KEBIJAKAN PENYIARAN NASIONAL - radioprssni.com DIGITAL-DIRJEN... · 4. Adanya keseimbangan...
Transcript of KEBIJAKAN PENYIARAN NASIONAL - radioprssni.com DIGITAL-DIRJEN... · 4. Adanya keseimbangan...
KEBIJAKAN PENYIARANNASIONAL
BAMBANG SUBIJANTOROPLT. DIREKTUR JENDERAL
SARANA KOMUNIKASI DAN DISEMINASI INFORMASIDEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI
PENYIARAN NASIONAL
Untuk menjaga integrasi nasional, kemajemukan masyarakatIndonesia dan terlaksananya otonomi daerah, maka perludibentuk sistem penyiaran nasional yang menjamin terciptanyatatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang gunamewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Lembaga penyiaran merupakan media komunikasi massa yangmempunyai peran penting dalam kehidupan sosial, budaya,politik, dan ekonomi, memiliki kebebasan dan tanggung-jawabdalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi,pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial;
Siaran yang dipancarkan dan diterima secara bersamaan,serentak dan bebas, memiliki pengaruh yang besar dalampembentu-kan pendapat, sikap, dan perilaku khalayak, makapenyelenggara penyiaran wajib bertanggung-jawab dalammenjaga nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dankesatuan bangsa yang berlandaskan kepada Ketuhanan YangMaha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab
2
UU 32/2002
Bertujuan untuk: Memperkukuh integrasi nasional, Terbinanya watak dan jati diri bangsa yang
beriman dan bertakwa, Mencerdaskan kehidupan bangsa, Memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka
membangun masyarakat yang mandiri,demokratis, adil dan sejahtera, serta
Menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
PENYIARAN NASIONAL
3
KEBIJAKAN INDUSTRI PENYIARAN KEDEPAN
Implementasi Sistem Stasiun Jaringan (SSJ), (diversity of ownership & diversity of content).
Migrasi dari Penyiaran Analog ke Penyiaran Digital
Konvergensi Antara Telekomunikasi, Penyiaran, & Internet (IPTV)
TELEVISI DIGITAL
Perkembangan teknologi komunikasi
• Beralihnya teknologi analog menjadi teknologi digital
• Terciptanya konvergensi teknologi telekomunikasi, informasi dan penyiaran
• Digitalisasi pada semua aspek kehidupan (e-lifestyle, mobile e-lifestyle)
Alasan migrasi
• Migrasi dari sistem penyiaran TV analog ke digital merupakan tuntutan global
• Kita tidak dapat menghindar untuk tidak mengadopsi teknologi siaran digital, karena lambat laun peralatan yang menggunakan teknologi analog akan ditinggalkan dan tidak akan diproduksi lagi.
• Efisiensi penggunaan frekuensi• Satu kanal analog = s/d 6 Program Digital• Adanya jasa tambahan• Kualitas gambar dan suara yang lebih baik (tidak
ada noise & ghost)• Dapat diterima dalam keadaan bergerak (mobile)
dengan kualitas baik• Efisiensi daya pancar (+25% dari analog)• Efisiensi konsumsi daya peralatan pemancar
Keuntungan Digital
Faktor-faktor yang Menentukan
• Set Top Box (Harga yang terjangkau, mudah di upgrade, compatible)
• Kualitas jangkauan siaran & program-program Digital
• Kesiapan industri dan konsumen/masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan
PEMISAHAN ANTARA NETWORK DANCONTENT PROVIDER
networkprovider
contentprovider
1. Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi radio sebagai infra-struktur strategis yang bernilai ekonomis
2. Bagi network provider akan mendorong sharing peralatan transmisi (termasuk tower pemancar)
3. Bagi content provider, akan fokus menekuni bisnis bidang konten sehingga makin profesional
tujuan pemisahan:
Pemilik Site/Lahan Transmitter
Penyedia Jasa Transmisi Penyedia MUX Broadcaster
Rantai Model Bisnis TV Digital
• Pemilik lahan lokasi transmitter
• Penyedia jasa transmisi penyiaran ke MUX
• Penyedia kanal/saluran ke Broadcaster
• Membeli kanal untuk diisi program siaran
• Mendapatkan income dari iklan komersial
Dari beberapa studi kasus, pemilahan antara network provider dan content provider tergantung dari policy pemerintah suatu negara
(Broadcast Migration Study, Final Report, Spectrum Value Partners 2008)
ROADMAP PENYIARAN TV DIGITAL
ROADMAP SIARAN TV DIGITAL2009 - 2012 2013 - 2017
tahap I2018
tahap II tahap III Uji coba dilaksanakan paling lama 1 (satu)
tahun; Penghentian izin lisensi baru untuk TV
analog setelah beroperasinya penyelenggara infrastruktur TV digital; Dimulai dengan lisensi baru untuk
penyelenggara infrastruktur TV digital; Perkenalan DVB-T atau DAB; Periode simulcast (diperlukan pemetaan
lokasi dimulainya siaran digital dan dihentikannya siaran analog sesuai usulan Rancangan Permen); Mendorong industri elektronik dalam
negeri dalam penyediaan peralatan penerima TV digital.
Penghentian siaran TV analog di kota-kota besar dilanjutkan dengan daerah regional lain;
Intensifikasi penerbitan izin bagi mux operator yang awalnya beroperasi analog ke digital.
Periode di mana seluruh siaran TV analog dihentikan;
Siaran TV digital beroperasi penuh pada band IV dan V;
Kanal 49 ke atas digunakan untuk sistem telekomunikasi nirkabel masa depan (untuk International Mobile Telecommunication dan Public Protection Disaster Relief).
UJI COBA SIARAN TV DIGITAL
1. Konsorsium Telkom-Telkomsel-Indonusa pada frek 24 UHF
2. Konsorsium Tren Mobile pada frek 26 UHF
A. Fixed (Tetap)
B. Mobile (Bergerak)
1. Konsorsium Televisi Digital Indonesia(KTDI) pd frek 46 UHF dan frek 40 UHF
2. Konsorsium TVRI-Telkom pd frek 44 UHF dan frek 42 UHF
RADIO DIGITAL
Perlunya Radio Digital digelar
• Efisiensi penggunaan frekuensi• Adanya layanan tambahan• Banyak permohonan izin baru untuk
penyelenggaraan siaran radio• Adanya beberapa lembaga penyiaran radio
yang menggunakan frekuensi tidak sesuai Master Plan
• Pembagian penggunaan frekuensi di wilayah perbatasan
Permen Kominfo 21/2009
• Menetapkan standar penyiaran radio digital pada pita VHF di Indonesia adalah DAB Family.
• Akan diatur lebih lanjut tentang:- Rencana Induk Frekuensi Penyiaran Radio
Digital;- Standardisasi perangkat- Jadwal pelaksanaan sistem penyiaran radio
digital;- Model bisnis sistem penyiaran radio digital.
16
Keuntungan DAB
Dapat menggantikan layanan penyiaran radio pada AM dan FMSangat cocok untuk penerimaan bergerak dan sangat tahan terhadap multipath receptionKualitas layanan suara sangat baik, mendekati kualitas CDAdanya data tambahan (misalnya informasi lalu lintas, gambar, dll.)Efisiensi penggunaan frekuensiPenggunaan Single Frequency Network
17
Tantangan yang dihadapi
• Menambah investasi untuk sarana transmisi
• Harga penerima digital masih relatif mahal• Kualitas suara FM dianggap sudah cukup
memadai• Kemasan konten harus lebih menarik
daripada analog (AM & FM)• Peningkatan ketrampilan SDM di bidang
digital
Konvergensi Antara Telekomunikasi, Penyiaran
& Internet (IPTV)
IPTV is a form of Convergence…
UU32/2002
UU 36/1999 UU 11/2008
IPTV
IPTV is a form of Convergence…
Broadcasting
Telecommunication Internet
IPTV
ITU Definition
• IPTV is defined as– Multimedia services:
Television / video / audio / text / graphics / data
– Delivered over managed IP based networks providing appropriate:QoS / QoE, security, interactivity and
reliability.
Skema Jenis Layanan IPTV di Indonesia
Broadcast Service
1
2
IPTV InteractiveService
3
Advertising Service
8
Public InterestService
7
TeleService
6
Portal Service
HostingService
5
4
Information Commerce Communication Entertainment
Presence Service Session Mobility Serv. Supplementary Content
Linier TV Liner TV with trick mode Pay per View Elect. Prog. Guide
Personal Broadcast Hybrid: On-line & Of air TV Delivery Linier TV with Multi View service
Business to business User Created Content
(UCC) hosting Data Portal TV Web Browsing
Tele-learningTele-MedicineMonitoring ServicesT-Commerce
Support for end users with disabilitiesEarly warning informationCommunity releted informationHeadlines on Demand
Traditional AdvertisingTargeting AdvertisingOn Demand AdvertisingInteractive Advertising
Broadcast Service
IPTV InteractiveService
3
Information Commerce IP Telephony Entertainment
Presence Service Session Mobility Serv. Supplementary Gaming
IPTV Definition Framework & Services
IPTV Services
On-Demand Service
2
VoD Music on Demand
Linier TV Pause TV Time Shift TV Pay per View Interactive Prog. Guide Personal Video Recording
1
Lisensi/Izin IPTV
1. Lisensi penyelenggaraan IPTV (master license atau lisensi utama) diberikan kepada ketua konsorsium yang anggota-anggotanya telah memiliki lisensi-lisensi (sub license atau lisensi pendukung) sebagai berikut:a.Jaringan tetap lokal/ Jartaplok berbasis packet
switchb.Jasa ISP;c. Jasa penyiaran berlangganan;
2. Lisensi penyelenggaraan IPTV (master license atau lisensi utama) memuat dan mengikat semua anggota konsorsium.
SISTEM PENYIARAN NASIONAL
Sistem Penyiaran Nasional berdasarkan UU No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, tidak mengenal lagi adanya lembaga penyiaran yang memiliki jangkauan wilayah siaran secara nasional.
Dalam sistem penyiaran nasional terdapat lembaga penyiaran dan pola jaringan yang adil dan terpadu yang dikembangkan dengan membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal.
Sistem penyiaran nasional diarahkan untuk menjamin terciptanya tatanan informasi nasional yang adil, merata, dan seimbang dalam rangka mendukung demokratisasi penyiaran yang mengarah kepada pemerataan dan pemberdayaan daerah.
LPS
STASIUN PENYIARAN LOKAL STASIUN PENYIARAN JARINGAN
LEMBAGA PENYIARAN SWASTA (LPS)
SSJ
DIVERSITY OF OWNERSHIP
DIVERSITY OF CONTENT
PRINSIP DASAR SISTEM STASIUN JARINGAN (SSJ)
SSJ
INDUK STASIUN JARINGAN
ANGGOTA STASIUN JARINGAN
SISTEM STASIUN JARINGAN (SSJ)
Sistem Stasiun Jaringan adalah tata kerja yang mengatur relai siaran secara tetap antar lembaga penyiaran (induk stasiun jaringan dan anggota stasiun jaringan).
induk stasiun jaringan adalah Lembaga Penyiaran yang bertindak sebagai koordinator yang siarannya direlai oleh anggota stasiun jaringan.
Anggota stasiun jaringan adalah Lembaga Penyiaran yang tergabung dalam suatu sistem stasiun jaringan yang melakukan relai siaran pada waktu-waktu tertentu dari induk stasiun jaringan.
anggota stasiun jaringan hanya dapat berjaringan dengan 1 (satu) induk stasiun jaringan.
Induk stasiun jaringan berkedudukan di ibukota provinsi dan/atau ibukota negara.
Anggota stasiun jaringan berkedudukan di ibukota provinsi, kabupaten dan/atau kota
SISTEM STASIUN JARINGAN (SSJ)
• Bekerjasama dengan Lembaga Penyiaran Swasta lainnya yang sudah berdiri; atau
• Mendirikan Lembaga Penyiaran Swasta baru pada suatu daerah tertentu.
LEMBAGA PENYIARANSWASTA
SSJ
PELAKSANAAN SSJ
PERAN SSJ DALAM MEMBERDAYAKAN LEMBAGA PENYIARAN LOKAL
1. Tersebarnya kepemilikan dan content penyiaransecara merata di setiap daerah
2. Pemberdayaan sumber daya lokal (budaya, SDM, modal, dll)
3. Berkembangnya industri lokal yang terkait denganbidang penyiaran (PH, Artis lokal, iklan lokal, dll)
4. Adanya keseimbangan informasi antar daerah sertaantara pusat dan daerah
DAMPAK DAN KENDALA DITERAPKANNYA SSJ
1. Masyarakat tidak dapat menerima siaransecara nasional lagi, kecuali TVRI dan RRI
2. LPS yang telah melakukan investasi cukupbesar harus menyesuaikan denganketentuan-ketentuan yang ada (dgnmembuat Badan Hukum Baru)
3. Potensi ekonomi suatu daerah yang beragam akan menjadi kesulitan bagi daerahekonomi kurang maju dalam pengembanganindustri penyiaran lokal
DAMPAK DAN KENDALA DITERAPKANNYA SSJ
1. Aspek Legal: Kesulitan dalam memecah aset perusahaan menjadi beberapa badan hukum yang terpisah, khususnya bagi LPS TV yang sudah go public
2. Aspek Keuangan: memerlukan investasi yang besar untuk mendirikan stasiun penyiaran lokal
3. Aspek Teknis: terbatasnya Link (mis: transponder satelit, fiber optik) guna mendukung implementasi SSJ
KENDALA PENERAPAN SSJ BAGI LPS TV EKSISTING
Pemerintah menekankan perluanya ketaatan pada peraturan dan kesungguhan bagi LPS TV dalam menerapkan SSJ sesuai ketentuan yg berlaku
TATA CARA DAN PROSES PERIZINAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN
OLEH PEMDA PROVINSI DAN PEMDA KABUPATEN/KOTA
1. Keterkaitan Hukum:
Peraturan Menteri Komunikasi dan InformatikaNomor: 18/PER/M/KOMINFO/3/2009 ttg TataCara Proses Perizinan PenyelenggaraanPenyiaran oleh Pemerintahan Daerah Provinsidan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kotadisusun berdasarkan Peraturan PemerintahNomor 38 Tahun 2007, khususnya Pasal 9.
2. Definisi istilah:
a. Urusan penyiaran di daerah adalahpelayanan urusan perizinan oleh PemerintahDaerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yangruang lingkup tugasnya di bidang komunikasidan informatika
b. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraurusan pemerintahan oleh Pemda dan DPRDmenurut azas otonomi dan tugaspembantuan dengan prinsip NKRIsebagaimana dimaksud dalam UUD 1945
3. Perizinan Penyiaran di Daerah:
1. Evaluasi persyaratan administrasi dan data teknis permohonan izin penyelenggaraan penyiaran jasa penyiaran radio dan televisi
2. Pemberian rekomendasi kelengkapan data administrasi dan data teknis permohonan izin penyelenggaraan dan televisi;
3. Pemberian izin lokasi pembangunan studio dan stasiun pemancar radio dan/atau televisi.
4. Urusan penyiaran yg menjadi kewenangan Depkominfo:
a.Penetapan arah kebijakan penyiaran;b.Penetapan tata cara dan persyaratan perizinan penyiaran;c. Penerbitan izin penyiaran radio dan televisi bagi seluruh
lembaga penyiaran;d.Penerbitan pedoman teknis pelaksanaan uji coba siaran
radio dan televisi;e.Penetapan kebijakan tentang pemusatan kepemilikan dan
kepemilikan modal asing pada LPS dan LPB;f. Pemetaan usaha jasa penyiaran, wilayah layanan,
pengaturan sistem stasiun jaringan, standar teknologi,sarana dan prasarana, serta alokasi frekuensi, baik untukjasa penyiaran radio maupun televisi;
5. Urusan penyiaran yg menjadi kewenangan Pemda Provinsi:
a. Evaluasi persyaratan administrasi dan datateknis permohonan izin penyelenggaraanpenyiaran jasa penyiaran televisi;
b. Pemberian rekomendasi kelengkapan dataadministrasi dan data teknis permohonan izinpenyelenggaraan televisi
6. Urusan penyiaran yg menjadi kewenangan Pemda Kab/Kota:
a. Evaluasi persyaratan administrasi dan datateknis permohonan izin penyelenggaraanpenyiaran jasa penyiaran radio;
b. Pemberian rekomendasi kelengkapan dataadministrasi dan data teknis permohonan izinpenyelenggaraan radio;
c. Pemberian izin lokasi pembangunan studio danstasiun pemancar radio dan/atau televisi
7. Kewenangan Menteri:
Menteri Komunikasi dan Informatika dapatmelakukan pembinaan, pengarahan, danpetunjuk kepada Pemerintah Daerah Provinsidan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaanurusan yang telah menjadi kewenangannya dibidang proses perizinan penyelenggaraanpenyiaran agar lembaga penyiaran dapatmemenuhi azas, tujuan dan arah penyiaransesuai peraturan perundang-undangan.
8. Proses Perizinan Penyiarandi Daerah :
a. Pemohon mengajukan permohonan IzinPenyelenggaraan Penyiaran (IPP) kepada Menterimelalui Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) setelahdibuka peluang usaha penyiaran (dibuat duarangkap dengan tembusan kepada lembagaPemda), sesuai dengan Permen Kominfo Nomor:28/PER/M/KOMINFO/9/2008.
b. KPI/KPID melakukan evaluasi persyaratan programsiaran dan Pemerintah Daerah melakukan evaluasipersyaratan administrasi dan data teknis.
c. Evaluasi dilakukan paling lama satu bulan terhitung sejakditerimanya berkas permohonan (apabila persyaratan dankelengkapan permohonan tidak dipenuhi, Pemdamemberitahukan secara tertulis kepada Pemohon/kuasanyadengan tembusan kepada Menkominfo, agar persyaratantersebut dilengkapi paling lambat dalam 15 hari kerja sejakditerimanya surat pemberitahuan);
d. Rekomendasi kelayakan dikirimkan kepada Menteri danKPI/KPID sebagai bahan kelengkapan pelaksanaan EvaluasiDengar Pendapat;
e. Apabila Pemda dalam waktu 30 hari tidak melakukanevaluasi, maka data yang digunakan untuk keperluan ForumRapat Bersama adalah data administrasi dan data teknisyang dikirim kepada Menteri oleh Pemohon.
KPIDPEMOHON
PEMDA(Sesuai NSPK)
CHECK ADM &
TEK
MENTERI
IPP PRINSIP OLEH MENTERI
UJI COBA SIARAN
REK. KELAYAKAN
OK
1 doc. asli 1 doc. asli
REK. ADM & TEKNIS.
ISR, INFRASTRUKTUR, & IZIN lainnya
IPP TETAP OLEH MENTERI
diperpanjang 1x
1 doc. COPY
CHECK PROG
EDP
FRB
OK
OKNO
DITOLAKEUCS
OK
NO
12 2’
OK
NO
DITOLAK
PRA FRB
NO
2’
3
4
5
7
8
9
14
PROSES PERIZINAN PENYIARAN
15
30 hari
30 hari
15 hari
15 hari
30 hari
30 hari
Radio 6 bln
TV 1 thn
14 hari
6
Terima Kasihwww.depkominfo.go.id