Kegiatan-Pembongkaran

16
Kegiatan Pembongkaran Secara umum kegiatan pembongkaran adalah suatu proses pemisahan material batuan dari batuan induknya agar kemudian dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan baku industri dan dapat bernilai ekonomis. Dalam suatu proses penambangan bahan galian, kegiatan pembongkaran batuan termasuk kedalam salah satu unsur penting, dimana kegiatan ini merupakan bagian dari proses untuk pengadaan bahan baku untuk diolah. Pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanis maupun peledakan. Jadi, pembongkaran bertujuan untuk memecah material agar dapat diangkut atau dipindahkan. 1.1 Pemboran Adapun kondisi batuan yang akan digali atau dimanfaatkan bermaca-macam karakteristik, tekstur, struktur dan kekerasannya, maka dalam usaha-usaha tersebut perlu diterapkan suatu metode yang tepat. Misalnya terhadap batuan yang keras (andesit), maka proses pemanfaatannya dapat dilakukan dengan metode peledakan. Tetapi sebelum pelaksanaan keputusan pekerjaan peledakan, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu adanya fakto-faktor pemilihan bahan peledak dan factor-faktor teknis yang mempengaruhi hasil dari suatu proses tersebut, sehingga

description

Tambang

Transcript of Kegiatan-Pembongkaran

Page 1: Kegiatan-Pembongkaran

Kegiatan Pembongkaran

Secara umum kegiatan pembongkaran adalah suatu proses pemisahan material

batuan dari batuan induknya agar kemudian dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan

baku industri dan dapat bernilai ekonomis. Dalam suatu proses penambangan bahan

galian, kegiatan pembongkaran batuan termasuk kedalam salah satu unsur penting,

dimana kegiatan ini merupakan bagian dari proses untuk pengadaan bahan baku untuk

diolah. Pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanis maupun

peledakan. Jadi, pembongkaran bertujuan untuk memecah material agar dapat diangkut

atau dipindahkan.

1.1 Pemboran

Adapun kondisi batuan yang akan digali atau dimanfaatkan bermaca-macam

karakteristik, tekstur, struktur dan kekerasannya, maka dalam usaha-usaha tersebut perlu

diterapkan suatu metode yang tepat. Misalnya terhadap batuan yang keras (andesit), maka

proses pemanfaatannya dapat dilakukan dengan metode peledakan. Tetapi sebelum

pelaksanaan keputusan pekerjaan peledakan, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu

adanya fakto-faktor pemilihan bahan peledak dan factor-faktor teknis yang

mempengaruhi hasil dari suatu proses tersebut, sehingga ketetapan pekerjaan dapat

tercapai.

Metode pemboran yang utama dipergunakan dalam tambang terbuka atau quarry

adalah pemboran pertikal atau miring. Dalam pekerjaan tambang, pemboran ini dilakukan

untuk media bahan peledak. Sehingga dapat difungsikan sebagaimana mestinya dan juga

pemboran ini sangat berpengaruh terhadap bentuk permukaan tambang khususnya bentuk

bench yang diledakkan. Oleh karena itu, agar hasil dari suatu proses peledakan baik itu

dilihat dari fragmentasi batuan dan kondisi dari tambang yang terbentuk terkoordinasi

dengan baik, maka pola pemboran yang baik, aman dan efisien adalah “Staggered Dill

Pattern” dan pola peledakan yang digunakan adalah “Staggered ‘V’ Cut”.

Page 2: Kegiatan-Pembongkaran

Sedangkan dalam pemilihan alat bor untuk tambang terbuka dan quarryyang

memakai metoda peledakan jenjang, ada beberapa factor yang harus diperhatikan, antara

lain : ukuran dan kedalaman lubang ledak, jenis batuan, kondisi lapangan dan lain

sebagainya.

a. Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussiveatau rotary-

rushing,dipakai untuk batuan yang keras, rotary-cuttingdipakai untuk batuan

sedimen.

b. Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya. Tinggi jenjang

ditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan atau ditentukan setelah

mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam tambang terbuka dan quarry diusahakan

tinggi jenjang ditentukan terlebih dahulu, dengan beracuan pada peralatan bor yang

tersedia. Tinggi jenjang jarang melebihi 15 meter, kecuali ada pertimbangan lain.

c. Diameter Lubang Ledak, faktor penting dalam menentukan ukuran diameter lubang

ledak adalah besarnya target produksi. Diameter yang lebih besar akan memberikan

laju produksi yang tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan ukuran diameter

lubang ledak adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran yang

diijinkan.

d. Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan peralatan.

e. Fragmentasi, adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan setelah

peledakan dan pada umumnya fagmentasi dipengaruhi oleh proses selanjutnya.

Kecepatan pemboran dipengaruhi oleh kekerasan batuan, diameter mata bor dan

masalah-masalah yang dihadapi saat proses pemboran dilakukan. Berdasarkan data dan

perhitungan diketahui cycle timerata-rata pemboran, maka didapat persamaan sebagai

berikut :

Vdr = H/CTp

Dimana :

Page 3: Kegiatan-Pembongkaran

= 60 menit/CTp = lubang bor/jam

Dimana :

H : Kedalaman lubang bor rata-rata (meter/lubang)

CTp : Waktu daur pemboran rata-rata (menit/lubang)

Vdr : Kecepatan pemboran kotor (meter/menit)

1.2. KEGIATAN PELEDAKAN

Tujuan dari peledakan adalah untuk mempersiapkan material atau broken

rocksebagai umpan pabrik pengolah, untuk diolah sesuai dengan kebutuhan serta tanpa

mengabaikan aspek keselamatan kerja.

Pengenalan Bahan Peledak

Definisi Bahan Peledak

Bahan peledak (explosive) adalah zat kimia yang berwujud padat, cair atau

campuran padat dan cair yang apabila terkena sesuatu aksi yang berupa

panas/benturan/hentakan atau gesekan yang berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain

yang lebih stabil yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas dimana perubahan

tersebut berlangsung dengan cepat dan disertai efek panas dan tekanan yang tinggi.

Bahan peledak yang diperdagangkan pada umumnya merupakan campuran dari

persenyawaan-persenyawaan yang mengandung empat elemen dasar, yaitu : Carbon,

Hidrogen, Nitrogen, dan Oksigen, tetapi kadang-kadang persenyawaan-persenyawaan

Page 4: Kegiatan-Pembongkaran

lain yang mengandung elemen-elemen tertentu seperti Sodium, Aluminium, Calsium dan

lain-lain, dengan maksud untuk menghasilkan pengaruh-pengaruh tertentu dari bahan

peledak yang dibentuknya. Menurut fungsinya bahan-bahan pembentuk ramuan bahan

peledak dapat dibedakan menjadi :

1. Zat kimia yang mudah bereaksi, yang berfungsi sebagai explosive base,

Contoh :

-Nitrogen : NG = C3H5 (NO3)3.

-TNT (tri nitro toluene).

-DNT

-Fulminate (campuran HNO3 + alcohol + logam-logam).

-Dan lain-lain.

2. Zat oksidator yang berfungsi sebagai pemberi oksigen, contoh :

-NH4NO3

Page 5: Kegiatan-Pembongkaran

-KClO3

-NaClO3

-NaNO3.

3. Zat tambahan yang berfungsi sebagai absorben, Contoh :

-Serbuk kayu

-Kanji

-Serbuk Belerang

-Dan lain-lain.

Bahan peledak yang diperdagangkan kurang lebih adalah oksigen balance artinya

Page 6: Kegiatan-Pembongkaran

jumlah oksigen yang terdapat dlam campuran bahan peledak apabila bereaksi hanya

cukup untuk membentuk : uap air, karbon dioksida dan nitrogen terlepas sebagai gas

nitrogen bebas. Kekurangan atau kelebihan oksigen dalam campuran bahan peledak akan

menghasilkan gas-gas : Karbon monoksida atau nitro oksida, contoh :

Oksigen Balance

3NH4NO3 + CH2 7H2O + CO2 + 3N2

Kelebihan Oksigen

5NH4NO3 + CH 11H2O + CO2 + 4N2 + 2NO

Kekurangan Oksigen

2NH4NO3 + CH2 5H2O + 2N2 + CO

Uap air (H2O), CO2 dan N2 di sebut (smoke) dan CO, NO dan NO2 (fumes).

Sifat Umum Bahan Peledak

Pemilihan jenis bahan peledak untuk suatu operasi peledakan tertentu memerlukan

pengkajian teliti terutama mengenai sifat-sifat penting daripada bahan peledak yaitu :

Page 7: Kegiatan-Pembongkaran

a. Strength, adalah kekuatan bahan peledak untuk meledakkan suatu batuan atau

obyek yang dinyatakan dalam prosentase berat nitrogliserin yang terdapat dalam suatu

bahan peledak “straight Dinamit”

b. Sensitivity, adalah ukuran atau tingkat kemudahan suatu bahan peledak untuk

meneruskan reaksi peledakan sehingga dapat mengakibatkan bahan peledak itu meledak,

Sensitivitysuatu bahan peledak sangat berpengaruh terhadap pukulan, gesekan, panas,

medan listrik, nyala dan getaran.

c. Density, adalah bahan peledak satuan volume tertentu, untuk menunjukkan

density bahan peledak biasanya kita temui istilah “catridge count” atau “stik count” yang

artinya menunjukkan jumlah catridgebahan peledak tersebut ukuran 1¼ X 8” yang

terdapat dalam peti dengan berat bersih 50 lb. Dengan demikian makin tinggi

catridgemakin rendah densitybahan peledak.

d. Detonation Velocity, adalah kecepatan rambat gelombang ledakan melalui kolom

bahan peledak, makin tinggi kecepatan rambat gelombang ledakan suatu bahan peledak

makin kuat bahan peledak tersebut.

e. Stabilitas, adalah kestabilan senyawa kimia bahan peledak untuk tidak mudah

bereaksi dan berdekomposisi terhadap pengaruh luar seperti panas, dingin dan lain

sebagainya. Makin stabil peledak tersebut makin mudah penanganan serta penyimpanan

bahan peledak tersebut dan makin aman.

Page 8: Kegiatan-Pembongkaran

f. Water Resistance, adalah ketahanan bahan peledak terhadap air atau uap air baik

dalam penyimpanan maupun penggunaannya, ketahanan terhadap air ini dipengaruhi oleh

sifat kimia bahan peledak itu sendiri.

g. Fumes Characteristic, adalah suatu bahan peledak menunjukkan jumlah gas-gas

beracun seperti CO, NOx yang terjadi setelah bahan peledak tersebut diledakkan. Selain

fumesatau gas beracun, peledakan juga menghasilkan gas-gas yang tidak beracun yang

disebut smokemisalnya H2O, CO2,

h. Permisibilitas, adalah merupakan syarat yang sangat penting bagi bahan peledak

yang dipakai untuk penambangan batubara, dimana ledakannya tidak akan menyebabkan

kebakaran atau ledakan tambang tersebut, karena biasanya terdapat gas methan dan debu

batubara.

i. Hygros Copicity, adalah sifat bahan peledak yang mudah bereaksi/berpengaruh

terhadap lingkungan luar khususnya terhadap kelembaban udara (uap air).

Page 9: Kegiatan-Pembongkaran

Klasifikasi Bahan Peledak

Pada umumnya bahan peledak diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu :

- Bahan Peledak Kuat (High Explosive) contohnya ANFO

- Bahan Peledak Lemah (Low Explosive).

TABEL

DASAR PENGGOLONGAN BAHAN PELEDAK

Dasar Penggolongan Low Explosive High Explosive

Efek Peledakan Heaving

Effect

(mendorong/mengangkut)

Shattering Effect

(menghancurkan)

Cara Peledakan Pembakaran (Api) Peledakan (Detonator)

Proses Peledakan Deflagrasi Detonasi

Kecepatan Rambat

Gelombang

< 1500 m/det >1500 m/det

Rumus Kimia An Organik

(black powder NaNO3 +

Charcoal + S)

Organik

(NG, TNT, dan lain-lain)

Page 10: Kegiatan-Pembongkaran

- Deflagrasi : Proses pembakaran yang cepat.

- Detonasi : Proses pengembangbiakan (propagasi gelombang getaran melalui bahan

peledak yang diikuti dengan reaksi kimia yang menyediakan energy untuk kelanjutan

proses pengembangbiakan tersebut secara stabil).

High Explosive contoh ANFO

ANFO adalah jenis blasting agentyang merupakan campuran dari bahan-bahan bukan

bahan peledak (Amonium Nitrat + Fuel Oil).

Sifat Umum ANFO

a. Tidak termasuk Cap sensitive.

b. Tidak tahan terhadap air.

c. Density 0,7-0,9 dan Weight Strength 60 %

d. Kecepatan Detonasi 3.000-4.500 m/det.

Page 11: Kegiatan-Pembongkaran

e. Tidak tahan panas yang tinggi dan api.

f. Peka terhadap listrik

g. Penanganan dan pengangkutannya mudah dan aman.

h. Harga relatif murah.

Perbandingan Campuran ANFO

Untuk mendapatkan energi maksimum dan tidak terjadi gas-gas beracun maka campuran

bahan peledak harus oksigen balance, maka untuk memperoleh campuran yang oksigen

balancemaka perbandingan antara AN dengan FO, adalah : AN : FO = 94,5 : 5,5.

Campuran ini adalah model standard (% berat). (Moelhim, 1990 : 25)

Gas-gas Beracun

Timbulnya gas-gas Beracun disebabkan oleh :

- Perbandingan yang tidak tepat

- Penyimpanan terlalu lama.

- Campuran tidak merata

Maka untuk menghindari timbulnya gas-gas beracun tersebut :

- Perbandingan harus tepat.

- Campuran merata.

Page 12: Kegiatan-Pembongkaran

- Menggunakan persediaan lama terlebih dahulu.