Kebijakan Layanan Sedasi

5
SURAT KEPUTUSAN KEPALA RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD NOMOR TENTANG KEBIJAKAN LAYANAN SEDASI KEPALA RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar pelayanan anestesia perlu adanya kebijakan mengenai layanan sedasi sebagai acuan bagi tenaga anestesi dalam memberikan layanan. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran 2. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3.. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 519/Menkes /PER/III/2011 tanggal 3 Maret 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit MEMUTUSKAN Menetapkan Pemberlakuan kebijakan layanan sedasi Pertama Layanan Sedasi dapat dibedakan dari obat –obat dan dosis yang digunakan dengan tujuan untuk suatu tindakan/prosedur atau bukan untuk suatu tindakan/prosedur. Kedua Sedasi dapat diklasifikasikan menjadi: a. Layanan Sedasi Ringan adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan kondisi dimana pasien masih berespon normal terhadap perintah verbal, reflek

description

Kebijakan Pelayanan Anestesi

Transcript of Kebijakan Layanan Sedasi

Page 1: Kebijakan Layanan Sedasi

SURAT KEPUTUSAN KEPALA RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESADNOMOR

TENTANG

KEBIJAKAN LAYANAN SEDASI

KEPALA RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD

Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar pelayanan anestesia perlu adanya kebijakan mengenai layanan sedasi sebagai acuan bagi tenaga anestesi dalam memberikan layanan.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran

2. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3.. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 519/Menkes /PER/III/2011

tanggal 3 Maret 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan Pemberlakuan kebijakan layanan sedasi

Pertama Layanan Sedasi dapat dibedakan dari obat –obat dan dosis yang digunakan dengan tujuan untuk suatu tindakan/prosedur atau bukan untuk suatu tindakan/prosedur.

Kedua Sedasi dapat diklasifikasikan menjadi:a. Layanan Sedasi Ringan adalah pemberian obat-obatan yang

menyebabkan kondisi dimana pasien masih berespon normal terhadap perintah verbal, reflek jalan nafas dan ventilasi serta fungsi kardiovaskular tidak dipengaruhi, namun fungsi kognitif dan koordinasi fisik terganggu. Bila diperlukan sedasi yang lebih dalam dalam suatu kondisi tertentu diwajibkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter Anestesi .

b. Layanan Sedasi Sedang adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan penurunan kesadaran tetapi masih berespon terhadap rangsangan verbal dan rangsangan taktil ringan, jalan nafas ventilasi masih terjaga dengan baik dan fungsi kardiovaskular masih terjaga baik.Obat –obat yang dipakai adalah obat-obat yang berefek sedatif.

c. Layanan Sedasi Dalam adalah pemberian obat-obatan yang menyebabkan penurunan kesadaran dimana pasien sulit dibangunkan tapi masih bisa berespon terhadap rangsangan nyeri berulang, jalan nafas dan fungsi ventilasi spontan kemungkinan terganggu, sehingga

Page 2: Kebijakan Layanan Sedasi

memerlukan bantuan untuk mempertahankan kelapangan jalan nafas dan mempertahankan ventilasi yang adekuat, fungsi kardiovaskular biasanya masih terjaga baik. Obat-obat yang dipakai adalah obat-obat yang berefek sedatif

Ketiga Layanan sedasi diberikan kepada:

a. Pada pasien Pediatrikb. Pada pasien Dewasa

Keempat Pelaksana pemberi layanan Sedasi terhadap masing-masing tingkatan Sedasi, yaitu:a. Layanan Sedasi Ringan dilakukan oleh dokter dalam bidangnya

yang memiliki SIP di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad sebagai DPJP dan peserta didik yang berada di bawah pengawasan DPJP. Kompetensi harus sesuai standar yang telah ditetapkan yaitu mampu melakukan teknik sedasi,melakukan monitoring tepat, menanggulangi komplikasi, mampu menggunakan bahan antidotum , dan mampu melakukan basic life support (BLS).

b. Layanan Sedasi Sedang dan Dalam dilakukan oleh dokter spesialis Anestesi sebagai DPJP dan peserta didik yang berada di bawah pengawasan DPJP.

Kelima Layanan Sedasi dilakukan di unit pelayanan di lingkungan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad antara lain;a. Layanan Sedasi Ringan dilakukan di seluruh unit pelayanan rumah

sakit sesuai yang dibutuhkan

b. Layanan Sedasi Sedang dan Dalam dilakukan di kamar bedah dan luar kamar bedah termasuk ruang resusitasi,ruang tindakan invasif,Radiologi,ruang rawat khusus ( ICU,IMCU ),ruang rawat inap,rawat jalan,dan ruang lain sesuai yang dibutuhkan pelayanan di lingkungan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

Keenam Layanan Sedasi yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan Layanan Sedasi dari disiplin terkait serta sesuai dengan bentuk layanan sedasi yang dimiliki oleh Instalasi Anestesi dan Reanimasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

Ketujuh Setiap layanan Sedasi Sedang dan Dalam harus melalui proses penerimaan, penilaian, perencanaan dan persiapan.

Kedelapan Setiap layanan sedasi Sedang dan Dalam yang dilakukan oleh spesialis Anestesi sebagai DPJP dan peserta didik harus melalui proses komunikasi dan pemberian informasi serta mendapat persetujuan sedasi dari pasien atau keluarga pasien.

Kesembilan Layanan sedasi harus dilakukan pemantauan selama prasedasi,selama sedasi dan pasca sedasi:

a. Layanan Sedasi Ringan,Sedang dan Dalam

Page 3: Kebijakan Layanan Sedasi

1) Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan sedasi ringan tidak melalui proses kunjungan pra-anestesi dan proses penilaian pra-sedasi

2) Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan sedasi sedang dan dalam melalui proses kunjungan pra-sedasi dan proses penilaian pra-sedasi

3) Selama sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi,saturasi dan ventilasi, dilakukan penilaian nyeri serta dilakukan penilaian kedalaman sedasi

4) Penilaian kedalaman sedasi dengan menggunakan Derajat Sedasi

5) Pada saat pasca sedasi dilakukan pemantauan terhadap tensi, nadi, pernafasan dan saturasi secara kontinu sampai stabil dan kembali ke kondisi awal , dilakukan penilaian nyeri serta penilaian kedalaman sedasi ( didokumentasikan status sedasi)

Kesepuluh Setiap memberikan pelayanan Sedasi khususnya sedang dan dalam harus dipastikan alat:Ada monitor EKG, oksimetri, tabung oksigen dan perlengkapannya suction dengan perlengkapannya, ada trolley emergency , ada obat-obatan antidotum

Kesebelas Penatalaksanaan jika pasien mengalami syok karena pemberian sedasi: dilakukan penganan sesuai dengan langkah –langkah pengelolaan pasien syok.

Kedua belas Setiap layanan sedasi harus didokumentasikan dalam Rekam Medis, Layanan Sedasi sedang dan dalam dicatat dalam Catatan Sedasi

Ketiga belas Setiap pemberi layanan sedasi bertanggung jawab untuk :a. Ikut mengembangkan, menanamkan dan menjaga agar Kebijakan

serta Prosedur Layanan Sedasi yang ada terus dikembangkan dan diperbaiki.

b. Menjaga Program Pengendalian Kualitas yang telah dibentuk serta melaksanakannya.

c. Mengawasi dan meninjau seluruh Layanan Sedasi yang telah dibentuk serta melaksanakannya

Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal

Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

dr. Komaruddin Boenjamin, Sp.U Brigadir Jenderal TNI