Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

11
KEBUDAYAAN PADA MASA ABBASIYAH A. Kondisi Sosial Pada masa dinasti umayyah, kelas kaum muslimin arab yang tinggal di suriah menempati tingkatan yang tertinggi. Hal itu menimbulkan kecemburuan masyarakat islam lainnya. Akhirnya,hal itu menjadi sebab utama runtuhnya dinasti umayyah. Kekecewaan yang terus menerus membuat mereka membrontak. Keluarga barmak adalah keluarga bangsawan terpandang asal balkh, Persia. Khalid bin barmak adalah orang pertama dari keluarga barmak yang membina hubungan dengan cara khalifah dinasti abbasiyah. Mereka ikut berjuang dalam gerakan dakwah dinasti abbasiyah dan ikut berperan besar dalam proses berdirinya dinasti ini.khalid bin barmak berjasa besar dalam usaha meredakan pembrontakan di Mesopotamia. Untuk beberapa saat lamanya, ia menjadi gubernur di sana. Interaksi bangsa arab dengan bangsa-bangsa non-arab itu memberikan khazanah baru dalam bidang social dan budaya. Selama pemerintahan dinasti abbasiyah tidak ada pembelaan kelas antara penduduk arab dan non-arab. Dengan demikian,mereka mampu memberikan sumbangan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.

description

WW

Transcript of Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

Page 1: Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

KEBUDAYAAN PADA MASA ABBASIYAH

A. Kondisi Sosial

Pada masa dinasti umayyah, kelas kaum muslimin arab yang tinggal di suriah

menempati tingkatan yang tertinggi. Hal itu menimbulkan kecemburuan masyarakat

islam lainnya. Akhirnya,hal itu menjadi sebab utama runtuhnya dinasti umayyah.

Kekecewaan yang terus menerus membuat mereka membrontak.

Keluarga barmak adalah keluarga bangsawan terpandang asal balkh, Persia.

Khalid bin barmak adalah orang pertama dari keluarga barmak yang membina hubungan

dengan cara khalifah dinasti abbasiyah. Mereka ikut berjuang dalam gerakan dakwah

dinasti abbasiyah dan ikut berperan besar dalam proses berdirinya dinasti ini.khalid bin

barmak berjasa besar dalam usaha meredakan pembrontakan di Mesopotamia. Untuk

beberapa saat lamanya, ia menjadi gubernur di sana.

Interaksi bangsa arab dengan bangsa-bangsa non-arab itu memberikan khazanah

baru dalam bidang social dan budaya. Selama pemerintahan dinasti abbasiyah tidak ada

pembelaan kelas antara penduduk arab dan non-arab. Dengan demikian,mereka mampu

memberikan sumbangan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

peradaban.

B. Kemajuan Kebudayaan

Di sisilia, hal yang hamper sama juga terjadi. Raja Normandia, Roger I

menjadikan istananya sebagai tempat pertemuan filsuf, dolter-dokter, dan ahli islam

lainnya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ketika Roger II menjadi raja, ia

bahkan lebih terpengaruh budaya arab. Pakaian kebesaran yang dipilihnya adalah pakaian

arab. Gerejanya dihiasi dengan ukiran dan tulisan-tulisan arab. Wanita Kristen sisilia

meniru wanita islam dalam soal mode pakaian.

Perkembangan kebudayaan pada masa dinasti abbasiyah juga di tunjukan oleh ada

peninggalan-peninggalan bersejarah. Peninggalan itu, antara lain berupa

istana,masjid,dan bangunan lainnya. Peninggalan bersejarah itu banyak yang masih dapat

Page 2: Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

disaksikan hingga saat ini dan menunjukkan betapa tingginya peradaban yang telah

dicapai umat islam pada waktu itu.

Beberapa masjid yang di bangun pada masa dinasti abbasiyah adalah :

1.  Masjid al-mansur, dibangun oleh khalifah abu ja’far al-mansur

2. Masjid raya ar-Risyafah, dibangun oleh khalifah al-mahdi

3. Masjid jami’ Qasr al-khilafah, dibangun oleh khalifah al-muktafi

4. Masjid Qati’ah umm ja’far, dibangun oleh khalifah al-muktafi

5. Masjid kufah

6. Masjid raya samarra, dibangun oleh khalifah al-mutawakkil

7. Masjid agung Isfahan, dibangun oleh sultan maliksyah

8. Masjid talkhatan baba di mery

9. Masjid alaudin kaikobad di nedge.

C. Kemajuan Politik Dan Militer

Perkembangan politik dan militer dinasti abbasiyah terbagi kedalam lima periode.

Dalam setiap periode terjadi perubahan pemegang kekuasaan, system pemerintahan, dan

kebijaksanaan militer. Pembahasan berikut ini akan mengemukakan perkembangan

politik dan militer dinasti abbasiyah pada setiap periode tersebut.

1. Periode Pertama

Periode ini di sebut juga periode pengaruh Persia pertama. Hal itu disebabkan

pemerintahan dinasti abbasiyah pada periode ini di pengaruhi dengan sangat kuat oleh

sebuah keluarga dari bangsa Persia, yaitu keluarga barmak. Pendiri keluarga barmak

yaitu Khalid bin barmak , adalah orang yang ikut berjasa dalam usaha militer dinasti

abbasiyah ketika menumbangkan dinasti umayyah.

Usaha militer merupakan usaha yang terus menerus dilakukan oleh para khalifah

dinasti abbasiyah sejak yang pertama hingga khalifah terakhir. Tegaknya

pemerintahan dan Negara bias terwujud dengan dukungan bala tentara dan system

kemiliteran yang kuat. Usaha mendirikan kekhalifaan dinasti abbasiyah melalu

gerakan militer merupakan usaha militer pertama dari dinasti tersebut. Setelah itu,

Page 3: Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

usaha militer dilakukan dalam mempertahankan kebutuhan Negara dari ancaman

pembrontakan dan serangan kerajaan lain.

2. Periode Kedua

Periode ini merupakan periode pengaruh turki yang pertama. Para perwira militer

turki betul-betul mendominasi pemerintahan dinasti abbasiyah. Figur khalifah hanya

menjadi symbol di istana bagdad. Orang-orang turki itu berbuat sekehendaknya dan

bahkan ikut campur tangan dalam penggantian khalifah. Mulai periode ini hingga

periode keempat, peran politik khalifah bias dikatakan hilang. Mereka hanya bias

menjadi symbol keagamaan bagi para pejabat negar dengan member legitimasi

keagamaan bagi setiap kebijakan yang di ambil oleh mereka.

Khalifah ar-Radi kemudian di gantikan oleh al-Muttaqi. Akan tetapi, ia hanya

merupakan boneka dari seorang jenderal turki yang bernama tuzun. Pada masa

pemerintahannya, orang-orang yunani menyerang Edessa dan membunuh kaum

muslimin.

3. Periode Ketiga

Periode ini merupakan periode pengaruh Persia kedua. Setelah khalifah al-

Muttaqi meninggal, Tuzun mengangkat al-muktafi pada tahun 944 M sebagai

khalifah. Pada masa khalifah al-muktafi ini terjadi perubahan politik yang sangat

penting. Di masa itu, muncul penguasa baru dari daerah dailam yaitu dinasti

buwaihiyah . untuk mengurangi dominasi para pengawal turki, khalifah al-muktafi

mengundang dinasti buwaihiyah ke bagdad.

Pada masa itu, para khalifah bahkan kehilangan legitimasi keagamaannya. Posisi

mereka sebagai khatib shalat jum’at diserahkan kepada orang-orang dinasti

buwaihiyah. Hal itu disebabkan, dinasti buwaihiyah menganut aliran syi’ah,

sedangkan dinasti abbasiyah menganut aliran suni.

4. Periode Keempat

Khalifah al-Qaim mengawali pemerintahan dinasti abbasiyah pada periode ini.

Periode ini disebut periode pengaruh turki kedua. Masuknya pengaruh turki ini

Page 4: Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

dimulai pada masa khalifah al-Qa’im yang tidak menyukai dominasi dinasti

buwaihiyah. Khalifah al-Qaim ingin melepaskan diri dari pengaruh dinasti

buwaihiyah. Pada tahun 1055 M, terjadi kekacauan yang disebabkan oleh pertikaian

internal dinasti buwaihiyah di bagdad.

5. Periode Kelima

Kehancuran dinasti abbasiyah dating seiring dengan serangan hulagu khan pada

tahun 1258 M. kota bagdad dan berbagai peninggalan bersejarah dihancurkan.

Khalaifah al-Musta’sim dan keluarganya di bunuh. Dengan demikian, berakhirlah

kekuasaan dinasti abbasiyah. Kekuatan politik dan militernya yang begitu unggul

pada masa sebelumnya lenyap saat itu juga. Setelah itu, bagdad dan wilayah islam

lainnya jatuh dalam kekuasaan bangsa mongol.

Kemajuan-kemajuan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kesenian

1.    Kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan

a.         Kemajuan di bidang Ilmu Agama

Ilmu agama yang dimaksud disini adalah ilmu-ilmu yang muncul ditengah-tengah suasana hidup

keislaman berkaitan dengan agama dan bahasa Al Qur’an. Ilmu agama telah berkembang sejak

masa Dinasti Umayyah. Namun, pada masa Dinasti Abbasiyah ia mengalami perkembangan dan

kemajuan yang luar biasa. Masa ini melahirkan ulama-ulama besar dan karya-karya yang agung

dalam berbagai bidang ilmu agama.

a)        Ilmu Tafsir

          Pada masa Abbasiyah ini ilmu tafsir mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan

dilakukannya penafsiran secara sistematis, berangkai dan menyeluruh serta terpisah dari hadis.

Pada masa ini muncul berbagai aliran dengan tafsirnya masing-masing, seperti Ahlussunah,

Syiah, dan Mu’tazilah. Pada masa ini corak tafsir ada dua macam, yaitu:

         

Page 5: Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

Pertama, Tafsir Bi Al Ma’tsur, yaitu penafsiran al quran berdasarkan sanad dan periwayaatan Al

Quran. Tokohnya adalah Al Subhi (w.127 H) Muqatil Bin Sulaiman (w.150 H) dan Muhammad

Bin Ishaq. Kedua,  Tafsir Bi Al Ro’yi, yaitu penafsiran berdasarkan ijtihad.  Tokohnya adalah

Abu Bakar Al Asham (w 240 H) dan Abu Muslim Al Asfahani (w. 322 H).

b)        Ilmu Hadis

Pada masa Abbasiyah, kegiatan dalam bidang pengkodifikasian hadis dilakukan dengan giat

sebagai kelanjutan dari usaha para ulama sebelumnya. Pengkodifikasian hadis sebelum masa

Abbasiyah dilakukan tanpa mengadakan penyaringan, sehingga bercampur antara hadis nabi dan

yang bukan dari nabi. Maka para ulama islam pada masa ini berusaha semaksimal mungkin

untuk menyaring hadis-hadis Rasulullah agar diterima sebagai sumber hukum

Penyaringan hadis diadakan dengan melakukan  kritik terhadap sanad hadis. Metode kritik inilah

yang merupakan dasar munculnya kualitas hadis shohih, hasan, dhaif.

Para ulama yang terkenal adalah Imam Bukhari, Abu Muslim Al Jajjaj, Ibnu Majjah, Abu Daud,

Al Turmudzi, dan Al Nasai. Karya mereka dikenal dengan nama Ak Kutub As Sittah.

c)        Ilmu Kalam

Ilmu Kalam lahir karena dorongan untuk membela islam dengan pemikiran-pemikiran filsafat

dari serangan orang kristen yahudi yang mempergunakan senjata filsafat, dan untuk memecahkan

persoalan agama dengan kemampuan pikiran dan ilmu pengetahuan. Pada masa ini muncul

ulama-ulama besar dibidang ilmu kalam, yaitu Abi Huzail Al Allaf Al Baqilani, Al Juwaini, Al

Ghozali dan Al Maturidi.

d)       Ilmu Fikih

Pada masa ini terdapat 4 imam madzhab yang ulung ketika masa itu. Mereka adalah Imam Abu

Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Bin Hanbal.

b.         Kemajuan Ilmu Umum

a)        Filsafat

Filsafat muncul sebagai hasil integrasi antara islam dengan kebudayaan klasik Yunani yang

terdapat di Mesir, Suria dan Persia, dan mulai berkembang pada masa Khalifah Harun Al Rasyid

dan Al Ma’mun. Tokoh filosof muslim yang tekenal adalah Ya’kub bin Ishaq al Kindi.

Page 6: Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

b)        Kedokteran

Pada masa ini ilmu kedokteran telah mencapai puncak tertinggi yang melhirkan dokter yang

terkenal, yaitu Yuhannah bin Musawaih (w. 242 H). Pada masa ini telah banyak buku-buku

kedokteran, karangan dalam bentuk ensiklopedi yang diterjemahkan dalam bahasa latin, dan

sebagainya.

c)        Astronomi

Astronomi islam yang terkenal pada masa ini adalah al Fazzari yang pertama kali menyusun

atrolaber (Alat yang dahulu dipakai sebagai pengukur tinggi bintang), Al Fargani yang telah

mengarang ringkasan ilmu astronomi yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa latin.

d)       Ilmu Pasti / Matematika

Ilmu ini dibawa oleh ilmuan india pada masa khalifah Mansur dalam buku Sindahind, dan

diterjemahkan oleh al Fazzari, yang memperkenalkan sistim angka Arab dan angka nol yang

kemudian dikembangkan lagi oleh Al Khawarizmi dan habash yang memuat tabel angka-angka

dan kemudian menyusun buku tentang berhitung dan aljabar. Karya yang terkenal adalah Hisab

Aljabar wa Al Mukabalah.

e)        Geografi

Pada masa Abbasiyah Perlawatan Kaum muslimin telah sampai ke India, Srilangka, Malaysia,

Indonesia, Cina, dan lain lain. Dari perjalanan tersebut kaum muslimin berusaha melukiskan

selengkapnya ihwal negeri-negeri yang dilihatnya sehingga melahirkan geografi islam ternama.

Mereka adalah Ibn Khardazabah dengan karyanya al Masalik wa al Mamalik, ibn Al Haik

dengan karyanya al Ikli, dan sebagainya.

2.    Kemajuan di bidang Teknologi

Pada tahun 765, fakultas kedokteran pertama didirikan oleh Jurjis Ibnu Naubakht. Sekitar tahun

990 M, Ibnu Firnas seorang ilmuwan dari Andalusia (Spanyol ) memimpikan bagaimana agar

suatu saat manusia bisa terbang bebas di angkasa laksana burung, dia terinspirasi kejadian Isra’

Mi’raj Nabi Muhammad Saw, tetapi dia berpikir bahwa manusia biasa tak mungkin bisa naik

Bouraq kendaraan Nabi Saw untuk Isra’ Mi’ raj, karena dia hanya manusia biasa, bukan seorang

nabi.

Ibnu Firnas ( Armen Firman ), mulai meneliti gerak aerodinamika, fisika udara, dan anatomi

burung dan kelelawar. Sampai pada suatu saat dia menciptakan sebuah alat terbang seperti sayap

Page 7: Kebudayaan Pada Masa Abbasiyah

kelelawar, lalu dia menaiki menara Masjid Cordoba, disaksikan oleh ribuan orang di bawahnya,

lalu dia melompat dan melayang terbang sejauh kira-kira 3 km dan mendarat dengan selamat.

Ribuan orang bertepuk tangan atas ciptaannya. Sebaliknya masyarakat Eropa yang saat itu

sedang di era kegelapan, heboh sendiri karena menganggap Ibnu Firnas melakukan sihir yang

mereka saja belum pernah melihatnya. Alat terbang Ibnu Firnas inilah yang menginspirasi

Wright Bersaudara menciptakan pesawat terbang pada awal abad 19.

3.    Kemajuan di bidang Kesenian

a.       Senibudaya

a)      Seni Bahasa

b)      Kissah dan riwayat

c)      Drama

b.      Seni suara

a)      Penyusunan kitab musik

b)      Pendidikan musik

c)      Jenis musik

d)     Musik sufi

e)      Pabrik alat musik

f)       Para penyanyi

g)      Seni tari

c.       Seni rupa

a)      Seni pahat

b)      Seni ukir

c)      Seni sulam

d)     Seni lukis

d.      Seni bangunan