KEJANG DEMAM

download KEJANG DEMAM

of 43

description

kejang

Transcript of KEJANG DEMAM

KEJANG DEMAM (FEBRIS CONVULSI)

KEJANG DEMAM (FEBRIS CONVULSI)Dokter Pembimbing :dr. Indah Sulistyani, SpA

Presentator :Emy Kusmiati / 09700028IDENTITAS PASIENIdentitas PasienNama pasien: An. AuliaJenis kelamin: PerempuanAgama: IslamAlamat: KamalUmur: 5 tahunTanggal masuk RS: 8 Juni 2015

IDENTITAS PASIENIdentitas AyahNama: Tn. PUmur: 42 tahun Agama: IslamAlamat: KamalPekerjaan: Wiraswasta

IDENTITAS PASIENIdentitas IbuNama: Ny. SUmur: 38 tahunAgama: IslamAlamat: KamalPekerjaan: Ibu rumah tanggaANAMNESISKeluhan Utama: Demam sejak 3 hari yang laluRiwayat Penyakit Sekarang :Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, ibu pasien mengatakan anaknya panas terus menerus. Pasien mengalami kejang 1 kali saat di rumah, lamanya + 1 menit, kejang dialami seluruh badan dengan kedua tungkai atas dan bawah kelojotan secara simetris, mata pasien terbuka saat kejang. Setelah kejang anak sadar kembali dan menangis. Saat di Puskesmas Kamal, pasien mengalami kejang 1 x, lamanya + 5 menit, kejang yang dialami seluruh badan dengan kedua tungkai atas dan bawah kelojotan secara simetris, mata pasien terbuka saat kejang. Setelah kejang anak sadar kembali dan menangisANAMNESISRiwayat Penyakit Sekarang :Ibu pasien mengatakan anaknya mimisan 2 kali di puskesmas, jumlahnya sedikit, kurang lebih setengah sendok makan. Pasien mengatakan kepalanya sakit dan perutnya sakit. Saat dibawa ke puskesmas kamal, pasien mengalami muntah 2x, berupa air, banyaknya + gelas aqua. Sejak sakit, nafsu makan pasien menurun.Keluhan batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri telan dan mencret tidak ada. Buang air besar lancar, tidak ada keluhan. Buang air kecil lancar, tidak ada keluhan.

ANAMNESISRiwayat Penyakit Dahulu :Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Setahun kemarin pasien mengalami kejang sebanyak 4 kali dengan jarak tiap keluhan lebih dari 24 jam. Pasien memiliki riwayat kejang sejak usia 2-3 tahun. Ibu pasien mengatakan anaknya kejang setiap kali demam tinggi (390 400 C). Biasanya kalau panas, pasien mengalami mimisan. Riwayat trauma disangkal. Riwayat asma dan alergi terhadap obat maupun makanan juga disangkal.

ANAMNESISRiwayat Penyakit KeluargaKeluarga pasien tidak ada yang mengalami kejang seperti ini.Riwayat Imunisasi :Ibu pasien mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi 5 kali, di lengan, paha dan pantat. Riwayat LingkunganPasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Rumah milik orang tua pasien sendiri,

ANAMNESISRiwayat MakananIbu pasien mengatakan anaknya tidak mau makan sayur dan tidak suka makan buah-buahan. Umur 0-6 bulan minum ASI. Mulai umur 4 bulan diberi makan bubur.Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganDuduk: 8 bulan(normal: 6-9 bulan)Berdiri: 9 bulan(normal: 9-12 bulan)Berjalan: 11 bulan(normal: 13 bulan)Bicara : 12 bulan(normal: 9-12 bulan)

ANAMNESISKehamilanPerawatan antenatal careSelama hamil, periksa ke bidan sebanyak 4 kaliKelahiranTempat kelahiranRumah BidanPenolong persalinanBidanCara persalinanSpontanMasa kehamilanCukup bulan (38 minggu)Keadaan bayiBBL: 3600 gramPB: tidak ingatLingkar kepala: tidak ingatLangsung menangisWarna kulit merahAPGAR score:tidak tahuKelainan bawaan: tidak adaPEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada tanggal 8 Juni 2015Tanda vitalSuhu: 37,80C, aksilar kiriNadi: 110x/menit, regular, isi cukupPernapasan: 24x/menit, simetrisKeadaan umum: kurang aktifKesadaran: compos mentisStatus AntropometriBerat badan: 20 kg

PEMERIKSAAN FISIKKepala: normocephaliRambut: hitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah dicabut.Mata: oedem palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil kanan dan kiri bulat isokor refleks cahaya (+/+), mata cekung (-/-), kornea jernihTelinga: normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), nyeri tekan dan tarik (-/-).Hidung: nafas cuping hidung (-/-), tidak terdapat deviasi septum, sekret (-/-).

PEMERIKSAAN FISIKBibir: mukosa basah, sianosis (-) Mulut: uvula letak di tengahTenggorokan: faring hiperemis (-)Leher: pembesaran kelenjar (-) kaku kuduk (-)Thoraks: Paru-paruInspeksi thoraks: simetris , retraksi (-)Palpasi: vocal fremitus kanan dan kiri samaPerkusi: sonor pada kedua hemithoraksAuskultasi: suara nafas vesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)JantungInspeksi: ictus cordis tidak tampak.Palpasi: ictus cordis terabaPerkusi: pekakAuskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-).

PEMERIKSAAN FISIKAbdomen:Inspeksi: datar, jejas (-)Auskultasi: bising usus (+) normalPerkusi: hipertimpani di semua kuadran abdomen, meteorismus (+)Palpasi: supel, hepar/lien tidak teraba besar, nyeri tekan (+), turgor baikKulit: kuning langsat, tidak tampak sianotik, tidak tampak ikterik, turgor kulit baik, Rumple Leed (-)Urogenital: dalam batas normalEkstremitas:Atas: simetris, sianosis (-/-), akral hangat (+/+), gerak sendi aktif, refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-)Bawah: simetris, sianosis (-/-), akral hangat (+/+), gerak sendi aktif, refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANGDarah Lengkap

Uji Widal

IgG dan IgM Anti dengueDEFINISI Kejang adalah suatu keadaan tiba-tiba, akibat gangguan fungsi otak sepintas, yang ditandai dengan gerakan involunter, sensoris dan otonomi atau adanya gejala-gejala psikis baik tunggal maupun kombinasi, yang sering disertai dengan menurunnya atau hilangnya kesadaran. Kejang dapat terjadi sesudah gangguan metabolik sepintas (transient metabolic), akibat trauma, anoksia serta infeksi yang menyerang otak.(Current Pediatric Diagnosis & Treatment, 1990 : 687)KLASIFIKASI KEJANG(berdasarkan umur/masa kehidupan)A. Kejang dalam masa neonatus, yang paling mungkin terjadi karena: Cacat otak/kerusakan anoksik pada otak Hipoglikemia Hipokalsemia Infeksi Hiponatremia/hipernatremia Kern ikterus

KLASIFIKASI KEJANG(berdasarkan umur/masa kehidupan)B. Kejang pada masa anak-anak (setelah masa neonatus) yang disebabkan oleh : Kejang demam Epilepsi, Pingsan/sinkopeHisteri dan tetani akibat over ventilasi Trauma dan cacat otak Infeksi Keadaan metabolik seperti hipoglikemia, hipokalsemia, hipoparatiroidisme, dehidrasiRacun dan obat-obatan KLASIFIKASI KEJANG(berdasarkan manifestasi klinik)A. Manifestasi klinik yang erat hubungannya dengan maturitas serebral, yaitu Kejang pada neonatus Kejang mioklonik Kejang demam Petit mal B. Manifetasi klinik yang tidak harus berhubungan dengan maturitas serebral, yaitu: Serangan kejang umum 5. serangan motorik Grand mal 6. serangan sensorikKejang akinetik 7. psikomotor (lobus temporalis)Serangan vokal 8. epilepsi Jackson

KLASIFIKASI KEJANG(berdasarkan asalnya/penyebab)A. Kejang intrakranial, Kejang dengan penyebab yang berasal dari otak, yang dapat berupa : Gangguan pertumbuhan otak (penyakit otak degeneratif), Penyakit otak kongenital B. Kejang ekstrakranial, Kejang dengan penyebab yang tidak berasal dari otak, yang dapat berupa : Kejang akibat infeksi (misalnya ensefalitis dan meningitis) Kejang akibat trauma (pada cedera otak) Kejang akibat zat dan obat-obatanDEFINISI KEJANG DEMAMKejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. (Buku Ajar Neurologi Anak : 1999)

KLASIFIKASI KEJANG DEMAMA. Kejang Demam Sederhana :Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiriKejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokalKejang tidak berulang dalam waktu 24 jamKejang demam sederhana merupakan 80 % di antara seluruh kejang demamB. Kejang Demam KompleksKejang lama > 15 menitKejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsialBerulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jamISTILAHKEJANG LAMA : kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8 % kejang demam. (Prognosis in Febrile Seizure, 1978 : 720)KEJANG FOKAL : kejang parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului kejang parsial. (Factors Prognostic of Unprovoked Seizures after Febrile Convulsions, 1987 : 316)KEJANG BERULANG : kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, di antara bangkitan kejang anak sadar. (Pediatric Neurology Principles and Practice, 1999 : 676-82)3 FAKTORGENETIKUSIA DEMAMPenyebab DemamTerjadi kejang dalam 24 jam pertama demam75% pada suhu > 39 C25% pada suhu > 40 CPenting : kecepatan peningkatan suhu15 % : 5-6 bulan85 % : 1 3 tahunMedian : 17 23 bulan17 % orang tua KD22 % saudara kandung KDPATOFISIOLOGI

DIAGNOSISAnamnesa Umum : identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama)Anamnesa khusus :keluhan utamariwayat penyakit sekarangriwayat penyakit dahuluriwayat penyakit keluargariwayat pengobatan, penanganan dan hasilnyariwayat kehamilan dan persalinan ibuRiwayat perkembangan dan pertumbuhan anak/bayiRiwayat sosial ekonomi

PEMERIKSAAN FISIKLihat kesadarannya, apakah masih compos mentis atau sudah mengalami penurunan kesadaranPeriksa tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah)Pemeriksaan seluruh sistem organPemeriksaan neurologis berupa tanda meningeal (kaku kuduk, Brudzinski, Kernig dan Laseque), refleks fisiologis dan refleks patologis.PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratoriumPungsi LumbalElektroensefalografi (EEG)RadiologisPEMERIKSAAN PENUNJANGLABORATORIUMTidak dikerjakan secara rutinUntuk mengevaluasi sumber infeksi Pemeriksaan yang dapat dikerjakan : darah perifer, elektrolit dan gula darahPEMERIKSAAN PENUNJANGPUNGSI LUMBALUntuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitisRekomendasi untuk melakukan pungsi lumbal :SANGAT DIANJURKAN : bayi < 12 bulanDIANJURKAN : bayi 12 18 bulan TIDAK RUTIN : bayi > 18 bulanKlinis : yakin bukan meningitis, tidak perlu lumbal pungsi

PEMERIKSAAN PENUNJANGELEKTROENSEFALOGRAFI (EEG)Tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan terjadinya epilepsi pada pasien kejang demam -> tidak direkomendasikan.Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan KD yang tidak khas, misalnya KDK pada anak usia > 6 tahun atau KD fokalPEMERIKSAAN PENUNJANGRADIOLOGISFoto X-ray kepala, CT scan atau MRI jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas indikasi :Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)Paresis nervus VIPapiledema PROGNOSISDengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian.Kemungkinan berulangnya kejang demam :Riwayat kejang demam dlm keluargaUsia kurang dr 12 bulanTemperatur yang rendah saat kejangCepatnya kejang setelah demamBila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan 80 % berulang.

PENATALAKSANAAN KEJANG MELIPUTI :Penatalaksanaan saat kejang : di rumah/tempat praktekDi rumah sakitPemberian obat saat demamAnti piretikAnti konvulsanPemberian obat rumatanIndikasiJenis antikonvulsanLama pengobatanEdukasi orang tua

PENATALAKSANAAN KEJANG

PENATALAKSANAAN KEJANG

PENATALAKSANAAN KEJANGAnti piretik yang bisa diberikan :Parasetamol : 10-15 mg/kg/kali, 4-5 kali/hariIbuprofen : 5-10 mg/kgbb/kali, 3-4 kali/hariAnti konvulsan :Diazepam oral 0,3 mg/kg/8 jam atau rektal 0,5 mg/kg/8 jam pada saat demam > 38,5 C -> resiko kejang berulang turun 30-60%Dosis di atas cukup tinggi, waspada : ataksia, iritabel dan sedasi

PENATALAKSANAAN KEJANGObat rumatan diindikasikan diberikan pada Kejang Demam dengan ciri-ciri berikut :Kejang lama > 15 menitKelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang (hemiparesis, cerebral palsy, retardasi mental dan hidrosefalus)Kejang fokalPENATALAKSANAAN KEJANGObat rumatan DIPERTIMBANGKAN diberikan pada Kejang Demam bila :Kejang berulang > 2 kali dalam 24 jamPada bayi < 12 bulan> 4 kali per tahunPENATALAKSANAAN KEJANGAsam valproate efektif menurunkan resiko berulangnya kejang demam.Fenobarbital ditinggalkan karena menimbulkan gangguam perilaku dan kesulitan belajar (40-50%) dosis asam valproate : 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2-3 dosisLama pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejangKemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulanPENATALAKSANAAN KEJANGEDUKASI PADA ORANG TUAKejang selalu menakutkan bagi orang tuaKecemasan dikurangi dengan cara :Meyakinkan bahwa kejang demam memiliki prognosis baikMemberitahukan cara penanganan kejangMemberikan informasi kemungkinan kejang kembaliPemberian obat untuk mencegah frekuensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obatPENATALAKSANAAN KEJANGBila terjadi kejang (berulang) :Tetap tenang dan tidak panikKendorkan pakaian, terutama di sekitar leherBila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulutUkur suhu, observasi dan cata lama dan bentuk kejangBerikan diazepam rektal dan jangan diberikan bila kejang telah berhentiBawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebihSEKIAN DAN TERIMA KASIH