Kecepatan reaksi

download Kecepatan reaksi

of 43

description

ghggghgh

Transcript of Kecepatan reaksi

ANALISIS PENGARUH WARNA TERHADAP

APK

(ANALISA PERANCANGAN KERJA)

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA2014

MODUL 1

LINGKUNGAN FISIK (IKLIM)

A. Tujuan Praktikum

Tujuan dalam pelaksanaan praktikum lingkungan fisik ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui lingkungan fisik yang mempengaruhi aktivitas kerja,2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap keceptan hasil kerja,3. Untuk mengetahui waktu kerja yang dihasilkan pada setiap suhu yang berbeda, dan4. Untuk mengetahui suhu yang paling optimal yang dapat memberikan waktu tercepat.

B. Input dan Output

Input:

a. Deskripsi Subjek

b. Data jumlah output

Output :

Analisa data perbandingan produktivitas kerja berdasarkan lingkungan fisik yang berbeda dalam hal ini pengaruh perbedaan suhu.

C. Landasan Teori

1. Pengertian

Salah satu faktor yang berasal dari luar adalah kondisi lingkungan kerja. Lingkungan kerja fisik yaitu semua yang berada di tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan lain-lain yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia tersebut.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja Fisik

Adapun faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja fisik antara lain, yaitu:a. TemperaturTubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuaanya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, dan penguapan jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas yang membebaninya.

Perbedaan tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:1) 49C, temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental,2) 30C, aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan timbul kelelahan fisik,3) 24C, kondisi kerja optimum, dan4) 10C, kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul. Dari suatu penyelidikan dapat diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada tempratur sekitar 24C-27C.b. Kelembaban Kelembaban udara adalah banyaknya kadar air yang terkandung di dalam udara (dinyatakan dalam %). Dalam mempengaruhi kemampuan kerja, kelembaban sangat berhubungan dengan suhu udara dan kecepatan bergerak udara. Suatu keadaan pada saat suhu udara sangat panas dan kelembabannya tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas tubuh secara besar-besaran, karena sisitem penguapan. Pengaruh lain makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.

c. KebisinganSalah satu bentuk dari polusi adalah kebisingan (noise) bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Bukti dari telaah-telaah tentang suara menunjukkan bahwa suara-suara yang konstan atau dapat diramalkan pada umumnya tidak menyebabkan penurunan kinerja sebaliknya efek dari suara-suara yang tidak dapat diramalkan memberikan pengaruh negatif dan mengganggu konsentrasi karyawan.d. PencahayaanPencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat objek-objek secara jelas, cepet tanpa menimbulkan kesalahan. Apabila pencahayaan tersebut kurang, akan mengakibatkan mata pekerja cenderung cepat merasa lelah, karena mata akan berusaha untuk melihat jelas dengan membuka mata lebar-lebar. Kelelahan mata secara terus-menerus akan mengakibatkan rusaknya mata. Ciri-ciri penerangan yang baik yaitu:1) Sinar atau cahaya yang cukup,

2) Sinar atau cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan,

3) Kontras yang tepat,4) Kualitas pencahayaan (brightness) yang tepat, dan5) Pemilihan warna ruangan yang tepat.

e. Siklus Udara Untuk menjaga agar udara disekitar tempat kerja tetap sehat, dalam arti cukup mengandung oksigen dan bebas dari zat-zat yang dapat menganggu kesehatan, udara harus dimungkinkan bersirkulasi dengan baik. Dengan demikian udara kotor bisa diganti dengan udara yang bersih dan segar. Contoh sirkulsi udara yang sederhana yaitu jendela.

f. Bau-bauanBau-bauan yang dipertimbangkan sebagai polusi merupakan salah satu faktor yang dapat menganggu konsentrasi pekerja. Oleh karena itu pemakaian air conditioning yang tepat merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja.g. WarnaWarna yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan dan interior yang ada disekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain seperti:1) Warna merah bersifat merangsang,2) Warna kuning memberikan kesan luas, terang, dan leluasa,3) Warna hijau atau biru memberikan sejuk, aman, dan menyegarkan,4) Warna gelap memberikan kesan sempit, dan5) Warna terang memberikan kesan leluasa.h. Getaran MekanisSesuai dengan namanya getaran mekanis dapat diartikan sebagai getarangetaran yang dihasilkan oleh peralatan dan dapat menimbulkan suatu akibat yang tidak diinginkan oleh tubuh. Besarnya getaran ini ditentukan oleh intensitas (meter/detik), frekuensi getaran (getar/detik) dan lamanya getaran berlangsung. Anggota tubuh manusia juga memiliki frekuensi alami yang terjadi apabila frekuensi ini beresonansi dengan frekuensi getaran maka akan menimbulkan gangguan. Gangguan-gangguan tersebut yang dapat mempengaruhi konsentrasi kerja, mempercepat kelelahan, atau gangguan pada anggota tubuh.3. Waktu Total dan Waktu Rata-rata

Waktu total yaitu waktu yang didapat dari seluruh hasil penjumlahan data waktu pengukuran. Sedangkan waktu rata-rata yaitu waktu yang didapat dari seluruh hasil perbandingan antara waktu total dengan banyaknya jumlah pengukuran. Menggunakan persamaan sebagai berikut:1. Waktu TotalWt = X1 + X2 + X3 + X4 + ... + Xn dengan: Wt = waktu total

X1 = data ke-1

X2= data ke-2

X3 = data ke-3

X4= data ke-4

Xn= data ke-n 2. Waktu Rata-rata 4. Analisis Varians (Analysis of Variance, ANOVA)ANOVA (Analysis Of Variance) merupakan suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. ANOVA terjemahan ke dalam bahasa indonesia adalah sidik ragam atau analisi ragam, pertama kali diperkenalkan oleh R.A Fisher pada tahun 1925. a. ANOVA Satu ArahANOVA satu arah terdiri dari satu peubah bebas atau faktor dengan taraf lebih dari dua. Pada ANOVA satu arah, sampel dibagi menjadi beberapa kategori dan ulangan. Adapun tabel ANOVA satu arah dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:Tabel 1.1ANOVA satu arah

Sumber KeragamanJumlah Kuadrat (JK) Derajat Bebas (db)Kuadrat Tengahf hitungf tabel

Rata-rata KolomJKK =

db numerator

V1 = k 1S12 =

=

,

db numer, db denum = f tabel

GalatJKS =

JKT JKKdb denumerator V2 = N kS22 =

TotalJKT =

N 1

dengan:k = banyaknya kolom

N = banyaknya pengamatan keseluruhan data

ni = banyaknya ulangan di kolom ke-i

Xij = data pada kolom ke-i ulangan ke-j

Ti* = total (jumlah) ulangan pada kolom ke-i

T** = total (jumlah) seluruh pengamatan

kolom = kategori

Baris = ulanganb. ANOVA Dua ArahPada rancangan percobaaan menggunakan ANOVA dua arah, setiap kategori mempunyai banyak blok yang sama, sehingga jika banyak kolom = k dan banyak baris/blok = r, maka banyak data N = r x k. Adapun tabel ANOVA dua arah dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut:Tabel 1.2ANOVA dua arah

Sumber Keragaman (SK)Jumlah Kuadrat (JK)Derajat Bebas (db)Kuadrat Tengah

(KT)F HitungF Tabel

Rata-rata

BarisJKBdb numer1 =

r-1s2B = KTB = JKB/r1f hitung =KTBKTG =

db numer1=

db denum =

f tabel =

Rata-rata KolomJKKdb numer2 =

k-1S2K = KTK = JKK/k1f hitung =KTKKTG =

db numer2=

db denum =

f tabel =

GalatJKGDb

denum =

(r-1)(k-1)S2G = KTG = JKG/(r-1)(k-1)

TotalJKTr.k -1

dengan:k = banyaknya kolom

r

= banyaknya baris/balok

Xij = data pada baris ke-i, kolom ke-j

Ti* = total (jumlah) ulangan pada kolom ke-i

T*j = total (jumlah) ulangan pada kolom ke-j

T** = total (jumlah) seluruh pengamatanD. Alat-alat Yang Digunakan1. Lembar kerja.2. Lembar pengamatan.3. Alat hitung berupa kalkulator.4. Stopwatch.E. Prosedur Pelaksanaan Praktikum1. Sebelum pelaksanaan praktikum untuk pengambilan data dimulai, maka dilakukan pembagian tugas dari masing-masing praktikan dalam satu kelompok yang terdiri dari 2 orang, dimana tugas tersebut akan dilakukan secara bergantian dari kedua praktikan tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Satu orang praktikan bertugas mengisi lembar kerja yang telah disediakan.b. Satu orang lainnya bertindak dalam mengukur kecepatan praktikan dalam mengisi lembar kerja. 2. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan memasuki ruangan yang telah ditentukan asisten yang terdiri atas ruangan bersuhu dingin, normal, dan panas.

3. Tugas dari praktikan yaitu melakukan kegiatan pengisian lembar kerja dan mencatat kecepatan praktikan dalam mengisi lembar kerja. Kegiatan ini dilakukan oleh 2 praktikan yang dilakukan secara bergantian. Hasil kecepatan pengisian lembar kerja menggunakan stopwatch dan dicatat pada lembar pengamatan. 4. Setelah data yang dibutuhkan telah diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan pengolahan data dengan bantuan software yang telah ditentukan yaitu dengan SPSS, yang didalamnya terdapat pengujian ANOVA.5. Selanjutnya yaitu menganalisa data didasarkan pada hasil dari pengolahan data yang dilakukan.MODUL 2

KECEPATAN REAKSI A. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum mengenai kecepatan reaksi adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui pengaruh warna terhadap kecepatan reaksi atau waktu respon.

2. Untuk menghitung kecepatan reaksi yang dihasilkan untuk masing-masing warna.

3. Untuk menentukan warna yang paling optimal yang dapat memberikan waktu kecepatan reaksi atau waktu respon tercepat.

4. Untuk mengetahui banyaknya kesalahan (error) yang terjadi pada penanggapan terhadap masing-masing warna.

B. Landasan TeoriPencahayaan merupakan salah faktor yang sangat penting dalam dunia industri. Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat objek secara jelas, cepat, dan tanpa menimbulkan kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik akan makin diperlukan apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja makin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk bisa melihat, sehingga lelahnya mata mengakibatkan kelelahan mental, bahkan dapat menimbulkan rusaknya mata karena bisa menyilaukan.Kemampuan mata untuk dapat melihat objek dengan jelas ditentukan oleh ukuran objek, derajat kontras antara objek dengan sekelilingnya, luminensi (brightness), dan lamanya melihat. Yang dimaksud dengan derajat kontras adalah perbedaan derajat terang relatif antara objek dengan sekelilingnya, sedangkan luminensi berarti arus cahaya yang dipantulkan oleh objek. Salah satu contoh yang sederhana, pada saat kita membaca buku atau meletakkan benda-benda putih, maka warna alas untuk buku sebaiknya relatif sama dengan warna kertas dari buku tersebut agar huruf-huruf dari buku mempunyai derajat kontras yang tinggi dibandingkan buku dan alasnya. Begitu pula dengan benda-benda putih, agar derajat kontrasnya tinggi, harus diletakkan pada alas yang berwarna gelap.Penerangan akan mempengaruhi seorang operator untuk dapat melihat dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Oleh karena itu, untuk dapat melihat dengan baik, diperlukan pula penerangan yang baik. Ciri-ciri penerangan yang baik dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Sinar atau Cahaya yang CukupPenerangan yang cukup merupakan suatu fungsi dari beberapa variabel yang saling mempengaruhi dalam menentukan kemampuan kita untuk melihat. Adapun variabel-variabel tersebut antara lain besar suatuobjek, waktu atau kecepatan, serta penerangan yang cukup. Besarnya suatu objek akan sangat menentukan sekali kemampuan untuk dapat melihat dengan jelas, sedangkan untuk melihat benda-benda berukuran kecil dibutuhkan tambahan penerangan yang lebih dari pencahayaan normal, sehingga benda tersebut dapat dilihat lebih terinci. Selain itu, untuk dapat melihat dan merinci benda berukuran kecil harus menghabiskan waktu lebih lama apabila tidak terdapat cahaya yang cukup.2. Sinar atau Cahaya yang tidak Berkilau atau MenyilaukanObjek yang dilihat harus bebas dari sinar atau cahaya yang menyilaukan. Cahaya yang menyilaukan ini dapat datang langsung dari sumber cahaya atau dari pantulan cahaya. Lampu-lampu yang tidak memakai pelindung (kap) dan lampu-lampu yang dilindungi secara tak tepat merupakan penyebab dari munculnya cahaya yang menyilaukan.Untuk mengurangi cahaya yang menyilaukan yaitu dengan cara menambah ketinggian objek yang dapat memantulkan kembali cahaya tersebut serta dengan memasang pelindung lampu dengan posisi yang tepat. Selain itu, para manajer harus mampu melakukan perbaikan tata letak fasilitas kerja yang disesuaikan dengan kondisi pencahayaan ruangan agar tidak mengganggu pekerja akibat penerimaan cahaya yang kurang atau akibat pantulan cahaya yang menyilaukan.Terdapat 3 jenis cahaya yang menyilaukan yaitu disability glare, discomfort glare, dan photoshort glare. Sumber cahaya yang menyilaukan (glare) tersebut adalah sebagai berikut: a. Lampu yang dipasang terlalu rendah tanpa pelindung,

b. Jendela atau ventilasi cahaya yang langsung berhadapan dengan mata,c. Cahaya dengan terang yang berlebihan, dand. Pantulan dari permukaan terang. Cahaya yang menyilaukan terjadi bila ada cahaya yang berlebihan diterima oleh mata. Terdapat 3 kategori cahaya yang menyilaukan (glare) yang meliputi sebagai berikut:

a. Discomfort glare, yaitu cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak begitu mengganggu kegiatan visual. Efek yang ditimbulkan dari jenis cahaya ini adalah sakit kepala dan dapat meningkatkan kelelahan,b. Disability glare, yaitu cahaya yang sangat mengganggu karena mata langsung menerima silau cahaya yang dipancarkan. Contoh sederhana dari jenis cahaya ini pada saat menatap matahari, danc. Photostress glare, dari sebuah sumber cahaya yang kuat yang disebabkan dari sebuah keterlambatan (delay) dalam pemulihan kembali dari sistem penglihatan setelah bagian mucular region pada mata secara konstan menerima rangsangan dari sumber cahaya. Delay yang terjadi secara normal berlangsung selama 30 detik atau kurang.2. Kontras yang TepatSetiap bagian (part) dari suatu objek akan dapat mudah dibedakan dengan bagian-bagian lain dan dari latar belakang sekelilingnya dalam terangnya cahaya yang diperlukan, bila bagian itu dapat dilihat dengan mudah. Hendaknya kita harus membuat kontras sedemikian rupa diantara satu objek dengan yang lainnya serta latar belakang yang terdekat untuk dapat dengan mudah membedakannya. Akan tetapi, diusahakan agar kontras tersebut tidak merupakan suatu kontras yang tajam, karena dapat mengakibatkan kelelahan mata yang berlebihan. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan penambahan tingkat penerangan cahaya pada tempat yang terjadi kontras yang berlebihan.

3. Kualitas Pencahayaan (Brightness) yang TepatTerangnya cahaya yang diperlukan oleh suatu benda bergantung pada banyaknya cahaya yang dipantulkan dari benda tersebut ke mata pengamat atau penglihat. Banyaknya cahaya terang yang dibutuhkan untuk dapat melihat dengan baik dan teliti adalah jauh lebih besar daripada banyaknya cahaya yang diperlukan untuk memungkinkan dapat lekas bertindak (bekerja berdasarkan kecerdikan saja). Penglihatan ke suatu bagian sering bergantung dari perbedaan cahaya yang terang diantara bagian tersebutdengan latar belakangnya (kontras). Perbedaan terangnya ini dapat dinyatakan sebagai rasio atau perbandingan terangnya cahaya. Semakin besar rasio kontras yang tercipta, maka akan memudahkan pekerja dalam melakukan pengamatan terhadap benda tersebut. Untuk itu, penerangan hendaknya mempunyai cahaya terang yang relatif seragam.

4. Distribusi Cahaya, Bayangan, dan Pemancaran Cahaya yang MerataPada umumnya, distribusi penerangan yang merata akan sangat membantu untuk terciptanya fleksibilitas layout ruang kerja. Penerangan yang tidak merata atau buram dapat menyebabkan mata lelah karena harus sering melakukan penyesuaian terhadap kondisi ruangan yang memiliki cahaya tidak merata. Disatu sisi mata melihat bagian yang terang, namun disisi lain mata harus menyesuaikan saat melihat bagian yang gelap.

Banyaknya cahaya yang dipancarkan bervariasi antara bagian-bagian yang ada sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan seperti pembukuan dan tugas-tugas yang membutuhkan penglihatan yang kritis membutuhkan pemancaran cahaya yang tinggi. Sedangkan untuk tugas-tugas yang fokus dengan penglihatan membutuhkan pemancaran cahaya yang lebih tinggi. Penerangan yang terarah akan membantu menentukan tempat penyimpangan atau kesalahan dan kerusakan.5. Pemilihan Warna yang SesuaiWarna memiliki peranan yang penting dalam menciptakan suatu kondisi lingkungan kerja yang kondusif. Penggunaan warna yang sesuai dengan psikologis lingkungan kerja adalah sangat baik mengingat pekerjaan yang dilakukan menghabiskan waktu yang sama pada tempat atau lokasi yang tetap. Selain itu, penggunaan warna yang tepat juga dapat mengurangi pantulan-pantulan cahaya atau cahaya-cahaya yang pudar akibat warna yang tidak terang. Dengan demikian, perlu dilakukan penyesuaian antara warna yang di ruangan dengan kondisi kerja yang ada.Pengaruh adanya warna yang akan jelas, dalam keselamatan dan kemudahan dalam melihat. Jika diadakan pengkoordinasian penerangan dengan baik, pemillihan warna yang baik, dan tepat akan menimbulkan keadaan penglihatan yang cukup baik, yaitu akan mengurangi sinar silau, mengawasi kontras yang tajam, dan meminimalisir kelelahan mata.

C. Alat-alat Yang Digunakan

1. Rangkaian lampu yang dilengkapi warna-warna berbeda.2. Stopwatch.3. Seperangkat komputer dengan program SPSS.

4. Lembar pengamatan.D. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Sebelum pelaksanaan praktikum untuk pengambilan data dimulai, maka dilakukan pembagian tugas dari masing-masing praktikan dalam satu kelompok yang terdiri dari 2 orang, yaitu sebagai berikut:a. Satu orang praktikan dari masing-masing kelompok bertugas menyalakan lampu dan mencatat data kecepatan reaksi operator.b. Satu orang lainnya bertindak sebagai operator yang bertugas mematikan lampu.

2. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan dilakukan pengecekan apakah sumber arus telah terhubung.

3. Tugas dari praktikan yang berperan sebagai operator adalah menekan tombol yang sesuai dengan warna lampu yang sedang menyala. Apabila tombol yang ditekan benar maka lampu akan mati, tetapi sebaliknya kalau tombol yang ditekan salah maka lampu akan tetap menyala. Operator hanya diperbolehkan menekan satu tombol dalam satu waktu dan tidak boleh menekan dua tombol atau lebih. Asisten akan memberikan penjelasan mengenai hubungan antara tombol dengan lampu yang ada. Operator diberi waktu sekitar ( 2 menit untuk adaptasi dengan peralatan sebelum dilakukan pengambilan data.

4. Seorang praktikan yang bertugas menyalakan lampu akan menghidupkan waktu sesuai dengan lembar yang berisi urutaan warna lampu yang dinyalakan. Setelah itu mencatat kecepatan reaksi operator dalam mematikan lampu pada lembar pengamatan. Setiap warna lampu dilakukan sebanyak 12 kali percobaan. Apabila operator melakukan kesalahan dalam mematikan lampu yang menyala, maka akan dihitung sebagai kesalahan (error) dan pada lembar pengamatan tidak terdapat data kecepatan reaksi..

5. Setelah data yang dibutuhkan telah diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan pengolahan data dengan bantuan software yang telah ditentukan yaitu dengan SPSS, yang didalamnya terdapat pengujian ANOVA.6. Selanjutnya yaitu menganalisa data didasarkan pada hasil dari pengolahan data yang dilakukan.MODUL 3PETA KERJAA. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum mengenai peta kerja adalah sebagai berikut:1. Untuk dapat mengindentifikasi elemen-elemen gerakan dalam perakitan produk,2. Untuk dapat menganalisis gerakan-gerakan yang efektif dan yang tidak efektif dalam perakitan produk,3. Untuk dapat melakukan perbaikan-perbaikan dari elemen-elemen gerakan yang tidak perlu atau pengaturan tata letak fasilitas atau stasiun kerja, dan4. Untuk mampu menghitung waktu baku dengan cara mempelajari elemen-elemen dalam perakitan produk.B. Landasan TeoriPeta kerja atau dikenal dengan istilah peta proses (process chart) merupakan alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Secara umum, peta kerja dibedakan atas dua jenis, yaitu peta kerja keseluruhan (meliputi peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok kerja, dan diagram aliran) dan peta kerja setempat (peta pekerja dan mesin dan peta tangan kanan dan tangan kiri).1. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Peta tangan kiri dan tangan kanan adalah peta yang menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, serta menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan. Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual, yakni saat setiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang. Peta tangan kanan dan tangan kiri berfungsi untuk memperbaiki sistem kerja.2. Peta Aliran Proses

Peta aliran proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Pada peta aliran proses memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa seperti waktu yang diperlukan dan jarak perpindahan yang terjadi. Peta aliran proses memiliki perbedaan dengan peta proses operasi. Pada peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas dasar, sedangkan pada peta proses operasi hanya terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja. Perbedaan lainnya yaitu peta aliran proses menganalisis setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap dibandingkan pada peta proses operasi tetapi peta aliran proses tidak dapat digunakan untuk menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.Secara umum, gerakan dasar yang dilakukan oleh manusia mengikuti 17 elemen dasar Therblig. Beberapa elemen gerakan Therblig dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:Tabel 3.1 Elemen-elemen gerakan Therblig

NoGerakan TherbligSimbol

1Menjangkau ( reach )RE

2Memegang (grasp)G

3Membawa (move)M

4Mengarahkan (position)P

5Menggunakan (use)U

6Melepaskan (release)RL

7Mencari (search)SH

8Memakai (hold)H

9Memilih (select)ST

10Pengarahan sementara (pre position)PP

11Memeriksa (inspection)I

12Merakit (assemble)A

13Lepas Rakit (dissamble)DA

14Keterlambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay)UD

15Keterlambatan yang dapat terhindarkan (avoidable delay)AD

16Merencanakan (plan)Pn

17Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatigue)R

C. Alat-alat Yang Digunakan

1. Produk berupa mobil mainan dan pesawat mainan.2. Meteran. 3. Obeng.4. Handphone untuk merekam kegiatan merakit mobil mainan atau pesawat mainan.5. Lembar kerja.6. Mangkok untuk komponen-komponen mobil mainan atau pesawat mainan.D. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Sebelum pelaksanaan praktikum untuk pengambilan data dimulai, maka dilakukan pembagian tugas dari masing-masing praktikan dalam satu kelompok yang terdiri dari 2 orang, yaitu sebagai berikut:

a. Satu orang praktikan dari masing-masing kelompok bertugas untuk merakit mobil mainan atau pesawat mainan yang telah disediakan.b. Satu orang lainnya bertindak sebagai operator yang bertugas merekam kegiatan perakitan yang dilakukan oleh praktikan lainnya.

2. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan dilakukan pengecekan apakah peralatan yang digunakan telah mencukupi.

3. Tugas dari praktikan yang berperan merakit mobil mainan atau pesawat mainan yaitu menyusun layout dari komponen-komponen mobil mainan atau pesawat mainan tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan merakit komponen-komponen tersebut hingga terbentuk mobil mainan atau pesawat mainan tanpa ada satu komponen pun yang tertinggal. Penyusunan layout yang dilakukan yaitu sebanyak 3 kali dengan posisi yang berbeda-beda, dimana layout pertama sebagai layout utama sedangkan sisanya sebagai layout usulan.

4. Seorang praktikan yang bertugas merekam praktikan yang sedang merakit akan melakukan perekaman dari awal perakitan sampai dengan perakitan selesai.5. Setelah data yang dibutuhkan telah diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan pengolahan data yang meliputi pembuatan peta tangan kanan dan tangan kiri, peta aliran proses, gerakan efektif dan tidak tidak efektif, serta menghitung waktu baku dari perakitan yang dilakukan.MODUL 4PENGUKURAN KERJA TIDAK LANGSUNGA. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum mengenai pengukuran kerja tidak langsung adalah sebagai berikut:1. Untuk dapat mengidentifikasi elemen-elemen gerakan dalam suatu pekerjaan.2. Untuk menganalisis gerakan kerja dengan menggunakan sistem faktor kerja atau WFS (Work Factor System) dan MTM (Methods Time Measurement).

3. Untuk memahami perbedaan antara sistem faktor kerja atau WFS (Work Factor System) dan MTM (Methods Time Measurement).4. Untuk menetapkan waktu standar dari masing-masing gerakan berdasarkan macam gerakan dan kondisi kerja masing-masing.

B. Landasan TeoriPengukuran kerja tidak langsung adalah proses pengukuran yang dilakukan tanpa diamati langsung oleh pengamat dan hanya diamati melalui suatu rekaman video dan berdasarkan data yang telah ada sebelumnya. Pengukuran kerja tidak langsung terdiri atas metode pengukuran WFS (Work Factor System) dan MTM (Methods Time Measurement).1. WFS (Work Factor System)WFS (Work Factor System) adalah salah satu sistem yang paling awal dan secara luas diaplikasikan dan digunakan untuk menetapkan waktu pada pekerjaan-pekerjaan manual dengan menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Terdapat empat variabel utama dalam sistem ini, yaitu anggota tubuh yang digunakan, jarak yang harus ditempuh, kontrol manual yang diperlukan, dan tahanan atau beban yang menghambat. Dalam pengukuran kerja menggunakan sistem faktor kerja, ada beberapa elemen gerakan standar yang digunakan. Elemen-elemen gerakan tersebut meiputi sebagai berikut:a. Transport atau Reach dan Move (TRP),

b. Grasp (GR),

c. Pre-Position (PP),

d. Assemble (ASY),

e. Use (US),

f. Disassemble (DSY),g. Mental Process (MP), dan

h. Release (RL).

Dalam WFS (Work Factor System), tabel-tabel untuk mengukur kegiatan kerja tidak langsung dinyatakan dalam waktu TMU (Time Measurement Unit) yang apabila dikonversi dalam waktu umum yang sering kita gunakan yaitu sebagai berikut:

1 TMU= 0,00000167 jam.

= 0,0001 menit.

= 0,006 detik.

2. MTM (Methods Time Measurement)

MTM (Methods Time Measurement) merupakan suatu sistem penetapan awal waktu baku (predetermined time standard). Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja dan menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan berdasarkan macam gerakan dan kondisi kerja masing-masing yang ada. Beberapa elemen gerakan dasar meliputi:

a. Menjangkau (reach), adalah elemen gerakan dasar yang digunakan dengan maksud untuk memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan tertentu yang terdiri atas beberapa kelas, yaitu:

1) Kelas A adalah gerakan menjangkau ke suatu arah yang tempatnya pasti, atau ke suatu objek di tangan lain,

2) Kelas B adalah gerakan menjangkau ke suatu arah yang sasaran tempatnya berada pada jarak kira-kira namun tertentu dan diketahui lokasinya,

3) Kelas C adalah gerakan menjangkau ke suatu arah objek yang bercampur aduk dengan banyak objek lain,

4) Kelas D adalah gerakan menjangkau ke suatu arah objek yang kecil sehingga memerlukan alat pemegang khusus, dan

5) Kelas E adalah gerakan menjangkau ke suatu arah sasaran yang tempatnya tidak pasti. b. Mengangkut (move), elemen gerakan dasar yang dilaksanakan dengan maksud untuk membawa suatu objek dari satu tempat ke tempat tujuan tertentu yang terdiri atas beberapa kelas, yaitu:

1) Kelas A adalah gerakan mengangkut dengan pemindahan objek dari satu tangan ke tangan lain atau berhenti karena suatu sebab,

2) Kelas B adalah gerakan mengangkut dengan pemindahan objek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti atau mendekati, dan3) Kelas C adalah gerkakan mengangkut dengan pemindahan objek ke suatu sasaran yang letaknya sudah tertentu atau ditetapkan.c. Memutar (turn), gerakan memutar tangan baik dalam keadaan kosong maupun membawa beban.

d. Menekan (apply pressure), adalah gerakan yang dilakukan dengan menekan suatu objek dalam suatu pekerjaan.

e. Memegang (grasp), elemen gerakan dasar yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menguasai atau mengontrol sebuah atau beberapa objek gerakan dasar berikutnya.

f. Mengarahkan (position), elemen gerakan dasar yang dilaksanakan untuk menggabungkan, mengarahkan, atau memasangkan suatu objek dengan objek lainnya.

g. Melepas (release), elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol atas suatu objek oleh jari atau tangan. h. Lepas rakit (disassemble), adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk memisahkan kontak antara satu objek dengan objek lainnya.i. Gerakan mata (eye movement).

j. Ggerakan anggota badan, kaki, dan telapak kaki (Body, Leg and Foot).

Unit waktu yang digunakan dalam tabel elemen gerakan MTM dinyatakan dalam satuan time measurement unit (TMU). Dalam hal ini, 1 TMU senilai dengan 0,00001 jam atau 0,0006 menit atau 0,036 detik.C. Alat-alat Yang Digunakan

1. Objek pengamatan berupa video.2. Lembar pengamatan.D. Prosedur Pelaksanaan Praktikum1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan praktikan untuk mengamati dari setiap gerakan pada proses perakitan yang ada dalam objek pengamatan.2. Masing-masing kelompok mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh operator dalam video.3. Setelah diperoleh data berupa gerakan yang dilakukan operator, langkah selanjutnya melakukan pengolahan data dan menganalisis setiap gerakan pada kegiatan perakitan dalam video yang diamati.4. Selanjutnya menganalisis perbedaan antara pengukuran kerja tidak langsung dengan sistem faktor kerja atau WFS (Work Factor System) dan MTM (Methods Time Measurement).5. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis gerakan yang produktif dan tidak produktif dari setiap gerakan pada kegiatan perakitan tersebut.MODUL 5

SPEED RATINGA. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum mengenai speed rating adalah sebagai berikut:1. Untuk memulai kemampuan time study analys (rater) didalam menetapkan performance rating operator yang diamati,

2. Untuk mengetahui performance rating sebenarnya dari setiap operator yang diamati dan membandingkan dengan estimasi performance rating yang dibuat, dan

3. Untuk melihat penyimpangan antara estimasi yang telah ditetapkan dengan performance rating sebenarnya.

Dalam percobaan ini digunakan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut:

1. Operator atau praktikan yang berperan sebagai operator dalam percobaan dianggap sudah cukup berpengalaman dan menguasai cara kerja yang ditetapkan,

2. Time study analys atau praktikan yang berperan sebagai rater dalam percobaan dianggap telah memahami situasi dan cara kerja yang ada, termasuk pemahaman akan tempo normal dari kegiatan yang dinilai, dan

3. Kondisi kerja dalam percobaan dianggap normal dan sesuai dengan kondisi kerja yang ideal.

B. Landasan TeoriSpeed rating adalah suatu metode penetapan rating performance kerja operator yang didasarkan pada faktor kecepatan atau tempo kerja operator yang umumnya dinyatakan dalam prosentase (%) atau angka desimal, dimana performance kerja normal sama dengan 100% atau 1,00. Speed rating merupakan metode pengukuran kerja dengan mencari dan menetapkan waktu baku (standard time) yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka dilakukan dengan mengadakan penyesuaian yaitu dengan cara mengalikan waktu pengamatan rata-rata (bisa waktu siklus ataupun waktu untuk tiap-tiap elemen) dengan faktor penyesuaian (P). Adapun faktor-faktor penyesuaian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja diatas batas kewajaran (normal) maka rating factor ini akan lebih besar (p > 1 atau p > 100%),

2. Apabila operator dinyatakan terlalu lambat yaitu bekerja dibawah batas kewajaran (normal) maka rating factor ini akan lebih besar (p < 1 atau p < 100%), dan

3. Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating factor ini diambil sama dengan satu (p = 1 atau p = 100%). Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin (operating atau machine time) maka yang diukur dianggap merupakan waktu yang normal.

Waktu normal = Waktu pengamatan x PR (%)

Rating factor

= =

dengan:Wb= waktu baku

Wn= waktu normal

PR = performance rating

= rata-rata estimate performance rating

= rata-rata actual performance rating

BP = besar penyimpangan

n= banyak percobaanTabel allowance adalah tabel yang berisi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan saat bekerja. Besar kelonggaran (allowance) dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1 Besar allowance berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruhFAKTORCONTOHPEKERJAANKELONGGARAN (%)

A. TENAGA YANG DIKELUARKAN

1. Dapat diabaikan

2. Sangat ringan

3. Ringan

4. Sedang

5. Berat

6. Sangat berat

7. Luar biasa beratBekerja di meja, duduk

Bekerja di meja, berdiri

Menyekop, ringan

Mencangkul

Mengayun palu yang berat

Memanggul beban

Memanggul karung beratEKIVALEN BEBAN

B. Tanpa beban

0.0-2.25 kg

2.25-9.00

9.00-18.00

19.0-27.0

27.0-50.0

Di atas 50 kgPRIA

0.0-6.0

6.0-7.5

7.5-12.0

12.0-19.0

19.0-30.0

30.0-50.0WANITA

0.0-6.0

6.0-7.5

7.5-16.0

16.0-30.0

C. SIKAP KERJA

1. Duduk

2. Berdiri di atas dua kaki

3. Berdiri di atas satu kaki

4. Berbaring

5. Membungkuk Bekerja duduk, ringan

Badan tegak, ditumpu dua kaki

Satu kaki mengerjakan alat kontrol

Pada bagian sisi, belakang atau depan badan

Badan dibungkukkan bertumpu pada dua kaki0.0 1.0

1.0 2.5

2.5 4.0

2.5 4.0

4.0 10.0

D. GERAKAN KERJA

1. Normal

2. Agak terbatas

3. Sulit

4. Pada anggota badan terbatas

5. Seluruh anggota badan terbatasAyunan bebas dari bahu

Ayunan terbatas dari palu

Membawa beban berat dengan satu tangan

Bekerja dengan tangan di atas kepala

Bekerja di lorong pertambangan yang sempit0

0 5

0 5

5 10

10 15

E. KELELAHAN MATA

1. Pandangan yang terputus-putus

2. Pandangan yang hamper terus-menerus

3. Pandangan terus menerus dengan fokus berubah-ubah

4. Pandangan terus menerus dengan fokus tetapMembawa alat ukur

Pekerjaan-pekerjaan yang teliti

Memeriksa cacat-cacat pada kain

Pemeriksaan yang sangat telitiPENCAHAYAAN

F. BAIKBURUK

G. 0.0-6.0

6.0-7.5

7.5-12.0

19.0-30.00.0-6.0

6.0-7.5

7.5-16.0

16.0-30.0

Tabel 5.1 Besar allowance berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh (lanjutan)FAKTORCONTOHPEKERJAANKELONGGARAN (%)

H. KEADAAN TEMPERATUR TEMPAT KERJA **)

1. Beku

2. Rendah

3. Sedang

4. Normal

5. Tinggi

6. Sangat tinggiTEMPERATUR (oc )

Di bawah 0

0 13

13 22

22 28

28 38

Di atas 38KELEMBABAN, NORMAL, BERLEBIHAN

I. Di atas 10

10 5

5 0

0 5

5 40

Di atas 40Di atas 12

12 5

8 0

0 8

8 100

Di atas 100

J. KEADAAN ATMOSFER ***)

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang baik

4. Buruk Ruang yang berventilasi baik, udara segar

Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan

Adanya debu beracun atau tidak beracun tapi banyak

Adanya bau-bauan berbahaya harus menggunakan alat pernafasan0

0 5

5 10

10 20

K. KEADAAN LINGKUNGAN YANG BAIK

1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah

2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 10 detik

3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 5 detik

4. Sangat bising

5. Jika faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas

6. Terasa adanya getaran lantai

7. Keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll).0

0 1

1 3

0 5

0 5

5 10

5 10

Sumber: Sutalaksana, 2006, h.170-171

Keterangan:*) kontras antara warna hendanknya diperhatikan

**) tergantung pada keadaan ventilasi

***) dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan

keadaan iklim

Catatan lengkap: kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi: Pria= 0-2,5 %

Wanita = 2-5 %C. Alat-alat Yang Digunakan1. Stopwatch, digunakan untuk mengukur waktu siklus kerja untuk setiap kecepatan kerja operator yang diamati.2. Pin board, berupa papan berlubang dan terdiri dari 48 lubang tempat untuk memasukkan pasak. Pasak, sebagai kelengkapan dari pin board yang jumlahnya sama dengan lubang yang ada di papan kerja (pin board).3. Kartu bridge, kartu yang digunakan untuk bridge dan berjumlah 52 lembar kartu.4. Meja kerja, sebagai tempat untuk melaksanakan aktivitas kerja.5. Lembar pengamatan untuk mencatat data hasil pengukuran yang diperoleh.

D. Prosedur Praktikum

Dalam melaksanakan praktikum speed rating, harus didasarkan prosedur sebagai berikut:

1. Satu kelompok terdiri dari 3 orang praktikan, yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

a. Satu orang menjadi operator.b. Satu orang menjadi pengukur waktu, mencatat hasil pengukuran data, dansebagai estimator.

2. Terlebih dahulu buat daftar performance rating berdasarkan waktu normal yang diketahui untuk digunakan sebagai patokan rater dalam mengestimasikan performance rating untuk operator yang diamati. Sebagai contoh bila diketahui bahwa tolok ukur untuk membagi kartu bridge menjadi 4 tumpukan adalah 24 detik, dengan kecepatan normal dan waktu normal untuk Pin board adalah 30 detik. Maka untuk berbagai macam waktu penyelesaiannya dengan kecepatan berbeda-beda akan dapat dibuat daftar dengan menggunakan rumus:

PR = Contoh: Kartu bridge Wn = 24; t = 26; PR = 92%

Contoh untuk Pin board:

Waktu estimasi (det)PR (%)Waktu aktual (det)PR (%)

2312328107

241203390

251173593

Dengan prosedur yang sama, daftar performance rating untuk kegiatan pembagian kartu bridge dapat dihitung oleh praktikan.

3. Pilih operator yang diamati, rater, dan timer pada setiap percobaan yang akan dilaksanakan. Disini diperlukan peranan saling bergilir dari setiap praktikan, sehingga masing-masing praktikan akan memiliki kesempatan yang sama untuk berperan sebagai operator, rater, dan timer. Sebelum percobaan dilakukan, terlebih dahulu diperlukan latihan karena kunci utama terletak pada praktikan yang berperan sebagai operator. Operator harus mampu bekerja dalam berbagai variasi dan tempo kerja, mulai dari kecepatan yang sangat lambat hingga sangat cepat.

4. Percobaan Kartu Bridge

Percobaan dengan menggunakan kartu bridge dilakukan dengan cara membagikan kartu bridge dalam 4 tumpukan. Kartu dibagi secara teratur dengan berbagai tingkat kecepatan yang bervariasi pada setiap percobaan (siklus). Kartu bridge menghadap kebawah dan setiap tumpukan terpisah jelas dengan yang lainnya. Hal yang harus diperhatikan adalah kecepatan membagi kartu dalam satu siklus percobaan adalah konstan. Variasi kecepatan pembagian kartu diupayakan agar performance kerja bisa dirating antara 70% s/d 150%. Waktu dihitung mulai operator siap membagikan kartu yang pertama sampai kartu terakhir. Waktu normal dengan tempo atau performance kerja normal dalam kegiatan ini adalah 24 detik.

5. Percobaan Pin boardPercobaan pin board dilakukan dengan prosedur yang sama dengan kartu bridge. Perbedaannya hanya terletak pada media untuk mensimulasikan pekerjaan yang ingin diukur. Dalam percobaan ini pasak dimasukkan dalam lubang-lubang dengan kedua tangan dan metode pemasangan sebagai berikut:

171319Metode Pertama171319

00000000

281420281420

00000000

391521391521

00000000

41016224101622

00000000

51117235111723

00000000

61218246121824

191876Metode Kedua191876

00000000

201785201785

00000000

211694211694

00000000

22151032215103

00000000

23141122314112

00000000

24131212413121

4321Metode Ketiga4321

00000000

56785678

00000000

12111091211109

00000000

1314151613141516

00000000

2019181720191817

00000000

2122232421222324

Seperti halnya percobaan pada kartu bridge, operator diharapkan melakukan pemasangan dengan berbagai macam variasi kecepatan pada setiap percobaan, tetapi dengan kecepatan konstan dalam siklus operasinya. Waktu kerja diukur mulai operator menyentuh pasak-pasak dalam box sampai semua pasak selesai terpasang didalam lubang pin board tersebut. Waktu normal untuk percobaan ini adalah 70 detik.

6. Setiap operator melaksanakan pengulangan minimal 5 kali siklus dengan berbagai variasi kecepatan untuk setiap percobaan. Pada setiap siklus operasi, timer mengukur dan mencatat waktu yang dicapai operator dalm lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. Sedangkan rater mengestimasikan rating dari performance operator tanpa diperbolehkan mengetahui waktu kerja yang diukur timer. Estimasi performance rating inipun dicatat sesuai dengan urutan siklus operasi yang dilakukan oleh operator.

7. Pada akhir percobaan lembar pengamatan dari timer dikumpulkan dan kemudian data waktu kerja yang diperoleh segera dikonversikan menjadi data performance rating yang sebenarnya (actual performance rating). Demikian pula dengan data estimasi performance rating yang dibuat rater juga dikumpulkan untuk kemudian dibandingkan dengan data performance rating yang sebenarnya.

8. Bandingkan hasil estimasi performance rating yang dibuat dengan performance rating yang sebenarnya untuk setiap percobaan dan setiap operator/rater. Hal ini bisa dilakukan dengan jalan memplotkan data dalam grafik sumbu X-Y.

Dengan memplotkan data ini, dapat diketahui penyimpangan yang dibuat oleh rater di dalam mengestimasikan performance rating yang ditunjukkan oleh operator. Semakin dekat dengan garis ideal, estimasi waktu yang diharapkan sama dengan waktu yang sesungguhnya jika estimasinya tidak melebihi 5% dari penyimpangan kondisi sebenarnya.

MODUL 6WORK SAMPLINGB. Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum mengenai work sampling adalah sebagai berikut:1. Untuk memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja baik teori maupun prakteknya sebagai alat yang efektif dalam menentukan kelonggaran (allowance time) guna menetapkan waktu baku.

2. Untuk melatih praktikan untuk melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan pemahaman dan pengusaan materi mengenai sampling kerja.3. Untuk mendorong praktikan agar dimasa-masa mendatang dapat melaksanakan kegiatan pengukuran dan penelitian kerja guna meningkatkan produktivitas kerja.C. Landasan TeoriSampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling adalah aktivitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang (idle atau delay) selama siklus kerja berlangsung atau untuk melihat proporsi kegiatan tidak produktif yang terjadi (ratio delay study). Pengamatan dilaksanakan secara random selama siklus kerja berlangsung untuk beberapa saat tertentu.

Metode work sampling dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan dengan cara mengambil pada sampel pengamatan yang akan diambil secara acak atau (random). Ada beberapa kelebihan dari metode work sampling untuk pendekatan produktivitas. Adapun kelebihan dari metode work sampling adalah sebagai berikut: 1. Tidak memerlukan biaya yang besar,

2. Tidak memerlukan pelatihan dan keahlian khusus dari pengamat,

3. Memberikan tingkat akurasi yang memadai secara statistik,

4. Dapat mengikutsertakan partisipasi supervisor dan mandor,

5. Memberikan lebih sedikit gangguan kepada pekerja daripada pengamatan langsung yang kontinyu, dan 6. Memberikan indikasi seberapa efektif pekerja pada proyek secara keseluruhan.Dalam bidang produksi, work sampling mempunyai beberapa manfaat atau kegunaan. Adapun manfaat dari metode work sampling adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui distribusi pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja,

2. Mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat-alat di pabrik,

3. Menentukan waktu baku bagi pekerja-pekerja tidak langsung, dan4. Memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.D. Alat-alat Yang Digunakan

1. Objek pengamatan.2. Lembar pengamatan.3. Tabel bilangan acak/random.E. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

1. Sebelum kegiatan pengambilan data berlangsung, tentukan obyek atau kegiatan kerja yang hendak diteliti performance kerjanya. Obyek dapat berupa aktivitas manusia, mesin/peralatan, telepon umum, alat transportasi, kasir, dan lain-lain.2. Bagi tugas di antara anggota kelompok sesuai dengan waktu luang yang dimiliki, dimana setiap anggota kelompok harus pernah menjadi pengamat/pengukur kegiatan kerja.

3. Tentukan waktu-waktu pengamatan/kunjungan dengan menggunakan tabel bilangan acak.

4. Tentukan jumlah pengamatan awal yang ingin dilaksanakan. Tentukan pula tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian.

5. Catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan dengan memisahkan antara kegiatan produktif dan kegiatan non produktif.

6. Konsultasikan hasil pengamatan anda dengan asisten.

7. Lakukan pengolahan data dan analisis data anda.

LEMBAR PENGAMATAN LINGKUNGAN FISIK (IKLIM)Kelompok:

Operator 1:

Operator 2:

Hari/Tanggal:

PercobaanOperatorWaktu tiap produk (detik)Waktu Rata-rata (detik)

DINGIN1

2

NORMAL1

2

PANAS1

2

LEMBAR PENGAMATAN KECEPATAN REAKSIPerlakuanPercobaan 1Percobaan 2Percobaan 3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

LEMBAR PENGAMATAN KECEPATAN REAKSI

Perlakuan 1MerahKuningHijau

Perlakuan 2MerahKuningHijau

Perlakuan 3MerahKuningHijau

TINGKAT KESALAHAN

Perlakuan 1MerahKuningHijau

TINGKAT KESALAHAN

Perlakuan 2MerahKuningHijau

TINGKAT KESALAHAN

Perlakuan 3MerahKuningHijau

LEMBAR PENGAMATAN PETA KERJA

Layout:Nama Praktikan:

Waktu Perakitan:

Jenis Perakitan:

1. Gambar Layout

2. Jarak Tangan dengan Komponen

NoJenis KomponenJarak (cm)

Tangan KananTangan Kiri

3. Data Waktu Perakitan

Waktu (detik)

123456

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN KERJA TIDAK LANGSUNG

METODE WORK FACTOR SYSTEM (WFS)

No.Deskripsi Elemen KerjaAnalisa GerakanWaktu (TMU)Waktu (detik)

TOTAL

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN KERJA TIDAK LANGSUNG

METODE METHODS TIME MEASUREMENT (MTM)

No.Deskripsi Elemen KerjaAnalisa GerakanWaktu (TMU)Waktu (detik)

TOTAL

LEMBAR PENGAMATAN WORK SAMPLINGPengamatan Ke:

Kelompok

:

Objek Pengamatan:

Nama Pekerja

:

Jam Pengamatan:

Hari/Tanggal

:

Bilangan Random:

No.Bilangan RandomJam KunjunganTally ProduktifTally IdleOIUKet.Pekerja

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

Metode Pertama

3

2

4

1

Metode Kedua

3

1

4

2

Grafik Besar Penyimpangan Metode 1

(82% ;86%)

Keterangan:

= operator 1

= operator 2

= garis ideal

(73% ; 74%)

74%

86%

5%

82%

73%

EPR

5%

APR

ideal

dengan:

_1457800145.unknown

_1457800147.unknown

_1457800148.unknown

_1457800146.unknown

_1457800144.unknown