,dapat dikatakan bahwa keterampilamenulis teks dialog bahasa Bugissiswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten pangkepdikatakan belum memadai, karenanilai yang diperoleh siswa tidakmencapai kriteria yang ditetapkan,yaitu kurang dari 75% siswamendapat nilai 75 ke atas.

4.2 Pembahasan Hasil PenelitianPada bagian ini diuraikan

temuan berdasarkan penyajian hasilanalisis data tentang keterampilanmenulis teks dialog bahasa Bugissiswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten Pangkep.Penguraian berikut ini sebagai tolokukur untuk menarik kesimpulanpenelitian ini tentang keterampilanmenulis teks dialog bahasa Bugissiswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten Pangkep.

Pada keterampilan menulis teksdialog bahasa Bugis siswa kelas VIISMP Negeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep, diuraikanberdasarkan beberapa aspekpenilaian yaitu tema, organisasi isi,tata bahasa, dan ejaan/ tanda baca.

4.2.1 Keterampilan Menulis TeksDialog Bahasa Bugis SiswaKelas VII SMP Negeri 1Pangkajene KabupatenPangkep pada Aspek Tema

Menurut Nurgiantoro (2010:440) aspek tema tulisan siswadianggap benar ketika tema yang

dipilih sesuai dengan isi dialog.Pada penelitian kali ini siswadikatakan sudah terampil menulisteks dialog bahasa Bugis padaaspek tema. Pada lembar jawabansiswa dari kode sampel 062 yangbertema “Rencana Kansi”menunjukkan bahwa tema yangditulis sesuai dengan isi dialog,karena dari awal sampai akhir isidialog membahasa tentang rencanasaat libur (Rencana Kansi). ContohDialog:Reski : Wahyu macaweni kansi,

tegaki maelo jokka yakukansiki?

Wahyu: Depa wissengngi! Biasanaku kansiki, jokkama bolananeneku. Na idi, tegamaelok jokka?

Reski : Depa gaga rencanaku.Eh... maga pale ku to jokkamakkema!

Wahyu: Makessing mato. Tapiupauangi yolo tomatuakkudi!

Reski : Iyye pauangni yolo! Polepibolana neneta nappakijokka makkema.

Wahyu: Nappanna magellorencanamu hehehe...

Reski : Na tuli magello memeng kuiyya ma rencana

Wahyu: Iyye maggello si.Reski : Maelona pale lisu di,

nasaba mawennini.Wahyu: Iyye

Teks dialog tersebutdikategorikan baik pada aspek tema,teks dialog tersebut terlihat bahwatema yang dipilih terkandung dalamteks dialog yang ditulis olehsiswa. Teks tersebut menceritakantentang Reski dan Wahyu berencanauntuk berkemah saat libur.

17

4.2.2 Keterampilan MenulisTeks Dialog Bahasa BugisSiswa Kelas VII SMPNegeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep padaAspek Organisasi Isi

Menurut Nurgiantoro (2010: 440)Tulisan siswa dianggap benar padaaspek organisasi isi ketika gagasandiungkapkan dengan jelas, padat,tertata dengan baik dan urutan logis.Pada aspek kali ini keterampilanmenulis teks dialog bahasa Bugissiswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten Pangkepdikatakan sudah memadai. Tetapimasih ada beberapa siswa yangmasih belum paham tentang aspekorganisasi isi. Dapat kita lihat padalembar jawaban siswa dari kodesampel 029 yang bertema “Cemme-cemme” contoh percakapan:Ami : oh Ina loko jokka cemme-

cemme, Ri mattampa.Ani : loka tette siaga ijokkaAmi : utajengki ku sikolae tette

dua.Ani : iyye pale, ku ni sikolae

tajengki.Ami : iyye gatti-gatiki pale

nappa utajengki ku sikolae.Ani : iyya magattika jokka

sikolae.Ami : iyya ku sikolaeki siruntu

nappa sigandengki jokka kumattampa.

Ani : mammotoroni pale jokkaku mattampa.

Ami : iyye pale, sigandengniokka k mattampa.

Ani : siaga mupaccoe doiAmi : duappulo sebbu, na idi

siaga ipaccoe.Ani : padami duappulo mato

sebbuAmi : mai pale mattamani

cemme-cemme.Ani : maiAmi : muissengma nangewe.Ani : iyye wissengma.

Teks dialog yang ditulis siswapada kode sampel 029 dikatakanbelum memadai. Teks dialogtersebut dikatakan belum memadaikarena gagasan yang ditulis kacaudan pengembangan tidak logis. Tekspercakapan yang benar seharusnyaditulis seperti berikut:

Tema: Cemme-cemeAmi : Ani maelokki jokka cemme-

cemme ri Mattampa?Ani : Maelokka. Tette siaga

ijokka?Ami : Tette dua, ri sikolaeki

siruntuk.Ani : Iyye pale.Ami : Gatti-gattiki pale jokka ri

sikolae nappa silaungki jokkari Mattampa!

Ani : Mammotorokni jokka riMattampa.

Ami : Iyye sigandengni jokka riMattampa.

Ani : Siaga doik mupaccowek?Ami : Duwappulosekbu, idik siaga

tapaccowek?Ani : Padamokki duwappulosekbu

mato.Ami : Mai pale to muttama cemme-

cemme!Ani : Mai!Ami : Taissengma nange?Ani : Iyye maccama nange, na

idik?Ami : Macca tomma.

Teks dialog yang ditulis siswadari kode sampel 029, selainorganisasi isi juga harusmemperhatikan aspek tata bahasa

18

dan juga ejaan atau tanda baca.4.2.3 Keterampilan Menulis

Teks Dialog Bahasa BugisSiswa Kelas VII SMPNegeri PangkajeneKabupaten Pangkep padaAspek Tata Bahasa

Menurut Nurgiantoro (2010:440) aspek tata bahasa tulisan siswadianggap benar ketika tidak adakesalahan tata bahasa yangsignifikan, makna dan isi teks dapatdipahami dengan jelas.Keterampilan menulis teks dialogbahsa Bugis pada aspek tata bahasadikatakan cukup memadai namunmasih ada beberapa siswa yangbelum memahami aspek tersebut.Contoh tersebut dapat kita lihat padakutipan teks dialog yang ditulis padakode sampel 042:

Khusnul : otoni nasaba makkanreiapie, otoni pakessingibarang-barangta.

Yanti : tegai bapak ?Khusnul : jokkai bali´i tauwe

mpanoi apieYanti : kediga?

Pada kutipan teks dialog di atassudah hampir benar namun masihterdapat kesalahan pada tatabahasa. Kesalahan pada tata bahasaterdapat pada kata otoni seharusnyaotokni, pada kata bali´i seharusnyabalingngi, dan pada kata mpanoiseharusnya ditulis mpunoi. Kutipanteks percakapan di atas seharusnyaditulis seperti di bawah ini.

Khusnul: Otokni nasabamakkanreiapie, otokni pakessingi barang-barangta!Yanti : Tegai bapak?Khusnul: Jokkai balingngi tauwempunoi apie.

Yanti : Kutegai?

Teks dialog yang ditulis olehkode sampel 042 selain aspek tatabahasa juga harus memperhatikanaspek ejaan atau tanda baca.

4.2.4 Keterampilan MenulisTeks Dialog Bahasa BugisSiswa Kelas VII SMPNegeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep padaAspek Penggunaan Ejaanatau Tanda Baca

Menurut Nurgiantoro (2010:440) aspek penggunaan ejaan atautanda baca pada keterampilanmenulis teks dialog bahasa Bugisdikatakan benar ketika penggunaanejaan sesuai dengan ejaan bahasaBugis. Pada keterampilan menulisteks dialog bahasa Bugis siswa kelasVII SMP Negeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep pada aspekpenggunaan ejaan dikatatan kurangmemadai, karena banyak siswayang tidak memperhatikan bahkantidak mengerti penggunaan ejaanatau tanda baca. Dapat dilihatkutipan teks percakapan yang ditulissiswa pada kode sampel 011:

Nina : Lisa, tegako melli wajuiyaro nupakei!

Lisa: ko ka Pasae Iko tegako mellitase?

Nina : ko tomma pasae melli?Lisa: purana sappai, de gaga U

runtu ko pasae.

Kutipan teks dialog diatas,dilihat dari aspek penggunaanbahasa dapat dikatakan kurangmemadai. Pada kalimat pertamadari kutipan tersebut merupakankalimat tanya maka seharusnyamenggunakan ejaan (?) tanda tanya.

19

Kalimat ketiga merupakan kalimatpernyataan maka seharusnyamenggunakan ejaan (.) titik.Kutipan teks percakapan tersebutseharusnya di tulis seperti berikut:

Nina : Lisa kegiki melli waju yaroripakewe?Lisa : Ri pasake. Idi kegiki melli?Nina : Ku toma pasake melli.Lisa : Poleka massappa naikiyadegaga uruntuk ri pasake.

Pada dasarnya keterampilanmenulis teks dialog bahasa Bugissiswa kelas VII SMP Negeri 1Pangkajene Kabupaten Pangkepbelum memadai. Dari pembahasandiatas siswa dikatakan belummampu karena sebagian siswabelum mampu mencapai nilai KKMyang telah ditentukan.

Ketidak memadaianketerampilan siswa dalam menulisteks dialog bahasa Bugis diukurmelalui empat aspek, dari ke mpataspek yang dinilai dapat dilihatbahwa aspek yang kurang dipahamisiswa adalah aspek Ejaan/TandaBaca. Selain hal tersebut, faktoryang mempengaruhi kurangnyamotivasi siswa dalam pembelajaranbahasa daerah Bugis yaitu faktorinternal dan eksternal. Faktorinternalnya meliputi, motivasi siswadalam belajar bahasa daerah Bugisdianggap sebagai pelajaran yangtidak wajib dipelajari untukmendapatkan nilai yang baik dalambelajar, bahasa daerah dianggapsudah ketinggalan jaman, sertakurangnya minat siswa dalambelajar bahasa daerah Bugis karenapelajaran yang diberikan tidaksesuai dengan kebutuhan siswa, atau

terkesan monoton dalammemberikan materi pembelajaran.Sedangkan faktor eksternalnya,meliputi lingkunga sosial, sepertilingkungan keluarga, lingkungansekolah, teman maupun tetangga.Dalam lingkungan sosial siswaberkomunikasi menggunakanbahasa Indonesia bukan lagi bahasaBugis.

Aspek lain yang tidak dikuasaioleh siswa dalam pembelajaranbahasa daerah Bugis terkendalakarena kurangnya pembendaharaankosakata bahasa Bugis yangdisebabkan oleh kecenderunganpemakaian bahasa Indonesiadalam berkomunikasi lebih besardibandingkan penggunaan bahasaBugis. Siswa lebih tertarikmenggunakan bahasa Indonesiasebagai bahasa sehari-haridibanding dengan menggunakanbahasa Bugis karena dianggapkuno atau kurang modern. Dilingkungan keluarga, bahasapertama yang diperoleh bukan lagimenggunakan bahasa daerahmelainkan menggunakan bahasaIndonesia, sehinggapembendaharaan kosakata bahasaDaerah anak masih kurang.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SimpulanBerdasarkan penyajian hasil

analisis data dan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulanbahwa keterampilan menulis teksdialog bahasa Bugis siswa kelas VIISMP Negeri 1 PangkajeneKabupaten Pangkep belummemadai. Hasil tersebut dapatdilihat pada persentase siswa yang

20

memperoleh nilai 75 ke atas tidakmencapai kriteria yang ditentukanyaitu 75%. Dari 176 jumlah sampel,hanya 113 (64,2%) siswa yangmencapai nilai KKM yaitu 75 dan63 (35,8%) siswa yangmemperoleh nilai di bawah 75.Nilai rata-rata yang diperoleh siswadalam menulis teks dialog bahasaBugis yaitu 74. Hal ini dapat dilihatdari hasil kerja siswa dari setiapaspek:

1. Pada aspek tema yangmemperoleh nilai 75-100sebanyak 158 orang dari 176jumlah siswa.

2. Pada aspek organisasi isiyang memperoleh nilai 75-100 sebanyak 123 orang dari176 jumlah siswa.

3. Pada aspek tata bahasa yangmemperoleh nilai 75-100sebanyak 121 orang dari 176jumlah siswa.

4. Pada aspek tanda baca yangmemperoleh nilai 75-100sebanyak 115 orang dari 176jumlah siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitianini, perlu dikemukakan beberapasaran sebagai bahan masukankepada sekolah, guru, dan siswasebagai berikut:1. Sebaiknya pembelajaran bahasa

daerah harus tetap diajarkan disekolah karena bahasa Daerahmerupakan salah satukekayaan Indonesia yangharus dijaga dan dilestarikan.

2. Sebaiknya keterampilan siswadalam berbahasa Daerah lebihdilatih agar bahasa Daerah tidakterlupakan serta membantusiswa dalam memperbanyakpembendaharaan kosakatabahasa Daerah.

3. Bagi siswa sebaiknya lebihsering menggunakan bahasaDaerah saat berkomunikasi agarmereka dapat mencintai danbersemagat untuk mempelaaribahasa Daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Abi, Ahmad Abdi. 2017. “Keterampilan Menulis Teks Percakapan dalam BahasaMakassar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa”.Skripsi. Makassar: Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas NegeriMakassar.

Alwi, Hasan, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional Balai Pustaka.

Asri.1998. Tahap-tahap Menulis. Jogjakarta : Pustaka Pelajar

Budiman, Eka. 1992. Menggebrak Keterampilan Menulis. Jakarta : PustakaPembangunan Swadaya Nusantara.

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta :Rineka Cipta.

21

Daeng, Kembong, Syamsuddin,Muhammad Bactiar. 2005. Sintaksis BahasaMakassar. Makassar : Universitas Negeri Makassar.

Enre, Fachruddin Ambo. 1994. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. UjungPandang: IKIP Ujung Pandang.

Hasan, Alwi & Dendy Sugono. 2003. Politik Bahasa. Departemen PendidikanNasional.

Luxemburg, Jan dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Dicek Hartoko.Jakarta: Gramedia.

Noyada, 2014. Sebutkan (5) ciri ciri teks percakapan.http://brainly.co.id/tugas/1739056. Diakses pada tanggal 13 Februari 2018Pukul 16.50 Wita.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPEE.

Nurudin. 2007. Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press.

Otniel, Charissa. 2013. Menyusu Percakapan Sederhana.http://charissaotsuka.blogspot.co.id/2013/08/menyusunpercakapansederhana. Diakses Pada Tanggal 13 Februari 2018 Pukul 19.31Wita.

Sikki, dkk. 1988. Tata Bahasa Bugis. Makassar : Universitas Negeri Makassar

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Sastra. jogjakarta: Pustaka Belajar.Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

http//charlessigaulian.blogspot.co.id/2013/12/?m=1

Tarigan, Hendry Guntur. 1986. Menulis sebagian Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, Hendry Guntur. 1981. Berbicara sebagai Suatu KeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa