KEBIJAKAN PENERAPAN STANDAR BIDANG BIDANG PEKERJAAN …pip2bdiy.com/nspm/074.pdf · Konstruksi...
Transcript of KEBIJAKAN PENERAPAN STANDAR BIDANG BIDANG PEKERJAAN …pip2bdiy.com/nspm/074.pdf · Konstruksi...
KEBIJAKAN PENERAPAN STANDAR BIDANG
BIDANG PEKERJAAN UMUM
KHUSUSNYA BIDANG KE-CIPTA KARYA-AN
1
Disampaikan oleh:
Sekretariat Badan Litbang PU
INFRASTRUKTUR YANG HANDAL
S
I
D
C
O
M
urvey
nvestigation
esign
onstruction
peration
aintenance
2
HANDAL akan terwujud jika Standar, Pedomandan Manual yang mendukung setiap tahapanpembangunan tersedia dan secara konsistenditerapkan:
Pra Konstruksi, yaitu Kegiatan Perencanaan:- Survey - Investigasi- Studi - Desain
Konstruksi yaitu kegiatan pelaksanaan:- konstruksi
Pasca Konstruksi, yaitu pemanfaatan:- Operasi,- Pemeliharaan, (termasuk Monitoring, dan Evaluasi)
3
StandarStandar adalah spesifikasi teknis atau sesuatuadalah spesifikasi teknis atau sesuatuyang dibakukan termasuk tatacara dan metodeyang dibakukan termasuk tatacara dan metodeyang dirumuskan secarayang dirumuskan secara konsensuskonsensus oleholehsemua pihak yang terkaitsemua pihak yang terkait dengandenganmemperhatikan syaratmemperhatikan syarat--syarat keselamatan,syarat keselamatan,keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiserta pengalaman, perkembangan masa kiniserta pengalaman, perkembangan masa kinidan masa yang akan datang untukdan masa yang akan datang untukmemperoleh manfaat yang sebesarmemperoleh manfaat yang sebesar--besarnyabesarnya(PP 102 tahun 2000)(PP 102 tahun 2000) (Diberlakukan sukarela(Diberlakukan sukarelasecara nasional)secara nasional)Contoh : Standar Nasional Indonesia (SNI)
4
STANDAR: Spesifikasi
Teknis (yang
dibakukan)
Tata Cara
Metode
5
Memperhatikan:
Keselamatan
Keamanan
Lingkungan Hidup
IPTEK
Pangalaman
Perkembangan
Dirumuskan secara:
• Konsensus
• Pembuktian ilmiah
(semua pihak)
Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya
(bagi kesejahteraan, keteraturan manusia dan lingkungannya)
Contoh SNI
PedomanPedoman adalah acuan yang bersifat umum yangadalah acuan yang bersifat umum yangharus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikanharus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikandengan karakteristik dan kemampuan daerah setempatdengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat
(PP 25 tahun 2000)(PP 25 tahun 2000) (Diapat berlakukan nasional)(Diapat berlakukan nasional)
ContohContoh :: Pedoman Perencanaan, PedomanPedoman Perencanaan, PedomanPelaksanaan dll.Pelaksanaan dll.
6
ManualManual adalah acuan operasional yangadalah acuan operasional yang
penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan danpenerapannya disesuaikan dengan kebutuhan dankarakteristik objek, dalam hal ini berupa petunjukkarakteristik objek, dalam hal ini berupa petunjukpelaksanaan dan petunjuk teknis (PP 25 Tahunpelaksanaan dan petunjuk teknis (PP 25 Tahun2000)2000)
(Diberlakukan internal Dep. PU)(Diberlakukan internal Dep. PU)
Contoh :Contoh : Manual Penentuan Kapasitas Jalan, ManualManual Penentuan Kapasitas Jalan, ManualPemeriksaan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam dll.Pemeriksaan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam dll.
7
STANDARDISASI
StandardisasiStandardisasi adalah proses
merumuskan,
menetapkan,
menerapkan dan
merevisistandar, yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasamadengan semua pihak
(PP 102 – 2000).
8
Lingkup Standardisasi:Semua Kegiatan yang terkait:
Metrologi Teknik
Standar
Pengujian
Mutu
9
Standardisasidimaksudkan untukmeningkatkan:
Daya saing
Perlindungan konsumen
Pelaku Usaha
Tenaga Kerja
Hubungan masy Int(WTO)
10
Guna mendukungpeningkatan:
Produktifitas
Daya Guna Produksi
Mutu Barang
Jasa
Proses
Sistem dan
Personil
Pada:
Keselamatan
Keamanan
Kesehatan dan
LingkunganHidup
MaksudStandardisasi
Tujuan Standardisasi1.Meningkatkan kepastian dan efisiensi transaksi
perdagangan;
2.Memberikan acuan bagi pelaku usaha dan mewujutkanpersaingan usaha yang sehat dan transparan;
3.Melindungi kepentingan konsumen, kesehatanmasyarakat, dan perlindungan kelestarian fungsilingkungan;
4.Membantu (meningkatkan sofistikasi pasar dan) kelancaranperdagangan internasional
11
Prinsip Dasar Perumusan StandarMerupakan proses merumuskan standar sampai konsensus yangmelibatkan pemangku kepentingan dan Masyarakat Standar denganmemegang prinsip dasar perumusan standar, antara lain :
a. Terbuka (openess);b. Transparan (Transparancy);
c. Konsensus & tidak memihak (consensus and impartiality);
d. Efektif & relevan (effectiveness and relevance);
e. Koheren (coherence);
f. Dimensi pengembangan (development dimension).
Perumusan RSNI dilaksanakan oleh Panitia Teknis melalui konsensusdari semua pemangku kepentingan yang terkait. Panitia Teknisdikoordinasikan oleh instansi teknis sesuai kewenangan;
12
SubpantekSubpantekGugusGugus KerjaKerja
NaskahNaskahAkademisAkademis
DraftingDraftingRapatRapat
teknisteknisKonsensusKonsensus
PenetapanPenetapan//PemutakhiranPemutakhiran
PantekPantek
KebutuhanKebutuhan StandarStandar,,PedomanPedoman dandan ManualManual
Family Tree BidFamily Tree Bid keke--PUPU--anan
EselonEselon II
a/na/n MenteriMenteriMenteriMenteri
RSNIRSNI PedomanPedoman
R0R0 R1R1 R2R2 R3R3
PemPem PusatPusat,,ProvProv,,
KabKab/Kota/Kota
MasyarakatMasyarakat PenggunaPenggunaProfesionalProfesionalPerguruanPerguruan TinggiTinggi
AmanatUU/ PPNorma
TidakTidak**
ManualManual((Juklak/JuknisJuklak/Juknis))
JajakJajakPendapatPendapatSetujuSetuju100%100%
RASNI
ee--ballotingballotingSetujuSetuju//tidaktidak??
Perbaikan R4
R4R4
Ya
TidakTidak
PROSES PERUMUSAN DAN PENETAPAN STANDAR, PEDOMAN, DAN MANUAL
Catatan :* Rapat Teknis (R2) dan Rapat konsensus (R3) wajib melibatkan Subpanitia Teknis. Bagian Hukum Satminkal dan Biro Hukum
(Dalam masa peralihan bagi kegiatan yang sudah terlanjur diselesaikan tetap wajib diklarifikasikan dengan Subpanitia Teknis sebelum ditetapkan dalam rapat Panitia Teknis)* Penetapan oleh Panitia Teknis bagi semua produk yang akan diundangkan dengan Peraturan Menteri
Pemberlakuan didukung dengan Surat Edaran,bila perlu diberlakukan SNI wajib harus didukung dengan Peraturan Menteri
Perbaikan materi ke Subpantek Redaksional Pantek
PemberlakuanPemberlakuanSNISNI
SNI (SNI (WajibWajib))bilabila diperlukandiperlukan
PenetapanPenetapanRASNIRASNI jadijadi SNISNI
(BSN)(BSN)
R0= RSNI0/RPT0/RM0R1= RSNI1/RPT1/RM1R2= RSNI2/RPT2/RM2
R3= RSNI3/RPT3/RM3R4= RSNI4/RPT4/RM413
PENERAPAN SPM DALAM TAHAPAN PRA-KONSTRUKSI
14
Penerapan SPM dlm tahap Pra-Konstruksi adalahlangkah awal utk mewujudkan Infrastruktur yghandal.
Beberapa contoh SPM tahap Pra-Konstruksi :
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
•Bangunan Gedung
•Perencanaan Jaringan Irigasi
Tata Cara Perencanaan Permukaan Jalan, dll
PENERAPAN SPM DALAM TAHAPAN PRA-KONSTRUKSI (lanjutan)
15
Mekanisme Penerapan
Kewajiban menerapkan SPM terkait dengankegiatan Pra-Konstruksi harus dituangkandalam Dokumen KAK (Kerangka AcuanKerja).
PENERAPAN SPM DALAM TAHAPANKONSTRUKSI
16
Penerapan SPM dalam tahap Konstruksi adalah TitikKritis dalam mewujudkan Infrastruktur yang handal,karena walaupun desainnya sempurna jika dalampelaksanaan terjadi penyimpangan maka hasilnya tidakakan optimal.
MEKANISME PENERAPAN
Kewajiban menerapkan SPM terkait dgn pelaksanaanKonstruksi harus dituangkan dlm Dokumen Lelang danDokumen Kontrak
PENERAPAN SPM DALAM TAHAPAN KONSTRUKSI(lanjutan)
17
Quality Control
Kewajiban menerapkan SPM terkait dengan pelaksanaan KonstruksiJika sudah dituangkan dlm Dokumen Lelang dan Dokumen KontrakMaka ketentuan itu sudah mengikat dan harus dipenuhi olehpenyedia jasa
Mekanisme pengendalian kualitas bisa dilakukan dengan:. Melihat Kesesuaian dengan prosedur kerja : Tata cara pemadatantanah, Tata cara pengecoran beton segar, dll
. Melihat kesesuaian dengan spesifikasi: Diameter tulangan, Dimensibalok, dll
. Melihat kesesuaian dengan hasil uji : CBR tanah, Karakterustik betonStabilitas Marshal, dll
Penerapan SPM dlm TahapanPasca Konstruksi
Penerapan SPM dalam tahap Pasca Konstruksi adalah dalamrangka meningkatkan masa pelayanan/ umur dan kelayakanbangunan
Mekanisme penerapan
Kewajiban menerapkan SPM terkait dengan kegiatanPasca Konstruksi dituangkan dalam SOP operasional danSOP pemeliharaan bangunan sipil, dan dapat dilakukan ujikelayakan kualitas.
18
Pemberlakuan SNI
Berdasarkan PP RI Nomor 102 Tahun 2000 tentangStandardisasi Nasional Pasal 12
1. SNI bersifat sukarela (ayat 2)
2. Bersifat wajib dalam hal SNI berkaitan dengankepentingan keselamatan, keamanan,kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsilingkungan hidup dan atau pertimbanganekonomis dan diberlakukan/diatur oleh MenteriTeknis (ayat 3).
Sanksi (SNI)Ada 2 jenis sanksi : administratif dan pidana
Sanksi administratif
pencabutan sertifikat, pencabutan hak penggunaantanda SNI (by lembaga sertitikasi),
pencabutan ijin, penarikan barang yang beredar (byinstansi teknis/ pemda).
Sanksi pidana sesuai peraturan berlaku
20
Tahapan Perumusan SNI
Tahapan Perumusan Pelaksana Kode Waktu PJ
Penyusunan Konsep Awal Konseptor RSNI0 - Konseptor(PU)
Penyusunan Konsep(Drafting)
PT/SPT RSNI1 6 bl PT/SPT (PU)
Perbaikan Konsep PT/SPT RSNI2 3 bl PT/SPT (PU)
Konsensus PT/SPT PT/SPT RSNI3 3 bl PT/SPT (PU)
Jajak Pendapat (enquiry) BSN &MASTAN
3 bl BSN
Perbaikan Akhir PT/SPT RSNI4 2 bl BSN
Pemungutan Suara (e-baloting (konsensusNasional)
BSN &MASTAN
RASNI 3 bl BSN
Penetapan SNI BSN SNI 1 bl BSN
21
PENERAPAN SPM KAITANNYA DENGANPENGADAAN BARANG DAN JASA SESUAIPERPRES NO.80/2003
22
Dalam Perpres No 80/2003 dan perubahannya adakewajiban menerapkan SPM terkait dgn pelaksanaanKonstruksi (Pasal 40 ayat (2)
Ketentuan Penerapan SPM dlm dokumen lelang bisadigunakan sebagai bahan evaluasi penetapanpemenang, namun demikian dlm pelaksanaannya seringpanitia pengadaan barang dan jasa belum sepenuhnyamemahami, sehingga ada keraguan/ketakutanmenerapkan ketentuan ini sebagai dasar evaluasi.
REKAPITULASI JUMLAH STANDARBAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM (DESEMBER 2007)
No. BIDANGS N I
PedomanTeknis
Petunjuk TOTAL
MetodeTataCara Spek. Jumlah Teknis SNI+RSNI+Pt
I. UMUM
Tanah, Batuan, Sedimen, Beton, Agregat,Semen, Aspal, Kayu, Air, Baja dan Bahan Lain 323 57 58 438 42 0 480
II. SUMBER DAYA AIR
Bendungan, Bendung, Sungai, Air Tanah,Standar Perencanaan Irigasi, dan Pantai 42 25 7 74 80 0 135
III. PRASARANA TRANSPORTASI
Perkerasan Jalan, Jalan dan Jembatan, Lalulintas, Peralatan, pemeliharaan jalan &jembatan dan Lingkungan Jalan 24 23 36 83 147 0 230
IV. PERMUKIMAN TATA RUANG, KAWASAN
Tata Ruang, Kawasan, Rumah&Gedung,Struktur & konstruksi bangunan, KeselamatanBangunan, Perumahan, Air bersih, Air minum,Persampahan, Sanitasi dan lain-lain 37 80 56 173 117 297 587
T o t a l 426 185 157 768 386 297 1451
23
Penerapan SNI dan Regulasi di PUDalam upaya penerapan SNI bidang Bahan Konstruksi dan
Bangunan, beberapa peraturan telah diterbitkan oleh Departemen PU:
No Legal aspek Nomor/Tanggal Tentang
1. Instruksi Men. PU 04/IN/M/199124 /01/1991
Pemilikan dan Penerapan Standar-standar dibidang Pekerjaan Umum
2. Peraturan Men PU 66/PRT/1/9323 Oktober 1993
Persyaratan Teknis Penyelenggaraan BangunanIndustri dalam Rangka Penanaman Modal
3. Instruksi Men PU 01/N/M/199928 April 1999
Penyusunan spesifikasi konstruksi/ spesifikasiteknik bidang Pekerjaan Umum
4. Instruksi Men PU 02/IN/M/200523 Februari 2005
Penerapan Standar (SPM) dalam DokumenKontrak
5. Peraturan Men PU 23/PRT/M/20067 Nopember 2006
Tata Kerja Panitya Teknis Standardisasi BahanKonstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil diLingkungan Dep. PU
6. Keputusan Men PU 436/KPTS/M/200628 Desember 2006
Penetapan Keanggotaan Panitya Teknis/ SubPanitya Teknis Perumusan SNI 91-01 BahanKonstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
24
Untuk memperlancar pekerjaan di lingkungan pekerjaan umumyang belum didukung dengan SNI, sambil menunggu prosespenetapan SNI, Departemen PU mengambil kebijakanmemberlakukan sementara penerapan Rancangan SNI dandokumen teknis (hanya untuk pekrejaan di lingkungan Dep.PU). Beberapa regulasi yang telah ditetapkan DepartemenPekerjaan Umum adalah sebagai berikut :
1 S E Men PU 05/SE/M/200712 April 2007
Pemberlakuan Rancangan SNIBidang Cipta Karya
2 SE Men Pu 06/SE/M/200712 April 2007
Pemberlakukan RancanganSNI Bidang Sumber Daya Air
3 SE Men PU 04/SE/M/200712 April 2007
Pemberlakukan RancanganSNI Bidang Bina Marga
4 SE Men PU 07/SE/M/2007 Pemberlakukan RancanganSNI Bidang Sumber Daya Air,Bina Marga dan Cipta karya
25
26
NORMA: Aturan
(tertulis)
Ketentuan(tak tertulis)
27
Contoh:
UU, PP, Perda dll.
Adat istiadat
mengikat
Berfungsi Sebagai:
Panduan
Pengendali
Untuk melaksanakanPembangunanInfrastruktur PU