KebijakanInovasiuntuk PengembanganBioenergi 1 DRN/SESI_A_2__Mr__Trois... · 09/08/2018 5 9...

13
09/08/2018 1 1 Oleh: Trois Dilisusendi Kasubdit Penyiapan Program Bioenergi Direktorat Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Pekanbaru, 9 Agustus 2018 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kebijakan Inovasi untuk Pengembangan Bioenergi 2 01 02 03 04 05 06 07 Kapasitas pembangkit listrik EBT perlu ditambah Indonesia berkomitmen melaksanakan Paris Agreement Penggunaan energi belum efisien Potensi Energi Terbarukan yang berlimpah belum termanfaatkan optimum Energi Indonesia masih didominasi energi fosil Harga energi harus ditekan agar makin terjangkau (affordable) Distribusi energi perlu ditingkatkan guna meningkatkan rasio elektrifikasi dan energi dapat dinikmati secara merata Kondisi Energi Nasional Saat Ini

Transcript of KebijakanInovasiuntuk PengembanganBioenergi 1 DRN/SESI_A_2__Mr__Trois... · 09/08/2018 5 9...

09/08/2018

1

1

Oleh:Trois DilisusendiKasubdit Penyiapan Program BioenergiDirektorat BioenergiDirektorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi

Pekanbaru, 9 Agustus 2018

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Kebijakan Inovasi untukPengembangan Bioenergi

2

0102

03

0405

06

07

Kapasitas pembangkit listrik EBT perlu ditambah

Indonesia berkomitmen melaksanakan Paris Agreement

Penggunaan energibelum efisien

Potensi Energi Terbarukan yang berlimpah belum termanfaatkan optimumEnergi Indonesia masih

didominasi energi fosil

Harga energi harus ditekanagar makin terjangkau (affordable)

Distribusi energi perlu ditingkatkanguna meningkatkan rasioelektrifikasi dan energi dapatdinikmati secara merata

Kondisi Energi Nasional Saat Ini

09/08/2018

2

3

Pangsa EBT sangat rendah

4

Minyak Bumi Gas Bumi Batubara

Cadangan Terbukti: 3,6 Miliar BarelProduksi : 288 Juta Barel PertahunMinyak akan habis : 12 Tahun *)

Cadangan Terbukti: 98 TSCFProduksi : 3,0 TSCF PertahunGas akan habis : 33 Tahun *)

Cadangan Terbukti: 32,4 Miliar TonProduksi : 393 Juta Ton PertahunBatubara akan habis : 82 Tahun *)

Catatan:*) asumsi apabila tidak ada temuan cadangan baru

Sumber Energi Fossil Semakin Terbatas

09/08/2018

3

5

BELUM DIMANFAATKAN SECARA MAKSIMAL

Potensi : 75 GW (19,3 GW)Realisasi: PLTA 5,124 GW PLTMH 0,206 GW (1,19%)

Air

Surya

Panas Bumi

Angin

Bioenergi

Potensi PLTS: 207,8 GWpRealisasi PLTS 0,090 GWp (0,02%)

Potensi Sumber Daya : 11,0 GWReserve : 17,5 GWRealisasi PLTP 1,808 GW (0,40%)

Potensi : 60,6 GWRealisasi PLTB :1,1 MW (0,0002%)

Laut

Potensi PLT Bio : 32,6 GWBBN : 200 Ribu BphRealisasi PLT Bio : 1,840 GW (0,4%)

Potensi : 17,9 GW

Total Potensi EBT

441,7 GW

Total KapasitasTerpasang

9,07 GW

yang sudahdimanfaatkan2%

Potensi Energi Terbarukan Melimpah

6

Potensi Bioenergi di Indonesia

09/08/2018

4

7

No.Jenis PembangkitEnergi Terbarukan

Capaian Penyediaan EBT Listrik

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1. PLTP (MW) 1.336,00 1.343,50 1.403,50 1.438,50 1.643,50 1.808,50

Panas Bumi (SBM) 17.555.980 17.511.720 18.109.676 18.696.400 19.941.278 23.389.128,41

2. PLT Bioenergi (MW) 26,00 126,00 898,50 1.767,10 1.787,90 1.839,50

Bioenergi (SBM) 169.243,51 820.180,09 5.848.665,17 11.502.700,30 11.638.095,11 11.981.789,62

3. PLT Air (MW) 4.078,24 5.058,87 5.059,06 5.079,06 5.124,60 5.124,60

Air (SBM) 33.518.631,27 41.578.327,45 41.579.889,04 41.744.266,97 42.118.555,50 42.118.555,50

4. PLTMH (MW) 37,88 67,22 105,58 137,57 162,36 206,13

Mikro/Mini Hidro (SBM) 410.957,96 729.265,95 1.145.431,40 1.492.489,09 1.761.434,38 2.236.292,61

5. PLT Surya (MW) 8,92 14,34 16,99 22,81 85,00 90,12

Surya (SBM) 19.350,17 31.114,77 36.864,71 49.492,88 184.432,03 195.541,35

6. PLT Bayu (MW) 0,93 0,93 1,12 1,12 1,12 1,12

Bayu (SBM) 10.089,52 10.089,52 12.150,82 12.150,82 12.150,82 12.150,82

TOTAL (MW) 5.487,97 6.610,86 7.484,75 8.446,16 8.804,48 9.071,17

No.Jenis EnergiTerbarukan

Capaian Penyediaan EBT non Listrik

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1.Biodiesel Domestik (KL) 669,00 1.048,00 1.845,00 915,00 3.030,00 3.230,00

BIodiesel Domestik (SBM) 3.786.792,45 5.932.075,47 10.443.396,23 5.179.245,28 17.150.943,40 18.283.018,87

Capaian Energi Terbarukan

8

• 13,8 Juta KLBiofuels

• 8,4 Juta tonBiomassa

• 489,8 Juta M3Biogas

• 5,5 GWListrik

DASAR HUKUM:• Peraturan Pemerintah No.

79/2014 tentang KebijakanEnergi Nasional

• Peraturan Presiden No. 22/2017 tentang Rencana Umum EnergiNasional

• 3,42 Juta KLBiofuels

• N/A Biomassa

• 24,79 Juta M3Biogas

• 1,84 GWListrik

• 10,38 Juta KL (75%)Biofuels

• -Biomassa

• 465,01 Juta m3

(95%)Biogas

• 3,66 GW (67%)Listrik

23 %EBT

23.0MTOE

69.2MTOE

92.2MTOE

Diperlukan

INOVASI untuk akselerasipencapaiantarget

Target Pengembangan EBT Nasional

09/08/2018

5

9

Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan

Meminimalkan penggunaan minyak bumi

Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru

Menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi nasional

Memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir

Note : Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebjakan Energi Nasional, pasal 11

Prioritas Pengembangan Energi Nasional

10

• Prioritas penyediaan dan pemanfaatan EBTUNDANG-UNDANG No. 30 Tahun 2007

tentang Energi

• Prioritas pemanfaatan sumber energi primer untuk penyediaan tenaga listrikmenggunakan sumber EBT

UNDANG-UNDANG No. 30 Tahun 2009

tentang Ketenagalistrikan

• Target EBT pada tahun 2025 sebesar 23% dan tahun 2050 sebesar 31% dari Bauran Energi Nasional

• BBN ditargetkan sebesar 26% dari target EBT

PERATURAN PEMERINTAH No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional

• Pelaksanaan Percepatan Infrastruktur Ketenagalistrikan dilakukan dengan mengutamakanpemanfaatan energi baru dan terbarukan

• Beberapa dukungan Percepatan Infrastruktur Keteagalistrikan

PERATURAN PRESIDEN No. 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Infrastruktur

Ketenagalistrikan

• Instruksi kepada Menteri Terkait, Gubernur, dan Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah dalam rangka mempercepat penyediaan dan pemanfaatan BBN

INSTRUKSI PRESIDEN No. 1 TAHUN 2006 Tentang Penyediaan, Dan Pemanfaatan BahanBakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar

Lain

Regulasi Pengembangan Bioenergi (1/2)

09/08/2018

6

11

• Mandatori pemanfaatan BBN pada sektor Transportasi, Industri, Komersial, dan Pembangkitan Listrik

PERATURAN MENTERI ESDM No. 32 TAHUN 2008 Tentang Penyediaan, Pemanfaatan, Dan Tata NiagaBahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar

Lain

• Percepatan dan peningkatan mandatori pemanfaatan BBN

PERATURAN MENTERI ESDM NO. 25 Tahun 2013, No. 20 Tahun 2014 dan NO. 12 Tahun 2015 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008

• Penyediaan dan pemanfaatan BBN jenis Biodiesel dalam kerangka pembiayaanoleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

PERATURAN MENTERI ESDM No. 26/2016

• Percepatan Pembangunan PLTSa di 12 kota yang mengalami darurat sampah

PERATURAN PRESIDEN No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi

Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

• PT PLN wajib membeli tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan

PERATURAN MENTERI ESDM No. 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan

Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

Regulasi Pengembangan Bioenergi (2/2)

12

3) Program Pengembangan Pembangkit Listrik Berbasis

Bioenergi;

Penyediaan listrik dengan memanfaatkan bahan baku berbasis

biomassa, biogas dan sampah kota

1) Program Bahan Bakar Nabati (BBN);

Pembangunan instalasi penyediaan BBN serta pemanfaatan

biodiesel dan bioethanol untuk transportasi, Usaha Mikro, Usaha

Perikanan, Usaha Pertanian, dan Pelayanan Umum, industri dan

komersial, dan pembangkit listrik

4) Pengembangan Bioenergi Berbasis Hutan dan Tanaman

Non-Pangan;

Non Komersial (Investasi Pemerintah) dan Semi Komersial

(Penerapan Subsidi Parsial)

2) Program Biogas Nasional;Skala Rumah Tangga dan Komunal dengan skema Komersial, Non Komersial (Investasi Pemerintah) dan Semi Komersial (Penerapan Subsidi Parsial)

Program Pengembangan BioenergiBioenergi : Energi yang berasal dari biomassa; baik dalam bentuk cair, gas atau padat.

KONVERSI BIOENERGI

Bahan Bakar Nabati

Biogas

Briket/Pellet

Listrik

09/08/2018

7

13

Production

• Transistion period from state budget subsidy to incentives of CPO Fund

190 243

1.8122.221

2.805

3.961

1.653

3.6563.416

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

mill

ion

kL

Target 2018

3.92Million KL

Pengembangan Bahan Bakar Nabati

Year 2020

B30

1

2

3

4

Perluasan pemanfaatan Biodiesel di sektor tambang sebesar 20% (B20)

Persiapan B30 pada tahun 2020

Penggunaan Biodiesel B20 di KAI

Peningkatan kualitas standar Biodiesel

PENTAHAPAN MANDATORI PEMANFAATAN BBN SESUAI PERMEN ESDM 12/2015

BIOETANOL (Minimum)

Sector April 2015 Januari 2016

Januari 2020

Januari2025

Usaha Mikro, Perikanan, Pertanian, Transportasi dan Pelayanan Umum (PSO)

1% 2% 5% 20%

Transportasi Non PSO 2% 5% 10% 20%

Industri dan Komersil 2% 5% 10% 20%

Pembangkit Listrik - - - -

BIODIESEL (Minimum)

Sektor April 2015

Januari 2016

Januari 2020

Januari 2025

Usaha Mikro, Usaha Perikanan, Usaha Pertanian, Transportasi, dan Pelayanan Umum(PSO)

15% 20% 30% 30%

Transportasi Non PSO 15% 20% 30% 30%

Industri dan Komersial 15% 20% 30% 30%

Pembangkit Listrik 25% 30% 30% 30%

14

1. Sebelum implementasi B20 (tahun 2014), ESDM (EBTKE, LEMIGAS),GAIKINDO, APROBI, BPPT, BPDS, PERTAMINA dan ITB, melakukan pengkajiankesiapan kendaraan diesel yang ada saat ini terhadap ketahanan motordiesel, hingga 40.000 km;

2. Peserta Uji : Toyota; Mitsubishi, Hino, dan Chevrolet;

3. Toyota secara proaktif melanjutkan tes ketahanan kinerja mesin sampaijarak tempuh 100.000 km. [100.000 km ≈ 3 tahun masa garansi];

4. Telah dilakukan pengujian di laboratorium Denso, Jepang dengan hasil baik;

5. Telah dilakukan Sosialisasi dan Road Show B-20 rute Sumatera-Jawa-Balipada tahun 2015-2016;

6. Secara umum sampai 100.000 km, tidak ada masalah yang signifikan terjadikarena penggunaan bahan bakar B20;

7. JAMA sudah menyatakan memperbolehkan pencampuran biodiesel padabahan bakar tidak melebihi 20% dengan persyaratan tertentu

40.000 km100.000 km

KESDM Toyota

2

1

Program Uji Jalan Implementasi B20

09/08/2018

8

15

TARAHANTIGA GAJAH

Jarak tempuh PP ± 800 km (waktu tempuh PP ± 2.2 hari)

B20 B0

GE CC206

EMD CC205

TANJUNG ENIM

18

JALUR RAIL TEST B20

LINGKUP KEGIATAN RAIL TEST

UJI KUALITAS BAHAN BAKAR LOKOMOTIF UJI RAIL TEST

PIC : PPPTMGB - Lemigas

ENGINE MONITORING PENGGUNAAN B20 PADA LOKOMOTIF UJI RAIL TEST

PIC : BT2MP – BPPT

PEMERIKSAAN MATERIAL DAN ANALISA KEGAGALAN INJEKTOR LOKOMOTIF UJI

PIC : ITB

10 Februari – Juli 2018 (6 bulan)

• Kualitas bahan bakar B0 dan B20 serta B100

memenuhi batasan spesifikasi yang berlaku.

• Pengukuran power engine lokomotif belum ada

penurunan power yang cukup berarti.

• Selisih konsumsi bahan bakar antara B0 dan B20

dalam rentang 1-2 %.

• Emisi gas buang (CO, HC dan Opasitas) pada lokomotif

yang menggunakan B20 lebih rendah daripada yang

menggunakan B0, hanya pada NOx yang sedikit lebih

tinggi.

HASIL UJI SEMENTARA RAIL TEST

Inovasi Pemanfaatan B20 di Kereta Api

16

KENAPABIODIESEL ?

Indonesia adalah importir minyak

Indonesia menjadi pasar kendaraan bermotor terbesar ke-10 di dunia

Peningkatan permintaan bahan bakar transportasi, meningkat hampir 5% per tahun

Peningkatan demand minyak sebagaibahan bakar telah menciptakan masalah dari sisi ekonomi dan lingkungan

Indonesia memiliki potensi tanamanBioenergi yang besar, seperti sawit, jarakpagar, kemiri sunan, tebu, dan lainnya, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahanbaku Biofuel

Indonesia adalah penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, mencapai setengah dari produksi dunia. Sehinggaaspek sustainable penggunaan sawit sebagaibahan baku untuk Biofuel telah terpenuhi

Untuk menjaga ketahananenergi nasional, perlu adanyasumber energi penggantibahan bakar fosil, Biodieselsalah satunya

Komitmen mengurangi emisi hingga 29% di bawah BAU pada tahun 2030

1

Mengapa Harus Mengembangkan Bahan Bakar Nabati

09/08/2018

9

17

MANFAAT PROGRAM

Pengembangan Biogas

Total unit terbangun: 41.620 unit dan menghasilkan biogas sebanyak 71.889,4 m3 gas/hari atau 24,88 Juta m3/ tahun

(Capaian per Mei 2018)

Total unit terbangun: 41.620 unit dan menghasilkan biogas sebanyak 71.889,4 m3 gas/hari atau 24,88 Juta m3/ tahun

(Capaian per Mei 2018)

18

Pengembangan PLT Berbasis Biogas dan Biomassa

KebunPabrik Kelapa Sawit

Biogas

Bubbles

Effluent i nlet

Effluent outlet

CH4CO2

CH4

Tr aces g as

CH4

CH4

CO2

Biogas Out le t

Agit ation/mixi ng

Anaerobic Digester

CPO & Kernel

TBS

LimbahCair(POME)

CPO

Sludge (pupuk untukkebun)

Flaring Unit

Gas Engine

Biogas

Sistem Pembangkit Biogas

Listrik ke PLNataukonsumenlistrik lainnya

Limbah Padat (cangkang, sabut, serat)*

Biogas treatment (scrubber&dehumidifier)

Biogas bersih

*) Dapat dimanfaatkan sebagai bahanbakar boiler atau pembangkit listriktenaga biomassa (PLTBm)

Limbah/HasilPertanian/Perkebunan

Biomass Boiler Power Generation

Biomass Gassification Power Generation

Limbah/HasilKehutanan

PLT Biogas PLT Biomassa

09/08/2018

10

19

Profil Singkat Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo

Kepemilikan : Pemerintah Kota Surabaya

Luas lahan : ± 37,4 Ha

Lokasi : Kelurahan Romo Kalisari, Kecamatan Benowo dan Kelurahan Sumber Rejo,

Kecamatan Pakal, Kota Surabaya

Mulai beroperasi : tahun 2001

Pengelolaan : - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Surabaya 2001 s/d

2012

- Kerjasama Pemerintah dan Swasta (PT. Sumber Organik) – Oktober 2012

s/d Oktober 2032 (20 tahun).

Mekanisme Kerjasama : Built Operate and Transfer (BOT)

Lingkup Kerjasama :1. Pengembangan, pengelolaan, pengoperasian, dan pemeliharaan aset

yang ada dan aset baru sebagai sistem tempat pemrosesan akhir

(TPA) Benowo dalam bentuk Bangun Guna Serah, berupa :

a. Pembangunan LFG Power Plant (1,65 MW) dan

b. Gasifikasi Power Plant (8,31 MW)

2. Pengelolaan Sampah

Implementasi PLT Berbasis Sampah Kota

20

PLT Bahan Bakar Nabati CPO Belitung (APBN)

Periode pekerjaan 26 April 2016 - 30 Januari

2017

Penyedia PT. Wijaya Karya (Persero)

Ruang Lingkup penyelesaian

pekerjaan

Mechanical completion

Kapasitas PLTBn CPO 2 x 2,5 MW (on grid PLN)Lokasi Desa Pegantungan,

Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka Belitung.

Status saat ini Akan dilaksanakancommissioning melaluipenunjukan langsung keWIKA

09/08/2018

11

21

OSBL

ISBL

• Implementasi Iconic Island Skala Komunal (Pembangunan PLT Biomassa Terintegrasi)• Kapasitas 1 Mega Watt

Judul Proyek

• Desa Bondohula, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat

Lokasi

• Sumber dana: DIPA Ditjen EBTKE,Tahun Anggaran 2015

Pendanaan

• Skema Kerjasama Operasional (KSO) antara Ditjen EBTKE dan PT. PLN (Persero)

Pengelolaan

• Bahan baku utama kaliandra merah, untuk 1 MW dibutuhkan 35 ton/ hari• Dipasok oleh PT. Usaha Tani Lestari sebagai pemilik izin konsesi Hutan Tanaman Energi• Pasokan tambahan dari lahan masyarakat

Bahan Baku

• Skill tenaga kerja lokal belum memadai untuk mengelola PLTBm• Jaminan keberlanjutan dan harga bahan baku• Harga jual listrik

Kendala

Implementasi Integrasi Hutan Energi Untuk Listrik

22

BAHAN BAKU a. Mendorong pengembangan sisi hulu untuk mengamankan pasokan bahan baku bioenergi, misalnya

menciptakan lahan khusus untuk bahan baku bioenergi.b. Berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk menyusun peraturan dan kebijakan di sisi hulu

untuk menjamin ketersediaan bahan baku, kerja sama penggunaan lahan, serta meningkatkan penelitian dan pengembangan untuk tanaman bioenergi.

c. Memberlakukan konsep pembangunan berkelanjutan untuk produksi bioenergi. Saat ini Indonesia telah mengembangkan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan berpartisipasi aktif dalam forum internasional pada bioenergi berkelanjutan: Global Bioenergy Partnership (GBEP) dan ISO untuk Bioenergi Berkelanjutan

TEKNOLOGI DAN PROSES

a. Mempersiapkan uji jalan B-30b. Pengembangan Bioavturc. Memperbarui spesifikasi standar untuk proses produksi bioenergi.d. Mengadopsi teknologi generasi kedua untuk mengurangi tingkat persaingan dengan keamanan

pangan.e. Mengurangi atau membebaskan pajak untuk teknologi energi terbarukan.f. Mengintegrasikan sistem untuk mengoptimalkan pemanfaatan produk samping dan limbah bioenergi.g. Memulai kajian teknis bagi standar spesifikasi bioavtur diikuti dengan penyediaan spesifikasi standar

untuk memulai program bioavtur.h. Memulai kajian teknis cofiring biomassa pada pembangkit tenaga listrik.

Upaya Pemerintah Lainnya Untuk Pengembangan Bioenergi (1/2)

09/08/2018

12

23

PENGGUNA AKHIR a. Menetapkan spesifikasi standar untuk bioenergi untuk menjamin kualitas dan keamanan produk

bioenergi bagi pengguna akhir.b. Menetapkan regulasi harga produk bioenergi untuk meningkatkan pemanfaatan bioenergi (listrik dan

BBN).c. Berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mempersiapkan peraturan dan kebijakan

yang mewajibkan mesin otomotif yang diproduksi/didistribusikan di Indonesia menggunakan biofueldan untuk memproduksi Flex Fuel Vehicle (FFV) yang dapat memanfaatkan biofuel hingga lebih dari 50%.

d. Mendorong pemanfaatan biofuel dalam transportasi non PSO, Industri, dan sektor Pembangkit listrike. Meningkatkan kapasitas dan akses pengetahuan untuk bioenergi demi menciptakan kesadaran

masyarakat.

MENCIPTAKAN PASAR DAN PROGRAM MANDATORY

a. Mewajibkan PT PLN (Persero) untuk membeli listrik dari sumber-sumber EBT.b. Percepatan Pembangunan PLTSa di 12 kota.c. Memberikan insentif fiskal dan non-fiskal.

Upaya Pemerintah Lainnya Untuk Pengembangan Bioenergi (2/2)

2424

NTT:

Implementasi Iconic Island Skala Komunal (PLT Biomassa 1 MW) di Sumba Barat

BANGKA BELITUNG:PLTBn ber basis CPO 5 MW di Belitung

JAMBI:PLTBiogas (POME) 1 MW di Merangin

SUMATERA UTARA :PLTBiogas (POME) 1 MW di Pagar Merbau PLT Biogas (POME) 1 MW di Kwala Sawit

TOTAL 10 Pembangkit Di 9 PROVINSI

MENGHASILKAN LISTRIK 13.500 kW

RIAU:PLTBiogas (POME) 1 MW di Rokan Hulu

KALIMANTAN SELATAN:PLT Biogas (POME) 1 MW di

Tanah Laut

KALIMANTAN TIMUR :

PLTBiogas (POME) 1 MW di Paser

SUMATERA SELATAN:PLTSa 500 kW di Palembang

KALIMANTAN TENGAH:

PLTBiogas (POME) 1 MW di Lamandau

Keterangan:on-gridoff-grid

SEBARAN Pembangunan PLT Bioenergi dengan APBN

09/08/2018

13

25

Kolaborasi Stakeholder

Berperan aktif dalam mendorong pemanfaatan EBTKE;

Sebagai penerima manfaat, ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan pemanfaatan EBTKE;

Ikut berkontribusi dalam diseminasi informasi pemanfaatan EBTKE.

BIO ENERGI

Government

Academy Bussiness

Community

Mengembangkan sektor litbang; Inovasi teknologi (mengurangi

ketergantungan asing); Rekomendasi regulasi

teknis/standard Capacity building; Pengembangan kompetensi SDM

untuk menjawab tantangan pengembangan EBT kedepannya

Menyusun regulasi dan kebijakan; Fasilitator; Memberikan pembinaan dan pengawasan; Melaksanakan program di bidang EBTKE; Diseminasi informasi program EBTKE; Pemerintah wajib mengembangkan

sumber daya EBT dan meningkatkan efisiensi energi

Melakukan pengusahaan EBTKE; Memproduksi EBTKE; Berkontribusi dalam penerimaan

negara dan kegiatan ekonomi.

26

Terima Kasih &

Follow Kami