Kekerasan Dalam Rumah Tangga

15
Games,coidKEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Kekerasan dalam rumah tangga (disingkat KDRT ) adalah kekerasan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami maupun oleh istri . Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan , yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik , seksual , psikologis , dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Sebagian besar korban KDRT adalah kaum perempuan (istri) dan pelakunya adalah suami, walaupun ada juga korban justru sebaliknya, atau orang-orang yang tersubordinasi di dalam rumah tangga itu. Pelaku atau korban KDRT adalah orang yang mempunyai hubungan darah, perkawinan , persusuan, pengasuhan, perwalian dengan suami, dan anak bahkan pembatu rumah tangga, tinggal di rumah ini. Ironisnya kasus KDRT sering ditutup-tutupi oleh si korban karena terpaut dengan struktur budaya, agama dan sistem hukum yang belum dipahami. Padahal perlindungan oleh negara dan masyarakat bertujuan untuk memberi rasa aman terhadap korban serta menindak pelakunya A. Latar Belakang Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya.

description

KDRT

Transcript of Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Games,coidKEKERASAN DALAM RUMAH TANGGAKekerasan dalam rumah tangga(disingkatKDRT) adalah kekerasan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik olehsuamimaupun olehistri. Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutamaperempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secarafisik,seksual,psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Sebagian besar korban KDRT adalah kaum perempuan (istri) dan pelakunya adalah suami, walaupun ada juga korban justru sebaliknya, atau orang-orang yang tersubordinasi di dalam rumah tangga itu. Pelaku atau korban KDRT adalah orang yang mempunyai hubungan darah,perkawinan, persusuan, pengasuhan, perwalian dengan suami, dan anak bahkan pembatu rumah tangga, tinggal di rumah ini. Ironisnya kasus KDRT sering ditutup-tutupi oleh si korban karena terpaut dengan struktur budaya, agama dan sistem hukum yang belum dipahami. Padahal perlindungan oleh negara dan masyarakat bertujuan untuk memberi rasa aman terhadap korban serta menindak pelakunya

A.Latar BelakangKeluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan dan berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan perlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga terdiri dari Ayah, ibu, dan anak merupakan sebuah satu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat baik. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua anggota/individu dalam keluarga. Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan (fisik, mental, emosi dan sosial) seluruh anggota keluarga. Keluarga disebut disharmonis apabila terjadi sebaliknya.

Ketegangan maupun konflik antara suami dan istri maupun orang tua dengan anak merupakan hal yang wajar dalam sebuah keluarga atau rumah tangga. Tidak ada rumah tangga yang berjalan tanpa konflik namun konflik dalam rumah tangga bukanlah sesuatu yang menakutkan. Hampir semua keluarga pernah mengalaminya. Yang mejadi berbeda adalah bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikan hal tersebut.Setiap keluarga memiliki cara untuk menyelesaikan masalahnya masing-masing. Apabila masalah diselesaikan secara baik dan sehat maka setiap anggota keluarga akan mendapatkan pelajaran yang berharga yaitu menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian dan pengendalian emosi tiap anggota keluarga sehingga terwujudlah kebahagiaan dalam keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masing-masing anggota keluarga tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari akar permasalahan dan membuat solusi yang sama-sama menguntungkan anggota keluarga melalui komunikasi yang baik dan lancar. Disisi lain, apabila konflik diselesaikan secara tidak sehat maka konflik akan semakin sering terjadi dalam keluarga.Penyelesaian masalah dilakukan dengan marah yang berlebih-lebihan, hentakan-hentakan fisik sebagai pelampiasan kemarahan, teriakan dan makian maupun ekspresi wajah menyeramkan. Terkadang muncul perilaku seperti menyerang, memaksa, mengancam atau melakukan kekerasan fisik. Perilaku seperti ini dapat dikatakan pada tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

B.Rumusan Masalaha.Apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?b.Apa saja bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga ?c.Apakah faktor-faktor penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga ?d.Bagaimana cara penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga ?

C.Tujuan Pembuatan Makalaha.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kekerasan dalam Rumah tangga.b.Mengetahui bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah Tangga.c.Mengetahui faktor-fartor apa saja yang menjadi penyebab Kekerasan dalam Rumah Tangga.d.Mengetahui cara penanggulangan kekerasan dalam Rumah Tangga.

PEMBAHASAN

A.Kekerasan dalam Rumah TanggaKekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam Undang-undang No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, memiliki arti setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.Masalah kekerasan dalam rumah tangga telah mendapatkan perlindungan hukum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 yang antara lain menegaskan bahwa:a.Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebes dari segala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-undang Republik Indonesia tahun 1945.b.Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama Kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia, dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk deskriminasi yang harus dihapus.c.Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang kebanyakan adalah perempuan, hal itu harus mendapatkan perlindungan dari Negara dan/atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan.d.Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu dibentuk Undang-undang tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.Tindak kekerasan yang dilakukan suami terhadap isteri sebenarnya merupakan unsur yang berat dalam tindak pidana, dasar hukumnya adalah KUHP (kitab undang-undang hukum pidana) pasal 356 yang secara garis besar isi pasal yang berbunyi:Barang siapa yang melakukan penganiayaan terhadap ayah, ibu, isteriatau anak diancam hukuman pidana

B.Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Rumah TanggaMenurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tindak kekerasan terhadap istri dalam rumah tangga dibedakan kedalam 4 (empat) macam :a.Kekerasan fisikKekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini antara lain adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut (menjambak), menendang, menyudut dengan rokok, memukul/melukai dengan senjata, dan sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan nampak seperti bilur-bilur, muka lebam, gigi patah atau bekas luka lainnya.b.Kekerasan psikologis / emosionalKekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya dan / atau penderitaan psikis berat pada seseorang.Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional adalah penghinaan, komentar-komentar yang menyakitkan atau merendahkan harga diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam atau ,menakut-nakuti sebagai sarana memaksakan kehendak.c.Kekerasan seksualKekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari kebutuhan batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.d.Kekerasan ekonomiSetiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis ini adalah tidak memberi nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri (http://kompas.com., 2006).

C.Faktor-Faktor Penyebab Kekerasan dalam Rumah TanggaStrauss A. Murray mengidentifikasi hal dominasi pria dalam konteks struktur masyarakat dan keluarga, yang memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (marital violence) sebagai berikut:a.Pembelaan atas kekuasaan laki-lakiLaki-laki dianggap sebagai superioritas sumber daya dibandingkan dengan wanita, sehingga mampu mengatur dan mengendalikan wanita.b.Diskriminasi dan pembatasan dibidang ekonomiDiskriminasi dan pembatasan kesempatan bagi wanita untuk bekerja mengakibatkan wanita (istri) ketergantungan terhadap suami, dan ketika suami kehilangan pekerjaan maka istri mengalami tindakan kekerasan.c.Beban pengasuhan anakIstri yang tidak bekerja, menjadikannya menanggung beban sebagai pengasuh anak. Ketika terjadi hal yang tidak diharapkan terhadap anak, maka suami akan menyalah-kan istri sehingga tejadi kekerasan dalam rumah tangga.d.Wanita sebagai anak-anakKonsep wanita sebagai hak milik bagi laki-laki menurut hukum, mengakibatkan kele-luasaan laki-laki untuk mengatur dan mengendalikan segala hak dan kewajiban wanita. Laki-laki merasa punya hak untuk melakukan kekerasan sebagai seorang bapak melakukan kekerasan terhadap anaknya agar menjadi tertib.e.Orientasi peradilan pidana pada laki-lakiPosisi wanita sebagai istri di dalam rumah tangga yang mengalami kekerasan oleh suaminya, diterima sebagai pelanggaran hukum, sehingga penyelesaian kasusnya sering ditunda atau ditutup. Alasan yang lazim dikemukakan oleh penegak hukum yaitu adanya legitimasi hukum bagi suami melakukan kekerasan sepanjang bertindak dalam konteks harmoni keluarga.

D.Cara Penanggulangan Kekerasan dalam Rumah TanggaUntuk menghindari terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga, diperlukan cara-cara penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga, antara lain:a.Perlunya keimanan yang kuat dan akhlaq yang baik dan berpegang teguh pada agamanya sehingga Kekerasan dalam rumah tangga tidak terjadi dan dapat diatasi dengan baik dan penuh kesabaran.b.Harustercipta kerukunan dan kedamaian di dalam sebuah keluarga, karena didalam agama itu mengajarkan tentang kasih sayang terhadap ibu, bapak, saudara, dan orang lain. Sehingga antara anggota keluarga dapat saling mengahargai setiap pendapat yang ada.c.Harus adanyakomunikasi yang baik antara suami dan istri,agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga.d.Butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya antar anggota keluarga. Sehingga rumah tangga dilandasi dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka yang timbul adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga yang kadang juga berlebih-lebihan.e.Seorang istri harus mampu mengkoordinir berapapun keuangan yang ada dalam keluarga, sehingga seorang istri dapat mengatasi apabila terjadi pendapatan yang minim, sehingga kekurangan ekonomi dalam keluarga dapat diatasi dengan baik.

KESIMPULAN

Seharusnya seorang suami dan istri harus banyak bertanya dan belajar, seperti membaca buku yang memang isi bukunya itu bercerita tentang bagaimana cara menerapkan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.Di dalam sebuah rumah tangga butuh komunikasi yang baik antara suami dan istri,agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. Seharusnya seorang suami dan istri bisa mengimbangi kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu sangat mempengaruhi keinginan kedua belah pihak yang bertentangan. Seorang suami atau istri harus bisa saling menghargai pendapat pasangannya masing-masing.Sepertihalnya dalam berpacaran. Untuk mempertahankan sebuah hubungan, butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya. Begitu juga halnya dalam rumah tangga harus dilandasi dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka yang timbul adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga yang kadang juga berlebih-lebihan. Tidak sedikit seorang suami yang sifat seperti itu, terkadang suami juga melarang istrinya untuk beraktivitas di luar rumah. Karena mungkin takut istrinya diambil orang atau yang lainnya. jika sudah begitu kegiatan seorang istri jadi terbatas. Kurang bergaul dan berbaur dengan orang lain. Ini adalah dampak dari sikap seorang suami yang memiliki sifat cemburu yang terlalu tinggi. Banyak contoh yang kita lihatdilingkungan kita, kajadian seperti itu.Sifat rasa cemburu bisa menimbukan kekerasan dalam rumah tangga.Maka dari itu, di dalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak harus sama-sama menjaga agar tidak terjadi konflik yang bisa menimbulkan kekerasan. Tidak hanya satu pihak yang bisa memicu konflik di dalam rumah tangga, bisa suami maupun istri. Sebelum kita melihat kesalahan orang lain, marilah kita berkaca pada diri kita sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi pada diri kita, sehingga menimbulkan perubahan sifat yang terjadi pada pasangan kita masing-masing.

CONTOH KASUS

Contoh Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga yang terjadi dimasyarakat :Contoh kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga yang kami ambil adalah Kekerasan dalam Rumah Tangga yang dialami oleh Cici Paramida.Dimana dalam kasus KDRTnya ini,wajah Cici Paramida babak belurakibat peristiwa penabarakan yang diduga dilakukan suaminya,Suhaebi.Peristiwa itu sendiri berawal ketika Cici yang mencurigai suaminya membawa perempuan lain mencoba mengejar mobil suaminya hingga ke kawasan puncak, Kabupaten Bogor. Saat kedua mobil tiba di kawasan Gang Semen, Jalan Raya Puncak, Cisarua, mobil Cici menyalip.Cici kemudian turun dari mobil. Saat dia mau mendekati mobil itu, tiba-tiba mobil digas sehingga menyerempet Cici. Akibatnya Cici Paramidatampak terluka di bagian wajah dan lengan seperti bekas tersenggol. Kemudian atas Kekerasan yang dilakukan oleh Suhebi, Cici melaporkan tindakan kekerasan itu polisi.Dari contoh kasus diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa seorang suami seharusnya menjaga kepercayaan yang diberikan oleh istrinya. Suatu hubungan akan berjalan harmonis apabila sebuah pasangan dilandasi dengan percaya kepada pasangannya. Namun kejadian ini tidak akan terjadi apa bila sang istri menanyaka secara baik baik kepada suaminya. Apakah benar ia bersama perempuan lain atau hanya sekedar rekan kerjanya..

Al-Quran surat An-Nisa ayat 19 Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.Makna ayat secara global:A-Allah sangat menghargai wanita dan menjaga hak-hak mereka dengan baik. Salah satu buktinya adalah Allah menghapuskan tradisi jahiliyah yang dilakukan oleh orang-orang Arab. Tradisi tersebut adalah menjadikan wanita seperti barang yang dapat diwariskan apabila suaminya meninggal. Anak suami (bukan dari wanita yang dicerai) atau kerabatnya mempunyai hak penuh atas wanita yang ditinggal mati.

Dalam tradisi jahiliyah ada 4 macam perlakuan anak suami atau kerabatnya kepada wanita yang menjadi istri mayyit, yaitu:1.Dinikahi tanpa mahar karena dia sudah dianggap seperti harta yang turun kepada ahli waris.2.Dinikahkan dengan orang lain tapi maharnya diminta sebagai harta warisan.3.Tidak diperbolehkan menikah sampai dia mau mengganti dengan harta warisan yang didapatkan dari bapaknya.4.Tidak diperbolehkan menikah dengan siapa pun sampai mati lalu harta wanita tersebut jadi milik mereka.

Perbuatan di atas adalah perbuatan yang sangat jahat dan zhalim. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk menghapus tradisi tersbut. Islam datang membawa keadilan bagi manusia. Wanita juga manusia seperti laki-laki. Tak sepantasnya laki-laki semena-mena terhadap wanita.Orang yang mengaku beriman tidak akan mungkin melakukan kezhaliman seperti di atas.

B-Disamping itu, dalam ayat ini Allah ingin mengingatkan dengan perintahNya kepada para lelaki supaya mereka bergaul dengan pasangan mereka dengan baik. Tidak semena-mena. Sebenci apapun harus tetap baik kepada mereka. Sebab bisa saja lelaki membenci istrinya padahal banyak kebaikan yang ada pada istri tersebut. Ayat ini meski berkaitan dengan suami istri, tetapi juga berlaku dalam berbagai aspek dalam bergaul kepada orang lain. Bila kita membenci sesuatu, maka jangan lupa bahwa bisa saja Allah menjadikan banyak kebaikan dalam apa yang kita benci. Sehingga di sini kita diingatkan untuk selalu obyektif dan tidak berlebihan dalam membenci sesuatu atau seseorang.

Penjelasan dan hikmah dari ayat 19:

1.Paraahli tafsir berbeda pendapat dalam menentukan kepada siapa ayat ini ditujukan. Ada yang mengatakan:Pertama: ini ditujukan kepada para ahli waris mayyit. Sehingga maknanya menjadi larangan bagi para ahli waris untuk menganggap istri yang ditinggal mati mayyit itu seperti barang yang bisa diwariskan secara paksa dan mereka juga dilarang untuk mempersulit pernikahan istri tersebut dengan lelaki yang diinginkan dengantujuan adalah untuk mengeruk manfaat dari sebagian apa yang telah diberikan kepada istri tersebut yaitu mahar atau warisan. Mereka mengambil dengan paksa mahar yang sudah diberikan kepadanya oleh suami yang meninggal dengan cara dinikahi atau dinikahkan dengan orang lain lalu maharnya diambil atau dicegah untuk menikah dengan orang lain dan memberikan syaratboleh menikah asal mengembalikan mahar tersebut.Perbuatan semacam itusangat dilarang oleh Islam.

Kedua: Potongan ayat ditujukan kepada para ahli waris mayyitsedangkan ditujukan kepada para suami. Jadi suami tidak boleh mempersulit kehidupan istrinya dan menjadikan dia susah dengantujuan agar bisa mengambil kembali sebagian mahar yang sudah diberikan, karena mungkin saja istri tidak kuat dengan perlakuan suaminya lalu dia minta cerai sehingga sebgaian mahar harus dikembalikan ke suami. Cara semacam ini merupakan kelicikan sang suami yang sangat ditentang oleh Islam.

2.Di dalam Islam sudah menjadi ketetapan bahwa apabila seorang istri yang minta cerai itu karena kesengajaan (kelicikan) suami, maka tidak ada kewajiban istri untuk mengembalikan mahar.Tetapi kalau talak itumurni daripermintaanistri, makasebagianmahar harus dikembalikan.

3.Seorang suami boleh mentalak istri dan mengambil kembali mahar yang dulu telah diberikansebagian atau seluruhnya,apabila istri melakukansecara benar-benar jelas telah mealkukan perzinaan atau perselingkuhan.

4.Salah satu tujuan menikah adalah untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Pernikahan itu menghalalkan sesuatu yang haram dilakukan terhadap ajnabi. Yang semula memasukkan ke neraka, dengan menikah jadi memasukkan ke surga. Maka, jangan sampai tujuan itu tidak tercapai. Orang Islam yang benar-benar melaksanakan ajaran Islam dengan baik tidak mungkin menzhalimi keluarganya. Rasulullah saw. bersabda :khairukum khairukum li ahlihi, artinya sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Maka dari itu, hendaknya setiap pasangan, baik suami mapun istri sama-sama menjaga perasaan pasangannya.

5.Nusyuz atau pembangkangan dalam rumah tangga tidak hanya dilakukan oleh istri saja. Suami juga bisa melakukan nusyuz. Salah satu nusyuz yang dilakukan oleh suami adalah dengan memperlakukan istri secara kasar dan tanpa perasaan supaya istri tidak betah hidup bersama suami tersebut sampai dia meminta cerai dan suaminya mengambil kembali mahar yang dulu pernah diberikan. Nusyuz lainnya adalah suami tidak mau memberikan nafkah lahir atau batin kepada istri. Dalam Islam, seorang suami dilarang keras berbuat semena-mena terhadap istri. Bila dia telah memilih seorang perempuan untuk dijadikan istrinya, maka dia pun harus bertanggungjawab untuk merawatnya dengan baik, memaklumi kekurangannya dengan berusaha untuk membantunya berbenah diri, mensyukuri kelebihannya dan membantu untuk mempertahankannya, dll.

6.Sebagai seorang suami, jangan selalu menuntut hak untuk dibaiki terus tetapi melupakan kewajiban kepada istri. Tidak hanya istri yang dituntut untuk melayani suami tetapi juga suami berkewajiban untuk melayani istri, berpenampilan baik di hadapan mereka, dll. Baik istri maupun suami harus bisa saling menjaga hati pasangannya, dengan cara masing-masing harus berpenampilan baik, supaya tidak melihat kepada orang lain.

7.Di dalam surat Al-Baqarah: 187, Allah menggambarkan antara suami dengan istri itu ibarat pakaian;hunna libasun lakum wa antum libasun lahunn. Fungsi pakaian adalah untuk menutupi aurat badan. Maka, suami maupun istri harus menutupi kekuranganmasing-masingdan tidak menyebar-nyebarkannya.

8.Bila seseorang ingin dalam berumahtangga mendapatkan sakinah, mawaddah wa rahmah, maka dia harus melandaskan rasa cinta kepada pasangannya hanya karena Allah. Kalau tidak dilandaskan karena Allah, seseorang pasti akan kecewa dan menyesal, cepat atau lambat. Oleh karena itu, bagi yang belum menikah, belajarlah untuk mengikhlaskan niat. Nikah itu hanya karena Allah saja. Untuk menyempurnakan agama, meraih keridhaan Allah bersama-sama, dan melahirkan generasi yang dapat meninggikan kalimat Allah. Jangan menikah hanya karena memandang kebagusan fisik, atau melihat dia anak siapa atau apapun yang tidak syari. Pandanglah din-nya (agamanya) dan akhlaknya, sebab itu lebih cenderung kepada keikhlasan dalam menikah.

9.Kata(dengan kebaikan) di sini dalam segala bentuk, yaitu perilaku, ucapan, perasaan dll. Artinya suami dituntut untuk memperlakukan istrinya dengan sebaik mungkindalam segala hal. KarenaWanita kebanyakan menggunakan perasaannya. Tidak seperti laki-laki yang sering menggunakan logikanya. Bila sedang berseteru dengan perempuan, jangan sekali-kali menggunakan akal atau logika. Tapi bidiklah perasaannya, niscaya dia pasti akan melunak. Karena itu, suami harus punya dada yang lapang dalam menghadapai istri. Semarah apapun kita, jangan sampai mendekati kata-kata talak untuk istri. Ingatlah bahwa talak itu jalan yang halal tetapi paling dibenci oleh Allah.Kecuali dalam kondisi yang tidak mungkin ada jalan lain kacuali dengan bercerai.Sebisa mungkin bila terjadi perselisihan, carilah solusi dengan baik dan tanpa tergesa-gesa. Sebab ketergesaan itu menyebabkan penyesalan di akhir kejadian. Bila kemarahan sedang memuncak, hendaklah diam saja. Api jangan dibalas dengan api. Tetapi siramlah api dengan air, niscaya api itu akan mereda.

10.Apabila seorang suami menuntut istrinya untuk menjadi cantik, maka suami juga harus konsekwen dengan perintahnya itu. Jangan hanya menuntut saja. Untuk mempercantik diri, tentu butuh kepada washilahnya. Misal: uang dll. Dan juga, bila suami ingin istrinya tampil cantik di matanya, maka seharusnya dirinya juga harus tampan di mata istrinya. Seperti Ibnu Abbas yang selalu tampil bagus dan rapi, ketika ditanya mengapa, dia menjawab, Aku berbuat seperti ini untuk istriku, karena dia berhak melihatku tampan. Sehingga, seorang suami jangan hanya selalu menuntut istri untuk memenuhi segala kebutuhannya. Suami juga harus melihat kepada dirinya; apakah dirinya juga sudah memenuhi hak dan kebutuhan istri

a.KDRTdalamperspektifAgamaBahwakekerasandalamrumahtanggadalamperspektifIslammenggambarkan secara implisit bahwa agama hadir dimuka bumi ini denganajaran membawa kasih sayang, perdamaian dan pengakuan terhadap hak-hakasasimanusia.Pesan-pesankeadilandanpengakuanhakasasimanusiatercermindalambentukhak-hak.Perempuandiberikankesempatanuntukberekspresi bukan hanya dalam hal mengurus rumah tangga dan berdagang,tetapi juga turut andil dalam persoalan politik. Cerminan dari sejarah masasilam semestinya dijadikan sandaran bagi umat beragama agar tidak terlalujauhmenempatkanbenihkecurigaanterhadapperilakudansikapperempuan(istri) yang berakibat ruang berekspresi menjadi tertutup, sehingga sangatlahwajarterjadiperlawanandariistri,dansemuaitubisadilakukanoleh 21perempuan(istri)karenadibatasiolehperspektifyangmenghadirkanperempuan tidak berdaya dan muncul kecenderungan tindak kekerasan yangdilakukan oleh suami dengan berbagai alasan.Dalamkonsep-konsepFiqihadatahapan-tahapansanksiyangharusdiberikan kepada pihak istri, apabila istri melakukan pelanggaran atau masukdalam kategoriNusyus,misalnya suami harus memberikan peringatan kepadaistri sampai dengan tiga kali. Tetapi apabila istri tetap membangkang makaharusdipukul.Dalamkitabfiqihklasikkonsepnusyusdiartikansebagaitindakanpembangkanganyang dilakukan istriterhadapsuami.Pemahamanyangkurangterhadapajaranagamajugabisamenyebabkanterjadinyakekerasan dalam rumah tanggal. Hal ini disebabkan adanya beberapa hadistyangapabilakurang dipahamidandimengertimaksudyangtersiratdarikandungannya, akan menimbulkan penafsiran yang salah arah dan bahkan halitu pula yang menyebabkan timbulnya kekerasan dan menjadi acuan dalammasyarakatsehinggamerekamenganggapbahwakekerasanatautindakankekerasan yang dilakukan terhadap istri bukanlah suatu hal yang melanggarhukum. Terkait dengan hal ini Rasulullah pernah menyatakan dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah :Artinya:DariAisyah,bahwasanyaRasulullahSAW.Bersabda:kalausekiranya aku memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, tentu aku

22perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya. Dan sekiranya seoranglaki-lakimemerintahkanistrinyasupayaberpindahdarigunungmerahkegununghitam,dangununghitamkegunungmerah,tentukewajibannyaadalah dia melakukannya.Darigambaranhadistdiatas,dapatdikatakanbahwaseorangsuamimemilikihak penuh atasseorangistri.Bila seorang suamitelah memenuhikewajibannyamakadiaakanberhakuntukmendapatkanhaknya,yaitumendapatkan perlakuan lemah lembut dan penuh kasih sayang dari suaminya.MenurutPenelitianyangdilakukanolehYayasanLembagaKonsumenIndonesia(YLKI),mengapaorangmelakukantindakankekerasan,salahsatunya karena didorong oleh rasa keagamaan. Dengan kata lain banyak dalil-dalilkeagamaansecaratekstualsebenarnyatidakmendorongterjadinyakekerasan,namunsangatmemungkinkanditafsirkanuntukmelegitimasitindak kekerasan TUGAS AGAMA

NAMA: DIKHY SEPTIAN DWIKI ARDIAN SKELAS: XI-MULTIMEDIA-1