KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson
-
Upload
ahmad-arif -
Category
Documents
-
view
207 -
download
0
Transcript of KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson
5/14/2018 KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pemerintah-muhson 1/8
KEBIJAKAN PEMERINTAH MENYEDIAKAN LAPANGAN PEKERJAAN UPAYA
MENANGANI PENGANGGURAN
DI KABUPATEN MALANG
(Penelitian di Kantor Departemen Tenaga Kerja)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Administrasi Publik
Dosen Pembimbing Bapak Sarwono, Dr. M.Si
Oleh:
Muhson Syaifudin
(0810313119)
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009
5/14/2018 KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pemerintah-muhson 2/8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasar proyeksi Institute for Development Economics and Finance (Indef), tingkat
pengangguran dan kemiskinan pada 2009 akan mencapai 9,5% dan 16,3%. angka tersebut jauh di atas
target pemerintah,yaitu tingkat pengangguran dan kemiskinan masingmasing 7–8% dan 12,5%.Proyeksi
itu juga jauh di atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004–2009 dengan
target angka pengangguran dan kemiskinan masing-masing 5,1% dan 8,2%. ”Lonjakan angka kemiskinan
dan pengangguran bermula dari hantaman krisis global terhadap kegiatan ekonomi domestik,” ujar Modjo
dalam paparan bertajuk ”Krisis Finansial, Kontestasi Politik, dan Prospek Ekonomi 2009”di Jakarta pada
27 november lalu. Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, per Februari 2008 tingkat
pengangguran terbuka mencapai 8,46%,atau 9,43 juta orang. Angka itu turun 1,29% (1,12 juta orang )
dibanding Februari 2007, 9,75% (10,55 juta orang). Meskipun angka pengangguran turun pada tahun
2008 tetapi pengangguran masih menjadi sebuah pekerjaan bagi pemerintah untuk menangani masalah
tersebut. Ikhsan Modjo menjelaskan,jumlah pengangguran berpotensi meningkat lantaran krisis saat ini
berbeda dengan tahun 1997-1998.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, pada Desember 2005 menunjukkan, angka penganggurandi Jatim mencapai 1.082.221 orang, dan Desember 2006 meningkat menjadi 1.575.299 orang dari total
jumlah penduduk Jawa Timur yang mencapai 37.478.737 orang, yang berarti angka pengangguran
bertambah sekitar setengah juta orang. Kepala Sub Dinas Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Disnaker
Jatim, Rahayu, di Surabaya, Rabu, mengemukakan, persoalan yang terjadi setiap tahun pada
ketenagakerjaan di Jawa Timur adalah, jumlah angkatan kerja baru jauh lebih besar di banding
pertumbuhan lapangan kerja produktif, dan rendahnya investasi baru. Itu terjadi, karena berbagai alasan
politik, ekonomi, dan keamanan, serta ketidakseimbangan antara kualitas tenaga kerja yang tersedia
dengan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Data terbaru BPS menunjukkan, jumlah angkatan kerja pada 2006 mencapai 19.244.959 orang,
terdiri dari 12.150.544 laki-laki dan 7.094.415 perempuan, sedangkan jumlah angkatan kerja yang
tertampung pada 2006 sebesar 17.669.660 orang, terdiri dari 11.336.933 laki-laki dan 6.332.727
perempuan. Sementara itu, pekerja di sektor buruh di Jatim saat ini mencapai, 4.372.722 orang, berusaha
5/14/2018 KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pemerintah-muhson 3/8
mandiri tanpa bantuan 3.012.129 orang, bekerja dengan bantuan RT, 3.747.503 orang, pekerja bebas di
sektor pertanian 1.777.830 orang, pekerja bebas non pertanian 931.235 orang dan pekerja tidak dibayar
mencapai 3.236.362 orang.
Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Malang sebanyak 1,3 juta orang dan pemerintah KabupatenMalang hanya dapat menekan pengangguran sebesar 5% untuk tahun ini.
Menurut Djaka Ritamtama, Kepala Disnaker Kabupaten Malang, dari angka 1,3 juta jumlah angkatan
kerja yang ada di Kabupaten Malang, 14% sudah masuk dalam sektor perindustrian dan 68% tergabung
dalam sektor pertanian, sementara sisanya merupakan angkatan kerja yang masih belum mendapatkan
pekerjaan. Hal tersebut didapat dinas tenaga kerja setelah melakukan pengecekan di Badan Pusat
Statistik, mengenai berapa jumlah angkatan kerja dan dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang
telah terserap. Djaka menambahkan, angka pengangguran di kabupaten Malang diprediksi mencapai 234
ribu.Sekarang ini krisis menghantam tidak hanya sektor padat modal, melainkan juga padat karya.
Indikasinya, krisis tidak hanya memukul sektor produksi yang tidak diperdagangkan (non-tradable)
seperti perbankan dan keuangan. Tetapi juga memukul sektor tradable seperti manufaktur, maupun tekstil
dan produk tekstil (TPT). masalah pengangguran berdampak luas terhadap kehidupan sosial dan politik
yang pada gilirannya akan memukul balik kestabilan makro-ekonomi3 yang telah dicapai dengan susah
payah. Masalah pengangguran berdampak luas terhadap kehidupan sosial dan politik, merupakan
kekhwatiran kita bersama. Dampak negatip dari masalah pengangguran seperti beragamnya tindakan
kriminal, anak jalanan, pengemis, prostitusi, perdagangan anak, aborsi, pengamen dan sebagainya sudahmenjadi patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar bagaikan virus kanker yang sulit
diberantas. Pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan dan kemelaratan. Saat ini yang dibutuhkan
adalah bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran, dengan memformulasikan
sebuah kebijakan-kebijakannya mampukah pemerintah menangani masalah pengangguran yang semakin
lama semkin bertambah dalam hal ini yang berkaitan dengan penciptaan lapangan pekerjaan.
B. Perumusan Masalah
Dosen di Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) mengatakan bahwa pengangguran masih
tinggi karena permintaan kerja sangat sedikit dibandingkan tenaga kerja yang tersedia.
Masyarakat sangatlah mendambakan tersedianya banyak lapangan pekerjaan karena keadaan
seperti ini berarti dapat dihasilkannya output yang tinggi dan diperolehnya pendapatan yang tinggi pula.
5/14/2018 KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pemerintah-muhson 4/8
Di samping itu, banyak kelompok masyarakat yang menganggap bekerja itu mempunyai nilai tersendiri.
Jika angka penganggguran tinggi, maka akan banyak output yang hilang, pendapatan menurun, dan
mmasyarakat menderita batin karena hilangnya rasa harga diri.
Pentingnaya masalah pengangguran tenaga kerja kesempatan kerja) dari segi ekonomi dan kerugian besar
yang diakibatkan oleh pengangguran merupakan segi-segi masalah yang ditinjau dalam analisis siklus
ekonomi.
Dalam masalah pengangguran terdapat dua tafsiran yang berbeda. Menurut pihak yang
memandang upah fleksibel, orang menganggur karena ia memilih untuk tidak bekerja dengan tarif yang
sedang berlaku. Dalam hal ini, pekerja yang menganggur lebih memilih pada kenikmatan atau kegiatan-
kegiatan bukan-pasar dari pada bekerja dengan tingkat upah yang berlaku. Tafsiran yang lain adalah
pandangan bahwa pengangguran merupakan akibat dari tingkat upah yang kaku, tidak fleksibel, atau dari
mekanisme pasar yang tidak pernah bertemu. Penciptaan lapangan kerja yang tak mampu
mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja baru itu menyebabkan angka pengangguran. Yang
menjadi tantangan utama pemerintah sekaligus bangsa Indoensia sekarang ini adalah bagaimana cara
mengatasi terus menerusnya jumlah pengangguran kususnya di Kabupaten Malang.
Dari karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa masalah timbulnya pengangguran disebabkan
karena semakin bertambahnya pertumbuhan manusia yang tidak di imbangi oleh banyaknya lapangan
pekerjaan yang tersedia. Selain itu pengangguran juga timbul karena banyak perusahaan pasar dalam
pemberian upah terhadap pegawainya tidak sesuai dengan tarif yang berlaku sehingga pekerja memilih
untuk menganggur. Sehingga peneliti dapat menarik sebuah permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam menangani masalah pengangguran yang semakin lama
semakin bertambah?
2. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat
yang semakin bertambah, sebagai upaya menangani masalah pengangguran?
3. Bagaimanakah kaitan kebijakan pemerintah dalam upaya menangani masalah pengangguran
dengan dengan kemandirian masyarakat Kabupaten Malang dalam menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa saja kebijakan pemerintah dalam upayA mengentas masalah
pengangguran.
5/14/2018 KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pemerintah-muhson 5/8
2. Untuk menjelaskan upaya pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan sebagi
upaya untuk menangani masalah pengangguran selama ini.
3. Serta untuk mengetahui kaitan kebijakan pemerintah dengan Masyarakat Kabupaten
Malang dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan teori administrasi publik dan untuk
perkembangan administrasi publik kedepannya. Karena bagi administrasi publik merupakan
langkah konstruktif bagi administrasi yang demokratis serta kebijakan yang berkualitas. Diman
kebijakan yang berkualitas adalah kebijakan yang dibutuhkan oleh masyarakat banyak, kebijakan
yang menguntungkan rakyat serta layak bagi masyarakat.
Hasil yang diharapkan dari penelitian mengenai kebijakan pemerintah dalam menangani
masalah pengangguran adalah:
1. Dari hasil penelitian ini kita dapat mengetahui masalah pengangguran yang menjadi
sebuah fenomena di Negara kita selama ini, dan bagaimana peran pemerintah yang
memformulasikan kebijakan untuk menangani masalah pengangguran tersebut,
dengan formulasi kebijakannya. Dan dengan diadakannya penelitian ini diharapkanmampu memperoleh jalan keluar yang lebih baik bagi pemerintah agar mampu
memformulasikan kebijakannya dengan baik.
2. Sebagai para calon administrator kita dapat belajar dari penelitian ini bagaimana
cara kita nantinya ketika memimpin suatu pemerintahan untuk mewujudkan sebuah
kebijakan yang adil dan demokratis serta administrasi yang baik terutama dalam
menangani masalah pengangguran.
BAB II
5/14/2018 KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pemerintah-muhson 6/8
A.KAJIAN TEORI
A.Teori Man power Planning
Setiap proyek konstruksi selalu diawali dengan proses perencanaan. Perencanaan dapat
didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut. (Ervianto, 2003).
Agar proses ini dapat berjalan dengan baik, maka langkah awal yang harus ditentukan dahulu yaitu
menetapkan sasaran utama yang akan dicapai. Dalam menetapkan sasaran utama ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain sasaran yang ditetapkan harus realistis, spesifik, terukur dan terbatas waktu.
(Maylor, 1996). Realistis disini artinya bahwa sasaran tersebut memungkinkan untuk dicapai, spesifik
artinya sasaran harus jelas, terukur artinya asaran tersebut memiliki ukuran keberhasilan dan terbatas
waktu artinya untuk mencapai sasaran tersebut ada durasi pencapaian. Proses perencanaan dalam suatu
proyek konstruksi sangat penting dilakukan karena dengan melakukan proses perencanaan yang baik
diharapkan akan dapat memudahkan proses pengendalian dalam pelaksanaan di lapangan, sehingga
pelaksanaan dari suatu proyek konstruksi akan dapat terbimbing ke arah sasaran yang akan dicapai.
Namun pada kenyataannya di lapangan tidak pernah dijumpai suatu proyek konstruksi yang
semua proses pelaksanaannya berjalan sesuai dengan perencanaan, terutama bagi proyek yang besar dan
kompleks. Hal ini disebabkan antara lain karena pada waktu menyusun perencanaan belum cukup tersedia
data-data dan informasi yang diperlukan sehingga bahan untuk membuat perencanaan sebagian besar atas
perkiraan dan asumsi keadaan yang akan datang. Oleh karena itu kemungkinan perubahan atau
penyimpangan dari perencanaankan selalu terjadi. (Soeharto, 1995). Selain itu juga perubahan atau
peyimpangan yang terjadi dalam proyek konstruksi disebabkan karena karakteristik dari proyek onstruksi
itu sendiri yaitu dimana jenis dan intensitas dari kegiatan proyek berubah cepat sepanjang siklusnya,
sehingga dibutuhkan suatu penyesuaian agar dapat mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang
berlangsung.
Bentuk perencanaan dalam suatu proyek konstruksi dapat bermacam- macam seperti perencanaan
prosedur, perencanaan anggaran biaya, perencanaan standar pengukuran hasil dan lain-lain. Namun ada
salah satu bentuk dari perencanaan yang sering dilakukan dalam proyek konstruksi yaitu perencanaan
mengenai perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi.
Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya menjadi sangat penting dalam mencapai keberhasilan proyek
sesuai dengan tujuannya. Kontribusi sumber daya dalam perencanaan memungkinkan perumusan suatu
rencana atau beberapa rencana yang memberikan gambaran secara menyeluruh tentang metode konstruksi
yang akan digunakan dalam mencapai tujuan. (Ervianto, 2003). Salah satu jenis dari sumber daya yang
5/14/2018 KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pemerintah-muhson 7/8
perlu dilakukan perencanaan secara detail dan terperinci dalam mencapai keberhasilan dari suatu proyek
konstruksi yaitu tenaga kerja. Dengan adanya perencanaan tenaga kerja yang baik dalam suatu proyek
konstruksi diharapkan akan dapat membantu dalam proses pelaksanaan di lapangan
Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk menentukan kebutuhan tenaga kerja pada suatu proyek konstruksi sangat diperlukan suatu
perencanaan yang matang, dimana perencanaan yang dilakukan harus memperhatikan antara jumlah
tenaga kerja dengan jumlah pekerjaan yang ada pada suatu proyek konstruksi. Hal ini dimaksudkan yaitu
agar jumlah tenaga kerja yang tersedia bisa optimal untuk suatu jenis pekerjaan konstruksi sehingga
pekerjaan konstruksi yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Untuk melakukan perencanaan
kebutuhan tenaga kerja diperlukan suatu data berupa kuantitas pekerjaan yang didapatkan dari Bill of
Quantity. Kuantitas pekerjaan ini nantinya akan dijadikan pedoman dalam menentukan jumlah tenaga
kerja yang diperlukan. Kuantitas pekerjaan merupakan suatu data yang pada umumnya terdiri dari dua hal
yaitu volume dan unit yang menjelaskan banyaknya volume dari tiap-tiap item pekerjaan, dimana
semakin besar volume dari suatu item pekerjaan maka semakin banyak pula kebutuhan tenaga kerja yang
diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan tersebut. Dalam menentukan kebutuhan tenaga kerja, ada
banyak acuan yang dapat digunakan antara lain produktivitas tenaga kerja dan SNI 2002. Produktifitas
dapat didefinisikan sebagai hubungan antara barang yang dihasilkan (output ) dan jumlah tenaga kerja,
modal, tempat, dan sumber daya alam yang Tersedia untuk menghasilkan barang.
B. HIPOTESIS
Dari tahun ke tahun jumlah pengangguran di Indonesia bukannya turun tapi malah semakin naik.
Banyaknya jumlah pengangguran disebabkan karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang layak dan
juga banyaknya angkatan kerja yang terPHK. Masalah pengangguran di Indonesia semakin hari semakin
meningkat. Dimana pertambahan jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan pertambahan jumlah
lapangan kerja. Dalam masalah pengangguran terdapat dua tafsiran yang berbeda. Menurut pihak yang
memandang upah fleksibel, orang menganggur karena ia memilih untuk tidak bekerja dengan tarif yang
sedang berlaku. Dalam hal ini, pekerja yang menganggur lebih memilih pada kenikmatan atau kegiatan-
kegiatan bukan-pasar dari pada bekerja dengan tingkat upah yang berlaku. Tafsiran yang lain adalah
pandangan bahwa pengangguran merupakan akibat dari tingkat upah yang kaku, tidak fleksibel, atau dari
mekanisme pasar yang tidak pernah bertemu. Selain itu terjadinya masalah pengangguranm
pengangguran
5/14/2018 KEBIJAKAN PEMERINTAH muhson - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kebijakan-pemerintah-muhson 8/8
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelian Kualitatif
Dalam penelitian tentang kebijakan pemerintah dalam menangani masalah pengangguran
yang terkait pengadaan lapangan pekerjaan di Kantor Dinas Ketenagakerjaan peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif diskriptif serta metode kualitatif yaitu :
Sumber Data :
a) Sumber data penelitian ini berasal dari internal perusahaan, yang berupa \data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan sebagai sumbernya. Data didapat
juga melalui wawancara dengan nara sumber atau informan yang terkait, yaitu orang-
orang yang ikut ambil bagian di dalam proses kebijakan pemerintah dalam
merencanakan lapangan pekerjaan baru untuk menangani masalah pengangguran seleksi
seperti pemerintah daerah, Dinas ketenagakerjaan. Sedangkan data sekunder membantu
memberi keterangan, atau data pelengkap sebagai pembanding berupa referensi yang di
dapat dari subtansi tersebut.
Metode pengumpulan Data:
a) metode wawancara, dengan melakukan sesi tanya jawab pada pihk atau subtansi
yang terkaityang berhubungan dengan kebijakan pemerintah dalam lapangan
pekerjaan dalam upaya mengatasi masalah pengangguran. Wawancara dilakukan
mengenai masalah penyebab terjadinya pengangguran dan tindakan pemerintah
untuk memformulasikan kebijakan dalam menyediakan lapangan pekerjaan baru.
b) Dokumentasi ,Artinya mengumpulkan laporan-laporan dan catatan-catatan serta
data yang mendukung penelitian ini. Dokumentasi berupa catatan dan dangata
mengenai banyaknya pengangguran. Dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.