eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran,...

27

Transcript of eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran,...

Page 1: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan
Page 2: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan
Page 3: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan
Page 4: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

Abstrak

Kualitas pendidikan tercermin dari kualitas sumber daya manusianya. Sumber Daya

manusia di Indonesia masih rendah berarti kualitas pendidikan pun masih rendah. Hal ini

trjadi karena opini masyarakat beranggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur

oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional baik maka dianggap sudah berhasil

mendidik, mengajar dan melatih peserta didik. Kalau suatu sekolah banyak meluluskan

peserta didiknya ke sekolah yang favorit dengan label RSBI/SBI atau label lain yang

kemudian diterima kepergurauan tinggi melalui SPMB atau jalur bakat dan minat maka

sekolah yang bersangkutan dinilai favorit dan banyak diserbu orang tua untuk

menyekolahkan anaknya.

Page 5: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

PENGKAJIAN TERHADAP PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN TINDAKAN

(Model Meningkatkan Kualitas Guru)

Oleh : Subarto

Desen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang

I. PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan tercermin dari kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya

manusia d Indonesia masih rendah berarti kualitas pendidikan pun masih rendah. Hal ini

terjadi karena opini masyarakat beranggapan bahwa keberhasilan pendidikan hanya diukur

oleh hasil tes. Apabila hasil nilai ujian nasional baik maka dianggap sudah berhasil mendidik,

mengajar dan melatih peserta didiknya. Kalau suatu sekolah banyak meluluskan peserta

didiknya ke sekolah yang favorit dengan lebel RSBI/SBI atau lebel lain yang kemudian di

terima ke perguruan tinggi melalui SPMB atau jalur bakat dan minat maka sekolah yang

bersangkutan dinilai fovorit dan banyak diserbu orang tua untuk menyekolahkan anaknya.

Keniscayaan seperti ini berakibat semakin banyaknya orang tua harus mengeluarkan

uang ekstra untuk menitipkan anaknya pada tempat kursus atau bimbingan belajar yang

secara strategi pembelajaran banyak melakukan latihan menjawab soal-soal ujian nasional

atau SPMB,karena orang tua menghendaki anaknya dapat diterima di sekolah pavorit atau

perguruan tinggi bergengsi. Proses pemeblajaran di dalam kelas kurang mendapat perhtian

dari orang tua dan pemerintah, yang penting hasil ujian nasional. Umumnya proses

pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak menggunakan metode

ceramah dihadapan peserta didik sementara peserta didik mendengar, peserta didik hanya

dijadikan objek saja. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang

dimiliki guru kepada peserta didik dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertulis

dalam dokumen kurikulum kepada peserta didik.

Page 6: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

Pada umumnya guru tidak memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk berkreasi

dan tidak melatih peserta didik untuk belajar secara mandiri. Proses pembelajaran yang

disampaikan guru kurang menantang peserta didik untuk berpikir, akibatnya mereka tidak

menyenangi proses kembelajaran tersebut. Proses pemebalajaran di dalam kelas tidak ada

yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan dokumen

administrasi guru, seperti perangkat pembelajaran dari pada masuk kelas untuk melakukan

observasi dan supervise terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru. Begitu juga

pengawas dari dinas pendidikan belum berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas.

Ketika dating di sekolah, pengawas hanya memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa

dokumen perangkat pembelajaran. Pengawas sangat jarang datang ke sekolah apalagi masuk

ke dalam kelas untuk melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara sumber

pembelajaran bagi guru disekolah. Akibatnya guru tidak tertantang melakukan persiapan

mengajar dengan baik, seperti memikirkan strategi pembelajaran yang bervariasi,

mempersiapkan bahan ajar, disain pembelajaran maupun rancangan penilaian.

Hal ini menunjukkan bahwa selama ini guru masih kurang memperhatikan proses

pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Semestinya, guru memporsikan waktunya

untuk lebih banyak lagi dalam hal memperhatikan proses pembelajaran dan hasil tes

merupakan dampak dari proses pembelajaran tersebut. Secara umum kualitas pendidikan di

negeri ini masih rendah, hal ini tercermin dari peringkat hasil TIMSS ( the Trends in

International Mathematics and Science Study ) dan indek pembangunan manusia yang

berada pada posisi di bawah peringkat Negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Pada

tingkat Internasioanal, peserta didik Indonesia pada umumnya hanya dapat menjawab soal-

soal yang bersifat hafalan tetapi tidak dapat menjawab soal-soal yang memerlukan nalar atau

keterampilan proses.

Page 7: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

Meningkatkan kualitas pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak yang

terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru, yang merupakan ujung tombak dalam

pendidikan. Guru adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi.

Proses pemebalajaran yang baik seharusnya menghasilkan nilai tes yang baik. Paradigma

yang hanya mementingkan hasil tes harus segera diubah menjadi memperhatikan proses

pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar.

Dan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan guru harus

disegarkan, yaitu dengan mengikuti kegiatan seminar atau forum diskusi ilmiah sebagi

bentuk media penyegaran pengetahuan guru baik materi subyek maupun pedagogi. Dalam

hal ini pimpinan sekolah harus merespon positif yaitu dengan mendorong, memfasilitasi dan

memberikan ijin bagi guru untuk berpartisipasi dalam kegiatan seminar atau forum diskusi

seprofesi dalam kegiatan sanggar atau MGMP guna meningkatkan pengetahuan dan

wawasan guru

Dari paparan di atas sangat jelas, bahwa ini merupakan tantangan bagi guru yaitu

bagaimana guru dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Karena kualitas proses

pembelajaran merupakan dampak dari keprofesionalan pendidiknya. Undang-undang Nomor

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan merupakan acuan bagi pendidik professional. Namun

demikian, untuk menjadi guru berkualitas diperlukan usaha yang sistemik dan konsisten serta

berkesinambungan dari guru itu sendiri dan pengambil kebijakan. Melalui pengkajian

terhadap pembelajaran dan penelitian tindakan kelas sangat dimungkinkan untuk dapat

meningkatkan keprofesionalan guru, karena pengkajian terhadap pembelajaran dan penelitian

tindakan kelas merupakan model pembinaan dan pengembangan profesi guru melalui

pengkajian pembelajaran dan bentuk tindakan kelas secara koloboratif dan

Page 8: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk

membangun komunitas dan ketuntasan belajar.

II. LANDASAN KOMPETENSI GURU

Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dapat dijadikan

landasan bagi guru dalam meningkatkan kualitasnya karena Undang-Undang dan Peraturan

Pemerintah tersebut menuntut penyesuaian penyelenggaraan pendidikan dan pembinaan guru

agar guru menjadi professional. Di satu pihak, pekerjaan sebagai guru akan memperoleh

penghargaan yang lebih tinggi, tetapi dipihak lain pengakuan tersebut mengharuskan guru

untuk memenuhi sejumlah persyaratan agar mencapai standar minimal seorang professional.

Dalam UU tersebut Pasal 8, menjelaskan bahwa pengakuan terhadap guru sebagai tenaga

professional akan diberikan manakala guru telah memiliki antara lain kualifikasi akademik,

komptensi dan sertifikasi pendidik yang dipersyaratkan. Pasal 9, menjelaskan kualifikasi

akademik tersebut harus diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma

empat. Pasal 10 ayat 1, menjelaskan sertifikasi pendidik diperoleh guru setelah mengikuti

pendidikan profesi.

Adapun jenis-jenis kompetensi yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik,

komptensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional dengan penjabaran

masing-masing kompetensi sebagai berikut :

A. Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi

pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci komptensi pedagogik meliputi :

1. Memahami karakteristik pesrta didik dari aspek fisik, social, moral, kultural,

emosional dan intelektual;

Page 9: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

2. Memahami latar elakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan

belajar dalam konteks kebhinekaan budaya;

3. Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik;

4. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik;

5. Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik;

6. Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam

pembelajaran;

7. Merancang pembelajaran yang mendidik;

8. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik;

9. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.

B. Kompetensi kepribadian yaitu memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,

dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi ini

meliputi :

1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa;

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi

peserta didik dan masyarakat;

3. Mengevaluasi kinerja sendiri;

4. Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

C. Kompetensi professional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas

dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi. Komptensi ini mencakup :

1. Menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya;

2. Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi;

3. Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan kmunikasi dalam

pembelajaran;

Page 10: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

4. Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi; dan

5. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengkajian terhadap pembelajaran dan

penelitian tindakan kelas.

D. Kompetensi social yaitu kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali pserta didik, dan masyarakat

sekitar. Dengan kompetensi ini guru diharapkan dapat :

1. Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat;

2. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat;

3. Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat local, regional,

nasional, dan global; dan

4. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan

pengembangan diri.

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 dijabarkan

bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan, guru dalam setiap proses pembelajarannya

mampu mengembangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pada satuan pendidikan proses pembelajaran dapat diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik;

2. Dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan;

3. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan

proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Page 11: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

Dari apa yang dipaparkan di atas ini memberikan indikasi bahwa kualitas proses

pembelajaran harus ditindaklanjuti sehingga kualitas pendidikan menjadi kenyataan yang

akan berdampak terhadap kemajuan bangsa. Tentunya guru yang harus berusaha keras untuk

selalu meningkatkan kualitasnya dalam mengimplemantasikan proses pembelajaran dan

untuk meningkatkan kualitas tersebut pengkajian terhadap pembelajaran dan penelitian

tindakan dapat dijadikan suatu model bagi guru dalam pengembangannya.

III. PENGERTIAN PENGKAJIAN TERHADAP PEMBELAJARAN

Peningkatan kualitas guru boleh dikatakan sudah sering dilakukan oleh dinas

pendidikan tingkat kabupaten/kota maupun proipnsi, sayang usaha yang sudah dilakukan ini

kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan guru. Minimal ada tiga

hal yang menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan mutu pendidikan,

yaitu :

1. Pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata di dalam kelas. Materi pelatihan yang

sama disampaikan kepada semua guru tanpa mengenal asal dan budaya daerah. Padahal

kondisi dan karakter sekolah dia suatu daerah belum tentu sama dengan sekolah di daerah

lain.

2. Tidak ada kegiatan monitoring dari Kepala Sekolah maupun pengawas dinas, sehingga

hasil pelatihan hanya menjadi pengetahuan saja, tidak diimplentasikan pada proses

pembelajaran di kelas atau kalaupun diimplentasikan hanya satu, dua kali saja selanjutnya

kembali”seperti dulu lagi, back to basic”.

3. Tidak ada forum umpan balik untuk saling bertukar pengalaman di antara guru-guru,

khususnya guru-guru bidang studi serumpun.

Untuk mengatasi kelemahan pelatihan tersebut yang belum dapat menekankan pada

pasca pelatihan maka perlu diupayakan suatu model pelatihan yang berbasis kelas, yaitu

model in-service training yaitu pelatihan yang lebih memfocuskan pada usaha pemberdayaan

Page 12: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

guru dalam mengatasi permaslahan-permaslahan yang terjadi di kelas. Model tersebut adalah

Pengkajian Terhadap Pembelajaran (PTP) yang dikenal dalam bahasa Inggris Lesson Study.

Pengkajian Terhadap Pembelajaran (PTP), yaitu model pembinaan profesi bagi

guru-guru serumpun atau guru-guru mata pelajaran sejenis melaui pengkajian

pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip

kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Pengkajian

Terhadap Pembelajaran bukan metode atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan pengkajian

terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran di

kelas. Dalam kegiatan pengkajian ini guru dapat menerapkan berbagai metode atau strategi

pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi nyata di kelas.

Tujuan Pengkajian Terhadap Pembelajaran antara lain meningkatkan pengetahuan

tentang materi dan bahan ajar, meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran,

meningkatkan kemampuan mengobservasi aktivitas belajar, meningkatkan hubungan

kolegalitas, menguatkan hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dan tujuan

jangka panjang yang harus dicapai, meningkatkan motivasi untuk selalu berkembang, dan

meningkatkan kualitas perencanaan pembelajaran. Apabila tujuan ini dapat tercapai maka

sanga tmembantu guru-guru karena guru-guru memperoleh manfaat yang sangat besar berupa

informasi sekaligus implementasi berharga untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya

IV. DESAIN PENGKAJIAN TERHADAP PEMBELAJAR

Pengkajian Terhadap Pembelajaran dapat dilaksanakan oleh guru dalam tiga tahapan,

yaitu merencanakan (plan), melaksanakan (do), dan merefleksi (see) yang sifat

berkelanjutan. Artinya Pengkajian Terhadap Pembelajaran merupakan suatu cara dalam

meningkatkan kualitas pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement).

Desain Pengkajian Terhadap Pembelajaran diperlihatkan pada Gambar 1.

Page 13: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

Langkah pertama dalam Pengkajian Terhadap Pembelajaran dimulai dari tahap

perencanaan yang bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat membelajarkan

peserta didik dan berpusat pada peserta didik, bagaimana supaya peserta didik berpartisipasi

aktif dalam proses pembelajaran. Perencana yang baik tidak dilakukan sendirian tetapi

dilakukan bersama, beberapa guru dapat berkolaborasi untuk memperkaya ide-ide.

Perencanaan diawali dari analisis permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran di

kelas. Permasalahan dapat berupa materi bidang studi, bgaimana menjelaskan suatu konsep

dengan menggunakan metode pembelajaran yag tepat agar pembelajaran lebih efektif dan

efisien atau permasalahan dapat berupa fasilitas dan bagaimana mensiasati kekurangan

fasilitas pembelajaran.

Selanjutnya guru secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan yang di

hadapi yang dituangkan dalam rencana pelaksanaan pemebelajaran (lesson plan) atau bahan

ajar (teaching materials) berupa media pembelajaran dan lembaran kerja peserta didik serta

rencana penilaian. Teaching material yang telah dirancang perlu diujicoba sebelum

diterapkan di dalam kelas. Kegiatan perencanaan memerlukan beberapa kali pertemuan agar

lebih mantap, karena pertemuan-pertemuan yang sering dilaksanakan dalam workshop

rangka perencanaan pembelajaran menyebabkan terbentuknya kolegalitas anatar guru dengan

guru dan antara guru dengan dosen. Mereka akan membagi pengalaman dan saling belajar

sehingga sehingga melalui kegiatan ini akan terbentuk mutual learning pada diri seorang

guru.

MEREFLEKSI ( SEE )

MELAKSANAKAN ( DO )

MERENCANAKAN ( PLAN )

Page 14: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

10 Pengkajian Terhadap Pembelajaran dan Penelitian Tindakan, oleh Subarto.

Langkah kedua dalam Pengkajian Terhadap Pembelajaran adalah pelaksanaan

pembelajaran untuk menerapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang telah

dirumuskan dalam perencanaan. Dalam perencanaan telah disepakati siapa guru yang akan

mengimplementasikan pembelajaran dan sekolah yang akan menjadi tuan rumah. Langkah

ini bertujuan untuk mengujicoba efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-

guru yang tidak bertindak sebagai pengajar bertugas sebagai pengamat (observer)

pembelajaran. Kepala sekolah bertindak sebagai pemandukegiatan sekaligus sebagai

pengamat dalam proses pembelajaran tersebut. Sebelum pemebelajaran di mulai sebaiknya

dilakukan briefing kepada para pengamat untuk menginformasikan kegiatan pembelajaran

yang diencanakan oleh seorang guru dan mengingatkan bahwa selama pembelajaran

berlangsung pengamat tidak mengganggu kegiatan pembelajaran tetapi mengamati aktivitas

peserta didik selama pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada interaksi antar peserta

didik, peserta didik dengan bahan ajar,peserta didikdengan guru, dan peserta didik dengan

lingkungan yang terkait dengan 4 kompetensi guru.

Lembaran observasi pembelajaran perlu dimiliki oleh para pengamat sebelum

pembelajaran dimulai. Selama proses pembelajaran berlangsung para pengamat tidak boleh

berbicara dengan sesama pengamat dan tidak menggangguaktivitas dan konsentrasi peserta

didik. Para pengamat diperkenankan untukmelakukan perekaman melalui video kamera atau

foto digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan studi lebih lanjut atau analisis. Dan

keberadaan para pengamat di ruangan kelas adalah bertidak sebagai pengumpul informasi

atau data sekaligus untuk belajar dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan

bukan untuk mengevaluasi guru.

Langkah ketiga, adalah refleksi. Setelah selesai proses pembelajaran langsung

dilakukan diskusi antara guru pengajar dengan guru yang bertindak sebagai pengamat yang

dipandu oleh kepala sekolah atau personil yang telah ditunjuk untuk membahas pembelajaran

Page 15: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

yang telah berlangsung. Guru mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam

melaksanakan pembelajaran. Selajutnya pengamat diminta menyampaikan komentar dan

lesson learnt dari pembelajaran terutama berkaitan dengan aktivitas peserta didik. Tentunya,

kritik dan saran untuk guru disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajaran.

Sebaliknya, guru harus dapat menerima masukan dari pengamat untuk perbaikan

pembelajaran berikutnya. Berdasarkan masukan dari diskusi ini dapat dirancang kembali

pembelajaran berikutnya. Pada prinsipnya, semua orang yang terlibat dalam kegiatan

Pengkajian Terhadap Pembelajaran harus memperoleh lesson learnt dengan demikian guru

telah membangun komunitas belajar melalui Pengkajian Terhadap Pembelajaran.

V. PENGEMBANGAN KARAKTER GURU

Pelaksanaan Pengkajian Terhadap Pembelajaran idealnya datang dari Kepala Sekolah

dan guru yang harus diwujudkan dalam bentuk kebutuhan yang berorientasi meningkatkan

kualitas guru yang dikembangkan berbasis sekolah, dengan demikian para pelaku yang

terlibat didalamnya adalah semua guru dari berbagai bidang studi di sekolah tersebut beserta

Kepala Sekolah. Upaya yang dilakukan adalah bagaimana agar kegiatan ini dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik menyangkut

semua bidang studi yang diajarkan, oleh karena itu setiap guru harus terlibat aktif dalam

kegiatan itu, yaitu dengan mengembangkan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi.

Dalam setiap langkah dari kegiatan itu, semua guru memperoleh kesempatan untuk

melakukan identifikasi masalah pembelajaran, mengkaji pengalaman pembelajaran yang

biasa dilaksanakan, memilih dan menentukan alternative metode atau model pembelajaran

yang akan digunakan, mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajran, mengkaji

kelebihan dan kelemahan alternatif metode atau model pembelajaran yang dipilih,

melaksanakan pembelajaran, mengobservasi proses pembelajaran, mengidentifikasi hal-hal

penting yang terjadi dalam aktivitas belajar peserta didik di kelas, melakukan refleksi secara

Page 16: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

bersama-sama atas hasil observasi kelas, serta mengambil pelajaran berharga dari setiap

proses yang dilakukan untuk kepentingan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran

lainnya.

Dengan cara seperti ini, maka setiap anggota komunitas yang terlibat sangat potensial

untuk mampu melakukan self-development sehingga memiliki kemandirian untuk

berkembang bersama-sama dengan anggota komunitas belajar lain dan ini menjadi indicator

bahwa Pengkajian Terhadap Pembelajaran sanat potensial dalam upaya pengembangan

keprofesionalan guru yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan.

VI. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Pendidik pada waktu melaksanakan tugas sebagai guru dihadapkan pada tugas

mengambil keputusan tentang bagaimana merencanakan pembelajaran, membimbing peserta

didik, mengelola kelas, mengevaluasi dan berbagai banyak tugas lainnya. Sebagai pendidik,

guru dituntut untuk mengembangkan diri baik diri sendiri maupun untuk pengembangan dan

kepentngan peserta didik dengan berbagai cara. Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk

pengembangan pengetahuan atau penyelesaian masalah pendidikan adalah dengan

mengadakan penelitian khusus tentang pendidikan, atau penelitian mengenai berbagai kasus

di kelas.

Pada kenyataannya masalah-masalah pendidikan saling berkaitan satu sama

lain,misalnya masalah kualitas pendidikan, kurangnya sarana dan prasarana, kedisiplinandan

sebagainya. Kenyataaanya kegiatan yang dilakukan oleh para guru dalam proses belajar

mengajar ssering kali mendapat banyak kendala yang ditimbulkan dari para peserta

didik,misalnya kurang kemampuan dalam hal bertanya, kelas yang pasif, penyelesaian tugas

yangtidak tepat waktu dan lain-lain. Kendala tersebut seharusnya dipandang sebagai hasil

interaksi antara guru danpeserta didik dan dari kondisi ini para guru seharusnya perlu

Page 17: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

melakukan suatu refleksi terhadap semua tindakan dalam rangka proses pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

Untuk selanjutnya guru dapat mengidentifikasikan berbagai masalah yang berkaitan

dengan dirinya sendiri di kelas,sehingga akhirnya dari berbagai identifikasi masalah tersebut

guru dapat memfocuskan pada masalah-masalah aktual yang perlu dicari pemecahannya

danyang mampu dalam jangkauan guru itu sendiri. Selanjutnya dalam menangani persoalan-

persoalan di kelas guru dapat bekerjasama dengan teman sejawat atau dengan guru serumpun

untuk berkolaborasi sehingga kegiatan yang dilaksnakan dalam menangani masalah di kelas

akan lebih baik dan terjadi penularan (transfer learning) pengetahuan.

Pemecahan masalah-masalah di atas antara lain dapat dilakukan guru diantaranya

dengan cara mengadakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

jenis penelitian yang mampu menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih

menjanjikan karena memiliki dampak langsung dalam bentuk perbaikan dan peningkatan

profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas atau

mengimplementasikan berbagai program disekolahnya dengan mengkaji berbagai indikator

keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada peserta didik. Dengan kata lain

melalui Penelitian Tindakan Kelas, guru langsung memperoleh “teori” yang dibangunnya

sendiri, bukan diberikan oleh pihak lain, maka guru dapat menjadi “the Theorizing

Practitioner”, artinya Penelitian Tindakan Kelas itu dari guru, oleh guru, dan untuk guru (

classroom action research is to teacher, by teacher, and for teacher ).

Penelitian Tindakan Kelas akhir-akhir ini telah menjadi trend untuk dilakukan.

Penelitian Tindakan Kelas ini biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempatnya

mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses atau praksis

pembelajaran. Guru merencanakan perubahan yang akan dilakukan bersama dengan para

peserta didik, bersama pengamat ( observer ) lainnya ( jika ada ) sambil melakukan

Page 18: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

observasi, dan proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan jadual belajar yang telah

ditetapkan semula. Aktivitas ini dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan

dengan mengembangkan proses pembelajaran melalui berbagai cara, antara lain dengan

penyediaan sarana prasarana belajar, peningkatan kualitas guru, penambahan alokasi biaya,

pengembangan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran untuk para guru, pengembangan

ilmu melalui penelitian maupun berbagai kegiatan lainnya. Dalam melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas guru harus memperhatikan komponen-komponen yang akan dikaji. Adapun

komponen-komponen yang dikaji dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:

1. Siswa

2. Guru

3. Materi Pelajaran

4. Peralatan atau sarana pembelajaran

5. hasil pembelajaran

6. pengelolaan pembelajaran

Langkah langkah strategis yang dapat mendorong pelaksanaan penelitian tindakan

kelas yaitu :

1. Meningkatkan pemahaman guru tentang hakekat Penelitian Tindakan Kelas secara

komperhensif.

2. Mengembangkan kemampuan guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.

3. Meningkatkan pengetahuan guru tentang langkah-langkah, teknik melaksanakan

Penelitian Tindakan Kelas serta penyusunan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas.

4. Menerapkan menejemen Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya memperbaiki kualitas

proses pembelajaran.

5. Meningkatkan menejemen pengembangan dan profesionalisme guru

Beberapan manfaat dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yaitu:

Page 19: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

1. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang

mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

2. Dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas, guru dapat berkembang dan meningkatkan

kinerjanya secara profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu

memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

3. Melalui Penelitian Tindakan Kelas guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam

mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan diri.

4. Dengan Penelitian Tindakan Kelas guru akan lebih percaya diri.

5. Melalui Penelitian Tindakan Kelas sekolah akan lebih berkembang dengan meningkatnya

kualitas pembelajaran yang akan berimplementasi pada peningkatan kualitas pendidikan

disekolah tersebut.

6. Melalui Penelitian Tindakan Kelas dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang

diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan nilai hasil belajar siswa.

VII. PARADIGMA SENTRALISASI KE DESENTRALISASI

Pendapat dari Mc Niff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya

penelitian ini adalah untuk perbaikan, khususnya yang harus dimaknai dalam konteks proses

pembelajaran dan implementasi program sekolah pada umumnya dengan sudut tinjauan yang

lebih dititik beratkan pada sisi pengembanganpesrta didik. Sementara Borg (1986)

menyebutkan secara eksplisit bahwa tujuan utamanya adalah pengembangan keterampilan

guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan

pembelajaran aktual yang dihadapi dikelasnya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu ada pergeseran paradigma, yaitu perubahan

paradigma dalam penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasike desentralisasi. Perubahan

paradigma ini harus mampu mendorong terjadi restorasi pada beberapa komponen kurikulum

Page 20: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan manajemen sekolah itu sendiri,

maka untuk menjawab antangan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah

Suatu rencana Penelitian Tindalak Kelas diawali dengan adanya masalah yang

dirasakan atau didasari oleh guru yaitu masalah berasal dari orang yang terlibat dalam

praktek, dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada

sesuatu yang tidak beres dikelasnya yang jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi

proses dan hasil belajar siswa.

Salah satu ciri Penelitian Tindakan Kelas adalah munculnya masalah

memang dirasakan oleh guru sebagai sesuatu yang masih sulit dipecahkan, namun guru

menyadari bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki guna memecahkan masalah tersebut.

Agar guru dapat merasakan adanya masalah dan mampu mengungkap masalah tersebut

maka guru dituntut untuk jujur pada diri sendiri dan menyadari bahwa pembelajaran yang

dikelola merupakan bagian penting dari dunia dan kehidupan guru. Dengan adanya

kejujuran dan kesadara guru tersebut maka untuk dapat melakukan identifikasi masalah

guru perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri misalnya:

1. Apa yang sedang terjadi di kelas tempat saya mengajar?

2. Apakah kejadian itu menjadi masalah yang perlu dipecahkan?

3. Apa pengaruh masalah tersebut terhadap kelas dan kinerja saya?

4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut dibiarkan saja?

5. Apa yang dapat saya lakukan terhadap masalah tersebut?

2. Analisis Rumusan Masalah

Page 21: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

Setelah masalah di kelas telah berhasil diidentifikasi maka saelanjutnya dilakukan

analisis dengan introspeksi diri. Selanjutnya dilakukan pemikiran apa yang harus

dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Kemudian diseleksi masalah mana

yang paling mungkin dapat dilakukan dan dipecahkan melalui Penelitian Tindakan Kelas.

Beberapa bidang yang dapat dijadikan sebagai fokus masalah dalam Penelitian Tindakan

Kelas adalah:

1. Masalah yang melibatkan prosesa pembelajaran;

2. Masalah yang ditangani oleh guru;

3. Masalah yang sangat menarik minat guru;

4. Masalah yang ingin diubah/diperbaiki dan mudah dilakukan oleh guru melalui

Penelitian Tindakan Kelas.

Masalah yang berhasil dianalisi mungkin lebih dari satu dan masih cukup luas untuk

dikaji. Oleh sebab itu guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang mungkin

dapat dipecahkan dengan Penelitian Tindakan Kelas. Selanjutnya masalah tersebut perlu

dirumuskan dalam suatu kalimat rumusan masalah yang pada umumnya berbentuk

kalimat tanya.

3. Merencanakan Penelitian Tindakan Kelas

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, selanjurnya disusun rencana tindakan

atau yang sering disebut rencana perbaikan/tindakan. Rencana tindakan ini menyangkut

seluruh langkah tindakan secara rinci. Semua komponen yang diperlukan untuk

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas tersebut dipersiapkan secara matang dalam

tahap perencanaan ini. Dalam tahapan ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang

mungkin saja muncul pada saat pelaksanaan tindakan. Dengan melakukan antisipasi ini

Page 22: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

diharapkan pelaksanaan Penelitian Tindalah Kelas dapat berlangsung dengan baik sesuai

dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana tindakan adalah :

1. Tugas akan lebih berhasil dan menantang jika diberikan setiap minggu atau dua

minggu sekali;

2. Bentuk tugas yang bervariasi akan memotifasi siswa untuk mengerjakannya;

3. Tugas akan cukup menantang jika materinya diambil dari lingkungan siswa;

4. Tugas yang diberikan akan menantang jika dikaitkan dengan bahan belajar.

4. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.

Tahap ini merupakan tahap implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana

tindakan yang telah dibuat. Strategi dan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan

pada perencanaan harus benar-benar diterapkan dan mengacu pada kurikulum yang

berlaku. Tentu saja rencana tindakan tersebut harus sudah dilatihkan kepada pelaksana

tindakan (guru peaneliti) untuk dapat dilaksanakan dikelas agar sesuai dengan skenario

pembelajaran yang dibuat. Pada tahap pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan

hal-hal sebagai berikut:

1) Menyiapkan Pelaksanaan:

a. Membuat rencana pembelajaran beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan;

b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukun yang diperlukan;

c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses

dan hasil perbaikan;

2) Melaksanakan Tindakan;

Page 23: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

a. Pekerjaan guru adalah mengajar, oleh karena itu metodelogi penelitian yang

sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam mengajar;

b. Metodelogi yang diterapkan harus reliabel atau handal, sehingga memungkinkan

guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat

siswa;

c. Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait

dengan tugas-tugasnya.

VII. PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menegaskan bahwa peneliian ini berbeda

dengan jenis riset empirisme ataupun interpretivisme. Dengan kata lain, masalah-masalah

pengambilan populasi atau sampel dan generalisasi sebagai salah stu cirri utama riset

empirisme tidak dipersoalkan oleh Penelitian Tindakan Kelas ini. Penelitian ini tidak

ambisius mengeneralisasikan temuan (finding) tetapi lebih berfokus untuk menawarkan saran

pemecahan masalah.

Guru harus menggunakan berbagai pertimbangan serta tanggung jawab professional

dalam menemukan jalan keluar dalam upaya pemecahan masalah yang terjadi di dalam

proses pembelajaran. Adapun pengembangan karakteristik penelitian ini dalam pemecahan

masalah sebagai berikut:

a. On the Job Problem Oriented

Masalah yang diteliti adalah masalah yang riil yang muncul dari dunia kerj peneliti yang

ada dalam kewenangan dan tanggung jawab peneliti. Artinya masalah yang riil atau nyata

yang dihadapi sehari-hari. Kalau peneliti adalah seorang guru, maka masalah-masalah

yang diteliti adalah masalah kelas atau sekolah yang merupakantanggung jawab

utamanya, karena orang yang paling tahu masalah-masalah kelas adalah guru itu sendiri,

(pendekatan interpretivisme), bukan orang lain ((outsiders).

Page 24: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

b. Problem Solving Oriented

Berorientasi pada pemecahan masalah dalam hal ini penelitian-penelitian yang hanya

menghasilkan pengertian atau pemahaman seperti pada riset empirisme dan

interpretivisme dianggap tidak bermanfaat (meaniful), karena kurang mampu

memecahkan masalah yang terjadi.

c. Improvement Oriented

Berorientasi pada peningkatan kualitas. Penelitian ini menegaskan pentingnya masing-

masing komponen dari sutau system organisasi itu berkembang kearah yang lebih baik.

Kalau system itu sekolah, maka komponen-komponen sekolah itu seperti kepala sekolah,

guru, peserta didik, kurikulum dan lingkungan sekolah harus berkembang lebih baik.

Konsep ini diwarnai oleh prinsip riset kritikal, yaitu penelitian harus menghasilkan

produk perubahan (product oriented).

d. Multiple Data Collection

Penjaringan data dilakukan dengan berbagai cara. Artinya untuk memenuhi prinsip

critical approaches (kebenaran itu subyektif atau problematic) berbagai cara untuk

mengumpulkan data pada umumnya dapat digunakan seperti observasi, tes, wawancara,

questioners dan sebaginya. Semua cara ini dilakukan untuk mendapatkan validasi hasil

riset, mengingat kebenaran (realitas) itu disamping subyektif juga problematic. Dengan

penerapan semua cara koleksi data tersebut, apa yang sebenarnya disebut kebenaran atau

realitas dapat lebih terungkap.

e. Cyclic

Konsep tindakan pada dasarnya diterapkan melalui urutan-urutan perencanaan, observasi,

tindakan dan refleksi yang dilakukan secara bersiklus yang pada hakekatnya

menggambarkan pemikiran kritis dan reflektif (critical/reflective thinking) terhadap

Page 25: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

efektivitas kepemimpinan atas tindakan. Dengan demikian dampak suatu tindakan

tersebut selalu diikuti secara kritis dan refletif.

f. Participatory

Penelitian ini dapat dilaksanakan secara kolaboratif,yaitu bekerjasama dengan orang lain

atau ahli dalam melakukan setiap langkah penelitian tindakan, seperti perencanaan,

observasi, tindakan dan refleksi. Cirri ini dipengaruhi oleh prinsip cricalisme, yaitu

kebenaran atau realita itu problematik sehingga pendekatan terhadap masalah harus

participatory untuk meningkatkan pengamatan dan memperkecil subyektifitas.

IX. SIMPULAN

1) Manajemen pendidikan sangat diperlukan oleh semua pihak yang terkait dengan dunia

pendidikan.

2) Dalam menghadapi tantangan dan masalah semua pihak harus bekerja sama untuk

menghadapi dan menyelesaikan problematika tersebut.

3) Pengkajian Terhadap Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu

upaya dalam meningkatkan kualitas guru.

4) Pengkajian Terhadap Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu

solusi untuk menyelesaikan problematika yang menyangkut menejemen pengelolaan

dalam proses pembelajaran.

5) Untuk mengatasi terjadinya Stagnasi dibidang pendidikan ini perlu adanya paradikma

baru dibidang pendidikan

6) Kemandirian sekolah akan diikuti oleh daya kompetisi yang tinggi dan lebih akun-

tabilitas publik yang memadai.

7) Dari berbagai masalah yang timbul dalam kaitannya peningkatan menejemen sekolah

dapat terlaksana dengan baik apabila pihak sekolah, guru dan tenaga kependidikan

Page 26: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

lainnya dapat bekerja sama untuk melengkapi sarana dan prasarana lainnya yang dapat

menunjang proses pembelajaran sehingga akan diperoleh hasil yang oprtimal.

X. DAFTAR PUSTAKA

Ending Sri Rahayu,2006, Metodologi Penelitian (Khusus tentang Penelitian Kaji

Tindak/Action Research), Jakarta: LAM-UMJ

Indonesia, 2005, Undang-Undang republic Indonesia Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru

dan Dosen.

Indonesia, 2005, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang

Standar Pendidikan Nasional.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta: Badan Standar Nasional

Pendidikan.

Page 27: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/382/1/Jurnal Keguruan dan Ilmu... · pemebalajaran, sementara hasil tes merupakan dampak dari proses pembelajaran yang benar. Dan seiring dengan

Suharsimi Arikunto, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Sunyono, Drs. 2007, Modul Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nassional,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univeritas Lampung.

Wardani. I. G. A. K. Prof. DR. M.Sc.Ed, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Universitas

Terbuka.