KECERDASAN EMOSIONAL

3
KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) Selama bertahun-tahun Kecerdasan Intelegensi (IQ) telah diyakini menjadi ukuran standar kecerdasan, namun sejalan dengan tantangan dan suasana kehidupan modern yang serba kompleks, ukuran standar IQ ini memicu perdebatan sengit dan sekaligus menggairahkan di kalangan akademisi, pendidik, praktisi bisnis dan bahkan publik awam, terutama apabila dihubungkan dengan tingkat kesuksesan atau prestasi hidup seseorang. Daniel Goleman (1999), adalah salah seorang yang mempopulerkan jenis kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang , yakni kecerdasan emosional, yang kemudian kita mengenalnya dengan sebutan Emotional Quotient (EQ) . Kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh Peter Salovey dan John Mayer, beberapa devinisi kecerdasan emosional menurut para ahli sebagai mana dicatat oleh Achmad Pathoni sebagai berikut: 1. Dalam buku karya Shapiro, Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai “himpunan bagian dari kecerdasan yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan”. 2. Menurut Jeane Segal, kecerdasan emosional adalah hubungan pribadi antar pribadi yang bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial dan kemampuan adaptasi sosial. 3. Menurut Robert K Cooper dalam bukunya menjelaskan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menetapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.

description

pengertian

Transcript of KECERDASAN EMOSIONAL

KECERDASAN EMOSIONAL (EQ)

Selama bertahun-tahun Kecerdasan Intelegensi (IQ) telah diyakini menjadi ukuran standar kecerdasan, namun sejalan dengan tantangan dan suasana kehidupan modern yang serba kompleks, ukuran standar IQ ini memicu perdebatan sengit dan sekaligus menggairahkan di kalangan akademisi, pendidik, praktisi bisnis dan bahkan publik awam, terutama apabila dihubungkan dengan tingkat kesuksesan atau prestasi hidup seseorang.

Daniel Goleman (1999), adalah salah seorang yang mempopulerkan jenis kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni kecerdasan emosional, yang kemudian kita mengenalnya dengan sebutan Emotional Quotient (EQ).

Kecerdasan emosionalpertama kali dilontarkan pada tahun 1990 olehPeter SaloveydanJohn Mayer,beberapa devinisi kecerdasan emosional menurut para ahli sebagai mana dicatat oleh Achmad Pathoni sebagai berikut:

1. Dalam buku karyaShapiro, Salovey dan Mayermendefinisikankecerdasan emosionalsebagai himpunan bagian dari kecerdasan yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.

2. MenurutJeane Segal,kecerdasan emosionaladalah hubungan pribadi antar pribadi yang bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial dan kemampuan adaptasi sosial.

3. MenurutRobert K Cooperdalam bukunya menjelaskan bahwakecerdasan emosionaladalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menetapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.

4. Menurut Usman Najati mengartikan EQ(EmosionalQuotient)sebagai sebuah kecerdasan yang bisa memotivasi kondisi psikologis menjadi pribadi-pribadi yang matang.

5. Sedangkan menurutDanies Golemanmengartikan kecerdasan emosional itu sebagai kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri, mampu mengelola emosi, mampu memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain.

Sedangkan kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap-luap yang di dasarkan pada pikiran yang sehat.

Kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaaan orang lain , kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi, dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

Kecerdasan emosi adalah kekuatan di balik singgasana intelektual. Ia merupakan dasar-dasar pembentukan emosi yang mencangkup ketrampilan anda untuk:

Menunda kepuasan dan mengendalikan implus

Tetap optimis jika berhadapan dengan kemalangan

Menyalurkan emosi-emosi yang kuat secara efektif.

Mampu memotivasi dan menjaga semangat disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan.

Menangani kelemahan-kelemahan pribadi.

Menunjukkan rasa empati pada orang lain.

Membangun kecerdasan diri dan pemahaman pribadi.

Secara konvensional kecerdasan emosi diartikan sebagai kemapuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif.

IQ umumnya berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan analitis, dan diasosiasikan dengan otak kiri. Sementara, EQ lebih banyak berhubungan dengan perasaan dan emosi (otak kanan). Kalau ingin mendapatkan tingkah laku yang cerdas maka kemampuan emosi juga harus diasah. Karena untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik kita memerlukan kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi diri dan orang lain secara baik. Di sinilah fungsi dari kecerdasan emosi.

Dari beberapapengertian tersebut ada kecenderungan arti bahwa kecerdasan emosionaladalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain.