Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

12

Click here to load reader

Transcript of Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

Page 1: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 1

I. PENDAHULUAN

Evaluasi pembelajaran siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan

kewajiban bagi setiap guru. Karena guru harus dapat memberikan informasi kepada

lembaga atau kepada siswa itu sendiri. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami

teknik pemberian nilai. Dalam makalah ini juga akan dibahas secara jelas tentang

kedudukan siswa dalam kelompok dan acuan penilaian yang menjadi standar dalam

memberi nilai akhir dengan langkah-langkah yang jelas.

Dalam pelajaran evaluasi pembelajaran itu mencakup salah satu tentang

kedudukan siswa dalam kelompok. Maksud kedudukan siswa dalam kelompok adalah

letak seseorang siswa di dalam urutan tingkatan. Dalam istilah yang umum, disebut

ranking, untuk dapat di ketahui ranking dari siswa-siswa di suatu kelas maka harus di

adakan pengurutan nilai siswa-siswa tersebut dari yang paling atas sampai ke nilai yang

paling bawah. Dengan mengurutkan nilai-nilai maka dengan mudah dapat ditentukan

nomor yang menunjukkan siswa dalam tingkatannya. Untuk lebih jelasnya akan dibahas

dalam makalah ini.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Kedudukan siswa dalam kelompok

1. Apa yang dimaksud dengan kedudukan siswa dalam kelompok?

2. Bagaimana cara menentukan kedudukan siswa?

B. Menentukan nilai akhir

1. Apa maksud dari menentukan nilai akhir?

2. Apa saja fungsi dari menentukan nilai akhir?

3. Faktor-faktor apa saja yang turut diperhatikan dalam penilaian?

4. Bagaimana cara menentukan nilai akhir?

III. PEMBAHASAN

A. Kedudukan Siswa Dalam Kelompok

1. Pengertian

Yang dimaksud kedudukan siswa dalam kelompoknya adalah letak seorang

siswa dalam urutan tingkatan. Dalam istilah yang umum, disebut ranking. Untuk

dapat diketahui ranking dari siswa-siswa disuatu kelas maka harus diadakan

Page 2: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 2

pengurutan nilai siswa-siswa tersebut yang paling atas sampai yang paling bawah.

Sehingga dengan mudah dapat ditentukan nomor yang menunjukan kedudukan siswa

dalam tingkatannya.1

2. Cara-cara menentukan kedudukan siswa

Ada bermacam-macam cara untuk menentukan ranking atau kedudukan siswa

dalam kelompoknya. Akan tetapi di dalam uraian ini hanya akan diberikan 4 cara saja,

yaitu:

(1) Dengan ranking sederhana (simple rank)

(2) Dengan ranking presentase (percentile rank)

(3) Dengan standar deviasi

(4) Dengan menggunakan z-score2

a. Simple Rank

Simple rank adalah urutan yang menunjukan letak/kedudukan seseorang

dalam kelompoknya dan dinyatakan dengan nomor/ angka biasa.

Contoh:

Skor ulangan Bahasa Indonesia bagi 20 orang siswa adalah sebagai berikut:

A = 45 F = 70 K = 75 P = 78

B = 50 G = 81 L = 75 Q = 74

C = 39 H = 75 M = 69 R = 65

D = 61 I = 68 N = 60 S = 49

E = 63 J = 46 O = 73 T = 60

Hanya dengan melihat deretan skor yang masih bererakan ini, kita belum

dapat menentukan ranking atau kedudukan seorang dalam kelompoknya. Untuk itu

maka skor-skor tersebut terlebih dahulu tenitu kita harus susun, urut dari skor yang

paling tinggi sampai ke skor yang paling rendah, dengan urutan kebawah. Setelah

itu kita tentukan urutan nomor dari atas , yaitu nomor 1,2,3,4,5 dan seterusnya

sampai semua siswa memperoleh nomor. Perlu diingat disini bahwa apabila ada

dua atau tiga orang yang kebetulan memiliki skor yang sama , harus diberi nomor

1 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi 2,(Jakarta:Bumi Aksara,

2012),hal.294 2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi 2,(Jakarta:Bumi Aksara,

2012),hal.294

Page 3: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 3

atau ranking yang sama pula, yaitu rata-rata dari urutan orang-orang yang memiliki

skor sama tersebut.

b. Percentile Rank

Percentile Rank / Ranking presentase adalah kedudukan seseorang dalam

kelompok, yang menunjukan banyaknya presentase yang berada dibawahnya.

Contoh:

Jika seorang siswa memiliki PR (Percentile Rank) 85 ini menunjukan bahwa

kecakapan siswa tersebut sama atau melebihi 85%dari seluruh kelompok.

Dengan PR , lebih dapat diketahui gambaran kecakapan siswa, karena

angka ranking menunjukan besarnya presentase siswa dalam kelompok itu yang

berhasil dilampaui. Jika hanya simple rank , hanya diketahui nomor, tanpa

menunjukan banyaknya individu yang masuk dalam kelompok. Mingkin A

mempunyai ranking 15, tampaknya nomor kecil, tetapi siapa tahu bahwa seluruh

kelompok memang hanya terdiri dari 15 orang, hingga A termasuk juru kunci.

Cara menentukan PR adalah sebagai berikut:

1) Menentukan dahulu SR (Simple Rank)

2) Mencari banyaknya siswa dalam kelompok itu, yang ada di bawahnya.

3) Mengalikan dengan 100, setelah dibagi dengan kelompok.

Rumus untuk menentukan PR adalah:

PR =

Di dalam kelompok , maka PR hanya berkisar antara 1 sampai 100, tidak

pernah ada PR 100, karena tidak ada siswa yang mengalahkan dirinya sendiri.3

c. Standar Deviasi

Yang dimaksud penentuan kedudukan siswa dengan standar deviasi adalah

penentuan kedudukan dengan membagi kelas atas kelompok-kelompok. Tiap

kelompok dibatasi oleh suatu standar Deviasi tertentu.

Penentuan kedudukan dengan standar deviasi dapat dilakukan dengan 2

cara , yaitu:

3 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi 2,(Jakarta:Bumi Aksara,

2012),hal.296-298

Page 4: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 4

1. Pengelompokan atas 3 rangking

2. Pengelompokan atas 11 rangking

1. Pengelompokan atas 3 ranking.

Langkah-langkah dalam menentukan kedudukan siswa dalam 3 ranking.

(a) Menjumlah skor semua siswa

(b) Mencari nilai rata-rata (Mean) dan simpangan baku (Standar Deviasi)

(c) Menentukan batas-batas kelompok.

1. Kelompok atas

semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-rata plus satu

standar deviasi keatas .

2. Kelompok sedang

Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD.

3. Kerlompok kurang

Semua siswa yang memppunyai skor – 1 SD dan yang kurang dari itu.

Mencari Mean (X)

Jadi, untuk mencari nilai rata-rata, tinggal menjumlah semua skor , kemudian

dibagi dengan banyaknya siswa yang memiliki skor itu.

Mencari Standar Deviasi

Dimana : SD = Standar Devisi

= tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan dan dibagi

N

= semua skor dijumlahkan, dibagi N, lalu dikuadratkan

Jika macam skor hanya sedikit dan tiap skor dimiliki oleh beberapa orang

maka diadakan pengelompokan skor.

Page 5: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 5

2. Pengelompokan atas 11 ranking

Lanjutan dari penjelasan bab-bab sebelumnya, berikut terdapat 11 rank (

tingkat ) yaitu:

a. Ranking 1: Kelompok siswa dengan nilai 10

b. Ranking 2 : Kelompok siswa dengan nilai 9

c. Ranking 3 : Kelompok siswa dengan nilai 8

d. Ranking 4 : Kelompok siswa dengan nilai 7 dan seterusnya.

Untuk sekadar mengingatkan kembali batas-batas setiap ranking, di bawah ini

di deretkan lagi standar Deviasi untuk tiap skala.

Skala nilai 10 : Mean + (2,25) SD

Skala nilai 9 : Mean + (1,75) SD

Skala nilai 8 : Mean + (1,25) SD

Skala nilai 7 : Mean + (0,75) SD

Skala nilai 6 : Mean + (0,25) SD

Skala nilai 5 : Mean ‒ (0,25) SD

Skala nilai 4 : Mean ‒ (0,75) SD

Skala nilai 3 : Mean ‒ (1,25) SD

Skala nilai 2 : Mean ‒ (1,75) SD

Skala nilai 1 : Mean ‒ (2,25) SD

Untuk ranking 11, dengan skala 0, adalah siswa yang memiliki skor lebih

kecil dari ‒ 2,25 SD.4

d. Standar Score atau z-Score

Yaitu angka yang menunjukan perbandingan perbedaan score seseorang

dari Mean dengan Standar Deviasinya. Standar Score lebih mempunyai arti

dibandingkan dengan score itu sendiri karena telah dibandingkan dengan suatu

standar yang sama. Untuk menentukan z-score harus diketahui: rata-rata skor dari

kelompok dan Standar Deviasi dari skor-skor tersebut.

Rumusnya:

4 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi 2,(Jakarta:Bumi Aksara,

2012),hal.298-302

Page 6: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 6

z = nilai baku5

Penerapan z-score ini banyak digunakan dalam menentukan kejuaraan

seseorang apabila kebetulan jumlah nilainya sama.

Berikut terdapat 5 orang siswa yang mempunyai variasi nilai yang unik tetapi

jumlahnya yang sama:

Nilai Untuk Bidang Studi Dari 5 Orang Siswa

Nama Bidang studi

Matem

atika

IPA IPS Bhs.

Indonesia

Bhs.

Inggris

Jumlah Nomor

Tini 90 30 40 45 48 253 I

Tuti 70 40 45 47 49 251 II

Tiko 50 50 50 50 50 250 III

Rita 30 60 55 53 51 249 IV

Ani 10 70 60 55 52 247 V

Standar

Deviasi

31,48 14,4 7,07 3,69 1,41

Melihat keadaan nilai kelima siswa tersebut, Tini menduduki tempat

teratas dengan jumlah nilai paling banyak. Sedangkan Ani memiliki jumlah nilai

yang sedikit sehingga menduduki tempat paling bawah. Dengan menggunakan z-

score, ketentuannya bisa kebalikannya.

Contoh:

Nilai Matematika Tini adalah 90. Rata-rata nilai Matematika tersebut 50, dengan

SD 31,48.

Maka z-score Tini adalah: Z= = +1,26

Catatan: tanda plus berarti di atas Mean dan tanda minus berarti di bawah Mean.

5 Lilik Nofijanti , dkk, Evaluasi pembelajaran edisi pertama Paket 8-14,(PGMI Lapis,2008),hal.13

Page 7: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 7

Terbukti bahwa Tini yang semula menduduki tempat paling atas dan Ani di

tempat yang paling bawah, setelah dihitung dengan z-score kedudukannya

menjadi terbalik.

Dengan menggunakan z-score, kita tidak akan dipengaruhi oleh jumlah

nilai dalam menentukan kedudukan dari siswa yang memiliki jumlah nilai yang

sama. Dengan angka-angka z-score yang diperoleh, berupa angka-angka desimal

dan tanda plus-minus. Kita dapat menggunakan T-Score untuk

mempermudahnya. T-score yaitu angka skala yang menggunakan Mean = 50 dan

SD = 10. Skala T-score dapat dicari dengan cara mengalikan z-score dengan 10,

kemudian ditambah 50.6

T = 10z + 50 atau

B. TEKNIK PENENTUAN NILAI AKHIR

1. Pengertian Nilai Akhir

Nilai akhir sering dikenal juga dengan istilah nilai final. Adalah nilai baik

berupa angka ataupun huruf yang melambangkan tingkat keberhasilah peserta

didik setelah mereka mengikuti program pendidikan pada jenjang pendidikan

dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

2. Fungsi Nilai Akhir

Penentuan nilai akhir setidak-tidaknya memiliki empat macam fungsi,

yaitu : fungsi administratif, fungsi informatif, fungsi bimbingan dan fungsi

instruksional.

a. Fungsi Administratif

Secara administrative pemberian nilai akhir oleh seorang pendidik

terhadap peserta didiknya itu memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Menentukan, apakah seorang peserta didik dapat dinaikkan ke tingkatan

yang lebih tinggi, dapat dinyatakan lulus, dapat dinyatakan tamat belajar,

ataukah tidak.

2. Memindahkan atau menempatkan peserta didik pada kelompok atau bidang

yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

6 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi 2,(Jakarta:Bumi Aksara,

2012),hal.303-306

Page 8: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 8

3. Menentukan, apakah seorang peserta didik layak atau dipandang telah

memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu untuk diberikan beasiswa,

pembebasan SPP, ataukah tidak.

4. Menentukan, apakah kepada peserta didik dapat diberikan rekomendasi

ataukah tidak, guna menempuh program pendidikan tertentu, atau program

pendidikan lanjutan.

5. Memberikan gambaran tentang prestasi belajar para peserta didik, kepada

para calon pemakai tenaga kerja.

b. Fungsi Informatif

Pemberian nilai akhir oleh pendidikan kepada para peserta didiknya

juga memiliki fungsi informatif. Hal ini mengandung pengertian bahwa

pemberian nilai akhir itu berfungsi memberikan informasi kepada pihak-pihak

terkait, seperti: para orang tua atau wali murid, wali kelas, penasehat akademik

dan lain-lain, tentang prestasi belajar murid, siswa atau mahasiswa yang

berada dalam asuhanya atau menjadi tanggung jawabnya.

c. Fungsi Bimbingan

Dengan memperhatikan nilai-nilai akhir yang dicapai oleh peserta

didik, maka guru yang diserahi tugas menangani kegiatan bimbingan dan

penyuluhanakan dapat bekerja dengan lebih terarah dalam rangka memberikan

bimbingan dan bantuan psikologis kepada para peserta didik yang memang

menghajatkannya, seperti: peserta didik yang nilai-nilainya selalu rendah

untuk matapelajaran-matapelajaran tertentu, siswa yang selalu mengganggu

jalannya proses belajar mengajar, dan sebagainya.

d. Fungsi Instruksional

Tidak ada tujuan yang lebih penting dalam proses pembelajaran

kecuali mengusahakan agar perkembangan dan kegiatan belajar para peserta

didik dapat mencapai tingkat yang optimal. Dalam hubungan ini secara

instruksional pemberian nilai akhir berfungsi memberikan umpan balik (feed

back) yang mencerminkan seberapa jauh peserta didik telah dapat mencapai

tujuan yang telah ditentukan dalam program pengajaran, atau dalam sistem

instruksional. Jika pemberian nilai akhir itu dapat dilaksanakan dengan tepat

dan obyektif, maka akan dapat diketahui pula keberhasilan atau

Page 9: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 9

ketidakberhasilan peserta didik pada setiap bagian dari tujuan pengajaran

tersebut.7

3. Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penentuan Nilai Akhir

Sekalipun antara lembaga pendidikan formal yang satu dengan lembaga

pendidikan formal lainnya belum tentu memiliki kesamaan, namun pada

umumnya kegiatan menentukan nilai akhir itu didasarkan pada empat factor,

yaitu: factor pencapaian atau prestasi (achievement), factor usaha (effort), factor

aspek pribadi dan social (personnal and social characteristics) dan factor

kebiasaan kerja (work habit).

a. Faktor pencapaian atau prestasi (achievement)

Faktor pencapaian atau prestasi dipergunakan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam penentuan nilai akhir, sebab prestasi atau pencapaian

peserta didik yang dilambangkan dengan nilai-nilai hasil belajar pada dasarnya

mencerminkan sejauh mana tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh

peserta didik dalam pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan bagi

masing-masing mata pelajaran atau bidang studi.

b. Faktor usaha (effort)

Disamping nilai-nilai hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik,

factor usaha yang telah mereka lakukan juga perlu mendapatkan pertimbangan

dalam rangka penentuan nilai akhir. Sekalipun misalnya seorang peserta didik

hanya dapat mencapai nilai-nilai hasil belajar yang minimal ( prestasinya

rendah), namun apabila pendidik dengan secara cermat dapat mengamati

sehingga dapat diperoleh bukti bahwa dengan nilai-nilai tes hasil belajar yang

rendah itu sebenarnya sudah merupakan hasil usaha yang sungguh-sungguh

(sangat rajin dalam mengikuti pelajaran, tekun belajar dan sebagainya), maka

sudah selayaknya kepada peserta didik tersebut dapat diberikan nilai

penunjang sebagai penghargaan atas usaha sungguh-sungguh dari peserta

didik tersebut, tanpa mengenal rasa putus asa.

c. Faktor Aspek Pribadi dan Sosial (Personnal and Social Charateristics)

Dimaksud dengan kebiasaan kerja di sini adalah hal-hal yang ada

hubungannya dengan kebiasaan melakukan tugas. Misalnya: tepat waktu atau

7 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi 2,(Jakarta:Bumi Aksara,

2012),hal.308-310

Page 10: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 10

tidaknya dalam menyerahkan pekerjaan rumah (PR), rapi tidaknya hasil

pekerjaan rumah tersebut, ketelitiannya dalam menghitung dan sebagainya.

Daapt juga dimasukkan di sini: kebersihan badan, kerapian berpakaian dan

sebagainya

d. Kebiasaan Bekerja

Merupakan hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan melakukan

tugas. Misalnya : segera mengerjakan PR, keuletan dalam usaha, bekerja teliti,

kerapian kerja, dan sebagainya.8

4. Cara Penentuan Nilai Akhir

Penilaian yang diberikan oleh pendidik dalam bentuk tes-tes formatif

sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar dan untuk

mengetahui sampai di mana tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan

instruksional yang telah dirumuskan dalam setiap satuan pelajaran. Adapun tes

sumatif bertujuan untuk menilai prestasi peserta didik terhadap penguasaan bahan

pelajaran yang telah diberikan kepada mereka selama jangka waktu tertentu. Akan

tetapi oleh karena tes sumatif itu pada umumnya tidak sering dilakukan, maka

untuk dapat menjaga kesinambungan penilaian dan hasil penilaian yang

dipandang lebih mantap bagi setiap peserta didik, maka penentuan nilai akhir pada

umumnya dilaksanakan dengan jalan menggabungkan nilai-nilai hasil tes formatif

dengan nilai hasil tes sumatif.

Dalam pelaksanaannya, dicarilah nilai rata-rata hitung dari nilai-nilai hasil

tes formatif dan nilai-nilai hasil tes sumatif, nilai-nilai mana sebelum dicari rata-

rata hitungnya terlebih dahulu diubah atau dikonversikan ke dalam nilai standar

berskala sepuluh.

Penentuan nilai akhir dilakukan terutama pada waktu guru akan mengisi

rapor atau STTB. Biasanya dalam menentukan nilai akhir ini guru sudah

dibimbing oleh suatu peraturan/pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah atau

kantor badan yang membawahinya.

Dalam hal ini akan disajikan beberapa contoh:

a. Untuk memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan sumatif

dengan rumus:

8 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi 2,(Jakarta:Bumi Aksara,

2012),hal.310-311

Page 11: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 11

b. Nilai Akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan

umum dengan bobot 2,3, dan 5. Jadi jika dituliskan dalam rumus menjadi.9

c. Nilai Akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian (diberi bobot

satu) dan nilai UAS (diberi bobot 2), kemudian dibagi 3.

Rumusnya adalah

Di dalam buku Pedoman Penilaian III B Seri Kurikulum SMA Tahun 1975

disebutkan demikian. Selanjutnya di dalam kurikulum SMA tahun 1984

disebutkan cara menentukan nilai akhir bukan hanya didasarkan atas hasil

kegiatan kurukuler saja, tetapi juga kokurikuler, rumusnya adalah

Keterangan:

p = nilai tes sub sumatif

q = nilai tes sumatif

r = nilai kokurikuler10

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. kedudukan siswa dalam kelompoknya adalah letak seorang siswa dalam

urutan tingkatan atau dalam istilah yang umum sering disebut ranking.

2. Sebenarnya bermacam-macam cara untuk menentukan ranking atau

kedudukan siswa dalam kelompoknya. Akan tetapi di dalam uraian ini hanya

akan diberikan 4 cara saja, yaitu: dengan ranking sederhana (simple rank),

dengan ranking presentase (percentile rank), dengan standar deviasi, dan

dengan menggunakan z-score

9 Lilik Nofijanti , dkk, Evaluasi pembelajaran edisi pertama Paket 8-14,(PGMI Lapis,2008),hal.15-16

10 http://sumberbagi.wordpress.com/2013/02/26/cara-mengolah-skor-atau-nilai-dan-mencari-nilai-akhir/

Page 12: Kedudukan siswa dalam kelas & mencari nilai akhir

KEDUDUKAN SISWA DALAM KELOMPOK & MENENTUKAN NILAI AKHIR | 12

3. Nilai akhir merupakan suatu nilai berupa angka ataupun huruf yang

melambangkan tingkat keberhasilah peserta didik setelah mereka mengikuti

program pendidikan pada jenjang pendidikan dalam jangka waktu yang telah

ditentukan.

4. Penentuan nilai akhir setidak-tidaknya memiliki empat macam fungsi, yaitu :

fungsi administratif, fungsi informatif, fungsi bimbingan ,dan fungsi

instruksional.

5. pada umumnya kegiatan menentukan nilai akhir itu didasarkan pada empat

factor, yaitu: factor pencapaian atau prestasi (achievement), factor usaha

(effort), factor aspek pribadi dan social (personnal and social characteristics),

dan factor kebiasaan kerja (work habit).

6. Untuk memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan

sumatif. Diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan

umum dengan bobot 2,3, dan 5. Untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai

ulangan harian (diberi bobot satu) dan nilai UAS (diberi bobot 2), kemudian

dibagi 3.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang disampaikan penulis.

1. Untuk pihak kampus

Diharapkan penambahan buku lebih banyak lagi tentang evaluasi

pembelajaran , guna untuk menambah pengetahuan serta referensi tambahan

dalam penulisan makalah ataupun karya tulis lainnya.

2. Untuk dosen

Diharapkan ibu/bapak bisa menjelaskan lebih rinci lagi mengenai

kedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhir, Agar mahasiswa

dapat lebih paham lagi dan bisa mengaplikasikannya dengan baik.

3. Untuk mahasiswa

Mahasiswa diharapkan dapat mencari referensi lain untuk

membandingkan ataupun memperjelas maksud dari meteri yang tertulis diatas.