Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

18
BAB II ISI Akulturasi Istilah akulturasi atau acculturation atau culture contact mempunyai berbagai arti diantara banyak sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Akulturasi memiliki beberapa unsur kunci, diantaranya : 1. Kebutuhan melakukan kontak atau interaksi yang terus menerus dan berhadap-hadapan langsung antara budaya- budaya itu. 2. Akibat-akibatnya berupa beberapa perubahan dalam fenomena budaya atau psikologis di antara orang-orang dalam kontak, biasa berlanjut untuk generasi-generasi berikut. 3. Dengan mengangkat kedua aspek itu bersama, kita dapat membedakan antara suatu proses dan kedudukan: ada aktivitas dinamis selama dan sesudah kontak dan ada suatu hasil proses yang mungkin relatif stabil.keluaran ini bisa jadi mencakup tidak hanya perubahan fenomena yang tampak, namun juga beberapa fenomena baru yang terbawa proses interaksi budaya. Masalah-masalah mengenai akulturasi :

Transcript of Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

Page 1: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

BAB II

ISI

Akulturasi

Istilah akulturasi atau acculturation atau culture contact mempunyai berbagai arti diantara

banyak sarjana antropologi, tetapi semua sepaham bahwa konsep itu mengenai proses sosial

yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan

unsur-unsur suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan

asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan

hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Akulturasi memiliki beberapa unsur kunci, diantaranya :

1. Kebutuhan melakukan kontak atau interaksi yang terus menerus dan berhadap-

hadapan langsung antara budaya-budaya itu.

2. Akibat-akibatnya berupa beberapa perubahan dalam fenomena budaya atau psikologis

di antara orang-orang dalam kontak, biasa berlanjut untuk generasi-generasi berikut.

3. Dengan mengangkat kedua aspek itu bersama, kita dapat membedakan antara suatu

proses dan kedudukan: ada aktivitas dinamis selama dan sesudah kontak dan ada

suatu hasil proses yang mungkin relatif stabil.keluaran ini bisa jadi mencakup tidak

hanya perubahan fenomena yang tampak, namun juga beberapa fenomena baru yang

terbawa proses interaksi budaya.

Masalah-masalah mengenai akulturasi :

1. Masalah mengenai metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan suatu proses

akulturasi dalam suatu masyarakat

2. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan asing apa yang mudah diterima dan unsur-

unsur kebudayaan asing apa yang sukar diterima oleh masyarakat penerima

3. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah, dan

unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur kebudayaan asing

4. Masalah mengenai individu-inidividu apa yang suka dan cepat menerima, dan individu

apa yang sukar dan lambat menerima unsur kebudayaan asing

5. Masalah mengenai ketegangan-ketegangan dan krisis-krisi sosial yang timbul sebagai

akibat akulturasi

Page 2: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

Akulturasi dapat mengakibatkan perluasan populasi, makin beragamnya budaya,

menimbulkna reaksi sikap(prasangka dan diskriminasi) dan perkembangan kebijakan

(misal, dalam daerah imigrasi,pluralisme budaya, kedwibahasaan dan persekolahan).

Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari

dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di

dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu

kebudayaan

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan

pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,

dan masyarakat.

Tugas keluarga

1. Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut

2. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

3. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

4. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-

masing.

5. Sosialisasi  antar anggota keluarga.

6. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

7. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

Page 3: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

8. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

9. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Fungsi Keluarga

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :

1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak

untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.

2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi

anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga

anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan

dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam

menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak

dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang

mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.

6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur

penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan

keluarga.

7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan

dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman

masing-masing, dan lainnya.

8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai

generasi selanjutnya.

Page 4: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

9. Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina

pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

Kontak dan partisipasi

Inti di sini ialah sejauh mana individu tertentu telah mengikatkan diri dalam

proses akulturasi. Beberapa indikatornya adalah tingkat pendidikan formal, pasrtisipasi

dalam kerja,keluasan urbanisasi,penggunaan media massa, partisipasi politik dan

perubahan keagamaan,bahasa,praktek sehari-hari, dan hubungan sosial.

Di dalam keluarga, proses akulturasi terdapat dalam fungsi keluarga terutama

pada fungsi sosialisasi, pendidikan dan agama, orang tua memberikan kontribusi yang

besar terhadap terjadinya proses akulturasi budaya, terutama jika kedua orang tua berasal

dari dua budaya yang cukup berbeda.

Dalam teori kognitif sosial Albert Bandura, orang tua menjadi model atau contoh

bagi anak dalam melakukan pembelajaran observasi. Anak meniru apa yang menjadi

kebiasaan dari orang tua mereka, yang berasal dari budaya dari masing-masing orang tua.

Dari proses ini, secara tidak sadar merupakan proses interaksi antar dua budaya,

kemudian yang dilebur, menjadi budaya sendiri di tengah keluarga kecil. Budaya dalam

keluarga kecil di sini diartikan sebagai aturan-aturan dan nilai-nilai yang diterapkan

dalam sebuah keluarga, dan setiap keluarga memiliki budaya yang berbeda, walau berasal

dari induk budaya yang sama.

Proses akulturasi ini bisa terjadi karena adanya interaksi dengan budaya di

lungkungan sekitar keluarga. Biasanya terjadi pada keluarga di daerah imigrasi. Keluarga

imigran biasanya akan berusaha beradaptasi dengan lingkungannya, termasuk budaya-

budaya yang terdapat pada daerah imigrasi itu.

Perubahan Perilaku

Page 5: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

Maksud dari perubahan perilaku di sini adalah apa yang terjadi pada indivdu

sebagai akibat dari akulturasi.

TINGGI

RENDAH

Pra-kontak kontak konflik krisis adaptasi

TAHAPAN

Gambar ini melukiskan suatu kerangka kerja umum untuk menguji perilaku

sebagai suatu fungsi tahap-tahap akulturasi dn suatu fungsi strategi akulturasi yang

digunakan individu.

Sepanjang aksis datar, fase-fase bergerak dari pra kontak yaitu melalui kontak

awal, kadang melalui masa munculnya perasaan konflik psikologis dan budaya sering

mengakibatkan krisis, diikuti tiga keluaran akulturasi atau bentuk adaptasi. Dalam

keluaran asimilasi,perubahan perilaku minimal. Dalam kasus separasi, ada suatu arah

balik menuju perilaku yang lebih tradisional. Integrasi menyajikan suatu keluaran yang

mengandung imbangan relatif stabil antara kontinuitas perilaku dengan budaya

tradisional seseorang ke arah budaya yang baru. Dalam kasus marjinalisasi,individu

menyerah, kadang dalam keadaan konflik personal atau sosial antara dua budaya.

Sikap Terhadap Akulturasi

Sikap individu yang berakulturasi terhadap masyarakat dominan terkait dengan cara ia

masuk dalam proses akulturasi.Jika sikap-sikap kelompok sendiri sangat positif dan sikap

kelompok luar sangat negtif (orientasietnosentrisme klasik) maka pengaruh akuturasi menjadi

Page 6: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

tidak efektif.Di pihak lain, jika pola sikap yang berlawanan cocok diantara individu-individu

yang mangalami akaulturasi m aka pengaruh akulturasi mungkin lebih dapat diterima.

Cara – cara individu yang sedang berakulturasi ingin berhubungan dengan masyarakat

dominan diistilahkan dengan strategi-strategi akulturasi.Pertama, orang menginginkan tinggal

secara budaya ketika telah merangkul budaya itu bila dibandingkan dengan keadan berhenti

menjadi bagian dari budaya yang lebih besar.Yang kedua, persoalan intinya, sejauh mana

seeorang ingin menjalin interaksi sehari-hari dengan anggota kelompok lain dalam masyarakat

yang lebih besar jika dibandingkan dengan menjauh dari kelompok lain dan hanya berhubungan

dengan kelompok sendiri.

Ketika kedua masalah diatas ditampilkan bersama,dapat ditarik beberapa konsep.seorang

individu yang mengalami akulturasi tidak ingin memelihara budaya asal dan berinteraksi sehari-

hari dengan masyarakat dominan,maka akan terjadi asimilasi.Sebaliknya, kalau ada suatu nilai

yang ditempatkan pada pengukuhan budaya asal seseorang dan suatu keinginan menghindari

interaksi dengan orang lain,maka yang terjadi adalah separasi.Kalau ada minat dalam keduanya

baik dalam memelihara budaya asal dan melakukan interaksi dengan orang lain, integrasi adalah

opsinya.Sedangkan jika hanya ada minat kecil untuk pelestarian budaya dan sedikit minat untuk

melakukan hubungan dengan orang lain(karena alasan pengucilan atau deskriminasi) dinamakan

marjinalisasi.

Perubahan Perilaku

Perilaku yang dipelajari dalam psikologi lintas budaya merupakan cikal bakal pergantian

selama akulturasi.Jumlah perubahan perilaku berkenaan dengan akulturasi dan cara hal itu

menghubungkan dua budaya dapat sangat bervariasi.

Pada akulturasi,fase-fase bergerak dari prakontak,kontak,konflik.krisis,dan kemudian

adaptasi.Dalam kasus asimilasi, perubahan–perubahan perilaku yang terjadi hanya

sedikit(minimal).Dalam kasus separasi,ada suatu arah blik menuju perilaku yang lebih

tradisionl.Sementara dalam kasus integrasi relative stabilantara kontinuitas perilaku dengan

budaya tradisional seseorang dan perubahan kea rah budaya baru.Sedangkan dalam kasus

marjinalisasi ,individu menyerah dalam keadaan konflik personal atau sosial antara dua

budaya.Pada kondisi terakhir tingkat tertinggi stress akulturatif ditemukan.

Page 7: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

Komunikasi antarbudaya

Komunikasi antarbudaya ini sering kita jumpai pada para perantau, dimana kesulitan-

kesulitan mereka dalam penyesuaian dengan lingkungan yang baru sama dengan kesulitan dalam

berkomunikasi.

Tokoh antropolog, Oberg (1960) menunjukkan persoalan yang mucul selama berlangsung

terpaan dari suatu lingkungan yang tak akrab. Antara lain menunjuk ke ketegangan selam

melakukan adaptasi baru, rasa kehilangan kebingungan tentang peran, dan rasa kecemasan.

Guthrie (1966) menyebutkan frustasi karena perbedaan budaya yang subtil yang menghambat

interaksi sosial.

Hasil kajian Torbin yang paling menonjol ialah memiliki teman di kalangan warga negara

yang menjadi tuan rumah merupakan penentu penting dari kepuasan mereka ketimbang memiliki

kontak hanya dengan sesama perantau. Pada mulanya, mereka yang hanya bercampur dengan

para perantau boleh jadi memiliki pengalaman lebih positif, tetapi persahabatan pribadi jangka

panjang dengan anggota masyarakat di negara yang menjadi tuan rumah merupakan hal

terpenting. Ini temuan yang konsisten dengan kelompok perantau luar negeri lain, termasuk para

mahasiswa (Klineberg & Hull, 1979) dan penasihat teknik (Kealey, 1989). Seseorang yang

tinggal di negeri asing tidak secara otomatis sampai ke sikap positif terhadap orang-orang negara

setempat. Pandangan yang ada menyarankan, lebih sering terdapat perubahan negatif ketimbang

perubahan postif selama merantau, paling tidak di antara para mahasiswa universitas (Stroebe,

Lenkert, & Jonas, 1982).

Pada awal mulanya, para perantau mempunyai sedikit masalah. Mereka bersemangat dan

terdorong oleh pengalaman baru. Sesudah beberapa waktu, perasaan frustasi, kesendirian, dan

kecemasan menyerap hidup mereka. Kemudian ketika para perantau belajar menanggulangi,

keadaan yang lebih baik berangsur mereka alami. Ada suatu godaan kembali ke lingkungan yang

telah dikenal, bertemu keluarga dan teman-teman. Kemudian, kegundahan terjadi karena

beberapa aspek lebih positif hidup di luar negeri menjadi hilang. Akhirnya, sesudah beberapa

lama, penyesuaian kembali berlangsung.

Kesulitan-kesulitan komunikasi

Page 8: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

Yang terpenting untuk komunikasi manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan suatu

medium yang sangat khas-budaya. Jika dua orang tidak berbicara dalam bahasa yang sama,

interaksi mereka menjadi terbatas dan mereka menyadari hal ini. Yang kurang tampak adalah

kesulitan-kesulitan komunikasi ketika perintah suatu bahasa kurang sempurna. Variasa dalam

pengucapan dan penggunaan bahasa Inggris telah menjadi titik perhatian dalam pengendalian

lalu lintas udara (Ruffell Smith, 1975). Aspek prosadik bahasa, termasuk bentuk tekanan dan

intonasi, dengan mudah membawa kesalahpahaman.

Kesulitan yang sama dapat terjadi pada aspek pragmatis bahasa, termasuk pemberian

jawab kembali dalam percakapan, pertukaran pujian, kesopanan, dan gaya komunikasi langsung

maupun tak langsung.

Hal sama dapat dikemukakan sehubungan dengan perilaku nirkata, salah satu modus

komunikasi. Selain itu, ada perbedaan lintas budaya, misal dalam makna gerak tubuh tertentu.

Bahkan dalam budaya sendiri, kita dapat menyalahtafsirkan maknayang dimaksud suatu emblem

(gerak tubuh yang menggantikan pengungkapan verbal dan didiga memiliki makna yang

digambarkan secara jelas).

Masih terlihat bahwa ketakakraban dengan aspek-aspek budaya yang berlaku pada

perilaku sosial merupakan sumber yang lebih penting bagi ketidaktahuan dan ketidakunggulan

orang asing. Perubahan-perubahan yang relevan mencakup stereotip-stereotip dan prasangka,

seperti adat, norma, dan nilai berkenaan dengan interaksi antar-pribadi yang dianut perantau dan

anggota budaya setempat.

Triandis menyatakan, komunikasi antarbudaya yang efektif mensyaratkan “atribusi

isomorfis”, yaitu partisipan dalam suatu interaksi harus memberi penafsiran yang sama terhadap

perilaku itu.

Page 9: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu

kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur suatu kebudayaan asing dengan sedemikian

rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam

kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Akulturasi memiliki beberapa unsur penting, yakni kebutuhan melakukan interaksi,

akibat-akibat berupa perubahan fenomena, dan ada aktivitas sebelum dan sesudah kontak dengan

budaya asing. Akulturasi dapat mengakibatkan perluasan populasi, makin beragamnya budaya,

menimbulkan reaksi sikap(prasangka dan diskriminasi) dan perkembangan kebijakan (misal,

dalam daerah imigrasi,pluralisme budaya, kedwibahasaan dan persekolahan).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan

saling ketergantungan. Keluarga memiliki beberapa fungsi, yang menjadi fokus sebagai faktor

pendukung akulturasi adalah fungsi sosialisasi, pendidikan dan agama.

Page 10: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

Akulturasi dikatakan ada atau berhasil jika telah mengikatkan diri dalam proses

akulturasi. Beberapa indikatornya adalah tingkat pendidikan formal, pasrtisipasi dalam

kerja,keluasan urbanisasi,penggunaan media massa, partisipasi politik dan perubahan

keagamaan,bahasa,praktek sehari-hari, dan hubungan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Berry,John W.,Poortinga, Ype H.,Segall,Marshall H.,Dasen,Pierre R.1999. Psikologi

Lintas- Budaya: Riset dan Aplikasi.PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Koentjaraningrat.2000.Pengantar Ilmu Antropologi.Rineka Cipta: Jakarta

www.wikipedia.org

www.google.com

Page 11: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

BAB I

PENDAHULUAN

Masyarakat hidup dengan berbagai budaya yang ada. Mereka memiliki budaya dengan

ciri masing-masing berbeda satu sama lain.

Dewasa ini, banyak terjadi perpaduan-perpaduan budaya. Di Indonesia sendiri, sudah

banyak sekali terlihat perpaduan budaya, baik yang ada dalam negeri maupun yang berasal dari

luar negeri. Hal ini disebabkan mulainya globalisasi dan perkembangan jaman yang semakin

maju.

Perpaduan-perpaduan budaya tersebut tentu saja ada sisi positif maupun negatif. Akan

tetapi, tak jarang sisi negatif yang sering terlihat di sekitar kita.

Perpaduan ini tak hanya terjadi dalam lingkup yang luas, namun mulai dari lingkungan

yang berlingkup kecil, yaitu keluarga. Keluarga bisa menjadi salah satu fasilitator atau media

adanya perpaduan budaya-budaya.

Maka dari itu, makalah ini akan membahas mengenai perpaduan budaya, yang berfokus

pada akulturasi, sikap dan perubahan perilaku terhadap akulturasi, termasuk dalam keluarga, juga

mengenai komunikasi lintas budaya.

Page 12: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

AKULTURASI DAN KELUARGA,KOMUNIKASI LINTAS-BUDAYA,

SIKAP TERHADAP AKULTURASI DAN PERUBAHAN TERHADAP

AKULTURASI

(untuk memenuhi tugas Psikologi Lintas Budaya)

ANGGOTA KELOMPOK :

MIA NOVITALOKA (15010110120061)

UTAMI PURBORINI (15010110120062)

IMAM HIDAYATUR ROHMAN (150101101200 )

Page 13: Kel 6 Akulturasi Dan Keluarga,Komunikasi Lintas-budaya,

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011