Kelainan Kelenjar Saliva Umum

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel- sel khusus yang dapat mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral y ang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral. Saliva sendiri memiliki fungsi yaitu melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan, membasahi dan melembutkan makanan menjadi  bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan, membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman, mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer, membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah, berpartisipasi dalam proses  pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva, jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah). Atas dasar pentingnya fungsi saliva tersebut, kelenjar saliva merupakan organ yang penting dalam sekresi saliva. Apabila terjadi kelainan pada kelenjar saliva, akan terjadi dampak yang dapat mengurangi fungsi saliva sehingga menyebabkan berbagai masalah pada rongga mulut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi kelainan kelenjar saliva baik neoplastik maupun non-neoplastik ? 2. Apa saja macam-macam kelainan kelenjar saliva beserta etiologi, gambaran klinis, gambaran HPA, dan gambaran radiologinya ? 1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Mampu mengetahui definisi kelainan kelenjar saliva baik neoplastik maupun non neoplastik. Mampu macam-macam kelainan kelenjar saliva beserta etiologi, gambaran klinis, gambaran HPA, dan gambaran radiologi yang dibagi berdasarkan neoplastik dan non neoplastik.

Transcript of Kelainan Kelenjar Saliva Umum

Page 1: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 1/14

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1  Latar Belakang 

Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-

sel khusus yang dapat mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks

dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar

kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral. Saliva sendiri memiliki fungsi

yaitu melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses

mengunyah dan menelan makanan, membasahi dan melembutkan makanan menjadi

 bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan,

membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman, mempunyai aktivitas

antibacterial dan sistem buffer, membantu proses pencernaan makanan melalui

aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah, berpartisipasi dalam proses

 pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan

epidermal growth factor pada saliva, jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai

ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu dalam berbicara

(pelumasan pada pipi dan lidah). Atas dasar pentingnya fungsi saliva tersebut,

kelenjar saliva merupakan organ yang penting dalam sekresi saliva. Apabila terjadi

kelainan pada kelenjar saliva, akan terjadi dampak yang dapat mengurangi fungsi

saliva sehingga menyebabkan berbagai masalah pada rongga mulut.

1.2 Rumusan Masalah 

1. Apa definisi kelainan kelenjar saliva baik neoplastik maupun non-neoplastik ?

2. Apa saja macam-macam kelainan kelenjar saliva beserta etiologi, gambaran klinis,

gambaran HPA, dan gambaran radiologinya ?

1.3 Tujuan dan Manfaat 

1. Mampu mengetahui definisi kelainan kelenjar saliva baik neoplastik maupun non

neoplastik.

Mampu macam-macam kelainan kelenjar saliva beserta etiologi, gambaran klinis,

gambaran HPA, dan gambaran radiologi yang dibagi berdasarkan neoplastik dan non

neoplastik.

Page 2: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 2/14

  BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA 

Glandula saliva atau kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-

sel khusus yang mensekresi saliva.

Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari

campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada

 pada mukosa oral.

Fungsi saliva itu sendiri adalah:

1.  Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses

mengunyah dan menelan makanan

2. 

Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun

cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan

3.  Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman

4.  Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer

5.  Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin

(amilase ludah) dan lipase ludah

6. 

Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena

terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva

7. 

Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan

air dalam tubuh.

8.  Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)

KLASIFIKASI GLANDULA SALIVA

Klasifikasi Glandula Saliva berdasarkan ukuran :

1. 

Glandula saliva Mayor

2.  Glandula saliva Minor

Glandula saliva mayor terdiri dari :

1. Glandula parotis

Merupakan glandula terbesar yang letaknya pada permukaan otot masseter yang

 berada di belakang ramus mandibula, di anterior dan inferior telinga. Glandula parotis

menghasilkan hanya 25% dari volume total saliva yang sebagian besar merupakan

cairan serus.

Page 3: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 3/14

2. Glandula submandibula

Merupakan glandula terbesar kedua setelah glandula parotis. Letaknya di bagian

medial sudut bawah mandibula. Glandula submandibula menghasilkan 60- 65% dari

volume total saliva di rongga mulut, yang merupakan campuran cairan serus dan

mukus.

3. Glandula sublingual

Glandula yang letaknya pada fossa sublingual, yaitu dasar mulut bagian anterior.

Merupakan glandula saliva mayor yang terkecil yang menghasilkan 10% dari volume

total saliva di rongga mulut dimana sekresinya didominasi oleh cairan mukus.

Glandula saliva minor terdiri dari:

1. 

Glandula Labial Superior inferior

2.  Glandula Bucalis Minor

3.  Glandula Palatina

4.  Glandula Lingualis anterior

5.  Glandula Lingualis Posterior

6.  Glandula Glossopalatinus

Kelainan kelenjar saliva adalah suatu keadaan abnormal dalam kelenjar saliva yang

dapat merujuk pada kondisi yang menyebabkanpembengkakan atau nyeri.

Page 4: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 4/14

BAB III 

PEMBAHASAN 

3.1 Definisi Kelainan Kelenjar Saliva 

Kelainan kelenjar saliva adalah suatu keadaan abnormal dalam kelenjar

saliva yang dapat merujuk pada kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau

nyeri. Kelainan kelenjar saliva ini dibagi menjadi dua, yaitu kelainan non neoplastik

dan neoplastik.

Tumor non neoplastik adalah segala bentuk perubahan atau penyimpangan

 pertumbuhan dan perkembangan sel sehingga tidak mencapai pertumbuhan dan

 perkembangan normal atau menimbulkan suatu pertumbuhan patologis pada fase

tertentu dan kemudian berhenti. Kelainan non neoplastik ini dapat disebabkan oleh

gangguan genetik (congenital), trauma, atau infeksi yang mengganggu cell circle. Jika

kelainan pertumbuhan dan perkembangan tersebut terus-menerus dan tak terkontrol,

maka digolongkan sebagai suatu kelainan pertumbuhan dan perkembangan sel yang

 berupa neoplastik sebenarnya (true neoplasm).

 Neoplasia adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan tidak

dapat dikontrol oleh tubuh. Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign

neoplasm) dan neoplasia ganas (malignant neoplasm). Neoplasia jinak adalah

 pertumbuhan jaringan baru yang lambat, ekspansif, terlokalisir, berkapsul, dan tidak

 bermetastasis (anak sebar). Neoplasia ganas adalah tumor yang tumbuhnya cepat,

infiltrasi ke jaringan sekitarnya, dan dapat menyebar ke organ-organ lain/metastase.

3.2 Macam-macam Kelainan Kelenjar Saliva beserta Etiologi, Gambaran Klinis,

Gambaran HPA, dan Gambaran Radiologi yang dibagi berdasarkan Neoplastik

dan Non Neoplastik  

3.2.1 Kelainan Kelenjar Saliva Neoplastik  

a)  Pleomorfic adenoma 

Gejala Klinis : tumor jinak yang berasal dari kelenjar saliva yang dapat

tumbuh dari kelenjar saliva minor maupun mayor. Tumor ini tumbuh lambat,

Page 5: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 5/14

asymtomatis, dapat digerakkan dan konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus.

Tumor dapat membesar mendesak jaringan sekitarnya.

HPA : pleomorfic adenoma menunjukkan campuran proliferasi jaringan epithel

dalam daerah jaringan myxoid, mucoid, atau chondroid. Tumor sebagian mempunyai

kapsul fibrous.

b)  Monomorphic adenoma 

Tumor-tumor monomorfik tersusun reguler berbentuk grandular, dengan tidak adanya

dominasi komponen jaringan mesenkim. Tumor yang termasuk ke dalam adenoma

monomorfik adalah Warthin tumor (papillary cystadenoma lymphomatosum), basal

sel adenoma, oxyphilic adenoma (oncocytoma), canalicular adenoma,

myoepthelioma, dan clear cell adenoma.

- Whartin’s tumor 

Gejala klinis : tumor jinak kelenjar saliva yang paling umum dijumpai diantara tumor-

tumor monomorfik lainnya dan sering terjadi pada kelenjar parotis. Penderita laki-

laki lebih banyak daripada penderita perempuan.

HPA : berbentuk glandula yang dipisahkan celah-celah yang cenderung dan

membentuk proyeksi papila-papila yang tertanam didalam jaringan limfoid yang

 padat. Rongga kistik dilapisi oleh sel epitel yang eosinopilik (onkosit) 2 lapis

(bilayer).

- Onkositoma 

Gejala klinis : kelenjar parotid adalah tempat yang paling sering terjadinya

onkositoma diikuti dengan kelenjar submandibula. Tumornya muncul sebagai massa

yang tumbuh lambat, tidak nyeri, yang sering keras dan kadang-kadang kistik.

Pembengkakan kelenjar parotis kadang-kadang difus, dapat terjadi bilateral ataupun

multiple.

HPA : mengandung sel-sel epitelial berbentuk polyhedron yang besar (onkosit), yang

 penuh dengan sitoplasma eosinofilik bergranular dan mitokondria.

c)  Mukoepidermoid karsinoma

Gejala klinis : umumnya melibatkan kelenjar ludah mayor, yaitu kelenjar ludah

 parotis. Sebagian kecil dapat timbul dari kelenjar ludah minor. Tumor ini sering

terjadi pada orang dewasa, penderita perempuan lebih banyak daripada penderita laki-

laki. Tumor ini tumbuhnya lambat, berasal dari sel epitelium duktus dan berpotensi

metastasis.

Page 6: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 6/14

HPA : secara mikroskopis dibedakan atas : low grade, intermediate grade, dan high

grade. Menunjukkan campuran sel kelenjar penghasil mukus dan del epitel

intermediate. Ketiga sel-sel ini berasal dari sel duktus yang berpotensi mengalami

metaplasia. Low grade merupakan massa yang kenyal dan mengandung solid

 proliferasi sel tumor, pembentukan struktur seperti duktus dan adanya cystic space

yang terdiri dari epidermoid sel dan sel intermediate. Tipe intermediate ditandai

massa tumor yang lebih solid sebagian besar sel epidermoid dan sel intermediate

dengan sedikit memproduksi kelenjar mukus. Tipe poorly diferentiated ditandai

dengan populasi sel-sel pleomorfik dan tidak terlihat sel-sel berdiferensiasi.

d)  Karsinoma sel asinar 

Gejala klinis : tumor ganas kelenjar parotis yang jarang terjadi. Kadang ditemukan

 pada kelenjar saliva lainnya. Umumnya pada lelaki muda antara umur 20-30 tahun.

Tumor ini berkapsul, merupakan suatu proliferasi sel-sel yang membentuk massa

 bulat, diameter < 3 cm.

HPA : berisi sel-sel asinar yang seragam dengan nukleus kecil berada di sentral

dengan sitoplasma yang basofilik dan padat mirip sel-sel sekretoris (asinar) dari

kelenjar saliva normal. Tumor ini dapat bermetastasis ke limfonodi regional.

e)  Tumor Sel Granular 

Tumor sel granula adalah benigna dengan potensi menjadi maligna dan sering

 berhubungan dengan kelenjar liur minor. Tumor ini cenderung terjadi pada kavum

oral dan sangat tersirkumsrip, mudah digerakkan dan tidak nyeri. Aspirasi jarum halus

dapat menunjukkan proses neoplastik.

Hpa  

Pemeriksaan histopatologis memberikan gambaran selsel poligonal dengan sitoplasma

granular eosinofilik yang banyak dan nukleus-nukleus pleomorfik ringan yang

 berbentuk bulat hingga oval. Karena ia berpotensi ke arah maligna, kombinasi dari

eksisi lokal yang luas dan observasi yang ketat merupakan terapi yang paling

 berkesan.

f)  Hemangioma 

Walaupun bukan berasal dari glandular, hemangioma adalah signifikan sebagai

diagnosis banding massa parotid terutama pada anak-anak. Tumor jinak ini berasal

Page 7: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 7/14

dari sel endotelial dan merupakan kurang dari 5% dari semua tumor kelenjar liur.

Pada anak anak, hemangioma kapiler adalah tumor kelenjar liur yang paling sering

yaitu lebih dari 90% tumor kelenjar liur terjadi pada anak-anak di bawah usia 1 tahun.

Tumor ini mengenai perempuan lebih banyak dari laki-laki dan sering terdapat pada

kelenjar parotid.

Klinis  

Hemangioma biasanya muncul pada waktu lahir sebagai massa unilateral dan tidak

nyeri. Pertumbuhannya proliferatif dan cepat yang sering menyebabkan deformitas

kosmetik. Aspirasi jarum halus biasanya tidak penting. CT scan, MRI atau keduanya

dapat menunjukkan gambaran vaskularisasi pada lesi. Diagnosis banding termasuk

kelainan proliferatif vaskular seperti limfangioma dan hemangioma kavernosa.

3.2.2 Kelainan Kelenjar Saliva Non Neoplastik  

a)  Mukokel 

Definisi  

Mucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh

 pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya.

Mucocele bukan kista, karena tidak dibatasi oleh sel epitel. Mucocele dapat terjadi

 pada bagian mukosa bukal, anterior lidah, dan dasar mulut. Mucocele terjadi karena

 pada saat air liur kita dialirkan dari kelenjar air liur ke dalam mulut melalui suatu

saluran kecil yang disebut duktus. Terkadang bisa terjadi ujung duktus tersumbat atau

karena trauma misalnya bibir sering tergigit secara tidak sengaja, sehingga air liur

menjadi tertahan tidak dapat mengalir keluar dan menyebabkan pembengkakan

(mucocele). Mucocele juga dapat terjadi jika kelenjar ludah terluka. Manusia

memiliki banyak kelenjar ludah dalam mulut yang menghasilkan ludah. Ludah tesebut

mengandung air, biopsy, dan enzim. Ludah dikeluarkan dari kelenjar ludah melalui

saluran kecil yang disebut duct (pembuluh).

Terkadang salah satu saluran ini terpotong. Ludah kemudian mengumpul pada titik

yang terpotong itu dan menyebabkan pembengkakan, atau mucocele. Pada umumnya

mucocele didapati di bagian dalam bibir bawah. Namun dapat juga ditemukan di

 bagian lain dalam mulut, termasuk langit-langit dan dasar mulut. Akan tetapi jarang

didapati di atas lidah. Pembengkakan dapat juga terjadi jika saluran ludah (duct)

tersumbat dan ludah mengumpul di dalam saluran.

Page 8: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 8/14

Etiologi

Umumnya disebabkan oleh trauma 4iops, misalnya bibir yang sering tergigit pada

saat sedang makan, atau pukulan di wajah. Dapat juga disebabkan karena adanya

 penyumbatan pada duktus (saluran) kelenjar liur minor. Mucocele Juga dapat

disebabkan oleh obat-obatan yang mempunyai efek mengentalkan ludah.

Gambaran Kl in is

1. Batas tegas

2. Konsistensi lunak

3. Warna transluscent

4. Ukuran biasanya kecil

5. Tidak ada keluhan sakit

6. Kadang-kadang pecah, hilang tapi tidak lama kemudian akan timbul lagi

b)  Ranula 

Eti ologi Dan Patogenesis  

Ranula terbentuk sebagai akibat normal melalui duktus ekskretorius major yang

membesar atau terputus atau terjadinya rupture dari saluran kelenjar terhalangnya

aliran liur yang sublingual (duktus Bartholin) atau kelenjar submandibuler (duktus

Wharton), sehingga melalui rupture ini air liur keluar menempati jaringan disekitar

saluran tersebut. Selain terhalangnya aliranliur, ranula bisa juga terjadi karena trauma

dan peradangan. Ranulamirip dengan mukokel tetapi ukurannya lebih besar.

Bila letaknya didasar mulut, jenis ranula ini disebut ranulaSuperfisialis. Bila kista

menerobos dibawah otot milohiodeusdan menimbulkan pembengkakan

submandibular, ranula jenisini disebut ranula Dissecting atau Plunging.

Gambaran Kl in is

Bentuk dan rupa kista ini seperti perut kodok yang menggelembung keluar

(Rana=Kodok)

Dinding sangat tipis dan mengkilap

Warna translucent

Kebiru-biruan

Palpasi ada fluktuasi

Tumbuh lambat dan expansif

Page 9: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 9/14

c)  Sialadenitis 

Sialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius, biasanya disebabkan

oleh batu yang menghalangi atau hyposecretion kelenjar. Proses inflamasi yang

melibatkan kelenjar ludah disebabkan oleh banyak faktor etiologi. Proses ini dapat

 bersifat akut dan dapat menyebabkan pembentukan abses terutama sebagai akibat

infeksi bakteri. Keterlibatannya dapat bersifat unilateral atau bilateral seperti pada

infeksi virus. Sedangkan Sialadenitis kronis nonspesifik merupakan akibat dari

obstruksi duktus karena sialolithiasis atau radiasi eksternal atau mungkin

spesifik,yang disebabkan dari berbagai agen menular dan gangguan imunologi.

Etiologi

Sialadenitis biasanya terjadi setelah obstruksi hyposecretion atau saluran tetapi dapat

 berkembang tanpa penyebab yang jelas. Terdapat tiga kelenjar utama pada rongga

mulut,diantaranya adalah kelenjar parotis, submandibular, dan sublingual. Sialadenitis

 paling sering terjadi pada kelenjar parotis dan biasanya terjadi pada pasien dengan

umur 50-an sampai 60-an, pada pasien sakit kronis dengan xerostomia, pasien dengan

sindrom Sjögren, dan pada mereka yang melakukan terapi radiasi pada rongga mulut.

Remaja dan dewasa muda dengan anoreksia juga rentan terhadap gangguan ini.

Organisme yang merupakan penyebab paling umum pada penyakit ini adalah

Staphylococcus aureus; organisme lain meliputi Streptococcus, koli, dan berbagai

 bakteri anaerob.

Gejala Umum

meliputi gumpalan lembut yang nyeri di pipi atau di bawah dagu, terdapat

 pembuangan pus dari glandula ke bawah mulut dan dalam kasus yang parah, demam,

menggigil dan malaise (bentuk umum rasa sakit).

d)  Sjorgen syndrome 

Sjorgen syndrome merupakan suatupenyakit auto imun yang ditandai oleh produksi

abnormal dari extra antibodi dalam darah yang diarahkan terhadap berbagai jaringan

tubuh. Ini merupakan suatu penyakit autoimun peradangan pada kelenjar saliva yang

dapat menyebabkan mulut kering dan bibir kering

Gejala

Page 10: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 10/14

Gejala dari sjorgen syndrome antara lain; mulut kering, kesulitan menelan, kerusakan

gigi, penyakit gingiva, mulut luka dan pembengkakan, dan infeksi pada kelenjar

 parotis bagian dalam pipi.

Etiologi

Penyebab sjorgen syndrome tidak diketahui, ada dukungan ilmiah yang menyatakan

 bahwa penyakit ini adalah penyakit turunan atau adanya faktor genetik yang dapat

memicu terjadinya sjorgen syndrome, karena penyakit ini kadang-kadang penyakit

ditemukan pada anggota keluarga lainnya. Hal ini juga ditemukan lebih umum pada

orang yang memiliki penyakit autoimun lainnya seperti lupus eritematous sistemik,

autoimun penyakit tiroid, diabetes, dll.

e)  Sialorrhea

Sialorrhea adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan menetesnya air liur atau

sekresi saliva yang berlebihan.

Etiologi  

Penyebab dari sialorrhea dapat bevariasi berupa gejala dan gangguan neurologis,

infeksi atau keracunan logam berat dan insektisida serta efek samping dari obat-

obatan tertentu.

f)  Sialosis 

Sialosis didefinisikan sebagai pembengkakan non-inflamasi dan non-neoplastik dari

kelenjar saliva. Paling sering mengenai kelenjar parotis biasanya bilateral, tapi

kadang-kadang juga mengenai kelenjar submandibularis dan sublingualis.

Etiologi  

Penyebab pembengkakan belum diketahui dengan jelas, walaupun dihubungkan

dengan sejumlah penyakit sistemik, terutama diabetes melitus, akromegali,

alkoholisme, malnutrisi, bulimia nervosa dan anoreksia nervosa. Sialosis Juga

digambarkan sebagai efek samping sejumlah obat-obatan.

g)  Sialometaplasia necrotic 

Lesi pada kelenjar saliva yang bersifat nonneoplastik, peradangan yang dapat sembuh

dengan sendirinya, terutama mengenai kelenjar saliva yang terdapat pada palatum.

Lebih sering terjadi pada penderita laki-laki daripada perempuan.

Page 11: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 11/14

Gejala kl ini s  

- Muncul secara spontan

- Terdapat lesi dan pembengkakan

- Ukuran maksimal 1-2 cm

- Lesi bilateral atau unilateral

- Burning sensation (sensasi terbakar)

Hpa

 Necrosis lobuler pada kelenjar saliva, metaplasia squamosa pada asinus dan saluran-

saluran,hyperplasia pseudoepitelomatosa dan jaringan granulasi yang nyata serta

inflamasi.

Etiologi  

Tidak diketahui secara pasti namun berhubungan dengan trauma dan terapi radiasi.

h)  Sialolitiasis 

Definisi  

Kira-kira 80-90% dari batu kelenjar saliva terjadi di kelenjar submandibular dan

hanya 10-20% terdapat di kelenjar parotid, dan hanya persentase yang sangat kecil

terdapat pada kelenjar sublingual dan kelenjar liur minor. Sialolitiasis adalah

 penyebab yang paling sering pada penyakit kelenjar liur dan dapat terjadi pada semua

usia dengan predileksi tinggi pada laki-laki. Faktor resiko terjadinya obstruksi batu

kelenjar liur termasuk sakit yang lama disertai dehidrasi. Kadang disertai juga dengan

gout, diabetes dan hipertensi.

Patogenesis  

Saliva yang normal mengandung banyak hidroksiapatit, bahan utama pada batu

kelenjar liur. Agregasi dari debris yang termineralisasi dalam duktus akan membentuk

nidus, lalu menyebabkan pembentukan kalkuli, statis saliva dan kemudian obstruksi.

Kelenjar submandibular lebih rentan terhadap pembentukan kalkuli dibandingkan

kelenjar parotid karena duktusnya yang lebih panjang, kandungan musin dan alkali

dalam saliva yang lebih tinggi dan konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi. Kalkuli

submandibular secara primer mengandung kalsium fosfat dan hidroksiapatit.

Disebabkan kalkuli ini mengandung kandungan kalsium yang tinggi, hampir

kesemuanya adalah radiopak dan dapat dilihat pada foto Rontgen. Kalkuli parotid

adalah lebih jarang radiopak. Kira-kira 75%, satu batu berjaya ditemukan pada

Page 12: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 12/14

kelenjar tersebut. Jika obstruksi tidak ditangani, maka akan berlanjut terjadinya

inflamasi lokal, fibrosis dan atrofi asinar.

Gejala dan Tanda  

Pembengkakan berulang dan nyeri pada kelenjar submandibular dengan eksaserbasi

apabila makan adalah gejala yang sering muncul pada batu kelenjar liur. Obstruksi

yang lama dapat menyebabkan terjadinya infeksi akut dengan nyeri yang semakin

 berat dan eritema pada kelenjar tersebut. Pasien juga mengeluhkan adanya riwayat

xerostomia dan kadang-kadang terasa ada benda asing seperti pasir di rongga mulut.

Pemeriksaan fisik sangat penting karena batu sering dapat dipalpasi pada dua pertiga

anterior kelenjar submandibular. Selain itu, indurasi pada dasar mulut biasanya dapat

terlihat. Batu yang lokasinya di dalam badan kelenjar lebih sukar untuk di palpasi.

Gambaran Radiologis  

Foto Rontgen dengan posisi lateral dan oklusal dapat menunjukkan batu radiopak

tetapi posisi ini tidak selalu dapat diandalkan. Posisi intraoral mungkin lebih

membantu. Sialografi adalah metode pencitraan yang paling akurat untuk mendeteksi

kalkuli. Sialografi dapat dikombinasi dengan CT scan atau MRI, terutama CT scan

sangat sensitive terhadap garam kalsium. Ultrasound ternyata tidak dapat membantu.

i)  Xerostomia 

Banyak pasien mengeluh mulutnya kering Walaupun kelenjar saliva mereka berfungsi

dengan normal. Xerostomia sejati dapat disebabkan oleh penyakit kelenjar saliva

 primer atau manifestasi sekunder dari suatu kelainan sistemik atau terapi obat.

Penyakit kelenjar saliva primer meliputi sindrom Sjorgen, kerusakan pascaradiasi atau

anomali pertumbuhan. Penyebab sistemik sekunder dari xerostomia meliputi

kegelisahan kronis, dehiderasi atau terapi obat.

Gambaran Kl ini s  

Konfirmasi adanya penurunan dalam produksi saliva didasarkan atas pemeriksaan

klinis dan pengukuran kecepatan aliran saliva.

Page 13: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 13/14

BAB III 

KESIMPULAN 

1. Kelainan kelenjar saliva adalah suatu keadaan abnormal dalam kelenjar saliva yang

dapat merujuk pada kondisi yang menyebabkan pembengkakan atau nyeri. Kelainan

kelenjar saliva ini dibagi menjadi dua, yaitu kelainan non neoplastik dan neoplastik.

2. Tumor non neoplastik adalah segala bentuk perubahan atau penyimpangan

 pertumbuhan dan perkembangan sel sehingga tidak mencapai pertumbuhan dan

 perkembangan normal atau menimbulkan suatu pertumbuhan patologis pada fase

tertentu dan kemudian berhenti. Seperti : mukokel, ranula, sialadenitis, sialolithiasis,

sialosis, sialorrhea, xerostomia dll.

3. Neoplasia adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan tidak dapat

dikontrol oleh tubuh. Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm)

dan neoplasia ganas (malignant neoplasm). Seperti : adenoma pleomorfik, adenoma

monomorfik, mukoepidermoid karsinoma, tumor sel granular, dll.

Page 14: Kelainan Kelenjar Saliva Umum

8/10/2019 Kelainan Kelenjar Saliva Umum

http://slidepdf.com/reader/full/kelainan-kelenjar-saliva-umum 14/14