Kedaruratan Psikiatri Dan Tatalaksana

5
KEDARURATAN PSIKIATRI DAN TATALAKSANA KEDARURATAN PSIKIATRI Adalah tiap gangguan pada pikiran, perasaan dan tindakan seseorang yang memerlukan intervensi terapeutik segera. Diantara berbagai macam gangguan tersebut yang paling sering adalah SUICIDE (BUNUH DIRI) dan VIOLENCE AND ASSAULTIVE BEHAWOR (PERILAKU KEKERASAN DAN MENYERANG). BUNUH DIRI Di Amerika tiap tahun kasus bunuh diri yang berhasil mencapai 30.000 orang per tahun. Angka ini menunujukkan jumlah orang yang mencoba bunuh diri jauh lebih besar lagi, diperkirakan 8 sampai 10 kali lebih besar dan jumlah tersebut. Di Indonesia belum ada data mengenai hal ini. Dan data yang ada, 95% kasus bunuh diri berkaitan dengan masalah kesehatan jiwa diantaranya 80% mengalami Depresi, 10% Skizofrenia dan 5% Dementia/Delirium. Sedangkan sekitar 25% lainnya mempunyai diagnosa ganda yang berkaitan dengan Ketergantungan Alkohol. Menurut Adam.K mereka yang mempunyai resikotinggi untuk terjadinya bunuh diri adalah pria, usia diatas 45 tahun, tidak bekerja, bercerai atau ditinggal mati pasangan hidupnya, mempunyai nwayat keluarga yang bermasalah, mempunyai penyakit fisik kronis,

Transcript of Kedaruratan Psikiatri Dan Tatalaksana

Page 1: Kedaruratan Psikiatri Dan Tatalaksana

KEDARURATAN PSIKIATRI DAN TATALAKSANA

KEDARURATAN PSIKIATRI

Adalah tiap gangguan pada pikiran, perasaan dan tindakan seseorang yang memerlukan

intervensi terapeutik segera.

Diantara berbagai macam gangguan tersebut yang paling sering adalah SUICIDE

(BUNUH DIRI) dan VIOLENCE AND ASSAULTIVE BEHAWOR (PERILAKU KEKERASAN

DAN MENYERANG).

  

BUNUH DIRI

Di Amerika tiap tahun kasus bunuh diri yang berhasil mencapai 30.000 orang per tahun.

Angka ini menunujukkan jumlah orang yang mencoba bunuh diri jauh lebih besar lagi,

diperkirakan 8 sampai 10 kali lebih besar dan jumlah tersebut. Di Indonesia belum ada

data mengenai hal ini. 

Dan data yang ada, 95% kasus bunuh diri berkaitan dengan masalah kesehatan jiwa

diantaranya 80% mengalami Depresi, 10% Skizofrenia dan 5% Dementia/Delirium.

Sedangkan sekitar 25% lainnya mempunyai diagnosa ganda yang berkaitan dengan

Ketergantungan Alkohol. 

Menurut Adam.K mereka yang mempunyai resikotinggi untuk terjadinya bunuh diri adalah

pria, usia diatas 45 tahun, tidak bekerja, bercerai atau ditinggal mati pasangan hidupnya,

mempunyai nwayat keluarga yang bermasalah, mempunyai penyakit fisik kronis,

mempunyai gangguan kesehatn jiwa, tidak mempunyai hubungan keluarga yang baik,

miskin dalam hubungan sosial atau cenderung mengisolasi diri

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menduga adanya resiko bunuh diri:

adanya ide bunuh diri atau percobaan bunuh diri sebelumnya

adanya kecemasan yang tinggi, depresi yang dalam dan kelelahan

adanya ide bunuh diri yang diucapkan<

Page 2: Kedaruratan Psikiatri Dan Tatalaksana

ketersediaannya alat atau cara untuk bunuh diri

memepersiapkan warisan terutama pada pasien depresi yang agitatif

adanya krisis dalam kehidupan baik fisik maupun mental

adanya riwayat keluarga yang melakukan bunuh diri

adanya kecemasan terhadap keluarga jika terjadi bunuh diri

adanya keputus-asaan yang mendalam

Didalam menangani pasien yang mempunyai kecenderungan bunuh diri, pencegahan

merupakan hal utama yang perlu diperhatikan.

Jika percobaan bunuh diri telah dilakukan dan tidak berhasil , sebagai klinisi kita harus

melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan lengkap baik secara fisik dan mental. Pada

saat itu juga harus diputuskan apakah pasien perlu dirawatatau tidak.

Hospitalisasi tergantung:

Diagnosis

Beratnya Depresi

Kuatnya ide bunuh diri

Kemampuan pasien dan keluarga mengatasi masalahnya

Keadaan kehidupan pasien

Tersedianya support sosial bagi pasien

Ada tidaknya faktor resiko bunuh diri pada saat kejadian

Yang bisa dilakukan DOKTER KELUARGA /UMUM jika menjumpai pasien dengan

percobaan bunuh diri sebaiknya lakukan pertolongan pertama jika diperlukan, rujuk pasien

ke rumah sakit terdekat sambil membenkan penjelasan ke keluarganya bahwa kondisi

pasien perlu evaluasi dan pertolongan lebih jauh baik fisik maupun mentalnya (tergantung

kondisi pasien).

  

PERILAKU KEKERASAN DAN MENYERANG

Pada keadaan seperti ini yang paling utama kita harus bisa menentukan apakah karena

gangguan fisik ataukah karena masalah mental. Untuk masalah mentalnya bisa

Page 3: Kedaruratan Psikiatri Dan Tatalaksana

disebabkan oleh:

Gangguan proses pikir misal Skizofrenia

Gangguan Manik/Episode Manik

Depresi Agitatif/Episode Depresi

Gangguan Cemas

Reaksi Ekstra Piramidal

Gambaran diatas tidak selalu mudah untuk bisa langsung diidentifikasi karena bisa terjadi

overlaping gejala satu dengan yang lainnya.

Tanda-tanda adanya penilaku kekerasan yang mengancam:

Kata-kata keras /kasar atau ancaman akan kekerasa

Adanya perilaku agitatif

Membawa benda-benda tajam atau senjat

Adanya pikiran dan perilaku paranoid

Adanya penyalah gunaan zat/intoksikasi alkohol

Adanya halusinasi dengar yang memerintahkan untuk melakukan tindak kekerasan.

Kegelisahan katatonik

Episode Manik

Episode DepresiAgitatif

Gangguan Kepnibadian tertentu

Adanya penyakit di Otak(terutama di lobus frontal)

Untuk menduga kemungkinan terjadinya perilaku kekerasan pada seorang pasien tidak

mudah. Namun ada beberapa hal yang bisa menjadi petunjuk untuk diperhatikan,

misalnya:

Adanya ide-ide kekerasan disertai rencana dan sarana yang tersedia

Adanya riwayat kekerasan sebelumnya

Adanya riwayat gangguan impuls termasuk penjudi, pemabuk, penyalahgunaan zat

psikoaktif,percobaan bunuh diri ataupun melukai diri sendiri, Psikosis.

Page 4: Kedaruratan Psikiatri Dan Tatalaksana

Adanya masalah dalam kehidupan pribadi yang nyata.

Yang bisa dilakukan DOKTER KELUARGA UMUM dalam menghadapai kasus perilaku

kekerasan dan menyerang seperti ini adalah rujuk ke Rumah Sakit Jiwa terdekat jika

sudah bisa dipastikan bukan disebabkan masalah fisik. Seandainya masih meragukan

antara masalah fisik dan mental rujuk ke Rumah Sakit Umum terdekat yang lengkap

fasilitasnya. Jika kondisi pasien tidak terlalu berat, masih bisa dilakukan pemeriksaan

dengan cukup terang dan cukup kooperatif serta kondisi gangguan flsik bisa disingkirkan ,

bisa diberikan:

Haloperidol oral 0.5 mg/3 x sehari

Atau Chlorpromazine oral 25 mg/3x sehari

Atau Bensodiasepin oral 5 mg /3 x sehari

Tergantung diagnosis pasien.

Dengan saran secepatnya konsul ke Ahlinya ( Psikiater).

Hal lain yang sangat penting diingat adalah merupakan kontra indikasi memberikan obat

antipsikotik pada pasien dengan trauma kepala walaupun menunjukkan gejala gaduh

gelisah. Pada keadaan seperti ini secepatnya dinujuk ke Rumah Sakit Umum terdekat

yang lengkap fasilitasnya. 

Dengan saran secepatnya konsul ke Ahlinya (Psikiater).