IPAL RUMAH SAKIT, IPAL KLINIK, IPAL PUSKESMAS, IPAL LABORATORIUM
Kebijakan_plindungan_sumber_dayaalam
-
Upload
pipiet-noorch -
Category
Environment
-
view
109 -
download
0
Transcript of Kebijakan_plindungan_sumber_dayaalam
Fitri Noor Ch.Januari 2014
Kebijakan Perlindungan Tumbuhandan Satwa Liar
Idealita EKOSISTEM Kawasan HUTAN
Sifat – Sifat Sumber Daya Alam :
• Penyebaran yang tidak merata.
• Sifat Ketergantungan Antara
Sumber Daya Alam, sehingga ada
yang dapat diperbaharui secara
alami ada yang tidak dapat secara
alami (harus ada
perlakukan/rangsangan).
Penyebaran SDA tidak merata :
• Penyebaran sumber
daya alam secara
geografis tidak
merata, sehingga
dalam kaitan
sumber daya alam
dikenal “the have
and the have not”.
Doc. SOCP
Sifat Ketergantungan Antar SDA :
Sumber daya alam
mempunyai sifat saling
ketergantungan satu sama
lain sebagai suatu tindakan
ataupun perlakuan
terhadap sesuatu sumber
daya alam, efeknya akan
terasa pada sumber daya
alam yang lain.
Sifat Ketergantungan Antar SDA :
Rusaknya hutan akan berpengaruh
terhadap ekosistem, sebagai akibat
terjadinya erosi, banjir, kekeringan,
perubahan mikroklimak, dan sebagainya.
Pengeboran minyak di lepas pantai akan
mempengaruhi kehidupan biota laut
disekitarnya. Eksploitasi sumber daya alam
akan berpengaruh pada tanah, air dan
udara.
Manfaat Sumber Daya Alam :
• Manfaat Hidrologis dan Penyangga
Kehidupan
• Sebagai Sumber Plasma Nutfah (Genetic
Resources)
• Sebagai Tempat/Wahana Pengembangan
Ilmu Pengetahuan
• Pengembangan Pendidikan
• Manfaat Terhadap Iklim
• Menciptakan Lingkungan Yang Sehat
Mereka berhak untuk hidup
nyaman juga……
Manfaat Perlindungan Hutan &
Konservasi SDA :
• Minimalisasi Bencana Alam : Tanah
Longsor, Erosi, banjir, dll
• Optimalisasi manfaat dari sumber daya
alam dan ekosistemnya
• Optimalisasi jasa lingkungan
• Jaminan tersedianya sistem
penyangga kehidupan
Peraturan Perundang -
Undangan Konservasi SDA :
1. Undang – undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang – undang No. 41 tahun 1999 tentangKehutanan
3. Undang – undang No. 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan LingkunganHidup
4. PP No 13 tahun 1998 Tentang Perburuan
5. PP No. 7 tahun 1999 tentang PengawetanTumbuhan dan Satwa Liar
Peraturan Perundang -
Undangan Konservasi SDA :
6. PP No. 8 tahun 1999 tentang PemanfaatanTumbuhan dan Satwa Liar
7. PP No. 45 tahun 2004 tentang PerlindunganHutan
8. PP No.36 tahun 2010 tentang Pengusahaan
Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman
Nasional,taman Hutan Raya, Dan Taman
Wisata Alam
9. PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Kawasann Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam
SDA Hayati dan Ekosistemnya mempunyai kedudukan sertaperanan penting bagi kehidupan masy. Indonesia untukmasa kini dan masa datang;
Pembangunan SDA hayati dan ekosistemnya bagian integral dari pembangunan nasional yang berkelanjutan;
Unsur unsur SDA Hayati dan ekosistemnya salingtergantung antara satu dengan lainnya dan salingmemperngaruhi sehingga kerusakan dan kepunahan salahsatu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem;
Perlunya jaminan terlaksananya konservasi SDA hayati danekosistemnya;
Perlunya peraturan/produk hukum yang mengaturkonservasi SDA
Konvensi Keanekaragaman hayati
Bencana alam
Perusakan habitat (pembakaran hutan, konversihutan,penebangan liar, dll)
Ekplotasi Berlebihan
Perdagangan Satwa dan tumbuhan liar
Introduksi jenis baru
Bioteknologi (hingga adanya protokol Cartagena)
Mempunyai populasi yang kecilAdanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di
alamDaerah penyebaran yang terbatas (endemik)
Terhadap jenis yang memenuhi kriteria tersebut di atas wajib dilakukan upaya
pengawetan.
Menjaga kemurnian jenis;
Menjaga keanekaragaman genetik;
Melakukan penandaan dan sertifikasi;
Membuat buku daftar silsilah (Studbook)
Memenuhi standar kesehatan tumbuhan dan satwa;
Menyediakan tempat yang luas, aman dan nyaman;
Mempunyai dan memperkerjakan tenaga ahli dalam bidang medis dan pemeliharaan.
Untuk satwa dan tumbuhan yang diekspor diambildari keadaan liar dengan memenuhi prosedur undang-undang nasional di negara yang bersangkutan
Jumlah tumbuhan dan satwa yang diambil harusberdasarkan suatu rekomendasi ilmiah untukmenjamin bahwa populasi liarnya tidak terancam.
Appendix I : diperuntukkan bagi jenis terancampunah sehingga diawasi ketat dalampemanfaatannya hanya untuk hal hal luar biasa(tidak untuk komensial)
Appendix II : diperuntukkan jenis yang dianggaplangka, dapat dimanfaatkan secara terbatas denganpengawasan ketat. Harus disertai izin otoritaspengelola negara pengekspor.
Appendix III : diperuntukkan jenis yang sangatlangka bagi negara/kawasan tertentu, sehinggadiperlakukan seperti Appendix I.
Kategori kelangkaan flora dan
fauna :• Nyaris punah (Endangered) : yaitu taxa yang jumlah
anggotanya telah berkurang sampai ke tingkat kritis atau habitatnya telah menjadi sempit secara drastis sehingga berada dalam keadaan kritis sekali.
• Menuju bahaya punah (Vulnerable) : yaitu taxa yang populasinya merosot akibat eksploitasi yang berlebihan dan oleh kerusakan habitat. Begitu pula taxa yang populasinya begitu besar tetapi mengalami ancaman karena timbulnya faktor perusakan di seluruh wilayah penyebarannya.
• Jarang (Rare) : yaitu taxa yang populasinya berkurang meskipun belum menuju bahaya punah, namun mengandung resiko menjadi demikian karena taxa tersebut berlokasi pada areal Geografi yang terbatas atau habitat tertentu.
KONSERVASI
• Perlindungan Proses-proses Ekologis
yang Penting/Pokok (Esensial) Dalam
Sistem-sistem Penyangga Kehidupan
• Pengawetan Keanekaragaman
Sumber Plasma Nutfah
• Menjamin Pemanfaatan Secara Lestari
Jenis dan Ekosistem
Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan
1.Perlindungan daerah yang rentan terhadap
erosi, abrasi, longsor, dan atau intrusi air laut,
serta daerah aliran sungai, daerah-daerah
hutan.
2.Perlindungan tempat-tempat yang memiliki
nilai unik, keindahan alam yang sangat
menarik atau ciri-ciri khas alam atau budaya
daerah.
3.Mengadakan Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL).
Pengawetan adalah upaya untuk menjaga
agar keanekaragaman jenis tumbuhan,
satwa dan ekosistemnya baik di dalam
maupun diluar habitatnya tidak punah,
yang bertujuan :
• Menghindarkan jenis tumbuhan/satwadari bahaya kepunahan
• Menjaga kemurnian genetik dankeragaman jenis
• Memelihara keseimbangan dankemantapan ekosistem yang ada
Pengawetan jenis dilakukan
melalui upaya :
• Penetapan dan penggolongan yang
dilindungi dan tidak dilindungi
• Pengelolaan jenis tumbuhan dan
satwa serta habitatnya
• Pemeliharaan dan
pengembangbiakan.
Doc.kemhut
Pemanfaatan tumbuhan satwa liar :
• Pengkajian, penelitian dan pengembangan
• Penangkaran
• Perburuan (satwa tidak dilindungi, pelaksanaan sesuai
dengan aturan)
• Perdagangan (jenis tidak dilindungi, pelaksanaan sesuai
dengan aturan)
• Peragaan (Lembaga Konservasi dan Pendidikan)
• Pertukaran
• Budidaya tanaman obat obatan
• Pemeliharaan untuk kesenangan (jenis tidak dilindungi)
Kawasan
Konservasi….??
• Cagar Alam yaitu Kawasan Suaka Alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
• Suaka Marga Satwa adalah Kawasan Suaka Alam yang mempunyai cirri khas berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.
• Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
KAWASAN KONSERVASI :
• Taman Hutan Raya adalah Kawasan
Pelestarian Alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau
buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, yang
dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
ilmu engetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata dan rekreasi.
• Taman Wisata Alam adalah Kawasan
Pelestarian Alam yang terutama dimanfaatkan
untuk pariwisata dan rekreasi alam.
KAWASAN KONSERVASI :
Cagar Alam, 9 lokasi, luas 12.467,76 ha.
Suaka Margasatwa, 4 lokasi, luas 85.552 ha.
Taman Nasional, 2 lokasi (Batang Gadis dan
TNGL di Sumatera Utara) seluas 308.985 ha.
Taman Hutan Raya, 1 lokasi, luas 51.600 ha.
Taman Wisata Alam, 6 lokasi, luas 3.538,6 ha.
Taman Buru, 1 lokasi, luas 8.350 ha.
KAWASAN KONSERVASI
SUMATERA UTARA (470.493,36 Ha)
Peta fungsi hutan
Sumut
30
Lokasi Kawasan Konservasi Sumut :
No Kabupaten / Kota Nama Kawasan
1. Deli Serdang SM Karang Gading, CA. Sibolangit, TWA Sibolangit,
2. Tanah Karo TWA. Deleng Lancuk, TWA. Lau Debuk Debuk
3. Langkat SM Karang Gading
4. Dairi SM. Siranggas, TWA. Sicikeh Cikeh
5. Simalungun CA. Dolok Tinggi Raja; CA. Martelu Purba; CA. Batu
Gajah
6. Toba Samosir TWA Sijaba Hutaginjang; SM Dolok Surungan
7. Tapanuli Utara CA. Dolok Saut
8. Tapanuli Selatan CA. Dolok Sibual Buali; CA. Dolok Sipirok; SA. Lubuk
Raya; SM. Barumun
9. Labuhan Batu TWA Holiday Resort; SA. Sei Ledong; CA. Batu Ginurit;
CA. Liang Balik
10. Nias Selatan Taman Buru Pulau Pini
Kerusakan lahan (bencana alam banjir),
akibat rusaknya hutan
Dapak konflik satwa yang
merupakan salah satu akibat
dari terganggunya ekosistem
Banyaknya lahan kritis akibat rusaknya sistem peyangga
kehidupan
TERIMA KASIH
Sejahterakan
hidup kita….!!