Kedokteran Kel ZA

72
Studi Kasus Kedokteran Keluarga DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN GULA DARAH YANG TIDAK TERKONTROL DAN ULKUS DIABETIKUM Nama Mahasiswa Anugerah Ade Periambudi (H1AP0906) Dwi Zahra Putri Joneva (H1AP09016) Nama pembimbing dr. Fitri Desimilani Kepaniteraan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu

description

nn

Transcript of Kedokteran Kel ZA

  • Studi Kasus Kedokteran Keluarga

    DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN GULA DARAH YANG TIDAK TERKONTROL DAN ULKUS DIABETIKUMNama MahasiswaAnugerah Ade Periambudi (H1AP0906)Dwi Zahra Putri Joneva (H1AP09016)Nama pembimbingdr. Fitri DesimilaniKepaniteraan Kedokteran KomunitasFakultas Kedokteran Universitas Bengkulu

  • Data Administrasi diambil:Tanggal 31 Januari 2015

    PasienKeteranganNamaTn. BPasienUmur / tgl. Lahir55 tahunAlamatDusun Jalur Pd.Kuas Suka RajaJenis kelaminLaki-lakiAgamaIslamPendidikanSDPekerjaanPetaniStatus perkawinanSudah KawinKedatangan yang ke1Datang sendriTenangKunjungan pertama kali SendiriTelah diobati ssebelumnyaTidakAlergi obatTidakSistem pembayaranBPJS Mandiri

  • ANAMNESIS (subyektif)(dilakukan secara ; alloanamnesis dengan istri / autoanamnesis dengan pasien )

    A. Alasan kedatangan/ keluhan utama ( termasuk keluhan yang masih dirasakan pada kunjungan ulangan, harapan kekhawatiran, persepsi pasien mengenai keluhan/ penyakit ).

    Alasan kedatangan : Luka pada Jempol Kaki kanan 1 bulan yang laluKekhawatiran : Takut luka pada jempol kakinya tidak sembuh-sembuh lalu diamputasi dan nyeri pada kakinya tidak hilang sehingga mengganggu pekerjaannya.Harapan : Jempol kaki pasien bisa sembuh dan bisa bekerja tanpa rasa sakit lagiPersepsi : Penyakit pasien ini disebabkan karena infeksi(alasan kedatangan, harapan dan kekhawatiran)

  • B. Keluhan lain /tambahan

    Sering lapar, sering kencing saat malam hari, sering haus dan Kesemutan di jari-jari tangan.

  • C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang Tn.B 55 tahun datang ke poliklinik PKM betungan dengan keluhan 1 bulan yang lalu jempol kaki kanan luka terkena duri sawit pada saat berkebun. 2 minggu yang lalu Pasien berobat ke tenaga medis, kakinya di bersihkan dan diberi obat penahan sakit, tetapi tidak ada perubahan, masih dirasakan sakit dan makin lama makin menghitam. Karena tidak ada perubahan hingga saat ini, pasien memutuskan untuk datang berobat ke PKM Betungan.

  • Saat ini pasien mengeluhkan sering terasa lapar dengan frekuensi makan lebih dari tiga kali sehari, sering terbangun kencing pada malam hari kira-kira lebih dari empat kali dengan jumlah yang banyak, nyeri saat BAK disangkal, pasien sering merasakan haus. BAB dalam batas normal satu sampai dua kali sehari. Pasien tidak mengeluhkan adanya demam, sakit kepala, batuk pilek. Nyeri sendi, sesak saat aktifitas, nyeri dada saat aktifitas , kaki bengkak disangkal.

  • Pasien sering merasakan badan terasa lemas . Berat badan pasien pun cenderung turun dari 64 kg menjadi 55 kg. Saat sekarang pasien sering merasakan ujung-ujung jari tangan dan kaki sering kesemutan yang hilang timbul, namun masih bisa peka terhadap sentuhan, mata kabur disangkal. Pasien tidak terlalu menghiraukan keluhannya sehingga belum pernah mengobati atau berkonsultasi dengan dokter tentang keluhannya ini sebelumnya.

  • D. Riwayat penyakit keluargaTidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan keluhan yang sama sebelumnya dengan pasienRiwayat hipertensi di keluarga disangkal, riwayat sakit jantung di keluarga disangkal.

  • E. Riwayat penyakit dahulu 5 tahun yang lalu pasien juga pernah mengeluhkan keluhan yang sama yaitu sering merasa mudah lapar namun berat badan tidak bertambah, sering terbangun kencing pada malam hari lebih dari tiga kali, dan sering merasa haus. Pasien juga sering merasakan badannya sering terasa lemas. Pasien belum pernah mengobati keluhannya ini sebelumnya.Untuk Riwayat hipertensi disangkal, riwayat Kencing manis disangkal, riwayat sakit jantung disangkal, riwayat alergi obat (-)

  • F. Riwayat Sosial Ekonomi

    Pasien mengkonsumsi rokok sejak umur 15 tahun hingga sekarang kira-kira 1 bungkus perhari, serta pasien sangat suka makan-makanan yang manis-manis, pasien kurang suka mengkonsumsi sayur dan buah. Untuk aktivitas sehari-hari pasien aktif bekerja sebagai petani sawit.

  • Pemeriksaan penunjang : Gula Darah sewaktu 525 gr/dlPulsasi : Arteri dorsalis pedis kanan dan kiri: ++

    Bagian KakiJenis KelainanHasil PemeriksaanKananKiri1. Kelainan bentukHammer toe, claw toePenonjolan tulangAtrofi otot-otot kaki------2. KulithiperpigmentasiKulit kering,retak,pecah-pecahKalusUlkusBulu rambut menipis++-+------3. KukuPenebalanRapuhTumbuh kedalam jariPerubahan warnaJamur----------4. Klasifikasi lukaKulit intakUlkus superficialUlkus dalam (sampai tendon, tulang)Ulkus dalam dengan infeksiUlkus dengan gangren pada 1-2 jari-+--------

  • V. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

  • VI. DIAGNOSIS HOLISTIK (assessment)

    Aspek personal Alasan kedatangan : Luka pada Jempol Kaki kanan 1 bulan yang laluKekhawatiran : Takut luka pada jempol kakinya tidak sembuh-sembuh lalu diamputasi dan nyeri pada kakinya tidak hilang sehingga mengganggu pekerjaannya.Harapan : Jempol kaki pasien bisa sembuh dan bisa bekerja tanpa rasa sakit lagiPersepsi : Penyakit pasien ini disebabkan karena infeksiAspek klinik : Diagnosis kerja : Ulkus diabetikum derajat 1Diabetes mellitus tipe 2Hipertensi grade 1

  • - Aspek risiko internal : Faktor Internal :Usia Hipertensi Gula darah tidak terkontrolKebiasaan makan yang tidak baikKebiasaan merokokPengetahuan pasien tentang DM yang kurang (merupakan faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien) - Aspek psikososial keluarga :Faktor eksternal :Pengetahuan keluarga tentang DM masih sangat kurang- Derajat fungsional : 1

  • VII. RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN (PLANNING)

    NoKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkanKeteranganAspek personal1.Konseling dan Edukasi mengenai kemungkinan penyebab luka pada kaki tidak sembuh-sembuhKonseling Edukasi dan pasien tentang penyakit DM tipe 2, perjalanan penyakit DM, komplikasi, penyulit DM dan risikonya serta rencana tatalaksanaannya.Konseling dan Edukasi tentang ulkus diabetikumKonseling dan Edukasi serta motivasi untuk minum obat cara penggunaan obat yang tepat dan check up secara teraturEdukasi tentang efek samping obat-obatan yang dikonsumsiEdukasi tentang perlunya pengendalian DM secara berkelanjutanEdukasi tentang target terapi dari DM Konseling dan edukasi tentang hipertensiPasienFollow Up 1Mengerti tentang DM tipe 2, komplikasi, perjalanan penyakit, penyulit dan penatalaksanaannya.Mengerti tentang ulkus diabetikumMengkonsumsi obat secara tepat dan check up teratur setelah obat habis.Pasien mengerti target pengobatan yang dicapai untuk pengobatan DMPasien mengerti tentang hipertensi dan penyebabnya.

  • Aspek klinik 2. Ulkus diabetikum derajat 1 Farmakologi:- Menganjurkan pasien untuk rajin merawat luka secara terbuka dengan cara membersihkan luka dengan NaCL - Kontrol luka : Debridement, dressing- Amoxicilin 3x500 mg- Ibuprofen 3 x 400 mgDM tipe 2 Farmakologi : - Motivasi agar pasien patuh minum obat Metformin 3 x 500 mg glibenclamide 2 x 5 mg.Neurodex 1x1 Nonfarmakologi :Periksa tekanan darah dan gula darah secara teratur minimal sebulan sekali Menginformasikan cara pola makan yang teratur dan memenuhi kalori yang cukup sebesar 1962 kalori (untuk menu terlampir)Melakukan pemeriksaan penunjang untuk deteksi dini komplikasi dan faktor risiko seperti urinalisa, ureum, creatinin, profil lipid, EKGMenginformasikan kepada pasien untuk melakukan perawatan kaki dengan benarMengajarkan pasien dan keluarga untuk pemeriksaan gula darah secara mandiriKontrol Tekanan / Mekanik untuk ulkus :Metode off loading = mengurangi kecepatan saat berjalan kaki, istirahat (bed rest), menggunakan alas kaki lembut.Diet rendah garam 1 sendok makanHindari makanan yang tinggi lemakOlahraga secara teratur minimal 3x semingguPasienFollow Up 1Pasien Patuh minum obatGula darah turunTekanan darah turunPasien rajin dan bisa merawat lukaLuka pasien sembuh- Rutin periksa gula darah dan tekanan darah- Menerapkan pola makan yang teratur dan kalori yang cukup- Kontrol pemeriksaan penunjang yang lain- Bisa melakukan perawatn kaki secara mandiri- Bisa melakukan pemeriksaan gula darah secara mandiri- Menerapkan metode untuk mengontrol tekanan pada saat berjalan untuk ulkus diabetikumnya

  • Aspek risiko internalKonseling kepada pasien mengenai penyebab penyakit pasien dan faktor risiko yang menyebabkan penyakitnya.Memberi motivasi untuk mengatur pola makanMemberi motivasi untuk berhenti merokokPasienFollow Up 2Pasien menjadi tahu mengenai penyakitnya, penyebab, komplikasi dan penatalaksanaanyaPasien minum obat teraturPola makan sehari-hari teraturPasien berhenti merokokGula darah turunTekanan darah turunLuka pasien sembuh

  • Aspek psikososial, keluarga dan lingkungan4.Memberikan informasi kepada keluarga mengenai penyakit yang di derita dan komplikasinya.Membutuhkan dukungan keluarga dalam pengawasan pengobatan pasienMemberikan informasi kepada keluarga untuk memotivasi untuk selalu check up penyakit pasienMenginformasikan pada keluarga untuk menciptakan suasana rumah yang tenang untuk pasienMemberikan informasi kepada pasien untuk tetap boleh melakukan aktivitas rutin sehari-hariPasienFollow Up 2Keluarga pasien lebih memahami penyakit yang dideritaKeluarga pasien mampu memotivasi pasien untuk memeriksakan diri ke dokter.Keluarga pasien bisa mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obatTerciptanya suasana rumah yang tenangPasien masih aktif beraktivitas

  • Prognosis

    PrognosisDiagnosis KesatuUlkus diabetikum derajat 1Diagnosis keduaDM tipe 2Diagnosis ketigaHipertensi gr 11.Klinik : Ad vitamDubia ad bonamDubia ad bonamDubia ad bonam Ad sanationamBonamDubia Dubia Ad fungsionamDubia ad bonamDubia ad bonamDubia ad bonam

  • IX. TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI

    Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK DAN RENCANA SELANJUTNYAKedatangan pertamaDi rumah pasien diperiksa tanggal 2 februari 2015Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya :Intervensi yang dilakukan : diagnosis, follow up, konseling dan edukasi singkat pada pasien dan keluarga.Rencana selanjutnya : Informed consent pada pasien untuk melaksanakan home visiteAnamnesis dan pemeriksaan fisik yang holistikKonseling dan edukasi tentang penyakit yang dialami pasien, penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan 4 pilar penatalaksanaan DMKonseling dan edukasi mengenai target terapi dari penyakit yang diderita pasienKonseling dan edukasi mengenai komplikasi yang dapat terjadiKonseling dan edukasi serta memberikan motivasi untuk minum obat dan check up teraturKonseling dan edukasi tentang nutrisi yang tepat untuk pasienMenemui anggota keluarga lainnya untuk melihat fungsi fungsi keluargaMengisi berkas pembinaan keluarga

  • TINDAK LANJUT IKedatangan kedua ke rumah pasien tanggal 8 februari 2015Hasil :Pasien minum obat secara teraturPasien sudah mengurangi makan makanan yang manis-manisSakit pada luka di kaki sudah mulai berkurang TD : 120/80 mmHgGDS: 239 gr/dlIntervensi yang dilakukan :kunjungan rumahanamnesis, pemeriksaan fisik lebih mendalam dan holistikkonseling dan edukasi serta motivasi untuk minum obat dan check upteraturrencana selanjutnya : konseling lebih lanjutkonseling gizi melihat kesesuaian dengan kebutuhan kalori pasien

  • X. KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN PERTAMA

    Diagnosis holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertamaAspek personal: Sakit pada luka di kaki sudah mulai berkurangHarapan : Semua keluhan bisa hilang Kekhawatiran : Takut gula darah naik kembali dan susah turunPersepsi: Luka yang dialami disebakan karena gula darah yang masih tinggi

    Aspek klinik :Ulkus diabetikum derajat 1Diabetes mellitus tipe 2

  • Aspek risiko internal : Usia Gula darah tidak terkontrolKebiasaan makan yang sudah cukup baikKebiasaan merokok sudah berkurangPengetahuan pasien tentang DM sudah bertambahAspek psiko sosial keluarga :Pengetahuan keluarga tentang DM sudah bertambahDerajat fungsional: 1

  • BERKAS KELUARGA

  • Alasan pembinaan keluargaPasien dan keluarga belum mengerti tentang penyakit yang dideritanya, penyebab dan faktor- faktor yang dapat memperberat penyakitnya, bagaimana tatalaksana dan target terapi yang akan dilakukan kepada pasien, cara mengkonsumsi obat, kemungkinan efek samping pengobatan serta komplikasi penyakit pasien. Pola hidup pasien seperti pola makan, kebiasaan olahraga atau aktivitas fisik pasien harus di informasikan kepada pasien dan keluarga supaya nantinya bisa diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.Selain itu konseling dan edukasi tentang risiko penyakit yang sama bisa terjadi pada anak pasien sangat diperlukan untuk proteksi dini terhadap penyakit dan bisa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan.

  • Data Demografi KeluargaAlamat: Dusun Jalur Pd.Kuas Suka RajaTabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga

    NoNamaKedudukan dalam keluargaGenderUmurPendidikanPekerjaanBerpartisipasi dalam pembinaanKet tambahan1 Tn. BKepalaKeluargaL55 thSDPetani YaPasien 2Ny. S IstriP44 thSMPIRTYaSehat 3 Tn. AAnak L28 thSMAWiraswasta TidakSehat4 Tn. AAnakL24 thSMAPetaniYaSehat5 An. TAnak L 16 thPelajar SMPYa Sehat 6 An.MAnakL5 thBelum sekolahTidak Sehat

  • Data DinamikaKeluargaBentuk keluarga: Keluarga intiTahapan siklus hidup keluarga: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang meninggalkan rumah, keluarga dengan anak remaja, keluarga dengan anak masa pra sekolah.

  • Fungsi KeluargaPenilaianKesimpulan Pembina untuk fungsi keluarga yang bersangkutanBiologisPasien adalah pasien baru yang didiagnosis DM dengan komplikasi,tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan pasien.Keluarga masih belum mengerti tentang apa dan bagaimana penyembuhan penyakit yang diderita pasien Keluarga belum bisa mengatur pola makan,dan kegiatan fisik sehari-hari pasienBerdasarkan penilaian terhadap komponen pada keluarga, maka pembina dapat menyimpulkan bahwa fungsi biologis kurang baik. PsikologisPasien tinggal bersama istri dan ketiga orang anaknya,istri pasien sangat peduli terhadap penyakit suaminya tetapi karena pengetahuan yang kurang dari keluarga tentang penyakit dari pasien, istri dan anak-anaknya belum menerapkan cara perawatan yang benar untuk pasien.Komunikasi dengan anggota keluarga dirumah cukup baik,pasien dekat dengan istri dan anak-anaknya, istri dan anak-anaknya peduli dengan penyakit pasien saat iniBerdasarkan penilaian terhadap komponen pada keluarga, dapat disimpulkan bahwa fungsi psikologis sudah berjalan dengan baik, tetapi karena pengetahuan keluarga tentang penyakit pasien ini masih kurang dapat menjadi faktor risiko yang memperberat penyakit pada pasien.

  • SosialUntuk hubungan sosial dengan penduduk disekitar tempat tinggal sudah terjalin baik, hal ini dapat dilihat saat pasien sakit banyak tetangga sekitar yang peduli bahkan membesuk pasienPasien juga rutin hadir pada acara religius di desanya, kerja bakti juga kerap di ikuti, pasien juga mengajarkan norma- norma yang berlaku di masyarakat kepada keluarganya.Fungsi sosial berjalan dengan baik.

  • Ekonomi & Pemenuhan kebutuhanKebutuhan primer, sekunder dapat dipenuhi dengan penghasilan pasien sehari-hari dari berkebun sawit. Jumlah tersebut dirasa cukup. Gaya hidup sederhana, tidak konsumtif dengan prioritas penggunaan uang sesuai kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.Untuk biaya pengobatan pasien sendiri pasien menggunakan BPJS mandiri.Fungsi ekonomi berjalan dengan baik.

  • Data Risiko Internal KeluargaTabel 3. Perilaku kesehatan keluarga

    PerilakuSikap & perilakukeluarga yang menggambarkan perilaku tsbKesimpulan pembina untuk perilaku ybsKebersihan pribadi & lingkunganPenampilan keluarga kurang bersih dan kurang rapiKeluarga mandi 2x/hari.Keadaan rumah tidak teratur. Pencahayaan dan ventilasi didalam rumah cukup.Lingkungan sekitar adalah perkebunan sawit dan rumah-rumah wargaBanyak tampak sampah berserakanKebersihan diri dan keluarga kurang.Pencegahan spesifikPasien jarang berolahraga dan hanya menganggap bekerja sudah sebagai olahrgaPasien dan keluarga jarang pergi ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan secara rutin, kalau sudah merasa ada yang sakit baru pasien datang ke pelayanan kesehatanImunisasi pada anak lengkapKeluarga membiasakan mencuci tangan sebelum makan Keluarga belum memulai perilaku yang sehat, dan belum menerapkan perilaku pencegahan spesifik terhadap pasien.

  • Gizi keluargaKebutuhan pangan tercukupiKeluarga memasak sendiri makanan sehari-hariPenyediaan makanan dilakukan sendiriPola makan keluarga teratur, biasanya 3x/hariKualitas dan kuantitas makanan keluarga tercukupi, jumlah kalori sudah sesuai tercukupiAsah asih asuhHubungan antar anggota keluarga harmonis. Keluarga mengasuh anak dengan baikTidak ada hambatan dalam tumbuh kembang anak Fungsi asah, asih, asuh dalam keluarga ini cukup baik. Kesehatan reproduksiPasien menikah saat usia 20an Pasien sudah memiliki 4 orang anakPasien masih aktif dalam hubungan seksual dengan istriIstri pasien menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulanKesehatan reproduksi baik

  • Latihan jasmani / aktivitas fisikPasien dan keluarga tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk berolahraga Waktu luang diisi dengan beristirahat dirumah atau kadang-kadang mengerjakan pekerjaan rumah tangga.Aktivitas fisik dalam keluarga kurang diperhatikan.Penggunaan pelayanan kesehatanPasien dan keluarga jarang pergi memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatanJarak anatara rumah dengan pelayanan cukup jauh sekitar 10 km dan harus menggunakan kendaraanPerilaku kesehatan keluarga masih sangat kurang dan belum bersifat promotif dan preventifKebiasaan / perilaku lainnya yang buruk untuk kesehatanPasien merokok sejak usia 15 tahun hingga sekarang,menghabiskan lebih kurang 1 bungkus rokok dalam sehariAnak pasien juga seorang perokok aktifPerilaku dalam keluarga buruk

  • Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan KeluargaTabel 4. Faktor pelayanan kesehatan

    Pusat pelayanan kesehatan yang digunakan oleh pasien dan keluargaPasien berobat ke PKM Betungan, PKM Babatan.Untuk pusat pelayanan kesehatan sendiri, mudah dijangkau walupun agak jauh dan harus naik kendaraan bermotor terlebih dahulu, pasien juga merasakan keringanan dalam hal biaya karena pasien peserta BPJS ,dari segi pelayanan pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang didapat.Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan tersebutMenaiki kendaraan bermotor, dikarenakan jarak antara rumah pasien dengan PKM betungan 10 km pasien diantar oleh anaknya Tarif pelayanan kesehatan tersebut dirasakan Karena pasien menggunakan kartu BPJS maka pasien merasakan ada keringanan saat pasien berobat.Kualitas pelayanan kesehatan tersebut dirasakanUntuk kualitas pelayanan pasien merasa selalu di layani dengan baik oleh petugas kesehatan setempat

  • Luasrumah : 6 x 12m2Pasien tinggal di rumah bersama dengan seorang istri, dan tiga anak, tinggal di daerah perkebunan yang kurang bersih,jarak antar rumah warga kira-kira 50 meter. Untuk tempat tinggal kurang cukup untuk ditempati oleh 5 orang.Penerangan dalam rumah dengan listrik dan ventilasi kurang. Kebersihan rumah kurang , tata letak barang dalam rumah tidak teratur.Sumber air minum dari air sumur, limbah dialirkan ke tanah, memiliki 1 kamar mandi yang menyatu dengan jamban.Kondisi rumah secara keseluruhan Kurang Baik.Jumlah orang dalam satu rumah : 5 orgLuas Halaman rumah : 6 x 4 m2tidak bertingkatLantai rumah dari : semenDinding rumah dari : / kombinasiPenerangan di dalam rumahJendela Ada Listrik : AdaVentilasiKelembapan rumah : tidakBantuan ventilasi di dalam rumah : tidak*Kebersihan di dalam rumah Kurang BersihTata letak barang dalam rumahTidak teraturSumber air Air minum dan masak dari : Sumur Jarak sumber air dari septik tank : >7m

    Kepemilikan rumah : sendiriDaerah perumahan : berjauhanKarakteristik RumahKesimpulan pembina untuk tempat tinggal

  • Kamar Mandi Keluarga Ada Luar RumahJumlah :1 Buah, ukuran 1,5 x 2m2Jamban Ada ,Tanpa peganganBentuk jamban : JongkokLimbah & sampahLimbah dialirkan ke : tidak adaTempat sampah di luar rumah : tidakKesan kebersihan lingkungan permukiman : kurang

  • Rumah tampak depan

  • Belakang rumah

  • WCHalaman Belakang

  • Kamar MandiHalaman Samping

  • Ruang tengah dan ruang tamu

  • Pengkajian masalah

  • Diagnosis Kesehatan Keluarga

    Masalah biologis : Ulkus diabetikum derajat 1DM Tipe II tidak terkontrolHipertensi grade 1

    Masalah psikososial :Kekhawatiran pasien tentang lukanya yang takut tidak sembuh-sembuh dan takut di amputasiPengetahuan keluarga dan pasien yang kurang tentang penyakit yang di derita oleh pasien saat ini. Risiko diabetes pada anggota keluarga lainnya terutama anak-anak pasien

    Masalah eksternal keluarga:Masalah lingkungan rumah : Pasien tinggal di daerah perkebunan kebun sawit dengan lingkungan yang kurang bersih

  • Skor kemampuan keluarga dalam penyelesaian masalah dan Rencana Penatalaksanaan

    NoKegiatanSasaranWaktuHasil yang diharapkanCoping score awalCoping score akhir123Masalah internalKonseling kepada keluarga mengenai penyakit pasien serta perlunya partisipasi keluarga dalam penatalaksanaan pasien

    Konseling untuk melakukan tindakan pencegehan penyakit dengan menerapkan pola hidup sehat

    Konseling dan Edukasi anggota keluarga mengenai pentingnya deteksi dini pemeriksaan gula darah dan tekanan darahIstri dan anak2 mingguKeluarga memahami lebih jauh tentang penyakit pasien dan ikut berpartisipasi pada penatalaksanaan penyakit pasien

    2. Keluarga mengerti cara pencegahan penyakit

    3. Keluarga selalu mengingatkan pasien untuk kontrol teratur pemeriksaan gula darah dan tekanan darah.2

    11555

  • Keterangan Coping score1 : Tidak dilakukan, menolak, dan tidak ada partisipasi2 : Mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber ( hanya keinginan ), penyelesaian masalah sepenuhnya dilakukan oleh provider3 : Mau melakukan, namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan sehingga penyelesaian masalah sebagian besar dilakukan oleh provider4 : Mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung upaya provider5 : Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

  • Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK DAN RENCANA SELANJUTNYA31 januari 2015Penatalaksanaan yang dilakukan dan hasilnya :Intervensi yang dilakukan : diagnosis, follow up, konseling dan edukasi singkat pada pasien dan keluarga.Rencana selanjutnya : Informed consent pada pasien untuk melaksanakan home visiteAnamnesis dan pemeriksaan fisik yang holistikKonseling dan edukasi tentang penyakit yang dialami pasien, penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan 4 pilar penatalaksanaan DMKonseling dan edukasi mengenai target terapi dari penyakit yang diderita pasienKonseling dan edukasi mengenai komplikasi yang dapat terjadiKonseling dan edukasi serta memberikan motivasi untuk minum obat dan check up teraturKonseling dan edukasi tentang nutrisi yang tepat untuk pasienMenemui anggota keluarga lainnya untuk melihat fungsi fungsi keluargaMengisi berkas pembinaan keluarga

  • TINDAK LANJUT IKedatangan pertama ke rumah pasien tanggal 8 februari 2015Hasil :Pasien minum obat secara teraturPasien sudah mengurangi makan makanan yang manis-manisSakit pada luka di kaki sudah mulai berkurang TD : 120/80 mmHgGDS: 239 gr/dlIntervensi yang dilakukan :kunjungan rumahanamnesis, pemeriksaan fisik lebih mendalam dan holistikkonseling dan edukasi serta motivasi untuk minum obat dan check upteraturrencana selanjutnya : konseling lebih lanjutkonseling gizi melihat kesesuaian dengan kebutuhan kalori pasien

  • TINDAK LANJUT II Kedatangan kedua ke rumah pasien tanggal 20 februari 2015Hasil:Luka pada kaki sudah mengering dan rasa sakit sudah tidak dirasakan lagiPasien minum obat secara teraturTekanan darah 130/80 mmHgGDS 173 gr/dlPasien dan keluarga sudah mulai menerapkan menu diit DM yang sudah diberikanIntervensi yang dilakukan :memberikan gambaran komplikasi memberikan media edukasi leaflet tentang penyakit DM pada anggota keluarganya dan pentingnya pelaku rawat pada penyakit DM dan ulkus diabetikummenilai kembali hasil konseling sebelumnya, menanyakan pada pasien apabila terdapat hal-hal yang belum jelas dan memberikan informasi tambahan yang diperlukan.Edukasi dan konseling mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan penunjang untuk deteksi dini komplikasi dan faktor risikoEdukasi dan konseling mengenai pentingnya ke dokter mata untuk deteksi dini komplikasi diabetes pada mata (retinopati diabetes)

  • KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA PADA PEMBINAAN KELUARGA SAAT INI

  • Masalah kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama dan coping score akhir

    Keluarga memahami lebih jauh tentang penyakit pasien dan ikut berpartisipasi pada penatalaksanaan penyakit pasien 5Keluarga mengerti cara pencegahan penyakit5Pasien dapat kontrol teratur.5Keluarga turut serta bersama-sama menyemangati pasien. 5

    Coping score

  • Faktor Pendukung terselesainya masalah kesehatan pasien Terdapat jaminan kesehatan untuk berobatKeluarga (suami dan anak-anak ) pasien kooperatif Pembina diterima dengan baikTersedia waktu yang cukupSosio ekonomi yang cukup memadaiKeluarga sangat antusias dan semangat dalam pembinaan keluarga

  • Faktor penghambat terselesaikannya masalah-masalah kesehatan pasien

    Rumah yang cukup jauh dengan fasilitas pelayanan kesehatan

  • Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya

    Melakukan edukasi dan konseling ulang pasien dan keluarga mengenai penatalaksanaan penyakit diabetesnya termasuk pola makan, aktivitas, minum obat teratur serta kontrol ke dokterMelakukan pertemuan keluarga di rumah yang dihadiri tidak hanya oleh pelaku rawat, tapi juga oleh anak-anak pasien agar seluruh anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam penatalaksanaannyaKonseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya kontrol kadar gula darah setiap bulan

  • Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pola makan dan menu yang cocok untuk pasien.Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan penunjang untuk deteksi komplikasi dan faktor risiko (urinalisa, ureum, creatinin, SGPT, profil lipid, EKG)Konseling dan Edukasi pasien serta keluarga mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan ke dokter mata untuk deteksi dini retinopati diabetes

  • Jumlah kebutuhan kalori perhari BB : 55 kg TB : 160 cmBerat badan ideal = 90 % x (160 cm 100 cm) X 1 kg = 54 kgIMT = 21,4 (kesimpulan normal)

    Kebutuhan kalori pasien:Jenis kelamin30 kal x 55 = 1650UmurPeriode umur 40 59 tahun dikurangi 5 % = 5% x 1650 = 82,5 kal

    Aktifitas fisikPenambahan 30 % untuk aktifitas sedang = 30% x 1650 = 495 kal

    Jadi penghitungan kebutuhan kalori pasien sehari adalah 1650 82,5 + 495 = 1962,5 Jadi dapat dikatakan pula kebutuhan kalori pasien adalah 2000 kalori.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Yunir E, Purnamasari D, Ilyas E, Widyahening IS, Mardai RA, Sukardji K. Pedoman penatalaksanaan kaki diabetik. Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2008.Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: Interna Publishing. 2009; p. 1933-36.Rowe VL. Diabetic Ulcers Treatment & Management. 2012. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/460282-treatment#showall. Accessed Januari 28, 2014.Waspadji S. Kaki diabetes. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Jakarta: Interna Publishing. 2009; p. 1933-36.

  • FOTO KEGIATAN

  • TERIMA KASIH