KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT...

93
KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT PERSPEKTIF IMAM MAZHAB DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG (STUDI YURIDIS PUTUSAN NO. 929/Pdt.G/2008/PA.Cbn) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Salahsatu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh: DIANA HANDAYANI NIM. 1113043000066 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017M

Transcript of KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT...

Page 1: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT

PERSPEKTIF IMAM MAZHAB

DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG

(STUDI YURIDIS PUTUSAN NO. 929/Pdt.G/2008/PA.Cbn)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk Memenuhi Salahsatu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

DIANA HANDAYANI

NIM. 1113043000066

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017M

Page 2: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu
Page 3: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu
Page 4: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu
Page 5: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

iv

ABSTRAK

Diana Handayani. NIM 1113043000066. KEKURANGAN NAFKAH

SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT PERSPEKTIF IMAM MAZHAB DI

PENGADILAN AGAMA CIBINONG (STUDI YURIDIS PUTUSAN

NO.929/Pdt.G/2008/PA.Cbn)” (Perbandingan Mazhab Fiqh), Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

1438 H/ 2017 M.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan tentang fasakh perkawinan dengan

sebab kekurangan nafkah. Perkawinan merupakan salah satu kebutuhan dasar

dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu gerbang menuju

kehidupan dalam sosial masyarakat, dengan salah satu tujuan perkawinan agar

pasangan suami istri hidup dalam keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Tetapi tidak sedikit masalah yang terjadi dalam hubungan suami istri yang

berakibat pada perceraian. Fasakh merupakan salah satu solusi yang ditawarkan

oleh Islam untuk keluar dari masalah tersebut. Kaitannya dengan keadilan, fasakh

merupakan hak seorang istri untuk meminta cerai kepada suaminya, apabila istri

merasa tidak dapat lagi mendapatkan keadilan sebagaimana suami yang berhak

menalak istrinya.

Pokok masalah dalam skripsi ini adalah: Bagaimana pandangan oleh

empat Imam mazhab yaitu: Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Maliki dan juga

Imam Hambali? Serta bagaimana analisis kasus perceraian tentang kekurangan

nafkah sebagai alasan gugat cerai di Pengadilan Agama Cibinong? Penelitian ini

merupakan penelitian normatif dan penelitian empiris/sosiologis atau peneltian

lapangan.

Hasil dari penelitian ini bahwa Imam Syafi’i menetapkan hukum tentang

berhaknya seorang wanita mengajukan cerai kepada suaminya ditetapkan dengan

qiyas begitu pula pendapat Imam Hambali. Berbeda dengan Imam mazhab yang

lain. Imam Syafi’i berpendapat bahwa istri mempunyai hak untuk menuntut

fasakh perkawinan kepada hakim apabila suaminya miskin atau tidak sanggup

menafkahinya maka hakim boleh memfasakh perkawinanya. Beliau berdalil

dengan Atsar Umar.

Kata Kunci : Nafkah, Perceraian, Pendapat Empat Mazhab, Pengadilan Agama.

Pembimbing : Drs. Hamid Farihi, M.Ag. dan Shonifah Al Bani, SHI. MH.

Daftar Pustaka : 1995 s.d. 2015

Page 6: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Hal yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan asing

(terutama Arab) ke dalam tulisan Latin. Pedoman transliterasi Arab-Latin yang

digunakan dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

A. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padananya dalam aksara Latin:

b = ب z = ز f = ف

t = ت s = س q = ق

ts = ث sy = ش k = ك

j = ج s = ص l = ل

h = ح d = ض m = م

kh = خ t = ط n = ن

d = د z = ظ w = و

dz = ع = ‘ ذ h = ه

r = ر gh = غ y = ي

B. Vokal

Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia, memiliki

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal

tunggal atau monoftong, ketentuan alih aksara sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Keterangan Tanda Vokal Latin

___ Fathah a

___ Kasrah i

___ Dhamah u

Page 7: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

vi

C. Tasydid (Shaddah)

Dalam alih aksaraa, syaddah atau tasydid pada transliterasi ini

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang

diberi tanda syaddah. Tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang

menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh

huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya:

Contoh : نزل

D. Ta’ Marbutãh (ة)

Transliterasi ta’ marbutãh terdapat pada kata yang berdiri sendiri,

maka huruf ta marbutah tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”. Jika

huruf ta marbuthah tersebut diikuti dengan kata benda (ism), maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “ta” (te).

No. Kata Arab Alih Aksara

mar’ah مرأة .1

al-madinah al-munawarah المدينة المنورة 2

Page 8: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

vii

E. Huruf Kapital

Walau dalam tulisan Arab tidak kenal adanya huruf kapital, namun

dalam transliterasi, huruf kapital ini tetap digunakan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu

diperhatikan bahwa jika nama diri didahului oleh keta sandang, maka

hurufyang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,

bukan huruf kata sandangnya. Misalnya: al-Bukhari, tidak ditulis al-

Bukhari.

Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam

alih akasara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau

cetak tebal. Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang

berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan

meski akar kata nama tersebut berasal dari bahasa Arab. Misalnya:

Naruddin al-Raniri, tidak ditulis Nur al-Din al-Raniri

F. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism) atau huruf

(harf), ditulis secara terpisa. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara

dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

No. Kata Arab Alih Aksara

al-darurah tubihu al-mahzurat الضرورة تبيح المحظوراث 1

al-iqtsad al-islami اإلقتصاد اإلسالمي 2

usul al-fiqh أصول الفقه 3

al-‘asl fi al-asyya al-ibahah األصل في األشياء اإلباحت 4

Page 9: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, yang telah memberikan limpahan nikmat, karunia, dan hidayah-Nya

sehingga dengan izin-Nya, skripsi dengan judul “ Kekurangan Nafkah Sebagai

Alasan Cerai Gugat Perspektif Imam Mazhab di Pengadilan Agama

Cibinong (Studi Yuridis Putusan No.929/Pdt.G/2008/PA.Cbn)dapat

terselesaikan.

Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad saw, seorang pelopor ilmu pengetahuan dan pendobrak

kejahiliyyahan, yang telah membawa umatnya dari zaman Jahiliyyah menuju

zaman Islamiyyah, kepada keluarga besar-Nya, sahabat-sahabat-Nya, tabi’in,

tabi’it tabi’in, dan kita umat-Nya semoga mendapat syafa’at-Nya kelak.

Dalam proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan, pengorbanan, dan

kesulitan penulis hadapi. Namun tidak terlepas dari petunjuk dan pertolongan

Allah SWT, do’a dan semangat yang senantiasa diberikan oleh kedua orang tua

penulis. Serta tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah

mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing,

membantu, dan memotivasi penulis, terutama:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D. Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

ix

2. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si, ketua Program Studi

Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum. Juga

kepada Ibu Hj. Siti Hana, S.Ag, Lc., MA, Sekretaris Program Studi

Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum.

Merekalah yang telah memberikan bimbingan dan juga masukan serta

meluangkan waktunya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dewi Sukarti, MA. Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selama

ini telah memberikan nasehat serta bimbingannya selama masih dalam

masa perkuliahan.

4. Bapak Drs. Hamid Farihi, M.Ag dan Ibu Shonifah Al Bani, SHI, MH.

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu meluangkan

waktu, tenaga, dan pikirannya disela-sela kesibukan, serta banyak

memberikan bimbingan, pengarahan, dan dorongan semangat kepada

penulis untuk yang menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah membekali dengan

ilmu yang berharga, nasehat-nasehat yang memotivasi, serta kesabaran

dalam mendidik dan membimbing penulis selama masa studi.

6. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu

memberikan kelancaran kepada penulis dalam proses penyelesaian

prosedur kemahasiswaan, serta pemimpin dan segenap karyawan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan khususnya

Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah berkenan

memberikan Kelancaran dalam Peminjaman buku-buku penunjang,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Bapak Suprianto, SE. Selaku Sekretaris Pengadilan Agama

Cibinong, Bogor. Yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

dari skripsi ini.

Page 11: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

x

8. Orang tua tercinta, Ayahanda Mukhtar dan Ibunda Tasmidah, S.Pd.i yang

sangat berperan dalam mengasuh, mendidik, dan membimbing penulis

dengan penuh kesabaran dan pengertian. Serta tiada henti memberikan

do’a dan dukungan baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman PMF dan PH angkatan 2013 yang selalu membantu,

mendukung, dan menemani selama penulisan skrispi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan nasehat sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya bisa berdo’a dan berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca, dan semoga mereka

yang telah membantu diberi balasan yang setimpal. Amiin

Jakarta, 2017

Penulis

Page 12: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

xi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ....................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 5

C. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6

E. Review Kajian Terdahulu yang Relevan ........................... 7

F. Signifikansi Masalah ......................................................... 8

G. Metodologi Penelitian ....................................................... 9

H. Sistematika Penulisan ........................................................ 10

Page 13: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

xii

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI NAFKAH ISTERI

A. Pengertian Nafkah ............................................................. 12

B. Syarat Wajib Nafkah .......................................................... 17

C. Cara Mengatur Jumlah Nafkah Isteri ................................. 21

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI NAKAH ISTERI

MENURUT IMAM MAZHAB SERTA PENJELASAN

MENGENAI PERCERAIAN

A. Gambaran Umum Mengenai Nafkah Isteri Menurut

Empat Mazhab ............................................................. 28

1. Mazhab Maliki ........................................................ 28

2. Mazhab Hanafi ........................................................ 30

3. Mazhab Syafi’i ........................................................ 32

4. Mazhab Hanbali ...................................................... 35

B. Pengertian Perceraian .................................................... 38

C. Sebab-sebab Perceraian ................................................. 40

D. Akibat Perceraian .......................................................... 41

Page 14: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

xiii

BAB IV ANALISIS KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN

PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG

DALAM KAJIAN EMPAT IMAM MAZHAB

A. Analisis Putusan No. 929/Pdt.G/2008/PA.Cbn Pengadilan

Agama Cibinong .......................................................... 43

1. Duduk Perkara ....................................................... 43

2. Analisis .................................................................. 45

3. Tentang Kesaksian Para Saksi ............................... 46

B. Pendapat Empat Imam Mazhab mengenai Kekurangan

Nafkah sebagai Alasan Gugat Cerai ........................... 49-62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................... 60

B. Saran ................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 63

LAMPIRAN

Page 15: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ditegaskan

bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Di dalam Kompilasi

Hukum Islam (KHI) Pasal 2, Perkawinan menurut hukum Islam adalah akad yang

sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah. Dan asas perkawinan mengacu pada ketentuan

atau informasi yang terdapat pada nash, baik Al-Qur‟an maupun As-Sunnah.

Dalam membina keluarga tentunya kecukupan ekonomi mempunyai pengaruh

yang sangat penting untuk menuju keluarga yang bahagia, tentram, dan sejahtera.

Apabila terlaksana akad perkawinan yang sah, maka mulai saat itu antara kedua calon

mempelai sudah terkait dalam ikatan perkawinan dan telah resmi hidup sebagai suami

istri. Keduanya ditugaskan oleh agama untuk mencapai tujuan perkawinan, seperti

melanjutkan keturunan, menciptakan rumah tangga bahagia, yang diliputi kasih

sayang.1 Sebagaimana telah diketahui dewasa ini, salah satu penyebab krisis

perkawinan yang menimbulkan pertengkaran dan keretakan dalam rumah tangga

adalah kurang terpenuhinya nafkah oleh seorang suami kepada istri.

Nafkah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh suami sesuai

dengan ketentuan dalam Al-Qur‟an, Sunnah, dan Ijma.2 Adapun landasan atas

wajibnya memberi nafkah sebagaimana yang terdapat dalam Q.s. Al-Baqarah (2)

:233 :

1 Firdaweri, Hukum Islam tentang Fasakh Perkawinan Karena Ketidaksanggupan Suami

Menunaikan Kewajibannya. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1989), h., 7. 2 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011), h., 427.

Page 16: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

2

...(٢/٣٣٢/)البقرة خل

Artinya: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian para isteri dengan cara

ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.”

Ayat ini merupakan pembicaraan tentang keluarga, yaitu anak yang lahir dari

hubungan suami isteri itu. Kata al-walidat dalam penggunaan Al-Qur‟an berbeda

dengan ummahat yang merupakan bentuk jamak dari kata umm. Kata ummahat

digunakan untuk menunjuk kepada para ibu kandung, sedang al-walidat maknanya

adalah para ibu, baik ibu kandung maupun bukan. Ini berarti bahwa Al-Qur‟an sejak

dini telah menggariskan bahwa air susu ibu, baik ibu kandung maupun bukan, adalah

makanan terbaik untuk bayi hingga usia dua tahun.

Tentu saja, ibu yang menyusui memerlukan biaya agar kesehatannya tidak

terganggu dan air susunya selalu tersedia. Atas dasar itu, lanjutan ayat menyatakan

merupakan kewajiban atas yang dilahirkan untuknya, yakni ayah, memberi makan

dan pakaian kepada ibu kalau ibu anak-anak yang disusukan itu telah diceraikannya

secara ba‟in, bukan raj‟iy, kewajiban memberi makan dan pakaian adalah kewajiban

atas dasar hubungan suami isteri, sehingga apabila mereka menuntut imbalan

penyusuan anaknya, suami wajib memenuhinya selama tuntutan imbalan itu dinilai

wajar.1 Firman Allah dalam Q.s. At-Thalaq (65]) :1 :

...(٣٦/١)الطالق/ خل

Artinya: “Janganlah kamu keluarkan mereka (isteri) dari rumah mereka dan janganlah

mereka (diizinkan) keluar kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang

terang.”

Dalam konteks larangan ayat ini, kita menemukan aneka pendapat ulama. Ada

yang sangat ketat sehingga tidak membenarkan keluarnya wanita yang sedang

1 M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Mishbah, vol-1.(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h., 609-610.

Page 17: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

3

menjalani „iddah dari rumahnya kecuali karena darurat. Imam Malik membolehkan

mereka keluar rumah di siang hari untuk kebutuhan seperti mencari nafkah. Pendapat

serupa dikemukakan oleh al-Biqa‟i. Ada juga yang hanya membolehkan wanita yang

ditinggal mati suaminya untuk keluar di siang hari.2 Firman Allah dalam Q.s. At-

Thalaq:[65]:6 :

...(٥٦/٦/ ه )ط خل Artinya:“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan

(hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,

maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin”.

Ayat ini mempertegas hak wanita-wanita itu memperoleh tempat tinggal yang

layak. Ini perlu dalam rangka mewujudkan ma‟ruf yang diperintahkan oleh ayat

sebelumnya, sekaligus memelihara agar tidak semakin keruh dengan perceraian itu.

Ayat yang menyatakan: Tempatkanlah mereka para isteri yang dicerai itu di

mana kamu wahai yang menceraikannya bertempat tinggal. Kalau dahulu kamu

mampu tinggal di tempat yang mewah dan sekarang penghasilan kamu menurun atau

sebaliknya, maka tempatkanlah mereka di tempat yang menurun yakni yang sesuai

dengan kemampuan kamu sekarang. Dan janganlah sekali-kali kamu sangat

menyusahkan mereka dalam hal tempat tinggal atau selainnya dengan tujuan untuk

menyempitkan hati dan keadaan mereka sehingga mereka terpaksa keluar atau

meminta keluar.3 Ayat-ayat di atas, mewajibkan nafkah secara sempurna bagi wanita

ber-„iddah, lebih wajib lagi bagi istri yang tidak ditalak. 4

2 M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Mishbah, vol-14. (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h., 293.

3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Mishbah, vol-14. (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h., 300-301.

4 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqih

Munakahat,(Jakarta: Amzah, tt), h., 213.

Page 18: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

4

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga antara suami istri terikat oleh hak

dan kewajiban yang telah diatur oleh agama, undang-undang, norma sosial, hak dan

kewajiban suami terhadap istri, serta kewajiban istri terhadap suami.

Dalam kaitannya dengan kewajiban memberi nafkah adakalanya suami

mampu dan adakalanya dia seorang yang tidak mampu. Nafkah ini sangat besar sekali

pengaruh dan fungsinya dalam membina rumah tangga bahagia, aman dan tentram

dan sejahtera. Selain itu kekurangan nafkah juga menjadi penyebab pertengkaran dan

kekacauan dalam rumah tangga yang berakibat perceraian. Perkara nafkah sebagai

alasan perceraian ini disebabkan suami tidak mampu memberi nafkah atau suami

sebenarnya mampu memberi nafkah tetapi tidak mau memberi nafkah padahal

istrinya hidup serba kekurangan. Oleh karena itu, kewajiban suami terhadap istrinya

adalah memberikan harta benda untuk keperluan hidup, yang biasa disebut nafkah

(nafaqah).

Dalam hukum positif pemenuhan kebutuhan ekonomi atau nafkah kehidupan

rumah tangga menjadi kewajiban suami. Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974 menjelaskan bahwa suami wajib melindungi dan memberikan segala

keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan kemampuannya, tanpa ada satu kalimat

pun yang menyatakan besaran nafkah yang harus ditanggung suami. Kemudian

ketentuan tersebut oleh Pasal 80-84 KHI hanya menjelaskan kewajiban nafkah

terhadap suami kepada isteri dan tidak merincikan ukuran menafkahi isteri oleh suami

yang berbeda kalangan .5

Pada kenyataannya banyak isteri yang merasa tidak cukup dengan nafkah

yang diberikan oleh suami. Ironisnya, hal tersebut menjadi pemicu untuk mengakhiri

ikatan perkawinan yaitu perceraian, dimana pada suatu daerah tertentu kasus tersebut

menjadi sangat tinggi tingkat perceraiannya. Misalnya penulis mengamati untuk

wilayah Cibinong. Dimana angka perceraian tiap tahun mencapai 75 % dari tahun

5 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2010), h., 132.

Page 19: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

5

2015 sampai dengan 2016.6 Berdsarkan keterangan yang diperoleh dari Panitera

Pengadilan Agama Cibinong, penyebab terjadinya cerai gugat oleh isteri ini karena

memang dari faktor ekonomi yang diberikan oleh suami terhadap isteri. Sedangkan

dalam pandangan empat Imam mazhab, diantaranya yaitu mazhab Syafi‟i

membolehkan isteri menggugat cerai suami karena tidak terpenuhinya nafkah,

sedangkan dalam mazhab Hanafi isteri harus mengerti keadaan ekonomi suami dan

tidak ada pengajuan perceraian dalam masalah ini.

Berhubungan dengan suami tidak mampu memberi nafkah atau tidak mau

memberi nafkah padahal mampu, saya ingin mencoba menguraikan lebih jauh dengan

melakukan penelitian tentang “KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN

GUGAT CERAI DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG (DITINJAU DARI

PENDAPAT EMPAT IMAM MAZHAB).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, beberapa masalah

yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana hak istri dalam memperoleh nafkah dari seoarang suami?

2. Apakah hukum memberi nafkah pada istri?

3. Bagaimana konsep nafkah di dalam pandangan Empat Imam Mazhab?

4. Bagaimana kasus gugat cerai karena nafkah di Pengadilan Agama Cibinong?

5. Apakah yang menjadi ukuran dalam besaran pemberian nafkah?

6. Bagaimana Islam memandang kekuarangan nafkah sebagai sebab perceraian?

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang timbul dalam penelitian

ini, maka penulis perlu membatasi masalahnya. Hal ini dimaksud supaya

pembahasannya tidak terlalu melebar dan sesuai sasaran. Maka di dalam penelitian

6 Wawancara Pribadi dengan Panitera Pengadilan Agama Cibinong, “ Drs. Harun Al-

Rasyid”. NIP: 19630312.199103.1.006. Cibinong, 8 Maret 2017.

Page 20: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

6

penulis membatasai permasalahannya pada sistem pemberian nafkah di dalam fiqh

empat mazhab, yaitu:

1. Pemberian nafkah suami kepada isteri persfektif empat mazhab.

2. Putusan Cerai No. 929/Pdt.G/2008/PA. Cbn

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana kekurangan nafkah menjadi alasan cerai gugat dalam Putusan No.

929/Pdt.G/2008/PA.Cbn?

2. Bagaimana tanggungjawab suami dalam memberi nafkah persfekif empat

mazhab?

3. Bagaimana pendapat empat mazhab mengenai perceraian dengan sebab

kekurangan nafkah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai

oleh penulis, dan tujuan yang dimaksud adalah :

a. Untuk mengetahui apakah kekurangan nafkah menjadi salah satu penyebab

cerai di Pengadilan Agama.

b. Untuk mengetahui tanggugjawab suami dalam memberikan nafkah persfektif

empat mazhab.

c. Untuk mengetahui pendapat empat mazhab mengenai perceraian dengan

sebab kekurangan nafkah.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam melaksanakan penelitian ini adalah :

a. Manfaat Akademis. Penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah

wawasan dan pengetahuan dalam memahami sistem pemberian nafkah

seorang suami kepada istri. Kemudian menambah literatur perpustakaan

khususnya dalam bidang perbandingan mazhab dan hukum.

Page 21: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

7

b. Manfaat Praktis. Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan penjelasan

kepada masyarakat tentang pemberian nafkah yang tepat.

E. Review Kajian Terdahulu yang Relevan

Untuk mengetahui kajian terdahulu yang sudah pernah ditulis dan dibahas

oleh penulis lainnya, maka penulis me-review beberapa skripsi dan karya tulis

terdahulu yang pembahasannya hampir sama dengan pembahasan yang penulis

angkat.

Dalam hal ini penulis menemukan beberapa skripsi dan karya tulis terdahulu,

yaitu:

1. Uswatun Hasanah7 NIM(21001297) dalam skripsinya “Kriteria Minimal

Nafkah Wajib Kepada Istri(Study Analisis Pendapat Imam Syafi’i)

menyimpulkan bahwa menurut Imam Syafi‟i, seorang suami memiliki kewajiban

memberikan nafkah kepada istrinya. Ia menetapkan bahwa setiap hari suami

yang mampu wajib membayar nafkah sebanyak 2 mudd (1.350 gram

gandum/beras), suami yang kondisinya menengah 1,5 mudd dan suami yang

tidak mampu wajib membayar nafkah 1 mudd (675 gram gandum/beras). Dalam

ketentuan ukuran minimal nafkah yang wajib dikeluarkan suami kepada istri,

maka Imam Syafi‟i dalam Q.s. At-Thalaq (65) :7 :

(/٥٦/٧الطالق)

Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi

nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan

beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.

Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”

7 Uswatuh Hasanah, Kriteria Minimal Nafkah Wajib Kepada Istri (Study Analisis Pendapat

Imam Syafi‟i), Skripsi Sarjana IAIN Walisongo Semarang, 2006.

Page 22: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

8

2. Surya Parma Batu8 NIM ( 10404414445) dalam skripsinya “ Faktor Ekonomi

Sebagai Alasan Perceraian” menjelaskan faktor-faktor perceraian yang

diakibatkan karena ekonomi pada keluarga. Serta adanya pihak ketiga dalam

penyelesaian, yaitu orang tua yang membantu anaknya.

Berdasarkan literatur di atas, penulis melihat saat ini belum ditemukan karya

ilmiah yang membahas secara khusus mengenai Putusnya Perkawinan Karena

Kekurangan Nafkah Persfektif Empat Imam Mazhab. Adapun yang menjadi

perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah peneliti lebih menitik beratkan pada

perbandingan Hukum Islam terhadap biaya kehidupan (Nafkah) persfektif empat

Imam mazhab. Berbeda dengan peneliti sebelumnya yang menjelaskan tentang batas

wajib nafkah menurut Imam Syafi‟i saja. Oleh karena itu penulis mencoba secara

khusus menganalisis bagaimana Pemberian Nafkah Wajib kepada Seorang Istri di

dalam pendapat empat Imam mazhab.

F. Signifikansi Masalah

Yang mendasari peneliti mengemukakan permasalahan ini adalah karena

banyaknya kasus perceraian akibat tidak terpenuhinya nafkah oleh seorang suami

kepada istri, sehingga peneliti berpendapat bahwa hal ini sangat perlu untuk diteliti

yang kemudian dijelaskan agar masyarakat lebih mengetahui betul apa saja yang

harus di terapkan dalam mengarungi bahtera rumah tangga, dan dapat memberikan

pemahaman terkait pemberian nafkah yang mempunyai kriteria-kriteria yang berbeda

untuk diberikan kepada istri, sehingga bisa mengurangi angka perceraian akibat tidak

terpenuhinya nafkah.

8 Surya Purnama Batu Bara, Faktor Ekonomi Sebagai Alasan Perceraian. Ahwal Al-

Syakhsiyyah Peradilan Agama, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Syariah dan Hukum. 2008

Page 23: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

9

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Teknis yang penelitian yang digunakan yaitu penelitian normatif dan

penelitian empiris/sosiologis atau peneltian lapangan. Penelitian normatif adalah

penelitian hukum kepustakaan, di mana dalam penelitian digolongkan sebagai data

sekunder. Penulis akan menggunakan literatur-literatur dan kajian teori kepustakaan

yang membahas tentang kekurangan nafkah dalam empat mazhab. Dan sebagai

penelitian empiris, penulis menggunakan data cerai di Pengadilan Agama Cibinong

pada tahun 2015 dan 2016.

2. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu sumber data yang dapat mendukung dan menjelaskan

data-data sekunder secara langsung. Data primer ini berupa observasi atau

penelitian yang penulis lakukan dengan Panitera Pengadilan Agama

Cibinong, serta beberapa pendapat yang bisa mendukung penelitian ini.

b. Data Sekunder, yaitu semua yang berhubungan langsung dengan objek

penelitian. Data sekunder tersebut memiliki ruang lingkup yang sangat luas,

sehingga meliputi surat-surat pribadi, buku-buku harian, buku-buku, sampai

pada dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.9 Dalam

hal ini adalah kitab-kitab, buku-buku dan literature yang berkaitan dengan

hukum pemberian nafkah.

c. Data Tertier, yaitu data non-hukum yang diharapkan mendukung dalam

penulisan skripsi ini, seperti kamus, media elektronik, serta ensiklopedi yang

berkaitan dengan pembahasan.

9 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat),

cet. ke-IV, ( Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h., 23.

Page 24: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

10

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data ialah secara Library

Research yaitu penilitian kepustakaan.10

Dimana penulis mencari literatur yang

ada kaitannya dengan skripsi yang penulis buat.

4. Metode Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diklasifikasi.

Setelah itu penulis mengalisis dengan menggunakan metode kualitatif11

, yaitu

menggunakan penafsiran hukum, penalaran hukum dan argumentasi rasional.

Kemudian data tersebut penulis paparkan dalam bentuk narasi sehingga menjadi

kalimat yang jelas dan dapat dipahami, dan analisis dokumenter data perceraian

di Pengadilan Agama Cibinong.

5. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

H. Sistematika Penulisan

Dalam memudahkan penyusunan skripsi ini dan untuk memberikan gambaran

secara rinci mengnai pokok pembahasan maka penulis menyusun skripsi ini dalam

beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Bab ini membahas tentang Pendahuluan, yang meliputi Latar

Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Riview Kajian Terdahulu, Signifikansi Penelitian, Metode dan

teknik Penelitian,Kerangka Teori dan Sistematika Penulisan.

10

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian, Jakarta: Pranadamedia Group, tt, h., 338. 11

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian; Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta, Kencana Prenada Media, 2014), h., 400.

Page 25: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

11

BAB II : Gambaran Umum Mengenai Nafkah Isteri yang mencangkup:

Pengertian Nafkah; Syarat Wajibnya Nafkah serta Cara Mengatur Jumlah Nafkah dan

Macam-macamnya.

BAB III : Gambaran Umum Mengenai Nafkah Isteri Menurut Imam Mazhab

serta Penjelasan Mengenai Perceraian.

BAB IV : Analisis Kekurangan Nafkah Sebagai Alasan Perceraian di

Pengadilan Agama Cibinong dalam Kajian Empat Imam Mazhab.

BAB V : Penutup, yang berisi tentang kesimpulan yang menjawab rumusan

masalah dan saran yang berguna untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Page 26: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

12

BAB II

GAMBARAN UMUM MENGENAI NAFKAH ISTERI

A. Pengertian Nafkah

Agama Islam memiliki ajaran yang komprehensif dan terinci dalam masalah

keluarga. Banyak ayat Al-Qur‟an dan Hadist Nabi Shallaahu‟alaihi Wasallam yang

memberikan petunjuk yang sangat jelas menyangkut persoalan keluarga, mulai dari

awal pembentukan keluarga, hak dan kewajiban serta tanggung jawab masing-masing

unsur dalam keluarga hingga masalah kewarisan dan perwalian. Islam memberikan

perhatian besar pada pranata keluarga. Ini terbukti bahwa seperempat bagian dari fiqh

(hukum Islam) berbicara tentang keluarga.

Tidak ragu lagi, bahwa tujuan pokok perkawainan ialah demi kelangsungan

hidup umat manusia dan memelihara martabat serta kemurnian silsilahnya. Sedang

kelangsungan hidup manusia ini hanya mungkin dengan berlangsungnya keturunan.

Kehadiran anak dalam keluarga merupakan qurratu a‟yun (buah hati yang

menyejukkan). Hal ini dapat kita lihat di dalam Q.s. Al-Furqan: (19) :74 :

/(١٩/٧٤)الفرقان

Page 27: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

13

Artinya:“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkalah kepada

kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan

jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”.

Ibnu Katsier menafsirkan ayat tersebut bahwa diantara sifat-sifat hamba Allah

yang baik, adalah bermohon kepada Allah agar dianugerahkan keturunan yang

menyenangkan hati, yaitu keturunan yang menaati dan menyembah Allah dan tidak

menyekutukan-Nya. 1

Fuqaha sependapat bahwa di antara hak istri atas suami adalah nafkah hidup

dan pakaian,2 berdasarkan riwayat hadist sahih dari Nabi Muhammad saw:

)مسند أمحد( و لن رز ق هن وكسوت هن با المعرف

Artinya:“Dan bagi mereka (istri-istri) atas kamu tanggungan rezeki (nafkah) dan

pakaian mereka dengan cara yang baik”.

Dan sabdanya kepada Hindun:3

)أخرجو البخاري و النسائي( خذي ما يكفيك وولدك با المعروف

Artinya:“Ambillah apa yang mencukupimu dan anakmu dengan cara yang baik”.4

(HR. Bukhari dan Nasai)

Nafaqah atau nafkah adalah merupakan kewajiban suami terhadap istrinya

dalam bentuk materi, karena kata nafaqah itu sendiri berkonotasi materi. Sedangkan

11

Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur‟an al-Azhim, (al-Qahirah: al-Maktabah al-Taufiqiyah,t.th), Jilid

III. h., 329. 2 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid (Analisa Fiqih Para Mujtahid), Jilid II, Jakarta: Pustaka

Amani, h., 518. 3 Yang dimaksud adalah Hindun, istri Abu Sufyan bin Harb r.a.

4 Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab al-Buyu‟, Bab Man Ajra Amra

al-Amshar „ala Ma Yata‟arafuna Bainahum fi al-Buyu‟ wa-Ijarah, jilid II, h., 103; Muslim di dalam

Shahih Muslim, Kitab al-Aqdhiyah, hadist nomor 1714; Nasa’i di dalam Sunan Nasa‟i, Kitab Adabil-

Qudhah, Bab Qadha al-Hakim „ala al-Gha-ib Idza „Arafahu, jilid VIII, h., 246-247, hadist nomor

5420; Ibnu Majah di dalam Sunan Ibni Majah, Kitb at-Tijarat, Bab Ma lil- Mar‟ah min Mali Zaujiha,

jilid, II, h., 769, hadist nomor 2293; dan Darami di dalam Sunan Darami, Kitab an-Nikah, Bab fi

Wujub Nafaqatir-Rajul „ala Ahlihi, jilid II, h., 81-82, hadist nomor 2264.

Page 28: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

14

kewajiban dalam bentuk nonmateri, seperti memuaskan hajat seksual istri tidak

termasuk dalam artian nafaqah, meskipun dilakukan suami terhadap istrinya. Kata

yang selama ini digunakan secara tidak tepat untuk maksud ini adalah nafkah batin,

sedangkan dalam bentuk materi disebut nafkah lahir.5 Dalam bahasa yang tepat

nafkah itu tidak ada lahir atau batin. Yang ada adalah nafkah yang dimaksudnya

adalah hal-hal yang bersifat lahiriah atau materi.

Kata nafaqah yang berasal dari kata ان فق dalam bahasa Arab secara etimologi

mengandung arti: ن قص وقل yang berarti berkurang. Juga berarti ف ن وذىب yang berarti

hilang atau pergi. Bila seseorang dikatakan memberi nafaqah membuat harta yang

dimilikinya menjadi sedikit karena telah dilennyapkannya atau dipergikannya untuk

kepentingan orang lain. Bila kata ini dihubungkan dengan perkawinan mengandung

arti: “ sesuatu yang dikeluarkannya dari hartanya untuk kepentingan istrinya sehingga

menyebabkan hartanya menjadi berkurang”. Dengan demikian, nafaqah istri berarti

pemberian yang wajib dilakukan oleh suami terhadap istrinya dalam masa

perkawinannya.

Maksud dari nafkah dalam hal ini adalah penyediaan kebutuhan istri, seperti

makanan, tempat tinggal, pembantu, dan obat-obatan, meskipun dia kaya. Nafkah

merupakan sesuatu yang wajib. Hal itu berdasarkan Al-Kitab, As-Sunnah, dan Ijma‟.6

5 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan. (Jakarta: Kencana Prenada Group), Cet ke-III, h., 165. 6 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah. (Jakarta: PT. Tinta Abadi Gemilang), Jilid III, Cet. Ke-1, h.,

430.

Page 29: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

15

Kewajiban atas nafkah didasarkan dengan Q.s. Al-Baqarah [2]:233:

...خل

(٢/٣٣٢)البقرة/

Artinya:“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian para isteri dengan

cara ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar

kesanggupannya.”

Firman Allah SWT dalam Q.s. At-Thalaq:[65]: 6:

...(٥٦/٦)الطالق/ خل

Artinya:“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk

menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu

sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin.”

Kewajiban atas nafkah berdsarkan As-Sunnah, ditunjukkan oleh hadist-hadist

berikut ini:

Rasulullah saw, bersabda ketika beliau melaksanakan Haji Wada‟:

“Bertakwalah kalian kepada Allah ketika menggauli perempuan. Sungguh,

kalian telah mengambil mereka dengan kalimat Allah dan menghalalkan

kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak kalian atas mereka adalah agar

mereka tidak mengizinkan seseorang pun yang tidak kalian sukai untuk

memasuki rumah kalian. Apabila mereka melakukan itu maka pukullah

mereka dengan pukulan yang tidak menyakit-kan. Dan hak mereka atas kalian

adalah nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut”.7

7 Diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahih Muslim, Kitab al-Hajj, Bab Hajjatin-Nabiy, jilid

II, h., 886, hadist nomor 1218; Abu Dawud di dalam Sunan Abi Dawud, Kitab al-Manasik, Bab Shifat

Hajjatin-Nabiy, jilid II, hlm. 462, hadist nomor 1905, dan beberapa tempat lainnya; Ibnu Majah di

Page 30: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

16

Hakim bin Muawiyah al-Qusyairi r.a. berkata, “Wahai Rasulullah, apa hak

istri dari kami? Beliau bersabda:

“Memberinya makan apabila makan dan memberinya pakaian apabila kamu

betrpakaian. Jangan memukul wajah, jangan menjelek-jelekkannya, dan jangan

berpaling kepadanya, kecuali di dalam rumah”.8

Adapun Ijma‟, didapat dari perkataan Ibnu Qudamah. Dia berkata,” Para ahli

ilmu sepakat atas kewajiban pemberian nafkah oleh suami kepada istri mereka

apabila telah balig, kecuali istri yang durhaka antara mereka. Hal ini disebutkan oleh

Ibnu Munzir dan ulama yang lain.”

Dia berkata, “ Di dalamnya ada semacam pelajaran, yaitu bahwa perempuan

ditahan oleh suaminya serta dilarang untuk bertindak dan mencari nafkah sehingga

sang suami memiliki kewajiban untuk memberinya nafkah.”9

Kewajiban memberikan nafaqah oleh suami kepada istrinya yang berlaku

dalam fiqh didasarkan kepada prinsip pemisahan harta antara suami dan istri. Prinsip

ini mengikuti alur pikir bahwa suami itu adalah pencari rezeki, rezeki yang telah

diperolehnya itu menjadi haknya secara penuh dan untuk selanjutnya suami

berkedudukan sebagai pemberi nafaqah. Sebaliknya istri bukan pencari rezeki dan

untuk memenuhi keperluannya ia berkedudukan sebagai penerima nafaqah (nafkah).

Oleh karena itu, kewajiban nafaqah tidak relevan dalam komunitas yang mengikuti

prinsip penggabungan harta dalam rumah tangga.

dalam Sunan Ibni Majah, Kitab al-Manasik, Bab Hajjatin- Nabiy, jilid I, h., 1022-1025, hadist nomor

3074; Darami di dalam Sunan Darami, Kitab al-Hajj, Bab fi Sunnatil-Hajj, jilid I, h., 375, hadist

nomor 1857 ; dan Ahmad di dalam Musnad Ahmad, jilid V, h., 73. 8 Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam Sunan Abi Dawud, Kitab an-Nikah, Bab fi Haqqil-

Mar‟ah „ala Zaujiha, jilid II, h., 606, hadist nomor 2042; Ibnu Majah di dalam Sunan Ibni Majah,

Kitab an-Nikah, Bab Haqqil Mar‟ah „ala az-Zauj, jilid I, h., 593-594, hadist nomor 1850; dan Ahmad

di dalam Musnad Ahmad, jilid IV, h., 447, dan jilid V, hlm. 3-5. Mundziri menisbahkannya juga

kepada Nasa‟i. 9 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah. h., 432.

Page 31: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

17

Yang termasuk dalam pengertian nafaqah menurut yang disepakati ulama

adalah belanja untuk keperluan makan yang mencakup sembilan bahan pokok,

pakaian dan perumahan atau dalam bahasa sehari-hari disebut sandang, pangan, dan

papan. Selain dari tiga hal pokok tersebut jadi perbincangan di kalangan ulama. 10

B. Syarat Wajib Nafkah

الزوجة على زوجها اذا ب ن فقة ت واف ر ف ذالك امورالتالية : ت

بعقد فاسد ل ن فقة لا لن الن فقة لقاء ا حتباس ول احتباس للزوج على ان يكون الزوج صحيحا شرعا، فالزوجة ل

زوجتو ف العقد الفاسد.

“Adanya suami yang sah menurut hukum syara‟, maka istri yang fasid tidak berhak

mendapatkan nafkah atasnya.”

رة مثل فال ن ف ا للمعا شرة والتحقيق الاغراض الزوجية صغي ن تكون الزوجة صالة القوق ت قابل قة لا لن

الواجبات.

“Adanya istri yang shalehah”

إلأن تكون الزوجة نا شزة والناشزة ىي اليت ل تطيع زوجها بالمور اليت أوجب الشارع عليها طاعتو فيها كمالو امتنعت

ال بوجود مسكن شرعي رفضت عن ال نتقال اىل منزلو بعد العقد الصحيح فال نفقة لا لنو نا شزة ول يثبت النشوز

11الزوجة إلنتقال اليو.

“Tidak ada istri yang membangkang (Nusyuz), dan nusyuz disini yaitu seorang istri

yang tidak mentaati suaminya dengan perintah suami yang diwajibkan oleh hukum

syara‟ atasnya untuk mentaati suaminya, seperti tidak mentaati dari berpindahnya

rumah setelah akad yang sah, maka atasnya tidak wajib nafkah karena ia telah

nusyuz”

10

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan, h., 166. 11

– 1331. مطبعة جامعة دمشق, 362-360قاوون اال حوال الشخصيح السووري", ص. عبذ الرحمه الصبووي" شرح

م. 1312-1113ها/ 1332

Page 32: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

18

Beikut ini ada beberapa persyaratan agar nafkah berhak untuk di dapatkan,

yaitu:

1. Akad yang dilakukan adalah sah;

2. Istri menyerahkan dirinya kepada suami;

3. Istri memungkinkan suami untuk menikmatinya;

4. Istri tidak menolak untuk berpindah ketempat mana pun yang dikehendaki

oleh suami;

5. Keduanya memiliki kemampuan untuk menikmati hubungan suami istri.12

Apabila salah satu dari syarat-syarat itu tidak terpenuhi maka nafkah tidak

wajib untuk diberikan. Penjelasan atas hal itu adalah sebagai berikut.

Apabila akad tidak sah, tapi batal. Maka suami istri wajib berpisah demi

menghindari terjadinya kerusakan.

Apabila istri tidak menyerahkan dirinya kepada suami, atau tidak

memungkinkan bagi suami untuk menikmatinya, atau istri menolak untuk berpindah

ke daerah yang diinginkan oleh suami, maka nafkah tidak wajib diberikan kepadanya.

Hal itu karena tidak terwujudnya penahanan merupakan sebab wajibnya nafkah,

sebagaimana harga tidak wajib dibayarkan apabila penjual tidak mau menyerahkan

barang yang dijual atau apabila dia menyerahkannya di satu tempat tanpa tempat lain.

Nabi SAW menikahi Aisyah r.a. dan baru menggaulinya dua tahun kemudian. Dan

beliau tidak menafkahinya, kecuali sejak beliau menggaulinya. Nafkahnya tidak

wajib atas beliau karena apa yang telah kita jelaskan di atas.

Apabila istri menyerahkan dirinya kepada suami ketika dia masih kecil, dan

dia belum bisa disetubuhi, maka menurut para Ulama Mazhab Maliki dan menurut

pendapat yang benar dari Mazhab Syafi‟i, nafkah tidak wajib diberikan kepadanya.

12

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah. Jilid III, h., 432-433.

Page 33: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

19

Kemungkinan yang sempurna untuk dinikmati tidak ada di dalam dirinya (sang istri

tersebut) sehingga dia tidak berhak untuk mendapatkan penukar, yaitu nafkah.

Apabila istri telah baligh dan suami masih kecil, maka menurut pendapat yang

benar, nafkah itu menjadi wajib. Hal itu karena kemungkinan untuk dinikmati ada

pada pihak istri, tapi halangan untuk itu muncul dari pihak suami sehingga nafkah

menjadi suatu hal yanh tetap diwajibkan, sebagaimana seandainya istri menyerahkan

diri kepada suami ketika suami telah baligh, lalu ia berpaling dari istri.

Hal yang difatwakan menurut pendapat Imam Hanafi adalah bahwa apabila

suami meminta istrinya yang masih kecil agar tinggal di rumahnya untuk dijadikan

sebagai teman, maka nafkah wajib diberikan kepada istri, karena suami ridha atas

penahanan yang tidak sempurna ini. Dan apabila suami tidak menahan istri di

rumahnya, maka tidak ada nafkah bagi istri.13

Apabila istri menyerahkan dirinya dalam keadaan sakit sehingga dia tidak

dapat digauli oleh suami maka nafkah wajib baginya. Bukanlah merupakan bentuk

hubungan suami-istri yang baik apabila dijadikan penyakit sebagai sebab hilangnya

nafkah yang wajib baginya. Hal ini serupa dengan perempuan yang sakit adalah

perempuan yang kemaluannya tertutup, perempuan yang kurus kering, dan

perempuan yang memiliki cacat yang menghalangi suami untuk menggaulinya.

Bagitu pula, suami, yaitu apabila dia impoten, terpotong kemaluannya,

dikebiri, menderita penyakit yang mengahalanginya untuk menggauli perempuan,

atau dipenjara karena utang atau kejahatan yang dilakukannya. Dalam kasus ini,

kemungkinan untuk dinikmati ada pada pihak istri, sementara halangan muncul pada

pihak suami. Ini merupakan sebab yang di dalamnya sang istri tidak dianggap

menyia-nyiakan hak suami. Suami sendirilah yang telah menghilangkan haknya.

13

Ini merupakan pendapat Abu Yusuf. Sementara itu, pendapat Abu Hanifah dan Muhammad

sama seperti pendapat para Ulama Mazhab Imam Syafi‟i karena keberadaan istri sama dengan

ketiadaannya. Suami tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan dari pernikahan sehingga nafkah

tidak wajib bagi istri.

Page 34: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

20

Nafkah tidak wajib apabila istri berpindah dari rumah suami-istri ke rumah

yang lain tanpa izin dari suami, atau berihram untuk haji tanpa izin dari suami.

Apabila dia berpergian atas izin dari suami, atau berihram atas izin dari suami, atau

keluar bersama suami, maka nafkah tidak akan terlepas karena dia tidak keluar dari

ketaatan kepada suami dan lepas dari genggamannya.

Nafkah juga tidak wajib bagi istri apabila dia mengahalangi suami untuk

menggaulinya di rumahnya yang di dalamnya suami tinggal bersamanya, sedangkan

sebelumnya dia tidak pernah meminta untuk berpindah ke rumah lain, tapi suami

menolak. Apabila sebelumnya dia telah meminta untuk berpindah tempat tinggal, tapi

sang suami menolak, lalu dia menghalangi suami untuk menggaulinya, maka nafkah

itu menjadi tidak terlepas.

Nafkah juga tidak wajib diberikan apabila istri dipenjara akibat kejahatan atau

utang, atau apabila dia dipenjara karena zalim, kecuali apabila suamilah yang

memenjarakannya karena sang istri memiliki utang kepada suami. Dalam kondisi itu,

suami sendirilah yang telah menghilangkan haknya.

Apabila seseorang melakukan penculikan terhadap istri orang lain, dan hal ini

mengahalangi istri dari suaminya, maka selama masa penculikan, istri tidak berhak

untuk mendapatkan nafkah.

Istri yang keluar untuk bekerja juga tidak berhak untuk mendapatkan nafkah

apabila suami telah melarangnya, tapi dia tidak mengindahkan larangan itu. Bagitu

pula, apabila dia melindungi dirinya dengan puasa suannah atau i‟tikaf sunnah.14

Dalam semua bentuk ini, istri tidak berhak untuk mendapatkan nafkah karena

dia telah menghilangkan hak suaminya untuk menikmatinya tanpa alasan yang syar‟i.

Apabila dia menghilangkan hak suami karena alasan yang syar‟i maka nafkah tidak

hilang. Misalnya, apabila dia keluar dari ketaatan kepada suami karena tempat

14

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h.,. 434.

Page 35: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

21

tinggalnya tidaks sesuai dengan syariat atau karena suami tidak dapat dipercaya

terhadap diri dan hartanya.15

Namun demikian, kesetaraan hak antara suami istri juga tercermin dalam hal

kelalaian pemenuhan hak, sehingga sebetulnya dalam jalur hukum hak masing-

masing bisa dipertahankan. Istri berhak mengajukan gugatan kepada suami jika

haknya tidak dipenuhi, baik batin maupun lahir.

KHI Pasal 77 ayat (5) menyatakan bahwa jika suami istri melalaikan

kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama.

Dan dari sini, dapat disimpulkan bahwa sesuangguhnya hubungan antara suami-istri

adalah sederajat dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Keduanya memiliki

hak dan kewajiban yang sama. Hal ini sudah tercantum dalam Islam maupun tata

perkawinan yang telah diatur Undang-undang.16

Oleh karena itu, seperti dinyatakan Asghar Ali Engineer, Al-Qur‟an mengikuti

tingkat superioritas kaum laki-laki, tetapi tidak mengurangi kadar keagamaan mereka.

Laki-laki menjadi pelindung perempuan, karena mereka menafkahkan hartanya untuk

menjaga dan melindungi istrinya dan anak-anaknya.17

C. Cara Mengatur Jumlah Nafkah

Nafkah untuk istri meliputi beberapa hal berikut ini;

1. Makanan, minuman, lauk;

2. Pakaian;

3. Tempat tinggal;

4. Pembantu jika dibutuhkan; dan

5. Perabot rumah tangga.

15

Ibid, h., 435. 16

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia. (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), cet.

Ke-1, h., 256. 17

Asgar Ali Engineering, Pembebasan Perempuan, ( Terj: Agus Nur Yatno), (Yogyakarta:

Elkis, 1999), h., 255.

Page 36: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

22

Undang-undang Negara Syria pasal 71 menegaskan bahwa ragam dan kira-kira

nafkah diambil dari wajibnya nafkah berobat dan pengobatan:

a. Nafkah untuk istri meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pengobatan

secara umum, dan pembantu bagi istri.

b. Seorang suami diwajibkan dengan paksa untuk memberikan nafkah kepada

istrinya jika ia menolak memberi nafkah.

1. Makanan dan Sejenisnya

Para ulama menetapkan bahwa nafkah wajib untuk istri adalah makanan dan

perlengkapannya seperti minuman, lauk, air, cuka, minyak, kayu bakar, dan

sejenisnya. Tetapi, buah tidak termasuk dalam hitungan nafkah wajib.

a. Bagiamana Cara Mengira-ngira Nafkah Makanan?

Mayoritas ulama selain Syafi‟iyah berpendapat bahwa nafkah berupa

makanan dikira-kirakan dengan kadar secukupnya. Artinya, makanan yang dapat

mencukupi istri sebagai nafkah kerabat karena Rasulullah saw bersabda kepada

Hindun, “Ambillah harta suamimu yang engkau anggap cukup untukmu dan

anakmu”. Hadist ini tidak menjelaskan jumlah atau bilangan, hanya membatasi

dengan ketentuan cukup. Artinya sesuai dengan kebutuhan istri dan anak.

Kadar makanan disesuaikan dengan kebiasaan dan adat yang berlaku dimasing-

masing daerah. Atau, bisa juga berdasarkan perbedaan tempat, waktu, dan keadaan.

Jika hakim telah menentukan jumlah nafkah sementara ekonomi sang suami berubah,

maka ketentuan itu juga diubah sesuai dengan perubahan ekonomi. Artinya, jika

ekonomi membaik, maka nafkahnya bertambah, dan jika ekonomi melemah maka

nafkahnya berkurang.18

18

Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu. (Terj. Abdul Hayyie al-Kattani,dkk).

(Jakarta: Gema Insani, 2011), vol. 10, h., 120.

Page 37: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

23

2. Pakaian

Para ulama sepakat bahwa suami berkewajiban memberikan pakaian untuk

istrinya sebagai bagian dari nafkah wajib. Rasulullah saw bersabda, “Pakaian dan

rezeki mereka menjadi tanggung jawab kalian”.

Standar pakaian telah ditentukan oleh para ulama hingga ulama Syafi‟iyyah

sesuai dengan keadaan ekonomi suami. Ketentuannya bukan dengan syara‟, namun

dengan ijtihad hakim sesuai dengan kecukupan keluarga.

Batas minimal nafkah wajib adaalah qamish, yaitu sepoyong pakaian yang

dpaat menutup seluruh badan. Lantas celana, yaitu kaian yang menutup aurat.

Kemudian kerudung, yaitu kain yang menutup kepala. Kemudian sandal atau

sepatu, dan sejenisnya.

Untuk itu, orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab memberi nafkah

serta memenuhi kebutuhan anak, baik material maupun spiritual, dalam bentuk

kasih sayang, perhatian, pemenuhan sandang, pangan, tempat tinggal, pendidikan

dan kesehatan sampai anak itu mencapai usia dewasa.19

Di samping itu, tanggung jawab sosial keluarga dalam Islam adalah untuk

memberikan ketenangan dan ketentraman dalam kehidupan rumah tangga. Allah

Subhanahu Wata‟ala berfirman dalm Q. S. Ar-Rum: [30]: 21:

نكم مود ها وجعل ب ي إن ف ذ لك آل ط ة ورمحة ومن آيآ تو ان خلق لكم من ان فسكم ازواجا لتسكن وآ الي

رون. (٣٣/٢١)الروم/ يت لقوم ي ت فك

Artinya: “ Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan

pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa

tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih sayang. Sungguh,

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi

kaum yang berpikir.

19

Khalil Nafis, Fiqh Keluarga, (Jakarta: Mitra Abadi Press, 2009), cet ke- I, h., 8-9.

Page 38: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

24

Berdasarkan ayat di atas, jelas bahwa Islam menginginkan pasangan suami

istri yang telah membina suatu rumah tangga melalui akad nikah tersebut bersifat

langgeng. Terjalin keharmonisan di antara suami istri yang saling mengasihi dan

menyayangi itu sehingga masing-masing pihak merasa damai dalam rumah

tangganya.

DR. H. Husmi Rahim20

mengutip ungkapan DR. H. Ali Akbar dalam

bukunya, merawat cinta kasih” mengatakan bahwa ada lima petunjuk bagi suami

dan lima petunjuk bagi istri untuk membina rumah tangga sakinah:

I. Lima petunjuk bagi suami adalah:

A. Suami harus sadar, bahwa istrinya adalah wanita yang diamanatkan Allah

kepadanya.suami adalah pemegang amanat Allah dalam hidup berkeluarga,

termasuk pemimpin dalam keluarga.

B. Suami harus menjadi pemimpin, pelindung dan pembimbing dalam

keluarga.

C. Suami yang wajib memberi nafkah kepada istri dan keluarga, dia harus

menjaga keluarga dari bencana dam bahaya, baik dari luar, amupun dari

dalam seperti kebodohan dan kemiskinan.

D. Suami harus adil, bijaksana, terbuka dan lemah lembut.

E. Suami harus sabar dalam menghadapi segala cobaan.

II. Lima petunjuk bagi istri adalah sebagai berikut:

A. Istri harus sadar, bahwa sesudah akad nikah, ia adalah bagian dari amanat

yang diserahkan Allah kepada suaminya.

B. Istri diberi tugas oleh Allah untuk mewujudkan rumah tangga sakinah.

Artinya mengupayakan rumah tangga sebagai surga yang selalu memikat

suami dan anak-anaknya betah di rumah.

20

Husni Rahim, Baiti Jannati : Renungan Memasuki Mahligai Pernikahan, (t.t.: t.p., 1422 H/

2002 M), h., 33-34.

Page 39: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

25

C. Istri harus selalu berusaha untuk menjadi wanita yang shalehah, lihat firman

Allah dalam surat An-Nisa ayat 34 yang telah disebutkan di atas, “istri-istri”

yang shalehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara

kehormatan diri dari belakang suaminya, karena Allah telah memeliharanya.

D. Istri harus menyadari bagitu besar perannya dalam menstabilkan dan

menyelamatkan rumah tangganya.

E. Istri harus menyadari bahwa surga dunia dan akhirat terletak di bawah

telapak kakinya. Hadis Nabi:

قضا ىي عن أنس(أخرجو اجلنة حتت أقدام المهات )

“Surga berada di bawah telapak kaki ibu”(HR. Al-Qudha‟i dari Anas)

Keluarga yang sukses, adalah keluarga yang mampu memenej perbedaan dan

memadukan kesamaan, baik itu kelebihan, maupun kekurangan yang ada pada suami

istri agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawab sosial keluarga.21

Ketika Adam dan Hawa berada di surga, Allah mengingatkannya pada Q.s.

Thaha:[20]:117-119:

/(١١٩-٢٣/١٧٧)طو

Artinya: “Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh

bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu

berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.Sesungguhnya kamu

tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan Sesungguhnya kamu

tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".

21

Huzaemah T. Yanggo, “Hukum Keluarga dalam Islam”(Jakata: Yayasan Masyarakat

Indonesia Baru, 2013) cet ke- I, h., 146.

Page 40: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

26

Demikianlah Al-Qur‟an sejak dini meletakkan di atas pundak suami

kewajiban memenuhi kebutuhan hidupnya serta istri dan anak-anaknya. Dalam

bidang material, minimal adalah tersedianya sandang, pangan, dan papan.

Walaupun Al-Qur‟an menggarisbawahi bahwa tanggung jawab dalam bidang

pengadaan kebutuhan keluarga terletak di atas pundak bapak, tetapi ini bukan berati

bahwa ibu boleh berlepas tangan sama sekali.

Walaupun nafkah rumah tangga dibebankan kepada suami, di dalam hukum

Islam tidak dilarang kepada istri membantu suaminya dalam mencari nafkah selama

tidak mengganggu pelaksanaan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga.22

Wanita diperbolehkan untuk memberi nafkah kepada suami, anak dan rumah

tangganya dari hasil jerih payahnya, meskipun menafkahi keluarga itu merupakan

kewajiban mutlak bagi suami, asal wanita tersebut rela dalam hal ini, bahkan dalam

keadaan suami miskin, istri boleh memberikan zakat hartanya kepada suaminya,

tetapi suami tidak boleh memberikan zakat hartanya kepada istrinya sebab istri itu

adalah tanggungannya.23

Apabila wanita rela memberikan sebagian maharnya kepada suaminya, maka

suami boleh memakannya. Kalau mahar itu sebagai pemberian yang wajib dari pihak

suami kepada si istri boleh dimakan oleh suami sebagiannya karena kerelaan istri,

maka boleh pula si istri menafkahi suami, anak-anak dan rumah tangganya, karena

masalah itu tergolong dalam hal yang diperintahkan Allah SWT untuk tolong

menolong dan bantu membantu dalam hal kebaikan. Tentu saja memberi nafkah

kepada suami yang dalam keadaan susah, tidak ada pencaharian, termasuk perbuatan

yang sangat baik. Kalau suami istri dapat saling mewarisi setelah meninggal,

mengapa si suami tidak harus dibantu bila hidupnya susah? Oleh karena itu istri

22

Huzaemah T. Yanggo, “Hukum Keluarga dalam Islam” , h., 147. 23

Huzaemah T. Yanggo, “Hukum Keluarga dalam Islam”, h., 147-148.

Page 41: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

27

menafkahi keluarganya (suami dan anak-anaknya) tidak bertentangan dengan ajaran

Islam. 24

Kini proses modernisasi yang terus berlanjut, disertai dengan kecenderungan

materialisme yang sukar dibendung, telah melahirkan pula kebutuhan dan keinginan-

keinginan baru yang mendesak keluarga dan seringkali tidak dapat terpenuhi kecuali

dengan bekerja keras. Ini semua melahiran peran ganda wanita.

Islam mentolelir adanya perempuan sebagai tenaga baru dalam mencari

nafkah dengan adanya perkembangan zaman yang mempengaruhi tatanan kehidupan,

yaitu menyebabkan manusia didesak oleh kebutuhan-kebutuhan baru dan mengubah

kebutuhan yang semula hanya bersifat sekunder menjadi kebutuhan primer. Mungkin

seorang suami tidak lagi sanggup memikul beban kewajibannya sendiri, karena

banyak tanggungan yang harus dinafkahi, seperti anaknya banyak atau karena

lowongan pekerjaan terlalu sempit dan lain-lain. Dalam hal seperti itu istri harus

membantu suaminya untuk menjaga kelestarian dan kewajiban dan kewibaawaan

keluarga serta kesejahteraan anak-anak di kemudian hari.25

Di samping itu, istri yang bekerja di luar untuk membantu ekonomi keluarga,

harus tetap memperhatikan dan menjaga ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum

yang telah ditetapkan oleh Islam, misalnya tidak terbengkalai urusan rumah

tangganya, tetap berbusana yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dan tidak

mendatangkan negatif terhadap dirinya dan agamnya.26

24

Huzaemah T. Yanggo, Masail Fiqhiyah : Kajian Hukum Islam Kontemporer, (Bandung :

Penerbit Angkasa, 2005). cet I. h., 143. 25

Huzaemah T. Yanggo, Masail Fiqhiyah, h., 100. 26

Huzaemah T. Yanggo, Hukum Keluarga dalam Islam, h., 122.

Page 42: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

28

BAB III

GAMBARAN UMUM MENGENAI NAFKAH ISTERI MENURUT

EMPAT IMAM MAZHAB SERTA PENJELASAN

MENGENAI PERCERAIAN

A. Gambaran Umum Nafkah Istri Menurut Imam Mazhab

Sebenarnya ada begitu banyak mazhab dalam fiqh, terutama pada masa

perkembangan dan pembentukan hukum. Namun, dalam konteks skripsi ini

tinjauannya hanya dipusatkan kepada Empat Imam Mazhab yang berkembang dan

menjadi rujukan di dunia Islam dewasa ini, yaitu: Mazhab Hanafi yang didirikan oleh

Imam Abu Hanifah, Mazhab Maliki yang didirikan oleh Imam Malik bin Anas,

Mazhab Syafi‟i yang didirikan oleh Imam Idris as-Syafi‟i, dan Mazhab Hambali yang

didirikan oleh Imam Ahmad bin Hambal.

1. Imam Malik

a. Biografi Imam Malik dan Metode Istidlal

Imam Malik adalah imam yang kedua dari imam empat serangkai dalam Islam

dari segi umur. Beliau dilahirkan di kota Madinah, suatu daerah di negeri Hijaz tahun

93 H/12M, dan wafat pada hari Ahad, 10 Rabi‟ul Awal 179 H/798M di Madinah

pada masa pemerintahan Abbasiyah di bawah kekuasaan Harun al-Rasyid. Nama

lengkapnya ialah Abu dusun Dzu Ashbah, sebuah dusun di kota Himyar, jajahan

Negeri Yaman. Ibunya bernama Siti al-„Aliyah. Ada riwayat yang mengatakan bahwa

Imam Malik berada dalam kandungan ibunya selama dua tahun, ada pula yang

mengatakan sampai tiga tahun.1

1 Mazhab ini banyak diakui di negara, antara lain: Mekkah, Tunisia, dan Syiria.

Page 43: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

29

Imam Malik terdidik di Kota Madinah pada masa pemerintahan Khalifah

Sulaiman Ibn Abd. Al-Malik dari Bani Umayah VII. Pelajaran pertama yang

diterimanya adalah Al-Qur‟an, yakni bagaimana cara membaca, memahami makna

dan tafsirnya. Dihafalnya Al-Qur‟an itu di luar kepala. Kemudian ia mempelajari

hadist Nabi SAW dengan tekun dan rajin, sehingga mendapat julukan sebagai ahli

hadits.2

Guru pertamanya dan bergaul lama serta erat adalah Abd Rahman ibn

Hurmuz, salah seorang ulama besar di Madinah. Kemudian beliau belajar fikih

kepada salah seorang ulama besar kota Madinah, yang bernama Rabi‟ah al-Ra‟yi

(wafat tahun 136 H). Selanjutnya Imam Malik belajar ilmu hadist kepada Imam Nafi‟

Maula Ibnu Umar (wafat pada tahun 117 H), juga belajar kepada Imam ibn Syihab al-

Zuhry.

Adapun metode istidlal Imam Malik dalam menetapkan hukum Islam adalah

berpegang kepada: Al-Qur‟an, Sunnah, Ijma Ahl al-Madinah, Fatwa Sahabat, Al-

Istihsan, Al-Maslahah al-Mursalah, Sadd al-Dzara‟i, Istishab, Syar‟u Man Qablana

Syar‟un Lana.3

b. Pemikiran Imam Malik tentang Nafkah

Imam Malik berpendapat bahwa nafkah baru menjadi wajib atas suami apabila

ia telah menggauli atau mengajak bergaul, sedang, istri tersebut termasuk orang yang

dapat digauli, dan suami pun telah dewasa.

Imam Malik berpendapat bahwa besarnya nafkah itu tidak ditentukan

berdasarkan ketentuan syarak, tetapi berdasarkan keadaan masing-masing suami-istri,

2 Huzaemah Tahido Yanggo, ” Pengantar Perbandingan Mazhab”.(Ciputat: Gaung Persada

(GP), 2011, Cet- IV), h., 115. 3 Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab. h., 117-125.

Page 44: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

30

dan ini akan berbeda-beda berdasarkan perbedaan tempat, waktu, dan keadaan.

Pendapat ini juga dikemukakan oleh Imam Abu Hanifah. 4

Imam Malik pun berpendapat bahwa nafkah tersebut diukur menurut keadaan

suami-isteri. Oleh karena itu, wajib hukumnya bagi suami yang kaya memberi nafkah

kepada isteri yang kaya, yaitu sebanyak nafkah yang biasa diberikan kepada orang

kaya. Sedangkan suami yang miskin wajib memberi nafkah kepada isteri yang

miskin, yiatu sebesar kecukupannya. Suami yang kaya wajib memberikan nafkah

isteri yang fakir, yaitu dengan nafkah yang pertengahan antara dua nafkah mereka.

Suami yang fakir memberikan nafkah kepada isteri yang kaya adalah sekedar yang

diperlukannya, sedangkan yang lainnya menjadi utangnya.5

2. Imam Abu Hanifah

a. Profil Imam Abu Hanifah dan Metode Istidlal

Nama lengkap Abu Hanifah adalah Abu Hanifah al-Nu‟man bin Tsabit Ibn

Zautha al-Taimy, lebih dikenal dengan sebutan Abu Hanifah. Ia berasal dari

keturunan Parsi, lahir di Kufah tahun 80 H/699 M dan wafat di Baghdad tahun 150

H/767 M. Ia menjalani hidup di dua lingkungan sosio-politik, yakni masa akhir

dinasti Umaiyyah dan masa awal dinasti Abbasiyah.

Imam Abu Hanifah menekuni ilmu fikih di Kufah yang pada waktu itu

merupakan pusat pertemuan para ulama fikih cenderung rasional. Abu Hanifah

berhasil mendidik dan menempa ratusan murid yang memiliki pandangan luas dalam

masalah fikih. Adapun guru-guru Imam Abu Hanifah yang banyak jasanya dan

memberi nasihat kepadanya, antara lain adalah: Imam „Amir ibn Syahril al-Sya‟by

dan Hammad ibn Sulaiman al-Asy‟ary.

4 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid. (Terj. Drs. Imam Al-Ghazali Said MA dan Drs. Achmad

Zaidun). Dar Al-Jiil, Beirut, h., 519. 5 Syaikh al-„Allamah Muhammad bin „Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat Mazhab.

(Terj. „Abdullah Zaki Alkaf),( Bandung: Hasyimi, 2012),h., 388.

Page 45: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

31

Imam Abu Hanifah dalam beristidlal atau menetapkan hukum syara‟ yang tidak

ditetapkan dalalahnya secara qath‟iy dari Al-Qur‟an atau dari hadist yang diragukan

keshahihannya, ia selalu menggunakan ra‟yu. Ia sangat selektif dalam memperhatikan

muamalat manusia, adat istiadat serta „urf mereka. Beliau berpegang kepada qiyas,

beliau berpegang kepada istihsan selama hal itu dapat dilakukan. Jika tidak, maka

beliau berpegang kepada „urf. Dalam menetapkan hukum, Abu Hanifah dipengaruhi

oleh perkembangan di Kufah, yang terletak jauh dari Madinah sebagai kota tempat

tinggal Rasul saw yang banyak didapati hadist. 6

b. Pemikiran Imam Abu Hanifah tentang Nafkah

Imam Abu Hanifah berpendapat, bahwa suami yang belum dewasa wajib

memberi nafkah apabila istri telah dewasa.7 Beliau pun berpendapat bahwa kadar

nafkah tidak ditentukan berdasarkan syariat. Suami wajib memberikan kadar yang

mencukupi makanan, bumbu, daging, sayuran, buah, minyak, mentega, dan segala

sesuatu yang dibutuhkannya untuk hidup kepada istri, sesuai dengan berlaku dalam

tradisi. Hal tersebut berbeda-beda seiring dengan perbedaan tempat, masa, dan

kondisi. Di samping itu, suami juga wajib memberikan pakaian kepada istri untuk

musim panas dan musim dingin.8

Mereka berpendapat bahwa nafkah istri yang wajib atas suami ditentukan

berdasarkan kondisi suami dari segi kekayaan dan kemiskinan, bagaimana pun

kondisi istri, berdasarkan firman Allah SWT dalam Q.s. ath-Thalaq [65]:7:

6 Mazhab Hanafi banyak diikuti di negara India, antara lain: Pakistan, Turki, Afganistan.

7 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid. (Terj. Drs. Imam Al-Ghazali Said MA dan Drs. Achmad

Zaidun). 8Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah. (Terj. Abu Sufyan Lc dan Abu Aulia Rahma Lc), (Jakarta: Tinta

Abadi Gemilang. Cet.1), h., 439.

Page 46: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

32

/(٦٥/٧)الطالق

Artinya: “ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang

diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan.”

Dan firman Allah SWT dalam Q.s. Ath-Thalaq: [65]:6:

...(٦٥/٦)الطالق/ خل

Artinya:“Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan

(hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,

Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin.”

3. Imam Syafi’i

a. Biografi Imam Syafi’i dan Metode Istidlal

Imam Syafi‟i dilahirkan di Gazah pada bulan Rajab tahun 150 H/767M.

Menurut suatu riwayat, pada tahun itu juga wafat Imam Abu Hanifah. Imam Syafi‟i

wafat di Mesir pada tahun 204 H/819M. Nama lengkap Imam Syafi‟i adalah Abu ibn

Syafi‟i ibn Said ibn Ubaid ibn Yazid ibn Hasyim ibn Abd al-Muththalib ibn Abd al-

Manaf ibn Qushay al-Quraisyiy.9

9 Huzaemah Tahido Yanggo,” Pengantar Perbandingan Mazhab”, h., 134-135.

Page 47: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

33

Adapun nasab Imam Syafi‟i bin Fatimah binti Abdullah ibn Hasan ibn Husen

ibn Ali ibn Abi Thalib. Dengan demikian, maka Ibu Imam Syafi‟i adalah cucu dari

Sayyidina Ali ibn Abi Thalib, menantu Nabi Muhammad saw. Dan khalifah keempat

yang terkenal. Dalam sejarah ditemukan, bahwa Said ibn Yazid, kakek Imam Syafi‟i

yang kelima adalah sahabat Nabi Muhammad saw.

Imam Sayafi‟i mempunyai dua pandangan, yang dikenal dengan Qaul Qadim

dan Qaul Jadid10

. Qaul Qadim Imam Syafi‟i adalah pendapat-pendapatnya yang

dihasilkan dari perpaduan antara mazhan Iraqy dan pendapat Ahlu Hadist. Sedangkan

Qaul Jadid Imam Syafi‟i adalah hasil ijtihadnya setelah pindah ke Mesir. Qaul

Jadidnya ini ditulis dalam kitab al-Umm. Pokok pikiran beliau dalam

mengistinbatkan hukum adalah: Al-Qur‟an dan As-Sunnah, Ijma‟, Qiyas.11

b. Pendapat Imam Syafi’i tentang Nafkah.

Imam Syafi‟i berpendapat bahwa nafkah itu ditentukan besarnya. Atas orang

kaya dua mudd, atas orang yang sedang satu setengah mudd dan atas orang yang

miskin satu mudd.12

Mereka mendasarkan pendapat tersebut kepada firman Allah SWT dalam Q.s.

Ath-Thalaq [65]:7:

/(٦٥/٧)الطالق

Artinya:”Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi

nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan

10

Mazhab Syafi‟i banyak diikuti di negara Indonesia, Malaysia, Brunei, Thailand, dan Mesir. 11

Huzaemah Tahido Yanggo,” Pengantar Perbandingan Mazhab”, h., 141-147. 12

1 mudd = ± 675 gram gandum/beras, 1 ½ mudd = ± 1,012 gram gandum,/beras 2 mudd= ±

1.350 gram gandum/beras. 1.350 gram gandum/beras.

Page 48: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

34

beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya.

Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”

Mereka mengatakan bahwa dalam ayat ini Allah membedakan orang kaya

dengan orang miskin dan mewajibkan nafkah atas masing-masing dari keduanya

sesuai dengan kondisinya tanpa menjelaskan kadarnya. Oleh karena itu, kadar

tersebut harus ditentukan berdasarkan ijtihad.13

Dan yang paling layak untuk

dijadikan sandaran qiyas bagi nafkah adalah makanan untuk kafarat karena makanan

untuk kafarat ini adalah makanan yang wajib diberikan berdasarkan syariat untuk

mencegah kelaparan. Kadar paling banyak untuk kafarat yang wajib diberikan kepada

orang miskin adalah 2 mudd, yaitu dalam fidyah gangguan (fidyatul-adza‟).14

Dan

kadar paling sedikit yang wajib diberikan adalah satu mudd, yaitu kadar untuk kafarat

jimak pada bulan Ramadha. Apabila kondisi seseorang menengah, dia wajib

memberikan satu setengah mudd. Dia tidak dapat digabungkan dengan orang kaya

yang berada di atasnya dan tidak pula dengan orang miskin yang berada di bawahnya

sehingga ditetapkan atasnya satu setengah mudd.

Mereka mengatakan bahwa apabila pintu kecukupan bagi perempuan dibuka

tanpa penentuan kadar, akan terjadi persengketaan yang tiada akhir. Oleh karena itu,

harus dilakukan penentuan kadar yang tidak layak dengan cara yang patut.

Memberikan nafkah dan pakaian dengan cara yang patut untuk melindungi istri

dari bahaya hukumnya wajib. Hal itu dilakukan dengan mengambil jalan tengah dari

apa yang mencukupi. Inilah tafsir cara yang patut.15

13

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h., 440. 14

Maksud dari gangguan terhadap kepala yang memaksa orang yang sedang berhaji untuk

mencukur rambutnya sebelum saatnya. Lihat ayat 196 dari Surat Al-Baqarah. 15

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, h., 441.

Page 49: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

35

4. Imam Ahmad ibn Hanbal

a. Biografi Imam Ahmad bin Hanbal

Imam Ahmad ibn Hanbal dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awal

tahun 164 H/780M. Tempat kediaman ayah dan ibunya sebenarnya di kota Marwin,

wilayah Khurasan, tetapi di kala ia masih dalam kandungan, ibunya kebetulan pergi

ke Baghdad dan di sana melahirkan kandungannya.

Nama lengkapnya adalah Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn

Idris ibn Abdullah ibn Hasan al-Syaibaniy. Ibunya bernama Syarifah Maimunah binti

Abd al-Malik ibn Sawadah ibn Hindun al-Syaibaniy. Jadi, baik dari pihak ayah,

maupun dari pihak ibu, Imam Ahmad ibn Hanbal berasal dari keturunan Syaiban,

salah satu kabilah yang berdomisili di semenanjung Arabia.

Adapun metode istidlal Imam Ahmad ibn Hanbal dalam menetapkan hukum

adalah: Nash dari Al-Qur‟an yang shahih, fatwa para sahabat Nabi SAW, fatwa para

sahabat Nabi yang timbul dalam perselisihan di antara mereka dan diambilnya yang

paling dekat dengan nash Al-Qur‟an dan Sunnah, hadist mursal dan hadist dha‟if dan

qiyas. 16

b. Pendapat Imam Ahmad ibn Hanbal tentang Nafkah

Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan bahwa yang dijadikan ukuran dalam

menetapkan nafkah adalah status sosial-ekonomi suami dan istri secara bersama-

sama. Jika keduanya kebetulan status sosial-ekonominya berbeda diambil dari standar

menengah di antara keduanya.17

Yang jadi pertimbangan bagi pendapat ini adalah

keluarga itu merupakan gabungan di antara suami dan istri, oleh kaerna itu keduanya

dijadikan pertimbangan dalam menentukan nafkah.

Imam Ahmad ibn Hanbal dan Imam Malik juga mengatakan bahwa yang

dijadikan standar adalah kebutuhan istri. Yang menjadi dasar bagi ulama ini adalah

firman Allah SWT dalam Q.s. Al-Baqarah[2]:233:

16

Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, h.,.154-161. 17

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan Undang-

undang Perkawinan, h., 170.

Page 50: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

36

...خل

(٢/٢٣٣)البقره/

Artinya: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian para isteri dengan cara

ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.”

Pengertian ma‟ruf dalam ayat ini dipahami ulama golongan itu dengan arti

mencukupi. Dalil ini dikuatkan dengan sepotong hadits Nabi saw dari Aisyah

muttafaq alaih yang mengatakan:

دخلت ىند بنت عتبة امرأة أىب سفيان إىل رسول اهلل صلى اهلل عليو مسلم قالت: يا رسول اهلل ان أبا سفيان رجل

ذا لك من جناح شحيح ل يعطى من النفقة ما يكفيين ويكفي بنىت إل ما أخذت من ما لو بغري علمو فهل علي ف

18 أخرجو مسلم() فقال خذي من ما لو باملعروف ما يكفيك ويكفى بنتك

Artinya: Hindun binti Utbah istri Abu Sofyan menghadap Nabi SAW, dan berkata:

“Abu Sofyan adalah laki-laki yang pelit dia tidak memberi nafkah yang mencukupi

untukku dan anak perempuamku, kecuali apa yang aku ambil dari hartanya tanpa

sepengetahuannya. Apakah boleh, yang demikian? Nabi SAW bersabda” ambillah

dari hartanya apa yang mencukupi untukmu dan anak perempuanmu”

18

Imam Muslim, Shahih Muslim, no.1714

Page 51: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

37

Berikut Ini Tabel Pendapat Imam Mazhab Mengenai Nafkah Isteri

Imam Malik Nafkah baru menjadi wajib atas suami apabila ia telah

menggauli atau mengajak bergaul, sedang isteri tersebut

termassuk orang yang dapat digauli, dan suami pun telah

dewasa. Imam Malik berpendapat bahwa besarnya nafkah

itu tidak ditentukan berdasarkan ketentuan syarak, tetapi

berdasarkan keadaan masing-masing suami-istri, dan ini

akan berbeda-beda berdasarkan perbedaan tempat, waktu,

dan keadaan. Imam Malik pun berpendapat bahwa nafkah

tersebut diukur menurut keadaan suami-isteri. Oleh karena

itu, wajib hukumnya bagi suami yang kaya memberi

nafkah kepada isteri yang kaya, yaitu sebanyak nafkah

yang biasa diberikan kepada orang kaya.

Imam Abu Hanifah Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa suami yang belum

dewasa wajib memberi nafkah apabila isteri telah dewasa.

Beliau pun berpendapat bahwa kadar nafkah tidak

ditentukan berdasarkan syariat. Suami wajib memberikan

kadar yang mencukupi makanan, bumbu, daging, sayuran,

buah, minyak, mentega, dan segala sesuatu yang

dibutuhkannya untuk hidup kepada istri, sesuai dengan

berlaku dalam tradisi. Hal tersebut berbeda-beda seiring

dengan perbedaan tempat, masa, dan kondisi.

Imam Syafi‟i Imam Syafi‟i berpendapat bahwa nafkah itu ditentukan

besarnya. Atas orang kaya dua mudd, atas orang yang

sedang satu setengah mudd dan atas orang yang miskin

satu mudd. Mereka mengatakan bahwa dalam ayat ini

Allah membedakan orang kaya dengan orang miskin dan

mewajibkan nafkah atas masing-masing dari keduanya

sesuai dengan kondisinya tanpa menjelaskan kadarnya.

Imam Ahmad ibn

Hambal

Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan bahwa yang

dijadikan ukuran dalam menetapkan nafkah adalah status

sosial-ekonomi suami dan istri secara bersama-sama. Jika

keduanya kebetulan status sosial-ekonominya berbeda

diambil dari standar menengah di antara keduanya.

Page 52: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

38

B. Gugurnya Nafkah

Nafkah itu terbagi menjadi dua, nafkah untuk istri dan nafkah untuk kerabat.

Kapankah kedua atau salah satu dari keduanya dikatakan gugur?

1. Hal-hal yang Menggugurkan Nafkah Istri

Nafkah untuk istri gugur jika terjadi hal berikut:

a. Lewatnya Masa Tanpa Ada Keputusan Mahkamah atau Saling

Merelakan

Menurut madzhab Hanafi, nafkah istri gugur jika masanya lewat setelah

ditetapkan kewajibannya sebelum nafkah itu menjadi utang dan tanggungan. Tetapi,

nafkah itu tidak gugur jika lewat masanya setelah ditetapkan mahkamah dan meliputi

utang. Imam Malik dan madzhab lainnya berpendapat bahwa nafkah istri tidak gugur

dan lewatnya masa dan sang suami kembali memberi nafkah kepada istri dengan

nafkah yang baru.

b. Wafatnya Salah Satu dari Suami Istri

C. Pengertian Perceraian

Menurut Hukum Islam perceraian itu bahasa arabnya thalaq, yang mengandung

arti melepas atau membuka simpul. Menurut istilah fiqh, thalaq disebut juga khulu‟,

makna aslinya meninggalkan atau membuka sesuatu jika yang diminta cerai itu pihak

isteri.19

Walaupun perceraian itu diperbolehkan, tetapi menurut Al-Qur‟an dan Hadist

terang sekali bahwa hak itu hanya boleh dilakukan dalam keadaan luar biasa. Nabi

Muhammad saw bersabda: “ Tidak pernah Allah mengizinkan sesuatu yang amat

tidak disukai, kecuali thalaq”

Menurut hadist yang diriwayatkan oleh Sahabat Ibnu „Umar, Muhammad saw

bersabda: “ Barang halal yang paling tidak disukai oleh Allah adalah perceraian”. Al-

19

Kama Rusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata.( Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2007. Cet-I), h., 25.

Page 53: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

39

Qur‟an juga membenarkan desakan Nabi Muhammad saw kepada sahabat Zaid agar

jangan menceraikan isterinya sekalipun perselisihan antara kedua belah pihak sudah

cukup lama.

Talak menurut Hukum Syariat terbagi menjadi dalam:

1. Wajib

Terjadi dalam iilaa‟ (bersumpah untuk tidak berhubungan badan dengan isteri).

Jika suami tidak rujuk, maka begitu telah lewat empat bulan, maka katakanlah kepada

suami; kamu harus memilih untuk rujuk dan bercampur kembali atau jika tidak, maka

ia harus menceraikannya sebagai kewajiban. Allah berfirman dalam Q.s.Al-Baqarah:

[2]: 226-227:

/(٢٢٧-٢٢٦)البقرة

Artinya: “Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat

bulan (lamanya). kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), Maka

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Dan jika mereka

ber'azam (bertetap hati untuk) talak, Maka Sesungguhnya Allah Maha mendengar

lagi Maha mengetahui.”

2. Haram

Talak yang diharamkan, yaitu terkait bid‟ah. Misalnya talak yang dilakukan

pada masa haid atau masa suci dan suaminya menyetubuhinya pada masa suci namun

tidak jelas kehamilannya.

3. Sunnah

Talak yang dianjurkan (sunnah). Yaitu jika wanita tidak menyukai lagi untuk

hidup bersama suaminya.

Page 54: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

40

4. Mubah

Talak yang mubah yaitu jika dianggap perlu bagi suami.

5. Makruh

Talak yang makruh yaitu talak di luar semua ketentuan di atas, karena pada

dasarnya talak yang makruh lantaran berdasarkan syariat talak berarti pelepasan

ikatan pernikahan dan perpecahan dalam keluarga.

D. Sebab-sebab Perceraian

Pada dasarnya perkawinan itu dilakukan untuk waktu selamanya sampai

matinya salah seorang suami-isteri. Inilah yang sebenarnya yang dikehendaki agama

Islam. Namun dalam keadaan tertentu terdapat hal-hal yang menghendaki putusnya

perkawinan (perceraian) itu dalam arti bila hubungan perkawinan tetap dilanjutkan

tetap dilanjutkan, maka kemudharatan akan terjadi. Dalam hal ini Islam

membenarkan putusnya perkawinan sebagai langkah terakhir dari usaha melanjutkan

rumah tangga. Perceraian dengan begitu adalah suatu jalan keluar yang baik.20

1. Menurut BW

Menurut pasal 199 BW, bahwa suatu perkawinan dapat putus atau bubar

karena:

a. Oleh kematian;

b. Oleh tidak adanya suami isteri (afwezigheid) selama sepuluh tahun, yang

disusul oleh perkawinan baru isteri atau suaminya;

c. Oleh keputusan Hakim setelah pisah meja dan ranjang (scheiding van tefel en

bed);

d. Oleh perceraian.

Perpisahan meja dan ranjang (scheiding van tefel en bed) ialah suatu

lembaga yang dilaksanakan oleh suami isteri yang sedang dalam keadaan tidak

20

Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh.(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2003),

h., 124.

Page 55: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

41

dapat hidup bersama namun masih saling merasa keberatan untuk bercerai atau

mungkin juga mereka itu belum memiliki alasan yang kuat untuk melakukan

perceraian.

2. Menurut UU Perkawinan

Pasal 38 UU Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan dapat putus karena:

a. Kematian;

b. Perceraian; dan

c. Atas putusan pengadilan.

Pasal 39 UU Perkawinan menegaskan bahwa:

a. Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah

Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan

kedua belah pihak.

b. Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa anata suami dan

isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri.

E. Akibat Perceraian

1. Menurut Hukum Islam

Perkawinan dalam Islam adalah ibadah dan mitsaqan ghalidh (perjanjian suci).

Oleh karena itu, apabila perkawinan putus atau terjadi perceraian, tidak begitu saja

selesai urusannya, akan tetapi ada akibat-akibat hukum yang perlu diperhatikan oleh

pihak-pihak yang bercerai. 21

Menurut ketentuan pasal 149 Kompilasi Hukum Islam dinyatakan akibat

terjadinya talak bekas suami wajib;

a. Memberikan mut‟ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau

benda, kecuali bekas isteri tersebut qabla al-dhukhul.

21

Kama Rusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata, h.,42.

Page 56: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

42

b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah (tempat tinggal dan pakaian) kepada

bekas isteri selama dalam „iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak ba‟in

atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil.

c. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya dan separuh apabila qabla al-

dukhul.

d. Memberikan biaya hadhanah (pemeliharaan, termasuk di dalamnya biayya

pendidikan) untuk anak yang belum mencapai 21 tahun.

Ketentuan tersebut merujuk pada Firman Allah dalam Q.s. Al-Baqarah

[2]:263:

/(٢/٢٦٣)البقرة

Artinya:“Perkataan yang baik dan pemberian maaf] lebih baik dari sedekah yang

diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya

lagi Maha Penyantun.”

Pasal 151 Kompilasi Hukum Islam menyatakan “Bekas isteri selama dalam

iddah wajib menjaga dirinya, tidak menerima pinangan dan tidak menikah dengan

pria lain”. Karena pada hakikatnya isteri selama dalam masa „iddah, masih dalam

ikatan nikah dengan suaminya.

Akan tetapi akibat perceraian karena cerai gugat diatur dalam pasal 156

Kompilasi Hukum Islam dinyatakan;

a. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hanhanah dari ibunya, kecuali

bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan oleh;

1) Wanita-wanita dalam garis lusrus ke atas dari ibu;

2) Ayah;

Page 57: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

43

3) Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah;

4) Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan;

5) Wanita-wanita kerabt sedarah menurut garis samping dari ibu;

6) Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah;

b. Anak yang sudah mumayyiz berhak untuk memilih untuk mendapatkan hadhanah

dari ayah atau ibunya;

c. Apabila pemegang hadhanah tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan

rohani anak, meskipun biaya nafkah yang bersangkutan dapat memindahkan hak

hadhanah kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula;

d. Semua biaya hadhanah nafkah anak menjadi tanggungan ayah menurut

kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat

mengurus diri sendiri (21 tahun);

e. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak, Pengadilan

Agama memberikan putusannya berdasarkan huruf (a), (b), (c), dan (d);

f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya menetapkan

jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan.

Page 58: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

43

BAB IV

ANALISIS KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI PENYEBAB PERCERAIAN

DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG

DALAM KAJIAN EMPAT IMAM MAZHAB

A. Analisis Putusan No. 929/Pdt.G/2008/PA.Cbn Pengadilan Agama Cibinong

1. Duduk Perkara

a. Identitas Para Pihak

Penggugat, umur 34 tahun, agama Islam, pekerjaan pegawai swasta, tempat

kediaman di Kabupaten Bogor. Melawan Tergugat, umur 28 tahun, agama Islam,

pekerjaan pegawai swasta, tempat kediaman di Kabupaten Bogor. Bahwa dalam

gugatannya telah melangsungkan pernikahan selama 11 tahun, terhitung dari tanggal

10 September 2006 yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kabupaten Bogor dengan Kutipsn Akta Nikah tanggal 12 September 2006. Kedua

suami-istri telah hidup rukun sebagaimana layaknya suami istri dan dikaruniai 1

orang anak berumur 15 Bulan.

b. Posita

Dalam gugatannya Penggugat mengemukakan bahwa antara Penggugat dengan

Tergugat sejak Desember 2006 sudah tidak rukun dan harmonis lagi dan pisah

rumah dan tidak berhubungan layaknya suami-istri, disebabkan dengan hal-hal

sebagai berikut:

1). Bahwa, yang menjadi penyebab ketidakrukunan dan ketidak harmonisan

tersebut dikarenakan sering terjadi perselisihan secara terus-menerus karena

dalam rumah tangga sudah tidak ada kecocokan lagi, karena tergugat tidak

tanggung jawab dalam hal nafkah dan sikap tergugat yang emosional.

Page 59: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

45

2). Bahwa, Penggugat sudah berusaha mempertahankan keutuhan rumah tangga

dengan tergugat secara bersabar, namun sampai saat ini Tergugat tetap tidak

mau berubah dan tidak ada harapan lagi untuk melangsungkan rumah tangga.

c. Petitum

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Bapak Ketua

Pengadilan Agama Cibinong Cq majelis Hakim yang mmeriksa dan mengadili

perkara ini berkenan memberikan putusan untuk mengabulkan gugatannya,

menjatuhkan talak satu ba‟in sugra Penggugat kepada Tergugat, biaya perkara

menurut hukum. Tergugat dalam jawabannya tidak pernah hadir dalam persidangan,

sedangkan ia telah dipanggil dengan patut, terbukti dengan relas panggilan nomor

929/Pdt.G/2008/PA.Cbn tanggal 20 November 2008 dan tanggal 27 November 2008

dan ternyata ketidakhadirannya itu tidak disebabkan oleh suatu halangan yang sah

menurut hukum karena sesuai pasal 126 HIR perkara tersebut dapat diputus dengan

tanpa hadirnya Tergugat (Verstek).

d. Putusan Hakim

Setelah melalui proses peradilan, maka Pengadilan Agama Cibinong

memutuskan jatuh talak ba‟in shugra Tergugat kepada Penggugat dan membebankan

kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini yang hingga kini dihitung

sebesar Rp. 194. 000 (Seratus Sembilan Puluh Empat Ribu Rupiah).

2. Analisis

Dari perjalanan perkara di atas dapat diketahui dengan jelas alasan-alasan

mengapa Penggugat menuntut cerai dari suaminya (Tergugat). Yaitu karena Tergugat

tidak lagi menunaikan kewajiban nafkahnya, sering terjadi percekcokan, dan tidak

ambil peduli terhadap dirinya (Penggugat). Bilamana alasan-alasan tersebut dapat

dibuktikan kebenarannya, maka berarti cukup beralasan bagi tuntutan cerai ini,

karena dengan demikian berarti tergugat telah melanggar taklik-talak yang pernah

Page 60: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

46

diikrarkannya segera setelah terjadi akad nikah. Masalahnya adalah tentang

pembuktian pelanggaran-pelanggaran tersebut. Tentang masalah nafkah, Tergugat

sendiri dimuka Hakim Pengadilan Agama Cibinong.

Bahwa ternyata alasan gugatan perceraian ini adalah karena telah sering terjadi

perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan oleh Tergugat yang tidak

bertanggungjawab terhadap keluarga, terutama masalah ekonomi dan Tergugat

bersikap kasar dan emosional.

Berdasarkan hal-hal tersebut, cukup jelas tentang penyebab ketidak harmonisan

diantara Penggugat dan Tergugat dan Majelis Hakim telah berusaha menasehatinya

akan tetapi tidak berhasil, dan keadaan rumah tangga Penggugat dan Tergugat

tersebut jelas-jelas telah tidak sejalan dengan ketentuan Syari‟at Islam dan

perundang-undangan yang berlaku, dan akan sulit bagi Penggugat untuk mewujudkan

rumah tangga yang kekal, bahagia lahir dan bathin dan mempertahankan rumah

tangga yang demikian adalah suatu perbuatan yang sia-sia, sehingga perceraian

dipandang hal yang terbaik untuk dilakukan demi menghindari kemadlaratan yang

lebih besar.

Berdasarkan alasan di atas, pendapat tersebut itu sesuai juga dengan kaidah

maslahat yaitu “ maslahat mursalah”, juga sesuai dengan kaidah fiqhiyah yang

berbunyi.

م على جلب المصالح د رء المفسد مقد

Artinya: “ Menghindari madharat itu lebih diutamakan daripada meraih keuntungan”.

3. Tentang Kesaksian Para Saksi

Pada dasarnya, dua orang saksi bilamana segala persyaratan, merupakan bukti

atas kebenaran dakwaan Penggugat. Di antara persyaratan yang harus dipenuhi oleh

saksi adalah bahwa saksi hendaklah benar-benar mengetahui tentang persoalan yang

dimintakan kesaksiannya.

Page 61: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

47

Tidaklah patut menjadi saksi orang-orang yang tidak benar-benar mengetahui

tentang sesuatu yang dimintakan kesaksiannya. Dalam Q.s. Al-Isra: [15]: 36 Allah

berfirman:

(١٥/٣٦)اإلسراء/

Artinya:“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,

semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

Pengetahuan saksi tentang persoalan yang akan disaksikannya adakalanya

dengan mendengar dan adakalanya dengan melihat sendiri. Para saksi yang diajukan

oleh Penggugat dalam perkara yang sedang dibahas ini mengetahui pernikahan

Penggugat dengan Tergugat awalnya rukun, tetapi mulai Desember 2006 sampai

sekarang ini sudah tidak rukun lagi dan sejak 1 tahun yang lalu sampai sekarang

antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak berhubungan lagi sebagaimana layaknya

suami-isteri. Bahwa menerima pengaduan Penggugat karena masalah ekonomi serta

sikap Tergugat emosional.

Bahwa Tergugat tidak pernah hadir sedangkan ia telah dipanggil dengan patut,

terbukti dengan relas panggilan nomor 929/Pdt.G/2008/PA.Cbn tanggal 20 November

2008 dan tanggal 27 November 2008 dan ternyata ketidakhadirannya itu tidak

disebabkan oleh suatu halangan yang sah menurut hukum karena sesuai pasal 126

HIR perkara tersebut dapat diputus dengan tanpa hadirnya Tergugat (Verstek).

Penggugat telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda P.1 dan dua orang

keluarga dekat Penggugat yang sekaligus sebagai saksi sebagaimana telah diuraikan

di atas yang mana terhadap semua bukti tersebut Penggugat membenarkannya dalam

persidangan, dan selanjtnya Majelis Hakim mempertimbangkan pengakuan

pernyataan para saksi tersebut.

Page 62: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

48

166 152 186

220

139

224

158 166

266

193

249 244

308 274 264 280

529

152

227

335

266

90

320 279

0

100

200

300

400

500

600

2015 2016

Berdasarkan bukti-bukti sebagaimana telah diuraikan di atas, Majelis Hakim

telah dapat menemukan fakta dalam persidangan yang dapat disimpulkan bahwa

Penggugat telah dapat membuktikan kebenaran dalil gugatannya serta ternyata

gugatan Penggugat tidak melawan hukum, karenanya gugatan Penggugat dapat

diterima dan dikabulkan.

Berikut adalah Data Gugat Cerai di Pengadilan Agama Cibinong:

Sumber: Wawancara Pribadi dengan Panitera Pengadilan Agama Cibinong, “ Drs. Harun Al-Rasyid”.

NIP: 19630312.199103.1.006. Cibinong, 8 Maret 2017.

Page 63: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

49

F. Pendapat Empat Imam Mazhab Mengenai Kekurangan Nafkah Sebagai Alasan

Gugat Cerai

Para ulama telah sepakat bahwa nafkah isteri wajib diberikan oleh suami.

Mereka juga telah sepakat bahwa apabila suami tidak mampu membelanjai isterinya,

namun isterinya rela tinggal bersamanya, tidak ada talak dan tidak ada fasakh. 1

Akan tetapi, mereka berbeda pendapat bila isteri merasa tidak rela. Jumhur

ulama berpendapat bahwa isteri mempunyai hak minta cerai dan hakim (qadhi)

berhak memisahkan keduanya meskipun mereka berbeda pendapat mengenai kategori

pemisahan itu, apakah talak atau fasakh, dan mengenai waktu apakah segera atau ada

penangguhan beberapa, atau sebulan, atau setahun.2

Ulama Jumhur mengambil hujjah dengan nash Al-Qur‟an, Al-Hadist, Qiyas.

Adapun dari dalil Al-Qur‟an, yaitu firman Allah SWT dalam Q.s. Al-Baqarah [2]:

229:

(٢/٢٢٩/البقرة)

1 Mahmud Syalthut, “ Fiqih Tujuh Mazhab”. ( Terj. KH. Abdullah Zakiy Al-Kaaf).

(Bandung: Cv Pustaka Setia, tt), h., 180. 2 Asal mazhab ini diriwayatkan dari Sayyidina Ali, Sayyidina Umar, Abu Hurairah, dan

sahabat-sahabat lain radhiyallaahu anhum. Selain itu diriwayatkan oleh mazhab Maliki, Asy-Syafi‟i,

dan Ahmad bin Hanbal menurut dzahir riwayat darinya.

Page 64: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

50

Artinya :“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan

cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu

mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali

kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika

kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-

hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan

oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu

melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah

orang-orang yang zalim.”

Dan fiman Allah SWT dalam Q.s. Al-Baqarah [2]: 231:

(/٢/٢٣١البقرة)

Artinya: “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir

iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf, atau ceraikanlah mereka

dengan cara yang ma'ruf (pula). janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi

kemudharatan, karena dengan demikian kamu Menganiaya mereka. Barangsiapa

berbuat demikian, Maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.

janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah

padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu Yaitu Al kitab dan Al

Hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang

diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah

Maha mengetahui segala sesuatu”.

Adapun cara mengambil dari ayat yang pertama ialah bahwa Allah SWT,

memerintahkan kita menahan dengan merujuk isteri dengan cara yang baik, dan hal

ini tidak mungkin dalam keadaan miskin. Oleh sebab itu, wajiblah mengambil jalan

keluar untuk melepaskan dengan baiuk, yaitu dengan menceraikannya.

Page 65: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

51

Adapun jalan mengambil dari ayat yang kedua adalah bahwa ayat ini melarang

orang menahan isteri dengan maksud untuk menyakiti dan memberi kemudharatan

serta menelantarkan.

Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda

mengenai suami yang tidak dapat memberi nafkah kepada isterinya bahwa dipisahkan

antara keduanya. Diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dan diriwayatkan pula oleh Sa‟ad

bin Manshur dalam kitab Sunan-nya dari Sufyan dari Abuz Zanad, ia berkata: “Saya

bertanya kepada Sa‟id Ibnul Musayyab tentang suami yang tidak dapat menafkahi

isterinya, apakah dipisahkan antara keduanya? „Ibnul Musayyab menjawab, “Ya”.

“Apakah hal itu menurut sunnah?” Ia menjawab lagi, “Benar, hal itu menurut

sunnah”. Ini dipahami dari sunnah Rasulullah saw. Maka hadist ini termasuk hadist

mursal Sa‟id, sedangkan hadist mursal Sa‟id Ibnul Musayyab disepakati menjadi

hujjah.3

Adapun dalil secara qiyas, dalam hal ini yaitu diqiyaskan kepada orang yang

impoten. Mereka mengatakan, “Apabila telah tsabit fasakh dengan sebab tidak

mampu bersetubuh, sedangkan kemudharatan di sana lebih sedikit, karena hanyalah

megakibatkan kehilangan kesenangan badan. Tsabit fasakh karena tidak mampu

membelanjai yang mengakibatkan hilangnya kesenangan badan lebih utama.

Atha Az-Zuhri, dan Ibnu Syibramah berpendapat “ kedua suami isteri itu tidak

dipisahkan”. Begitu pula mazhab Hanafi dan Syufyan Ats-Tsauri. Mereka

mengatakan bahwa isteri harus bersabar dan mengusahakan belanja atas tanggungan

suami.”

Adapun ulama Hanafiyah dan orang-orang yang sependapat dengan mereka pun

berhujjah dengan dalil-dalil dari Al-Qur‟an, Al-Hadist, dan qiyas.

3 Mahmud Syalthut, “Fiqih Tujuh Mazhab”, h., 182-183.

Page 66: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

52

Adapun Ayat-ayat Al-Qur‟an yaitu dalam Firman Allah SWT pada Q.s. Ath-

Thalaq [65]: 7:

/(٦٥/٧)الطالق

Artinya:“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang

diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang

melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan

kelapangan sesudah kesempitan”.

Mereka pula mengambil hujjah dengan firman Allah SWT dalam Q.s. Al-

Baqarah :[2]:280:

( ٢/٢٨٣البقرة/)

Artinya:“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh

sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,

lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

Mereka mengatakan, “paling tidak nafkah itu menjadi utang dalam tanggungan

suami. Karena suami tidak mampu, isteri diperintahkan menunggu. Ini menurut

nash.4

Artinya, menurut pendapat Hanafiyyah, jika ekonomi suami sedang sulit maka

hakim boleh memberi izin kepada isteri untuk mencari pinjaman, meskipun suami

menolak. Manfaat izin berutang adalah agar orang yang diutangi itu bisa menagih

4 Mahmud Syalthut, “ Fiqih Tujuh Mazhab”,h., 184.

Page 67: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

53

pada suami atau istri yang berutang tadi. Dan nafkah yang diutang tadi tidak gugur

dengan wafatnya salah satu dari keduanya. Wajib hukumnya menjamin utang istri

atas orang yang wajib memberinya nafkah. Dan jika menolak maka hakim berhak

memenjarakannya setelah diberi peringatan.

Ulama Hanafiyah tidak membedakan hukum antara suami istri dengan alasan

miskin atau ekonomi sedang sulit, karena nafkah itu menjadi utang dengan ketetapan

hakim. Nafkah itu harus dibayar pada waktu mendatang jika mampu.5

Adapun dalil Al-Hadist ialah sebuah hadist diterangkan bahwa diantara para

sahabat Rasulullah saw, ada yang mampu dan ada yang tidak mampu. Mereka yang

tidak mampu jauh lebih besar jumlahnya daripada mereka yang mampu. Nabi saw,

tidak pernah membolehkan seorang isteri meminta fasakh dengan alasan

ketidakmampuan suami, juga tidak pernah ada pemberitahuan bahwa fasakh itu

adalah haknya.

Adapun dalil menurut Qiyas, telah ditetapkan menurut syara‟ bahwa bila tidak

ada jalan lain, kecuali melakukan salah satu dari dua kejahatan, memilih kejahatan

yang lebih kecil adalah wajib.

Tidaklah dapat disangkal bahwa melaksanakan fasakh dan pisah telah

membatalkan hak suami secara keseluruhan, sedangkan mewajibkan isteri menunggu

dan memperhitungkan utang suami adalah menunda hak isteri. Menunda suatu hak

lebih ringan daripada membatalkan suatu hak. Oleh karena itu, wajiblah memilih

sesuatu yang sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan menurut syara‟.6

Sudah dapat diketahui bahwa mazhab Hanafi terlepas tangan daripada isteri,

dalam hal itu supaya ia berusaha. Usahanya menurut jalan yang disyariatkan, tidaklah

tergantung pada menceraikannya dan melepaskan ikatan perkawinan yang tinggi itu.

5 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, jilid 10, h.,129.

6 Mahmud Syalthut, “ Fiqih Tujuh Mazhab”, h., 285

Page 68: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

54

Mahkamah Syar‟iyah (Mesir) dalam hal ini selalu memutuskan menurut

mazhab Hanafi sampai keluar Undang-undang No. 25 tahun 1929 yang dalam pasal 4

berbunyi:7

“Apabila suami tidak mau memberi nafkah isterinya, jika suami mempunyai

harta yang nampak, maka Hakim memutuskan dibayar nafkah itu dengab mengambil

dari hartanya. Jika suami tidak mempunyai harta yang nampak dan ia tidak mengaku

miskin atau pun kaya, tetapi ia tidak mau memberi nafkah, hakim ketika itu juga

menceraikan isteri tersebut”.

Jika suami mendakwa bahwa dirinya tidak mampu, tetapi tidak dapat

membuktikannya, hakim pun menceraikan ketika itu juga, dan jika ia dapat

membuktikan kemiskinannya, hakim menangguhkan sampai waktu yang tidak lebih

sari satu bulan. Kemudian jika ia tidak juga memberi nafkah, hakim menceraikan

sesudah itu”.

Praktek-prraktek itu di Mahkamah-mahkamah Mesir terus berlaku menurut

Undang-undang tersebut hingga sekarang.8

Ibnul Qayyim berpendapat bahwa pada waktu pernikahan, si isteri sudah

mengakui ketidakmampuan suami, atau sewaktu nikah si suami berada dalam

keadaan mampu, kemudian jatuh miskin, maka dalam waktu kedua hal itu, si isteri

tidak dapat meminta hak cerai. Akan tetapi, waktu nikah seandainya si suami mampu

membiayai, kemudian ternyata tidak mampu, si isteri mempunyai hak fasakh.

Pendapat Imam Syafi‟i dalam hal ini adalah :

نة على ان حق المرأة على الزوج أن ي عولا اخ ا دل الكتاب والس افعي : لم تمل أن ل يكو ن لو قال الش

ن يي ر ب ي مقامها معو وفرا قو يستمتع با وين عها حقها وليلي ها ت ت زوج من ي غني ها وأ

Artinya: “Imam Syafi‟i berkata, baik Al-Qur‟an maupun As-Sunnah telah

menjelaskan bahwa kewajiban suami terhadap isteri adalah mencukupi kebutuhannya.

Konsekuensinya adalah suami tidak boleh hanya sekedar berhubungan badan dengan

7 Syaikh Mahmud Sayalthut dan Syaikh M. Ali As-Sayis, “ Perbandingan Mazhab (Dalam

Masalah Fiqh)”. (Jakarta: PT. Bulan Bintang, Cet. VII), h., 202. 8 Syaikh Mahmud Sayalthut dan Syaikh M. Ali As-Sayis, “ Perbandingan Mazhab (Dalam

Masalah Fiqh)”. Hlm 203.

Page 69: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

55

isteri tetapi meolak memberikan haknya, dan tidak boleh meninggalkannya sehingga

diambil oleh orang yang mampu memenuhi kebutuhannya. Jika demikian (tidak

memenuhi hak isteri), maka isteri boleh memilih antara tetap bersamanya atau pisah

dengannya”.9

Atas dasar penjelasan singkat ini, maka jawaban atas pertanyaan di atas

adalah boleh isteri mengajukan cerai gugat kepada suaminya dengan alasan suami

tidak pernah memberi nafkah. Nafkah yang belum diberikan selama rentang waktu

tidak memberikan nafkah, mesti diberikan. Karena itu merupakan hak isteri. Jadi

nafkah yang belum diberikan dianggap utang suami kepada isteri dengan argumen

bahwa agama memberikan ketentuan besaran nafkah setiap hari untuk isteri. 10

Di antara argumen yang dikemukakan untuk mendukung pendapat yang

menyatakan kebolehan bagi isteri untuk mengajukan cerai gugat karena suami tidak

memberikan nafkah adalah firman Allah dalam Q.s. An-Nisa :[4]: 34:

(٤/٣٤اء/)انس

Artinya:“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah

telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),

dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab

9 Lihat Imam Muhammad Idris Asy-Syafi‟i, Al-Umm, (Darul Ma‟rifah, 1393 H. Juz VII), h.,

121. 10

Ini dalam pandangan Mazhab Sayafi‟i. Sementara menurut Mazhab Hanafi, nafkah yang

bekum sempat diberikan tidak tergolong utang suami kepada isteri dengan argumen bahwa tidak ada

ketentuan untuk besaran nafkah setiap harinya.

Page 70: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

56

itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri11

ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)12

. wanita-

wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan

pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika

mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk

menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”.

Ayat tersebut dengan jelas memberikan penguatan kenapa laki-laki adalah

pelindung kaum perempuan? Karena diantara lain adalah laki-laki menafkahkan

sebagian harta mereka. Dalam konteks relasi hubungan suami isteri ayat tersebut

mesti dibaca bahwa suami adalah pelindung bagi isterinya, karena suamilah yang

memenuhi nafkahnya.

Dengan demikian, apabila suami tidak mau memberikan nafkah, maka isteri

tidak memiliki pelindung. Dan ketika tidak ada pelindung, ia boleh memilih antara

tetap bersamanya serta bersabar dengan kondisi yang ia hadapi, atau memilih

berpisah dengannya. 13

Adapun menurut Hanabilah, jika suami tidak mampu memberi nafkah maka

istri berhak untuk meminta cerai.14

Sebagiaman pendapat Imam Syafi‟i. Tetapi, istri

tidak boleh meminta cerai jika suami masih mampu memberi nafkah di atas standar

nafkah orang miskin karena penambahan nafkah gugur dengan keadaaannya yang

miskin. Dalil boleh meminta cerai adalah sebuah hadist riwayat Abu Huarairah r.a.,

bahwa Nabi saw pernah bersabda ketika seorang suami tidak mampu memberi nafkah

11

Maksudnya: tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya. 12 Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan

baik.

13 Syaikh Mahmud Sayalthut dan Syaikh M. Ali As-Sayis, “ Perbandingan Mazhab (Dalam

Masalah Fiqh)”, h., 203. 14

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, jilid 10, h.,129

Page 71: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

57

kepada istrinya, “Pisahkan keduanya”.15

Dan juga, hadits riwayat Abu Hurairah

dalam Sunan an-Nasa‟i, “ Mulailah memberikan nafkah kepada orang yang ada

dalam tanggung jawabmu.” Salah seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulallah, siapakah

orang yang ada dalam tanggungan saya?” Beliau menjawab, “Istrimu berkata,

Berilah aku makan, jika tidak maka ceraikanlah aku.” Suami yang tidak mampu

memberikan nafkah kepada istrinya maka penentuan hukum cerainya ditangani oleh

hakim sebagaimana penentuan hukum cerai bagi suami yang lemah syahwat dan

dikebiri. Bahkan, dalam hal nafkah lebih layak karena lebih dibutuhkan. Jika seorang

istri boleh meminta cerai karena suaminya tidak mampu menafkahi kebutuhan

biologisnya atau tidak mampu melakukan hubungan intim padahal mudharatnya lebih

kecil, maka meminta cerai karena suami tidak mampu memenuhi kebutuhan makan

lebih utama karena mudharatnya lebih besar.16

Namun, menurut mazhab Maliki, istrinya tidak dibenarkan meminta fasakh.

Nafkah itu tetap menjadi utang (tanggungan) suami. Menurut mazhab Maliki, selama

suami belum mampu, kewajibannya menjadi gugur. Disinilah perlu kearifan seorang

istri, sebab awal pernikahan sudah berjanji sehidup semati. Jangan sampai ada kesan,

bahwa pernikahan itu sangat bergantung kepada nafkah semata-mata. 17

15

HR ad-Daruquthni dan al-Baihaqi. 16

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, jilid 10, h., 129. 17

M. Ali Hasan, Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam. (Jakarta: Prenada Media,

2003), h.,221-222.

Page 72: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

58

Berikut Ini Tabel Megenai Pendapat Imam Mazhab Terkait Boleh atau tidak

perceraian disebabkan dengan kekurangan nafkah.

Imam Abu

Hanifah

Mereka mengatakan, “paling tidak nafkah itu menjadi utang

dalam tanggungan suami. Karena suami tidak mampu, isteri

diperintahkan menunggu. Artinya, menurut pendapat

Hanafiyyah, jika ekonomi suami sedang sulit maka hakim

boleh memberi izin kepada isteri untuk mencari pinjaman,

meskipun suami menolak.

Imam Syafi‟i Boleh isteri mengajukan cerai gugat kepada suaminya dengan

alasan suami tidak pernah memberi nafkah. Nafkah yang

belum diberikan selama rentang waktu tidak memberikan

nafkah, mesti diberikan. Karena itu merupakan hak isteri. Jadi

nafkah yang belum diberikan dianggap utang suami kepada

isteri dengan argumen bahwa agama memberikan ketentuan

besaran nafkah setiap hari untuk isteri.

Imam Ahmad

ibn Hambal

Jika suami tidak mampu memberi nafkah maka istri berhak

untuk meminta cerai. Tetapi, istri tidak boleh meminta cerai

jika suami masih mampu memberi nafkah di atas standar

nafkah orang miskin karena penambahan nafkah gugur dengan

keadaaannya yang miskin.

Imam Malik Istrinya tidak dibenarkan meminta fasakh. Nafkah itu tetap

menjadi utang (tanggungan) suami. Menurut mazhab Maliki,

selama suami belum mampu, kewajibannya menjadi gugur.

Disinilah perlu kearifan seorang istri, sebab awal pernikahan

sudah berjanji sehidup semati. Jangan sampai ada kesan,

bahwa pernikahan itu sangat bergantung kepada nafkah

semata-mata.

Page 73: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

59

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya

maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bahwa ternyata alasan gugatan perceraian ini adalah karena telah sering

terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan oleh Tergugat yang

tidak bertanggungjawab terhadap keluarga, terutama masalah ekonomi dan

Tergugat bersikap kasar dan emosional. Dalam putusan yang telah

diuraikan di antara Penggugat dan Tergugat adalah karena suami tidak

memberikan nafkah dan Majelis Hakim telah berusaha menasehatinya

akan tetapi tidak berhasil, dan keadaan rumah tangga Penggugat dan

Tergugat tersebut jelas-jelas telah tidak sejalan dengan ketentuan Syari‟at

Islam dan perundang-undangan yang berlaku, dan akan sulit bagi

Penggugat untuk mewujudkan rumah tangga yang kekal, bahagia lahir dan

bathin dan mempertahankan rumah tangga yang demikian adalah suatu

perbuatan yang sia-sia, sehingga perceraian dipandang hal yang terbaik

untuk dilakukan demi menghindari kemadlaratan yang lebih besar.

2. Terkait tentang besaran nafkah, para ulama mazhab pun berbeda pendapat.

Imam Malik berpendapat bahwa besarnya nafkah itu tidak ditentukan

berdasarkan ketentuan syara, tetapi berdasarkan keadaan masing-masing

suami-istri, dan ini akan berbeda-beda berdasarkan perbedaan tempat,

waktu, dan keadaan. Pendapat ini juga dikemukakan oleh Imam Abu

Hanifah.Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa nafkah istri

yang wajib atas suami ditentukan berdasarkan kondisi suami dari segi

kekayaan dan kemiskinan, bagaimana pun kondisi istri. Imam Syafi‟i

berpendapat bahwa nafkah itu ditentukan besarnya. Atas orang kaya dua

mudd, atas orang yang sedang satu setengah mudd dan atas orang yang

miskin satu mudd. Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan bahwa yang

Page 74: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

60

dijadikan ukuran dalam menetapkan nafkah adalah status sosial-ekonomi

suami dan istri secara bersama-sama. Jika keduanya kebetulan status

sosial-ekonominya berbeda diambil dari standar menengah di antara

keduanya. Yang jadi pertimbangan bagi pendapat ini adalah keluarga itu

merupakan gabungan di antara suami dan istri, oleh kaerna itu keduanya

dijadikan pertimbangan dalam menentukan nafkah.

3. Para ulama berbeda pendapat dalam memberikan pendapatnya terkait

boleh atau tidaknya isteri meminta cerai suaminya karena kakurangan

nafkah, di antaranya: Ulama Hanafiyah tidak membedakan hukum antara

suami istri dengan alasan miskin atau ekonomi sedang sulit, karena nafkah

itu menjadi utang dengan ketetapan hakim. Nafkah itu harus dibayar pada

waktu mendatang jika mampu.Adapun dalil Al-Hadist ialah sebuah hadist

diterangkan bahwa diantara para sahabat Rasulullah saw, ada yang mampu

dan ada yang tidak mampu. Mereka yang tidak mampu jauh lebih besar

jumlahnya daripada mereka yang mampu. Nabi saw, tidak pernah

membolehkan seorang isteri meminta fasakh dengan alasan

ketidakmampuan suami, juga tidak pernah ada pemberitahuan bahwa

fasakh itu adalah haknya. Adapun dalil menurut Qiyas, telah ditetapkan

menurut syara‟ bahwa bila tidak ada jalan lain, kecuali melakukan salah

satu dari dua kejahatan, memilih kejahatan yang lebih kecil adalah wajib.

Sedangkan Imam Syafi‟i berpendapat boleh isteri mengajukan cerai gugat

kepada suaminya dengan alasan suami tidak pernah memberi nafkah.

Nafkah yang belum diberikan selama rentang waktu tidak memberikan

nafkah, mesti diberikan. Karena itu merupakan hak isteri. Jadi nafkah yang

belum diberikan dianggap utang suami kepada isteri dengan argumen

bahwa agama memberikan ketentuan besaran nafkah setiap hari untuk

isteri.Adapun menurut Hanabilah, jika suami tidak mampu memberi

nafkah maka istri berhak untuk meminta cerai. Sebagiaman pendapat

Imam Syafi‟i. Tetapi, istri tidak boleh meminta cerai jika suami masih

mampu memberi nafkah di atas standar nafkah orang miskin karena

penambahan nafkah gugur dengan keadaaannya yang miskin. Namun,

Page 75: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

61

menurut mazhab Maliki, istrinya tidak dibenarkan meminta fasakh.

Nafkah itu tetap menjadi utang (tanggungan) suami. Menurut mazhab

Maliki, selama suami belum mampu, kewajibannya menjadi gugur.

Disinilah perlu kearifan seorang istri, sebab awal pernikahan sudah

berjanji sehidup semati. Jangan sampai ada kesan, bahwa pernikahan itu

sangat bergantung kepada nafkah semata-mata. Sebagaimana yang terjadi

pada putusan No. 929/Pdt.G/2008/PA.Cbn merupakan perceraian akibat

kekurangan nafkah.

B. SARAN

Berdasarkan pemaparan skripsi ini maka penulis memberikan beberapa

saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak diantaranya

sebagai berikut:

a. Masyarakat

Hendaklah masyarakat lebih memahami hal-hal dalam menjalani bahtera

rumah tangga, terutama antara hak dan kewajiban suami-istri dalam hal

nafkah. Agar dalam menjalankan bahtera rumah tangga tidak sering

terjadi permasalahan terkait nafkah. Khususnya bagi suami harus

mengerti dengan benar bagaimana tanggung jawabnya dalam kewajiban

menafkahi isteri. Melihat angka perceraian yang disebabkan karena

kekurangan nafkah sangat tinggi, alangkah baiknya kita sebagai

masyarakat harus lebih mengetahui apa saja yang menjadi kewajiban

suami-istri.

b. Akademis

Penulis menyarankan para akademisi untuk mengetahui lebih lengkap

seperti apa persamaan dan perbedaan konsep nafkah dan perceraian

karena kekurangan nafkah oleh Mazhab Fiqh (Empat Mazhab),

diperlukan kajian lebih mendalam dan langsung mengkaji melalui kitab-

kitab atau pun buku-buku perbandingan mazhab. Penulis hanya

membandingkan antara persamaan dan perbedaan empat mazhab dalam

hal perceraian karena nafkah serta menggunakan referensi yang penulis

jumpai saja. Sehingga selanjutnya diperlukan juga peneliti tentang

Page 76: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

62

Kekurangan Nafkah Sebagai Alasan Gugat Cerai dalam Persfektif Empat

Imam Mazhab yang langsung merujuk kepada kitab-kitab induknya.

Page 77: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

63

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an

Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademika

Pressindo, 1995

Al-Utsaimin, Muhammad, Shahih Fiqh Wanita. (Terj. Faisal Saleh dan Yusuf

Hamdani), Jakarta: Akbarmedia, 2009. Hlm. 348.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Hawwas, Abdul Wahhab Sayyed. Fiqh

Munakahat. Jakarta: Amzah,tt

Az-Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu. Juz 10. Damaskus: Dar

Al-Fikr, 2007

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,

Pedoman Pegawai Pencatat Nikah (PPN), Jakarta: Departemen Agama RI, 2004.

Engineering Ali Asgar, Pembebasan Perempuan. Terj: Agus Nur Yatno,

Yogyakarta: Elkis, 1999.

Firdaweri, Hukum Islam “Fasakh Perkawinan Karena Ketidaksanggupan Suami

Menunaikan Kewajibannya”. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1989

Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh. Logos Publishing House, 1996

Kamarusdiana dan Jaenal Aripin, Perbandingan Hukum Perdata. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2007

Katsir, Ibnu, Tafsir Al-Qur‟an al-Azhim, al-Qahirah: al-Maktabah al-

Taufiqiyah,t.th

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta:Kencana Prenada Media,

2014

Muhammad, al-„Allamah bin „Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat Mazhab.

(Terj. „Abdullah Zaki Alkaf), Bandung: Hasyimi, 2012

Nafis, Khalil. Fiqh Keluarga. Jakarta: Mitra Abadi Press, 2009

Nurudin, Amiur dan Azhari Akmal Tarigan, M.Ag, Hukum Perdata Islam di

Indonesia.

Page 78: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

64

Rahim, Husni Baiti Jannati : Renungan Memasuki Mahligai Pernikahan. t.t.: t.p.,

2002

Rofiq, Ahmad. Membangun Syurga Rumah Tangga. Surabaya: Gita Media Press,

2006

___________ Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Romli. Muqaranah Mazahib fil Ushul. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999.

Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid “Analisa Fiqih Para Mujtahid”. Jakarta:

Pustaka Amani, tth.

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011

____________Fiqh Sunnah. (Terj. Abu Sufyan Lc dan Abu Aulia Rahma Lc),

Jakarta: Tinta Abadi Gemilang. Cet-I, tth

Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati,2002

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif (Suatu

Tinjauan Singkat). Jakarta: Rajawali Press, 2001

Syaltut, Mahmud dan Ali As-Sayis. Fiqih Tujuh Mazhab. Bandung: CV Pustaka

Setia, 2000

____________________________ Perbandingan Mazhab dalam Masalah Fiqih.

Jakarta: Bulan Bintang, 1993

Syarifuddin, Amir . Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh

Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Kencana Prenada Group,

tth.

_______________ Garis-garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana Prenadamedia

Group, 2003

Suprmono, Gatot. “ Hukum Pembuktian di Pengadilan”, Bandung: Penerbit

Alumni, 1993

Supriyadi, Dedi dan Mustofa, Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Islam.

Bandung: Penerbit Pustaka Al-Fikriis. Tth

Page 79: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

65

Tholabi, Ahmad Kharlie. Hukum Keluarga Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika,

2013.

Yanggo, Huzaemah Tahido, Hukum Keluarga dalam Islam. Jakata: Yayasan

Masyarakat Indonesia Baru, Cet. 1 2013.

______________________, Masail Fiqhiyah : Kajian Hukum Islam

Kontemporer. Bandung :

Penerbit Angkasa,2005

______________________, Pengantar Perbandingan Mazhab. Ciputat: Gaung

Persada (GP).

Cet. IV, 2011.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.

Jakarta: Kencana Prenada Media, 2014

__________, Metode Penelitian, Jakarta: Pranadamedia Group, tt

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,

Pedoman Pegawai Pencatat Nikah (PPN), Jakarta: Departemen Agama RI, 2004.

Hlm. 39.

Page 80: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu
Page 81: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

PUTUSAN

Nomor : 929 /Pd t .G / 2 0 08 / PA . Cbn

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN AGAMA CIBINONG di Cib inong yang memer ik s a

dan mengad i l i pe rka r a perda t a t e r t e n t u pada t i n gk a t per t ama

da l am pe r s i d a n g a n maje l i s Hakim t e l a h menja t u hk a n

pu tu s a n da l am perka r a an t a r a :

PENGGUGAT, umur 34 t ahun , agama I s l am , peke r j a a n pegawa i

swas t a , t empa t ked i aman di Kabupa t e n Bogor ,

se l a n j u t n y a di s ebu t sebaga i "Pengguga t " ;

MELAWAN

TERGUGAT, umur 28 t ahun , agama I s l am , peke r j a a n pegawa i

swas t a , t empa t ked i aman di Kabupa t e n Bogor ,

se l a n j u t n y a di s ebu t sebaga i "Te rguga t " ;

Pengad i l a n Agama t e r s e b u t ;

Se t e l a h membaca dan mempela j a r i su r a t - su r a t perka r a ;

Se te l a h mendenga r pihak yang berpe r k a r a dan memperha t i k a n

buk t i - buk t i ;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang , bahwa Pengguga t da l am su r a t guga t a nnya

t e r t a n g g a l 14 November 2008 yang dida f t a r k a n di

Kepan i t e r a a n Pengad i l a n Agama Cib i nong , Nomor :

921 /Pd t .G / 2 0 08 / PA . Cbn te l a h menga jukan ce r a i guga t

t e r h a d a p Terguga t dengan mengemukakan ha l - ha l sebaga i

ber i k u t :

1 . Bahwa , pada tangga l 10 Sep t embe r 2006 Pengguga t dengan

Terguga t melangs ungkan pern i k a h a n yang d ic a t a t ol eh

Pegawa i Penca t a t Nikah Kanto r Urusan Agama Kabupa t e n

Bogor dengan Kut i p a n Akta Nikah t angga l 12 Sep t embe r

2006 ;

1

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 82: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

2 . Bahwa, se t e l a h pern i k a h a n t e r s e b u t Pengguga t dengan

Terguga t ber t empa t t i n gg a l di a l ama t sepe r t i t e r s e b u t

d ia t a s ;

3 . Bahwa , se l ama berumah tangga an t a r a Pengguga t dengan

Terguga t t e l a h h idup rukun sebaga imana layaknya suami

i s t r i dan dika r u n i a i 1 orang anak bernama ANAK I umur

15 bu lan ;

4 . Bahwa, rumah t angga Pengguga t dengan Terguga t pada

mulanya rukun dan harmon i s , akan t e t a p i se j a k Desember

2006 sudah t i d a k rukun dan t i d a k harmon i s l ag i ;

5 . Bahwa, yang menjad i penyebab ke t i d a k rukunan dan ke t i d a k

harmon i s a n te r s e b u t d ika r e n a k a n se r i n g t e r j a d i

per s e l i s i h a n seca r a t e r u s meneru s kar en a da l am rumah

t angga sudah t i d a k ada kecocokan lag i kar en a Terguga t

t i d a k t anggung j awab da l am ha l nafkah dan s ik a p Terguga t

yang emos iona l ;

6 . Bahwa, ak ib a t se r i n g te r j a d i per t e n gk a r a n te r s e b u t maka

an t a r a Pengguga t dengan Terguga t sudah p i s a h rumah dan

sudah t i d a k berhubungan sebaga imana l ayaknya suami

i s t r i ;

7 . Bahwa, Pengguga t sudah beru s a h a memper t a h a nk a n keu t uh an

rumah t angga dengan Terguga t dengan ca r a ber s a b a r , namun

sampa i saa t in i Terguga t t e t a p t i d a k mau berubah dan

t i d a k ada harap an l ag i un tuk melang sungkan rumah t angga ;

8 . Bahwa, berda s a r k a n ha l - ha l t e r s e b u t d ia t a s Pengguga t

mohon kepada Bapak Ketua Pengad i l a n Agama Cib i nong Cq.

Maje l i s Hakim yang memer ik s a dan mengad i l i pe rka r a in i

berkenan member i k a n pu tu s a n sebaga i ber i k u t :

- Mengabu l k an guga t a n Pengguga t ;

- Menja t u hk a n t a l a k sa t u ba in sugh r a Terguga t kepada

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 83: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pengguga t ;

- Biaya perka r a menuru t hukum;

Apabi l a Pengad i l a n Agama Cib i nong berpendap a t l a i n mohon

pu tu s a n yang sead i l - ad i l n y a ;

Menimbang , bahwa pada ha r i dan t angga l yang t e l a h

d i t e t a p k a n , Pengguga t seca r a pr i b a d i t e l a h da t a ng

mengahadap dipe r s i d a n g a n sedangkan Terguga t t i d a k da t a ng

dan t i d a k pu l a menyuruh orang l a i n sebaga i waki l a t au

kuasanya sedangkan i a t e l a h d ipangg i l seca r a pa tu t dengan

dua ka l i pangg i l a n dan ke t i d a k h a d i r a n n y a t i d a k berda s a r k a n

a l a s a n yang sah menuru t hukum karena i t u per s i d a n g a n

d i l a n j u t k a n dengan t anpa had i r n y a Terguga t ;

Menimbang , bahwa Maje l i s Hakim t e l a h be ru s a h a

mendama ikan dengan ca r a menaseha t i Pengguga t aga r b i s a

rukun kemba l i be rumah tangga dengan Terguga t namun t i d a k

berha s i l ;

Menimbang , bahwa ol eh karena usaha perdama i a n t i d a k

berha s i l maka pe r s i d a n g a n da l am perka r a in i d i l a n j u t k a n

dengan te r l e b i h dahu l u diba c a k an su r a t guga t a n Pengguga t

yang i s i n y a t e t a p dipe r t a h a n k a n ;

Menimbang , bahwa un tuk meneguhkan da l i l guga t a nnya ,

Pengguga t t e l a h menga j uk an buk t i t e r t u l i s berupa Kut i p a n

Akta Nikah dar i Kanto r Urusan Agama Kabupa t e n Bogor

t angga l 12 Sep t embe r 2006 di s e bu t P.1 ;

Menimbang , bahwa se l a i n a l a t buk t i t e r s e b u t d ia t a s

Pengguga t juga t e l a h menghad i r k a n dua orang saks i

d ipe r s i d a n g a n dibawah sumpahnya t e l a h member i k a n ke t e r a n g a n

sebaga i ber i k u t :

1 . SAKSI I , umur 34 t ahun , agama I s l am , peke r j a a n Ibu Rumah

Tangga , be r t empa t t i n g g a l d i Jaka r t a Timur di a t a s

sumpahnya menerangkan yang pada pokoknya sebaga i ber i k u t

:

Bahwa saks i kena l dengan Pengguga t dan Terguga t ka r en a

3

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 84: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

saks i sebaga i kakak ipa r Pengguga t ;

Bahwa saks i menge t a hu i pern i k a h a n Pengguga t dengan

Terguga t dan menge t a hu i se l ama da l am pern i k a h a nnya

t e r s e b u t t e l a h d ika r u n i a i 1 orang anak ;

Bahwa saks i menge t a hu i keadaan rumah t angga Pengguga t dan

Terguga t awalnya rukun , t e t a p i mula i Desember 2006

sampa i seka r a n g in i sudah t i d a k rukun lag i dan se j a k 1

t ahun yang l a l u sampa i seka r a ng an t a r a Pengguga t

dengan Terguga t sudah t i d a k berhubungan l ag i

sebaga imana l ayaknya suami i s t e r i ;

Bahwa penyebab ke t i d a k rukunan rumah t angga Pengguga t

dengan Terguga t sebena r n y a saks i t i d a k menge t a hu i a t a s

pengaduan Pengguga t kar en a masa l a h ekonomi se r t a s i k ap

Terguga t emos iona l ;

Bahwa saks i sudah beru s a h a mendama ikan keduanya t e t a p i

t i d a k berha s i l dan saks i sudah t i d a k sanggup lag i un tuk

mendama ikannya ;

2 . SAKSI I I , umur 24 t ahun , agama I s l am , peke r j a a n swas t a ,

be r t empa t t i n g g a l di Kabupa t e n Bogor , di a t a s sumpahnya

menerangkan yang pada pokoknya sebaga i ber i k u t :

Bahwa saks i kena l dengan Pengguga t dan Terguga t ka r en a

saks i ad ik kandung Terguga t ;

Bahwa saks i menge t a hu i pern i k a h a n Pengguga t dengan

Terguga t ya i t u t ahun 2006 dan se l ama da l am

pern i k a h a nnya te r s e b u t t e l a h dika r u n i a i 1 orang anak

Bahwa saks i menge t a hu i keadaan rumah t angga Pengguga t dan

Terguga t awalnya rukun , t e t a p i se j a k Desember 2006

sampa i seka r a n g in i sudah t i d a k rukun l ag i dan se j a k 1

t ahun an t a r a Pengguga t sudah t i d a k berhubungan

sebaga imana l ayaknya suami i s t e r i ;

Bahwa penyebab ke t i d a k rukunan rumah t angga Pengguga t

dengan Terguga t menuru t pengaduan Pengguga t kar ena

Terguga t t i d a k t anggung j awab da l am ekonomi juga

ke l i h a t a n n y a Terguga t emos i on a l ;

Bahwa saks i t e l a h beru s a h a mendama ikan t e t a p i t i d a k

berha s i l dan kin i sudah t i d a k sanggup l ag i

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 85: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

mendamaikannya ;

Menimbang , bahwa a t a s ke t e r a n g a n saks i t e r s e b u t

Pengguga t membena rk an dan pada akh i r n y a Pengguga t

menya t a k a n t e l a h mencukupkan ke t e r a n g a nny a dan t i d a k akan

menga j uk an se su a t u apapun lag i dan memohon pu tu s a n ;

Menimbang , bahwa se l a n j u t n y a Maje l i s Hakim mengambi l

dan memperha t i k a n sega l a se sua t u sebaga imana yang te r t e r a

da l am be r i t a aca r a per s i d a n g a n yang merupakan sa t u kesa t u a n

yang t i d a k t e r p i s a h k a n dar i pu tu s a n in i ;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang , bahwa maksud dan tu j u a n guga t a n Pengguga t

ada l a h sepe r t i d iu r a i k a n di a t a s ;

Menimbang , bahwa Maje l i s Hakim t e l a h beru s a h a

mendama ikan se r t a menaseha t i Pengguga t aga r mau

mengurungkan n ia t n y a un tuk berc e r a i dan kemba l i membina

rumah tangga dengan Terguga t namun t i d a k berha s i l ;

Menimbang , bahwa Terguga t t i d a k pernah had i r da l am

per s i d a n g a n sedangkan i a t e l a h dipangg i l dengan pa tu t ,

t e r b uk t i dengan re l a s pangg i l a n Nomor :

929 /Pd t .G / 2 0 08 / PA . Cbn t angga l 20 November 2008 dan t angga l

27 November 2008 dan t e r n y a t a bahwa ke t i d a k had i r a nya i t u

t i d a k d i s e b a bk an ol eh sua t u ha l a ngan yang sah menuru t hukum

karenany a sesu a i pasa l 12 6 HIR perka r a t e r s e b u t dapa t

d ipu t u s dengan t anpa had i r n y a Terguga t (Ver s t e k ) ;

Menimbang , bahwa Pengguga t t e l a h menga jukan buk t i

su r a t yang d ibe r i t anda P.1 dan dua orang ke lua r g a deka t

Pengguga t yang seka l i g u s sebaga i saks i sebaga imana t e l a h

d iu r a i k a n di a t a s yang mana t e r h a d a p semua buk t i t e r s e b u t

Pengguga t t e l a h membena rk annya da l am per s i d a n g a n , dan

se l a n j u t n y a Maje l i s Hakim memper t imbangkan pengakuan dan

pernya t a a n para saks i t e r s e b u t ;

Menimbang , bahwa berda s a r k a n buk t i - buk t i sebaga imana

t e l a h diu r a i k a n d i a t a s , Maje l i s Hakim t e l a h dapa t

menemukan fak t a da l am per s i d a n g a n yang dapa t di s impu l k a n

sebaga i ber i k u t :

5

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 86: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

- bahwa t e r n y a t a berda s a r k a n pengakuan Pengguga t yang

d ibena r k a n ol eh para saks i se r t a buk t i P- 1 , Kut i p a n

Akta Nikah t angga l 12 Sep t embe r 2006 haru s dinya t a k a n

Pengguga t dan Terguga t ada l a h suami i s t e r i yang sah yang

dahu l u menikah t angga l Kecamat an Suka r a j a Kabupa t e n

Bogor , dan se l ama da l am pern i k a h a nnya t e r s e b u t t e l a h

d ika r u n i a i 1 orang anak ;

- bahwa t e r n y a t a Pengguga t ber agama I s l am dan berked i aman

diwi l a y a h Kabupa t e n Bogor , maka se su a i dengan ke t e n t u a n

pasa l 49 aya t (1 ) , jo . pasa l 73 aya t (1 ) Undang - undang

Nomor 7 Tahun 1989 yang t e l a h diubah dengan Undang -

undang Nomor 3 Tahun 2006 , perka r a in i merupakan

kompe t en s i Pengad i l a n Agama Cib inong ;

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

-

- bahwa t e r n y a t a da l am per s i d a n g a n Maje l i s Hakim t e l a h

beru s a h a member i k a n penas eh a t a n secukupnya kepada

Pengguga t akan t e t a p i t i d a k berha s i l , seh i n gg a

per s y a r a t a n yang di t e t a p k a n pasa l 39 aya t (1 ) Undang -

Undang Nomor 1 Tahun 1974 , pasa l 82 aya t (1 ) dan (2 )

Jo . pasa l 69 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang t e l a h

d iubah dengan Undang- undang Nomor 3 Tahun 2006 t e l a h

d ipenuh i ;

- bahwa t e r n y a t a a l a s a n guga t a n per c e r a i a n in i ada l a h

karena t e l a h se r i n g t e r j a d i per s e l i s i h a n dan

per t e n gk a r a n yang di s e b a bk an oleh Terguga t yang t i d a k

ber t a n ggung j awab te r h a d a p ke lu a r g a , t e r u t ama masa l a h

ekonomi dan Terguga t ber s i k a p kasa r dan emos iona l ,

ka r enany a se sua i pasa l 22 aya t (2 ) , jo . pasa l 19 huru f

(b ) dan ( f ) Pera t u r a n Pemer i n t a h Nomor 9 Tahun 1975 , jo .

pasa l 116 huru f (b ) dan ( f ) Kompi l a s i Hukum I s l am ,

Pengguga t t e l a h d ipe r i n t a h k a n un tuk menghad i r k a n dua

orang saks i ke lu a r g a ; -

- bahwa t e r n y a t a menuru t kesak s i a n bese r t a sumpahnya SAKSI

I dan SAKSI I I yang t e l a h membena rkan da l i l - da l i l

guga t a n Pengguga t dan menyebu t k a n pu l a bahwa an t a r a

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 87: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pengguga t dan Terguga t se j a k kurang leb i h 1 t ahun yang

l a l u sudah t i d a k berhubungan sebaga imana l ayaknya suami

i s t e r i ;

Menimbang , bahwa se l ama da l am per s i d a n g a n Pengguga t

t e l a h menunjukan s i k ap dan t ekadnya un tuk be rc e r a i dan

t i d a k t e r p e n g a r u h dengan naseha t Maje l i s Hakim, dan te l a h

menya t a k a n sudah t i d a k mau l ag i memper t a h a nk an

perkaw in annya dengan Terguga t ;

Menimbang , bahwa berda s a r ke t e n t u a n pasa l 1 , jo . pasa l

33 Undang- undang Nomor 1 Tahun 1974 , pe rkaw inan ia l a h

ika t a n l ah i r dan ba th i n an t a r a seo r a ng pr i a dan seo r a ng

wani t a sebaga i suami i s t e r i dengan tu j u a n membentuk

ke lu a r g a yang bahag i a dan keka l be rda s a r k a n Ketuhanan Yang

Maha Esa , dan suami i s t e r i waj i b sa l i n g c in t a menc in t a i ,

horma t menghorma t i , se t i a dan member i ban tu a n l ah i r ba th i n

yang sa t u kepada yang l a i n n y a ;

Menimbang , bahwa dar i ke t e n t u a n t e r s e b u t dapa t

d ike t a h u i bahwa sa l a h sa t u unsu r dar i pe rkaw inan t e r s e b u t

ada l a h unsu r ika t a n ba th i n , se t i a dan member i ban t u an yang

sa t u kepada yang la i n ny a , seh i n gg a apab i l a unsu r in i sudah

t i d a k ada lag i dan sa l a h sa t u sudah t i d a k mau

memper t a h a nk an perkaw ina nnya , dihubungkan pu l a dengan

kenya t a a n an t a r a Pengguga t dan Terguga t sudah pi s a h t i d a k

berhubungan sebaga i amana layaknya suami i s t e r i se j a k

Desember 2007 maka da l am ha l in i sudah ada buk t i a t au

sua t u pe tun j u k bahwa an t a r a suami i s t e r i i t u sudah t i d a k

ada ika t a n ba th i n seh i ngg a perkaw ina n t e r s e b u t sudah t i d a k

u tuh lag i ;

Menimbang , bahwa berda s a r k a n ha l - ha l t e r s e b u t , cukup

j e l a s t en t a n g penyebab ke t i d a k harmon i s a n di an t a r a

Pengguga t dan Terguga t dan Maje l i s Hakim te l a h beru s a h a

menaseha t i n y a akan t e t a p i t i d a k berha s i l , dan keadaan rumah

t angga Pengguga t dan Terguga t t e r s e b u t j e l a s - j e l a s t e l a h

t i d a k se j a l a n dengan ke t en t u a n Syar i ’ a t I s l am dan

perundang - undangan yang ber l a k u , dan akan su l i t bag i

Pengguga t un tuk mewujudkan sua t u rumah t angga yang keka l ,

7

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 88: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

bahag i a l ah i r dan ba th i n dan memper t a h a nk a n rumah t angga

yang demik i a n ada l a h sua t u perbua t a n yang s i a - s i a , seh i n gg a

perc e r a i a n ada l a h dipandang ha l yang t e r b a i k un tuk

d i l a k uk an demi mengh inda r i kemad l a r a t a n yang leb i h besa r ;

Menimbang , bahwa berda s a r k a n a t a s pe r t imbangan -

per t imbangan t e r s e b u t di a t a s , Pengguga t t e l a h dapa t

membukt i k a n kebena r a n da l i l guga t a nnya se r t a t e r n y a t a

guga t a n Pengguga t t i d a k melawan hukum, karen any a guga t a n

Pengguga t dapa t d i t e r im a dan dikabu l k a n ;

Menimbang , bahwa perka r a in i t e rmasuk b idang

perkaw in an maka se su a i pasa l 89 aya t (1 ) Undang - undang No.

7 t ahun 1989 yang t e l a h diubah dengan Undang- undang Nomor 3

Tahun 2006 biaya pe rka r a dibebankan kepada Pengguga t ;

Menginga t akan pasa l - pasa l dar i Undang - undang yang

ber s a ngku t a n dengan perka r a in i ;

MENGADILI

1 . Menya t ak an Terguga t yang t e l a h d ipangg i l seca r a pa tu t

un tuk menghadap d i per s i d a n g a n t i d a k had i r ;

2 . Mengabu l k a n guga t a n Pengguga t dengan ver s t e k ;

3 . Menja t u hk an t a l a k sa t u ba` i n shug ro Terguga t kepada

Pengguga t ;

4 . Membebankan kepada Pengguga t un tuk membaya r b iaya

perka r a in i yang h ingga k in i d ih i t u n g sebe s a r Rp.

194 .000 , - ( Sera t u s sembi l a n pu luh empa t r i b u

rup i a h ) ; - - -

Demik i a n dipu t u s k a n pada har i Se l a s a t angga l dua bu l an

Desember Tahun Dua Ribu Delapan Maseh i ber t e p a t a n dengan

t angga l t i g a bu l an Dzul Hi j j a h Tahun Ser i b u Empat Ratu s dua

pu luh Sembi l a n Hi j r i a h o l eh kami ; Drs .H .Sy amsu l Anwar ,

SH.MH. sebaga i Ketua Maje l i s dan Drs .HM.Rosy i d

Yakub ,MH.dan Dra . Luluk Ar i f a h , MH. sebaga i Hakim- hak im

Anggot a , pu tu s a n mana ol eh Hakim t e r s e b u t pada har i i t u

juga diuc apkan da l am s i d ang t e r b uk a un tuk umum dengan

d idamping i o leh Nani Nuraen i , SH. sebaga i Pan i t e r a

Penggan t i Pengad i l a n Agama t e r s e b u t dan dihad i r i ol eh

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 89: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Pengguga t t anpa had i r n y a Terguga t ;

Ketua Maje l i s

t t d

Drs . H. Syamsu l Anwar , SH. MH.

Hakim Anggo t a Hakim Anggo t a

t t d t t d

Drs . HM.Rosy id Yakub ,MH. Dra . Luluk

Ar i f a h , MH.

Pan i t e r a Penggan t i

t t d

Nani Nuraen i , SH.

Per i n c i a n Biaya Perka r a :

1 . Biaya Pangg i l a n Pengguga t

: Rp. 50 .000 , -

2 . Biaya Pangg i l a n Terguga t 2 x

: Rp. 100 .000 , -

3 . Penda f t a r a n : Rp.

30 .000 , -

4 . Redaks i : Rp.

5 .000 , -

5 . Leges : Rp.

3 .000 , -

5 . Mate r a i : Rp. 6 .000 , -

Jumlah : Rp. 194 .000 , -

( S e r a t u s s em b i l a n p u l u h emp a t r i b u r u p i a h )

9

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 90: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Hasil Wawancara dengan Panitera Pengadilan Agama Cibinong

Kekurangan Nafkah Sebagai Alasan Cerai Gugat di Pengadilan Agama

Cibinong

(Perspektif Imam Mazhab)

A. Apakah Kekurangan Nafkah Sebagai Alasan Gugat Cerai di

Pengadilan Agama Cibinong?

Kekurangan nafkah adalah salah satu alasan untuk melakukan gugat cerai

di Pengadilan Agama Cibinong. Selain itu, pertengkaran yang terjadi

adalah dengan sebab faktor ekonomi oleh suami kepada istrinya.

B. Mengapa Kekurangan Nafkah Menjadi Alasan untuk Melakukan

Gugat Cerai?

Tujuan Perkawinan adalah meciptakan keluarga yang sakinah, mawadah,

warahmah. Bagaimana bisa tercipta keluarga yang sakinah, mawadah,

warahmah jika seorang suami tidak menjalankan kewajibannya terhadap istri.

Salah satunya ialah memberikan nafkah.

Adakalanya suami mampu memberikan nafkah, tetapi dia tidak mau

memberikannya. Adapula suami yang benar-benar tidak mampu memberi nafkah

dan dia tidak memberikan nafkah. Dalam hal ini, suami mampu memberikan

nafkah kepada istrinya, tetapi dia tidak mau memberikan nafkah tersebut kepada

istri. Maka dari itu istri melakukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama untuk

dilakukannya perceraian karena faktor tersebut.

C. Bagaimana Pengadilan Agama Cibinong Menanggapinya?

Diantara banyaknya kasus, kasus ini tidak lain kasus yang sering kami

terima. Dengan bijak Pengadilan Agama Cibinong berusaha untuk

memberikan solusi serta jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang

sering terjadi seperti ini.

D. Bagaimana Persentase Angka Perceraian dengan Sebab Kekurangan

Nafkah di Pengadilan Agama Cibinong?

Presentase angka perceraian dengan sebab kekurangan nafkah ini memang

selalu menjadi yang terbesar dibandingkan dengan angka gugat cerai

dengan sebab permasalahan yang berbeda. Dalam hal ini, Pengadilan

Page 91: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

166 152 186

220

139

224

158 166

266

193

249 244

308 274 264 280

529

152

227

335

266

90

320 279

0

100

200

300

400

500

600

2015 2016

Agama Cibinong tidak bisa memberikan data dari tahun ke tahun, dengan

alasan Panitera yang berbeda-beda. Berikut Panitera Pengadilan Agama

Cibinong hanya bisa memberikan data dari tahun 2015-2016.

Berikut adalah Data Gugat Cerai di Pengadilan Agama Cibinong:

LAPORAN PERKARA YANG DI TERIMA

TENTANG CERAI GUGAT DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG

TAHUN 2015-1016

Jl. Bersih, No. 1, Cibinong, Jawa Barat 16914

Sumber: Wawancara Pribadi dengan Panitera Pengadilan Agama Cibinong, “ Drs. Harun

Al-Rasyid”. NIP: 19630312.199103.1.006. Cibinong, 8 Maret 2017.

Page 92: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

Hasil Wawancara Pribadi dengan KH. Hasanudin

(Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hamdaniyyah)

Kamis, 12 Oktober 2017. Pukul: 16:00 WIB

1. Bagaimana Pendapat Ustad mengenai Nafkah Istri?

Setelah akad yang sah, maka dari situ lah dimulai peran antara hak dan

kewajiban suami dan isteri. Salah satunya terkait dengan hal nafkah.

Namun, kita sama-sama mengetahui bahwa isteri tidak bisa langsung

meminta haknya kepada seorang suami untuk meminta haknya sebelum

kewajiban ia tunaikan kepada suaminya. Setelah kewajiban ia telah

penuhi, maka isteri pun bisa meminta haknya, salah satunya yaitu terkait

dengan nafkah. Besaran nafkah kepada seorang suami tidak ditentukan,

menurut Saya bisa disesuaikan dengan keadaan ekonomi seorang suami.

Karena rumah tangga tidak hanya semata-mata hanya karena nafkah,

masih banyak hal lain yang harus diperhatikan. Isteri harus mengerti betul

bagaimana keadaan suaminya, dari situ lah akan tercipta keluarga yang

sakinah, mawaddah wa rahmah.

2. Apakah Isteri Memiliki Hak untuk Mencari Nafkah, Jika Nafkah dari

Suami tidak Mencukupi Kebutuhannya?

Pada dasarnya, kewajiban untuk mencari nafkah memang tanggungjawab

suami. Namun jika isteri merasa kurang dan ia ingin membantu keadaan

ekonomi rumah tangga nya dengan cara bekerja dan mencari nafkah tidak

ada salahnya dengan catatan dengan izin suami. Apabila suami memberi

izin isterinya keluar untuk mencari nafkah, maka hak isteri masih bisa

menuntut haknya untuk tetap menadapatkan nafkah dari suaminya.

Namun, apabila jika suami tidak mengizinkan isterinya untuk mencari

nafkah tetapi ia tetap bersihkeras untuk keluar dan bekerja, maka ia

Page 93: KEKURANGAN NAFKAH SEBAGAI ALASAN CERAI GUGAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41988/1/DIANA... · dalam kehidupan manusia dan perkawinan juga merupakan pintu

termasuk membangkang dan tidak ada hak nafkah untuk isteri nya lagi

selama isteri tetap keras kepala untuk terus bekerja.

3. Bagaimana Pendapat Ustad Apabila Kekurangan Nafkah Sebagai

Alasan Percerian?

Seperti yang kita ketahui, bahwa nafkah merupakan hal yang sangat

penting dalam kehidupan rumah tangga. Jika nafkah itu tidak terpenuhi,

maka bagaimana kelangsungan dalam rumah tangganya? rukun kah, atau

pun sebaliknya? Di zaman yang serba maju seperti sekarang, kebutuhan

ekonomi pun semakin meningkat. Bagaimana isteri bisa melangsungkan

kehidupannya, jika nafkah tidak ia berikan? Saya setuju jika isteri berhak

meminta hak nya untuk bisa mengajukan gugat cerai kepada suaminya

apabila nafkah nya tidak terpenuhi. Namun, jangan karena hal nafkah tidak

terpenuhi kita langsung mengajukan perceraian, masyarakat harus paham

betul mengenai kadar nafkah untuk dirinya. Jika ekonomi suami menurun,

maka nafkah bisa disesuaikan dengan keadaan ekonomi suaminya, begitu

pun sebaliknya. Tidak bisa yang menurut isterinya kurang, langsung minta

cerai kepada suami. Qadhi pun harus memeriksa dan mengadili dengan

seadil-adilnya untuk kedua belah pihak agar masyarakat bisa paham betul

terkait nafkah isteri.