KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad...

92
i KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK (Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT RUSUNAWA Cabean SALATIGA Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh MUHAMMAD BAQI MUSTAGHFIRI NIM : 111 10 093 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Transcript of KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad...

Page 1: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

i

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN

PABRIK

(Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT RUSUNAWA

Cabean SALATIGA Tahun 2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MUHAMMAD BAQI MUSTAGHFIRI

NIM : 111 10 093

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 2: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

ii

Page 3: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

iii

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN

PABRIK

(Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT RUSUNAWA

Cabean SALATIGA Tahun 2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

MUHAMMAD BAQI MUSTAGHFIRI

NIM : 111 10 093

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

Page 4: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

iv

Page 5: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

v

Page 6: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

vi

Page 7: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Seandainya saya tau maka kamu tidak tau, seandainya kamu tau maka saya tidak

tau. (maka cobalah)

Ketika aku masih kecil dan bebas,

dan imajinasiku tidak ada batasnya, aku

mengimpikan untuk mengubah dunia;

Ketika aku semakin besar dan

semakin bijaksana, aku sadar bahwa

dunia tak mungkin diubah.

Dan aku putuskan untuk mengurangi

impianku sedikit dan hanya mengubah

negaraku. Tetapi itupun tampaknya

tidak mungkin.

Ketika aku memasuki usia senja,

dalam suatu upaya terakhir, aku berusaha

mengubah keluargaku sendiri, mereka

yang paling dekat denganku, tetapi sayang,

mereka tidak menggubrisku.

Dan sekarang menjelang ajal, aku sadar

(mungkin untuk pertama kalinya) bahwa kalau

saja aku mengubah diriku dulu, lalu dengan

teladan mungkin aku bisa mempengaruhi

keluargaku, dan dengan dorongan serta

dukungan mereka mungkin aku bisa membuat

negaraku menjadi lebih baik, dan siapa tahu,

mungkin aku bisa mengubah dunia.

Page 8: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

viii

PERSEMBAHAN

Dengan memanjat puji syukur kehadirat Allah SWT,

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Ibu Karomatun dan Bapak Turkamun tercinta yang telah mendidik, membimbing,

memberikan kasih sayang, do’a dan segalanya, yang menjadi perantaraku untuk

memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal shalih dan ridho Allah.

Semua dosen yang telah mengamalkan ilmunya

Mufiq, S.Ag.,, M.Phil. Yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan

dengan penuh kesabaran dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini.

Teman-temanku: calon leader dunia, yang selalu menemani susah senang

bersama, yang selalu memberi motivasi dan mendo’akanku, hari-hari bersama

kalian adalah hari-hari yang terindah dalam hidupku. wawung-wawung ayolah

meraih mimpi kita walaupun kerasnya hidup ini pasti kita bisa meraihnya.

Page 9: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

ix

KATA PENGANTAR

بسمهللالرّحمنالرّحيم

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat, taufiq, dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “KEHIDUPAN SOSIAL

KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK (Studi Kasus Masyarakat Muslim Di

UPT RUSUNAWA Cabean SALATIGA Tahun 2015).

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas

sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan

dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi

ini.Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan

Dosen Pembimbing Akademik.

3. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Mufiq, S.Ag.,, M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar

dan penuh perhatian telah meluangkan waktu, untuk memberikan pengarahan

serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada

penulis.

Page 10: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

x

Page 11: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

xi

ABSTRAK

Mustaghfiri, Muhamammad Baqi. 2015. Kehidupan Sosial Keagamaan Karyawan

Pabrik (Studi Kasus Masyarakat Muslim Di UPT Rusunawa Cabean

Salatiga Tahun 2015). Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan

Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq,

S.Ag.,, M.Phil.

Kata Kunci: Kehidupan Sosial Keagamaan, Karyawan Pabrik.

Judul dari skripsi ini adalah kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik.

Skripsi ini menjelaskan tentang berbagai macam problematika kehidupan sosial

keagamaan karyawan pabrik, dan skripsi ini mengfokuskan penelitian pada

masyarakat muslim di UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun 2015. Skripsi ini

meneliti tentang bagaimana kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT

Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015, apa problematika kehidupan sosial

keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 dan

apa solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan sosial keagamaan

karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015.

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara, observasi

dan dokumentasi yang diambil dari sepuluh orang responden. Penulis mengambil

sepuluh responden berdasarkan macam-macam profesi masyarakat yang ada di

UPT Rusunawa Cabean Salatiga. Dari kesepuluh responden tersebut penulis

beharap mengetahui problematika kehidupan sosial keagamaan dan menemukan

solusi yang ditempuh pada karyawan pabrik yang ada di Rusunawa.

Setelah melakukan penelitian penulis menyimpulkan Kehidupan sosial

keagamaan karyawan pabrik cenderung bersifat ritual, dipengaruhi oleh faktor

minimnya pengetahuan tentang agama dan kurangnya pendidikan agama yang

diterapkan dalam keluarga. Dari permasalahan tersebut penulis menyimpulkan

bahwa solusi yang dapat diambil dengan membina kehidupan sosial keagamaan

dalam bentuk kegiatan jama’ah rutin. Di antaranya adalah diadakannya jama’ah

rutin keagamaan setiap seminggu sekali pada hari Kamis malam dan Sabtu malam

yang bertempat rumah kontrakan yang bergantian setiap seminggu sekali para

warga menurut aturan yang telah ditentukan. Berkat tokoh agama setempat dan

kebijaksanaan kepala UPT Rusunawa dan para stafnya, serta atas dukungan

tokoh-tokoh masyarakat telah mendatangkan tokoh keagamaan setempat yang ada

di daerah Rusunawa Cabean Salatiga.

Page 12: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................. i

LEMBAR BERLOGO ......................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

ABSTRAK ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4

E. Penegasan Istilah .................................................................................. 4

F. Metode Penelitian ................................................................................. 6

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

Page 13: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kehidupan Sosial Keagamaan............................................ 13

B. Dimensi Sosial Keagamaan .................................................................. 14

1. Dimensi Ritual…………………………………..………………... 14

a. Dzikir ………………………………………………………….. 15

b. Shalat Berjamaah ……………………………………………… 17

2. Dimensi perayaan hari besar keagamaan

C. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Kehidupan Sosial Keagamaan...... 23

1. Faktor Pekerjaan ……………………………………………….. 23

2. Faktor Keberagamaan …………………………………………. 24

3. Faktor Pendidikan …………………………………………..…. 25

D. Karakteristik Kehidupan Masyarakat Karyawan Pabrik .................. 28

BAB III PAPARAN DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 34

1. Keadaan Geografis Wilayah………………………………………. 34

2. Keadaan Monografi UPT Rusunawa……………………………… 34

B. Dimensi Kehidupan Sosial Keagamaan ............................................... 39

1. Kegiatan Ritual Keagamaan ……………………………………… 39

a. Shalat Berjamaah ……………………………………………… 40

b. Yasinan dan Tahlil …………………………………………….. 43

2. Perayaaan Hari-Hari Besar Keagamaan .......................................... 48

C. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Kehidupan Sosial Keagamaan...... 50

1. Faktor Pekerjaan ……………………………………………….... 50

Page 14: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

xiv

2. Faktor Keberagamaan …………………………………………… 50

3. Faktor Pendidikan …………………………………………….…. 51

BAB IV PEMBAHASAN

A. Kehidupan Sosial Keagamaan Karyawan Pabrik Masyarakat Muslim

di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 ………………….. 54

1. Kegiatan Ritual Keagamaan ……………………………………. 54

a. Shalat Berjamaah …………………………...……..………… 55

b. Yasinan dan Tahlil …………………..……………………… 57

2. Perayaan Hari-Hari Besar Keagamaan ………………………... 59

B. Problematika Kehidupan Sosial Keagamaan Karyawan Pabrik di UPT

Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 …………………………….61

C. Solusi Yang Ditempuh Untuk Mengatasi Permasalahan Sosial

Keagamaan Karyawan Pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga

Tahun 2015 ………………………………………………………… 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 66

B. Saran-saran ........................................................................................... 67

1. Saran bagi warga karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean

Salatiga tahun 2015 ……………………………………………… 67

2. Saran bagi Pengurus Organisasi di UPT Rusunawa Cabean Salatiga

2015 ……………………………………………………………… 67

3. Saran bagi Masyarakatdi UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun

2015 ……………………………………………………………… 68

Page 15: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

xv

C. Penutup.………………………………………………………... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Page 16: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada prinsipnya Islam adalah agama kebersatuan, agama kasih

sayang, serta kecenderungan untuk saling mengenal dan hidup menyatu

antar pemeluknya adalah pangkal bagi ajaran-ajarannya. (Hammadi,

2006:1). Hal inilah yang diajarkan dalam QS. Al Hujurat ayat 13, yaitu:

Artinya:“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling taqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Atas dasar ayat tersebut dapat difahami bahwa tiap manusia

diciptakan oleh Allah tidak untuk sendiri ataupun menyendiri

melainkan untuk berinteraksi dengan manusia lain dan ciptaan Allah

yang lain agar tujuan hidup tercapai. Di fahami sebuah ungkapan

menyentuh hati yang ditulis oleh Beny Ridwan (Dosen IAIN Salatiga)

bahwa “indahnya kebersamaan dalam persaudaraan adalah sebuah

anugerah Tuhan yang teramat mahal buat mereka yang terikat dalam

keimanan”. (Buletin Lokal, edisi 6, 2009:10). Karena itulah kebersamaan,

perdamaian menjadi dambaan tiap umat manusia. Namun realita yang ada

Page 17: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

2

tak seirama dengan harapan. Untuk memperoleh kedamaian, ada berbagai

tantangan dan rintangan menghadang. Sebagaimana telah menjadi rumus

kehidupan di dunia bahwa tidak ada kehidupan tanpa tantangan. Begitu

pula dalam berinteraksi dengan sesama, ada berbagai faktor yang dapat

mengurangi intensitas hubungan sosial seseorang. Salah satunya adalah

faktor ekonomi yang menuntut seseorang harus bekerja guna memenuhi

kebutuhan ekonominya. Dan secara langsung maupun tidak langsung

waktu bekerja menjadi faktor berkurangnya waktu seseorang untuk

bergaul dengan sesamanya. Apalagi jam kerja yang terlalu padat kadang

membuat seseorang jauh dari komunitasnya, bahkan tidak mengenal

kondisi sekelilingnya.

Hal tersebut sering dijumpai di masyarakat lingkungan perkotaan

yang mana kesibukan mereka bekerja cenderung membuat renggang

hubungan sosialnya. Apalagi para pendatang dan bukan warga tetap yang

kurang berinteraksi dengan orang-orang sekitarnya sehingga hubungan

dengan masyarakat setempat terkesan kaku. Inilah faktor ekonomi dan

kesibukan kerja yang seringkali menjadi alasan seseorang malas

bergabung dengan sesamanya apalagi aktif mengadakan kegiatan sosial,

kecuali saat-saat tertentu diperlukan, misalnya: walimahan, syukuran atau

pesta yang melibatkan banyak orang untuk mempersiapkannya.

Demikian halnya yang tampak pada masyarakat Rusunawa kota

Salatiga. Sebagian besar penduduk yang tinggal di situ bekerja di pabrik

yang terdapat di kawasan UPT Rusunawa Cabean Salatiga sebagai ladang

Page 18: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

3

rizki untuk mereka. Karena memang tingkat ekonomi masyarakat ini

masih bisa dibilang menengah ke bawah dan untuk memenuhi kebutuhan

ekonominya sebagian besar mereka bekerja sebagai karyawan pabrik di

kawasan UPT Rusunawa Salatiga ini.

Dengan melihat sebagian bentuk kehidupan sosial keagamaan dan

berbagai problem yang muncul pada masyarakat muslim didaerah kawasan

UPT Rusunawa Salatiga ini, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai

bagaimana kehidupan keagamaan karyawan pabrik, interaksi sosial

diantara mereka, permasalahan-permasalahan yang muncul dan harus

dihadapi oleh karyawan pabrik, serta solusi apa yang harus ditempuh

untuk mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itu, penulis mengambil

judul: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK

(Studi Kasus Masyarakat Muslim di UPT Rusunawa Cabean Salatiga

Tahun 2015).

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT

Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 ?

2. Apa problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di

UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015 ?

3. Apa solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan sosial

keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun

2015 ?

Page 19: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian maka tujuan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di

UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015.

2. Untuk mengetahui problematika kehidupan sosial keagamaan

karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015.

3. Menemukan solusi yang ditempuh untuk mengatasi problematika

kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa

Cabean Salatiga Tahun 2015.

D. Kegunaan Penelitian

Di dalam pengertian suatu penelitian mengandung dua kegunaan,

yaitu kegunaan teoritis dan juga kegunaan praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini bertitik tolak dengan meragukan suatu teori

tertentu atau yang disebut dengan penelitian verifikatif. Adanya

keraguan terhadap teori itu muncul apabila yang terlibat tidak

dapat lagi menjelaskan kejadian-kejadian aktual yang tengah

dihadapi. Dilakukannya pengujian atas teori tersebut bisa melalui

penelitian secara empiris serta hasilnya dapat menolak ataupun

mengukuhkan serta merevisi teori yang berhubungan.

2. Kegunaan Praktis

Di lain sisi, penelitian juga berguna untuk memecahkan

Page 20: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

5

permasalahan praktis. Semua lembaga yang bisa dijumpai di

masyarakat, seperti lembaga pemerintahan ataupun lembaga

swasta, sadar akan manfaat tersebut dengan menempatkan suatu

penelitian dan juga pengembangan sebagai bagian dari integral

organisasi merek.

Jadi kedua kegunaan tersebut adalah syarat untuk

dilakukannya sebuah penelitian yang mana telah dinyatakan di

dalam desain atau rancangan penelitian.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah fahaman mengenai istilah-istilah yang

terdapat dalam judul penelitian ini, maka penulis akan memaparkan

makna beberapa istilah pokok yang di gunakan dalam penelitian ini, antara

lain :

1. Kehidupan sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kehidupan berarti

keadaan yang masih akan terus ada sebagaimana mestinya yang

meliputi manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya.

Sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin societas yang

artinya masyarakat. Kata societas dari kata socius yang artinya teman,

dan selanjutnya kata sosial berarti hubungan antara manusia yang satu

dengan manusia yang lain dalam bentuk yang berlain-lainan.

Misalnya: keluarga, sekolah, organisasi dan lainnya. (Ahmadi,

2002:243).

Page 21: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

6

Jadi dapat dipahami bahwa kehidupan sosial adalah kegiatan

kemasyarakatan yang didalamnya terdapat unsur-unsur sosial dimana

kegiatan tersebut akan selalu ada dalam kehidupan. Kehidupan sosial

terjadi karena adanya interaksi antara individu satu dengan individu

lain dan saling terjadi komunikasi yang kemudian berkembang

menjadi saling membutuhkan kepada sesama.

2. Keagamaan

Berasal dari kata dasar agama yang berarti ajaran, sistem yang

mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada

Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan

dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Sedangkan keagamaan adalah yang berkaitan atau berhubungan

dengan agama. (Depdiknas, 2007:12)

3. Karyawan Pabrik

Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga

(kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji atau upah.

(Depdiknas, 2007: 721).

Pabrik adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi

barang yang sama untuk pasar yang sama pula. (Basu Swastha Dosen

UGM Yogyakarta, 2008 : 3)

Jadi kehidupan sosial keagamaan yang dimaksud di sini

adalah cara hidup atau suatu proses yang di lakukan masyarakat ini

untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, membangun

Page 22: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

7

kebersamaan juga kerjasama sebagaimana yang diajarkan Islam.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu

penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami subjek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi

tindakan, dll secara holistic dan dengan cara diskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah,

(Moleong, 2008:6), yaitu dengan cara menggali, menuturkan,

menganalisis dan mengklasifikasikan realitas.

Dengan demikian penelitian ini bertujuan mendiskripsikan

fenomena kehidupan sosial keagamaan masyarakat pekerja di area

pabrik serta keutuhan problem yang ada dengan menggunakan

landasan berfikir fenomenologis sebagai landasan pokok dalam

penelitian kualitatif, yang mana berupaya memahami apa yang ada

yang menimbulkan fenomena atau problem.

Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan

studi kasus, yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial.

(Robert K, Yin, 2004:1). Pada umumnya studi kasus dihubungkan

dengan sebuah lokasi.Kasusnya mungkin sebuah organisasi,

sekumpulan orang seperti kelompok kerja atau kelompok sosial,

komunitas, peristiwa, proses, isu maupun kampanye. (Daymon,

2008:162). Dan penelitian ini mengambil kasus kelompok kerja atau

Page 23: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

8

kelompok sosial yaitu masyarakat muslim pabrik di UPT Rusunawa

Salatiga.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di di UPT Rusunawa Cabean Salatiga.

Lokasi dipilih karena letak lokasi yang memang dekat dengan pabrik.

Area inilah yang kebanyakan dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat

bekerja. Di samping itu karakteristik kehidupan sosial warga yang

bekerja di pabrik yang jelas terlihat berbeda antara warga tetap dengan

warga pendatang yang tinggal. Perbedaan yang terlihat adalah cara

mereka berinteraksi di lingkungannya. Yang mana warga pendatang

kebanyakan enggan atau bahkan sama sekali tidak bergabung dengan

warga lain dalam kegiatan-kegiatan bersama maupun dalam

kehidupan keseharian.

Alasan lain pemilihan lokasi ini adalah sebagaimana telah

dikemukakan dalam latar belakang masalah yaitu antusias warga

pekerja pabrik dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti kerja bakti,

kumpulan-kumpulan keagamaan, kerukunan, dan kegiatan sosial

lainnya maupun keharmonisan hubungan antar anggota masyarakat.

3. Sumber Data

Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua, pertama,

sumber data primer, yaitu manusia yang mana kata-kata dan

tindakan orang yang diamati atau diwawancarai menjadi sumber

utama dalam sebuah penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan

Page 24: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

9

dengan melihat, mendengar dan bertanya, karena dalam penelitian

kulitatif ketiga kegiatan ini dilakukan secara selektif yang berarti

tidak semua informasi yang tersedia digali oleh peneliti guna

memecahkan masalah pelitian. (Moleong, 2008:157-158)

Untuk memperoleh informasi tersebut sumber data primer

sebagai objek penelitian diambil dengan menggunakan teknik

sampling yaitu melalui purposive sampling, artinya sampel dipilih

berdasarkan tujuan penelitian. Informan dipilih berdasarkan

pengalaman terhadap fenomena yang diteliti. (Daymon, 2008:243).

Dalam penelitian ini sampel tersebut adalah warga Rusunawa yang

bekerja sebagai karyawan pabrik. Sumber data primer berikutnya

adalah tokoh masyarakat maupun tokoh agama dan beberapa warga

setempat yang hidup berdampingan dengan karyawan-karyawan

tersebut yang dapat memberikan informasi sesuai penelitian.

Sumber data kedua yaitu sumber data tertulis atau dokumen

yang relevan dengan fokus penelitian sebagai sumber data sekunder.

Sumber data ini dapat berupa buku-buku, majalah, makalah, jurnal

penelitian, foto, dan lain-lain yang dapat memberikan informasi guna

melengkapi kebutuhan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

4. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara yang dipilih adalah wawancara tak

berstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis

Page 25: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

10

besar yang akan ditanyakan namun tetap pada fokus penelitian.

Dalam hal ini informan bebas mengutarakan pendapat ataupun

informasi tanpa dibatasi atau diatur oleh peneliti.

b. Obeservasi

Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati

kehidupan sosial sehari masyarakat dan mencatat pengalaman-

pengalaman yang diperoleh dari pengamatan. Sebagaimana

dikatakan bahwa “observasi pada aktivitas manusia memberi data

bagi peniliti mengenai perilaku dan proses sosial ketika orang-

orang menjalankan peran dalam dunia realitas sosialnya”.

(Daymon, 2008:321)

c. Dokumentasi

Dokumen dapat berupa tulisan, catatan, suara atau

gambar sebagai bahan atau data tambahan dalam sebuah

penelitian yang dapat memberikan pemahaman historis. Studi

dokumen dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat data-

data atau catatan-catatan juga gambar atau foto dilingkungan

sekitar warga yang dapat memberikan informasi seputar fokus

penelitian ini.

5. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan teknik

triangulasi. Teknik triangulasi menurut Moleong (2009:330) yaitu

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

Page 26: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

11

lain. Teknik triangulasi dilakukan untuk mengecek atau sebagai

pembanding data. Teknik pengecekan keabsahan data ini

menggunakan teknik triangulasi ‘sumber’ yaitu membandingkan dan

mengecek kembali keabsahan data melalui waktu dan alat yang

berbeda dengan cara membandingkan hasil pengamatan dengan hasil

wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan

umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan kenyataan sebenarnya.

6. Analisis Data

Analisis data penelitian ini dilakukan dengan melalui

tahap antara lain, reduksi data, yaitu memilah-milah data dan

membuang data yang dianggap tidak sesuai. Sintesis data, yaitu

data yang diperlukan dihubungkan satu sama lain, dan Verifikasi

data, yaitu penarikan kesimpulan sehingga didapat teori umum.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini merupakan gambaran penyusunan skripsi

yang tersusun sebagai berikut:

Bab pertama. Pendahuluan, bab ini berisi: latar belakang masalah,

fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah,

metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab Kedua. Landasan teori, bab ini membahas tentang: pengertian

kehidupan sosial keagamaan, kehidupan sosial keagamaan antara lain

Page 27: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

12

dimensi ritual, perayaan hari-hari besar keagamaan, dimensi interaksi dan

dimensi akhlak. Kemudian akan dipaparkan pula faktor-faktor yang

mempengaruhi kehidupan sosial keagamaan seperti faktor pekerjaan,

keagamaan, pendidikan dan geografi. Akhir dari bab landasan teori ini

akan dikemukakan karakteristik umum kehidupan sosial keagamaan pada

masyarakat.

Bab Ketiga. Laporan hasil penelitian, berisi tentang: paparan dalam

gambaran lokasi penelitian, kegiatan-kegiatan ritual kolektif yang

dilakukan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial

keagamaan karyawan pabrik.

Bab Keempat. Pembahasan ini merupakan inti dari penelitian,

membahas analisis sistem yang sedang berjalan di UPT Rusanawa Cabean

Salatiga tahun 2015. Pada bab ini juga menjelaskan problematika

kehidupan sosial keagamaan dan berbagai macam solusi yang ditempuh

untuk mengatasi problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan

pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun 2015.

Bab Lima. Penutup, bab ini berisi tentang: kesimpulan akhir dan

saran-saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kehidupan Sosial Keagamaan

Page 28: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

13

Kata sosial keagamaan merupakan gabungan dua kata yaitu: sosial

dan keagamaan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai arti dan makna

yang terkandung dalam kata sosial keagamaan. Di bawah ini penulis akan

menguraikan berdasarkan berbagai pendapat. Sosial artinya segala sesuatu

mengenai masyarakat, kemasyarakatan suka memperhatikan kepentingan

umum, suka menolong, menderma dan sebagainya. (Adi, 2001: 438).

Arti kata “keagamaan”. Secara etimologi, “keagamaan” berasal

dari kata agama yang memiliki arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2007: 12) adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan

kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan

dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan. Lalu dari kata

agama tersebut mendapat imbuhan ke-an yang menjadikan kata ini

berbunyi keagamaan dan memiliki arti dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia segala sesuatu mengenai agama atau dapat dikatakan segala

sesuatu yang berhubungan dengan agama seperti ibadah dan mu’amalah.

Lain halnya dengan Sigmund Frued di dalam buku Baharuddin

(2005: 116) yang menyatakan bahwa agama berasal dari ketidakberdayaan

manusia melawan ketentuan-ketentuan alami luar dan kekuatan naluri

yang terdapat dalam dirinya sendiri. Agama pada tahap perkembangan

awal manusia, timbul tatkala manusia belum mampu menggunakan

rasionya untuk menjelaskan kekuatan-kekuatan alam, sehingga mereka

harus mempersepsikan dan mengelolanya dengan bantuan kekuatan

emosional. Frued juga mengungkapkan bahwasanya agama dalam ciri-ciri

Page 29: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

14

psikologis adalah sebuah ilusi, yaitu kepercayaan yang dasar utamanya

adalah angan-angan. Manusia lari kepada agama akibat mereka tidak

berdaya menghadapi permasalahan hidup dan bencana.

Sosial keagamaan dirumuskan secara luas sebagai suatu studi

tentang interrelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk

interaksi yang terjadi antar mereka. Sehingga dapat disimpulkan sosial

keagamaan merupakan fenomena sosial atau hubungan sesama masyarakat

yang dipengaruhi atau yang dijiwai oleh agama.

B. Dimensi Sosial Keagamaan

1. Dimensi Ritual

Semua agama mengenal ritual, karena tiap agama mempunyai

ajaran tentang ritual tersebut. Adapun tujuan ritual adalah sebagai

pemeliharaan dan pelestarian kesakralan. Di samping itu ritual

merupakan tindakan yang memperkokoh hubungan pelaku dengan

obyek yang suci dan memperkuat solidaritas kelompok yang

menimbulkan rasa aman dan kuat mental. (Murtadho, 2002:20)

Hampir semua masyarakat yang melakukan ritual keagamaan

didasari oleh kepercayaan, sehingga kepercayaan kepada sesuatu yang

sakral itulah yang menimbulkan adanya ritual.

Adapun dimensi ritual dalam kehidupan sosial dapat dilihat

dari ritual-ritual ibadah berikut ini :

a. Dzikir

Page 30: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

15

Al qur’an memberikan petunjuk bahwa dzikir tidak hanya

dengan duduk tenang, merenung dan mulut komat kamit, “tetapi

dzikir bersifat implementatif dalam berbagai variasi yang aktif dan

kreatif”. (Syukur, 2004:45). Dzikir yang bersifat individual dapat

dilakukan secara lisan dengan mengucap tasbih, tahmid, tahlil dan

sebagainya. Hal ini bertujuan untuk membimbing hati untuk selalu

mengingat Allah dan iman dalam hatinya menjadi semakin mantap

sehingga dapat mengendalikan tiap perbuatannya.

Selain itu dzikir sosial juga banyak disebut dalam Al

qur’an. Misal dalam firman Allah QS. At-taubah (9):103

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah

untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman

jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui.(QS.At-taubah:103).

Ayat tersebut memberikan informasi bahwa dzikir sosial

dapat dilakukan dengan aktifitas sosial, salah satunya yaitu

menginfakkan sebagian harta atau berzakat sebagai wujud

kepekaan dan kepedulian sosial di samping melakukan hal-hal lain

yang bermanfaat bagi orang lain. Dzikir sosial ini merupakan

implementasi dari dzikir individual yang melalui lisan maupun

mata hati.

Page 31: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

16

Kemudian dzikir yang disertai dengan pemaknaan dan

penghayatan terhadap apa yang diucapkan tentu akan

menumbuhkan akhlaqul karimah. Misalnya, ketika mengucap

Allahu akbar maka akan menumbuhkan sifat lemah lembut, sebab

hanya Allah lah yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Ketika

mengucapkan Ya Ghaffar maka akan menumbuhkan sifat sabar dan

pemaaf. Ucapan Ya Rahman Rahim akan menumbuhkan sifat

kasih sayang, dan sebagainya. Sehingga jiwa seseorang akan

diliputi kesadaran bahwa Allah selalu melihat setiap perbuatan

manusia.

Menurut Saiful Mujani, direktur Freedom Institute UIN

Jakarta, tradisi ritual dzikir yang bersifat kolektif seperti yasin,

tahlil, manakib, istighosah, dan sebagainya, akan melibatkan

persoalan yang bersifat umum, publik dan kemasyarakatan. Karena

dalam tradisi tersebut terdapat dua fungsi ganda. Di samping

terdapat dimensi transidental (niat ibadah kepada Allah), juga

terdapat dimensi sosial yang menuntun kita pada relasi dengan

orang-orang sekitar, bertemu, menyapa, bercakap, maupun

bertukar pendapat, sehingga menumbuhkan keakraban dan

membangun kebersamaan. (http://www.syarikat.org/content/ritual)

b. Shalat Berjamaah

Kata-kata jamaah artinya kumpul. Jadi pengertian “Sholat

jamaah” menurut bahasa adalah sholat yang dikerjakan sama-sama

Page 32: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

17

lebih dari satu orang. Pengertian sholat berjamaah menurut

pengertian syara’ ialah sholat yang dikerjakan bersama-sama oleh

dua orang atau lebih, salah seorang di antaranya bertindak sebagai

imam (pemimpin yang harus diikuti) sedangkan yang lain disebut

makmum, yang harus mengikuti imam (Abyan, 1994: 86).

Sholat berjamaah merupakan perintah Allah SWT. Umat

Islam yang mengerjakan termasuk manusia ciptaan Allah yang

bertakwa, yaitu melaksanakan perintah Allah SWT. Allah

memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan sholat yang

dilakukan bersama-sama berdasarkan firman Allah yang terdapat

dalam QS. Al Baqarah (2):43

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah

beserta orang-orang yang ruku'. (QS. Al Baqarah (2): 43).

Yang dimaksud ialah shalat berjama'ah dan dapat pula

diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama

orang-orang yang tunduk.

Al Qur’an menjadi dasar utama dan pertama pengambilan

hukum dalam Islam.Surat Al Baqarah ayat 43 memberikan

landasan hukum yang jelas untuk melaksanakan sholat berjama’ah

(bersama-sama).

Dalam tafsir Ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ dan

kerjakanlah sholat dengan berjamaah. Tuhan mendorong kita untuk

Page 33: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

18

menegakkan sholat berjamaah, karena dengan berjama’ah akan

terhimpun jiwa (orang) untuk bersama-sama bermunajat

(berkomunikasi) kepada Allah, sekaligus untuk mewujudkan

kerukunan dan sikap saling menolong antara para mukmin. Dengan

berkumpul dan bersholat akan terbuka kesempatan melakukan

musyawarah untuk memecahkan permasalahan bersama demi

kemaslahatan dan kemajuan. (Shiddieqy, 2002: 98)

Agama Islam akan tegak dengan didirikannya shalat

berjamaah di masjid-masjid yang merupakan pusat aktivitas umat

Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan tempat untuk

mengoptimalkan potensi-potensi positif yang dimilikinya. Menurut

Al-Qalkhani, (2006:15), tujuan shalat berjamaah yaitu:

melaksanakan perintah Allah, makna agama dari syiar Islam,

amalan yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan tepat

waktu dan selalu menjaganya, membiasakan kedisiplinan, dan

memperbaiki penampilan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Melaksanakan perintah Allah

Pelaksanaan sholat berjamah mengandung makna pelaksanaan

perintah Allah, sebagai bentuk ibadah yang dilaksanakan oleh

orang yang beriman.

Page 34: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

19

2) Makna agama dari syiar Islam

Sholat berjamah merupakan makna dari pelaksanaan agama, syiar

Islam, serta bukti terbesar bagi manusia yang menunjukkan dia

muslim.

3) Amalan yang paling utama adalah sholat yang dikerjakan tepat

waktu dan selalu menjaganya.

Faedah sholat berjamaah yang lain adalah menjadi penyebab

terlaksananya shalat tepat pada awal waktu, atau paling tidak pada

waktu yang semestinya. ini merupakan bagian dari amalan yang

paling utama di sisi Allah.

4) Membiasakan kesiplinan

Faedah shalat berjamaah yang lain adalah mengadakan

kedisiplinan dan hidup teratur. Pelajaran ini diambil dari sikap

mengikuti imam dalam takbir dan perpindahan dari satu gerakan

sholat ke gerakan yang berikutnya, tidak mendahuluinya atau

memperlambatkan diri darinya, atau bersamaan dengannya, atau

mengejar atau mengalahkan gerakkannya.

5) Memperbaiki penampilan

Pelaksanaan shalat berjamaah biasanya juga menjadikan seorang

muslim memperhatikan penampilannya, sehingga dia berusaha

untuk tampil sebaik mungkin dengan pakaian yang bersih dan

Page 35: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

20

aroma yang harum sebab dia akan bertemu dan berkumpul dengan

saudara-saudaranya, baik di waktu siang atau malam, setiap kali

melakukan kewajiban shalat.

6) Dakwah nyata kepada kebaikan dan saling berlomba dalam

melaksanakan ketaatan kepada Allah.

Keluar rumah untuk pergi ke masjid untuk menghadiri sholat

berjamaah merupakan dakwah alamiah yang nyata, untuk

menunaikan ibadah ini dan menjaganya, demikian juga,

pelaksanaan sholat berjamaah akan mendorong para jamaah untuk

saling berlomba dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah

dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, ketika di antara

sesama jama’ah saling memperhatikan ibadah yang dilaksanakan

oleh orang lain (Al Qohhani, 2006: 16-19).

2. Dimensi perayaan hari besar keagamaan

Pada dasarnya agama tidak hanya memerintahkan kepada

umatnya untuk beribadah secara ritual saja melainkan juga beribadah

pada wilayah sosial sebagai wujud penghambaan diri secara total pada

Sang Pencipta. Namun masih ada pemeluk agama yang kurang

memperhatikan hal ini dan mengabaikan hubungan sosialnya sehingga

menimbulkan fanatik berlebihan atas agama yang dianutnya.

Perayaan hari besar keagamaan merupakan salah satu alternatif

yang bisa dijadikan sebagai langkah awal dalam meminimalisir

Page 36: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

21

simbolisasi agama yang mengarah kepada sikap eksklusif dan

intoleran. (achmadarifin.multiply.com).

Dr.Achmad Arifin, ST., M.Eng. dosen Elektronika ITS (Institut

Teknologi Sepuluh Nopember) menjelaskan dengan memanfaatkan

berbagai media seni dan budaya, perayaan hari besar keagamaan tidak

hanya sarat akan dimensi ritual yang menarik untuk dinikmati oleh

umat yang bersangkutan, tetapi umat agama lain juga dapat memetik

pesan moral keagamaan dari perayaan tersebut (Harian Bhirawa Edisi

6, 2014: 10).

Adapun fungsi sosial yang terdapat dalam perayaan hari besar

keagamaan adalah sebagai berikut :

a. untuk menjawab pertanyaan tentang peran agama dalam

menghadapi berbagai permasalahan sosial.

Hari besar agama sering dipandang sebagai sebuah momen

yang tepat untuk melakukan refleksi terhadap ajaran-ajaran agama

yang berkenaan dengan berbagai bentuk kehidupan di masyarakat.

Sehingga tema-tema yang dipilih dalam perayaan tersebut

seringkali disesuaikan dengan kondisi masyarakat pada waktu

diadakannya perayaan tersebut, sehingga pesan moral bersifat

universal dan dapat disimak oleh semua umat beragama. Misalnya

tentang kemerosotan moral, kemiskinan, persaudaraan, dan

sebagainya. Contoh-contoh hari raya yang terkait dengan perayaan

yang terkait dengan sebuah kemenangan:

Page 37: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

22

1) Hari raya Idul Fitri dirayakan oleh Agama Islam kemenangan

terhadap umat Islam untuk melakukan puasa di bulan

Ramadhan.

2) Hari raya Galungan dirayakan oleh Agama Hindu Kemenangan

terhadap Dharma melawan Adharma.

3) Hari raya paskah dirayakan oleh Agama Kristen terhadap

perayaan kebangkitan Yesus.

4) Hari raya Waisak dirayakan oleh agama Buddha terhadap

kelahiran pangeran Sidharta (Nonik, 2011:23).

b. sebagai sarana untuk mengimplementasikan seruan-seruan moral

tersebut dalam kegiatan-kegiatan sosial yang hasilnya dapat

dirasakan oleh masyarakat sekitar.

Perayaan hari besar keagamaan biasanya diiringi dengan

kegiatan-kegiatan sosial seperti pembagian makanan, pengobatan

massal, bakti sosial, dan lain-lain. Hal ini tentu menjadi sarana

untuk meningkatkan kepedulian sosial sebagaimana agama

mengajarkannya serta menjawab peran agama terhadap

permasalahan sosial yang sedang terjadi.

Apabila kedua fungsi tersebut dilaksanakan secara optimal,

tentu keraguan akan peran agama dalam kehidupan sosial

masyarakat akan hilang dengan sendirinya.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Sosial Keagamaan

4. Faktor Pekerjaan

Page 38: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

23

Ada ribuan laki-laki dan perempuan yang sangat menyayangi

pekerjaan dengan rasa kecintaan sejati dan mendambakan sukses

dalam pekerjaanya. Dengan demikian berarti bekerja memberikan pada

seseorang promosi, persahabatan, komunikasi sosial yang terbuka,

kedudukan sosial, prestasi dan juga status sosial. (Kartono, 1994:149).

Karena itulah tidak sedikit orang dengan senang hati bekerja

terus menerus meskipun tidak lagi membutuhkan benda-benda materil.

Sebab ganjaran yang paling manis yang diperoleh dari bekerja adalah

nilai sosial dalam bentuk pengakuan, penghargaan, respek, dan

kekaguman kawan-kawan terhadap pribadinya. Sehingga hampir

semua orang merasa bahwa kerja itu menyajikan persahabatan dan

kehidupan sosial. Makna bekerja dalam pandangan Islam adalah segala

aktifitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

tertentu (jasmani dan rohani), dan di dalam mencapai tujuannya

tersebut dia berupaya dengan penuh kesungguhan untuk mewujudkan

prestasi yang optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah

SWT. (Toto, 2002: 27)

5. Faktor Keberagamaan

Berdasarkan hasil studi para ahli sosiologi, religiusitas

sesungguhnya merupakan suatu pandangan hidup yang harus

diterapkan dalam kehidupan setiap orang. Keduanya mempunyai

hubungan yang saling mempengaruhi dan saling bergantung

Page 39: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

24

(interdependence) dengan semua faktor yang ikut membentuk struktur

sosial dimasyarakat manapun. (Fauzi, 2007:80).

Oleh karena itu agama tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

sosial. Agama benar-benar ditujukan untuk melapangkan jalan bagi

terciptanya kedamaian hidup, kesejahteraan dan keadilan sosial.

Melalui pengalaman beragama yaitu penghayatan dan pemaknaan

terhadap apa yang diyakini dan diterima dari berbagai segi kehidupan,

manusia menjadi lebih peka dan memiliki kemampuan untuk mengenal

dan memahami eksistensi Tuhan. (Suryani, 2010:28).

Dari sistem kepercayaan terhadap agama tersebut, nilai-nilai

serta praktik-praktik keagamaan mempunyai pengaruh langsung

terhadap tingkah laku sosial masyarakat. Dalam hal ini agama berperan

sebagai alat kontrol sosial. Dalam menjaga kaidah-kaidah sosial

masyarakat, agama memberi batasan dan pengkondisian terhadap

perilaku individu atau masyarakat itu sendiri dan memberikan sangsi-

sangsi terhadap segala pelanggaran atas norma-norma agama sehingga

terwujud keadilan sosial berbasis agama. (Suryani, 2010:29).

6. Faktor Pendidikan

Menurut para ahli pendidikan, Naquib al-Attas dalam

Mudzakir (2006:69) menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam

adalah membentuk Insan Kamil. Abd ar-Rahman Shaleh Abd Allah

dalam Mudzakir (2006:78) menyatakan bahwa tujuan pendidikan

Page 40: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

25

Islam adalah harus mencangkup tujuan pendidikan jasmani, tujuan

pendidikan rahani, tujuan pendidikan akal, tujuan pendidikan sosial.

Muhammad Athahiyah al-Abrasyi, dalam Mujib (2006:79)

menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah tujuan yang telah

ditetapkan dan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, sewaktu

hidupnya membentuk moral yang tinggi, karena pendidikan moral

ruhnya pendidikan Islam.

Ahmad Fuad al Ahwani dalam Arifin (2011:56) menyatakan

bahwa tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan yang menyatu

antara pendidikan jiwa, pendidikan ruh, mencerdaskan akal, dan

menguatkan jasmani. Sumber pendidikan Islam semua yang digunakan

untuk menjadi acuan atau rujukan dalam menentukan kurikulum.

Sebuah sumber yang baik haruslah mempunyai kebenaran secara

rasiao agar dapat dipertanggung jawabkan. Karena itu pendidikan

adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan

pemerintah. Seperti yang dinyatakan oleh Daradjat (2012:34) bahwa

pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam

lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.

Oleh karena itu bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan

tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

1) Orang Tua

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi

anak-anak merekalah yang mendidik pertama-tama anaknya

Page 41: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

26

dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat di

keluarga. Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang

sangat penting atas pendidikan anak-anaknya. Sejak lahir

ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Pengaruh ayah terhadap

anaknya besar pula. Cara ayah melakukan pekerjaanya sehari-hari

berpengaruh pada cara berkerja Tidaklah diragukan lagi bahwa

tanggung jawab pendidikan secara mendasar terpikul kepada orang

tua. Apakah tanggung jawab pendidikan itu diakuinya secara sadar

atau tidak, diterima dengan sepenuh hatinya atau tidak, hal itu

merupakan “fitrah” yang telah dikodratkan Allah SWT kepada

setiap orang tua. Orang tua tidak bisa menghindari itu semua

karena itu merupakan tanggung jawab dan amanah dari Allah

SWT. Yang terdapat QS. Asy-syura (26): 214.

Artinya: “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang

terdekat,” (QS. Asy-syura (26): 214).

Tanggung jawab pendidikan Islam yang dibebankan kepada

orang tua, setidaknya harus dilaksanakan dalam rangka:

mempelihara dan membesarkan anak, melindungi dan menjamin

kesamaan, memberi pengajaran dan membahagiakan anak. Dilihat

dari tujuannya pendidikan Islam yang berorientasi pada kebahagian

Page 42: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

27

dunia dan akhirat, maka orang tua tidak akan sanggup memikulnya

sendiri, oleh karena itu ada juga guru.

2) Guru

Guru adalah tenaga profesional, para orang tua

menyerahkan anak-anaknya kepada seorang guru untuk

mendidiknya. Dengan ini berarti pelimpahan tanggung jawab orang

tua terhadap seorang guru dan secara otomatis tanggung jawab

mendidik anak akan beralih pada guru.

3) Masyarakat

Masyarakat turut ikut memikul tanggung jawab pendidikan.

Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi peranan dalam

pendidikan anak, terutama para pemuka atau tokoh masyarakat.

Dengan demikian dipundak mereka terdapat beban juga dalam ikut

menanggung tanggung jawab terhadap terselenggaranya

pendidikan Islam. Pada dasarnya tanggung jawab pendidikan

merupakan tanggung jawab setiap orang dewasa baik secara

perorangan maupun kelompok sosial.

Prof. Dr. Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani

mengemukakan dalam Daradjat (2012:45) bahwa di antara ulama-

ulama mutakhir yang telah menyentuh persoalan tanggung jawab

adalah Abbas Mahmud Al-Akkad yang menganggap rasa tanggung

jawab sebagai salah satu ciri pokok bagi manusia pada pengertian

Page 43: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

28

Al-Qur’an dan Islam, sehingga dapat ditafsirkan manusia sebagai:

“manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab”.

D. Karakteristik Kehidupan Masyarakat Karyawan Pabrik

Di era yang kian maju ini, setiap orang di dunia dapat

berhubungan satu dengan yang lainnya secara mudah, dengan

pesawatpun dalam satu hari seseorang dapat berpindah dari benua satu

dan benua yang lain. Demikian pula dengan semakin majunya

teknologi membuat informasi turut berkembang cepat, dengan internet

setiap orang dapat mengakses berita dari belahan dunia lain, berbagai

hal seperti itulah yang terpikirkan jika mendengar kata globalisasi.

Kemajuan membuat setiap orang dapat menjangkau batasan-batasan

yang ada, sehingga setiap orang di dunia dapat dipandang sebagai

masyarakat dunia yang tak lagi menghiraukan adanya asal negara.

Globalisasi sendiri didefinisikan sebagai suatu proses hubungan sosial

secara relatif yang menemukan tidak adanya batasan jarak dan

menghilangnya batasan-batasan secara nyata, jadi ruang lingkup

kehidupan manusia makin bertambah dengan memainkan peranan

yang lebih luas didalam dunia sebagai kesatuan tunggal (Rudy,

2003:5).

Globalisasi dikatakan memiliki aspek-aspek seperti

internasionalisasi, yang menandai meningkatnya ketergantungan antar

negara di dunia, liberalisasi yang menandai pergerakan setiap negara

yang membuka diri dan bersatu dalam dunia perekonomian,

Page 44: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

29

universalisasi sebagai menyebarnya berbagai objek dan pemikiran di

dunia, westernisasi terutama dari Amerika dan yang terakhir ialah

deteritorialisasi yang menghapuskan pengaruh batas-batas jarak

(Scholte, 2001:14).

Menurut A. W. Pratikya, (2005 : 84) beberapa kecenderungan

perkembangan masyarakat pada era global adalah sebagai berikut:

a. masyarakat fungsional, yaitu masyarakat yang masing-masing

warganya dalam berhubungan sosial hanya terjadi karena adanya

kegunaan atau fungsi tertentu. Ini berarti, hubungan antar manusia

akan lebih diwarnai oleh motif-motif kepentingan (fungsional),

yang biasanya berkonotasi ‘fisik materil’. Hal-hal yang berada

diluar itu, dengan sendirinya kurang mendapatkan perhatian yang

sewajarnya.

b. masyarakat teknologis, yaitu masyarakat yang semua urusan dan

kegiataanya harus dikerjakan menurut tekniknya masing-masing,

yang cenderung sudah baku. Pola kehidupan yang teknologis

membawa konsekuensi nilai, yaitu makin dominannya

pertimbangan efesiensi, produktivitas dan sejenisnya yang pada

umumnya menggambarkan ciri-ciri materialistik.

c. masyarakat saintifik, yaitu masyarakat yang dalam menghargai

manusia lebih diwarnai oleh seberapa jauh hal itu bernilai rasional

objektif, provable (dapat dibuktikan secara empirik dan

kaidahkaidah ilmiah yang lain). Dalam masyarakat semacam ini

Page 45: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

30

ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama akan menunjukkan

peran yang semakin penting.

d. masyarakat terbuka, yaitu suatu masyarakat yang sepenuhnya

berjalan dan diatur oleh sistem. Dinamika kehidupan diatur oleh

sistem, bukan diatur oleh orang. Dan sistem ini tidak saja bersifat

lokal, nasional, atau regional, tetapi bersifat global.

e. transendentalisasi agama, yaitu masyarakat yang meletakkan

agama semata-mata sebagai masalah individu (personal/pribadi).

Tuhan tidak lagi diberi otoritas untuk mengatur dinamika alam dan

kehidupan. Agama seolah disisihkan dari dinamika sosial

masyarakat.

f. masyarakat serba nilai, yaitu berkembangnya nilai-nilai budaya

masyarakat yang timbul akibat modernisasi itu sendiri. Beberapa

kecenderungan tersebut antara lain: sekulerisme, materialisme,

individualisme, hedonisme, dan sebagainya.

Ketika bangsa Indonesia sedang berkembang menuju cita-

cita suatu masyarakat yang adil dan makmur, modernisasi dan

industrialisasi menjadi suatu yang tidak dapat dielakkan, dengan

menempatkan sains dan teknologi sebagai tulang punggungnya.

Perkembangan ini, di samping membawa banyak manfaat, ternyata

juga menyertakan akses mudharatnya bagi umat manusia.

Kemajuan sains dan teknologi memang telah mampu

membuka semakin lebar rahasia alam semesta. Komunikasi

Page 46: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

31

semakin mendekatkan pemahaman dan saling pengertian antar

berbagai kebudayaan, tata nilai dan norma. Akan tetapi, gerak

kemajuan dan modernisasi rupanya juga membawa limbah

peradaban yang dapat mencemari akhlak mulia. Kemajuan itu

ternyata juga sarat beban pergeseran tata nilai yang dapat

menjerumuskan manusia.

Menumbuhkan kesadaran kembali tentang tujuan hidup

menurut islam. Baik manusia sebagai hamba Allah, maupun

kholifah Allah. Seperti yang dijelaskan pada QS. Al-Baqarah : 30

yang berbunyi :

Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan

padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa

bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan

berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui." (QS. Al-Baqarah 2: 30).

Marslow dan Gidson (1996:181) Industrialisasi membawa

berbagai perubahan pada banyak aspek kehidupan manusia.

Perubahan cara kerja, gaya hidup, tata ekonomi, dan kebijakan

politik, pada akhirnya membawa pula dampak sosial yang sulit

Page 47: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

32

diperkirakan, di antara berbagai kecenderungan sosial pada era ini,

yang menonjol adalah berkembangnya orientasi yang berlebihan

terhadap materi (fasilitas) berikut konsumerismenya. Bila tidak

terkendali, kecenderungan ini dapat mengguncang keseimbangan

antara orientasi keduniaan (inner worldly) dan keakhiratan (other

worldly). keseimbangan antara orientasi keduniaan (inner worldly)

dan keakhiratan (other worldly). Banyak anggota masyarakat yang

terperangkap ke dalam arus materialisme, hedonistik atau,

sebaliknya, sufisme yang terlalu jauh.

Pada masyarakat yang di satu tingkat persaingan untuk

dapat hidup layak sedemikian ketat, dan pembagian pendapatan

tidak merata, di sana sikap ananiyah berkembang sedemikian pesat.

Ironinya, dalam sebuah masyarakat di mana komunikasi mudah

dilakukan, justru di sana hubungan antar manusia menjadi semakin

merenggang relasi umumnya baru terjadi manakala terdapat

kepentingan materi tertentu Karena itu, dapatlah dipahami jika

Eisenberg dan Stayer (2001:13) menyebutkan bahwa salah satu

permasalahan serius dunia modern sekarang ini adalah kurangnya

komunikasi dan pemahaman antar individu dan antar kelompok,

rendahnya kepedulian sosial serta seringnya terjadi berbagai

perilaku yang tidak manusiawi.

Kompleksitas masyarakat dunia modern seperti itu, bagi

banyak orang, membawa konsekuensi meningkatnya kesulitan

Page 48: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

33

dalam adaptasi. Sehingga, fenomena kebingungan, ketegangan,

kecemasan, dan konflik-konflik berkembang begitu rupa, yang

pada akhirnya menyebabkan orang mengembangkan pola-pola

perilaku yang menyimpang dari norma-norma umum, berbuat

semaunya sendiri dan mengganggu orang lain.

Fenomena demikian, tambah lagi dengan berbagai

kenyataan sosial yang terjadi belakangan ini, semakin menambah

kekhawatiran orang tua berkenaan dengan masa depan anak cucu

mereka. Meningkatnya angka kriminalitas yang disertai tindak

kekerasan, pemerkosaan dan penyelewengan seksual, pembunuhan

sadis, semakin meningkatnya hubungan seks pra-nikah,

perkelahian pelajar, narkotika, minuman keras dan lain sebagainya

yang sudah menjadi berita harian di media cetak dan elektronik,

semakin mendorong banyak keluarga untuk berfikir ulang

mengenai efektifitas pendidikan formal dalam mengembangkan

kepribadian anak di dalam masyarakat yang beraneka ragam serta

di tengah-tengah era globalisasi.

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rusunawa

1. Keadaan Geografis Wilayah

Page 49: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

34

Berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Rusunawa Cabean

Salatiga mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

Batas sebelah Utara Wilayah RT/RW 04/14

Batas sebelah Selatan Wilayah RT/RW 03/14

Batas sebelah Barat Wilayah RT/RW 03,04/14

Batas sebelah Timur Wilayah RT/RW 03/14

2. Keadaan Monografi UPT Rusunawa

a. Struktur Organisasi

Kepala UPT Rusunawa : Drs. Irwan Yunianto

Sekretaris : Sinta Pujianti

Dian Rita

Bendahara Penerimaan Pembantu : Warsiti Indrayani, SE

Bendahara Pengeluaran Pembantu : Imam Burhanudin, A.Md

Teknisi Listrik : Sudiyantomo

Seksi penghunian : Rizal Muhammad

Seksi Kebersihan : 1. Heri Maryono

2. Agus Sumardi

3. Andi Heri Ananta

4. Singgih Wiyono

5. Syarif Basrowi

6. Angga Khusuma

7. Subadi

Page 50: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

35

Seksi Keamanan : 1. Ananta Windu Suhendra

2. Yudi

3. Ernanda Rio Pradana

4. Galih Pranantiyo

5. Eko Purwanto

6. Joko Susilo

b. Pengelola dan Penghuni

1). Sarana Prasarana

Berikut adalah data sarana dan prasarana yang ada di

Rusunawa Kota Salatiga.

No Jenis Barang Jumalah Keterangan

1. Gedung Rusunawa 2 Gedung Baik

2. Kamar Rusunawa 192 kamar Baik

3. Kantor UPTD 1 kantor Baik

4. Kantor Kepala UPTD 1 kantor Baik

5. Kantor Cleaning Servis 2 kantor Baik

6. Toilet umum 2 Buah Baik

7. Tempat Parkir 4 temapat Baik

8. Mushola 1 buah Baik

Page 51: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

36

9. Tempat Tenis meja 1 buah Baik

10. Lapangan voly 1 buah Baik

11. Ruang pertemuan 2 buah Baik

12. Papan Informasi 4 buah Baik

Sarana prasarana yang sifatnya umum. Adapun kamar

huniaan berisi ruang tamu, ruang istirahat atau tidur, ruang dapur,

kamar mandi dan tempat jemur.

2). Teknis persewaan

Adapun persewaan di rusunawa kota salatiga berbeda-beda.

No Lantai Beban Sewa

1. Lantai I 150.000,-

2. Lantai II 130.000,-

3. Lantai III 110.000,-

4. Lantai IV 90.000,-

Adapun sewa di atas adalah sewa tempat per bulan, belum

termasuk bayar tagihan listrik dan air, sesuai dengan kebutuhan

masing masing.

Page 52: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

37

3). Penghuni Rusunawa

Berdasarkan data penduduk yang diperoleh dari bapak

Rizal Muhammad selaku Seksi penghunian di UPT Rusunawa

Cabean Salatiga ini tersebar kedalam empat lantai. Jumlah tersebut

dapat dilihat dari perincian sebagai berikut:

a) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan KK TB I

dan TB II sebagai berikut :

No. Lantai Jumlah KK Laki-Laki Perempuan

01 48 57 78

02 48 62 70

03 47 58 78

04 48 61 76

Jumlah 191 238 302

b) Data penduduk berdasarkan mata pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah

1. Pegawai Negeri Sipil 12

2. Karyawan swasta (Buruh Pabrik) 43

3. Buruh lepas 35

4. Wiraswasta 54

5. Lain-lain 47

c) Daftar penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Page 53: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

38

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Tidak Sekolah 13

2. Lulusan SD 27

3. Lulusan SMP 94

4. Lulusan SMA 226

.5. Lulusan Kuliah 22

c. Daftar Responden

NO NAMA Status Pekerjaan

1. Bapak SJ Ketua Paguyuban

2. Bapak AN Tokoh Agama

3. Ibu MH Tokoh Agama

4. Bu ER Ibu rumah tangga (karyawan swasta)

5. Mas CD Karyawan Pabrik Kevit

6. Mas DS Karyawan Pabrik Kevit

7. Ibu KH Karyawan PT Damatex

8. Bapak SD Karyawan PT Damatex

9. Mas IW Tokoh masyarakat

10. Mbak YY Ibu rumah tangga (karyawan swasta)

Page 54: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

39

B. Dimensi Kehidupan Sosial Keagamaan

1. Kegiatan Ritual Keagamaan

Sebagaimana telah menjadi kewajiban bagi umat beragama, ibadah

merupakan tuntutan yang harus dilakukan sebagai bentuk penghambaan

diri kepada Allah, baik secara individual maupun secara kolektif dan

masing masing mempunyai nilai yang berbeda. Demikian pula masyarakat

Rusunawa Cabean Salatiga dengan mayoritas penduduk beragama Islam,

ibadah individual maupun kolektif mewarnai intensitas keberagamaan

masyarakat ini.

Bagi warga yang bekerja sebagai karyawan pabrik, ritual ibadah

kolektif seperti sholat berjama’ah, pengajian, yasinan dan tahlilan, dan

lainnya, dapat mereka lakukan dengan pertimbangan waktu antara ibadah

tersebut dengan waktu bekerja. Karena tuntutan ekonomi yang lebih

mendesak untuk dipenuhi, sehingga intensitas keberagamaan mereka dari

segi pelaksanaan ritual ibadah dapat dikatakan “pasang surut” artinya,

ketika kesibukan kerja benar-benar sedang berada di hadapan mereka,

maka ritual-ritual ibadah menjadi terbengkalai dan kadang agama hanya

menjadi status saja. Dan mereka melaksanakan perintah-perintah

keagamaan jika waktu longgar atau hati sedang dalam keadaan semangat.

Namun dalam ibadah-ibadah yang bersifat kolektif mereka lebih

antusias mengikutinya di masyarakat. Interaksi keagamaan yang tampak

dapat ditemui dalam ibadah-ibadah kolektif seperti sholat berjamaah,

pengajian, yasinan dan tahlilan, dan lainnya.

Page 55: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

40

a. Shalat Berjamaah

Mushola Rusunawa yang ada di kampung Cabean Salatiga

jarang dipenuhi jama’ah pada waktu-waktu shalat yang bersamaan

dengan waktu mereka bekerja, seperti dhuhur dan ashar. Karena

kondisi mereka yang masih berada di lokasi kerja. Termasuk karyawan

pabrik yang mana kebanyakan mereka melakukan shalat baik

berjama’ah maupun secara munfarid di mushola atau masjid yang ada

di pabrik tempat mereka bekerja pada jam-jam istirahat. Karena waktu

yang disediakan adalah satu jam untuk makan, shalat dan istirahat.

Sehingga pada waktu shalat dhuhur dan ashar mushala ini hanya

dihadiri oleh jamaah dari warga yang berada di rumah atau bekerja di

luar rumah yang masih sempat pulang pada waktu shalat tiba dan tidak

terikat jam kerja pabrik atau instansi tempat mereka bekerja.

Untuk sholat maghrib dan isya’ sebagian mereka yang tinggal

dekat dengan mushala yang melakukan shalat berjamaah. Di

Rusunawa hanya terdapat satu mushala saja, itupun tidak dapat

memuat banyak jamaah walaupun satu paguyuban saja. Di sisi lain

sebagian mereka lebih memilih shalat di kontrakan, karena kondisi

tubuh yang letih, lelah juga letak mushala yang lumayan berjarak dari

tempat mereka tinggal, apalagi jika mereka lembur kerja, maka jamaah

yang hadir hanya beberapa orang saja. Dan orang-orang inilah yang

dinilai warga memiliki kesadaran beribadah dan keimanan yang lebih

dibandingkan yang lain. Menurut mbak Yy, salah seorang informan

Page 56: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

41

yang bekerja sebagai karyawan pabrik, “hanya orang-orang yang sadar

dan kuat imannya saja yang menjalankan shalat secara rutin apalagi

berjamaah”. Menurutnya sebagai orang Islam yang beriman,

kewajiban yang telah diperintahkan oleh Allah harus ditaati dan

dilaksanakan sebaik-baiknya. Karena hal inilah yang membedakan

antara muslim yang mu’min dengan yang bukan mu’min.

Sedangkan untuk shalat subuh memang butuh perjuangan batin

yang benar-benar kuat untuk menjalankannya apalagi secara berjamaah

di mushala. Pak An, salah satu tokoh agama menjelaskan bahwa shalat

subuh merupakan sholat yang paling berat untuk dijalani dan

memerlukan perjuangan batin yang lebih kuat untuk melakukannya.

Padahal pahala shalat subuh jauh lebih besar daripada shalat-shalat

wajib yang lain, apalagi jika dilakukan secara berjamaah, pahalanya

sama dengan melakukan shalat sunnah semalam suntuk, namun

banyak yang kurang menghiraukannya. Selain itu dari segi kesehatan

dapat kita rasakan dengan bangun pagi mendapatkan oksigen dari

udara sejuk dan murni di pagi hari dan gerakan-gerakan shalat

merupakan pengaturan pernafasan kita. Selanjutnya, Pak An

menjelaskan “manfaat untuk saya pribadi, saya bisa dekat dengan Pak

Ms (Imam masjid di kampung masyarakat Cabean), ustadz-ustadz

yang ada di sana, jadi saya bisa mengambil ilmu dari mereka.

Kemudian bisa kenal dekat dengan jamaah lainnya. Sehingga di

samping aktif mengikuti yasinan di sini saya juga punya banyak relasi

Page 57: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

42

dari jama’ah sana”. Jadi intinya selain manfaat secara pribadi yang

diperoleh juga hikmah sosial dapat dirasakan.

Jadi shalat berjamaah bagi para karyawan pabrik merupakan

perjuangan batin yang sungguh-sungguh dengan membagi waktu

dengan jam kerja mereka. Walaupun mereka juga mengetahui

keutamaannya namun waktu dan kesempatan yang terbentur aturan

pabrik, juga kondisi tubuh yang lelah serta kurangnya kesungguh-

sungguhan melaksanakannya kadang menjadi kendala untuk tetap

menjalankan shalat baik secara munfarid maupun secara berjamaah.

Bagi mereka yang menjaga ibadah shalatnya di samping

kesibukannya mencari nafkah berpendapat bahwa shalat jamaah selain

mendapat pahala yang lebih dibanding sholat munfarid juga

mempererat persaudaraan dan kerukunan dengan sering bertemu atau

berjabat tangan ketika di mushola atau masjid. Pak Hy, imam mushala

Rusunawa menceritakan bahwa sering ada orang yang rajin berjamaah

yang suatu ketika sempat berselisih dan ketika bertemu dalam shalat

jamaah serta mengulurkan tangan untuk berjabat seusai salam, maka

setelah selesai shalat mereka kembali rukun seperti sediakala. Selain

itu ada yang mengatakan lebih khusyu’ melakukan shalat berjamaah

dibandingkan dengan shalat di rumah atau sendirian juga menambah

ilmu dan keyakinan dengan mengikuti ceramah singkat yang kadang

diadakan seusai shalat. Namun ada pula yang mengatakan shalat

berjamaah dilakukan karena sudah terbiasa berjamaah dan bersama-

Page 58: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

43

sama sehingga jika shalat sendirian merasa kurang mantab apalagi

rumahnya berhimpitan dengan mushala.

Sedangkan bagi remaja khususnya yang bekerja di pabrik

kebanyakan mereka memberikan alasan jarang berjamaah karena tidak

ada teman seusia mereka yang pergi berjamaah sehingga merasa

tanggung jika harus ke mushala melakukan shalat jamaah dengan

orang-orang dewasa atau usia lanjut. Kecuali pada bulan Ramadhan

yang mana justru banyak jamaah remaja yang hadir walaupun hanya

pada waktu shalat isya’ dan mengikuti shalat tarawih berjamaah. Dan

kadang-kadang ada yang mengikuti shalat jamaah dari maghrib karena

ada acara buka bersama yang diadakan seusai sholat maghrib setiap

harinya.

b. Yasinan dan Tahlil

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin warga yang

dilaksanakan sekali dalam seminggu dengan pemilihan hari yang

berbeda-beda pada tiap-tiap warga serta bergilir dari warga ke warga

lain. Kebanyakan dilaksanakan pada hari Kamis malam. Karena seperti

yang telah mereka ketahui keutamaan membaca surah yasin dan tahlil

ada pada hari tersebut. Namun ada juga yang melaksanakan di luar hari

tersebut, misalnya hari Sabtu malam dengan alasan anggota yang ikut

dalam kegiatan ini mempunyai waktu lebih santai karena esok hari

libur kerja. secara umum sebagian besar warga termasuk para

karyawan pabrik mengikuti kegiatan keagamaan tersebut dengan

Page 59: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

44

antusias, namun hal tersebut belum dapat tercermin dalam kehidupan

sehati-hari, karena mereka kurang menghayati atau memahami makna

kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini diadakan untuk mempertebal keimanan”, kata

mas Iw, tokoh masyarakat di Rusunawa. Beliau menambahkan bahwa

keadaan lingkungan kini telah banyak membawa pengaruh negatif baik

bagi anak-anak, remaja maupun dewasa yang belum maupun sudah

berkeluarga. Oleh karena itu selain untuk mendoakan arwah di alam

kubur, kegiatan semacam ini juga bertujuan sebagai siraman rohani

untuk mereka pribadi maupun untuk disampaikan kepada keluarga

mereka. Di samping itu juga sebagai peringatan bagi mereka yang

percaya bahwa kematian bisa datang kapan saja dan tidak ada yang

mengetahui kapan datangnya. Sehingga dengan mengikuti kegiatan ini

dapat mengetahui bekal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum

kematian itu datang.

Di samping itu bapak An, seorang tokoh agama menjelaskan

bahwa kegiatan ini dapat menambah keakraban dan persaudaraan di

antara anggota-anggota yang hadir dengan dilakukannya secara

anjangsana dari satu warga ke warga lain. Sehingga jika suatu saat ada

salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia dan keluarganya

ingin mengadakan dzikir bersama untuk mendoakan arwah tersebut,

maka jamaah ini siap diundang ke rumah untuk melakukan dzikir

tersebut sesuai permintaan tuan rumah.

Page 60: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

45

Umumnya kegiatan warga ini diadakan dalam dua kelompok,

yaitu kelompok ibu-ibu dan kelompok bapak-bapak. Walau demikian

segala usia juga dapat mengikutinya. Pada hari kamis malam biasanya

kegiatannya dapat diikuti dengan ibu-ibu sekitar 10-20 warga dan

bapak-bapak sekitar 15-25 warga, sedangkan pada hari sabtu malam

biasanya dapat diikuti dengan ibu-ibu sekitar 20-30 warga dan bapak-

bapak sekitar 25-35 warga.

Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan ini namun

kebanyakan hanya sebagai simbol ritualitas saja, karena belum

tercermin dalam perilaku sehari-hari. Sebagaimana yang pernah

penulis temui orang yang aktif mengikuti kegiatan semacam ini,

namun dalam masyarakat masih menampakkan perilaku yang kurang

baik, misalnya, berbicara atau berpakaian kurang sopan, bertengkar

antara suami istri, berjudi, kenakalan-kenakalan remaja juga masih

nampak di sana.

Adapun motivasi dan alasan mereka mengikuti kegiatan

semacam ini bermacam-macam pendapat. Sebagian mereka

mengatakan kegiatan semacam ini dapat meningkatkan ketaqwaan

kepada Allah. Di usia yang semakin bertambah bukan harta benda

yang diperbanyak untuk menghadapi maut yang sewaktu-waktu akan

datang, tetapi amal yang mampu menolong kelak di akhirat. Di

samping itu sebagian mereka juga mengatakan, rejeki memang harus

dicari namun yang berhak memberikan hanya Allah. Dengan demikian

Page 61: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

46

tidak perlu mengesampingkan ibadah kepada Allah juga interaksi

dengan masyarakat. Apapun alasan pekerjaannya dan waktunya, asal

ada kemauan kuat tentu semua dapat diatur tanpa mengabaikan salah

satunya karena manusia tidak dapat hidup di dunia sendirian, sehingga

hubungan yang baik dengan masyarakat perlu dijalin untuk

meningkatkan kerukunan. Sehingga “bisa saling mengingatkan jika di

antara kita punya kekurangan atau kesalahan”, kata ibu Kh, karyawan

pabrik. Apalagi kehidupan di kota yang mana makin banyak pengaruh-

pengaruh negatif perkembangan jaman yang mudah datang dan

merusak moral masyarakat. Sehingga perlu membentengi diri dengan

iman dan taqwa kepada Sang Pencipta agar tidak hanyut dalam hal-hal

yang akan merugikan diri sendiri maupun masyarakat. Ada pula yang

berpendapat mengikuti kegiatan sosial mempunyai maksud agar tidak

terkesan angkuh dalam masyarakat jika kita dapat mengikuti kegiatan-

kegiatan yang ada di masyarakat semacam ini, sehingga suatu saat

membutuhkan orang lain maka tidak dikucilkan oleh orang lain.

Mbak Yy, seorang karyawan pabrik menceritakan

pengalamannya tentang pentingnya ibadah dan menjalankan kewajiban

sebagai hamba Allah. Dia menceritakan bahwa dia pernah bermimpi

bertemu adiknya yang telah meninggal dunia karena penyakit dan

menyampaikan penyesalannya karena semasa hidupnya jarang sekali

melaksanakan sholat dan ikut bergabung dengan warga dalam

kegiatan-kegiatan sosial warga, termasuk kegiatan yasin dan tahlil ini

Page 62: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

47

maupun kegiatan keagamaan lainnya, dikarenakan sibuk dengan

pekerjaannya. Sehingga adiknya tersebut menderita di alam kubur.

Kemudian adiknya berpesan agar memperingatkan istrinya supaya

melaksanakan sholat dan meningkatkan ibadah serta tidak enggan

sering-sering berinteraksi dengan tetangga, agar disegani pula oleh

tetangga.

Untuk itu informan ini menyampaikan bahwa dirinya semakin

yakin bahwa kehidupan tidak berhenti sampai mati saja. Akan tetapi

masih ada kehidupan setelah kematian. Untuk itu tidak ada yang lain

yang harus diperbuat sebagai bekal untuk kehidupan kelak setelah

meninggalkan dunia selain meningkatkan ibadah baik secara vertikal

maupun horisontal untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

Adapun kegiatan ini tidak khusus membaca yasin dan tahlil

saja, namun juga ada pembacaan asmaul husna. Di awali dengan

pembukaan, sambutan shohibul hajat atau tuan rumah dilanjutkan

hadiah surah Al Fatihah, pembacaan asmaul husna, yasin dan tahlil

serta doa kemudian istirahat yang disambung dengan laporan keuangan

dan diakhiri dengan membaca surah Al Ashr sebagai penutup.

Dari susunan acara tersebut selain acara inti yaitu yasin tahlil,

ternyata terdapat pembacaan asmaul husna. Hal ini mengandung

makna bahwa dengan 99 nama-nama baik Allah dapat menjadi

perantara terkabulnya doa yang dipanjatkan kepada Allah. Jika

mempunyai permohonan kepada Allah maka sudah selayaknya

Page 63: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

48

mengagungkan dzat yang dijadikan tempat meminta suatu keinginan.

Demikian penjelasan yang dapat penulis tangkap dari penceramah saat

mengikuti kegiatan di Rusunawa.

2. Perayaan Hari-Hari Besar Keagamaan

Sebagaimana yang sering dilakukan kaum muslimin pada

umumnya, perayaan atau peringatan hari-hari besar Islam juga sering

diadakan oleh masyarakat Rusunawa Cabean Salatiga. Baik dari

perkumpulan remaja maupun perkumpulan bapak-bapak dan ibu-ibu,

ketika menjelang tanggal hari besar atau hari bersejarah dalam Islam,

maka rencana untuk mengadakan peringatan selalu mereka singgung

pada saat pertemuan, meskipun kadang rencana tersebut tidak dapat

terlaksana. Namun pengurus atau remaja mushala sering mengadakan

acara peringatan tersebut, misalnya peringatan Isra’ Mi’raj, Maulud

Nabi, Nuzulul Qur’an, malam Lailatul Qadar dan khotmil Qur’an.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengurus

mushala dapat penulis ringkas bahwa kegiatan-kegiatan perayaan

tersebut diadakan untuk seluruh warga dengan maksud sebagai berikut:

a. Sebagai momentum untuk melakukan refleksi atau perenungan

tentang pentingnya peran agama dan moralitas dalam kehidupan

masyarakat khususnya dalam menghadapi berbagai bentuk

penyimpangan moral yang mudah melanda masyarakat perkotaan.

Page 64: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

49

b. Dengan modal religiusitas dan moralitas yang baik masyarakat

dapat membendung segala bentuk budaya asing dan modern yang

mengancam rusaknya sendi-sendi kehidupan.

c. Masyarakat yang ikut terlibat dalam kegiatan ini diharapkan

mampu menunjukkan nilai-nilai moralitas sesuai dengan

pengetahuan yang mereka miliki dalam pergaulan sehari-hari.

Ketua Paguyuban, bapak Sj menambahkan, “jane nggih sedoyo

kegiatan ngaji-ngaji niku tujuan umume ngaten niku, tapi katah-katahe

sami mboten nggatekke, mahami inti maknane, dados mung anut

grubyuk pokoke melu”. “sebenarnya semacam itu juga tujuan umum

dalam setiap kegiatan sosial keagamaan yang diadakan di masyarakat

ini. Namun sedikit dari mereka yang mampu merenungi dan

memahami makna penting kegiatan yang diikuti, jadi mereka asal ikut

dalam kegiatan yang diadakan”. Untuk itulah kegiatan tersebut

terkesan hanya sebatas rutinitas saja yang tidak memberikan refleksi

sosial terhadap pelakunya.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Sosial Keagamaan

Masyarakat Pabrik

4. Faktor Pekerjaan

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa mayoritas

warga UPT Rusunawa bekerja sebagai karyawan pabrik. Kedekatan

interaksi mereka di masyarakat salah satu penyebabnya yaitu oleh

kesamaan pekerjaan atau lokasi kerja. Hal tersebut menimbulkan

Page 65: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

50

keakraban dalam berkomunikasi sehari-hari seperti obrolan mengenai

pekerjaan ataupun tentang kegiatan sosial yang ada di lingkungan

meskipun tidak secara keseluruhan dapat membawa pengaruh dalam

kehidupan dimasyarakat atau motivasi keberagaman mereka.

5. Faktor Keberagamaan

Agama tidak bisa dipisahkan dari ruang sosial karena dengan

berlandaskan agama maka akan tercipta kedamaian dalam suatu

masyarakat. Seperti yang tampak di UPT Rusunawa yang mana

sebagian besar warga masyarakat disini masih menjadikan agama

sebagai pedoman dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu perilaku

mereka dalam masyarakat dapat terkontrol sehingga kondisi di

masyarakat menjadi damai dan kerukunan antar warga dapat terjalin

dengan baik meskipun tidak secara keseluruhan.

Selain itu masih terdapat pula beberapa warga yang hanya

menjadikan agama sebagai status sosial saja. Pengetahuan yang

mereka miliki dan ritual agama yang mereka laksanakan belum

diterapkan dalam kehidupan sosial mereka. Tetapi meskipun tingkat

pengetahuan keagamaan masyarakat dapat dikatakan sedang-sedang

saja namun interaksi mereka dalam masyarakat dapat dikatakan baik.

Seperti kerukunan di antara mereka yang ditunjukkan dengan sikap

saling membantu, saling menghargai, peduli, dan juga kebersamaan

yang ditunjukkan melalui berbagai macam kegiatan.

Page 66: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

51

Sebagaimana dipaparkan oleh Ibu Mh seorang ibu rumah

tangga juga salah seorang tokoh agama setempat bahwa memang dari

segi pengetahuan tentang agama masih banyak dari warga yang

dikatakan kurang mengetahui dan hanya terbatas pada hal-hal umum

yang sudah menjadi kebiasaan. Seperti shalat, puasa Ramadhan,

membayar zakat dan lain sebagainya. Mereka menganggap segala

perbuatan seperti shalat, puasa, mengaji dan lainnya hanya

dimaksudkan untuk menambah pahala saja sedangkan hikmah lain

mereka kurang memahaminya.

6. Faktor Pendidikan

Jika dilihat dari tingkat pendidikan, masyarakat yang bekerja

sebagai karyawan pabrik di UPT Rusunawa rata-rata adalah lulusan

sekolah lanjutan (tingkat menengah dan tingkat atas). Bahkan ada juga

yang tidak tuntas sekolah karena faktor-faktor tertentu seperti

kekurangan biaya, dan lain sebagainya. Dan untuk membantu

kelanjutan kehidupan keluarga, kebanyakan dari mereka terjun dalam

dunia kerja atau dunia pabrik dikawasan tempat tinggal mereka.

Karena itulah pendidikan agama dalam masyarakat kurang tertanam

dengan baik pada warganya. Hal tersebut disebabkan karena

keterikatan karyawan dengan jam kerja pabrik dan pekerjaan yang

tidak ringan sehingga waktu kerja mengalahkan waktu untuk

menumbuhkan intensitas keberagamaan seseorang.

Page 67: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

53

BAB IV

PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini adalah

berbentuk deskriptif kualitatif, yakni penelitian dengan cara memaparkan

dalam bentuk kualitatif terhadap objek yang didasarkan pada kenyataan

dan fakta-fakta yang tampak pada objek tersebut. Sehingga untuk

menganalisis data yang telah dikumpulkan digunakan bentuk analisis

deskriptif kualitatif yaitu menganalisis data dengan berpijak pada

fenomena-fenomena yang kemudian dikaitkan dengan teori atau pendapat

yang telah ada.

Sudah lama sebagian manusia tertarik pada fenomena kehidupan

beragama yang terjadi pada masyarakat manusia pada umumnnya dan

pada masyarakat karyawan pabrik pada khususnya. Berbagai pertanyaan

yang muncul di benak penulis adalah: Bagaimana kehidupan sosial

keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun

2015? Apa problematika kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di

UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015? Apa solusi yang ditempuh

untuk mengatasi permasalahan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT

Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015? Jawaban terhadap pertanyaan-

pertanyaan di atas, sesuai dengan sudut pandang yang penulis gunakan.

Yaitu bahwa sebuah kehidupan sosial keagamaan merupakan simbol

kehidupan bagi pemeluknya yang mana agama tersebut sebagai pengontrol

norma-norma yang dipandang kurang berkenan oleh manusia lain. Contoh

Page 68: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

54

kecil, seperti dalam berbusana, jika berbusana didasari agama, maka

busana tersebut dipandang orang lain terkesan sopan dan rapi.

Adapun hal yang sudah didapatkan peneliti untuk membahas bab

sebelumnya yang peneliti tangkap temuan-temuan penelitian baik

wawancara ataupun observasi yang di lapangan sebagai berikut:

A. Kehidupan Sosial Keagamaan Karyawan Pabrik Masyarakat Muslim

di UPT Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015

1. Kegiatan Ritual Keagamaan

Setelah penulis mengadakan wawancara dengan Bapak HT

(tokoh agama) di Rusunawa Cabean Salatiga. Dalam penelitian

tentang ritual ibadah kolektif seperti sholat berjamaah, pengajian

yasinan dan tahlilan, dan lainnya. Penulis berkesimpulan bahwa

dalam pelaksanaan ritual ibadah yang dilakukan masyarakat

karyawan pabrik yang mayoritas pendudukanya beragama Islam,

karena tuntutan pekerjaan, sehingga intensitas keberagamaan

mereka dari segi pelaksanaan ritual ibadah dapat dikatakan “pasang

surut”. Artinya, ketika kesibukan kerja benar-benar sedang berada

di hadapan mereka, maka ritual-ritual ibadah menjadi terbengkalai

dan kadang agama hanya menjadi status saja. Dan mereka

melaksanakan perintah-perintah keagamaan jika waktu longgar

atau hati sedang dalam keadaan semangat.

Page 69: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

55

a. Shalat Berjamaah

Untuk meningkatkan jumlah jamaah dan menerapkan

kebiasaan shalat berjamaah di mushala juga tergantung pada

masyarakat atau jamaah itu sendiri. Kesadaran jamaah

merupakan syarat yang tidak bisa ditawar-tawar. Kesadaran

itupun tentunya harus dirangsang oleh pengurus. Dukungan

dari jamaah masjid mesti tumbuh dan ditumbuhkan.

Masyarakat sekitar mushala di Rusunawa Cabean Salatiga

nampaknya sudah mulai memahami dan menyadari akan arti

penting dari shalat berjamaah. Di samping kesadaran sosial

untuk memperhatikan dan memakmurkan mushala yang sudah

berusaha diprakarsai dan ditumbuhkan oleh pengurus masjid.

Ini terlihat dari semakin meningkatnya jumlah jamaah shalat di

mushala di Rusunawa Cabean Salatiga.

Berangkat dari kesadaran itulah jamaah mushala di

Rusunawa Cabean Salatiga merasa termotivasi untuk

melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Adapun faktor-

faktor yang memotivasi mereka untuk melaksanakan shalat

berjamaah di masjid antara lain:

1) Merasa bisa lebih khusyu’ dalam melaksanakan shalat

2) Membina tali silaturrahmi dengan tetangga dan dengan

saudara sesama muslim

3) Syi’ar agama Islam

Page 70: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

56

4) Mushala dekat

5) Bisa berdzikir bersama-sama

Jika dilihat dari beberapa faktor di atas, maka faktor-

faktor yang memotivasi masyarakat untuk shalat berjamaah di

masjid ada motivasi ruhaniah, motivasi yang bersifat sosial,

dan motivasi yang bersifat pengembangan diri.

Pengajian harian yang pembacaan ayat atau hadits

tentang shalat berjamaah setiap menjelang doa shalat maghrib

dan isya. Program ini dilakukan setiap hari setiap menjelang

doa shalat maghrib dan isya’. Pembacaan ayat atau hadits ini

adalah untuk memberikan pengertian atau pemahaman tentang

shalat berjamaah yang termuat dalam hadits atau ayat al-

Qur’an.

Pengajian yang dilakukan secara lisan melalui

pembacaan ayat/hadits tentang shalat berjamaah, pengajian

rutin mingguan, yang bertujuan untuk memberikan pengertian

atau pemahaman tentang shalat berjamaah dan keutamaannya,

sudah cukup bagus dan sesuai dengan metode pembiasaan yang

dikemukakan oleh tokoh agama, Bapak AN mengatakan bahwa

pembiasaan hendaknya disertai dengan usaha mambangkitkan

kesadaran atau pengertian terus menerus akan maksud dari

tingkah laku yang dibiasakan.

Page 71: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

57

b. Yasinan dan Tahlil

Kegiatan yasin dan tahlil merupakan kegiatan rutinitas

warga di UPT Rusunawa Cabean Salatiga. Kegiatan ini

diadakan setiap seminggu sekali yaitu pada kamis malam

disetiap warga serta bergilir dari warga ke warga lain. Namun

ada juga yang melaksanakan di luar hari tersebut, Umumnya

kegiatan warga ini diadakan dalam dua kelompok, yaitu

kelompok ibu-ibu dan kelompok bapak-bapak. Walau demikian

segala usia juga dapat mengikutinya. Pada hari kamis malam

biasanya kegiatannya dapat diikuti dengan ibu-ibu sekitar 10-

20 warga dan bapak-bapak sekitar 15-25 warga, sedangkan

pada hari sabtu malam biasanya dapat diikuti dengan ibu-ibu

sekitar 20-30 warga dan bapak-bapak sekitar 25-35 warga.

Menurut penulis bahwa, perbandingan antara hari kamis

malam dan sabtu malam yang mengikuti antara ibu-ibu dan

bapak-bapak lebih banyak pada hari sabtu malam. Alasan

anggota yang ikut dalam kegiatan yasin dan tahlil mempunyai

waktu lebih santai karena esok hari libur kerja.

Proses berjalannya acara yang sudah menjadi suatu

tradisi tersebut, dipimpin oleh seorang tokoh agama, kalau

bukan seorang ulama atau ustadz yang sengaja disiapkan oleh

tuan rumah. Dalam acara yasin dan tahlil masyarakat UPT

Rusunawa pada umumnya melakukan pembacaan tahlil dan Al-

Page 72: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

58

Qur’an serta pembacaan doa-doa bersama yang khusus

ditujukan pada orang yang meninggal sesuai dengan hari,

waktu, dan meninggal. Tidak hanya itu, asmaul husna. Di awali

dengan pembukaan, sambutan shohibul hajat atau tuan rumah

dilanjutkan hadiah surah Al Fatihah, pembacaan asmaul husna,

yasin dan tahlil serta doa kemudian istirahat yang disambung

dengan laporan keuangan dan diakhiri dengan membaca surah

Al Ashr sebagai penutup.

Kata mas IW, “Kegiatan ini diadakan untuk

mempertebal keimanan”. Oleh karena itu selain untuk

mendoakan arwah di alam kubur, kegiatan semacam ini juga

bertujuan sebagai siraman rohani untuk mereka pribadi maupun

untuk disampaikan kepada keluarga mereka. Di samping itu

juga sebagai peringatan bagi mereka yang percaya bahwa

kematian bisa datang kapan saja dan tidak ada yang

mengetahui kapan datangnya. Sehingga dengan mengikuti

kegiatan ini dapat mengetahui bekal apa saja yang harus

dipersiapkan sebelum kematian itu datang.

Untuk itu informan ini menyampaikan bahwa dirinya

semakin yakin bahwa kehidupan tidak berhenti sampai mati

saja. Akan tetapi masih ada kehidupan setelah kematian. Untuk

itu tidak ada yang lain yang harus diperbuat sebagai bekal

untuk kehidupan kelak setelah meninggalkan dunia selain

Page 73: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

59

meningkatkan ibadah baik secara vertikal maupun horisontal

untuk mendapatkan ridho Allah SWT.

Adapun motivasi dan alasan mereka mengikuti kegiatan

semacam ini bermacam-macam pendapat. Sebagian mereka

mengatakan kegiatan semacam ini dapat meningkatkan

ketaqwaan kepada Allah. Di usia yang semakin bertambah

bukan harta benda yang diperbanyak untuk menghadapi maut

yang sewaktu-waktu akan datang, tetapi amal yang mampu

menolong kelak di akhirat.

2. Perayaan Hari-Hari Besar Keagamaan

Proses terjadinya kerukunan di Rusunawa Cabean Salatiga

tidak lepas dari usaha pemerintah setempat untuk menyatukan

warganya meskipun berbeda suku, etnis dan keyakinan. Pada

jajaran pemerintahan setempat posisi yang ada ditempati oleh

semua kalangan demi menjaga kebersamaan dan kerukunan

warganya. Dengan demikian tidak terjadi diskriminasi golongan

tertentu. Selain itu intensitas pertemuan yang sering diadakan oleh

ketua paguyuban setempat, menambah erat hubungan antar warga

Rusunawa.

Ajaran agama yang dianut dan diyakini oleh setiap umatnya

masing-masing juga mengajarkan untuk saling menyayangi dan

menghormati satu dengan yang lain, sehingga terbentuknya

kerukunan sangat mudah terjalin. Karena masing-masing umat atau

Page 74: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

60

warga dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama yang

mereka yakini. Dengan demikian keharmonisan warga Rusunawa

akan tetap tejaga.

Selain itu, terbentuknya kerukunan di Rusunawa juga tak

luput dari peran agama masing-masing, yang bertindak sebagai

pengayom, pengawas dan penengah kaumnya dalam kehidupan

bermasyarakat. Sehingga lengkap sudah terbentuknya kerukunan di

Rusunawa Cabean Salatiga. Karena semua elemen masyrakat

saling bahu membahu mewujudkan masyarakat Rusunawa yang

aman dan damai.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari masyarakat di UPT

Rusunawa Cabean Salatiga sangat memegang dan menjaga

kerukunan antar warga, meskipun mereka berbeda keyakinan.

Karena dengan mereka saling menghormati satu dengan yang lain,

maka kehidupan bermasyrakat akan terjaga keharmonisannya.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mereka saling

menjaga stabilitas kerukunan dengan menghomati perbedaan yang

ada. Baik dalam menjalani ibadah menurut keyakinan mereka

maupun merayakan hari besar agama mereka masing-masing.

Dengan demikian mereka tidak merasa canggung dalam

menjalankan ibadah mereka.

Selain itu, untuk mempererat tali silahturahmi di antara

warga, mereka mengadakan kegiatan yang bertujuan untuk

Page 75: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

61

menjaga kerukunan diantara mereka. Misalnya pertemuan PKK

dan arisan yang mereka adakan setiap sebulan sekali.

Pada acara-acara perayaan tertentu yang diadakan oleh

pemeluk agama yang lain yang sekiranya warga yang lain biasa

membantu meskipun berbeda keyakinan, mereka akan saling

bantu-membantu sesuai dengan kemampuan. Misalnya dalam

Islam ada peringatan Isra’ Mi’raj, Maulud Nabi, Nuzulul Qur’an,

malam Lailatul Qadar dan Khotmil Qur’an, warga yang lain akan

membantu menyumbang maupun ikut berpatisipasi. Karena dengan

begitu akan menambah hubungan keharmonisan di antara mereka.

B. Problematika Kehidupan Sosial Keagamaan Karyawan Pabrik di UPT

Rusunawa Cabean Salatiga Tahun 2015

Dengan hadirnya pabrik dan ribuan karyawan, maka dengan

sendirinya membawa dampak positif maupun negatif bagi masyrakat

Rusunawa. Adanya pabrik di kota Salatiga ini banyak menyerap

banyak tenaga kerja, terutama masyarakat. Sehingga mengurangi

pengangguran dan dapat menahan masyarakat untuk keluar dari

kontrakan dalam rangka mencari pekerjaan.

Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa adanya pabrik di Salatiga

telah banyak menghasilkan keuntungan yang bersifat ekonomis bagi

masyarakat setempat. Di lain pihak tidaklah dapat dihindari, di

samping kepentingan ekonomi juga menghadirkan pula pemasalahan-

Page 76: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

62

permasalahan agama atau moral yang terus berkembang seiring

perubahan struktur masyarakat.

Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan hal itu.

Penulis menjumpai bapak HT mengadakan wewancara. Beliau adalah

kepala rumah tangga dengan 3 anak yang beranjak dewasa. Dari hasil

wewancara beliau mengatakan: “saya punya tiga anak yang sudah

besar-besar, dua orang putri dan satu orang putra, semua anak saya

bekerja di perusahaan sebagai karyawan kecuali yang putra masih

sekolah SMP kelas VIII, lumayanlah dari gaji mereka ini dapat

membantu nafkah saya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun yang saya sayangkan adalah karena jarangnya mereka tidak

ada di rumah ini mengakibatkan saya tidak dapat mengawasi perbuatan

mereka, apakah mereka melakukan hal-hal buruk atau apakah mereka

melakukan hal-hal yang baik. Namun saya tidak peduli pokoknya

mereka pulang dari pabrik tepat pada waktunya dan di rumah

menjalankan perintah agama”.

Dari pernyataan bapak HT tersebut menunjukkan bahwa

keadaan ekonomi yang lemah, maka beliau sebagai orang tua tidak

dapat lagi mengawasi perbuatan anak-anaknya ketika berada di luar

rumah. Hal ini menunjukkan kurang adanya tanggung jawab serta

pengawasan terhadap anak-anaknya.

Page 77: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

63

Demikian juga halnya dengan yang dinyatakan oleh ibu KT.

Beliau bekerja di pabrik dan kebutuhan sehari-harinya dihasilkan

dengan mengandalkan karena gaji pabrik sebulan sekali. Beliau

mangatakan: pekerjaan saya di pabrik ini sudah lama, hasilnya buat

keluarga saya. Saya ada di Rusunawa ini juga jualan es kalau waktu

istirahat kerja. Kalau sudah saya kerjakan pekerjaan di pabrik lantas

saya waktu istirahat saya jualan es seperti saat ini. Para pembeli yang

datang kebanyakan adalah karyawan pabrik. Kebanyakan dari mereka

waktu istirahat tidak melakukan kewajiban sholat dhuhur lalai dengan

kewajibannya. Seakan-akan mereka lupa akan larangan-larangan

Allah.

C. Solusi Yang Ditempuh Untuk Mengatasi Permasalahan Sosial

Keagamaan Karyawan Pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga

Tahun 2015

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu

manusia tidak dapat hidup secara menyendiri (bersifat individual).

Manusia satu sama lain mempunyai hubungan timbal balik, sehingga

mereka merupakan satu kesatuan sosial.

Perkembangan kehidupan sosial suatu masyarakat dalam satu

wilayah tidak lepas dari kebutuhan hidupnya sehari-hari, Semuanya

saling membutuhkan antara individu yang muncul sejak manusia ada

dan hidup saling berdampingan. Hidup bermasyarakat adalah suatu

kehidupan sekelompok manusia yang saling mengadakan interaksi

Page 78: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

64

atau berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Manusia

dapat dikatakan sebagai makhluk apabila mengadakan interaksi

diantara sesamanya sebagai makhluk yang memiliki perasaan sosial

yang dapat dibentuk sejak manusia bergaul dengan sesamanya akan

menjadi insan sosial, karena hidupnya selalu bersama dengan manusia

yang lain.

Dalam pembicaraan dengan tokoh agama dalam mengantisipasi

merosotnya kehidupan sosial keagamaan adalah dengan membentuk

kegiatan sosial keagamaan dalam bentuk jama’ah rutin.

Upaya tokoh agama dalam mengantisipasi merosotnya nilai-

nilai keislaman adalah dengan membina kehidupan sosial keagamaan

dalam bentuk kegiatan jama’ah rutin. Di antaranya adalah diadakannya

jama’ah rutin keagamaan setiap seminggu sekali pada hari kamis

malam dan sabtu malam yang bertempat rumah kontrakan yang

bergantian setiap seminggu sekali para warga menurut aturan yang

telah ditentukan. Anggota jama’ah ini pada umumnya terdiri dari

bapak-bapak dan ibu-ibu di Rusunawa Cabean Salatiga.

Masyarakat di Rusunawa Cabean Salatiga yang merupakan

masyrakat di lingkungan pabrik terletak di pinggiran kota dan banyak

pendatangnya. Pada awalnya masyarakat Rusunawa Cabean Salatiga

memiliki gaya hidup yang sederhana, akan tetapi setelah adanya

perubahan keadaan sekitarnya yang disebabkan oleh pembangnunan

dan banyaknya pendatang membawa perubahan besar yang disebabkan

Page 79: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

65

oleh kenaikan pendapat atau status sosialnya. Di Rusunawa Cabean

Salatiga meskipun banyak yang bekerja di pabrik-pabrik yang besar

berkat tokoh agama setempat dan kebijaksanaan kepala UPT

Rusunawa dan para stafnya, serta atas dukungan tokoh-tokoh

masyarakat telah mendatangkan tokoh keagamaan setempat yang ada

di daerah Rusunawa Cabean Salatiga.

Page 80: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan beberapa bab dalam tulisan ini dapat diambil

kesimpulansebagai berikut:

1. Kehidupan sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa

Cabean Salatiga tahun 2015 yang sibuk dengan pekerjaan cenderung

bersifat ritual saja. Di samping motivasi ketauhidan interaksi sosial

yang nampak cenderung dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi

kebutuhan hidup jasmani maupun rohani seperti keinginan mempunyai

patner dan berkomunikasi dengan sesamanya.

2. Problem-problem yang muncul di dalam kehidupan sosial keagamaan

karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun 2015 yang

sibuk dengan pekerjaan cenderung dipengaruhi oleh faktor minimnya

pengetahuan tentang agama dan kurangnya pendidikan agama yang

diterapkan dalam keluarga. Hal tersebut terjadi karena kesibukan

mereka dengan pekerjaannya.

3. Solusi yang ditempuh untuk mengatasi problem-problem kehidupan

sosial keagamaan karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga

tahun 2015 tersebut antara lain dengan membina kehidupan sosial

keagamaan dalam bentuk kegiatan jama’ah rutin. Di antaranya adalah

diadakannya jama’ah rutin keagamaan setiap seminggu sekali pada

Page 81: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

67

hari kamis malam dan sabtu malam yang bertempat rumah kontrakan

yang bergantian setiap seminggu sekali para warga menurut aturan

yang telah ditentukan. Berkat tokoh agama setempat dan

kebijaksanaan kepala UPT Rusunawa dan para stafnya, serta atas

dukungan tokoh-tokoh masyarakat telah mendatangkan tokoh

keagamaan setempat yang ada di daerah Rusunawa Cabean Salatiga.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah disebutkan diatas, pada

bagian ini penulis ikut memberikan pemikiran atau saran sebagai berikut :

1. Saran bagi warga karyawan pabrik di UPT Rusunawa Cabean Salatiga

tahun 2015

Seseorang yang hidup bermasyarakat mempunyai kewajiban

untuk turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat.

Dan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat sebaiknya warga

mempunyai kepedulian yang besar untuk mengembangkan dan

menjaga kegiatan yang sudah ada agar dapat terus berjalan dengan

baik. Walaupun kesibukan kerja menyita sebagian besar waktu warga

yang bekerja sebagai karyawan pabrik, sebaiknya mereka tetap harus

menyisihkan sebagian waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan

dan tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan sesama.

Page 82: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

68

2. Saran bagi Pengurus Organisasi di UPT Rusunawa Cabean Salatiga

2015

Pengurus harus mempunyai rasa tanggung jawab dan disertai

dengan rasa ikhlas hanya karena Allah Swt. Atas kepengurusannya dan

juga harus benar-benar dapat diandalkan untuk menjalankan kegiatan

dengan baik serta dapat bekerjasama dengan warga. Sehingga

kegiatan-kegiatan yang seharusnya dapat berjalan dengan rutin tidak

berhenti atau hilang begitu saja. Apabila seorang pengurus merasa

tidak mampu untuk melaksanakan kewajibannya hendaklah berbesar

hati untuk menyerahkan tanggung jawab kepada orang yang lebih

mampu agar kegiatan tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3. Saran bagi Masyarakat di UPT Rusunawa Cabean Salatiga tahun 2015

Kegiatan-kegiatan sosial keagamaan dalam masyarakat

hendaknya selalu ditingkatkan dan juga dikembangkan agar dapat

menjadi contoh yang baik bagi para generasi muda dan juga sebagai

seseorang yang hidup bermasyarakat sebaiknya harus tetap berusaha

menjaga hubungan baik terhadap sesama, karena pada hakikatnya

tidak akan pernah bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain

disekeliling kita.

C. Kata Penutup

Dengan mengharap ridho Allah SWT, penulis mengucapkan puji

syukur Alhamdulillah karena berkat Rahmat serta pertolongannya skripsi

ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Page 83: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

69

Di samping itu skripsi ini dapat terwujud juga karena bantuan dari

berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis mengucapkan banyak

terimakasih dengan harapan semoga amal kebaikan mereka diterima di sisi

Allah SWT dan dibalas dengan balasan yang lebih baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi

ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kebaikan penulis di masa yang akan datang.

Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat memberi manfaat bagi

para pembaca dan tentunya bagi masyarakat karyawan pabrik di UPT

Rusunawa Cabean Salatiga.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah senantiasa meridhoi niat

baik dan amal semua dan semoga perlindungannya serta petunjuknya

senantiasa mengalir dalam setiap langkah kita. Amin Ya Robbal Alamiin.

Page 84: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

DAFTAR PUSTAKA

Al Ghozali, Imam. 1992. Ihya Ulumuddin. Semarang: Asy Syifa.

Al Munawar, Said Agil Husin. 2005. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’an dalam Sistem

Pendidikan Islam. Ciputat: Ciputat Press.

Anoraga, Panji. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu. 2002. Sosiologi pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Daldjoeni, N. 1991. Ras-Ras Umat Manusia: Biogeografis, kulturhistoris,

sosiopolitis. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Daymon, Christine dan Immy Holloway. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif

dalam Public Relation dan Marketing Comunication. Yogyakarta:

Bentang.

Depdikas. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fauzi, Muhammad. 2007. Agama dan Realitas Sosial Renungan & Jalan Menuju

Kebahagiaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gerungan. 1996. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Hamadi, Ali. 2006a. Bergaul Ala Rosulullah:25 Kiat Sukses Bersosialisasi yang

Islami. Jakarta: Cendekia.

Kartono, Kartini. 1994. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan

Industri. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Murshafi, Muhammad Ali. 2009. Mendidik Anak Agar Cerdas dan Berbakti.

Surakarta : Cinta.

Nashori, H. Fuad. 2003. Potensi-Potensi Manusia. Bandung : Pustaka.

Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rahmaniyah, Istigh Faraotur. 2010. Pendidikan Etika. Malang : UIN Maliki Press.

Salamulloh, M Alaika. 2008. Akhlak hubungan horizontal. Yogyakarta : pustaka

insan mandiri.

Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Syukur, Amin. 2004. Tasawuf Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 85: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki

Siregar, M. Aziz. 2014. Islam Untuk Berbagai Aspek Kehidupan. Jakarta : Bumi

Aksara

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI). Jakarta : Balai Pustaka.

Tim Departemen Agama RI. 2016. Alqur’an Al-Karim dan Terjemahan Bahasa

Indonesia. Kudus : Menara Kudus.

Yasin, A Fatah. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Yoyakarta : Sukses

Offset.

Page 86: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki
Page 87: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki
Page 88: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki
Page 89: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki
Page 90: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki
Page 91: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki
Page 92: KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN KARYAWAN PABRIK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/230/1/Muhammad Baqi Mustaghfiri_11110093.pdf · Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki