Kelapa Dalam Cetaak
-
Upload
haidirbunsus -
Category
Documents
-
view
207 -
download
0
Transcript of Kelapa Dalam Cetaak
3
KATA PENGANTAR
1
Tanaman kelapa dalam yang saat ini diusahakan petani terus mengalami
perkembangan, dan berdampak cukup baik dalam perekonomian khususnya di
daerah pertanaman dan industri olahannya.
Tanaman kelapa dalam ini mempunyai bagian-bagian tanaman, yang hampir
semuanya dapat bernilai ekonomis tinggi dan menjadi salah satu bahan baku
penting industri aksesoris kreatif.
Menghasilkan Kelapa dalam berkualitas tinggi membutuhkan sistem
penanganan yang terintegrasi, khususnya budidaya tanaman.
Izinkan kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan buku ini.
Akhir kata kami dedikasikan buku ini kepada semua pihak yang membutuhkan.
Makassar, September 2010
Penyusun,
Bidang Pasca Panen dan Sistem Informasi Perkebunan
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
SELAMAT DATANG DI SULAWESI SELATAN
A. POTENSI ............................................................................................... 11. Letak Wilayah ................................................................................... 12. Luas Areal dan Produksi .................................................................. 13. Produktivitas dan Jumlah Petani....................................................... 3
B. Visi dan Misi Perkebunan Prov. Sul-Sel 2008 -2013.......................... 5
BUDIDAYA TANAMAN
I. Pendahuluan ........................................................................................ 7A. Daerah Asal ...................................................................................... 7B. Perkembangan Kelapa Di Indonesia ................................................ 7
II. Sifat – Sifat Botani dan Varietas ......................................................... 8A. Botani ............................................................................................... 8B. Varietas ............................................................................................ 17
III. Syarat – Syarat Tumbuh ...................................................................... 22A. Iklim................................................................................................... 22B. Tanah................................................................................................ 25
IV. Bertanam Kelapa Dalam ...................................................................... 26A. Bahan Tanaman ............................................................................... 26B. Pembibitan......................................................................................... 30C. Penanaman ..................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 41
3
Selamat Datang Di Sulawesi Selatan
A. POTENSI
1. Letak Wilayah
Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
nilai strategis dalam konstalasi pembangunan Indonesia. Selain memiliki sumber
daya alam yang cukup besar, khususnya di bidang pertanian, dengan letak
strategis ditengah-tengah Indonesia dan menjadi pintu gerbang sekaligus berfungsi
sebagai pusat pelayanan Kawasan Timur Indonesia.
Wilayah pengembangan komoditi kelapa di Provinsi Sulawesi Selatan tersebar
di beberapa Kabupaten/Kota dengan penyebaran areal mulai pesisir sampai
600-900 meter di atas permukaan laut.
2. Luas Areal dan Produksi
4
Luas areal Tanaman Kelapa Dalam di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009,
terbagi atas 3 kategori, yaitu kategori Tanaman Belum Menghasilkan (TBM),
Tanaman Menghasilkan (TM) dan Tanaman Tua/Tanaman Rusak (TT/TR). Dari
ketiga kategori tersebut, Luas areal Tanaman Menghasilkan tercatat seluas
72.556,95 Ha atau 76,3% dari total jumlah luas areal.
Luas areal tanaman Kelapa Dalam di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar
95.053,66 Ha dengan produksi sebanyak 76.886,70 Ton. Dari 22 Kabupaten,
3 (tiga) kabupaten dengan areal terluas berada di Kabupaten Selayar seluas
19.921,50 Ha dengan produksi sebesar 25.485,74 Ton, kemudian Kabupaten Bone
seluas 12.005 Ha dengan produksi 9.470 Ton, disusul Kabupaten Pinrang seluas
10.742 Ha dengan produksi 5.740 Ton. Sedangkan kabupaten dengan luas areal
terkecil yaitu Kabupaten Toraja Utara dengan luas areal 99 Ha dengan produksi
sebesar 5,52 Ton. Secara terperinci daerah wilayah pengembangan cengkeh dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Kelapa Dalam Tahun 2009
5
LUAS AREAL (HA)
PRODUKSI
NO.KABUPATEN
/ TBM TM TR/TT JUMLAH (TON) KOTA 1 2 3 4 5 6 7
1 Luwu 2,30 3.019,40 1.516,60 4.538,30 3.691,58 2 Luwu Utara 23,50 1.331,45 195,15 1.550,10 922,92 3 Luwu Timur 97,52 2.167,41 64,22 2.329,15 2.646,05 4 Palopo 22,27 253,94 99,93 376,14 238,25 5 Tana Toraja 15,00 132,00 82,80 229,80 5,61 6 Toraja Utara 8,50 54,00 36,50 99,00 5,52 7 B o n e 1.820,00 8.640,00 1.545,00 12.005,00 9.470,00 8 Soppeng 94,00 3.315,00 703,00 4.112,00 3.650,06 9 W a j o 73,00 6.357,00 532,00 6.962,00 5.048,00 10 Sinjai 15,00 4.128,00 387,00 4.530,00 5.339,00 11 Bulukumba 276,00 3.763,00 2.793,00 6.832,00 1.370,00 12 Selayar 312,50 17.108,00 2.501,00 19.921,50 25.485,74 13 Bantaeng 45,00 734,00 104,00 883,00 676,00 14 Jeneponto 1.121,50 3.972,75 418,25 5.512,50 3.403,05 15 Takalar 191,00 1.087,00 275,00 1.553,00 1.124,00 16 G o w a 287,83 1.467,00 198,00 1.952,83 1.916,41 17 M a r o s 93,00 563,00 326,00 982,00 251,70 18 Pangkep 88,00 3.720,00 544,00 4.352,00 821,09 19 B a r r u 115,00 1.555,00 269,00 1.939,00 1.183,42 20 Pinrang 53,00 6.065,00 4.624,00 10.742,00 5.740,00 21 Sidrap 45,82 2.519,00 280,52 2.845,34 3.697,50 22 Enrekang 13,00 605,00 189,00 807,00 200,80
J u m l a h 4.812,74 72.556,95 17.683,97 95.053,66 76.886,70
3. Produktivitas dan Jumlah Petani
6
Produktivitas kelapa dalam tertinggi dihasilkan dari Kabupaten Gowa sebesar
1.916,41 Kg/Ha/Th yang melibatkan 10.492 KK, disusul Kabupaten Selayar sebesar
1.489,70 Kg/Ha/Th yang melibatkan 18.546 KK, sedangkan produktivitas terendah
dari Kabupaten Tana Toraja. Total petani kelapa dalam yang terlibat berjumlah
188.107 KK, data produktivitas dan jumlah petani dapat dilihat pada tabel 2.
Tahun 2009 tercatat ekspor batang kelapa ke Cina mencapai 21,250 Ton dan arang
kelapa ke Cina mencapai 22 Ton.
Tabel 2. Produktivitas dan Jumlah Petani Tahun 2009
7
JUMLAHNO. KABUPATEN / PRODUKVITAS PETANI
KOTA (KG/HA/TH) (KK)1 2 3 4
1 L u w u 1.222,62 6.7542 Luwu Utara 693,17 9.9803 Luwu Timur 1.220,84 7.4234 Palopo 938,21 1.1605 Tana Toraja 42,50 2.3086 Toraja Utara 102,22 1.0097 B o n e 1.096,06 29.9218 Soppeng 1.101,07 8.3139 W a j o 794,09 12.190
10 Sinjai 1.293,36 7.80011 Bulukumba 364,07 10.41212 Selayar 1.489,70 18.54613 Bantaeng 920,98 2.13714 Jeneponto 856,60 12.64915 Takalar 1.034,04 7.47816 G o w a 1.916,41 10.49217 M a r o s 447,07 3.49518 Pangkep 220,72 9.18619 B a r r u 761,04 2.89520 Pinrang 946,41 14.41221 Sidrap 1.467,84 5.00322 Enrekang 331,90 4.544
J u m l a h 188.107
B. Visi dan Misi Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan 2008 – 20013
8
Visi
Terwujudnya Sulawesi Selatan sebagai wilayah perkebunan terkemuka berbasis kakao
Misi
Mengembangkan perkebunan yang maju, produktif dan berkualitas melalui
penguatan komoditi unggulan berbasis Kakao;
Mengembangkan usaha agribisnis perkebunan yang utuh melalui pemberdayaan di
hulu untuk memperkuat di hilir dalam mendukung industri berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan;
Memberdayakan kelembagaan masyarakat perkebunan untuk mendorong akses
penguatan usaha perkebunan melalui pengembangan kerjasama dan kemitraan
usaha;
Mendorong pengembangan inovasi teknologi dalam mendukung peningkatan
produktivitas dan nilai tambah produk perkebunan yang berbasis unggulan
kompetitif.
Tujuan :
9
Meningkatkan produksi/produktivitas dan kualitas komoditas perkebunan dengan
berbasis Kakao yang memiliki keunggulan kompetitif untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan;
Meningkatkan usaha agribisnis perkebunan untuk menunjang ketersediaan input
produksi dalam rangka mendukung peningkatan pengolahan hasil produk
perkebunan.
Meningkatkan kerjasama usaha untuk mendorong pengembangan kemitraan
dalam rangka memperkuat akses kelembagaan masyarakat perkebunan dan
memperluas jaringan pasar.
10
I. Pendahuluan
A. Daerah Asal
Kelapa telah sejak zaman prasejarah dikenal dalam peradaban manusia, dan
diketahui tumbuh di daerah tropis. Polemik akan teori asal kelapa ini oleh para
peneliti berkesimpulan bahwa kelapa berasal dari kawasan yang sekarang kita
kenal sebagai Malaysia-Indonesia. Dari kawasan inilah, baik melalui arus laut
maupun perantaraan manusia, kelapa menyebar ke daerah-daerah lain.
Tentang nama “cocos” mungkin berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata
“gauzos indi” yang berarti “biji dari Indonesia” mungkin dari kata “coquos” yaitu
nama kelapa dalam bahasa Arab asli; atau mungkin pula dari kata “macaco”
bahasa Portugis, yang berarti kera, sebab kalau kita perhatikan biji kelapa
besarnya sebesar kepala kera, dua mata tempat kecambah keluar tak ubahnya
seperti sepasang mata, dan lubang ketiga seperti hidungnya.
B. Perkembangan Kelapa di Indonesia
Kelapa adalah tanaman serba guna. Seluruh bagian tanaman ini bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Itulah sebabnya tanaman ini telah sejak ratusan tahun
dikenal di seluruh kepulauan Nusantara.
Hasil kelapa yang diperdagangkan sejak zaman dahulu adalah minyak
kelapa, yang sejak abad ke-17 telah dimasukkan ke Eropa dari Asia. Perdagangan
11
minyak kelapa antara Ceylon (Sri Lanka) dan Inggris, begitupula antara Indonesia
dan Belanda, dimulai sejak berdirinya VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie).
Karena perdagangan minyak kelapa dan kopra terus meningkat, maka modal
asing di Indonesia terutama Belanda, mulai menaruh minat terhadap kemungkinan
memperkebunkan kelapa.
Pada tahun 1886 perusahaan Belanda membuka perkebunan kelapa, yaitu
Moluksche Handelsvereniging di pulau Tallise dan Kikabohutan. Daerah Minahasa
sejak 1880 telah menghasilkan kopra yang diekspor ke Eropa. Hasil tersebut
berasal dari perkebunan rakyat, yang menjadi bertambah luas lagi semenjak
ditemukan cara membuat mentega (margarine) dengan bahan baku minyak
tumbuh-tumbuhan, Selain itu dapat menjadi produk gula kelapa, obat, nata de
coco, kerajinan, dan dengan berbagai variasi.
Saat ini tanaman kelapa dalam tersebar luas di semua dataran Indonesia
dengan jumlah beragam.
II. Sifat-Sifat Botani dan Varietas
A. Botani
Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk famili Palmae, dari genus Cocos. Dikenal
dua varietas yang nyata perbedaannya, yaiitu varietas genjah dan varietas dalam.
12
Pada uraian di bawah ini, akan diuraikan secara singkat sifat-sifat botani yang
penting.
1. Akar
Pohon kelapa tidak memiliki akar tunggang. Tetapi akar serabutnya lebat sekali,
mencapai 4.000-7.000 helai pada pohon yang telah dewasa. Banyak sedikitnya
perakaran tergantung pada keadaan pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah.
Sebagian akar serabut tumbuh mendatar dekat permukaan tanah, kadang-kadang
mencapai panjang 10-15 meter. Sebagian lainnya tumbuh ke dalam tanah sampai 3-5
meter, tetapi tidak mampu menembus lapisan yang keras. Demikian juga kalau ujung
akar sampai pada permukaan air tanah, bagian ujung berhenti memanjang.
Akar serabut berukuran tebal rata-rata 1 cm. Pada bagian ujungnya tidak terdapat
akar-akar rambut. Fungsi akar rambut digantikan oleh bagian akar berdinding lunak
seperti gelembung-gelembung yang keluar pada permukaan akar yang terletak di
belakang tudung akar. Bagian ini berwarna muda panjangnya rata-rata 5 cm, dan
berfungsi mengabsorpsi unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Dari
permukaan akar tumbuh juga bagian-bagian berwarna putih yang berfungsi mengatur
pernafasan akar (pneumatophora).
Diantara akar-akar yang hidup terdapat pula akar-akar yang mati. Karena
sebagian besar dari perakaran kelapa merupakan akar yang tumbuh mendatar, maka
kalau pohon tumbuh pada tempat yang tanahnya terlalu gembur, batangnya mudah
13
tumbang. Tetapi pada umumnya sistem perakaran yang dimiliki pohon kelapa
menjamin untuk tidak terjadinya kerubuhan tanaman.
Bagian-bagian pangkal batang mudah mengeluarkan akar-akar adventif, yang bila
masuk ke dalam tanah akan berfungsi sebagai akar biasa. Akar-akar adventif ini
kadang-kadang tumbuh keluar dari bagian batang bekas luka.
2. Batang
Pohon kelapa hanya mempunyai satu titik tumbuh terletak pada ujung dari
batang, sehingga tumbuhnya batang selalu mengarah ke atas dan tidak bercabang.
Pohon kelapa tidak berkambium, sehingga tidak memiliki pertumbuhan sekunder.
Luka-luka yang terjadi pada batang tidak dapat pulih kembali karena pohon tidak
membentuk kalus (callus).
Batang berangsur-angsur memanjang. Disebelah ujung berturut-turut tumbuh
daun-daun yang berukuran besar dan lebar. Pada tingkatan pertumbuhan tertentu,
dari ketiak-ketiak daun secara berangsur-angsur keluar karangan bunga.
Bagian batang yang sebenarnya dari pohon yang masih muda baru kelihatan
jelas kalau pohon telah berumur 3-4 tahun, bilamana daun-daun terbawah telah
gugur. Pada umur itu, bagian pangkal batang telah mencapai ukuran besar dan tebal
yang tetap. Ukuran garis tengah batang antara 30-40 cm. Pada kelapa dalam pangkal
batangnya berukuran sampai dua kali lebih besar. Pada kelapa genjah yang masih
murni, ukuran batang di bagian pangkal, tengah dan ujung hampir sama semuanya.
14
Tinggi pohon dapat mencapai 30 meter, tergantung varietasnya. Gerak
tumbuhnya pada waktu umurnya masih muda cepat, tetapi tergantung pada keadaan
lingkungan pertumbuhannya, seperti keadaan tanah, iklim, gangguan hama penyakit
dan lain-lain. Cepat lambatnya pertumbuhan pohon dapat dilihat pada letak bekas-
bekas pangkal pelepah daun pada batang. Rata-rata dalam satu tahun terbentuk 12
lembar daun. Bekas-bekas pelepah pada pangkal batang umumnya jarang-jarang,
tetapi menuju ke ujung makin rapat. Umur tanaman dapat diketahui dengan
menghitung bekas-bekas pelepah pada batang.
Dari potongan melintang dari batang, di bagian luar nampak adanya berkas-
berkas pembuluh yang jumlahnya banyak sekali, berangsur-angsur menuju ke
sebelah dalam jumlahnya makin berkurang. Disebelah luar berkas-berkas pembuluh
ini berkumpul dan bersambung dengan berkas-berkas pembuluh dari tangkai daun.
Batang kelapa tidak banyak mengandung zat-zat cadangan sebagaimana
terdapat pada jenis-jenis palma lainnya, seperti sagu (metrocylon). Bagian ujung
sekali dari batang yang biasa disebut umbut, banyak mengandung zat gula, rasanya
cukup manis. Bagian ini susunannya masih lunak.
3. Daun
Pada biji yang baru tumbuh, mula-mula terbentuk 4-6 helai daun tersusun satu
membalut yang lain sehingga merupakan selubung dan runcing sebelah ujungnya.
Susunan demikian perlu untuk memudahkan menembus lapisan sabut di sebelah
15
pangkal buah. Setelah itu menyusul secara berturut-turut 4-6 lembar daun yang
berukuran lebih besar daripada daun-daun yang dibentuk pertama kali, dan sudah
disusun terlepas satu dengan lainnya, tetapi helai daunnya belum menyirip. Kemudian
daun-daun lainnya menyusul terbentuk berturut-turut, ukurannya bertambah besar.
Pangkal-pangkal daun membungkus bagian pangkal batang, membentuk batang
palsu. Daun-daun tadi berangsur-angsur bertambah menyirip, dimulai dari sebelah
pangkal helai daun menuju ke ujung.
Untuk sementara titik tumbuh yang diselubungi daun-daun itu tidak lagi tumbuh
memanjang, melainkan melebar, dengan demikian bagian pangkal dari pohon yang
masih muda itu memperlihatkan pertumbuhan membesar, sehingga bagian pangkal
itu kelihatan terus bertambah tebal. Pertumbuhan demikian berlangsung sampai umur
4 tahun. Sesudah itu pangkal batang tidak tumbuh menebal lagi melainkan
memanjang dan bagian batang yang sebenarnya mulai kelihatan.
Daun duduk melingkari batang dengan batang daun mengumpul pada batang.
Bagian-bagian daun adalah :
- Tangkai/pelepah daun, yang bagian pangkalnya melebar
- Tulang/poros daun dan helai daun yang menyirip berjumlah 100-130 lembar.
Letak daun melingkari batang tersusun mengikuti rumus 3/5 mendekati rumus
5/13. Ukuran daun rata-rata mencapai 6-7 meter. Sirip atau anak daun berukuran
panjang rata-rata 1-1½ meter. Luas permukaan daun rata-rata 7-8 meter persegi.
16
Jumlah daun yang terbentuk dan gugur setiap tahun jumlahnya ± sama, sekitar 12-15
lembar. Pohon dewasa memiliki 30-40 daun pada mahkotanya.
4. Bunga
Kalau pohon kelapa telah mencapai tingkat umur tertentu (untuk kelapa dalam
berukur 4-5 tahun), karangan bunga berturut-turut tumbuh keluar dari ketiak daun.
Karangan bunga kelapa disebut mayang atau manggar.
Karangan bunga di bagian luarnya diselubungi oleh kulit manger yang disebut
mancung (spatha). Panjang mancung rata-rata 80-90 cm. Karangan bunga terdiri dari
induk tangkai bunga dan bercabang-cabang sebanyak 30-40 helai. Kelapa adalah
tanaman berumah satu. Pada pangkal cabang-cabang tumbuh bunga-bunga betina,
kemudian menyusul bunga –bunga jantan sampai ke ujung tangkai. Bunga betina
maupun bunga jantan letaknya melekat pada cabang. Bunga-bunga tersebut tidak
bertangkai (duduk). Pada tiap cabang terdapat 1-2 kuntum bunga betina. Jumlah
bunga jantan banyak sekali, pada tiap cabang terdapat ± 200 bunga, sehingga pada
tiap manggar terdapat sekitar 8.000-10.000 kuntum bunga jantan. Sedangkan jumlah
bunga betina hanya 20-50 buah, malahan pada pohon-pohon yang masih muda
sering kali belum terdapat bunga betina.
Selama dua hari setelah manggar membuka, bunga-bunga jantan berangsur-
angsur menjadi dewasa, membuka, dan gerak ini dimulai dari bagian ujung tiap
cabang menuju ke pangkal. Adapun gerak pertumbuhan bunga betina, untuk tiap
17
manggar berlangsung selama 29 hari. Setelah itu bunga-bunga betina berangsur-
angsur membuka menjadi dewasa, yang berlangsung selama ± 7 hari. Dengan tidak
bersamaan dewasanya bunga jantan dan bunga betina, maka pada penyerbukan,
bunga betina tidak mendapat tepung sari dari bunga jantan dan bunga betina lebih
bersamaan, sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri.
Bagian-bagian bunga jantan adalah: tiga helai kelopak bunga berukuran 3-5 mm;
tiga helai daun mahkota berukuran ±15 mm; enam helai benang sari; satu putik
rudimeter dengan kepala putih bersirip tiga lembar. Di antara sirip-sirip tedapat zat
madu/nectar.
Bunga betina berukuran lebih besar ± 3 cm. Kelopak bunga tebal dan lebar,
membungkus hampir seluruh bagian-bagian lainnya. Pada bagian ujung masih
nampak keluar sedikit bagian ujung dari daun mahkota bunga. Putik tidak bertangkai,
tetapi sisa-sisa dari benang sari (rudimeter) masih tampak dan tersusun seperti
gelembung-gelembung, banyaknya enam buah. Dasar buah terdiri atas tiga ruangan
dan pada tiap ruangan terdapat satu bakal biji. Dari tiga bakal biji ini hanya satu saja
yang kelak dapat tumbuh terus menjadi biji yang normal. Penyerbukan bunga
berlangsung dengan perantaraan serangga, tidak karena angin.
18
5. Buah
Tiga sampai empat minggu setelah manggar membuka, bunga betina telah
dibuahi dan mulai tumbuh menjadi buah. Dari jumlah buah yang terbentuk, ½ - ¾-nya
secara berangsur-angsur rontok karena pohoh tidak sanggup membesarkan buah
tadi. Rontoknya buah-buah muda ini berlangsung selama dua bulan, dan sisanya
akan tumbuh sampai tua.
Pertumbuhan buah melalui tiga fase, yaitu :
Fase pertama : Berlangsung selama 4-6 bulan. Pada fase ini bagian tempurung
dan sabut hanya membesar dan masih lunak. Lubang embryo
juga ikut membesar dan berisi penuh air.
Fase kedua : Berlangsung selama 2-3 bulan. Pada fase ini bagian tempurung
berangsur-angsur tebal, tetapi belum keras betul.
Fase ketiga : Pada fase ini, putih lembaga atau endosperm sedang dalam
penyusunan. Penyusunan dimulai dari pangkal buah berangsur-
angsur menuju ke ujung. Pada bagian pangkal mulai tampak
terbentuknya lembaga. Warna tempurung berubah dari putih
menjadi coklat kehitaman dan bertambah keras.
19
Pada umur 9 bulan buah mencapai ukuran maksimal dengan berat 3-4 kg berisi
cairan 0,3-0,4 liter. Buah mencapai masak benar pada umur 12-13 bulan, tetapi
beratnya turun menjadi 1½ - 2½ kg.
Ruangan bagian dalam endosperm tidak lagi berisi penuh air buah. Kandungan
zat-zat berberda-beda pada macam-macam bagian dari putih lembaga. Di sebelah
pangkal tempurung terdapat tiga buah lubang tumbuh yang disebut “mata”. Salah
satu “mata” berukuran paling besar tetapi tutup lubangnya paling lunak adalah tempat
keluarnya lembaga pada saat biji/buah berkecambah.
Buah terdiri dari bagian-bagian :
Daging buah, yang terdiri atas 3 bagian yaitu :
- epicarp, yaitu kulit bagian luar yang permukaannya licin, agak keras dan
tebalnya ½ 1/7mm.
- mesocarp, yaitu kulit bagian tengah yang disebut sabut. Bagian ini terdiri dari
serat-serat yang keras tebalnya 3-5 cm.
- endocarp, yaitu bagian tempurung yang keras sekali. Tebalnya 3-6 mm. Bagian
dalam melekat pada kulit luar dari biji/endosperm.
- putih lembaga atau endosperm yang tebalnya 8-10mm.
20
Buah yang telah tua bobotnya terdiri dari 35% sabut, 12% tempurung, 28%
endosperm dan 25% air. Sedangkan endosperm mengandung: 52% air, 34% minyak,
3% protein, 1,5% zat gula dan 1% abu. Adapun air kelapa mengandung 2% gula, 4%
zat kering dan zat abu.
Buah yang berkecambah, bagian pangkal lembaganya tumbuh ke dalam
membentuk alat pengisap yang disebut “gandos” atau “kentos”. Bagian ujung dari
lembaga tumbuh ke luar menerobos lapisan sabut pada pangkal buah menuju ke luar.
Sesudah menerobos ke luar, barulah lembaga ini menyusun daun-daun berwarna
hijau. Bersamaan dengan pertumbuhan lembaga keluar dari lapisan sabut, kentos
tumbuh ke dalam, berangsur-angsur membesar sampai akhirnya mengisi ruangan
dalam dari biji. Permukaannya merapat pada putih lembaga, sambil mengeluarkan
enzim yang berangsur-angsur dapat menguraikan makanan cadangan yang
terkandung dalam putih lembaga, dan merupakan zat makanan dari lembaga yang
tumbuh ke luar. Permukaan putih lembaga menjadi lunak dan agak berlendir, dan
akhirnya seluruh isi putih lembaga habis terurai.
B. Varietas
Dalam jenis (species) kelapa (Cocos nucefera L) dikenal dua varietas utama yaitu
varietas dalam (tall variety) dan varieras genjah (dwarf variety). Dengan adanya
persilangan, terutama pada golongan varietas dalam, terjadilah “variasi” yang cukup
21
luas di dalam varietas yang sama. Variasi ini dapat terjadi pada tinggi batang dan
warna, bentuk serta ukuran buah. Hal yang sama juga terjadi pada varietas genjah,
terutama pada warna buahnya, sehingga terjadilah warna hijau, kuning dan merah
kecoklatan.
Pada akhir-akhir ini dengan berkembangnya pemuliaan tanaman, dikenal dengan
golongan ketiga yaitu yang disebut kelapa hibrida.
1. Varietas Dalam
Varietas dalam ditanam secara luas diberbagai Negara produsen kelapa. Ciri-ciri
yang dapat diamati pada varietas ini adalah :
- Batangnya tinggi dan besar, dapat tumbuh mencapai 30 meter atau lebih.
Pangkal batang biasanya membesar.
- Mulai berbuah lambat (6-8 tahun setelah tanam), tetapi dapat mencapai umur
100 tahun atau lebih.
Contoh varietas dalam adalah : varietas-varietas Tenga, Palu, Bali, Jepara, dll.
Yang didatangkan dari luar negeri misalnya West African Tall.
2. Varietas Genjah
Varietas genjah adalah jenis kelapa yang mempunyai cirri-ciri:
- Bentuk batang ramping dari pangkal sampai ujung
- Tinggi batang mencapai 5 meter atau lebih
22
- Mulai berbuah cepat (3-4 tahun setelah tanam) dan dapat mencapai umur
lebih dari 50 tahun.
Contoh varietas genjah adalah varietas-varietas Genjah Raja, Genjah Hijau atau
Kelapa Puyuh, Genjah Kuning atau Kelapa Gading, dan Genjah Nias. Yang terakhir
dikenal sebagai varietas genjah unggul. Yang didatangkan dari luar negeri misalnya
Malayan Dwarf.
3. Kelapa Hibrida
Kelapa hibrida adalah hasil persilangan antara varietas genjah (sebaga ibu)
dengan varietas dalam (sebagai bapak). Dengan persilangan ini diharapkan
terkumpul sifat-sifat baik dari kedua induknya, bahkan terjadi efek heterosis/hybrid
vigor. Menurut P.K Thampan, India telah berhasil memunculkan sifat heterosis pada
kelapa hibridanya pertama kali tahun 1932. Dewasa ini pemanfaatan terjadinya efek
heterosis menjadi tujuan utama dalam program pemuliaan kelapa di berbagai negara-
negara penghasil kelapa.
Proses hibridisasi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu hibridisasi secara alami
dan secara buatan (assisted pollination).
Hibridisasi secara alami
- buatlah suatu kebun induk, sesuai persyaratan yang berlaku.
23
- tanamlah pohon-pohon induk empat baris kelapa genjah berseling dengan
satu baris pohon bapak
- sebagai pohon induk dipergunakan varietas Genjah Nias Kuning dan pohon
bapak adalah varietas Dalam Bali, Dalam Palu dan Dalam Tenga
- bunga jantan pada pohon induk diemaskulasi untuk mencegah penyerbukan
silang yang liar
- penyerbukan yang terjadi dibiarkan secara alami, dimana putik yang terdapat
pada pohon induk diserbuki dengan tepung sari dari salah satu pohon bapak
- akhirnya pada pohon induk akan diperoleh buah yang kemudian dapat
ditanam sebagai benih kelapa hibrida.
Hibridisasi secara buatan
- buatlah suatu kebun benih sesuai persyaratan, yaitu yang letaknya terisolasi
dari kemungkinan terjadinya hibridisasi liar. Untuk mencapai maksud tersebut
dianjurkan agar kebun benih paling tidak terletak dengan jarak isolasi 400
meter dari kebun kelapa/tanaman kelapa lainnya. Dalam jarak isolasi 400
meter ini harus ditanam tanaman perintang (barrier) terhadap kemungkinan
datangnya tepung sari (pollen) yang berasal dari kelapa liar/asing.
- Tanamlah pohon=pohon ibu dari jenis yang dikendaki dengan jarak tanam
misalnya 8,5 m x 8,5 m, dari jenis kelapa genjah unggul seperti Henjah
Malaya Kuning atau Genjah Malaya Merah. Di pihak lain pada kebun bapak,
24
tanamlah jenis unggul seperti Dalam Afrika Barat dengan jarak yang cukup
jauh dari kebun benih (lebih dari 400 meter).
- Tepung sari diambil dari pohon bapak dengan bantuan manusia, yaitu dengan
meletakkan kastrasi bunga-bunga jantannya. Setelah diperoleh bunga-bunga
jantan kemudian bunga tersebut dibawa ke laboratorium untuk diproses lebih
lanjut. Tepung sari (pollen) yang diperoleh kemudian dicampur dengan baik
dengan talk dengan perbandingan satu bagian tepung sari + 20 bagian talk.
Campuran disimpan dalam lemari pendingin agar dapat disimpan sampai tiba
saatnya hibridisasi dilaksanakan. Pencampuran ini dimaksudkan untuk
meratakan tersebarnya tepung sari pada saat dilaksanakan hibridisasi buatan.
- Sebelum persarian dilakukan, bunga-bunga yang terdapat pada mayang yang
belum terbuka (dan sengaja dibuka oleh pollinator) pada pohon ibu
diemaskulasi untuk membuang bunga-bunga jantannya.
- Apabila bunga betina telah siap menerima tepung sari (reseptif), hibridisasi
segera dilaksanakan. Sebagai tanda bahwa bunga betina telah reseptif
adalah bunga betina telah “membuka” dan berlendir.
- Dalam penyerbukan buatan ini, setelah terlihat tanda-tanda bunga betina
telah reseptif, tepung sari disemprotkan dari alat pengempos oleh seorang
pollinator. Kebutuhan tepung sari (yang telah dicampur talk) untuk 30-40
25
bunga betina yang terdapat pada satu mayang adalah: 4 (empat) gram atau 8
(delapan gram).
- Untuk satu mayang diperlukan beberapakali penyerbukan buatan agar semua
bunga betina dapat diserbuki.
- Buah yang diperoleh dari hasil hibridisasi ini digunakan sebagai benih kelapa
hibrida. Bahwa yang dapat digunakan sebagai benih kelapa hibrida hanyalah
buah F1 hasil hibridisasi.
III. Syarat-syarat Tumbuh
A. Iklim
Kelapa dapat tumbuh di daerah tropis, dan tumbuh baik pada iklim panas yang
lembab. Pusat-pusat perkebunan kelapa yang penting terletak pada zone antara
15ºLU dan 15ºLS. Di luar zone ini hanya terdapat pohon-pohon kelapa yang tidak
mampu menghasilkan buah (Florida, Los Angeles, Portugal).
Meskipun kelapa dapta tumbuh pada keadaan iklim yang luas cakupannya, untuk
pertumbuhan yang optimal dan tercapainya produktivitas yang baik, kelapa
menghendaki persyaratan lingkungan tertentu, menyangkut evaluasi, suhu, curah
hujan, sinar matahari dan derajat lengas.
26
1. Elevasi
Kelapa tumbuh baik mulai pesisir sampai 600-700 meter di atas permukaan laut.
Perkebunan-perkebunan rakyat banyak dijumpai sampai ketinggian 900 m di atas
permukaan laut, tetapi pertumbuhan dan berbuahnya lambat dan hasilnya rendah.
2. Suhu
Faktor suhu menentukan batas dari “latitude” dan “altitude”, dan mempunyai
pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produks buah. Suhu optimum bagi kelapa
adalah yang rata-rata tahunannya 27ºC dengan fluktuasi 6-7ºC. Suhu yang tinggi
dapat mengakibatkan tanaman muda yang sedang tumbuh berkembang menjadi
kering dan mengakibatkan berkurangnya buah.
3. Curah Hujan
Curah hujan tahunan berkisar 1.000-2.250 mm. Pembagian hujan dan drainase
dan kapasitas menahan air dari tanah, lebih penting daripada jumlah curah hujan.
Pembudidayaan kelapa yang menguntungkan menghendaki curah hujan antara 1800-
2000 mm per tahun, yang jatuh tersebar merata sepanjang tahun. Daerah-daerah
yang kering dengan curah hujan tidak merata tidak cocok untuk kelapa.
Pertumbuhan kelapa di daerah pantai pada umumnya baik meskipu curah
hujannya lebih rendah daripada batas minimum. Hal ini disebabkan karena pada
27
daerah itu, dibawah permukaan tanah terdapat air yang cukup, berasal dari daerah
yang letaknya jauh dari pantai. Pada daerah yang demikian adanya dan banyaknya
air tanah merupakan factor yang lebih menentukan daripada ukuran curah hujan.
4. Sinar Matahari
Tanaman kelapa menghendaki intensitas sinar matahari yang tinggi dengan
jumlah penyinaran tidak kurang dari 2.000 jam per tahun. Tanaman yang berada di
bawah naungan di tempat terlindung kurang baik pertumbuhannya. Lingkungan yang
terbuka dapat memberikan pertumbuhan yang baik, dan sebaliknya.
5. Derajat Lengas
Untuk pertumbuhan yang normal dan hasil tinggi, tanaman kelapa membutuhkan
kelembaban udara antara 60-80%, dan tdak kurang dari 60%. Walauoun demikian,
derajat lengas yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak baik, yaitu:
- Mengurangi penguapan (transpirasi) yang berakibat menurunnya kemampuan
pengambilan (up-take) unsure-unsur hara, sehingga dapat mengurangi jumlah
buah.
- Menyebabkan berkembang dan menyebarnya penyakit cendawan yang
berbahaya, misalnya bud rot, dll.
28
B. Tanah
Kelapa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, Syarat-syarat tanah yang baik
adalah: struktur baik, peresapan air dan tata udara baik, permukaan air tanah
letaknya cukup dalam minimal 1 meter dari permukaan tanah, dan keadaan air
tanahnya hendaknya dalam keadaan bergerak (tidak menggenang). Tetapi selain itu,
tanah harus memiliki kemampuan menahan air yang cukup besar. Dalam hal ini,
peranan organic pada tanah-tanah yang sarang/ tekstur pasir sangatlah penting.
Kelapa dapat tumbuh pada tanah dengan Ph 5.0 – 8.0, tetapi Ph optimum untuk
pertumbuhan yang baik adalah antara 5.5-6.5.
Kelapa menghendaki tanah yang cukup subur yang memiliki kandungan unsure-
unsur hara esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cl, Fe, Mn, Zn, B, Cu, dan Mo yang
cukup. Tanah-tanah yang kandungan unsur-unsur hara esensialnya rendah
menghendaki pemupukan dengan unsur-unsur hara yang bersangkutan agar dapat
mencapai produksi yang baik.
Tipe-tipe tanah yang baik adalah:
- Tanah alluvial yang kaya atau tanah-tanah lempung yang cukup lembab.
- Tanah-tanah latosol bertekstur lempung atau liat, terutama pada tanggul-tanggul
saluran, sungai, dan lain-lain.
- Tanah pasir, khususnya tipe “Aladin Litteral”.
29
Pohon-pohon kelapa yang tumbuh pada tempat-tempat yang berdekatan dengan
air yang bergerak seperti di tepi-tepi sungai, dekat pantai, umumnya
pertumbuhannya baik sekali. Hal ini disebabkan karena air yang bergerak
mengandung banya oksigen (O²), yang penting untuk pernapasan akar.
IV. Bertanam Kelapa Dalam
A. Bahan Tanaman
Kelapa memiliki variasi genetis yang besar dan secara umum pembiakannya
dilaksanakan secara generative. Penyediaan bahan tanaman yang terpilih dan
berkualitas baik akan lebih menjamin berhasilnya pertanaman. Perbedaan kapasitas
menghasilkan ini disebabkan oleh sifat genotipisnya, maka memilih pohon induk
merupakan suatu keharusan agar diperoleh tanaman yang baik.
1. Syarat-Syarat Pohon Induk
Pohon induk kelapa dalam harus memenuhi persyaratan sbb:
- Telah berumur 20-40 tahun
- Menghasilkan buah terus-menerus dalam jumlah yang banyak setiap tahunnya
(80-100 butir/pohon/tahun) dan nilai kopranya tinggi (25 kg/pohon/tahun)
- Batang tumbuh kuat dan lurus dengan susunan bekas pelepah daun yang rapat
30
- Mahkota merata dengan bentuk seperti paying terbuka (spherical atau semi-
spherical). Jika kita berada di bawahnya sambil memandang ke atas menembusi
mahkota daunnya, tidak bole kelihatan langit
- Daun pendek dan kencang (tidak terkulai) dengan tangkai daun pendek dan kuat
pula. Pada tiap ketiak daun terdapat tandan buah/malai bunga
- Tumbuh di tengah-tengah kebun dari individu tanaman yang berasal dari kultivar
yang sama
- Bebas dari gangguan hama/penyakit
Untuk kelapa hibrida, benih harus berasal dari kebuh induk yang diberi wewenang
untuk menyalurkan benih kepada konsumennya.
2. Seleksi Buah
Buah dari pohon induk tidak semuanya dapat digunakan untuk benih. Ciri-ciri
buah yang baik adalah:
- Bentuk bundar atau setengah bundar dan utuh. Jangan menggunakan buah yang
berbentuk lonjong, karena selama pertumbuhannya terhimpit di antara buah-buah
lainnya pada tandannya
- Berukuran sedang. Ukuran terbaik adalah lebar 17-20 cm dan panjang 22-25 cm.
Buahn yang terlalu besar atau kecil kurang baik.
31
- Timbangan buah berat. Buah yang baik bobotnya mengandung putih lembaga
(endosperm) yang baik pula, sehingga dapat menghasilkan bibit (kitri) yang
tumbuhnya kekar dan kuat
- Air buahnya cukup. Buah yang tidak berair atau hanya sedikit airnya tidak akan
tumbuh baik. Dengan mengguncankan buah tersebut, dapat diperkirakan
kandungan airnya
- Buah telah masak dengan kulit luar (epicarp) licin, tidak cacat dan tidak terserang
hama/penyakit. Buah yang mengeluarkan cairan seperti lem, jangan digunakan
- Buah pada waktu dipetik, sebaiknya tidak dijatuhkan.
3. Menyimpan Buah
Buah yang akan dijadikan benih harus disimpan terlebih dahulu sebelum
disemaikan. Tujuannya adalah agar buah diberi kesempatan mengalami proses
kemasakan lebih lanjut.
Bila buah yang disemai didatangkan dari tempat lain, hendaknya diketahui
tanggal pemetikannya. Bila belum mengalami penyimpanan ±sebulan, sebaiknya kita
simpan lebih dahulu. Bila telah disimpan, harus segera disemaikan.
Cara penyimpanan buah yang baik adalah:
- Buah disimpan di ruangan yang sirkulasi udaranya baik dan kering, dan jangan
disimpan pada tempat yang lembab, kurang hawa dan panas
- Hindarkan buah dari kemungkinan kehujanan dan kepanasan
32
- Bila jumlahnya banyak, buah boleh ditumpuk tetapi harus teratur agar sirkulasi
udara baik. Tumpukan jangan melebihi satu meter tingginya
Benih kelapa hibrida di kebun induk biasanya telah diwadahi dalam karung goni.
Buah yang demikian dapat ditumpuk lebih tinggi dan disimpan sesuai
persyaratan, sebelum dikirim kepada konsumen.
B. Pembibitan
1. Pesemaian Perkecambahan
Guna pesemaian perkecambahan adalah untuk menumbuhkan benih sebelum
dipindahkan ke pesemaian pemeliharaan atau ke dalam polybag, sehingga kita dapat
melakukan seleksi benih-benih mana yang berkecambah cepat. Letak persemaian
perkecambahan adalah dekat dengan pesemaian bibit/pemeliharaan dan areal kebun
yang akan ditanami. Selain itu harus pula dekat dengan sumber air untuk
memudahkan penyiraman.
Untuk pesemaian perkecambahan tanah harus dicangkul sedalam ± 30 cm.
Bersihkan dari rerumputan, sisa-sisa akar, batuan, dll. Buatlah bedengan-bedengan
dengan ukuran lebar 1,25 m, tinggi 0,25 dan panjang disesuaikan kebutuhan. Di
antara bedengan dibuat parit selebar 30-40cm. Penambahan pasir pada bedengan
dianjurkan pada tanah-tanah berat. Sebelum benih disemaikan, terlebih dahulu harus
diperlakukan sbb:
33
Sabut diatas mata disayat selebar 7-10 cm pada tonjolan yang berhadapan
dengan sisi buah terlebar, dengan maksud untuk memudahkan meresapnya air
siraman ke dalam sabut dan keluarnya tunas (plumula).
Benih didesinfeksi secara berturut-turut dengan larutan insektisida (mis: Azodrin
60 EC 0,1%) dan fungisida (mis: Difolatan 4F 0,2%) masing-masing selama dua
menit.
Benih ditanam pada bedengan 2/3 tebal buah. Buah berposisi mendatar dengan
bidang buah yang terlebar berada disebelah bawah. Arah mata sebaiknya
menghadap ke satu jurusan. Dapat juga posisi buah demikian rupa sehingga sayatan
menghadap ke atas dan terletak horizontal sama tinggi dengan permukaan tanah
bedengan. Kerapatan benih pada bedengan adalah 20-30 buah/meter persegi.
Pemeliharaan yang terpenting adalah penyiraman. Bila dianggap perlu siramlah
1-2 kali sehari.
Dua sampai tiga minggu sejak disemaikan, buah mulai berkecambah. Buah yang
telah berkecambah dipindahkan ke pesemaian bibit/pemeliharaan atau ke dalam
polybag, secara berangsur-angsur tiap bulan. Buah yang tidak berkecambah selama
jangka waktu 3 bulan, sebaiknya disingkirkan.
Setelah buah berkecambah, sebelum dipindahkan ke pesemaian bibit, sebaiknya
diadakan seleksi. Maksud seleksi ini untuk menyingkirkan benih yang dapat
berkecambah, tetapi diperkirakan tidak akan tumbuh baik. Di samping itu juga untuk
34
menyingkirkan benih yang data berkecambah, tetapi diperkirakan tidak akan tumbuh
baik. Disamping itu juga untuk menyingkirkan kelapa-kelapa dari jenis lain. Seleksi itu
pertama-tama dilakukan atas dasar kecepatan benih yang berkecambah. Setelah
benih berkecambah, seleksi didasarkan warna dan keadaan tunas (plumula). Benih
yang warna lumulanya berbeda dengan warna semestinya, harus diafkir. Misalnya kita
mengecambahkan jens kelapa yang flumulanya berwarna hijau atau coklat (kelapa
hibrda) atau kuning (Genjah Nias Kuning), maka warna flumula kecambah harus
sama dengan warna flumula jenis-jenis tersebut. Demikan pula benih yang flumula
yang bengkok, harus pula diafkir.
2. Pesemaian Bibit
Bentuk pesemaian bibit atau pesemaian pemeliharaan ada dua macam, yaitu
secara tradisional dengan bentuk pesemaian bibit pada sebidang lahan, atau secara
pembibitan dengan polybag. Pada penyelenggaraan pesemaian pemeliharaan kelapa
hibrida, dianjurkan untuk menggunakan pembibitan polybag.
Syarta-syarat untuk pesemaian bbit sama dengan pesemaian perkecambahan.
Tanah dicangkul atau digarpu sedalam 30-40 cm. Kemudian dibuat bedengan-
bedengan dengan ukuran 1,5-2,0 meter, tinggi 20 cm, dan panjang 10 meter.
Bedengan sebaiknya diberi pupuk kandang yang telah masak sebanyak 15
ton/hektar. Saluran-saluran drainase harus dibuat untuk memudahkan pembuangan
air kelebihan.
35
Pemindahan bibit dari pesemaian perkecambahan ke pesemaian bibit pesemaian
pemeliharaan dapat dilakukan dengan dua cara:
1) Kecambah dipindahkan ke pesemaian bibit untuk dipelihara sampai tiba saatnya
pemindahan ke kebun. Di pesemaian bibit dianjurkan bibit ditanam dengan
system segitiga samasisi dengan jarak 60x60 cm. Arah barisan adalah Utara-
Selatan. Bibit ditanam sedemikian rupa, sehingga leher tunas rata dengan
permukaan tanah. Bibit yang berkecambah dalam waktu yang bersamaan
sebaiknya ditanam pada bedengan yang sama di pesemaian bibit ini.
2) Bibit yang telah bekecambah langsung dipindahkan ke kantong plastic polybag.
Ukuran polybag yang cocok adalah panjang 50 cm dan lebar 45 cm. Medium
dalam polybag adalah tanah lapisan atas (top soil) yang telah digemburkan dan
diayak dengan baik. Polybag harus diber lubang-lubang dengan diameter 0,5 cm
dan diusahakan agar bentuknya silindris. Bibit dalam polybag ditaruh di
pesemaian pemeliharaan. Aturlah agar jaraknya optimal, yaitu sekitar 60 cm x 60
cm sampai 80 cm x 80 cm dengan system segitiga samasisi. Cara kedua ini
membawa keuntungan, yaitu bahwa pemindahan dan pengangkutan bibit ke
kebun yang akan ditanami lebih mudah dan aman, serta terjadi shock akibat
pemindahan ke lapangan dapat dihindari.
36
3. Pemeliharaan Bibit
a. Penyiraman
Penyiraman harus dibeikan secukupnya. Pada musim kemarau dilakukan setiap
hari. Air siraman yang diperlukan tergantung pada umur bibit, semakin tua semakin
banyak air dibutuhkan.
Rata-rata kebutuhan air mulai umur bibit 1-6 bulan adalah ½ - 3 liter/hari/bibit atau
perpolybag.
b. Penyiangan dan Penggemburan Tanah
Pesemaian tempat pemeliharaan bibit harus selalu dibersihkan terhadap rumput-
rumputan, dan tanahnya digemburkan dengan cangkul dangkal. Harus dijaga agar
akar bibit tidak terganggu. Untuk bibit dalam polybag, lebih mudah penjagaannya.
c. Pemberantasan hama/penyakit dan Pemupukan
Untuk memperoleh bibit yang sehat, secara preventif bibit dapat disemprot baik
dengan insektisida maupun fungisida.
Pemupukan perlu dilakukan agar diperoleh bibit yang sehat dan subur
pertumbuhannya. Pada pemupukan bibit, pupuk yang mengandung N dan Cl harus
diberikan untuk menjamin pertumbuhan bibit yang baik. Penggunaan ZA sebagai
sumber N dan S bersama KCL atau NaCI sebagai sumber K dan Cl dijumpai baik
sekali pengaruhnya.
37
Pada pembibitan cara tradisional dimana bibit dipelihara pada bedengan-
bedengan pesemaian bibit, pemupukan dilakukan dua kali. Yang pertama diberikan
1-2 bulan setelah bibit berada pada bedengan pesemaian, dan yang kedua adalah 4
bulan kemudian. Dosis pupuk yang diberikan adalah: 30 gram per bibit dan yang
kedua 60 gram per bibit, terdiri dari campuran pupuk urea/ZA, TSP dan KCl.
Untuk kelapa hibrida pertumbuhannya lebih cepat, di dalam polybag dipupuk
setiap bulan sekali. Pupuk diberikan, dicampur ke dalam polybag setebal 3 cm.
Tabel 3. Dosis Pupuk per Polybag Umur Tanaman 1 s/d 9 Bulan
Umur(bulan ke:)
Dosis per polybag (gram pupuk)
Urea ZA TSP KCI/MOP Kieserite
123456789
555101010151515
101010151515202020
10-
10-
10-
10-
10
101010151515202020
555
101010151515
Catatan:
- Pupuk Fosfat diberikan selang sebulan dan waktu pemberiannya pada setiap kali pemupukan adalah dua minggu sebelum pemberian pupuk lainnya, dan harus dicampur dengan baik/merata dengan tanah
- Untuk pupuk Nitrigen boleh digunakan Urea ataupun ZA- Penambahan 0,1-1,0 gram borax pada bulan kedua dan kelima sangat
38
dianjurkan.
4. Pemindahan Bibit/Kitri Ke Kebun
Pemindahan bibit/kitri ke kebun dilakukan setelah bibit berumur 6-8 bulan. Tinggi
bibit sekitar 1 meter, berdaun ± 4 lembar, daun sudah ada yang membelah menjadi
daun dewasa. Sebagai pedoman dalam memilih bibit/kitri yang baik adalah: daunnya
cepat belah, jumlah daun banyak (umur 6 bulan paling sedikit telah mempunyai 5
daun dewasa), pangkal batangnya besar, daunya lebar pelepah yang pendek,
pelepah daun tumbuh rapat, warna daun hijau segar, dan bebas dari hama/penyakit.
Pada bibit kelapa hibrida, seleksi bibit dilakukan dengan memilih bibit
berdasarkan pada warna pelepah daun (petiole) dan kesuburan pertumbuhannya.
Bibit terpilih adalah yang tumbuh subur, sehat, kuat dengan pelepah daunnya
berwarna hijau atau coklat atau warna di antaranya. Bibit yang berpelepah warna
kuning, merah atau oranye jangan digunakan karena bibit demikian berasal dari
benih illegitim. Umur bibit yang optimal untuk dipindahkan ke lapangan adalah pada
umur 8-12.
5. Perhitungan Kebutuhan Benih/Bibit
Kebutuhan bibit tiap hektar tergantung pada jarak tanam yang digunakan. Secara
umum, kebutuhan benih tiap hektar diperhitungkan sebanyak 250 buah. Dari jumlah
ini yang perkecambahannya baik kira-kira 75% (186 bibit). Setelah dilaksanakan
39
seleksi bibit, yang baik kira-kira 65% (160 bibit) dapat mencukupi kebutuhan, karena
kebutuhan per hektar adalah 143 bibit (jarak 9 m x 9 m, segitiga samasisi) dan untuk
menyulam 17 bibit.
C. Penanaman
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan untuk perkebunan kelapa vervariasi tergantung pada situasi dan
kondisi lapangan.
a. Situasi
Pada lahan yang miring dimana erosi sangat mungkin terjadi, pencegahan
terjadinya erosi sangat dianjurkan. Dalam hal ini, penanaman tanaman penutup tanah
seperti Calopogonium sp, dan pembuatan teras akan sangat bermanfaat dalam
mencegah terjadinya erosi.
Pada lahan-lahan dimana air sering kali menggenang untuk selama beberapa hari
setelah hujan, pembuatan saluran-saluran drainase sangat dianjurkan. Bahkan bila
kelapa ditanam pada daerah berawa-rawa dengan permukaan air tanah yang tinggi,
penanaman kelapa hanya mungkin bila dibuat tanggul-tanggul selebar 5-8 meter
dimana kelapa ditanam di atasnya.
b. Kondisi
40
Persiapan lahan untuk berbagai keadaan dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
- Untuk lahan yang berasal dari hutan (primer dan sekunder), pohon-pohonan dan
semak-semak harus dipotong dan dibakar (bila perlu) serta tanahnya dibajak atau
dicangkul.
- Untuk lahan yang ditumbuhi lalang (imperata cylindrical), tanah harus dibajak
dengan traktor agar lalang dapat dibongkar. Setelah itu, dibiarkan untuk beberapa
saat dan kemudian dilaksanakan penyemprotan dengan herbisida.
2. Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Bila lahan yang akan ditanami kelapa tidak dimaksudkan untuk ditanami secara
“intercropping”, penanaman tanaman penutup tanah akan sangat bermanfaat karena
dapat mencegah erosi dan menambah kesuburan tanah.
Suatu campuran tanaman penutup tanah yang terdiri dari Controsema
pubescens, Calopogonium mucunoides dan Pueraria phaseoloides dapat dianjurkan
untuk ditanam mendahului penanaman kelapa.
3. Jarak Tanam
Pada dasarnya jarak tanam kelapa yang optimal adalah bila daun-daun dari
pohon yang telah dewasa dan tumbuh berdampingan satu dengan lainnya, masing-
masing tidak bersentuhan. Jarak tanam yang lazim digunakan yaitu: bujursangkar (9
m x 9 m atau 10 m x 10 m), segitiga samasisi (9 m x 9 m) dan empat persegipanjang
41
(10 m x 9 m atau 10 m x 8 m). Sistem segitiga samasisi dapat menghasilkan tanaman
15% lebih banyak dari sistem bujursangkar. Pada daerah berbukit dipakai system
kontur (garis tinggi). Selain itu system quincunx biasa digunakan pada peremajaan,
dimana tanaman tua yang akan diganti baru di bongkar setelah tanaman muda
penggantinya tumbuh cukup besar.
Adapun varietas kelapa genjah umumnya ditanam dengan jarak tanam yang lebih
sempit yaitu 6 m x 6 m, sedangkan kelapa hibrida dapat ditanam dengan jarak 8 m x 8
m atau 9 m x 9 m.
4. Lubang Tanam
Lubang tanam harus dibuat 2-3 bulan sebelum bibit dipindahkan. Tanah galian
harus dipisahkan antara tanah atas dan tanah bawah. Tanah bagian bawah
digunakan untuk membuat timbunan/tanggul sekeliling lubang untuk mencegah aliran
air hujan masuk ke dalam lubang.
Ukuran lubang tergantung pada beberapa factor yaitu: keadaan tempat, tipe tanah
dan dalamnya permukaan air tanah. Pada umumnya untuk tipe tanah yang berat dan
padat dibuat lubang dengan ukuran lebih besar daripada tanah-tanah ringan. Ukuran
lubang berkisar antara 0,6 m x 0,6 m x 0,6 m sampai 1 m x 1 m x 1m.
5. Cara Menanam
a. Menanam bibit kitri
42
Beberapa hari sebelum bibit ditanam, dasar lubang digemburkan. Tanah lapisan
atas dimasukkan sambil dicampur dengan pupuk P (TSP atau Rock Phospate)
sebanyak 300 gram/lubang. Lubang tidak diisi sampai penuh, disisakan bagian atas
lubang sedalam 15-20 cm tetap kosong. Bibit kitri ditanam berdiri tegak di tengah-
tengah lubang. Kedalaman menanam 15-20 cm dari permukaan tanah. Pangkal
batang jangan terlalu tertimbun karena titik tumbuh masih berada di bawah, dan kalau
tertimbun, pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Tanah sekitar bibit ditekan
kuat agar bibit berdiri tegak.
Didaerah yang banyak angin, bibit dapat dibantu berdirina dengan memasang
tonggak kayu/bamboo untuk selama 1-2 tahun, sampai perakarannya kuat.
b. Menanam bibit polybag
Sebelum diangkat ke tempat penanaman, bibit polybag harus disiram lebih dahulu
secukupnya. Akar yang melewati/atau menembus polybag harus dipotong.
Tanah lapisan atas terlebih dahulu dicampur dengan pupuk P (TSP atau RP)
sebanyak 300 gram/lubang, sebelum tanah ditimbunkan ke dalam lubang. Masukkan
bibit ke dalam lubang dengan hati-hati. Letak bibit di tengah-tengah lubang (bila ajir
terletak di tengah lubang) atau pada arah yang sama terhadap ajir (bila ajir terletak 10
cm dari tepi lubang).
Kantong polybag disobek setelah bibit berada dalam lubang, kemudian bibit
ditimbun tanah yang telah dicampur pupuk P, sampai padat.
43
44
Gambar 1. Pembuatan, Pengisian dan Penanaman Bibit Polybag
Penimbunan tanah sebaiknya sedemikian rupa sehingga permukaan polybag
berada 5 cm di bawah permukaan lubang. Pemberian mulch sekitar lubang sangat
dianjurkan karena akan dapat mempertahankan kelembaban tanah dengan baik.
Waktu tanam yang tepat adalah pada awal musim hujan, setelah hujan turun
secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah (curah hujan selama 30 hari
mencapai 250 mm).
DAFTAR PUSTAKA
PupukRP/TSP
a b c d
Langkah pembuatan dan pengisian lubang serta menanam bibit (kitri)
Menanam bibit
50
80
45
Disbun, 2009. Kelapa Dalam, Data Statistik Perkebunan 2009. Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar.
Thampan, P. K. 1981. Handbook on Coconut Palm. Oxford and IBH Publishing Co. New Delhi, Bombay, Calcuta.
Setyamidjaja Djoehana , 1984. Bertanam Kelapa. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
46
Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi SelatanJl. Perkebunan No. 7 Makassar
Sulawesi Selatan – IndonesiaTelepon (0411-449918, 449167)
Fax (0411-443865)
47