kehilangan dan kematian

19
BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian kehilangan,berduka dan kematian a. pengertian kehilangan Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. B. faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan a.Perkembangan . - Anak- anak. * Belum mengerti seperti orang dewasa,belum bisa merasakan. * Belum menghambat perkembangan. * Bisa mengalami regresi - Orang Dewasa Kehilangan membuat orang menjadimengenang tentang hidup, tujuan hidup,menyiapkan diri bahwa kematian adalah halyang tidak bisa dihindari. b. Keluarga.

description

makalah

Transcript of kehilangan dan kematian

Page 1: kehilangan dan kematian

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian kehilangan,berduka dan kematian

a. pengertian kehilangan

Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.

B. faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan

a.Perkembangan .

- Anak- anak.

* Belum mengerti seperti orang dewasa,belum bisa merasakan.

* Belum menghambat perkembangan.

* Bisa mengalami regresi

- Orang Dewasa

Kehilangan membuat orang menjadimengenang tentang hidup, tujuan

hidup,menyiapkan diri bahwa kematian adalah halyang tidak bisa dihindari.

b. Keluarga.

Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresikesedihan. Anak terbesar

biasanyamenunjukan sikapkuat, tidak menunjukan sikap sedih secaraterbuka.

c. Faktor Sosial Ekonomi.

Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi keluarga,

beraati kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan secara ekonomi.

1

Page 2: kehilangan dan kematian

d. Pengaruh Kultural.

Kultur mempengaruhi manifestasi fisik danemosi. Kultur ‘barat’ menganggap

kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanyadiutarakan pada

keluarga, kesedihan tidakditunjukan pada orang lain. Kultur lainmenggagap bahwa

mengekspresikan kesedihanharusdengan berteriak dan menangis keras-keras.

e. Agama.

Dengan agama bisa menghibur danmenimbulkan rasa aman. Menyadarkan

bahwa kematian sudah ada dikonsep dasar agama.Tetapi ada juga yang menyalahkan

Tuhan akan kematian.

C. Tipe kehilanganm

1. Actual Loss

Diakui orang lain dan sama-sama dirasakan bahwa hal tersebut merupakan suatu bentuk kehilangan.contoh kehilangan anggota badan ,kehilangan suami / istri,kehilangan pekerjaan.

2. Perceived Loss ( Psikologis )

Dirasakan seseorng,tetapi tidak sama dirasakan orang lain,contoh kehilangan masa muda,keuangan dan lingkungan yang berharga.

3. Anticipatory Loss

Kehilangan yang bias dicegah.contoh orang yang menderita penyakit terminal

D. Jenis-jenis Kehilangan

Terdapat 5 katagori kehilangan, yaitu:

Kehilangan seseorang  seseorang yang dicintai

Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang berarti adalah salah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari tipe-tioe kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang.

2

Page 3: kehilangan dan kematian

Kematian juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang dicintai. Karena keintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami/istri atau anak biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.

Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)

Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik dan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara atau menetap, sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari seseorang misalnya kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda, fungsi tubuh.

Kehilangan objek eksternal

Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri atau bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.

Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal

Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara permanen. Misalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses penyesuaian baru.

Kehilangan kehidupan/ meninggal

Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya. Sebagian orang berespon berbeda tentang kematian.

E. Rentang Respon Kehilangan

Denial—–> Anger—–> Bergaining——> Depresi——> Acceptance

1. Fase denial / penolakan

a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan

b. Verbalisasi itu tidak mungkin saya tidak percaya itu terjadi

c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

3

Page 4: kehilangan dan kematian

2. Fase anger / marah

a. Mulai sadar akan kenyataan

b. Marah diproyeksikan pada orang lain

c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.

d. Perilaku agresif.

3. Fase bergaining / tawar- menawar.

a. Verbalisasi kenapa harus terjadi pada saya ? kalau saja yang sakit bukan saya seandainya saya hati-hati

4. Fase depresi

Depresi adalah gangguan mental yang dapat mengontrol pikiran dan bias menyebabkan hilangnya nafsu makan,susahtidur,dan rasa putus asa yang mendalam

a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.

b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.

5. Fase acceptance / penerimaan

a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.

b. Verbalisasi apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembu yah, akhirnya saya harus operasi

F. Dampak Kehilangan Menurut Usia

1. Masa kanak-kanak Anak-anak tidak hanya mengadopsi pemahaman orangtua mereka tentang kehilangan tetapi juga respon orangtuanya terhadap kehilangan. Kehilangan orangtua atau orang-orang penting dalam hidup anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan mereka, seringkali terjadi regresi yaitu kembali ke masa perkembangan sebelumnya.

2. Remaja dan dewasa muda Semakin dewasa seseorang, kehilangan menjadi pengalaman yang sudah biasa/normal. Misalnya akhirnya orangtuanya meninggal pada usia tua. Koping yang adekuat terhadap kehilangan merupakan salah satu tugas tumbuh kembang golongan usia dewasa muda.

4

Page 5: kehilangan dan kematian

Kehilangan orangtua merupakan tanda bahwa struktur inti keluarga sudah mulai terpecah. Hal ini akan mengingatkan seorang dewasa muda bahwa ia sudah termasuk golongan yang lebih tua dan akan semakin dekat dengan kematian juga

3. Dewasa tua Kematian pada dewasa tua sering terjadi, tetapi respon individu terhadap kematian tetap berbeda-beda. Biasanya krisis ini bersamaan dengan semakin banyaknya penyakit pada janda/duda yang ditinggalkan, sehingga perawat harus memperhatikan dampak dari respon berduka terhadap seorang dewasa tua.

G.Tahap Berduka

1. Penyangkalan

Sering kali, hal-hal buruk terjadi secara mendadak dan sulit untuk bisa benar- benar memahamisegala sesuatu yang telah terjadi.Sementara beberapa kematian yang bisa diperkirakan di awalterkadang memberikan sedikit waktu untuk memahami situasi. Dalam situasi tersebut salah satu tahapan pertama berduka adalah penolakan. Sulit bagi Anda untuk percaya bahwa suatu kehilangan telah terjadi; tahap ini berlangsung lebih lama daripada tahapan yang lain.

2. Pelepasan Emosional

Setelah Anda benar-benar menyadari bahwa suatu kehilangan telah terjadi, Anda akan merasakan gelombang emosi. Sulit untuk benar-benar mengendalikan segala sesuatu yang Anda rasakan hingga pada akhirnya Anda hanya melepaskan apa yang dipikirkan. Selain itu, tahap ini biasanya orang lebih sering menangis. Bagi beberapa orang, tahap ini bisa jadi tahap yang tertunda dan untuk orang lain tahap ini tidak pernah benar-benar terjadi.

3. Depresi

Bagi sebagian orang, perasaan tak berdaya dan terisolasi dapat terjadi setelah pelepasan emosional. Anda mungkin merasa perlu untuk mengisolasi diri dari orang lain dan memikirkan kenangan-kenangan di masa lalu. Depresi serius dapat mengakibatkan perubahan bagi kepribadian seseorang dan perasaan kesedihan yang konstan.

4. Penyesalan

Setelah periode depresi dan kesedihan, kemungkinan besar Anda akan memasuki tahap penyesalan. Di tahap ini Anda mulai memikirkan cara-cara bagaimana seharusnya kejadian tersebut bisa dicegah.

5

Page 6: kehilangan dan kematian

Ini adalah waktu ketika orang-orang mulai memiliki pikiran bagaimana jika. Misalnya, bagaimana kalau dia tidak pernah meninggalkan rumahnya atau bagaimana jika kita tahu tentang ini lebih cepat.

5. Penerimaan

Tak lama kemudian Anda akan menghadapi kenyataan kehilangan dan akhir dari hidup seseorang. Dengan melalui semua tahapan sebelumnya secara emosional, ini dapat membantu Anda dalam melakukan penerimaan dari situasi yang terjadi dan pada akhirnya akan membantu Anda dalam mengendalikan emosi. Menerima kehilangan adalah langkah pertama untuk berdamai dengan peristiwa yang terjadi dan bangkit untuk menjadi lebih baik.

6. Harapan

Pada tahap ini, kehilangan tidak lagi menyakitkan dan Anda mulai melihat ke depan untuk masa depan Anda. Meskipun Anda mungkin masih mengalami kesedihan dan duka sesekali, Anda akan bisa berfungsi mendekati normal seperti yang Anda lakukan dulu. Anda akan melihat ke depan untuk melakukan hal-hal baru dan membuat hidup untuk diri sendiri.

7. Menghadapinya

Tahap akhir berduka adalah dengan menghadapinya. Sementara untuk beberapa orang, hal ini mungkin memakan waktu selama beberapa minggu atau beberapa bulan, untuk orang lain bisa jadi memakan waktu selama bertahun-tahun untuk sampai ke tahap ini. Namun, pada akhirnya Anda akan bisa berhasil menghadapi perubahan dalam hidup Anda dan berdamai dengan kehilangan orang-orang yang dekat dengan Anda. Akhirnya hal akan menjadi lebih baik dan Anda akan dapat melanjutkan hidup Anda.

H. Pengertian Beduka

A.     Berduka

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.

Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional.

6

Page 7: kehilangan dan kematian

I. Teori dari Proses Berduka

Tidak ada cara yang paling tepat dan cepat untuk menjalani proses berduka. Konsep dan teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan emosional klien dan keluarganya dan juga rencana intervensi untuk membantu mereka memahami kesedihan mereka dan mengatasinya. Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan dukungan dalam bentuk empati.

Teori Engels

Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.

Fase I (shock dan tidak percaya)

Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan, diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan.

Fase II (berkembangnya kesadaran)

Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.

Fase III (restitusi)

Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.

Fase IV

Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum.

Fase V

Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.

7

Page 8: kehilangan dan kematian

J. Pengertian Kematian

Kematian merupakan peristiwa alamiah yang dihadapi oleh manusia. Namun,Pemahaman akan kematian mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang terhadap kematian. Selain pengalaman, pemahaman konsep kematian juga dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan lingkungan sosial budaya.

K. pamndangan masyarakat tentang kematian

Kematian selalu menghantui kita seraya kita menjalani kehidupan kita hari demi hari, tidak soal seberapa sehat atau kaya kita. Kematian bisa merenggut kita sewaktu kita menyeberang jalan atau berbaring di tempat tidur.Jelaslah, kematian merupakan peristiwa yang mengganggu dan mengerikan, dan semua orang merasakan hal ini. Oleh karena itu, kita hendaknya tidak terkejut bahwa masyarakat manusia pada umumnya memandang kematian sebagai prospek yang mengecilkan hati. Misalnya, kematian memperlihatkan bahwa kehidupan yang dibaktikan untuk mengejar kekayaan dan kekuasaan pada akhirnya sia-sia saja.

L. tanda-tanda kematian

1. Mengeluarkan suara mengerikan

Istilah ini disebut juga dengan Death rattle, istilah umum rumah sakit saat pasien hendak meninggal yang mengeluarkan suara yang mengerikan (tidak seperti biasanya). Hal ini terjadi setelah pasien hilang refleks batuk serta kehilangan kekuatan untuk menelan yang mengakibatkan akumulasi kelebihan air liur di tenggorokan serta paru-paru.

2. Mengalami gangguan saat bernapas.

Gejela ini disebut juga dengan Cheynes-stokes respiration, hal ini biasanya terjadi saat seseorang sedang tidur ataupun terjaga. Ini yakni pola pernapasan yang amat abnormal ditandai dengan napas yang amat cepat serta sesudah itu periode tidak bernapas (apnea). Dalam waktu pendek, jantung menjadi lemah serta terlalu banyak bekerja, ini membuat tubuh hiperventilasi (bernapas normal cepat) serta, sesudah itu, tidak ada energi lebih untuk bernapas untuk waktu waktu lama (apnea).

3. Kekuatan setelah Kematian

Dalam istilah medis disebut juga dengan Rigor mortis yaitu kekakuan sesudah kematian, tidak sebatas manusia bahkan binatang pun mengalami hal ini. dalam banyak kasus, ringor mortis biasanya diawali setelah 1-3 jam kematian. Sesudah kematian, tubuh tidak mampu untuk memecahkan ikatan yang mengakibatkan kontraksi terus-menerus.

8

Page 9: kehilangan dan kematian

4. Livor mortis

Livor mortis yakni warna ungu-merah yang muncul ketika darah tenggelam kebagian tubuh terspesifik.

Hal ini terjadi dalam area tubuh yang menyentuh tanah, atau yang menerima tekanan sebab kapiler yang dikompresi, seperti dengan menekan jari anda pada lengan anda selama beberapa detik serta mengamati sidik jari anda menjadi putih selama sekitar tiga detik. Konsep ini menolong koroner memutuskan posisi kematian. Kehadiran atau ketidakhadiran koroner pula bisa menolong untuk memutuskan perkiraan waktu kematian. Perihal ini umumnya diawali 1-2 jam sesudah kematian serta menjadi permanen ataup tetap, dalam 6-12 jam.

5. Temperatur Tubuh Turun

Turunnya temperatur tubuh seiring dengan kematian disebut juga dengan Algor mortis. Terjadi bila suhu diluar lebih dingin dari suhu tubuh. Orang yang meninggal di lantai kamar mandi lebih cepat turun suhu tubuhnya daripada orang yang meninggal di luar, anak kecil lebih cepat turun suhu tubuhnya daripada orang gemuk. Tetapi normalnya perlu 24 jam sampai tubuh benar-benar menjadi dingin atau suhu tubuhnya sama dengan lingkungan seputar.

Proses sekarat mulai terjadi ketika tubuh tidak bisa mendapatkan asupan oksigen yang diperlukan untuk bisa bertahan hidup. Sel yang berbeda akan memiliki kecepatan kematian yang berbeda pula, sehingga panjangnya proses seseorang sekarat tergantung pada sel-sel yang kekurangan oksigen ini.

6. Keluar Cairan merah kecoklatan

Keluarnya cairan berwarna merah kecoklatan dari mulut serta lubang anus, hal ini disebut juga dengan Purge fluid. Pada wanita akan ditandai dengan keluarnya cairan darah berwarna kebiruan dari Ms.V, mulut, dan hidung.

Selain itu orang yang sekarat akan kehilangan kontrol pada kandung kemih dan ususnya, sehingga seringkali terlihat mengompol. Orang akan merasa bingung, gelisah dan tidak tenang karena tidak dapat bernapas dengan teratur. Ketika sel-sel di dalam tubuh mulai kehilangan sambungan, maka akan mengalami kejang otot.

9

Page 10: kehilangan dan kematian

7. Garis coklat kemerahan pada Bola Mata

Tanda menjelang kematian yang ke-7 adalah munculnya tanda garis coklat kemerahan dengan posisi horizontal pada bola mata orang yang akan mati, dalah istilah medis disebut Tache noire. Membran mukosa lain seperti lidah yang akan tampak gelap sepertu terkena udara yang terlalu lama. Bila

M. pengkajian berduka

Pengkajian masaalah ini adalah adanya faktor predisposisi yang memengaruhi respons seseorang terhadap perasaan kehilangan yang di hadapi,antara lain:

Faktor genetik,Individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga dengan riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan,termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan.Kesehatan fisik.Individu dengan fisik,mental,serta pola hidup yang teratur cenderung mempunyai kemampuan dalam mengatasi stes yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan jasmani.

Kesehatan mental.Individu yang mengalami gangguan jiwa,terutama yang mempunyai riwayat depresi yang di tandai dengan perasaan tidak berdaya dan pesimis,selalu dibayangi masa depan peka dalam menghadapisituasi kehilangan. Pengalaman kehilangan di masa lalu.Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang adicintai pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi kemampuan individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa. Struktur kepribadian.Individu dengan konsep diri yang negatif dan perasaan rendah diri yang rendah dan tidak objektif terhadap sters yang dihadapi. Adanya stresor perasaan kehilangan.Stresor ini dapat berupa stresor yang nyata maupun imajenasi individu itu sendiri,seperti kehilangan biopsikososial yang meliputi kehilangan harga diri,pekerjaan,seksualitas,posisi dalam masyarakat,milik pribadi (kehilangan harta benda atau yang dicintai,kehilangan kewarganegaraan,dan lain-lain).Mekanisme koping yang sering dipakai oleh individu dengan respons

kehilangan,antara lain: pengingkaran, regresi, intelektualisasi, disosiasi, supresi, dan proyeksi yang digunakan untuk menghindari intensitas stres yang dirasakan sangat menyakitkan.

10

Page 11: kehilangan dan kematian

Dalam keadaan patologi, mekanisme koping sering dipakai secara berlebihan atau tidak memadai.Pengkajian tanda klinis berupa adanya distres somatis seperti gangguan lambung, rasa sesak, napas pendek, sering mengeluh, dan merasakanlelah.Pengkajian terhadap masalah psikologis adalah tidak ada atau kurangnya pengetahuan dan pemahaman kondisi yang terjadi, penghindaran pembicaraan tentang kondisi penyakit, serta kemampuan pemahaman terhadap prognosis dan usaha menghadapinya.

N. Diagnosa keperawatan

Berduka berhubungan dengan kehilangan aktual atau kehilangan yang dirasakan.

Berduka antisipatif berhubungan dengan perpisahan atau kehilangan.

Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan orang/benda yang dicintai atau memiliki arti besar.

O. Intervensi

Tentukan pada tahap berduka mana pasian terfiksasi. Identifikasi perilaku-perilaku yang berhubungan dengan tahap ini.

Rasional

Pengkajian data dasar yang akurat adalah penting untuk perencanaan keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka. Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien. Perlihatkan empati dan perhatian. Jujur dan tepati semua janji.

Rasional

Rasa percaya merupakan dasar unutk suatu kebutuhan yang terapeutik.

Perlihatkan sikap menerima dan membolehkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya secara terbuka

Rasional

Sikap menerima menunjukkan kepada pasien bahwa anda yakin bahwa ia merupakan seseorang pribadi yang bermakna. Rasa percaya meningkat.Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah. Jangan menjadi defensif jika permulaan ekspresi kemarahan dipindahkan kepada perawat atau terapis. Bantu pasien untuk mengeksplorasikan perasaan marah sehingga pasien dapat mengungkapkan secara langsung kepada objek atau orang/pribadi yang dimaksud.

Rasional

11

Page 12: kehilangan dan kematian

Pengungkapan secara verbal perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak mengancam dapat membantu pasien sampai kepada hubungan dengan persoalan-persoalan yang belum terpecahkan.Bantu pasien untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam dengan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas motorik kasar (mis, joging, bola voli,dll)

Rasional

Latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam.Ajarkan tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan setiap tahap. Bantu pasien untuk mengerti bahwa perasaan seperti rasa bersalah dan marah terhadap konsep kehilangan adalah perasaan yang wajar dan dapat diterima selama proses berduka

Rasional

Pengetahuan tentang perasaan-perasaan yang wajar yang berhubungan dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa perasaan bersalah menyebabkan timbulnya respon-respon ini.Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan. Dengan dukungan dan sensitivitas, menunjukkan realita situasi dalam area-area dimana kesalahan presentasi diekspresikan.

Rasional

Pasien harus menghentikan persepsi idealisnya dan mampu menerima baik aspek positif maupun negatif dari konsep kehilangan sebelum proses berduka selesai seluruhnya.Komunikasikan kepada pasien bahwa menangis merupakan hal yang dapat diterima. Menggunakan sentuhan merupakan hal yang terapeutik dan tepat untuk kebanyakan pasien.Bantu pasien dalam memecahkan masalahnya sebagai usaha untuk menentukan metoda-metoda koping yang lebih adaptif terhadap pengalaman kehilangan. Berikan umpan balik positif untuk identifikasi strategi dan membuat keputusan.

Rasional

Umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan perilaku yang diharapkan. Dorong pasien untuk menjangkau dukungan spiritual selama waktu ini dalam bentuk apapun yang diinginkan untuknya. Kaji kebutukan-kebutuhan spiritual pasien dan bantu sesuai kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

12

Page 13: kehilangan dan kematian

Hasil Pasien yang Diharapkan/Kriteria Pulang

Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-tahap proses berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan dengan tiap-tiap tahap.Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka dan mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan denga konsep kehilangan secara jujur.Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku-perilaku yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan mampu melaksanakan aktifitas-aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri.

Page 14: kehilangan dan kematian

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat,A.Aziz,2006,Pengantar Kebutuhan

Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Asuhan

Keperawatan I,Surabaya:Dirjen Dikti Depdiknas

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.

Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian dan Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatn Psikiatri, Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

stikes.fortdekock.ac.id

Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed.3. Jakarta: ECG