KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN … KSI BARANG DILUAR: KSI JASA Persyaratan teknis lainnya ......

26
0 KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA Makassar, 27 September 2017

Transcript of KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN … KSI BARANG DILUAR: KSI JASA Persyaratan teknis lainnya ......

0

KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA

Makassar, 27 September 2017

1

Avg: 32%

Target: 39%

Realisasi Rasio Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Indonesia masih rendah rata-rata target PMDN dan realisasi PMDN Indonesia dari tahun 2012 s.d sekarang hanya 32%, sedangkan target di tahun 2019 mencapai 39% dari total investasi.

MASIH KECILNYA PEMANFAATAN INDONESIA TERHADAP INVESTASI DUNIA total investasi masuk dunia di tahun 2012 s.d 2016 mencapai 1.576,02 M dan yang masuk ke Indonesia hanya sebesar 1.05%.

FAKTA DAN FENOMENA INVESTASI INDONESIA

Sumber: BKPM

Sumber: UNCTAD, World Investment Report 2017

2 FAKTA DAN FENOMENA INVESTASI INDONESIA

Tidak seimbangnya wilayah investasi antara Jawa (Diatas 50%) dan Luar Jawa

Realisasi Investasi Relatif Rendah Dibandingkan dengan Pengajuan Investasi: perbandingan rata-rata realisasi dan pengajuan investasi pada 2012 s.d. 2016, untuk PMA sebesar 25.5% dan PMDN sebesar 30.1%

Sumber: BKPM Sumber: BKPM

3 KONDISI PERIZINAN USAHA SAAT INI

.d

Belum seluruhnya dilayani

di PTSP

Parsial dan tidak terintegrasi

Sekuensial (berurutan)

Sebagian besar belum

online

Biaya dan waktu perizinan

tidak jelas

Belum ada mekanisme

debottlenecking

Waktu penyelesaian tidak

terukur (kurang dari 1 tahun,

lebih dari 2 tahun, dsb)

4 KONSEPSI PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA

Perubahan

Paradigma

Birokrasi

Dari memberi izin menjadi

melayani (civil servant)

Pengawalan

Penyelesaian

Perzinan

(end to end)

Dilakukan di semua level pemerintahan

(pusat, provinsi, dan daerah)

Reformasi

Perizinan

Peraturan

Berusaha

Lebih sederhana, cepat,

murah, dan pasti

Menerapkan

Sistem

Checklist

Kegiatan berusaha di KEK, FTZ,

KI, KSPN tanpa menunggu

kelengkapan perizinan

Data Sharing

(Debirokratisasi)

Menghilangkan pengulangan

rekomendasi/perizinan

Termasuk

untuk UKM

Menerapkan

Sistem

Terintegrasi

sistem perizinan berusaha

terintegrasi secara elektronik

(online single submission)

1. 2.

3. 4. 5.

melalui

5 TAHAPAN KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA

Keb

ijakan

Reformasi Regulasi (termasuk Koperasi &

UKM) di K/L dan Pemda

Single Submission

TAHAP I

PREPARASI TAHAP II IMPLEMENTASI TAHAP II

Pembangunan & Pengelolaan Sistem

Penyusunan Blueprint dan Roadmap Single Submission

Uji coba

Assesment Peningkatan Infrastruktur IT

Penyediaan gedung tersendiri

SEPT’17 OKT’17 NOV’17 DES’17 FEB’18

Pengawalan Penyelesaian Perizinan (end to end oleh SATGAS Leading Sector)

Data Sharing (diluar kawasan yang telah beroperasi)

JAN’18 MAR’18 dst

Penerapan Sistem Checklist (khusus di kawasan yang telah beroperasi)

6 STRUKTUR SATGAS (NASIONAL, K/L, PROVINSI, KABUPATEN/KOTA)

7 STRUKTUR SATGAS NASIONAL

8

SATGAS MENGAWAL PENERBITAN

PERIZINAN, DATA SHARING

PERIZINAN, DAN PROSES TIDAK

BERULANG

SIMULASI KEBIJAKAN PERCEPATAN PERIZINAN BERUSAHA

Cheklist PTSP

KEK/FTZ

Pelaku Usaha

PERSIAPAN KONSTRUKSI KOMERSIAL

PPM

sebagai IIC di PTSP

KEK (auto register)

PRA- KONSTRUKSI

Pelaku Usaha

Pelaku Usaha

Persyaratan teknis lainnya

(bila masih diperlukan)

PPM

sebagai IIC di PTSP

(auto register) Checklist PTSP

Daerah

PTSP

Pusat/Daerah

Pelaku Usaha

PPM

sebagai IIC di PTSP

(auto register)

PTSP

Pusat/Daerah

PPM

sebagai IIC di PTSP

(auto register)

KE

K/F

TZ

KA

WA

SA

N

IND

US

TR

I/

PA

RIW

ISA

TA

DIL

UA

R:

PR

OU

DK

SI

BA

RA

NG

DIL

UA

R:

PR

OD

UK

SI

JA

SA

Persyaratan teknis lainnya

(bila masih diperlukan)

Persyaratan teknis lainnya

(bila masih diperlukan)

Persyaratan teknis lainnya

(bila masih diperlukan)

Penyelesaian

Checklist

8

Penyelesaian

Checklist

9 REFORMASI PERATURAN PERIZINAN BERUSAHA (TERMASUK UNTUK UKM)

10

Keterangan:

: sudah integrasi

: proses teknis

: koordinasi

: belum integrasi

INA-TRADE

IMB

Izin Kehutanan

IUJK

Izin Penambangan Izin Usaha Penambangan

E-licensing PPI

NPWP & KSWP

Akta, Direksi & Saham SK Pengesahan

ESDM

PUPERA

LHK

AGRARIA

KEMENAKER

KEUANGAN

PAJAK

PERDAGANGAN

KEUANGAN BEA CUKAI

PERHUBUNGAN

LEMSANEG Digital Signature

Izin Perhubungan

INSW

NIK

Masterlist

KEMKUM

HAM - AHU TKA

KOMINFO

PTSP Pusat

PTSP Daerah

KEMENDAGRI

BPJS

BIG

SISTEM PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK (ONLINE SINGLE SUBMISSION )

SISTEM PERIZINAN BERUSAHA

TERINTEGRASI SECARA

ELEKTRONIK

(ONLINE SINGLE SUBMISSION)

TDP PERINDUSTRIAN

Seluruh data perizinan dan

pemenuhan persyaratan

berusaha di K/L dan Pemda

berada dalam 1 (satu) sistem

perizinan berusaha

terintegrasi.

Penyampaian data dan

informasi secara tunggal

(single submission of data

and information)

Pemrosesan data dan

informasi secara tunggal

dan sinkron (single and

synchronous processing of

data and information)

Pembuatan keputusan secara

tunggal untuk pemberian

Perizinan Berusaha

11

“TERIMA KASIH” INDONESIA

...for better Indonesia

SISTEM PERIZINAN TERINTEGRASI

mudah, pasti, dan murah

LAMPIRAN

13

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (1/3)

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

1.Pengurangan PPh

a.Tax Holiday (Untuk Kegiatan Utama)

• Investasi > Rp 1 T : Pengurangan PPh 20-100% selama 10-25

tahun

• Investasi Rp 500 M – Rp 1 T : Pengurangan PPh 20-100%

selama 5-15 tahun

• Investasi < Rp 500 M: Pengurangan PPh 20-100% selama 5-15

tahun (untuk KEK tertentu yang ditetapkan oleh Dewan Nasional)

b.Tax Allowance (Untuk diluar Kegiatan Utama)

• Pengurangan penghasilan netto 30% dibebankan selama 6 tahun;

• Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat;

• Pengenaan PPh atas deviden kepada WP luar negeri sebesar

10%; dan

• Kompensasi kerugian selama dari 5 tahun sampai 10 tahun.

c.PPh Pasal 22 Impor tidak dipungut

• Badan Usaha: PPh 22 impor tidak dipungut atas impor barang

modal paling lama 3 tahun

• Pelaku Usaha: PPh 22 impor tidak dipungut atas impor barang

modal paling lama 2 tahun

2.PPN atau PPnBM

a.PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut

• Impor barang dari Luar daerah pabean ke KEK

• pemasukan barang dari luar daerah KEK (dalam negeri) ke KEK

1.Pemberlakuan DNI: Pada KEK belum

diberlakukan DNI kecuali untuk persyaratan yang

dicadangkan untuk UMKM dan Koperasi

2.Lalu Lintas Barang:

a.Pemasukan ke KEK belum diberlakukan

ketentuan pembatasan di bidang impor

b.Pengeluaran dari KEK ke TLDDP berlaku

ketentuan pembatasan impor

3.Ketenagakerjaan:

a.Di KEK dibentuk Dewan Pengupahan dan LKS

Tripartit Khusus

b.Hanya 1 Forum SP/SB di setiap perusahaan

c.Pengesahan dan perpanjangan RPTKA di KEK

d.Perpanjangan IMTA di KEK

4.Keimigrasian

a.Visa Kunjungan Saat Kedatangan selama 30

hari dan dapat diperpanjang 5 (lima) kali

masing-masing 30 hari

b.Visa Kunjungan Beberapa Kali (multiple entry)

bagi WNA dan keluarganya;

c.Visa khusus atau izin tinggal bagi WNA yang

memiliki properti di KEK Pariwisata;

d.Visa khusus atau izin tinggal bagi WNA lanjut

usia yang tinggal di KEK Pariwisata

• UU No. 39 Tahun 2009 tentang

Kawasan Ekonomi Khusus

• PP No. 96 Tahun 2015 Tentang

Fasilitas dan Kemudahan di

KEK

• Inpres No. 13 Tahun 2015

tentang Kebijakan Fasilitas

Perdagangan Bebas Di Dalam

Negeri (Inland Free Trade

Arrangement)

• PMK No. 104/PMK.010/2016

tentang Perlakuan Perpajakan,

Kepabeanan, Dan Cukai Pada

Kawasan Ekonomi Khusus

• Perka BKPM No. 8 Tahun 2016

tentang Perubahan Kedua Perka

BKPM No. 14 Tahun 2015

tentang Pedoman dan Tata Cara

Izin Prinsip Penanaman Modal

• Perka BKPM No. 16 Tahun 2015

tentang Pedoman dan Tata Cara

Pelayanan Fasilitas Penanaman

Modal

14

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (2/3)

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

b.Pengembalian PPN

• OP Pemegang paspor luar negeri atas barang yang

dibeli dari toko retail di KEK pariwisata

c.Pembebasan PPnBM

• Penyerahan properti/hunian di KEK pariwisata

3.Kepabeanan

a.Pembebasan BM dalam rangka pembangunan/

pengembangan

• Badan Usaha diberikan pembebasan BM untuk impor

Barang Modal selama 3 tahun

• Pelaku Usaha diberikan pembebasan BM untuk impor

Barang Modal dan bahan baku produksi selama 2 tahun

• Jenis dan jumlah barang ditetapkan oleh administrator

b.Penangguhan BM untuk Pelaku Usaha

• Ditangguhkan BM atas impor bahan baku produksi,

barang modal, pengemas

• Diberlakukan tarif BM 0% atas hasil produksi yang

menggunakan TKDN 40%

4.Cukai: Dibebaskan cukai untuk bahan baku atau bahan

penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan

merupakan barang kena cukai

5.Inland FTA: Pengeluaran barang ke TLDDP dikenai tarif

bea masuk sebesar 0% apabila memiliki TKDN minimal

40%.

5. Pertanahan

a.Pengadaan tanah dapat menggunakan skema

pengadaan tanah bagi kepentingan umum

dengan menggunakan APBN atau APBD

b.Diberikan HPL kepada KEK yang diusulkan oleh

K/L, Pemprov, kabupaten/kota, BUMN/D

c.Pada Badan Usaha/Pelaku Usaha yang

memperoleh HGB atau Hak Pakai dapat

diperpanjang selama 80 tahun setelah dinyatakan

berproduksi/beroperasisecara komersial.

d.Dalam hal kepemilikan hunian/properti,

perpanjangan dan pembaharuan Hak Pakai dapat

diberikan selama 80 tahun pada setelah

hunian/properti telah dimiliki secara sah.

6. Pemilikan Properti bagi Orang Asing di KEK

Pariwisata

a.WNA/badan usaha asing dapat memiliki

hunian/properti di KEK (Rumah Tunggal atau

Satuan Rumah Susun) dengan Hak Pakai atau

Hak Milik atas Satuan Rumah Susun.

b.Pemilik hunian/properti di KEK dapat diberikan

Izin Tinggal dengan Badan Usaha Pengelola KEK

sebagai penjamin.

c.Dapat diberikan pembebasan PPnBM dan PPn

atas barang sangat mewah (luxury);

• PMK No. 176/PMK.011/2009 jo. PMK

No. 76/PMK.011/2012 tentang

Pembebasan Bea Masuk Atas Impor

Mesin Serta Barang Dan Bahan Untuk

Pembangunan Atau Pengembangan

Industri Dalam Rangka Penanaman

Modal

15

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (3/3)

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

6. Kegiatan Utama Pariwisata

a.Pembebasan Bea Masuk

b.PDRI tidak dipungut atas Pemasukan Barang Modal

dari luar daerah pabean

c.Pembebasan cukai sepanjang barang tersebut bahan

baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang

hasil akhir yang bukan merupakan barang cukai

d.Toko di KEK Pariwisata dapat berpartisipasi dalam

skema pengembalian PPN bagi pemegang paspor luar

negeri (duty free shop)

7. Perizinan

a.Administrator berwenang menerbitkan izin prinsip

dan izin usaha melalui pelayanan terpadu satu pintu

di KEK

b.Percepatan penerbitan izin selambat-lambatnya 3

jam (dalam hal persyaratan terpenuhi)

c.Penerapan perizinan dan nonperizinan daftar

pemenuhan persyaratan (check list)

16

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN INDUSTRI (1/2)

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

1. Pengurangan PPh

a.WPI maju: Sesuai dengan peraturan perundang-

undangan di bidang perpajakan dan kepabeanan

b.Tax Allowance untuk WPI Berkembang:

• Pengurahan penghasilan netto 30% selama 6 th

(5% per th).

• Penyusutan yang dipercepat dan amortisasi yang

dipercepat.

• PPh atas deviden sebesar 10%.

• Kompensasi kerugian selama 8 th.

c.Tax Allowance untuk WPI Potensial I:

• Pengurahan penghasilan netto 30% (5% per th

selama 6 th)

• Penyusutan yang dipercepat atas aktiva

berwujud dan amortisasi yang dipercepat

• PPh atas deviden sebesar 10%

• Kompensasi kerugian selama 10 th.

d.Tax Holiday untuk WPI Potensial II:

• Pengurangan PPh 10% - 100%, Jangka waktu 5-

15 th (Persyaratan perusahaan yang

menanamkan modal baru yang pengesahan

badan hukumnya disahkan setelah 15 Agustus

2015)

1. Perizinan

a.Perusahaan Kawasan Industri

• Pengecualian perizinan yang menyangkut gangguan (HO)

b.Tenant, dikecualikan dari perizinan yang menyangkut:

• Gangguan

• lingkungan

• Lokasi

• tempat usaha

• peruntukan penggunaan tanah

• pengesahan rencana tapak tanah dan

• Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)

c.Percepatan penerbitan izin selambat-lambatnya 3 jam (dalam

hal persyaratan terpenuhi)

d.Kemudahan Layanan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK)

e.Pengelola Kawasan Industri wajib memfasilitasi pelayanan

perizinan satu pintu untuk memenuhi layanan cepat sesuai

dengan Peraturan BKPM.

2.Kemudahan pembangunan dan pengelolaan tenaga listrik untuk

kebutuhan sendiri dan industri di dalam Kawasan Industri (Permen

ESDM No. 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha

Ketenagalistrikan).

3.Penyediaan infrastruktur oleh Pemerintah dan/atau Pemda, seperti

jaringan energi dan kelistrikan, jaringan telekomunikasi, jaringan

sumber daya air dan jaminan pasokan air baku, sanitasi, jaringan

transportasi, perumahan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, kesehatan, pemadam kebakaran, dan tempat

pembuangan sampah.

• UU No. 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian

• PP No. 142 Tahun 2015

tentang Kawasan Industri

• Permenperin No.39/M-

IND/PER/6/2016 tentang Tata

Cara Pemberian Izin Usaha

Kawasan Industri dan Izin

Perluasan Kawasan Industri

• Permenperin No.40/M-

IND/PER/6/2016 tentang

Pedoman Teknis Kawasan

Industri

• PMK No.105/PMK-10/2016

tentang Pemberian Fasilitas

Perpajakan dan Kepabeanan

Bagi Perusahaan Industri di

Kawasan Industri dan

Perusahaan Kawasan Industri

17

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN INDUSTRI (2/2)

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

2. Pembebasan PPN untuk WPI Berkembang, Potensial I, dan

Potensial II atas impor dan/atau penyerahan mesin dan

peralatan pabrik yang merupakan satu kesatuan, baik dalam

keadaan terpasang maupun terlepas, yang digunakan langsung

dalam proses menghasilkan barang, tidak termasuk suku

cadang.

3. Pajak Daerah

Pengaturan insentif daerah sebagaimana ditetapkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Contoh:

Pengurangan, keringanan, atau pembebasan Pajak dan

Retribusi berupa:

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB);

Pajak Penerangan Jalan (PPJ) untuk jalan lingkungan di dalam

Kawasan Industri; dan lain lain

4. Kepabeanan (WPI Berkembang, Potensial I, dan Potensial II)

Pembebasan Bea Masuk tahap pembangunan/pengembangan

(kapasitas meningkat 30%):

a.Impor mesin selama 2 th, dapat diperpanjang sesuai jangka

waktu pembangunan/pengembangan.

b.Impor barang dan bahan paling lama 3 th dapat diperpanjang

selama 1 th.

c.Impor mesin yang dibeli di dalam negeri selama 3 th dapat

diperpanjang selama 1 th.

d.Impor barang dan bahan bahan selama 4 th apabila

menggunakan mesin produksi buatan dalam negeri paling

sedikit 30%.

4. Pertanahan

a.diberikan Hak Penggunaan Atas Tanah berupa HGB

b.diberikan Hak Pengelolaan berupa HGB untuk

Perusahaan Industri yang dikelolah oleh BUMN/D

c.dapat diperpanjang sampai 80 tahun.

• Perka BKPM No. 8 Tahun

2016 tentang Perubahan

Kedua Perka BKPM No. 14

Tahun 2015 tentang

Pedoman dan Tata Cara Izin

Prinsip Penanaman Modal

• Perka BKPM No. 16 Tahun

2015 tentang Pedoman dan

Tata Cara Pelayanan

Fasilitas Penanaman Modal

• PMK No. 176/PMK.011/2009

jo. PMK No.

76/PMK.011/2012 tentang

Pembebasan Bea Masuk

Atas Impor Mesin Serta

Barang Dan Bahan Untuk

Pembangunan Atau

Pengembangan Industri

Dalam Rangka Penanaman

Modal

18

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI FREE TRADE ZONE (1/3)

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

1. Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar

Daerah Pabean:

a.tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22

b.pembebasan PPN

c.pembebasan bea masuk

d.pembebasan cukai

2. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari tempat lain

dalam Daerah Pabean melalui pelabuhan atau bandar

udara tidak dipungut PPN.

3. Pemasukan dan pengeluaran barang ke Kawasan

Bebas dari Kawasan Bebas lainnya:

a.tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22

b.pembebasan PPN

c.pembebasan bea masuk

d.pembebasan cukai

4. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari Tempat

Penimbunan Berikat atau Kawasan Ekonomi Khusus:

a.tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22

b.tidak dipungut PPN

c.pembebasan bea masuk

d.pembebasan cukai

1. Ketentuan pembatasan (lartas) hanya dapat diberlakukan

atas:

a.pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah

Pabean untuk kepentingan perlindungan konsumen atas

barang yang diedarkan di Kawasan Bebas, kesehatan,

keamanan, dan lingkungan hidup; dan

b.pengeluaran barang asal tempat lain dalam Daerah

Pabean atau asal Kawasan Bebas, dari Kawasan Bebas

ke luar Daerah Pabean.

PP No. 10 Tahun 2012 tentang

Perlakuan Kepabeanan,

Perpajakan, dan Cukai Serta Tata

Laksana Pemasukan Dan

Pengeluaran Barang Ke dan Dari

Serta Berada Di Kawasan Yang

Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan

Bebas

19

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI FREE TRADE ZONE (2/3)

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

5. Pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke Tempat Penimbunan

Berikat atau Kawasan Ekonomi Khusus:

a.dalam hal barang merupakan barang asal luar Daerah Pabean:

• tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22

• tidak dipungut PPN

• penangguhan bea masuk

• pembebasan cukai

b.dalam hal barang merupakan barang asal Kawasan Bebas atau

barang asal tempat lain dalam Daerah Pabean:

• tidak dipungut PPN

• Pembebasan cukai

6. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena

Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Kawasan Bebas, dibebaskan

dari pengenaan PPN.

7. Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena

Pajak di dalam Kawasan Bebas, dibebaskan dari pengenaan PPN.

8. Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena

Pajak dari Kawasan Bebas ke Kawasan Bebas lainnya, dibebaskan dari

pengenaan PPN.

9. Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari tempat lain dalam

Daerah Pabean ke Kawasan Bebas, tidak dipungut PPN.

10.Penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu dari tempat lain dalam Daerah

Pabean ke Kawasan Bebas, tidak dipungut PPN.

11.Penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau Jasa Kena

Pajak tertentu dari Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan Ekonomi

Khusus ke Kawasan Bebas, tidak dipungut PPN.

20

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI FREE TRADE ZONE (3/3)

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

12.Atas penyerahan jasa angkutan udara di dalam

Kawasan Bebas, dibebaskan dari pengenaan

PPN.

13.Atas penyerahan jasa telekomunikasi di dalam

Kawasan Bebas, dibebaskan dari pengenaan

PPN.

21

INSENTIF DAN KEMUDAHAN DI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL

INSENTIF KEMUDAHAN DASAR HUKUM

• KSPN di dalam KEK pemberian insentif mengikuti

ketentuan KEK

• KSPN di luar KEK pemberian insentif mengikuti peraturan

perundang-undangan yang berlaku

• PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS)

Tahun 2010-2025 tidak mengatur secara tegas

• KSPN di dalam KEK pemberian kemudahan mengikuti

ketentuan KEK

• KSPN di luar KEK pemberian kemudahan mengikuti

peraturan perundang-undangan yang berlaku

• PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun

2010-2025 tidak mengatur secara tegas

UU No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan

22

CONTOH KEGIATAN BERUSAHA DALAM PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

NO SUB URUSAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

1. Manajemen Pendidikan Pengelolaan Pendidikan Tinggi 1.Pengelolaan Pendidikan

menengah

2.Pengelolaan pendidikan khusus

1.Pengelolaan pendidikan dasar

2.Pengelolaan pendidikan anak

usia dini dan non formal

2. Perizinan Pendidikan 1.Penerbitan izin perguruan tinggi swasta

yang diselenggarakan oleh masyarakat.

2.Penerbitan izin penyelenggaraan satuan

pendidikan asing.

1.Penerbitan izin pendidikan

menengah yang diselenggarakan

oleh masyarakat.

2.Penerbitan izin pendidikan khusus

yang diselenggarakan oleh

masyarakat.

1.Penerbitan izin pendidikan dasar

yang diselenggarakan oleh

masyarakat.

2.Penerbitan izin pendidikan anak

usia dini dan pendidikan

nonformal yang diselenggarakan

oleh masyarakat.

3. Upaya Kesehatan 1.Penyelenggaraan registrasi, akreditasi,

dan standardisasi fasilitas pelayanan

kesehatan publik dan swasta.

2.Penerbitan izin rumah sakit kelas A dan

fasilitas pelayanan kesehatan penanaman

modal asing (PMA) serta fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat nasional.

1.Penerbitan izin rumah sakit kelas

B dan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat Daerah provinsi.

1. Penerbitan izin rumah sakit

kelas C dan D dan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat

Daerah kabupaten/kota.

4. Sumber Daya Manusia

(SDM) Kesehatan

1.Penetapan standardisasi dan registrasi

tenaga kesehatan Indonesia, tenaga

kesehatan warga negara asing (TK-WNA),

serta penerbitan rekomendasi

pengesahan rencana penggunaan tenaga

kerja asing (RPTKA) dan izin

mempekerjakan tenaga asing (IMTA).

- 1.Penerbitan izin praktik dan izin

kerja tenaga kesehatan.

23

CONTOH KEGIATAN BERUSAHA DALAM PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

NO SUB URUSAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

5. Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan Makanan

Minuman .

1.Pembinaan dan pengawasan industri, sarana produksi

dan sarana distribusi sediaan farmasi, obat tradisional,

alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah

tangga (PKRT), bahan obat, bahan baku alam yang

terkait dengan kesehatan.

1.Penerbitan pengakuan

pedagang besar farmasi

(PBF) cabang dan cabang

penyalur alat kesehatan

(PAK) .

2.Penerbitan izin usaha kecil

obat tradisional (UKOT)

1.Penerbitan apotek, toko obat, toko alat

kesehatan dan optikal.

2.Penerbitan izin usaha mikro obat

tradisional (UMOT).

3.Penerbitan sertifikat produksi alat

kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan

PKRT kelas 1 (satu) tertentu

perusahaan rumah tangga.

4.Penerbitan izin produksi makanan dan

minuman pada industri rumah tangga.

6. Pengembangan Iklim

Penanaman Modal

1.Penetapan bidang usaha yang tertutup dan bidang

usaha yang terbuka dengan persyaratan.

2.Penetapan pemberian fasilitas/insentif di bidang

penanaman modal yang menjadi kewenangan

Pemerintah Pusat.

3.Pembuatan peta potensi investasi nasional.

4.Pengembangan kemitraan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) bekerja sama dengan investor

asing.

1.Penetapan pemberian

fasilitas/insentif di bidang

penanaman modal yang

menjadi kewenangan

Daerah provinsi.

2.Pembuatan peta potensi

investasi provinsi.

1.Penetapan pemberian fasilitas/insentif

di bidang penanaman modal yang

menjadi kewenangan Daerah

kabupaten/kota.

2.Pembuatan peta potensi investasi

kabupaten/kota.

7. Kerja Sama Penanaman

Modal

1.Penyelenggaraan kerja sama internasional dengan

negara lain dalam rangka kerja sama bilateral,

regional dan multilateral di bidang penanaman modal.

2.Penyelenggaraan kerja sama antara Pemerintah

Pusat dengan lembaga perbankan

nasional/internasional dan dunia usaha

nasional/internasional.

3.Pengkoordinasian penanaman modal dalam negeri

yang menjalankan kegiatan penanaman modalnya di

luar wilayah Indonesia.

- -

24

CONTOH KEGIATAN BERUSAHA DALAM PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

NO SUB URUSAN PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

8. Promosi Penanaman

Modal

1.Penyelenggaraan promosi penanaman

modal yang menjadi kewenangan

Pemerintah Pusat.

1.Penyelenggaraan promosi

penanaman modal yang

menjadi kewenangan Daerah

provinsi.

1.Penyelenggaraan promosi

penanaman modal yang menjadi

kewenangan Daerah

kabupaten/kota

9. Pelayanan Penanaman

Modal

1.Pelayanan penanaman modal yang ruang

lingkupnya lintas Daerah provinsi.

2.Pelayanan penanaman modal terkait

dengan sumber daya alam yang tidak

terbarukan dengan tingkat risiko kerusakan

lingkungan yang tinggi.

3.Pelayanan penanaman modal pada bidang

industri yang merupakan prioritas tinggi

pada skala nasional.

4.Pelayanan penanaman modal yang terkait

pada pelaksanaan strategi pertahanan dan

keamanan nasional.

5.Pelayanan penanaman modal asing.

Pelayanan perizinan dan

nonperizinan secara terpadu

satu pintu:

a.Penanaman modal yang ruang

lingkupnya lintas Daerah

kabupaten/kota;

b.Penanaman Modal yang

menurut ketentuan peraturan

perundangundangan menjadi

kewenangan Daerah provinsi.

1.Pelayanan perizinan dan

nonperizinan secara terpadu 1

(satu) pintu di bidang penanaman

modal yang menjadi kewenangan

Daerah kabupaten/kota.

10, Pengendalian

Pelaksanaan

Penanaman Modal

1.Pengendalian pelaksanaan penanaman

modal yang menjadi kewenangan

Pemerintah Pusat.

1.Pengendalian pelaksanaan

penanaman modal yang

menjadi kewenangan

DaerahProvinsi.

1.Pengendalian pelaksanaan

penanaman modal yang menjadi

kewenangan Daerah

Kabupaten/Kota.

11. Data dan Sistem

Informasi Penanaman

Modal

1.Pengelolaan data dan informasi perizinan

dan nonperizinan penanaman modal yang

terintergrasi secara nasional.

1.Pengelolaan data dan

informasi perizinan dan

nonperizinan penanaman

modal yang terintergrasi pada

tingkat daerah Provinsi.

1.Pengelolaan data dan informasi

perizinan dan nonperizinan

penanaman modal yang

terintergrasi pada tingkat daerah

Kabupaten/Kota.

25

PENYAMPAIAN KASUS PERMASALAHAN DAPAT DISAMPAIKAN KEPADA:

BAPAK I WAYAN DWI ARDANA, ASISTEN DEPUTI PENGEMBANGAN INVESTASI KEMENKO

BIDANG PEREKONOMIAN

EMAIL: [email protected]

WA: 0813-83567922

ATAU MELALUI:

1. DYAH WAHYU PURBANDARI: [email protected]

2. MARIANTO: [email protected]

3. YATI RACHMAWATY: [email protected]

4. LORENTA SIAHAAN: [email protected]

5. NOOR AFIF: [email protected]

6. JUNIARDI NUGROHO: [email protected]

7. ABDUL GHANI: [email protected]

8. YESI SRI REZEKI: [email protected]