KEKR Provinsi Jawa Timur Tw II 2014

157
KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR TRIWULAN II - 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IV

description

KEKR Provinsi Jawa Timur Tw II 2014

Transcript of KEKR Provinsi Jawa Timur Tw II 2014

  • KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR

    TRIWULAN II - 2014

    KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IV

  • Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Asesmen Ekonomi dan Keuangan Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258 Fax : 031-3554178 Email : [email protected]

    Bahan sof t copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (ht tp://www.bi.go.id)

  • Visi, M isi dan Nilai St rat egis Bank Indonesia

    Visi dan M isi Kantor Perw akilan Bank Indonesia Wilayah IV (Jaw a Timur) Misi Kantor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV:

    dan sistem pembayaran secara ef isien dan opt imal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.

    Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV:

    peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang

    Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga bank sent ral yang kredibel dan terbaik di regional melalui

    penguatan nilai-nilai st rategis yang dimiliki serta pencapaian inf lasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

    M isi Bank Indonesia : 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efekt ivitas t ransmisi kebijakan

    moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efekt if dan ef isien serta

    mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkont ribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

    3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, ef isien, dan lancar yang berkont ribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhat ikan aspek perluasan akses dan kepent ingan nasional.

    4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung t inggi nilai-nilai st rategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

    Nilai Nilai St rategis : Trust and Integrity Professionalism Excellence Public Interest

  • i

    KATA PENGANTAR

    Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Jawa Timur Triwulan II - 2014 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian triwulanan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi stakeholders eksternal maupun internal yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian, perbankan dan sistem pembayaran di Jawa Timur baik pada triwulan dimaksud maupun

    prospek ke depan.

    Analisa pada kajian ini menggambarkan perkembangan perekonomian daerah Provinsi Jawa Timur didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak seperti perbankan dan instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN maupun swasta. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih dit ingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal.

    Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita semua dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

    Surabaya, 13 Agustus 2014 KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

    WILAYAH IV (JAWA TIMUR)

    Dwi Pranoto Direktur Eksekutif

  • KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiDAFTAR TABEL iiiDAFTAR GRAFIK ivRINGKASAN EKSEKUTIF ixINDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xiiiINDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xivDAFTAR ISTILAH xvDAFTAR SINGKATAN xviii

    BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 11.1 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TW. I 2014 1

    1.1.1 SISI PERMINTAAN 2a. Konsumsi 3b. Investasi 6c. Ekspor - Impor 10c.1 Ekspor Impor Antar Daerah 10c.2 Ekspor Impor Luar Negeri 111.1.2 SISI PENAWARAN 13a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 15b. Sektor Indust ri Pengolahan 17c. Pertanian 20d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 22e. Bangunan 23f . Pengangkutan dan Komunikasi 25

    BOKS 1BOKS 2BOKS 3

    BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 262.1 KONDISI UMUM 262.2 INFLASI BULANAN (mtm) 272.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 322.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 352.5 INFLASI MENURUT KOTA 372.6 DISAGREGASI INFLASI 40

    BOKS 4 KONEKTIVITAS DAERAH UNTUK MENINGKATKAN PERDAGANGAN ANTAR DAERAH

    i

    DAFTAR ISI

    IDENTIFIKASI DINI PERGESERAN EKONOMI SEKTORAL DI JAWA TIMURKINERJA EKSPOR MANUFAKTUR JAWA TIMUR: PROSPEK DAN TANTANGANNYA

    POLA KONSUMSI DAN PERPUTARAN UANG MENJELANG LEBARAN

  • BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN &SISTEM PEMBAYARAN 453.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 46

    3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 463.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 493.1.3. KREDIT 493.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) 57

    3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 603.2.1. RISIKO KREDIT 61

    3.3 PERBANKAN SYARIAH 613.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 643.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 663.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 69

    3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI 69 3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 74

    BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 804.1 UMUM 804.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR 80 4.2.1 Pendapatan Daerah 81

    4.2.2 Realisasi Pendapatan Daerah 83 4.2.3 Belanja Daerah 84

    4.2.4 Realisasi Belanja Daerah 864.3 APBD PROVINSI DAN KABUPATEN KOTA JAWA TIMUR 88

    BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 905.1 UMUM 905.2 KETENAGAKERJAAN 90

    5.2.1 Data Ketenagakerjaan Jawa Timur 905.2.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) 93

    5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 955.3.1 Kesejahteraan Petani 955.3.2 Kesejahteraan Nelayan 97

    5.4 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 98

    BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 1026.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 1026.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 1046.3 PROSPEK EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2014 1066.4 PROSPEK INFLASI JAWA TIMUR TAHUN 2014 107

    ii

  • Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur (Sisi Permintaan) 2Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur (Sisi Penawaran) 14Tabel 2.1 Inf lasi Triwulan I Tahun 2014 & Triwulan II 2014 di Jawa Timur (mtm) 27Tabel 2.2 Inf lasi & Sumbangan Inf lasi di Jawa Timur (qtq) 32Tabel 2.3 Inf lasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 35

    Tabel 2.4 Inf lasi 8 Kota di Jawa Timur 38

    Tabel 2.5Inf lasi 8 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan II-2014 (%yoy)

    39

    Tabel 2.6 Sumbangan Inf lasi 8 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan II-2014 (%yoy)

    39

    Tabel 2.7 Komoditas Penyumbang Inf lasi dan Delasi Kel. Administered Price 43

    Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 45Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 47Tabel 3.3 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 70Tabel 3.4 Perkembangan NPL Perbankan 61Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 79Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inf low-Out f low) Kantor Bank Indonesia 80Tabel 3.7 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.IV - 2013 80Tabel 4.1 Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur 2013 (Juta Rupiah) 81Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Prov.Jat im Triwulan 2013 (juta Rupiah) 83Tabel 4.3 Anggaran Belanja Daerah Prov.Jawa Timur Tahun 2013 84Tabel 4.4 Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 86Tabel 4.5 APBD Provinsi dan Kabupaten Kota Jat im 88Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur 91Tabel 5.2 Perkembangan Penggunaan Reanaga Kerja Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU Jawa Timur 94Tabel 5.3 Nilai Tukar Petani di Jawa

    95

    iii

    DAFTAR TABEL

  • Tabel 5.4 Nilai Tukar Nelayan Jawa 98Tabel 5.5 Garis Kemiskinan, Jumlah & Persentase Penduduk Miskin 100Tabel 5.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jawa Timur Menurut Daerah 101Tabel 6.1 Tendensi Arah Inf lasi dan Faktor Risiko 105

    iv

  • Graf ik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2Graf ik 1.2 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 2Graf ik 1.3 Pertumbuhan Konsumsi dan Investasi 3Graf ik 1.4 Pertumbuhan Ekspor Impor 3Graf ik 1.5 Indeks Omset Riil (SPE) 4Graf ik 1.6 Konsumsi List rik Rumah Tangga 4Graf ik 1.7 Indeks kondisi Ekonomi saat ini (IKE) 4Graf ik 1.8 Kinerja Kredit Konsumsi 4Graf ik 1.9 Komposisi Kredit Konsumsi (Rumah dan Mobil) 5Graf ik 1.10 Penyaluran Kredit Konsumsi (Rumah dan Mobil) 5Graf ik 1.11 Survei Konsumen Kondisi saat ini 5Graf ik 1.12 Survei Konsumen Ekspektasi Masyarakat 5Graf ik 1.13 Impor Barang Konsumsi 6Graf ik 1.14 Simpanan Perorangan di Perbankan 6Graf ik 1.15 Nilai Proyek PMA 7Graf ik 1.16 Nilai Proyek PMDN 7Graf ik 1.17 Jumlah Proyek PMA 7Graf ik 1.18 Jumlah Proyek PMDN 7Graf ik 1.19 Kinerja PMTB (Investasi Sektor Riil) 8Graf ik 1.20 Penyaluran Kredit Investasi 8Graf ik 1.21 Perkembangan Impor Barang Modal 8Graf ik 1.22 Realisasi Pendapatan & Belanja TW. I 2014 8Graf ik 1.23 Rencana & Realisasi Investasi 9Graf ik 1.24 Konsumsi Semen 9Graf ik 1.25 Impor Barang Modal 9Graf ik 1.26 Komposisi Impor Barang Modal 9Graf ik 1.27 Kinerja Ekspor Impor Jat im 10Graf ik 1.28 Kinerja Manufaktur Kawasan Eropa 10Graf ik 1.29 Kinerja Perdagangan LN dan DN 11Graf ik 1.30 Bongkar Muat Ekspor DN 11Graf ik 1.31 Kinerja Perdagangan LN dan DN 12Graf ik 1.32 Neraca Perdagangan Ekspor LN 12Graf ik 1.33 Negara Utama Tujuan Ekspor 12Graf ik 1.34 Bongkar Muat Ekspor DN 12Graf ik 1.35 Kinerja Ekspor Impor LN 13

    v

    DAFTAR GRAFIK

  • Graf ik 1.36 Komposisi Impor LN 13Graf ik 1.37 Pertumbuhan Tiga sektor Utama 14Graf ik 1.38 Pertumbuhan Sektor Pendukung 14Graf ik 1.39 Pertumbuhan Sektor pendukung 14Graf ik 1.40 Ut ilisasi kapasitas produksi 15Graf ik 1.41 Ut ilisasi kapasitas produksi sektoral 15Graf ik 1.42 Indeks realisasi Usaha 15Graf ik 1.43 Indeks realisasi Usaha Sektoral 15Graf ik 1.44 Pertumbuhan Subsektor PHR 17Graf ik 1.45 TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman 17Graf ik 1.46 Lama Wisatawan Menginap di Hotel 17Graf ik 1.47 Konsumsi List rik Golongan Bisnis 17Graf ik 1.48 Pertumbuhan Sektor Indust ri Pengolahan 19Graf ik 1.49 Perkembangan Impor Bahan Baku dan Barang Modal 19Graf ik 1.50 Konsumsi List rik Golongan indust ri 19Graf ik 1.51 Pertumbuhan Subsektor Pertanian 21Graf ik 1.52 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi 21Graf ik 1.53 Luas Lahan Tanam dan PanenJagung di Jat im 21Graf ik 1.54 Luas Lahan Puso di Jat im 22Graf ik 1.55 Pertumbuhan Subsektor Keuangan 22Graf ik 1.56 Perkembangan Kredit Perbankan di Jat im 22Graf ik 1.57 Volume Penjualan semen di jat im 24Graf ik 1.58 Pertumbuhan dan Suku Bunga KPR 24Graf ik 1.59 Indeks Harga Propert i Residensial 24Graf ik 1.60 Rata-Rata Pembangunan Propert i Residensial 24Graf ik 1.61 Arus Penumpang di Tanjung Perak 25Graf ik 1.62 Arus Barang di Tanjung Perak 25Graf ik 1.63 Penumpang Domest ik di Bandara Juanda 25Graf ik 1.64 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 25Graf ik 2.1 Inf lasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 26Graf ik 2.2 Perkembangan Inf lasi Jawa Timur 26Graf ik 2.3 Disagregasi Inf lasi Jawa Timur (yoy) 26Graf ik 2.4 Perbandingan Inf lasi di Kawasan Jawa (yoy) 26Graf ik 2.5 Inf lasi per Kelompok Barang Tw II-2014 (mtm) 28Graf ik 2.6 Inf lasi April 2014 per Kelompok Barang (mtm) 28Graf ik 2.7 Inf lasi Mei 2014 per Kelompok Barang (mtm) 28Graf ik 2.8 Inf lasi Juni 2014 per Kelompok Barang (mtm) 28

    vi

  • Graf ik 2.9 Inf lasi Komoditas Bumbu-bumbuan (mm) 29Graf ik 2.10 Inf lasi Sub Kelompok Padi-padian (mtm) 29Graf ik 2.11 Inf lasi Daging dan elur (mtm) 30Graf ik 2.12 Inf lasi Transportasi (mtm) 30Graf ik 2.13 Inf lasi Kelompok Sandang (mtm) 32Graf ik 2.14 Inf lasi Tarip Lisrik (mtm) 32Graf ik 2.15 Inf lasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan 33Graf ik 2.16 Inf lasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan 33Graf ik 2.17 Inf lasi (qtq) Sub Kelompok Makanan, Minuman, Rokok dan Tembakau 33Graf ik 2.18 Inf lasi (qtq) Sub Kelompok Perumahan, Air, List rik, Gas dan Bahan Bakar 33Graf ik 2.19

    Komoditas Penyumbang Inf lasi Sub Kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol (qtq) 34

    Graf ik 2.20 Inf lasi Sub Kelompok Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya (qtq) 34Graf ik 2.21 Inf lasi Sub Kelompok Daging dan Hasil-hasilnya (qtq) 35

    Graf ik 2.22Inf lasi Tahunan (yoy) Sub Kelompok 2013-2014

    36

    Graf ik 2.23Inf lasi Kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi, Sandang dan Transpor (yoy) 2010-2014 36

    Graf ik 2.24Inf lasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2013-2014 37

    Graf ik 2.25 Inf lasi (yoy) Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 37Graf ik 2.26 Perbandingan Inf lasi Tahunan (mtm) 8 Kota di Jawa Timur 38Graf ik 2.27 Perbandingan Inf lasi Tahunan (yoy) 8 Kota di Jawa Timur 38Graf ik 2.28 Disagregasi Inf lasi Jawa Timur (yoy) 40Graf ik 2.29 Perbandingan Disagregasi Inf lasi Jat im & Rata-ratanya (yoy) 40Graf ik 2.30 Perbandingan Disagregasi Inf lasi Jat im (mtm) 40Graf ik 2.31 Disagregasi Inf lasi Jat im (mtm) 40Graf ik 2.32 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen 43Graf ik 2.33 Ekspektasi Harga Pedagang yang akan datang 43Graf ik 3.1 Perkembangan LDR 48Graf ik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 48Graf ik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 48Graf ik 3.4 Perkembangan Total Aset Bank Umum 49Graf ik 3.5 Proporsi Aset Bank Umum 49Graf ik 3.6 Pertumbuhan DPK Bank Umum 49Graf ik 3.7 Pertumbuhan Dana Pihak Ket iga (y-o-y) 50Graf ik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ket iga (qtq) 50

    vii

  • Graf ik 3.9 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 51Graf ik 3.10 Komposisi DPK Bank Umum (%) 51Graf ik 3.11 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 51Graf ik 3.12 Pertumbuhan Kredit (yoy) 53Graf ik 3.13 Pertumbuhan Kredit (qtq) 53Graf ik 3.14 Perkembangan NPL 53Graf ik 3.15 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 54Graf ik 3.16 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 54Graf ik 3.17 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (yoy) 54Graf ik 3.18 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (qtq) 54Graf ik 3.19 Proporsi Kredit Sektoral 55Graf ik 3.20 NPL Kredit Sektoral (%) 56Graf ik 3.21 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 56Graf ik 3.22 Perkembangan Kredit UMKM 58Graf ik 3.23 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 58Graf ik 3.24

    Prosentase Penyaluran Kredit UMKM di Jawa Timur Berdasarkan lokasi Proyek 59

    Graf ik 3.25 Perkembangan NPL Perbankan 61Graf ik 3.26 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq) 62Graf ik 3.27 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) 62Graf ik 3.28 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur 63Graf ik 3.29 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy) 63Graf ik 3.30 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 63Graf ik 3.31 Pangsa Pembiayaan Syariah per jenis Penggunaan 63Graf ik 3.32 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Rat io (FDR) Perbankan Syariah di Jawa Timur 64Graf ik 3.33 Pertumbuhan Dana Pihak Ket iga BPR (% yoy) 65Graf ik 3.34 Pertumbuhan Kredit BPR (yoy) 65Graf ik 3.35 Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan 66Graf ik 3.36 Perkembangan LDR & NPL BPR 66Graf ik 3.37 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 67Graf ik 3.38 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 67Graf ik 3.39 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 68Graf ik 3.40

    Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 68

    Graf ik 3.41Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 68

    Graf ik 3.42 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 68Graf ik 3.43 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 69Graf ik 3.44 Proporsi Kredit Perjenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 70Graf ik 3.45 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 71

    viii

  • Graf ik 3.46 Perkembangan Arus Uang Tunai (inf low - out f low) dalam juta rupia 73Graf ik 3.47 Perkembangan Net Flow Jawa Timur 73Graf ik 3.48 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 74Graf ik 3.49 Stat ist ik Uang Palsu yg Ditemukan 75Graf ik 3.50 Stat ist ik Uang Palsu yg Ditemukan 75Graf ik 3.51 Stat ist ik Pecahan Uang Palsu yg Ditemukan 75Graf ik 3.52 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 77Graf ik 3.53 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 78Graf ik 3.54 Pertumbuhan Transaksi RTGS (QTQ) 78Graf ik 3.55 6 Kota Dengan Akt ivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw I 2014 79Graf ik 3.56 Perkembangan Transaksi Kliring di Jat im 80Graf ik 3.57 Tolakan Transaksi Kliring di Jat im 80Graf ik 4.1 Perkembangan APBD Provinsi Jat im 80Graf ik 4.2 Proporsi Anggaran Pendapatan Daerah Jat im 82

    Graf ik 4.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah) 84Graf ik 4.4 Proporsi Anggaran Belanja Tidak langsung Prov. Jat im 85Graf ik 4.5 Proporsi Anggaran Belanja Langsung Prov. Jat im 86Graf ik 4.6 Realisasi Anggaran Belanja 2013 dan 2014 87Graf ik 5.1 Perkembangan Share Tenaga Kerja Sisi Sektoral 91Graf ik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 92Graf ik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 92Graf ik 5.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 92Graf ik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 94Graf ik 5.6 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 94Graf ik 5.7 Perubahan NTP Jat im, Indeks harga yang diterima (lt ), Indeks harga yang dibayar (lb) 2012 - 2013 96Graf ik 5.8 Subsektor NTP Jat im (%) 97Graf ik 5.9 NTN, IT dan IB Jat im 98Graf ik 5.10 Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%) 99Graf ik 6.1 Indeks Ekspetasi Konsumen (IEK) 102Graf ik 6.2 Indeks Ekspetasi Penghasilan 102

  • Ringkasan Eksekutif

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2014

    x

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    KAJIAN EKONOM I REGIONAL (KER) TRIWULAN II 2014

    Asesmen Perkembangan M akro Ekonomi Perekonomian Jawa Timur (Jatim) menunjukkan perlambatan pada triwulan II 2014. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini tercatat sebesar 5,9% (yoy), melambat 0,5% (yoy) dibandingkan triwulan I 2014 (6,4% , yoy) ).

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan periode ini didorong masih kuatnya konsumsi rumah tangga. Selain dinamika ekonomi nasional yang memengaruhi kinerja perekonomian Jatim, faktor global juga turut memberikan pengaruh. Tercatat kinerja ekspor dalam dan luar negeri Jatim mengalami koreksi. Namun demikian, net perdagangan Jatim masih terjaga surplus. Selain itu, aksi wait and see para pelaku usaha kembali mendorong koreksi pertumbuhan investasi. Kegiatan investasi masih banyak berupa non bangunan, yang cenderung bersifat maintenance mesin sebagaimana terlihat dari data impor luar negeri Jatim.

    Dari sisi penawaran, perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja sektor non Industri atau sektor Jasa. Saluran perlambatan ekonomi KTI pada Jatim terindikasi berpengaruh melalui sektor non Industri dengan lag 2 (dua) periode. Tercatat kinerja sektor pertambangan, bangunan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa mengalami perlambatan di kisaran 0,3% - 4,3% (yoy). Penurunan cukup dalam pada sektor jasa disebabkan oleh pengurangan jumlah tenaga honorer. Selain itu, penurunan kinerja subsektor tanaman bahan makanan dan peternakan disebabkan karena belum masuknya musim panen serta kenaikan biaya input pertanian (pupuk), sehingga memperlambat kinerja sektor pertanian. Namun, perlambatan ini masih tertahan oleh laju pertumbuhan 2 (dua) sektor utama Jatim, yaitu sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR).

    Asesmen Inflasi Inflasi Jatim pada Tw II-2014 sebesar 6,66% (yoy) sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (6,59% ) dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (6,70% ). Perhitungan inflasi pada tahun 2014 ini t idak lagi menggunakan Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2007 melainkan menggunakan SBH tahun 2012 dan dilakukan di 8 (delapan) Kabupaten/Kota di Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Sumenep, Probolinggo, Madiun dan Banyuwangi.

    Pada periode ini, kelompok core inflation menjadi penyumbang utama inflasi Jawa Timur (3,09% -yoy), disusul oleh administered price (2,48% ) dan core inflation (1,09% ). Tingginya ekspektasi masyarakat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri mendorong kenaikan konsumsi, dan menjadi salah satu penyebab kenaikan inflasi kelompok int i. Inflasi kelompok administered price lebih didorong oleh penyesuaian tarip listrik khususnya untuk rumah tangga R3 (>6.600 VA) dan adanya pajak daerah tembakau yang mempengaruhi harga rokok. Sedangkan inflasi kelompok volatile food walaupun telah kembali kepada pola normal namun sedikit meningkat disebabkan t ingginya permintaan masyarakat akan bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pada saat Ramadhan.

    Kinerja ekonomi Jatim melambat sebesar 5,94% (yoy), lebih t inggi dibandingkan nasional (5,12% ).

    Inflasi Jatim terkoreksi di level 6,66% , lebih rendah dibanding inflasi nasional (6,70% ).

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2014

    xi

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, inflasi Jawa Timur menempati urutan terendah ketiga setelah Jawa Barat dan DI Yogyakarta. Terkendalinya inflasi tersebut t idak lepas dari peran serta semua pihak yang dikoordinasikan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur. Realisasi inflasi di kawasan Jawa mulai dari yang terendah yaitu Jawa Barat (6,08% ), DI Yogyakarta (6,35% ), Jawa Timur (6,66% ), DKI Jakarta (7,09% ), Jawa Tengah (7,26% ) dan tert inggi di Provinsi Banten (8,52% ).

    Asesmen Perbankan Kinerja perbankan di Jawa Timur pada triwulan II-2014, secara umum masih menunjukkan perkembangan yang relatif baik. Aset dan penghimpunan dana masyarakat (DPK) masih lebih t inggi dari periode sebelumnya, sementara penyaluran kredit mengarah perlambatan. Risiko likuiditas (LDR) membaik ditengah risiko kredit (NPL) yang cenderung meningkat.

    Aset perbankan tercatat sebesar Rp451,85 triliun atau tumbuh 16,32% (yoy), lebih t inggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 15% (yoy). Kenaikan aset diimbangi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai 16,62% (yoy) atau sebesar Rp356,39 triliun dan pertumbuhan kredit mencapai 19,18% atau sebesar Rp325,98 triliun. DPK tumbuh lebih t inggi dibandingkan triwulan sebelumnya, sedangkan penyaluran kredit yang disalurkan berdasarkan lokasi kantor bank di Jawa Timur ini mulai mengarah perlambatan. Kondisi ini mendorong risiko likuiditas yang tercermin dari rasio LDR cenderung membaik meskipun masih mencatatkan angka yang relatif t inggi sebesar 91,47% , sedangkan risiko kredit mulai mengarah peningkatan di level 2,12% .

    Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2014 Tren perbaikan ekonomi Jawa Timur diperkirakan terjadi pada triwulan III 2014. Perekonomian Jawa Timur diperkirakan mampu berekspansi dari 5,94% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 6,23% (yoy) pada triwulan III 2014.

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih ditopang oleh peningkatan belanja/konsumsi rumah tangga, konsumsi Pemerintah serta membaiknya kinerja ekspor-impor. Dari sisi pembelanjaan Pemerintah Daerah, pada triwulan III 2014 diperkirakan mampu meningkat sebesar 10,50% . Belanja rut in pegawai diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebabnya.

    Pada triwulan III 2014, ekspor diperkirakan mampu tumbuh posit if dengan impor yang cenderung menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya. Melanjutnya perbaikan perekonomian negara maju dan upaya diversif ikasi tujuan ekspor, terutama ke Timur Tengah dan Afrika Selatan menjadi faktor penyebab peningkatan neraca perdagangan Jawa Timur. Selain itu, adanya tren peningkatan harga komoditas internasional di triwulan III 2014 berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor Jawa Timur. Investasi Jawa Timur di triwulan III 2014 juga diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan perbaikan ekonomi negara maju selaku investor utama Jawa Timur.

    Dari sisi penawaran, perekonomian Jawa Timur masih ditopang oleh t iga sektor utama (PHR, Industri Pengolahan dan Pertanian). Namun demikian,

    Kinerja perbankan di Jawa Timur masih terus menunjukkan perkembangan posit if dengan pertumbuhan kredit mencapai 19,18% (yoy).

    Ekonomi Jatim pada triwulan III 2014 diperkirakan tumbuh pada rentang 6,0% - s.d 6,4% (yoy).

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2014

    xii

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    perkembangan ketiganya pada triwulan III 2014 cenderung berbeda-beda. Sektor pertanian dan PHR diperkirakan mengalami peningkatan, sementara Industri Pengolahan cenderung melambat.

    Sektor pertanian diperkirakan mampu terakselerasi seiring dengan dimulainya masa panen tanaman bahan makanan (tabama) memasuki bulan Juli 2014. Sementara itu, di sektor peternakan, permintaan daging sapi, daging ayam dan telur ayam yang t inggi pada lebaran turut berkontribusi pada peningkatan sektor ini. Perbaikan kinerja sektor PHR diperkirakan terus berlanjut hingga triwulan III 2014. Adanya momen lebaran di triw ulan ini menjadi sumber utama yang meningkatkan arus perdagangan, hotel dan restoran. Industri pengolahan pada triwulan ini cenderung mengalami perlambatan. Perlambatan ekonomi KTI masih berkontribusi pada perlambatan kinerja sub sektor mesin dan alat angkut. Sementara itu, pengenaan PPn 10% pada komoditas pertanian yang masuk ke sektor industri diperkirakan mampu berpengaruh pada perlambatan sub sektor industri makanan-minuman di triw ulan berikutnya.

    Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga, maka inflasi kota Jawa Timur pada Tw III-2014 diperkirakan secara tahunan (yoy) berada di kisaran 4,3% s/d 4,6% .

    Dari sisi inflasi volatile foods, beberapa sentra produksi di Jawa Timur seperti beras di Jember dan Banyuwangi, bawang merah di Nganjuk serta cabai di Kediri masih memasuki musim tanam di awal Tw III-2014 sehingga diperkirakan akan menambah pasokan di akhir Tw III-2014 (panen gadu) walaupun t idak sebesar pada saat panen raya. Meskipun demikian, perlu diwaspadai pula terjadinya gangguan musim (seperti El Nino atau curah hujan t inggi) yang dapat mengganggu t ingkat produksi komoditas pertanian. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah potensi gangguan ketersediaan daging ayam ras sebagai dampak lanjutan pembatasan produksi bibit ayam atau day old chicken (DOC) dan impor bibit indukan ayam atau grand parent stock (GPS).

    Dari sisi inf lasi administered Prices, kelompok ini diproyeksi akan menjadi pendorong utama inflasi Jawa Timur diantaranya melalui pelaksanaan penyesuaian tarif listrik rumah tangga per 1 Juli 2014 masing-masing sebesar 11,36% (R1), 10,43% (R2) dan 5,70% (R3) setiap 2 (dua) bulan sekali, rencana pemerintah untuk menyesuaikan tarif batas atas angkutan udara pasca Lebaran, kebijakan pembatasan penjualan BBM bersubsidi sebesar 46 juta KL yang mulai berlaku per 1 Agustus 2014, serta berlanjutnya penyesuaian harga komoditas rokok sebagai dampak lanjutan penyesuaian cukai rokok 2013 dan pemberlakuan pajak tembakau. Walaupun mengalami peningkatan tekanan risiko inflasi, namun secara tahunan (yoy) inflasi kelompok ini akan turun dan menuju ke pola normalnya sebagai dampak telah hilangnya dampak base year IHK kenaikan BBM pada tahun 2013.

    Dari sisi core Inflation, inf lasi kelompok ini diproyeksi masih akan meningkat pada Tw III-2014. Hal yang mendasari antara lain dampak lanjutan berbagai kebijakan Pemerintah (pada administered price) yang akan ditransmisikan oleh pelaku usaha kepada harga jual konsumen. Selain itu, dimulainya tahun ajaran baru juga akan meningkatkan inflasi di kelompok pendidikan. Sedangkan secara eksternal, belum stabilnya nilai tukar Rupiah dan f luktuasi harga komoditas internasional juga akan

    Inflasi IHK pada triwulan III 2014, diperkirakan berada di kisaran 4,3% s/d 4,6% (yoy).

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2014

    xiii

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    mempengaruhi t ingkat harga di Jawa Timur khususnya untuk sisi tradable.

    Diperkirakan pada triwulan III 2014 kinerja industri perbankan di Jawa Timur akan tetap menunjukkan peningkatan. Struktur dan pondasi sistem perbankan yang cukup baik diyakini masih dapat terjaga terutama ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh perbankan. Adanya keterbatasan likuiditas dari Dana Pihak Ketiga diperkirakan akan mendorong peningkatan suku bunga kredit dan DPK. Namun demikian, dengan penerapan strategi pengembangan usaha yang tepat serta efisiensi biaya perbankan di Jawa Timur diharapkan mampu terus meningkatkan kinerjanya.

    Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan III 2014 diperkirakan masih cukup t inggi. Hal tersebut berdasarkan pert imbangan adanya momen puasa serta persiapan Lebaran. Sektor ekonomi andalan Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi pertanian masih menjadi sektor unggulan bagi perbankan untuk dibiayai.

    Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2014 Secara keseluruhan diperkirakan pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2014 mencapai 6,0-6,4% (yoy), cenderung melambat dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 6,55% . Pertumbuhan ini diyakini masih yang tert inggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa.

    Dari sisi permintaan, hampir seluruh komponen permintaan mengalami perlambatan. Konsumsi rumah tangga, meskipun masih menjadi penopang utama perekonomian Jawa Timur, namun kinerjanya t idak setinggi tahun 2013. Pelaksanaan Pilpres 2014 kurang mampu menggiatkan konsumsi dan investasi masyarakat seiring aksi wait and see yang berlanjut hingga triwulan III 2014. Sementara itu, adanya momen lebaran juga diperkirakan tidak setinggi pengaruh tahun sebelumnya.

    Di sisi penawaran, pendorong utama perbaikan ekonomi Jatim berasal dari sektor utama, Industri Pengolahan dan sektor pendukung (List rik Gas Air Bersih dan Jasa-Jasa). Sementara itu, dari sisi eksternal, nilai tukar yang mulai menemukan keseimbangannya juga menjadi salah satu faktor pendorong perbaikan kinerja perdagangan Jatim yang mengalami surplus, meskipun cenderung melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perdagangan antar daerah masih terkontraksi akibat perlambatan ekonomi KTI. Sektor pertanian pun hingga akhir tahun 2014 t idak signif ikan terpengaruh oleh adanya El Nino. Efisiensi waduk dan irigasi serta penganekaragaman komoditas yang ditanam menjadi salah satu faktor yang menahan penurunan produksi tanaman pangan.

    Tekanan inflasi pada akhir tahun 2014 diproyeksi mereda dibandingkan periode laporan atau berada di kisaran proyeksi 5,1% - 5,4% (yoy). Dari sisi permintaan, adanya hari raya keagamaan pada Tw II-2014 dan Tw IV-2014 akan menjadi pendorong utama inflasi yang bersifat seasonal. Sementara dari sisi penawaran, telah berakhirnya musim panen raya dan dimulainya musim tanam serta potensi badai El Nino pada tahun 2014 diproyeksi akan sedikit mengurangi kecukupan pasokan di masyarakat.

    Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2014 diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,0-% s.d 6,4% (yoy).

    Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan III 2014 diperkirakan masih tetap t inggi

    Secara keseluruhan, inflasi akhir tahun diperkirakan mereda di kisaran 5,1% -5,4% .

  • Tw I Tw II Tw III Tw IV

    INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

    JAWA TIMUR 139.39 139.55 144.74 145.79

    - Kota Surabaya 138.95 139.09 144.18 145.17

    - Kota Malang 139.65 140.14 145.31 146.65

    - Kota Kediri 138.00 138.82 144.47 145.45

    - Kab. Jember 139.66 139.33 144.83 145.65

    - Kota Probolinggo 144.54 137.07 141.63 142.29

    - Kota Madiun 142.52 144.58 150.44 151.75

    - Kab. Sumenep 137.77 142.10 147.45 148.59

    - Kab. Banyuwangi

    LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

    JAWA TIMUR 6.75 5.93 7.78 7.59

    - Kota Surabaya 6.63 5.86 7.76 7.52

    - Kota Malang 7.01 6.46 8.16 7.92

    - Kota Kediri 6.70 6.05 7.79 8.05

    - Kab. Jember 6.51 5.38 7.77 7.21

    - Kota Probolinggo 8.20 5.59 8.02 7.98

    - Kota Madiun 6.04 6.39 7.22 7.52

    - Kab. Sumenep 7.42 5.10 6.76 6.62

    - Kab. Banyuwangi

    PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 101,592,876 104,838,963 106,972,444 106,024,163

    - Pertanian 16,210,298 14,378,586 13,851,750 10,889,462

    - Pertambangan dan Penggalian 1,949,636 2,177,323 2,270,837 2,299,832

    - Industri Pengolahan 24,618,463 25,452,321 26,272,724 27,153,725

    - Listrik, gas, dan air bersih 1,328,343 1,381,232 1,371,165 1,405,760

    - Bangunan 3,132,579 3,564,182 3,594,584 3,714,675

    - Perdagangan, Hotel dan Restoran 32,903,774 34,637,806 35,766,969 36,122,757

    - Pengangkutan dan komunikasi 7,707,809 8,393,503 8,800,228 8,936,202

    - Keuangan, persewaan, dan jasa 5,594,390 5,865,905 5,954,027 6,041,520

    - Jasa 8,147,583 8,988,106 9,090,159 9,460,230

    Pertumbuhan (yoy)

    - Pertanian 1.42 1.42 1.92 1.65

    - Pertambangan dan Penggalian 2.91 2.34 4.72 3.19

    - Industri Pengolahan 5.16 6.62 5.36 5.25

    - Listrik, gas, dan air bersih 5.61 4.60 4.63 4.16

    - Bangunan 8.26 10.53 8.46 8.99

    - Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.38 8.92 8.52 7.72

    - Pengangkutan dan komunikasi 10.98 10.04 10.70 10.06

    - Keuangan, persewaan, dan jasa 8.49 8.24 7.39 6.70

    - Jasa 5.68 5.72 4.95 4.98

    Pertumbuhan PDRB (yoy ) 6.57 6.90 6.51 6.21

    2013

    INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

    LAMPIRAN

    INDIKATOR

    xviii

  • A. Perbankan

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw IIBank Umum :Total Asset (Rp. Triliun) 362.32 379.47 406.88 420.52 417.36 442.61DPK (Rp. Triliun) 287.82 293.80 313.69 335.31 332.44 350.74- Tabungan (Rp. Triliun) 130.08 133.15 140.54 151.77 144.69 147.57- Giro (Rp. Triliun) 46.57 45.98 51.85 53.34 52.22 60.44- Deposito (Rp. Triliun) 111.16 114.67 121.31 130.19 135.53 142.73Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 245.21 265.35 284.35 304.11 304.41 318.60- Modal Kerja 142.72 153.43 165.97 181.17 179.72 186.91- Investasi 33.43 38.62 41.56 43.96 44.90 46.30- Konsumsi 69.06 73.31 76.82 78.98 79.79 85.39Non Performing Loan (NPL-Gross) 2.26 2.12 2.02 1.75 2.07 2.12Loan to Deposit Rat io - LDR (%) 85.20% 90.32% 90.64% 90.70% 91.57% 90.83%Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 70.40 78.65 79.16 83.26 84.99 92.29NPL UMKM Gross (%) 3.89 3.56 3.59 3.29 3.72 4.16

    BPR :Total Asset (Rp. Triliun) 8.57 8.97 9.39 9.46 9.46 9.46DPK (Rp. Triliun) 4.98 5.09 5.30 5.41 5.41 5.41- Tabungan (Rp. Triliun) 1.61 1.60 1.65 1.74 1.74 1.74- Deposito (Rp. Triliun) 3.38 3.50 3.65 3.67 3.67 3.67Kredit (Rp. Triliun) 6.19 6.70 6.92 6.85 6.85 6.85- Modal Kerja 4.11 4.48 4.62 4.62 4.62 4.62- Investasi 0.20 0.23 0.26 0.25 0.25 0.25- Konsumsi 1.88 1.99 2.05 1.99 1.99 1.99Non Performing Loan (NPL-Gross) 3.84% 3.88% 4.28% 4.00% 4.00% 4.00%Loan to Deposit Rat io - (LDR) % 124% 131% 131% 127% 127% 127%

    SYARIAH :Total Asset (Rp. Triliun) 17.27 18.74 19.23 21.82 25.97 23.05DPK (Rp. Triliun) 13.27 13.95 14.03 16.91 16.27 16.59- Giro (Rp. Triliun) 1.25 1.30 0.78 0.99 0.84 1.29- Tabungan (Rp. Triliun) 4.97 5.29 5.81 6.50 6.23 6.44- Deposito (Rp. Triliun) 7.04 7.35 7.44 9.43 9.19 8.86Pembiayaan (Rp. Triliun) 12.67 13.81 14.09 15.01 15.79 18.42- Modal Kerja 5.40 5.95 6.26 6.86 7.44 6.73- Investasi 2.31 2.58 2.51 2.77 2.98 3.32- Konsumsi 4.96 5.27 5.32 5.39 5.36 8.37Non Performance Financing (NPF) % 1.91 1.97 2.5 2.59 3.74 3.35Financing to Deposit Rat io (FDR) % 95.50 98.97 100.43 86.76 97.05 111.03

    B. SISTEM PEM BAYARAN

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw IIInf low (Rp. Triliun) 15.99 11.35 18.78 10.98 18.02 12.08Out f low (Rp. Triliun) 8.16 11.77 18.05 14.42 8.97 10.69Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 1.67 3.28 5.02 4.61 5.16 3.85Nominal Transaksi RTGS 510.00 536.39 518.72 487.32 426.96 466.60Volume Transaksi RTGS 257,086 409,646 387,880 411,368 239,219 239,220 Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 36.69 49.46 51.73 44.39 44.55 47.21Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1.30 1.38 1.35 1.06 1.17 1.2Tolakan Kliring (Rp. Juta) 964,720 774,711 964,847 707,567 815,636 967,724 Tolakan Kliring (lembar) 25,418 21,488 25,638 18,731 19,285 21,384

    xvi

    2014

    2014

    LAMPIRAN

    INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

    INDIKATOR

    INDIKATOR 2013

    2013

  • Bab 1 Perkembangan Ekonomi

    Makro Regional

  • 1

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    1 PERKEM BANGAN EKONOM I M AKRO REGIONAL

    1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jaw a Timur Triwulan II 2014 Perekonomian Jawa Timur (Jatim) menunjukkan perlambatan pada triwulan II 2014.

    Pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini tercatat sebesar 5,9% (yoy), melambat 0,5% (yoy) dibandingkan triwulan I 2014 (6,4% , yoy) ). Angka ini lebih t inggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang tercatat sebesar 5,1% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan periode ini didorong masih kuatnya konsumsi rumah tangga. Selain dinamika ekonomi nasional yang memengaruhi kinerja perekonomian Jatim, faktor global juga turut memberikan pengaruh. Tercatat kinerja ekspor dalam dan luar negeri Jatim mengalami koreksi. Namun demikian, net perdagangan Jatim masih terjaga surplus. Selain itu, aksi wait and see para pelaku usaha kembali mendorong koreksi pertumbuhan investasi. Kegiatan investasi masih banyak berupa

    non bangunan, yang cenderung bersifat maintenance mesin sebagaimana terlihat dari data impor luar negeri Jatim. Dari sisi penawaran, perlambatan ekonomi disebabkan menurunnya kinerja sektor non Industri atau sektor Jasa. Saluran perlambatan ekonomi KTI pada Jatim terindikasi

    berpengaruh melalui sektor non Industri dengan lag 2 (dua) periode. Tercatat kinerja sektor pertambangan, bangunan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa mengalami perlambatan di kisaran 0,3% - 4,3% (yoy). Penurunan cukup dalam pada sektor jasa disebabkan oleh penghentian belanja bantuan sosial dan hibah. Selain itu, adanya penambahan Batas Usia Pensiun (BUP) turut berpengaruh pana penurunan jumlah pegawai negeri yang direkrut . Penurunan kinerja subsektor tanaman bahan makanan dan peternakan disebabkan karena belum masuknya musim panen serta

    kenaikan biaya input pertanian (pupuk), sehingga memperlambat kinerja sektor pertanian. Namun, perlambatan ini masih tertahan oleh laju pertumbuhan 2 (dua) sektor utama Jatim, yaitu sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR).

  • 2

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur (Sisi Permintaan)

    I II III IV Total I II

    PDRB (%,yoy) 7.2 7.3 6.7 6.9 6.5 6.2 6.5 6.4 5.9

    Sisi Permintaan

    Konsumsi 6.6 5.6 6.3 6.6 7.1 7.7 6.9 7.9 7.2

    Konsumsi swasta 7.2 6.1 6.8 6.9 7.5 8.2 7.4 8.2 8.7

    Konsumsi Pemerintah 1.3 0.2 0.3 2.8 2.5 2.9 2.3 2.6 (9.1)

    Pembentukan Modal Tetap Bruto 9.7 5.4 6.1 6.3 6.5 7.7 6.7 7.5 5.1

    Ekspor 11.1 11.6 8.5 6.9 5.5 5.2 6.5 9.2 3.1

    Impor 7.6 9.8 5.6 5.0 4.9 6.0 5.4 7.4 4.3

    20142013Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

    Wilayah2011 2012

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Jasa Keu, Persewaan & Jasa Persh.

    Angkutan & Komunikasi PHR

    Bangunan LGA

    Industri Tambang

    Pertanian

    (Rp. Triliun)

    Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Grafik 1.2. Struktur Perekonomian

    1.2.1. SISI PERMINTAAN Pendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan masih bersumber dari

    tumbuhnya konsumsi rumah tangga. Masih t ingginya daya beli masyarakat tercermin dari angka pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Sumber perlambatan ekonomi berasal dari menurunnya kinerja ekspor, investasi dan belanja pemerintah Jatim. Perlambatan transaksi ekspor lebih disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor antar daerah, khususnya untuk

    kelompok barang modal dan kendaraan usaha. Selain itu, kinerja investasi kembali tertahan akibat kecenderungan pelaku usaha untuk menunggu hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 pada triwulan III 2014. Tertahannya penyaluran gaji ketiga belas dan realisasi dana hibah atau bantuan sosial menyebabkan rendahnya serapan anggaran belanja pemerintah daerah. Namun demikian, Pemprov Jatim telah mengupayakan percepatan proses realisasi belanja bantuan keuangan kepada kab/kota.

  • 3

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    14.00

    16.00

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    gPDRB gKons RT gPMTB(%, yoy)

    -6.00

    -4.00

    -2.00

    0.00

    2.00

    4.00

    6.00

    8.00

    10.00

    12.00

    14.00

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    gPDRB gEkspor gImpor(%, yoy)

    Sumber : BPS Jatim

    Sumber : BPS Jatim

    Grafik 1.3. Pertumbuhan Konsumsi & Investasi

    Grafik 1.4. Pertumbuhan Ekspor Impor

    a. Konsumsi Masih kuatnya belanja rumah tangga masyarakat Jatim menjadi faktor utama penahan

    perlambatan ekonomi Jatim triwulan ini. Tercatat konsumsi rumah tangga Jatim meningkat dari 8,2% (yoy) ke 8,7% . Bonus demografi kelompok usia produktif dan meningkatnya kelompok ekonomi menengah ke atas mendorong peningkatan daya beli penduduk Jatim. Di sisi lain, penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) t idak berkontribusi banyak pada belanja masyarakat periode ini. Realisasi belanja banyak didominasi kelompok belanja iklan media massa di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini berbeda dengan penyelenggaraan Pilpres sebelumnya yang cenderung terdesentralisasi ke daerah seiring masih banyaknya penggunaan media non elektronik di daerah.

    Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia Wilayah IV mengkonfirmasi arah pertumbuhan belanja masyarakat Jatim periode ini. Meningkatnya belanja perlengkapan rumah tangga dan kelompok barang budaya dan rekreasi mencerminkan masih t ingginya belanja rumah tangga pada kelompok barang durable good. Selain itu belanja makanan, minuman dan tembakau pun masih tumbuh meningkat seiring meningkatnya daya beli masyarakat Jatim.

  • 4

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    -

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    -

    50

    100

    150

    200

    I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013 2014

    Indeks Omset Riil Bahar Bakar

    Makanan, Minuman & Tembakau Konstruksi (rhs)

    Perlengkapan Rumah Tangga (rhs) Barang Budaya & Rekreasi (rhs)

    (INDEKS) (INDEKS)

    0%

    10%

    20%

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    1000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Konsumsi Listrik Rumah Tangga gKonsumsi Listrik Rumah Tangga (rhs) (%,yoy)(Kwh)

    Grafik 1.5. Indeks Omset Riil Survei Penjualan Eceran

    Grafik 1.6. Konsumsi Listrik Rumah Tangga

    Sementara itu, konsumsi listrik rumah tangga pun tumbuh lebih t inggi dari angka pertumbuhan di sepanjang tahun 2013, lihat grafik 1.6. Terjaganya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) di atas level 110 turut mendorong optimisme konsumen sebagaimana tercermin dari stabilnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di kisaran level 120 pada periode laporan. Meningkatnya angka IKE pada periode laporan disebabkan kenaikan Indeks Penghasilan Saat Ini dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini.

    Namun, pertumbuhan indeks pembelian barang tahan lama (grafik 1.7) diperkirakan akan sedikit tertahan mengingat terbatasnya penyaluran kredit konsumsi perbankan sebagaimana tercermin dari melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi di Jawa Timur. Perlambatan pertumbuhan ini telah dirasakan sektor keuangan, khususnya jenis kredit konsumsi peruntukan rumah t inggal dan kendaraan bermotor yang tercatat melambat di kisaran -1% s.d -8% (yoy) dibandingkan dengan triwulan I 2014, lihat grafik 1.10. Meskipun beberapa komponen masih tumbuh lebih t inggi, yaitu kredit pembiayaan pembelian mobil serta rumah t ipe menengah dan besar. Hal ini mencerminkan masih t ingginya daya beli masyarakat Jatim.

    -

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    -

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    60,000

    70,000

    80,000

    90,000

    100,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013 2014

    Share Kredit Kons.(Rhs) Kredit Konsumsi g Kredit Kons.(Rhs)

    (Rp Miliar) (%, yoy)

    Grafik 1.7. Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Grafik 1.8. Kinerja Kredit Konsumsi

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)INDEKS

  • 5

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    0

    5,000

    10,000

    15,000

    20,000

    25,000

    30,000

    35,000

    40,000

    I II III IV I II III IV I II

    2012 2013 2014

    Sepeda Motor Mobil

    Rmh Tipe Diatas 70 Rmh Tipe 22 s.d. 70

    Rmh s.d. Tipe 21

    (Miliar Rp)

    -50.0

    0.0

    50.0

    100.0

    150.0

    200.0

    I II III IV I II III IV I II

    2012 2013 2014

    gMobil gSepeda Motor

    gRmh s.d. Tipe 21 gRmh Tipe 22 s.d. 70

    gRmh Tipe Diatas 70

    (%, yoy)

    Grafik 1.9. Komposisi Kredit Konsumsi (Rumah & Mobil)

    Grafik 1.10. Penyaluran Kredit Konsumsi (Rumah & M obil)

    Sebagaimana telah diinformasikan sebelumnya, bahwa tumbuhnya konsumsi rumah tangga turut tercermin dari hasil Survei Konsumsi (yang dilakukan KpwBI Wilayah IV) dengan tumbuhnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) (lihat grafik 1.11) di atas level 110. Kenaikan IKE lebih dominan didorong oleh persepsi masyarakat atas membaiknya t ingkat penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja saat ini. Masih t ingginya tantangan sektor riil di tengah risiko kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL), ketidakpastian arah ekonomi negara berkembang serta penyesuaian respon atas UU M inerba menjadi beberapa hal yang dikhawatirkan kelompok masyarakat rumah tangga periode laporan.

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Indeks Penghasilan Saat IniIndeks Ketersediaan Lapangan KerjaIndeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

    INDEKS

    Grafik 1.11. Survei Konsumen Kondisi Saat Ini

    Grafik 1.12. Survei Konsumen Ekspektasi Masyarakat

    Hal senada turut diutarakan responden survei pada indikator Ekspektasi Konsumen

    sebagaimana terkonfirmasi dari melambatnya keyakinan konsumen akan ketersediaan lapangan kerja dalam 6 (enam) bulan mendatang, lihat grafik 1.12. Namun demikian,

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Ekspektasi penghasilan 6 bulan y.a.d.Kondisi ekonomi Indonesia 6 bulan y.a.d.Ketersediaan lapangan kerja 6bl yad

    INDEKS

  • 6

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    keseluruhan nilai indeks masih di atas 100. Hal ini mencerminkan masyarakat cenderung optimis karena nilai bersih di atas 100 sama dengan jumlah responden yang merasa optimis lebih besar dibandingkan dengan jumlah responden yang merasa pesimis.

    Sementara itu, pertumbuhan simpanan perorangan sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi masyarakat kembali menurun, dengan melanjutkan pola perlambatan triwulan sebelumnya, lihat grafik 1.14. Tertahannya pertumbuhan variabel ini diduga sebagai akibat dari terbatasnya ruang pembiayaan perbankan sehingga masyarakat cenderung memanfaatkan dana simpanannya sebagai salah satu sumber pembiayaan konsumsi. Namun demikian, angka pertumbuhan ini masih lebih t inggi dibandingkan kondisi di tahun 2010 dan

    2011. Selanjutnya, tracking atas perkembangan kinerja impor barang konsumsi masyarakat Jatim mengindikasikan adanya peningkatan kebutuhan konsumsi barang impor, yang didominasi kelompok bahan makanan sebagai konsekwensi dari menurunnya kinerja subsektor tanaman bahan makanan dan peternakan Jatim.

    -40

    -20

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    -

    100,000,000

    200,000,000

    300,000,000

    400,000,000

    500,000,000

    600,000,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013 2014

    Impor Barang Konsumsi g_Impor Brg Konsumsi-Skala Kanan

    (USD) (% , yoy)

    (10)

    -

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    -

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    gDPK Perorangan gGiro Perorangan (rhs)

    gTab Perorangan (rhs) gDep Perorangan (rhs)

    (%, yoy) (%, yoy)

    Grafik 1.13. Impor Barang Konsumsi

    Grafik 1.14. Simpanan Perorangan di Perbankan

    b. Investasi Kinerja investasi di triwulan II 2014 tumbuh lebih rendah (5,1% - yoy) dibandingkan

    dengan triwulan IV 2013 (7,5% ). Perlambatan investasi terutama dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang tercatat menurun dari USD 812,63 Juta menjadi USD 635,12 Juta atau sebesar -21,8% (yoy), lihat grafik 1.15. Sementara investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih terjaga stabil pada level 10,5 Triliun atau tumbuh sebesar 0,28% (Grafik 1.15 dan Grafik 1.16). Berdasarkan hasil liaison dan survei, kenaikan komponen biaya produksi meliputi upah tenaga kerja dan tarif energi turut memberikan sentimen negatif terhadap minat investor asing maupun dalam negeri untuk berinvestasi di Jawa Timur. Faktor

  • 7

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    perlambatan investasi juga diinformasikan pelaku usaha dari kegiatan liaison yang lebih memilih untuk melakukan wait and see terhadap hasil Pilpres 2014.

    -500%

    0%

    500%

    1000%

    1500%

    2000%

    2500%

    3000%

    3500%

    -

    200

    400

    600

    800

    1,000

    1,200

    1,400

    1,600

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Nilai Proyek PMA

    gNilai Proyek PMA (%, yoy)(USD Juta) (%, yoy)

    -100%

    0%

    100%

    200%

    300%

    400%

    500%

    600%

    700%

    -

    50

    100

    150

    200

    250

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Nilai Proyek PMDN

    gNilai Proyek PMDN (%, yoy)(Rp Milyar) (%, yoy)

    Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

    Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

    Grafik 1.15. Nilai Proyek PMA

    Grafik 1.16. Nilai Proyek PMDN

    -100%

    0%

    100%

    200%

    300%

    -

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Jumlah Proyek PMA

    gJumlah Proyek PMA (%, yoy)

    Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

    -100%

    0%

    100%

    200%

    300%

    -

    50

    100

    150

    200

    250

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Jumlah Proyek PMDN

    gJumlah Proyek PMDN (%, yoy)(Jumlah) (%, yoy)

    Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal

    Grafik 1.17. Jumlah Proyek PMA Grafik 1.18. Jumlah Proyek PMDN

    Pelemahan investasi di Jawa Timur pada triwulan I 2014 juga diindikasikan dari penyaluran kredit investasi yang tumbuh menurun (19,55% - yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 33,84% (grafik 1.20). Sebagaimana telah diinformasikan sebelumnya, berdasarkan hasil liaison, pelaku usaha masih mengambil sikap wait and see dengan meminimalisasi investasi.

    Adapun investasi yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan adalah maintenance mesin yang dilakukan secara reguler ataupun peremajaan mesin lama tanpa menambah kapasitas produksi. Dengan adanya kenaikan biaya tenaga kerja, perusahaan berusaha menekan biaya produksi dengan menerapkan sistem otomasi pada produksi. Kondisi ini mendorong pada peningkatan impor barang modal, yang didominasi impor mesin. Tercatat, pertumbuhan kelompok mesin industri meningkat t inggi dari 12% menjadi 43% .

  • 8

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    Kelompok impor suku cadang mesin pun melonjak dari 32% menjadi 72% . Selain untuk memenuhi fungsi perawatan, meningkatnya impor suku cadang diindikasikan sebagai bagian dari strategi otomasi mesin. Beberapa perusahaan yang melakukan pembelian mesin industri dari Tiongkok mewajibkan ketersediaan suku cadang dengan membeli paket mesin dan suku cadang, mengingat beberapa jenis mesin t idak memiliki perwakilan maintenance di Jatim.

    Di sisi lain, menurunnya sektor pertambangan di KTI mengakibatkan perlambatan nilai impor kendaraan yang biasa digunakan sebagai alat produksi pada sektor pertambangan. Secara keseluruhan impor barang modal ke Jatim meningkat dari level 5% (yoy) menjadi 38% .

    0%

    2%

    4%

    6%

    8%

    10%

    12%

    14%

    16%

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

    Pembentukan Modal Tetap Bruto

    gPMTB (rhs)

    (Rp

    Triliun)

    (%, yoy)

    -5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    0

    50,000,000

    100,000,000

    150,000,000

    200,000,000

    250,000,000

    300,000,000

    350,000,000

    I II III IV I II III IV I II

    2012 2013 2014

    Modal Kerja Investasi Konsumsi

    gModal Kerja (Skala Kanan) gInvestasi (Skala Kanan) gKonsumsi (Skala Kanan)(Juta Rp)

    Sumber : BPS Jatim

    Grafik 1.19. Kinerja PMTB (Investasi Sektor Riil)

    Grafik 1.20. Penyaluran Kredit Investasi

    -50

    -40

    -30

    -20

    -10

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    -

    100,000,000

    200,000,000

    300,000,000

    400,000,000

    500,000,000

    600,000,000

    700,000,000

    800,000,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013 2014

    Impor Barang Modal g_Impor Brg Modal-Skala Kanan

    (USD) (% , yoy)

    (30.0)

    (20.0)

    (10.0)

    -

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    60.0

    70.0

    -

    100,000,000

    200,000,000

    300,000,000

    400,000,000

    500,000,000

    600,000,000

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw IV

    2011 2012 2013 2014

    Mesin Kendaraan (u/ Industri)Alat Rakit Mobil Pribadi gMesin (rhs)

    (USD) (%, yoy)

    Grafik 1.21. Impor Barang Modal Grafik 1.22. Realisasi Pend. & Belanja Tw . I 2014

    Mayoritas responden kegiatan liaison mengindikasikan kecenderungannya untuk menahan investasi usahanya terkait belum pastinya Presiden terpilih termasuk arah

  • 9

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    kebijakan pemerintah 5 (lima) tahun mendatang. Hal ini tercermin dari masih rendahnya rencana dan realisasi investasi pelaku usaha responden liaison pada triwulan II 2014 (lihat grafik 1.23). Di sisi lain, investasi industri padat karya semisal industri tekstil dan alas kaki pada tahun ini tercatat menurun cukup dalam. Dengan demikian, peralihan sistem produksi sektor industri pada semi otomatis pun turut mendorong perlambatan kinerja investasi pada periode laporan.

    Indikator lainnya mengindikasikan sedikit peningkatan pada kinerja sektor bangunan sebagaimana dapat dilihat pada grafik 1.24 atas kinerja penjualan semen di Jatim. Berprosesnya transisi sistem produksi menjadi semi otomasi turut mendorong peningkatan impor barang modal, khususnya kelompok mesin industri. Di sisi lain, impor kendaraan industri mengalami perlambatan seiring menurunnya permintaan dari w ilayah KTI akibat penurunan kinerja sektor pertambanga pasca pemberlakuan UU M inerba di awal tahun 2014.

    Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (ASI)

    Grafik 1.23. Rencana & Realisasi Investasi

    Grafik 1.24. Konsumsi Semen

    -40

    -20

    0

    20

    40

    60

    80

    -

    100,000,000

    200,000,000

    300,000,000

    400,000,000

    500,000,000

    600,000,000

    700,000,000

    800,000,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013 2014

    Impor Barang Modal g_Impor Brg Modal-Skala Kanan

    (USD) (% , yoy)

    -100

    -50

    0

    50

    100

    150

    200

    -

    100,000,000

    200,000,000

    300,000,000

    400,000,000

    500,000,000

    600,000,000

    700,000,000

    800,000,000

    900,000,000

    1,000,000,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013 2014

    Suku Cadang Mesin Kendaraan (u/ Industri)

    Mesin gKend. Industri - Skala Kanan

    gSk Cdg Msn - Skala Kanan gMesin - Skala Kanan

    (USD) (% , yoy)

    Grafik 1.25. Impor Barang Modal Grafik 1.26. Komposisi Impor Barang Modal

    -

    0,50

    1,00

    1,50

    2,00

    2,50

    3,00

    I II III IV I II III IV I II

    2012 2013 2014

    Investasi Perk Rencana Investasi

  • 10

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    c. Ekspor Impor Di tengah melambatnya kinerja ekspor impor Jatim, tercatat neraca perdagangan

    Jatim masih dalam kondisi net ekspor (surplus), yang banyak disumbang dari transaksi ekspor impor dalam negeri. Meskipun pertumbuhan ekspor dalam negeri melambat cukup dalam (dari level 17% (yoy) menjadi 14% ), namun masih mencatatkan angka surplus, mengingat masih rendahnya angka kebutuhan impor Jatim dari daerah lain. Perlambatan kinerja ekspor dalam negeri turut disebabkan dari menurunnya permintaan impor kendaraan sektor pertambangan melalui Pelabuhan Tanjung Perak, yang di-ekspor kembali ke w ilayah KTI.

    Berbeda dengan triwulan I 2014, transaksi perdagangan luar negeri Jatim kembali mencatatkan angka defisit sebesar -1,2 juta USD. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor dari -0,002% (yoy) menjadi -0,11% , sedangkan impor sedikit menurun dari 0,03% (yoy) menjadi -0,02% . Perlambatan kinerja ekspor impor luar negeri lebih disebabkan berkurangnya marjin usaha sebagai akibat dari meningkatnya biaya produksi dan masih t ingginya kandungan impor bahan baku.

    -2,000,000

    -1,000,000

    0

    1,000,000

    2,000,000

    3,000,000

    4,000,000

    5,000,000

    6,000,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II*

    2011 2012 2013 2014

    Net ekspor Net Ekspor DN Net Ekspor LN

    (Juta Rp)

    Sumber : BPS Jatim

    Sumber : Bloomberg

    Grafik 1.27. Kinerja Ekspor Impor Jatim

    Grafik 1.28. Kinerja Manufaktur Kawasan Eropa

    c. 1. Ekspor Impor Antar Daerah Di tengah perlambatan kinerja ekspor antar daerah Jatim, kondisi neraca perdagangan

    masih mencatatkan angka net ekspor (surplus), yang meningkat sebesar 0,29 juta USD. Tercatat ekspor antar daerah Jatim tumbuh melambat dari 17,35% (yoy) menjadi 14,21% , sedangkan impor terjaga stabil di 10% (yoy), lihat grafik 1.29.

    Perlambatan performa ekspor perdagangan antar daerah Jatim terutama didorong dari menurunnya permintaan barang impor kendaraan industri sebagai akibat melambatnya kinerja sektor pertambangan pasca pemberlakuan UU M inerba. Terjaganya impor antar daerah turut mengkonfirmasi masih stabilnya kinerja sektor industri pengolahan di Jatim. Hal

  • 11

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    ini berdasarkan data bahwa komoditas impor antar daerah masih didominasi kelompok

    bahan baku industri Jatim berupa aneka kayu dan makanan laut. Sedangkan barang logam menurun tajam pasca pemberlakuan UU M inerba di awal tahun 2014. Keseluruhan transaksi perdagangan antar daerah ini terindikasi dari realisasi yang lebih rendah pada jumlah volume barang yang dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Perak, lihat grafik 1.30.

    -0.1

    -0.05

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0

    10,000,000

    20,000,000

    30,000,000

    40,000,000

    50,000,000

    60,000,000

    70,000,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II*

    2011 2012 2013 2014

    Ekspor DN Impor DNNet Ekspor DN gEkspor DN-Skala KanangImpor DN-Skala Kanan

    (Juta Rp) (%,yoy)

    Grafik 1.29. Kinerja Perdagangan LN & DN Grafik 1.30. Bongkar Muat Ekspor DN (Tj.Perak)

    c. 2. Ekspor Impor Luar Negeri Neraca perdagangan luar negeri Jatim kembali mengalami defisit sebesar -1,27 juta

    USD, setelah sebelumnya mencatat angka posit if pada triwulan I 2014. Masih t ingginya ketergantungan impor luar negeri mendorong pelemahan neraca perdagangan Jatim. Selain itu, beberapa ekspor yang masih memasuki masa transisi menuju sistem produksi yang semi otomasi turut mendorong pelemahan daya saing produk seiring semakin minimnya marjin usaha yang diperoleh sektor usaha. Hal ini mendorong menurunnya kinerja ekspor luar negeri di tengah stabilitas angka impor luar negeri.

    c. 2.1. Ekspor Luar Negeri Perlambatan kinerja ekspor luar negeri Jatim menjadi -10,53% (yoy) pada triwulan ini

    dipicu menurunnya volume ekspor hasil olahan logam (dampak UU M inerba) dan industri makanan minuman, lihat grafik 1.31. Namun, upaya diversif ikasi negara tujuan mulai membuahkan hasil dengan melonjaknya permintaan ke kawasan Afrika dan Timur Tengah, lihat grafik 1.33. Namun, berdasarkan informasi dari pelaku usaha, upaya diversif ikasi ini masih belum mampu menyamai permintaan ekspor ke negara maju. Perlambatan ekspor diikuti dengan impor yang menurun, sehingga neraca perdagangan Jatim defisit sebesar 142,2 juta USD (Grafik 1.32). Perlambatan transaksi ekspor Jatim utamanya disebabkan oleh penurunan komoditas kertas dan furniture (Grafik 1.34). Di tengah melemahnya nilai tukar, marjin ekspor komoditas berbahan baku dalam negeri mengalami peningkatan. Berdasarkan

  • 12

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    konfirmasi pada pelaku usaha, pelemahan kinerja keduanya merupakan pola seasonal, yang diharapkan kembali membaik pada triwulan III 2014 seiring t ibanya pesanan menjelang perayaan Natal.

    -15

    -10

    -5

    0

    5

    10

    -1,500,000

    -1,000,000

    -500,000

    0

    500,000

    1,000,000

    1,500,000

    2,000,000

    2,500,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II*

    2011 2012 2013 2014

    Net Ekspor LN gEkspor LN-Skala Kanan

    gImpor LN-Skala Kanan

    (Juta Rp) (%,yoy)

    -6000

    -4000

    -2000

    0

    2000

    4000

    6000

    I II III IV I II III IV I II*

    2012 2013 2014

    EKSPOR IMPOR NET EKSPOR(Juta USD)

    Grafik 1.31. Kinerja Perdagangan LN Grafik 1.32. Neraca Perdagangan Ekspor LN

    20.46 325.17

    327.67 468.61

    975.25729.10

    780.11 636.07

    471.22544.26

    389.90

    326.71

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    I II III IV I II III IV I II III IV I

    2011 2012 2013 2014

    MEE RRC Japan ASEAN USA South Africa(Juta USD)

    178.39471.33

    627.83

    529.19

    262.18218.22

    1,068.28

    165.22

    241.08

    269.39

    0.00

    500.00

    1,000.00

    1,500.00

    2,000.00

    2,500.00

    I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013 2014

    Furniture & Foot Wear Manufactures of Metal

    Paper and paperboard Organic chemicals

    Animal or vegt. fats and oils

    (Juta USD)

    Grafik 1.33. Negara Utama Tujuan Ekspor Grafik 1.34. Bongkar Muat Ekspor DN (Tj.Perak)

    c. 2.2. Impor Luar Negeri Kinerja impor luar negeri Jatim pada Triwulan II 2014 menunjukkan penurunan dari

    0,03% (yoy) menjadi - 0,02% (Grafik 1.35). Impor Jatim yang sebagian besar didominasi oleh barang bahan baku dan barang modal menunjukkan karakter ekonomi Jatim sebagai daerah industri. Perlambatan impor periode ini disebabkan menurunnya impor barang konsumsi, sedangkan jenis barang modal dan bahan baku masih mengalami peningkatan. Berdasarkan klasif ikasi HS 2 Digit, komposisi impor Jatim pada triwulan II 2014 masih didominasi oleh

    komoditas mesin industri (14,8% dari total impor), iron and steel (9,53% ) dan plastics (7,14% ).

  • 13

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    -15

    -10

    -5

    0

    5

    10

    -1,500,000

    -1,000,000

    -500,000

    0

    500,000

    1,000,000

    1,500,000

    2,000,000

    2,500,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II*

    2011 2012 2013 2014

    Net Ekspor LN gEkspor LN-Skala Kanan

    gImpor LN-Skala Kanan

    (Juta Rp) (%,yoy)

    -40

    -20

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    -

    1,000,000,000

    2,000,000,000

    3,000,000,000

    4,000,000,000

    5,000,000,000

    6,000,000,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013 2014

    Impor Barang Modal Impor Bahan Baku

    Impor Barang Konsumsi g_Impor Brg Modal-Skala Kanan

    g_Impor Bhn Baku-Skala Kanan g_Impor Brg Konsumsi-Skala Kanan

    (USD) (% , yoy)

    1.2.2. SISI PENAWARAN

    Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan II 2014 masih

    didominasi oleh t iga sektor utama, yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian. Kontribusi masing-masing sektor tersebut terhadap PDRB Jawa Timur triwulan II 2014 sebesar 31,39% (PHR), 26,26% (Industri Pengolahan) dan 14,93% (Pertanian). Kontribusi sektor PHR dan Industri Pengolahan cenderung mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sementara itu, sektor pertanian memiliki kontribusi yang menurun seiring dengan t ingginya alih fungsi lahan pertanian dan penurunan jumlah rumah tangga petani di triwulan II 2014. Kinerja negatif pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di triwulan II 2014 tercermin dari pertumbuhan negatif di hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali Listrik, Gas dan Air Bersih; Perdagangan, Hotel dan Restoran; serta Industri Pengolahan. Ketiga sektor tersebut masih mampu tumbuh posit if di tengah perlambatan sektor lainnya. Sementara itu, sektor Jasa-Jasa mengalami penurunan paling dalam, yakni tumbuh melambat sebesar 4,49% dari 8,45% (yoy) pada triwulan I 2014 menjadi 3,96% pada triwulan II 2014. Hal ini terutama disebabkan karena penurunan pada subsektor Jasa Pemerintahan Umum (melambat 9,95% ) dan Jasa Sosial Kemasyarakatan (melambat 9,16% ). Adanya penghentian belanja hibah dan bantuan sosial akibat kehati-hatian Pemerintah Daerah dalam menyalurkan alokasi belanjanya merupakan salah satu faktor penyebab menurunnya Jasa Pemerintahan Umum secara signif ikan di triwulan ini. Selain itu, adanya penambahan Batas Usia Pensiun (BUP) turut mempengaruhi penurunan jumlah pegawai negeri yang direkrut.

    Sub sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan kembali menurun di triwulan II 2014 setelah mencapai puncaknya di triwulan I 2014 pasca diterapkannya asuransi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang meningkatkan jumlah pasien Rumah Sakit di Jawa Timur hingga 20% . Namun demikian, jika dibandingkan dengan triwulan II 2013, pertumbuhan sub

    Grafik 1.35 Kinerja Ekspor Impor LN Grafik 1.36 Komposisi Impor LN

  • 14

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan cenderung meningkat dari 6,51% (yoy) pada triwulan II 2013 menjadi 7,66% (yoy) pada triwulan II 2014.

    Pertumbuhan yang melambat juga terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Pertanian. Ke depan, memasuki triwulan III 2014, sektor ekonomi tersebut diperkirakan mengalami ekspansi, terutama sektor PHR, Pengangkutan dan Komunikasi, Pertanian serta Jasa-Jasa seiring dengan adanya Hari Raya Idul Fitri dan t ibanya musim panen.

    Tabel.1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Penawaran (% , yoy)

    I II III IV I II

    1. PERTANIAN 3.49 1.42 1.42 1.92 1.65 1.59 1.76 0.54

    2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2.32 2.91 2.34 4.72 3.19 3.30 4.57 2.90

    3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.34 5.16 6.62 5.36 5.25 5.59 6.81 6.81

    4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.21 5.61 4.60 4.63 4.16 4.74 4.94 7.36

    5. BANGUNAN 7.05 8.26 10.53 8.46 8.99 9.08 9.54 7.94

    6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 10.06 9.38 8.92 8.52 7.72 8.61 6.79 7.37

    7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9.65 10.98 10.04 10.70 10.06 10.43 9.50 7.53

    8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 7.91 8.49 8.24 7.39 6.70 7.68 7.67 7.37

    9. JASA-JASA 5.06 5.68 5.72 4.95 4.98 5.32 8.45 3.96

    PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 7.27 6.57 6.90 6.51 6.21 6.55 6.40 5.94

    2014LAPANGAN USAHA 2013

    20132012

    Grafik 1.37 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama

    Grafik 1.38 Pertumbuhan Sektor Pendukung

    Grafik 1.39 Pertumbuhan Sektor Pendukung

    Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

    Sumber: BPS Jatim, diolah

    Sumber: BPS Jatim, diolah

  • 15

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    Grafik 1.40 Utilisasi Kapasitas Produksi

    Salah satu indikator perkembangan kegiatan usaha, melalui Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV menunjukkan bahwa kinerja dunia usaha di Jawa Timur pada triwulan II 2014 secara qtq masih menunjukkan pertumbuhan yang positif , tercermin dari indeks kapasitas usaha terpakai yang menguat sebesar 2,81% . Secara sektoral, ut ilisasi kapasitas produksi di sektor pertanian cenderung menurun, sesuai dengan arah perlambatan pertumbuhan ekonomi di sektor ini. Sementara itu, Sektor ekonomi yang mengalami peningkatan paling t inggi adalah Sektor PHR, sebagaimana pola seasonalnya dan ikut pula didorong oleh peningkatan kinerja di Sektor Industri Pengolahan. Ekspektasi pelaku usaha terhadap kondisi ekonomi triwulan III 2014 diperkirakan lebih baik, sejalan dengan indeks perkiraan kegiatan usaha yang meningkat dari 21,94% menjadi 39,86% .

    a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (PHR) Pada triwulan II 2014, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mengalami peningkatan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya dari 6,79% (yoy) menjadi 7,37% (yoy). peningkatan

    Grafik 1.42 Indeks Realisasi Usaha

    Grafik 1.43 Indeks Realisasi Usaha Sektoral

    Grafik 1.41 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral

  • 16

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    terjadi pada sub sektor perdagangan, dari 6,12% (yoy) menjadi 6,98% (yoy), sementara sub sektor hotel dan restoran cenderung melambat, masing-masing tumbuh sebesar 7,24% (yoy) dan 9,45% (yoy). Peningkatan kinerja perdagangan terutama bersumber dari peningkatan perdagangan ritel di dalam Provinsi Jawa Timur, terutama sektor makanan. Hal ini didukung oleh kinerja konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat di triwulan II 2014, yaitu dari 8,26% (yoy) menjadi 8,69% (yoy). Indikator pendukung lain, sepert i konsumsi list rik golongan bisnis juga menunjukkan peningkatan yang relatif signif ikan, yaitu tumbuh dari 7,13% (yoy) menjadi 19,64% (yoy) pada triwulan II 2014. Pada triwulan ini, kinerja ekspor antar daerah Jawa t imur yang memiliki share 32,35% terhadap PDRB Jawa Timur masih mengalami net ekspor (surplus), meskipun cenderung menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya. Net ekspor antar daerah Jawa Timur tumbuh 4,19% (yoy) dengan pelambatan volume impor antar daerah dari 10,95% (yoy) menjadi 10,02% (yoy). Ekspor antar daerah Provinsi Jawa Timur masih terkonsentrasi pada Kawasan Timur Indonesia(KTI), Jawa Barat serta DKI Jakarta. Perlambatan perekonomian di KTI pasca pemberlakuan Undang-Undang M inerba turut berkontribusi pada perlambatan kinerja ekspor antar daerah Jawa Timur. Dari hasil Focus Group Discussion dengan pelaku usaha daging ayam yang menguasai pangsa pasar 30% di Jawa Timur, pemberhentian operasional salah satu perusahaan tambang di Nusa Tenggara Barat mampu menurunkan penjualan daging ayam sebesar 25% dari total penjualannya. Dari sisi eksternal, perdagangan luar negeri Jawa Timur masih mencatatkan net impor yang relatif lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat net impor di triwulan II 2014 sebesar 8,52% (yoy), lebih t inggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,63% (yoy). Adanya revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi AS (share ekspor Jatim ke AS sebesar 12,58% pada triwulan II 2014) seiring dengan cuaca dingin ekstrim di triwulan I 2014 turut berpengaruh pada kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur. Selain itu, ekonomi negara berkembang juga cenderung melambat, terutama sebagai akibat proses rebalancing ekonomi Tiongkok. Sejalan dengan hal tersebut, harga komoditas masih menunjukkan tren penurunan. Oleh karena itu, kinerja ekspor luar negeri di triwulan ini mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

  • 17

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    Perlambatan sektor hotel dan restoran terkonfirmasi dari penurunan Tingkat Hunian Kamar di triwulan II 2014 yang pertumbuhannya cenderung melambat. Penurunan jumlah w isatawan mancanegara seiring dengan perlambatan ekonomi negara asal diperkirakan menjadi salah satu penyebabnya. Meskipun pada bulan Juni mulai terdapat libur sekolah, namun, dampaknya relatif terbatas terhadap kinerja hotel dan restoran. Hal ini disebabkan karena libur sekolah tersebut bersamaan dengan momen puasa Ramadhan, sehingga aktivitas liburan cenderung terbatas.

    b. Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan cenderung stabil pada triwulan II 2014. Industri pengolahan

    mampu tumbuh sebesar 6,81% (yoy), stabil dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sumber utama pertumbuhan ini terutama berasal dari sub sektor industri semen dan barang galian yang meningkat sebesar 2,91% menjadi 6,72% (yoy), industri makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh sebesar 0,98% menjadi 6,12% (yoy), industri tekstil meningkat sebesar

    Grafik 1.47 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis

    Grafik 1.46 Lama Wisataw an Menginap di Hotel

    Grafik 1.44 Pertumbuhan Subsektor PHR

    Grafik 1.45 TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman

    Sumber: BPS Jatim , diolah

  • 18

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    0,98% menjadi 11,67% (yoy), serta industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya yang meningkat sebesar 0,54% menjadi 6,97% (yoy).

    Pada triwulan ini, menjelang Ramdhan dan Hari Raya Idul Fitri, sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau serta industri tekstil mulai menunjukkan geliat usaha. Hasil liason mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan di sub sektor makanan minuman mulai melakukan building stock produknya sejak awal triwulan II 2014 untuk memitigasi t ingginya permintaan pada saat lebaran. Kapasitas produksi diperkirakan mencapai puncaknya (full capacity) menjelang 2 bulan sebelum hingga lebaran. Sementara itu, industri tekstil juga memiliki pola yang hampir sama. Stok dan penjualan di Mall dan Pusat Grosir mulai meningkat sejak triwulan II 2014 dan mencapai puncaknya di triwulan II 2014.

    Penurunan kinerja di sektor industri pengolahan terjadi pada sub sektor industri alat angkut mesin dan peralatannya, industri logam dasar, serta industri kertas. Pada triwulan II 2014, ketiga sektor tersebut hanya mampu tumbuh menjadi masing-masing sebesar 7,83% (yoy), 11,26% (yoy) dan 6,53% (yoy). Perlambatan di sub sektor industri alat angkut dan peralatannya disebabkan karena perlambatan ekonomi KTI, sehingga penggunaan alat angkut mesin dan peralatannya yang diimpor dari Jawa Timur cenderung menurun. Sementara itu, perlambatan di sub sektor industri logam seiring dengan perlambatan sektor konstruksi, baik pembangunan propert i residensial maupun realisasi proyek infrastruktur Pemerintah yang cenderung terbatas. Di sisi lain, konfirmasi dari Asosiasi Pengusaha Kertas Indonesia (APKI) Cabang Jawa Timur, perlambatan sub sektor industri kertas disebabkan karena penurunan impor bahan kertas bekas akibat sulitnya proses izin masuk ke Indonesia seiring dengan diklasif ikasikannya produk tersebut sebagai produk limbah (B3).

    Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan oleh KPw BI Wilayah IV masih relatif optimis terhadap perbaikan kinerja industri pengolahan di triwulan selanjutnya. Berdasarkan hasil liaison, dampak Pemilu Presiden di tahun ini cenderung terbatas. Tidak sepert i pola Pemilu sebelumnya, dimana penjualan mampu melonjak signif ikan, namun di tahun ini penjualan cenderung normal. Peningkatan Tarif Tenaga Listrik (TTL) untuk perusahaan yang go public dan industri besar yang mulai berlaku di awal bulan ini juga masih direspon terbatas oleh dunia usaha di Jawa Timur. Di periode selanjutnya, kenaikan biaya energi yang menambah biaya operasional perusahaan sekitar 20% tersebut akan di pass through ke konsumen melalui peningkatan harga jual. Sebagian besar kontak liaison menganggap kenaikan TTL tersebut sebagai suatu kebijakan yang wajar. Peningkatan harga t idak menjadi permasalahan asalkan harga tersebut t idak berf luktuasi tajam.

  • 19

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    Hasil SKDU menunjukkan bahwa pelaku usaha cenderung menahan diri untuk melakukan penambahan tenaga kerja sebagai dampak dari kenaikan UMK. Harga jual komoditas tercatat masih mengalami kenaikan, namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan harga jual tersebut terutama disebabkan karena kenaikan harga bahan baku dan material yang menyumbang 30% terhadap harga jual produk.

    Dari sisi pembiayaan, perlambatan kinerja industri pengolahan terkonfirmasi dari kredit yang disalurkan Bank Umum dan BPR di triwulan II 2014 yang juga mengalami perlambatan. Kredit yang disalurkan pada triwulan ini tumbuh sebesar 22,55% (yoy) atau senilai Rp 90,29 triliun, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 30,58% (yoy) atau senilai Rp 88,79 triliun. Pada triwulan III 2014, kinerja kredit yang disalurkan kepada industri pengolahan diperkirakan mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan ekspor komoditas industri Jawa Timur dan kenaikan permintaan domestik

    karena faktor seasonal.

    .

    Grafik 1.48 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan

    Grafik 1.49 Perkembangan Impor Bahan Baku dan Barang Modal

    Grafik 1.50 Konsumsi Listrik Golongan Industri

    Sumber: BPS Jatim , diolah

  • 20

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    c. Pertanian Kinerja sektor Pertanian mengalami perlambatan pada triwulan II 2014. Sektor ini hanya mampu tumbuh sebesar 0,54% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,76% (yoy). Perlambatan tersebut terjadi di dua sub sektor utama, yaitu sub sektor tanaman bahan makanan yang menurun dari 1,75% (yoy) menjadi -1,10% (yoy) dan sub sektor peternakan yang menurun dari 1,95% (yoy) menjadi -3,02% (yoy). Dikonfirmasi dari Dinas Pertanian Jawa Timur, salah satu faktor penyebab perlambatan kinerja sektor pertanian di triwulan ini adalah adanya peningkatan input atau biaya usaha tani. Jumlah pupuk bersubsidi cenderung terbatas, sehingga sebagian petani beralih ke pupuk non subsidi. Peningkatan biaya tersebut juga tercermin dari naiknya biaya tenaga kerja. Tingginya biaya input tersebut t idak sebanding dengan harga jual produk pertanian yang cenderung stabil, bahkan mengalami penurunan, sepert i komoditas cabai. Penurunan kinerja sub sektor tanaman bahan makanan terkonfirmasi dari penurunan luas panen padi dan jagung di triwulan II 2014. Luas panen padi mengalami penurunan dari 760 ha pada triwulan I 2014 menjadi 592 ha pada triwulan II 2014. Begitu pula dengan luas panen jagung yang menurun dari 559.327 ha menjadi 207.337 ha di triwulan II 2014. Penurunan panen tersebut disebabkan karena tanaman padi saat ini sedang berada pada musim panen, dimana lahan tanam padi meningkat dari 515 ha menjadi 594 ha di triwulan II 2014. Oleh karena itu, masa panen hanya terjadi di beberapa w ilayah, menurun signif ikan dibandingkan dengan triwulan I 2014 yang mencapai panen raya pada bulan Februari dan Maret 2014. Sementara itu, untuk tanaman hort ikultura, sepert i cabai merah, cabai raw it dan

    tomat sayur di w ilayah Kediri mengalami pergeseran panen disebabkan karena replanting di bulan Maret hingga April 2014 pasca erupsi Gunung Kelud. Kinerja sub sektor peternakan juga mencatatkan penurunan pertumbuhan. Adanya penurunan permintaan daging ayam dari KTI turut mempengaruhi pelemahan kinerja tersebut. Selain itu, adanya kebijakan Kementerian Perdagangan pada bulan April 2014 yang membatasi harga penjualan anak ayam umur sehari atau Day Old Chick (DOC) dan volume penjualannya turut berpengaruh signifikan terhadap kinerja sub sektor peternakan unggas. Harga DOC maksimum yang ditetapkan Pemerintah adalah sebesar Rp 3.200/ekor, padahal, pada tahun 2013, harga penjualan rata-rata DOC mampu mencapai Rp 4.700/ekor. Produsen DOC pun diminta untuk mengurangi volume produksi DOC nya sebesar 15% dari produksi normal. Hal ini secara otomatis akan mengurangi marjin pelaku usaha peternakan ayam hingga 20% . Ke depan, hal ini juga dapat meningkatkan potensi permintaan pakan ternak yang sebagian besar dipenuhi dengan impor oleh petani yang membeli DOC dengan harga lebih murah.

  • 21

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    Secara umum persediaan bahan pangan di Jawa Timur pada periode laporan masih aman dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Sampai dengan Juni 2014, Bulog Divre Jatim mempunyai cadangan beras mencapai 550 ribu ton. Cadangan beras tersebut diperkirakan cukup untuk 12 bulan ke depan, termasuk saat menjelang Ramadhan hingga Idul Fitri. Penyerapan beras oleh Bulog dilakukan di beberapa sentra beras di Jawa Timur, diantaranya Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Banyuwangi dan Jember.

    Dari sisi komoditas peternakan, sebagai antisipasi peningkatan konsumsi daging menjelang bulan puasa dan lebaran 2014, Dinas Peternakan Jawa Timur meningkatkan supply daging sapi, daging ayam dan telur ayam. Dinas Peternakan menyiapkan 39.570 ton daging ayam pedaging, 220.093 ton telur ayam ras, dan daging sapi 39.637 ton. Jumlah tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan pasar selama 3 (t iga) bulan mendatang. Besaran stok ketiga komoditas dimaksud dinilai aman dan mampu mendukung permintaan pasar dari luar Jatim sepert i DKI Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

    Grafik 1.52 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi

    Grafik 1.53 Luas Lahan Tanam & Panen Jagung di Jaw a Timur

    Sumber: BPS Jatim , diolah

    Grafik 1.51 Pertumbuhan Subsektor Pertanian

  • 22

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REGIONAL

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jaw a Timur Triwulan II 2014

    Grafik 1.54 Luas Lahan Puso di Jaw a Timur

    d. Keuangan, Persew aan, dan Jasa Kinerja sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mengalami perlambatan

    pada triwulan II 2014. Hampir seluruh sub sektor mengalami perlambatan, kecuali sub sektor sewa bangunan. Sub sektor Jasa Perusahaan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank melambat paling dalam, masing-masing tumbuh sebesar 5,99% (yoy) dan 7,72% (yoy) pada triwulan II 2014. Sementara itu, sub sektor bank juga menurun dari 9,53% (yoy) menjadi 9,22% (yoy).

    Kebijakan pembatasan kredit pada level 15-17% dan kenaikan suku bunga kredit masih menjadi sentimen utama perlambatan kinerja sektor keuangan. Namun demikian, sektor keuangan masih memiliki pertumbuhan laba yang relatif t inggi di kisaran 20,19% (yoy), meskipun menurun dibanding triwulan sebelumnya (20,27% (yoy)) seiring dengan perlambatan kredit yang disalurkan. Sementara itu, perlambatan kinerja sub sektor jasa perusahaan disebabkan karena perlambatan usaha sewa alat transportasi. Di sisi lain, sewa bangunan masih

    Grafik 1.56

    Perkembangan Kredit Perbankan di Jatim

    Grafik 1.55 Pertumbuhan Sub Sektor Keuangan

    Sumber: BPS Jatim , diolah

  • 23

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOM I MAKRO REG