Kei Migra Sian

8
KEIMIGRASIAN Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau ke luar wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah Negara Republik Indonesia 1 [1]. Sedangkan pengertian Keimigrasian yang lain adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan negara 2 [2]. Sesuai dengan undang-undang republik Indonesia nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian Fungsi Keimigrasian adalah bagian dari urusan pemerintahan negara dalam memberikan pelayanan Keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat. Jenis Layanan Keimigrasian 1. Perpanjangan Izin Tinggal Kunjugan; 2. Penerbitan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) baru; 3. Perpanjangan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS); 4. Penerbitan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP); 5. Perpanjangan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP); 6. Alih Jabatan atau Sponsor; 7. Alih Status Izin Tinggal; 8. Penambahan Status pekerjaan (rangkap Jabatan); 1[1] (Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian) 2[2] (Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian).

description

ffff

Transcript of Kei Migra Sian

Page 1: Kei Migra Sian

KEIMIGRASIAN

Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau ke luar wilayah Negara

Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah Negara Republik Indonesia1[1].

Sedangkan pengertian Keimigrasian yang lain adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk

atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan

negara2[2].

Sesuai dengan undang-undang republik Indonesia nomor 6 tahun 2011 tentang

keimigrasian Fungsi Keimigrasian adalah bagian dari urusan pemerintahan negara dalam

memberikan pelayanan Keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan fasilitator

pembangunan kesejahteraan masyarakat.

Jenis Layanan Keimigrasian

1.      Perpanjangan Izin Tinggal Kunjugan;

2.      Penerbitan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) baru;

3.      Perpanjangan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS);

4.      Penerbitan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP);

5.      Perpanjangan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP);

6.      Alih Jabatan atau Sponsor;

7.      Alih Status Izin Tinggal;

8.      Penambahan Status pekerjaan (rangkap Jabatan);

9.      Surat Keterangan Keimigrasian untuk pengajuan pewarganegaraan (Naturalisasi);

10.  Pengembalian Dokim/Pencabutan status Warga Negara Asing karena telah memperoleh

Kewarganegaraan RI;

11.  Izin Masuk Kembali (MERP/ERP);

12.  Izin Meninggalkan Indonesia untuk tidak kembali (EPO);

13.  Pelaporan Kelahiran,perkawinan,meninggal dunia,dan Keluar Wilayah RI tidak kembali;

14.  Pendaftaran untuk mendapatkan Fasilitas Keimigrasian Kewarganegaraan ganda (Affidavit)

1[1] (Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian)

2[2] (Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian).

Page 2: Kei Migra Sian

Sebagai institusi yang mengemban fungsi pelayanan publik, penegakan hukum,

keamanan negara, dan fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat, Direktorat Jenderal

Imigrasi memiliki kewajiban untuk meningkatkan kepuasan publik melalui pelayanan

keimigrasian yang transparan, akuntabel dan responsif terhadap keluhan masyarakat.

salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas yang dikembangkan Direktorat Jenderal

Imigrasi adalah dengan membangun Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM),

yang sasarannya adalah untuk mencapai optimalisasi kinerja Keimigrasian. Melalui SIMKIM,

pelaksanaan fungsi keimigrasian akan menjadi efektif, efisien, dan profesional karena sistem ini

mampu mengintegrasikan seluruh fungsi keimigrasian baik di dalam negeri maupun di luar

negeri. Bahkan Dalam waktu dekat masyarakat dapat menikmati kemudahan pelayanan berupa

percepatan pengurusan paspor. Jika sebelumnya paspor jadi dalam waktu 4 hari setelah foto dan

wawancara, maka proses tersebut dapat dilakukan hanya dalam waktu 1 hari. Adapun hasil yang

diharapkan dari penerapan kebijakan ini adalah memberikan kepastian waktu, menghilangkan

prosedur yang berbelit-belit, menghilangkan calo dan praktek pungli dan mengurangi

panjangnya birokrasi dalam pengurusan paspor itu sendiri.

Selain itu juga, Direktorat Jenderal Imigrasi harus membuka kemudahan bagi warga

negara Indonesia yang akan melintas masuk dan keluar Indonesia dengan sistem autogate.

Sistem ini dirasakan sangat membantu dalam penyederhanaan proses pemeriksaan keimigrasian,

sehingga dapat meredusir permasalahan keterbatasan area keimigrasian pada beberapa Tempat

Pemeriksaan Imigrasi di Bandara Internasional serta mengurangi permasalahan panjangnya

antrian penumpang dan mengurangi interaksi antara petugas dan masyarakat.

sebagai upaya untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat, Direktorat Jenderal

Imigrasi telah menetapkan kebijakan “Immigration on Board”, yaitu layanan proses pemeriksaan

keimigrasian diatas pesawat. Dengan layanan ini para penumpang tidak perlu antri di konter

imigrasi di bandara, sehingga dapat menghemat waktu dan memberikan kenyamanan.

Selanjutnya sebagai upaya merespon keluhan masyarakat, telah dibangun juga layanan

sistem penanganan pengaduan masyarakat. Media yang disediakan bisa melalui

www.imigrasi.go.id maupun melalui media sosial seperti face book atau twiter. Melalui layanan

ini masyarakat diharapkan dapat berperan aktif memantau, menilai atau melakukan pengawasan

atas kinerja jajaran Direktorat Jenderal Imigrasi termasuk perilaku aparatur pelaksananya.

Page 3: Kei Migra Sian

Sementara itu untuk kemudahan layanan kepada orang asing, Direktorat Jenderal

Imigrasi telah menerapkan Kartu Izin Tinggal Terbatas dan Kartu Izin Tinggal Tetap Elektronik,

melalui layanan ini akan memberikan kemudahan, kecepatan, dan penyederahanan proses

pemeriksaan imigrasi serta memberikan jaminan terhadap pemalsuan dokumen imigrasi.

Di sisi lain, Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai tugas merumuskan dan

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang imigrasi, diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang dokumen perjalanan, visa dan

fasilitas, izin tinggal dan status, intelijen penyidikan dan penindakan, lintas batas dan

kerjasama luar negeri serta sistem informasi keimigrasian.

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang dokumen perjalanan, visa dan fasilitas, izin tinggal dan

status, intelijen penyidikan dan penindakan, lintas batas dan kerjasama luar negeri serta

sistem informasi keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

c. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang dokumen

perjalanan, visa dan fasilitas, izin tinggal dan status, intelijen penyidikan dan penindakan,

lintas batas dan kerjasama luar negeri serta sistem informasi keimigrasian.

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi .

e. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal.

Bahkan didalam bagian 1 sdah dijelaskan, Kedudukan, tugas dang Fungsi yang diperinci dalam

pasal 528 (Direktorat Jenderal Imigrasi adalah unsur pelaksana yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.dan Direktorat Jenderal

Imigrasi dimpimpin oleh seorang Direktur Jenderal). Pasal 529 yang berbunyi (Direktorat

Jenderal Imigrasi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

standardisasi teknis di bidang imigrasi). Dan pasal 530 yang berbunyi (Untuk melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 529, Direktorat Jenderal Imigrasi menyelenggarakan

fungsi :perumusan kebijakan di bidang imigrasi: pelaksanaan kebijakan di bidang imigrasi;

penyusunan norma, standar, prosedur dan criteria di bidang imigrasi; pemberian bimbingan

Page 4: Kei Migra Sian

teknis dan evaluasi di bidang imigrasi ; dan pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal

Imigrasi)3[3].

Dengan adanya tugas, kebijakan dan fungsi UU tersebut akan bias dilankan oleh imigran

secara baik dan benar. Karena pergaulan internasional saat ini telah berkembang hukum baru

yang diwujudkan dalam bentuk konvensi internasional, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

menjadi salah satu negara peserta yang telah menandatangani konvensi tersebut, antara lain

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan Kejahatan Transnasional yang Terorganisasi.

Pengawasan terhadap Orang Asing perlu lebih ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya

kejahatan internasional atau tindak pidana transnasional, seperti perdagangan orang,

Penyelundupan Manusia, dan tindak pidana narkotika yang banyak dilakukan oleh sindikat

kejahatan internasional yang terorganisasi. Para pelaku kejahatan tersebut ternyata tidak dapat

dipidana berdasarkan Undang-Undang Keimigrasian yang lama karena Undang-Undang Nomor

9 Tahun 1992 tidak mengatur ancaman pidana bagi orang yang mengorganisasi kejahatan

internasional.  Pengawasan terhadap Orang Asing tidak hanya dilakukan pada saat mereka

masuk, tetapi juga selama mereka berada di Wilayah Indonesia, termasuk kegiatannya.

Pengawasan Keimigrasian mencakup penegakan hukum Keimigrasian, baik yang bersifat

administratif maupun tindak pidana Keimigrasian.  Aspek pelayanan dan pengawasan tidak

terlepas pula dari geografis Wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang mempunyai

jarak yang dekat, bahkan berbatasan langsung dengan negara tetangga. Bersamaan dengan

perkembangan di dunia internasional tersebut, telah terjadi pula perubahan di dalam negeri, yang

telah mengubah paradigma dalam berbagai aspek ketatanegaraan, seiring dengan bergulirnya

reformasi di segala bidang. Perubahan itu telah membawa pengaruh yang sangat besar, terhadap

terwujudnya persamaan hak dan kewajiban, bagi setiap warga negara Indonesia, sebagai bagian

dari hak asasi manusia. Dengan adanya perkembangan tersebut, setiap warga negara Indonesia

memperoleh kesempatan yang sama dalam menggunakan haknya untuk keluar atau masuk

Wilayah Indonesia.

Dampak era globalisasi juga telah mempengaruhi sistem perekonomian negara Republik

Indonesia, sehingga diperlukan perubahan peraturan perundang-undangan, baik di bidang

ekonomi, industri, perdagangan, transportasi, ketenagakerjaan, maupun peraturan di bidang lalu

lintas orang dan barang. Perubahan tersebut diperlukan untuk meningkatkan intensitas hubungan

3

Page 5: Kei Migra Sian

negara Republik Indonesia dengan dunia internasional yang mempunyai dampak sangat besar

terhadap pelaksanaan fungsi dan tugas Keimigrasian. “Untuk itu diperlukan penyederhanaan

prosedur Keimigrasian bagi para investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia,

antara lain kemudahan pemberian Izin Tinggal Tetap bagi para penanam modal yang telah

memenuhi syarat tertentu, harapannya akan tercipta iklim investasi yang menyenangkan dan

lebih menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Jika pemerintah mampu melaksanakan UU tersebut diyakini dapat mengatasi pelbagai

ragam bentuk pelanggaran keimigrasian, meng-eliminir tumbuh kembangnya kejahatan yang

bersifat transnasional serta dapat memberikan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia

melalui persamaan hak dan kedudukan warga Negara dimata hukum internasional sehingga

tujuan hukum atau pesan yang tersirat dalam UU no 6 tahun 2011 tentang keimigrasian dapat

tercapai. “Dengan mengedepankan pelaksanaan fungsi pelayanan penegakan hukum

keimigrasian keamanan Negara dan fasilitas pembangunan masyarakat di Indonesia maka UU no

6 tahun 2011 tentang keimigrasian penjelasan pasal demi pasalnya dengan tegas menyatakan

bahwa terjadinya perubahan dan perkembangan pada semua aspek dewasa ini mempunyai

konsekuensi terhadap institusi imigrasi pada beberapa aspek oleh karena itu kegiatan ini

diselenggarakan dalam rangka memberikan substansi dalam UU keimigrasian yang baru ke

masyarakat dengan tujuan memperoleh pemahaman yang utuh dan komprehensif atas politik

hukum keimigrasian Indonesia serta makna dan hakekat yang tersirat dalam UU no 6 tahun 2011

tentang keimigrasian.