kejang demam

6
I. Definisi Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak. II. Patofisiologi Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh; 1.kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan; 2.berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; 3.meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang. III. Mekanisme Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik diperlukan untuk memilih pemeriksaan penunjang yang terarah dan tatalaksana selanjutnya. Anamnesis dimulai dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang. Ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala-gejala 1

description

Kejang demam pada anak

Transcript of kejang demam

Page 1: kejang demam

I. Definisi

Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat

berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom

yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak.

II. Patofisiologi

Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang

berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron

lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga

disebabkan oleh;

1. kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan

listrik yang berlebihan;

2. berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat

[GABA];

3. meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat

melalui jalur eksitasi yang berulang.

III. Mekanisme Diagnosis

Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik diperlukan untuk memilih

pemeriksaan penunjang yang terarah dan tatalaksana selanjutnya. Anamnesis dimulai

dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari

kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang. Ditanyakan riwayat kejang

sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala-gejala

infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.

Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-tanda trauma

akut kepala dan adanya kelainan sistemik, terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya

kelainan neurologis fokal. Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan

lanjutan untuk mencari faktor penyebab.

Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada anak, diperlukan

beberapa pemeriksaan penunjang yaitu: laboratorium, pungsi lumbal,

elektroensefalografi, dan neuroradiologi. Pemilihan jenis pemeriksaan penunjang

disesuaikan dengan kebutuhan. Pemeriksaan yang dianjurkan pada pasien dengan

kejang pertama adalah kadar glukosa darah, elektrolit, dan hitung jenis.

1

Page 2: kejang demam

Diagnosis kejang ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan penunjang,

sangat penting membedakan apakah serangan yang terjadi adalah kejang atau serangan

yang menyerupai kejang. Perbedaan diantara keduanya adalah pada tabel dibawah ini :

Keadaan Kejang Menyerupai Kejang

Onset Tiba-tiba Mungkin gradualLama serangan Detik/menit Beberapa menitKeasadaran Sering terganggu Jarang tergangguSianosis Sering JarangGerakan ekstremitas Sinkron AsinkronStrereotipik serangan Selalu JarangLidah tergigit atau luka lain sering Sangat jarangGerakan abnormal bola mata selalu JarangFleksi pasif ekstremitas Gerakan tetap ada Gerakan hilangDapat diprovokasi Jarang Hampir selaluTahanan terhadap gerakan pasif Jarang SelaluBingung pasca serangan Hampir selalu Tidak pernahIktal EEG abnormal Selalu Hampir tidak pernahPasca iktal EEG abnormal selalu Jarang

Setelah diyakini bahwa serangan ini adalah kejang, selanjutnya perlu ditentukan

jenis kejang. Saat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah berdasarkan

Klasifikasi International League Against Epilepsy of Epileptic Seizure [ILAE] 1981,

yaitu :

1. Kejang parsial (fokal, lokal)

Kejang fokal sederhana

Kejang parsial kompleks

Kejang parsial yang menjadi umum

2. Kejang umum

Absens

Mioklonik

Klonik

Tonik

Tonik-klonik

Atonik

3. Tidak dapat diklasifikasi

2

Page 3: kejang demam

Langkah selanjutnya, setelah diyakini bahwa serangan saat ini adalah kejang

adalah mencari penyebab kejang. Penentuan faktor penyebab kejang sangat menentukan

untuk tatalaksana selanjutnya, karena kejang dapat diakibatkan berbagai macam

etiologi. Adapun etiologi kejang yang tersering pada anak adalah

Kejang demam

Infeksi: meningitis, ensefalitis

Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipoksemia, hipokalsemia,

gangguan elektrolit, defisiensi piridoksin, gagal ginjal, gagal hati, gangguan

metabolik bawaan

Trauma kepala

Keracunan: alkohol, teofilin

Penghentian obat anti epilepsi

Lain-lain: enselopati hipertensi, tumor otak, perdarahan intrakranial, idiopatik

IV. Penanganan

Apabila datang dengan keadaan kejang obat yang paling cepat untuk

menghentikan kejang adalah Diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis

diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan – lahan dengan kecepatan 1-2

mg/menit atau dalam waktu lebih dari 2 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.

Kejang yang belum berhenti dengan Diazepam rektal dapat diulang lagi dengan

cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit.

Bila 2 kali dengan Diazepam rektal masih kejang, dapat diberikan fenitoin secara

intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau

kurang dari 50 mg/menit.

Bila dengan pemberian fenitoin kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8

mg/kg/hari, yaitu 12 jam setelah dosis awal. Setelah itu untuk pemberian obat

selanjutnya tergantung dari jenis kejang dan faktor risikonya, apakah kejang karena

demam atau kejang yang lainnya. Namun bila kejang masih belum bisa berhenti maka

pasien harus dirawat di ruang intensif.

Penanganan kejang bisa dilihat pada algoritma penanganan kejang sebagai berikut:

3

Page 4: kejang demam

4