Kegagalan Pasar

4
Kegagalan Pasar Kegagalan pasar terjadi apabila mekanisme pasar tidak dapat berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber-seumber ekonomi yang ada dalam masyarakat. Dalam hal ini, mekanisme pasar akan menyebabkan barang yang dihasilkan menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit dan dalam hal yang sangat ekstrim kegagalan pasar akan menyebabkan pasar tidak terjadi sehingga barang dan jasa tertentu tidak dihasilkan olelh pasar tersebut. Esensi timbulnya kegagalan pasar timbul katena masyarakat tidak bertindak secara kooperatif, sebab perilaku kooperatiflah yang akan menyebabkan terjadinya kondisi pareto optimal. Dalam banyak hal, terjadinya kegagalan pasar disebabkan biaya transaksi pertukaran bukanlah tanpa biaya, misalnya saja, biaya untuk memperoleh informasi, biaya tawar-menawar, biaya untuk melakukan kontrak, biaya dalam perencanaan, dan sebagainya. Bagi konsumen, untuk memperoleh informasi mengenai kualitas suatu jenis barang yang akan dibeli memerlukan biaya yang tidak sedikit, bagitu juga mengenal kualitas input yang akan dibeli oleh produsen. Dalam hal ini terjadinya kegagalan pasar, maka pemerintah diharapkan untuk ikut campur tangan agar alokasi sumber ekonomi dapat tercapai secara efisien. Beberap hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan pasar: 1. Common Goods 2. Baranng Publik 3. Eksternalitas 4. Monopoli 5. Free Rider 6. Informasi Pasar yang Kurang Sempurna 1. Common Goods (Barang Bersama)

description

penyebab market failure

Transcript of Kegagalan Pasar

Page 1: Kegagalan Pasar

Kegagalan Pasar

Kegagalan pasar terjadi apabila mekanisme pasar tidak dapat berfungsi secara efisien

dalam mengalokasikan sumber-seumber ekonomi yang ada dalam masyarakat. Dalam hal

ini, mekanisme pasar akan menyebabkan barang yang dihasilkan menjadi terlalu banyak

atau terlalu sedikit dan dalam hal yang sangat ekstrim kegagalan pasar akan menyebabkan

pasar tidak terjadi sehingga barang dan jasa tertentu tidak dihasilkan olelh pasar tersebut.

Esensi timbulnya kegagalan pasar timbul katena masyarakat tidak bertindak secara

kooperatif, sebab perilaku kooperatiflah yang akan menyebabkan terjadinya kondisi pareto

optimal. Dalam banyak hal, terjadinya kegagalan pasar disebabkan biaya transaksi

pertukaran bukanlah tanpa biaya, misalnya saja, biaya untuk memperoleh informasi, biaya

tawar-menawar, biaya untuk melakukan kontrak, biaya dalam perencanaan, dan

sebagainya. Bagi konsumen, untuk memperoleh informasi mengenai kualitas suatu jenis

barang yang akan dibeli memerlukan biaya yang tidak sedikit, bagitu juga mengenal

kualitas input yang akan dibeli oleh produsen. Dalam hal ini terjadinya kegagalan pasar,

maka pemerintah diharapkan untuk ikut campur tangan agar alokasi sumber ekonomi dapat

tercapai secara efisien. Beberap hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan pasar:

1. Common Goods

2. Baranng Publik

3. Eksternalitas

4. Monopoli

5. Free Rider

6. Informasi Pasar yang Kurang Sempurna

1. Common Goods (Barang Bersama)

Dasar adanya system pasaar persaingan adalah adanya hak kepemilikan yang

memberikan hak kepemilikan kepada setiap individu atas suatu barang sehingga ia

dapat mengecualikan orang lain untuk memanfaatkan barang tersebut. Untuk beberapa

jenis barang, hak kepemilikan tidakl dapat diberikan kepada suatu individu melainkan

diberikan kepada sekelompok masuarakat, misalnya saja sebidang padang rumput milik

desa dan sebagainya.

Page 2: Kegagalan Pasar

Masalah yang ditimbulkan dalam kasus kekayaan bersama ada 2 faktor yaitu:

indivisibility dan jumlah kelompok masuarakat. Adanya indivisibility menyebabkan suatu

kekayaan tidak dapat doberikan hak kepemilikannya kepada setiap anggota kelompok.

Apabila jumlah kelompok hanya dua orang, maka diantara dua orang itu akan dapat

dibuat suatu perjanjian yang mengatur penggunaan kekayaan tersebut secara optimal

akan tetapi apabila anggota kelompok semakin banyak maka biaya untuk memperoleh

persetujuan menjadi semakkin besar dan mahal.

Dalam hal kekayaan, apabila seseorang merasakan manfaat dan bersedua

menanggung biaya tanpa harus ikut menanggung free riders. Free riders adalah suatu

sikap yang tidaka menyatakan dengan sebenarnya manfaat suatu barang atau jasa

dengan maksud agar ia dapat memanfaatkan barang tersebut tanpa harus

membayarnya atau tanoa ikut menanggung biaya pengadaan barang atau jasa.

Selain perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatur kekayaan bersama,

pemerintah juga harus menetapkan system pembayaran yang sifatnya dipaksakan

katean jelas setiap individu tidak bersedia untuk menanggung biaya. Setiap

pembayaran paksaan tersebut adalah yang umumnya disebut pajak.

2. Eksternalitas

Eksternalitas adalah biaya ataupun keuntungan dari suatu transaksi yang tidak

tercermin dalam sistem harga. Eksternalitas menunjukkan pengaruh dari transaksi

pasar kepada pihak ketiga yang tidak terlibat sebagai penjual maupun pembeli dalam

pasar. Eksternalitas dibagi menjadi dua, yaitu :

Eksternalitas Positif

Eksternalitas positif atau keuntungan eksternal adalah suatu keuntungan yang

diperoleh pihak lain sebagai dampak dari suatu sistem produksi maupun transaksi

dalam pasar. Hyman, dalam bukunya Microeconomics (1989) menjelaskan hubungan

antara eksternalitas positif dengan efisiensi pasar , “ when a positive externality exist,

sale of a good or service in a competitive market reselts in less than the efficient output

and a maeket price that is too high”

Eksternalitas Negatif

Eksternalitas negatif  adalah kompensasi yang sifatnya merugikan pihak lain yang tidak

terlibat dalam sistem produksi atau transaksi pasar.

Hyman, dalam bukunya Microeconomics (1989) menjelaskan hubungan antara

eksternalitas positif dengan efisiensi pasar, “ when a negative externality exists,

competitive market equilibrium results in more than the efficient output and a market

Page 3: Kegagalan Pasar

price that falls short of the actual marginal social cost of the product”

3. Barang Publik

Barang Publik adalah suatu barang dimana setiap orang bisa menggunakan /

memanfaatkannya secara bersama-sama, baik dengan membayar maupun tidak

membayar. Jika satu pihak sudah menyediakan barang publik, maka pihak lain tidak

perlu menyediakannya lagi.

Barang-barang publik bersifat inklusif, artinya siapa saja bisa memakainya, tanpa

memandang perbedaan status, kelas, jenis kelamin, dan lain sebagainya. Baang publik

juga bersifat non-rivalry atau tidak bersaing.

4. Monopoli

Monopoli adalah suatu keadaan dimana dalam suatu pasar hanya ada satu penjual /

produsen yang bisa menyediakan suatu barang. Sebagaimana dikatakan Sumarsono

(2007: 243) tentang pasar monopoli bahwa “Tidak mempunyai barang pengganti

(substitusi) yang sangat dekat. Dan di pasar ada rintangan bagi produsen lain untuk

memasukinya (barriers to entry)

Namun dalam kenyataannya, monopoli murni seperti yang sudah dijelaskan diatas

jarang terjadi. Monopoli yang sering terjadi adalah “Monopoly Power” . Monopoly Power

adalah kemampuan produsen untuk mempengaruhi harga dengan cara menyediakan

banyak atau sedikitnya barang kepada konsumen.

5. Free Rider

Free rider adalah pihak-pihak yang mandapatkan keuntungan dari barang publik tanpa

memberikan biaya / kontribusi. Padahal, barang publik akan tersedia jika ada biaya

yang dikeluarkan masyarakat melalui pajak, retribusi maupun pungutan resmi lainnya.

Kasus Free rider  juga mempengaruhi efisiensi pasar. Sebagaimana dikatakan Hyman

(1989:343) bahwa “ Of course, if everyone behaves this way, not a cent is provided to

finance the cost of the goods. The free rider problem therefore prevents voluntary cost

sharing from achieving the efficient output of a public good”

6. Informasi Pasar yang Kurang Sempurna

Alasan lain yang mebuat suatu pasar menjadi tidak efisien adalah informasi tentang

pasar maupun produk kepada konsumen yang kurang lengkap. Banyak konsumen yang

kurang mengetahui dampak / resiko yang dapat diperoleh konsumen jika membeli /

mengonsumsi suatu barang.

Page 4: Kegagalan Pasar

•    Referensi

Hyman, David N, 1989, Microeconomics,Boston : Irwin, North Carolina State University

Muluk, Khairul MR, 2006,Menggagas Peran Baru Pemerintah Daerah,Jurnal

Desentralisasi,Vol.7 No.4 http : / / www.pkkod.lan.go.id /ftjurnal/ Vol.%207 Khairul

%20Muluk.pdf,  diakses tanggal 21 Desember 2012

Sumarsono, Sony, 2007, Ekonomi Mikro, Teori dan Soal Latiham, Yogyakarta : Graha

Ilmu

http://www.kompasiana.com/