KEJANG DEMAM

18
Dr.Tatang.A.Hidayat, SpA.

description

kdn

Transcript of KEJANG DEMAM

Dr.Tatang.A.Hidayat, SpA.

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

Pada umumnya terjadi antara umur 6 bl-5 th, dan tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.

Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam dan bayi umur dibawah 1 bl tidak termasuk.

Sekitar 2-4% anak pernah mengalami kejang demam dalam hidupnya.

Semua infeksi diluar otak yang menimbulkan demam, seperti : Faringitis, tonsilitis, tonsilofaringitis, otitis medis akut, bronkopneumonia dll.

Utk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan energi yg didapat dari metabolisme.

Bahan baku terpenting adalah glukosa. Terjadi proses oksidasi dengan bantuan

oksigen yng dibawa dari paru melalui sistim kardiovaskuler.

Jadi sumber energi otak adalah glukosa melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.

Sel dikelilingi membran yg terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik.

Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion chlorida (CL-) akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan diluar sel terdapat keadaan sebaliknya.

Perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel meyebabkan perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron.

Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada permukaan sel.

Keseimbangan potensial membran ini dapat dirubah oleh adanya :

1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler. 2. Rangsangan mendadak misalnya

mekanik, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. 3. Perubahan patofisiologi dari membran

sendiri karena penyakit atau keturunan.

KEJANG DEMAM SEDERHANA : - lama kejang ≤ 15 menit - kejang bersifat umum - frekwensi 1 x dalam 24 jam KEJANG DEMAM KOMPLEKS : - lama kejang > 15 menit - kejang bersifat fokal atau parsial - frekwensi kejang > 1 kali dalam 24 jam ( kejang multiple atau kejang serial ).

Anamnesis : - Identifikasi/pastikan adanya kejang, jenis kejang,lama kejang, suhu sebelum/saat kejang,frekwensi,penyebab kejang diluar SSP. - Tidak ada riwayat kejang tanpa demam se- belumnya. - Riwayat kelahiran, tumbuh kembang,kejang demam,atau epilepsi dalam keluarga. - Singkirkan penyebab kejang yang lain.

Pemeriksaan Fisik : - Kesadaran, suhu tubuh, tanda rangsang meningeal,tanda peningkatan tekanan intra kranial dan tanda infeksi diluar SSP. - Pemeriksaan fisik neurologis harus dilaku kan walaupun pada umumnya tidak

ditemu kan adanya kelainan.

Pemeriksaan penunjang : - Pemeriksaan laboratorium tidak rutin dila- kukan, dilakukan jika ada indikasi. Darah lengkap,gula darah,serum elektrolit. - Lumbal pungsi sesuai indikasi, dilakukan untuk menyingkirkan atau menegakan diag nosis meningitis. Lumbal pungsi sangat di anjurkan pada bayi<12 bl, dianjurkan pada bayi umur 12-18 bl,tidak rutin dikerjakan pada anak>18 bl,kecuali ada gejala meni – ngitis atau curiga infeksi intrakranial lain.,

- Elektroensefalografi (EEG) tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi. Oleh karena itu tidak direkomendasikan kecuali pada kejang demam yang tidak khas,seperti : kejang fokal, kejang demam kompleks frekuen.

- CT scan atau MRI kepala, diindikasikan pada keadaan : kejang fokal/parsial, adanya kelainan neurologis, atau tanda peningkatan tekanan intra kranial.

Prinsip Penanganan kejang demam terdiri dari

3 hal : Mengatasi kejang fase akut Mengatasi demam, mencari, dan mengobati

penyebab demam Pengobatan profilaksis terhadap

berulangnya kejang demam.

Tatalaksana penghentian kejang akut dilaksana-

kan sebagai berikut : Di rumah/Prehospital : Penanganan kejang dirumah dapat dilakukan

dengan memberikan Diazepam rektal, dosis 0,3-0,5 mg/kg atau secara sederhana : berat badan< 10 kg : 5 mg, berat badan > 10 kg : 10 mg. Pemberian dirumah maksimum 2 kali dengan interval 5 menit. Bila kejang masih bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

Di Rumah Sakit : Saat tiba diklinik/rumah sakit, bila belum

terpasang cairan i.v dapat diberikan diazepam rektal ulangan 1 kali sambil mencari akses vena. Sebelum dipasang cairan intravena, lakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan darah tepi, elektrolit, dan gula darah sesuai indikasi.

Di Rumah Sakit : Saat tiba diklinik/rumah sakit, bila belum

terpasang cairan i.v dapat diberikan diazepam rektal ulangan 1 kali sambil mencari akses vena. Sebelum dipasang cairan intravena, lakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan darah tepi, elektrolit, dan gula darah sesuai indikasi.

Berikan Fenitoin dosis 20 mg/kg dilarutkan dalam NaCl 0,9% diberikan per-lahan2 dengan kecepatan pemberian 50 mg/menit. Bila kejang belum teratasi, dapat diberikan tambahan fenitoin 10 mg/kg.

Bila belum teratasi, berikan fenobarbital IV dosis maksimal 15 – 20 mg/kg dengan kecepatan pemberian 100 mg/menit. Awasi dan atasi kelainan metabolik yang ada. Bila kejang berhenti, lanjutkan pemberian fenobarbital IV rumatan 4-5 mg/kg setelah 12 jam kemudian.

Perawatan intensif – rumah sakit : Bila kejang belum berhenti, dilakukan intubasi

dan perawatan di ruang intensif. Dapat diberikan - Midazolam 0,2 mg/kg diberikan bolus perlahan-

lahan, diikuti infus midazolam 0,01-0,02 mg/kg/ menit selama 12-24 jam.

- Propofol 1 mg/kg selama 5 menit dilanjutkan dengan 1-5 mg/kg/jam dan diturunkan setelah 12-24 jam.

- Pentobarbital 5-15 mg/kg dalam 1 jam, dilanjutkan dengan 0,5-5 mg/kg/jam.