KEBIJAKAN DAN MEKANISME PENILAIAN MANDIRI...

41
KEBIJAKAN DAN MEKANISME PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI ( PMPRB ) DAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN ZONA INTEGRITAS ( PMPZI) Disampaikan oleh Asisten Deputi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan III Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi. Pada acara Sosialisasi Kebijakan dan Mekanisme PMPRB dan PMPZI di lingkungan Setjen dan BK DPR RI Jakarta, 07 Mei 2019 1

Transcript of KEBIJAKAN DAN MEKANISME PENILAIAN MANDIRI...

KEBIJAKAN DAN MEKANISME PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

( PMPRB ) DAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN ZONA INTEGRITAS ( PMPZI)

Disampaikan oleh

Asisten Deputi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi

Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan III

Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi.

Pada acara Sosialisasi Kebijakan dan Mekanisme PMPRB dan PMPZI

di lingkungan Setjen dan BK DPR RI

Jakarta, 07 Mei 2019

1

KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI2

PERATURAN PRESIDEN NO 81 TAHUN 2010 TENTANG GRANDDESIGN REFORMASI BIROKRASI TAHUN 2010-2025

VISI REFORMASI BIROKRASI NASIONAL MENJADI

PEMERINTAHAN YANG BERKELAS DUNIA ( WORLD CLASS GOVERNMENT

Road Map RB merupakan operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi

• Gelombang I : 2010 – 2014 ( Per MenPAN dan RB Nomor 20 Tahun 2010

• Gelombang II : 2015 – 2019 ( Per MenPAN dan RB Nomor 11 Tahun 2015

44

POLA PIKIR (MIND-SET)

DAN BUDAYA KERJA

(CULTURE-SET)

PIMPINAN DAN PEGAWAI BELUM SEPENUHNYA MENDUKUNG

BIROKRASI YANG PROFESIONAL SERTA BENAR-BENAR MEMILIKI

POLA PIKIR YANG MELAYANI MASYARAKAT ATAU STAKEHOLDER

DAN PENCAPAIAN KINERJA YANG LEBIH BAIK

EFEKTIVITAS PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG APARATUR

NEGARA YANG MASIH TUMPANG TINDIH, INKONSISTEN, TIDAK

JELAS, MULTI TAFSIR, PERTENTANGAN ANTARA PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN YANG SATU DENGAN YANG LAIN

PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN YANG

BERSIH, BEBAS KKN DAN

AKUNTABEL

MASIH ADANYA PRAKTEK PENYIMPANGAN DAN

PENYALAHGUNAAN WEWENANG DALAM PROSES

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN, SERTA BELUM MANTAPNYA

AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH

ORGANISASI YANG MASIH

GEMUK DAN FRAGMENTED

STRUKTUR YANG MASIH BESAR TIDAK SESUAI DENGAN KINERJA

YANG DIHASILKAN, SEHINGGA MEMBUTUHKAN SDM. TERDAPAT

KECENDERUNGAN PEMBENTUKAN STRUKTUR YANG TIDAK

BERORIENTASI KINERJA. PEMBENTUKAN LEMBAGA NON

STRUKTURAL BERIRISAN DENGAN INSTANSI FUNGSIONAL

SDM APARATUR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR YANG BELUM

DILAKSANAKAN SECARA OPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN

PROFESIONALISME, KINERJA PEGAWAI DAN KINERJA

ORGANISASI. BELUM MENERAPKAN SISTEM MERIT DALAM

MENGELOLA SDM APARATUR YAITU PENGELOLAAN SDNM YANG

DIDASARKAN KEPADA KUALIFIKASI, KOMPETENSI DAN KINERJA

SECARA ADIL DAN WAJAR TANPA MEMBEDAKAN LATAR

BELAKANG, RAS, WARNA KULIT, AGAMA, ASAL USUL, STATUS

PERNIKAHAN,UMUR ATAU KONDISI KECATATAN

PERMASALAHAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI INDONESIA

AKUNTABILITAS DAN

KAPABILITAS APARATUR

YANG BELUM OPTIMAL

DALAM MENDUKUNG

KINERJA ORGANISASI

IN EFISIENSI DAN INEFEKTIVITAS DALAM PENGELOLAAN

PEMBANGUNAN. PENERAPAPAN SISTEM AKUNTABILITAS

APARATUR .BANYAK PERENCANAAN PEMBANGUNAN

DILAKUKAN SECARA SERAMPANGAN TANPA MEMIKIRKAN

OTCOME ( MANFAAT ) YANG AKAN DICAPAI DALAM PROSES

PERENCANAAN PEMBANGUNAN. PROGRAM DAN KEGIATAN

YANG TIDAK MENDUKUNG PENCAPAIAN TUJUAN DAN

SASARAN YANG BEORIENTASI KINEJA. KEGIATAN YANG

DIRANCANG SENGAJA UNTUK MEMPEROLEH TAMBAHAN

PENGHASILAN UNTUK KEUNTUNGAN PRIBADI,

PENGGELEMBUNGAN BIAYA AKIBATNYA BANYAK

PENGGUNAAN ANGGARAN YANG TIDAK TEPAT SASARAN DAN

BOROS.

PELAYANAN PUBLIK PELAYANAN PUBLIK BELUM DAPAT MENGAKOMODASI

KEPENTINGAN DAN HARAPAN MASYARAKAT PENERIMA

PELAYANAN, DAN MEMENUHI HAK-HAK DASAR WARGA

NEGARA/PENDUDUK.

DENGAN SIKAP MASYARAKAT YANG SEMAKIN KRITIS

DAN SEMAKIN TINGGI TUNTUTANNYA TERHADAP

KUALITAS PELAYANAN YANG DIBERIKAN OLEH

PEMERINTAH SEHARUSNYA PEMERINTAH MAMU

MENGIKUTI ERUBAHAN PELAYANAN YANG DIINGINKAN

OLEH MASYARAKAT .

5

• Pemerintah yang bersih, akuntabel, dan

berkinerja tinggi

• Pemerintah yang efektif dan efisien

• Pelayanan publik yang baik dan berkualitas

• 3 S A S A R A NR E F O R M A S I B I R O K R A S I

PELAYANAN PUBLIK MASIH BURUK

PEMERINTAHAN BELUM EFEKTIF DAN

EFISIEN

PEMERINTAHAN BELUM BERSIH,

KURANG AKUNTABEL DAN BERKINERJA

RENDAH

EVALUASI

1. REFORMASI BIROKRASI2. ZONA INTEGRITAS3. AKUNTABILITAS KINERJA

MENDORONG PELAKSANAAN

Budaya Kerja Aparatur (culture set dan mind set) Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi

Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)

Tatalaksana Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif,efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

Peraturan Perundang-undanganRegulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif

Sumber daya manusia aparatur SDM apatur yang berintegritas, netral , kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera

Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

Pelayanan publik Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

S1. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja yang efisien dan

efeektif

S2. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN

S3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Tujuan: Menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

8 A

REA

PER

UB

AH

AN

RB

LANGKAH-LANGKAH REFORMASI BIROKRASI

7

Mendapatkan komitmen yang kuat dari pimpinan

Melibatkan seluruh pemangku kepentingan

Membentuk Tim Reformasi Birokrasi

Menetapkan Road Map (8 Area Perubahan)

Menerapkan manajemen berbasis kinerja

Menginformasikan upaya dan hasil secara berkala, termasuk quick wins

Melaksanakan monitoring dan evaluasi (PMPRB)

Menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi

Perbaikan berkelanjutan

• Hasil penilaian digunakan sebagai

masukan untuk memperbaiki

pelaksanaan RB secara terus-

menerus melalui siklus

rencanakan, laksanakan,

monitoring, dan evaluasi serta

lakukan tindak lanjut perbaikan

Kejujuran dalam penilaian

•Untuk memotret/menilai kemajuan

pelaksanaan RB secara akurat sesuai dengang

kondisi yang senyatanya dalam praktek,

diperlukan kejujuran dalam melakukan

penilaian. Rekayasa/ketidakjujuran justru tidak

akan dapat memberikan informasi mengenai

perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan

PRINSIP PENILAIAN

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

• Seluruh proses perlaksanaan RB harusdidokumentasikan dengan baik sesuaidengan siklus rencanakan, laksanakan,monitoring dan evaluasi serta lakukantindak lanjut perbaikan

Terdokumentasi

• Seluruh hasil pelaksanaan RB harusdibuktikan oleh stakeholder melalui surveyinternal dan eksternalDibuktikan oleh stakeholder

PRINSIP PENILAIAN

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Menilai kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka menilai pencapaian sasaran atau hasil berupa peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja, pemerintahan yang bersih dan bebas KKN dan peningkatan kualitas pelayanan ublik

Memberikan saran perbaikan bagi instansi untukmeningkatkan pencapaian sasaran reformasi birokrasi sehingga berdampak terhadap perbaikan reformasi birokrasi yang hasilnya akan dirasakan oleh masyarakat.

TUJUAN EVALUASI

METODE EVALUASI REFORMASI BIROKRASI PERMEN PAN DAN RB NOMOR 14 TAHUN 214

1111

PERBEDAAN ANTARA PMPRB LAMA DAN YANG BARU

PMPRB 14 tahun 2014 PMPRB 30 Tahun 2018

Obyek evaluasiadalah instansi

PemerintahSurvey Internal hanya survey

internal organisasi

Pengungkithanya melihat

proses

Obyek evaluasiadalah InstansiPemerintah dan

Unit KerjaSurvei Internal

(IntegritasOrganisasi dan

IntegritasJabatan)

Pengungkit(proses dan hasil antara)

SURVEI INTEGRITAS JABATAN

• Memahami tugas danfungsi serta memahamiukuran keberhasilanpekerjaan

• Tidak memahami tugasdan fungsi serta tidakmemahami ukurankeberhasilan pekerjaan

• Memahami tugas danfungsi tetapi tidakmemahami ukurankeberhasilan pekerjaan

Indeks Integritas Jabatan

JawabanPeserta

Bobot Score Indeks

A 3 (total ax3) {(total score)/(total

peserta x 3)} x 4= IndeksIntegritasJabatan

B 2 (total bx2)

C 1 (total cx1)

(Total Peserta)

(total score)

Indeks integritas organisasi di atas menggambarkan persepsi para pegawai di lingkunganSekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat terhadap kualitas penerapansistem integritas yang berlaku secara internal. Pada tahun 2018 Indeks integritas organisasiSekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat adalah 3,22, turun jikadibandingkan dengan nilai tahun 2017, sebesar 3,35

SURVEY INTEGRITAS ORGANISASI

Input PMPRB level organisasi oleh Inspektorat

Tahap 1Reviu hasil PMPRB oleh Sesmen/Sekjen/Sestamauntuk kemudian dikirimke Kementerian PANRB

Tahap 2Masuk dalam profil RB nasional di Kementerian PAN RB

Tahap 3

Tahap Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

PMPRB14 tahun 2014

Input PMPRB untuk level unit kerja es. I

Tahap 1Input PMPRB level organisasioleh Inspektorat

Tahap 2Reviu hasil PMPRB oleh Sesmen/Sekjen/Sestama untukkemudian dikirim keKementerian PANRB

Tahap 3Masuk dalamprofil RB nasionaldi Kementerian PAN RB

Tahap 4PMPRB30 Tahun

2018

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

16

Penyampaian PMPRB (tahap 4)

Paling lambat

31 Mei 2019

PMPRB selain dilakukan pada level organisasi, tetapi juga WAJIB dilakukan pada seluruh unit kerja eselon I

pada organisasi tersebut (untuk tahun 2019).

INSTANSI PEMERINTAH DAN UNIT KERJA

Penilaian hanya melihatkualitas pada level

pusat/instansi pemerintah

• Nilai merupakan gabungan dariProses di instansi dan unit

• List pertanyaan adadua;(1)untuk instansi;(2)untukinstansi dan unit

PMPRB Nomor : 30 TAHUN 2018

HASIL ANTARA YANG DIGUNAKAN

Hasil Pengawasan Kearsipan(penguatan tatalaksana)

Maturitas SPIP (penguatanpengawasan)

Penyampaian LHKPN dan LHKASN (penguatanpengawasan)

Indeks Internal Audit Capability Model (IACM) (penguatan pengawasan)

Hasil Pengaduan Masyarakat (penguatan pengawasan)

No Komponen Penilaian BobotNilai2017 Nilai 2018

A Pengungkit

1 Manajemen Perubahan 5,00 4,11 4,14

2Penataan PeraturanPerundang-undangan 5,00 3,34 3,44

3Penataan dan PenguatanOrganisasi 6,00 3,84 3,84

4 Penataan Tata laksana 5,00 3,60 3,38

5Penataan SistemManajemen SDM 15,00 13,23 13,25

6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 2,76 2,77

7 Penguatan Pengawasan 12,00 6,81 7,20

8Peningkatan KualitasPelayanan Publik 6,00 3,67 4,04

Sub Total KomponenPengungkit 60,00 41,36 42,06

Parameter Unsur Penilaian:

Opini BPK (WTP)Maturitas SPIP (Level3 )Maturitas IACM (Level 3)Nilai Akuntabiltas/LAK (B)Maturitas ULP (Merah)Maturitas SPBE (1,6)Kepatuhan LHKPN (80 %)Kepatuhan LHKASN (80%)Unit Kerja Berpredikat WBK/WBBMTindak Lanjut Pengaduan MasyarakatPengelolaan GratifikasiPengelolaan WBSPenanganan CoIIndeks Reformasi

Birokrasi100 71,05 72,71

No Komponen Penilaian Bobot Nilai 2017 Nilai 2018

B Hasil

1Kapasitas dan AkuntabilitasKinerja Organisasi 20,00 11,42 12,87

2Pemerintah Yang Bersih DanBebas KKN 10,00 9,62 9,23

3 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 7,55 8,55

Sub Total Komponen Hasil 40,00 29,69 30,65

Dari hasil survey integritas jabatan bahwa84,21% responden telah memahami tugasfungsi yang harus dilaksanakan namun tidakmemahami ukuran keberhasilanpelaksanaan tugasnya. Kemudian 8,70% responden yang memahami tugas fungsi yang harusdilaksanakan dan memahami pula ukurankeberhasilan pelaksanaan tugasnya. Serta sejumlah 7,01% respondenyang belum memahami tugas fungsi danukuran keberhasilannya.

1.

2.

Mengimplementasikan pelaksanaan reformasi birokrasi kepada seluruh unit kerja.

Konsistensi penerapan peran pimpinan sebagai role model dan penguatan agen perubahan, menetapkan target terukur dan melakukan monitoring secara

berkala.

Mengidentifikasi langkah-langkah perbaikan yang diperlukan, perubahan mind set aparatur berdasarkan nilai organisasi, perubahan apa yang ingin dicapai

dan rencana tindak lanjutnya.

Memberikan pemahaman kepada pejabat dan pegawai akan arti pentingnya uraian tugas dan jabatan serta tugas fungsi serta ukuran keberhasilan dan

pelaksanaan tugas dan fungsi dimaksud.

Penurunan indeks integritas organisasi Setjen dan BK DPR tahun 2018 dibandingkan dengan nilai tahun 2017 maka perlu memperbaiki sistem integritas

yang telah dibangun terutama pada budaya organisasi anti korupsi secara berkala

Hasil survei terhadap indeks persepsi anti korupsi terhadap pegawai Setjen dan BK DPR RI menunjukkan gambaran yang belum memuaskan. Oleh sebab

itu, perlu diperbaiki sistem integritas dalam pemberian pelayanan di lingkungan Setjen dan BK DPR RI.

Dengan ditetapkannya PP No. 49 Th. 2018 tentang PPPK perlu segera menata pegawai di lingkungan Setjen dan BK DPR RI, sehingga seluruh pegawai

dapat diklasifikasikan pada jenis pegawai yang dikenal dengan UU ASN atau PNS dan PPPK

Merencanakan kebutuhan pegawai dengan memperhatikan bentuk organisasi yang ideal, tepat fungsi, dan adaptif yang dapat diperoleh melalui hasil

evaluasi kelembagaan secara berkala

Menyempurnakan rumusan ukuran kinerja secara berjenjang serta melaksanakan pemantuan dan pengukuran kerja tersebut secara elektronik diseluruh

level organisasi secara berkala, melakukan penyelarasan antara kinera yang akan dicapai dengan anggaran real, serta melakukan perbaikan atas hasil

pemantauan capaian kinerja melalui perencanaan kinerja untuk tahun berikutnya

Menerapkan penilaian kinerja individu yang sesuai dengan kinerja organisasi pada seluruh formasi jabatan dan menetapkan hasil pengukuran kinerja

individu sebagai dasar pemberian tunjangan kinerja yang didasarkan kepada kinerja

Meningkatkan penerapan e-government, tugas layanan koordinasi dengan stakeholder Setjen dan BK DPR dan mempercepat penerapan SPBE di bidang

kearsipan yang berbasis elektronik yang terintegrasi

Diperlukan peningkatan maturitas SPIP dan kapasistas pengawasan intern dengan penilaian tingkat kapabilitas Inspektorat Utama (IACM) yang saat ini

masih menuju level 3

Evaluasi pelaksanaan penanganan gratifikasi, implementasi kebijakan whistle blowing system, penanganan benturan kepentingan secara berkala dan

menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut

Melanjutkan pembangunan unit kerja yang akan diusulkan menjadi unit wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani (WBK/WBBM) dan

setelah dilakukan evaluasi oleh APIP bagi yang lolos berdasarkan standar penilaian dapat diusulkan pada Tim Penilai Nasional dalam hal ini Kementerian

PAN-RB

3.

4.14 REKOMENDASI5.PERBAIKAN 6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT MASALAH EFISIENSI BIROKRASI

Money FollowProgram

Alokasi anggaran harus digunakan untuk program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, misalnya infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan. (pemerintahan berorientasi hasil)

e-Government

Dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat bisa mengakses dokumen-dokumen

pemerintah dan semua hal dapat dilihatsecara transparan, termasuk soal anggaran

publik.

Stop Pemborosan Anggaran

Seberapapun anggaran yang diberikan kepada K/L/Pemda pasti habis, tetapi tujuan (hasil) tidak tercapai.

Fokus Kinerja, bukan SPJ

ASN jangan terlalu banyakmenghabiskan waktu dan

tenaga hanya untuk mengurusi SPJ.

Menghemat jumlah anggaranyang dibelanjakan dari kegiatan-kegiatan yang tidak penting.

Anggaran digunakan hanyauntuk membiayaiprogram/kegiatan prioritasyang mendukung pencapaiantujuan pembangunan.

Anggaran yang digunakanmenghasilkan manfaat besaruntuk masyarakat.

EFISIENSI

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Akuntabilitas Kinerja , pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta pelayanan publik yang berkualitas sebagaidasar dalam pelaksanaan RB secara menyeluruh.

Pelaksanaan RB menjangkau Unit Kerjaterendah

Pengelolaan SDM didasarkan pada merit sistem

Proses bisnis yang disusun terkait langsungdengan encaaian kinerja organisasi melalui kinerja individu

Organisasi yang dibangun didasarkanpada kinerja yang akandihasilkan.

Kualitas pelayanan publiksangat ditentukan oleh ersyaratan pemberian pelayanan

Pengawasan dikaitkandengan pencapaiantujuan/sasaran organisasi.

Peraturan perundangandilakukan dalam rangkaefektivitas pelaksanaan legalitas pencapaiankinerja

Pelaksanaan Zona Integritasuntuk percepatanpelaksanaan RB.

Pelaksanaan e-government dilaksanakansecara terintegrasi.

1

2

3

4 5 6

7

8

910

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

1. MENUMBUHKAN SEMANGAT PERUBAHAN PADA JAJARAN PIMPINAN DAN SELURUH PEGAWAI

2. JADIKAN REFORMASI / PERUBAHAN MENJADI KEBUTUHAN INSTANSI MELALUI PROGRAM REFORMASIBIROKRASI (8 AREA PERUBAHAN)

3. LAKUKAN TINDAK LANJUT TERHADAP SELURUH REKOMENDASI PERBAIKAN

4. BUATKAN RENCANA AKSI PERBAIKAN SETIAP AREA PERUBAHAN

5. PERLU MEMPERHATIKAN HARAPAN /KEPUASAN STAKEHOLDERS DENGAN MELAKUKAN SURVEY SECARABERKALA DAN MENINDAKLANJUTI KELUHAN PENERIMA LAYANAN

6. MELAKUKAN INOVASI PELAYANAN PUBLIK YANG MEMENUHI HARAPAN MASYARAKAT

7. PERLU MEMBUKTIKAN PERUBAHAN YANG TERJADI SETELAH REFORM

8. KOMUNIKASIKAN KEPADA PUBLIK ATAU MASYARAKAT PERUBAHAN APA

YANG SUDAH DILAKUKAN SETJEN DAN BK DPR ( MANAJEMEN MEDIA )

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITASMENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI

DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANIPER MENPAN DAN REFORMASI BIROKASI

NOMOR 52 TAHUN 2014 DAN PERUBAHANNYA

26

HAKIKAT PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM

Membangun dan mengimplementasikansistem integritas yang mampu menumbuh-kembangkan budaya kerja birokrasi antikorupsi dan budaya birokrasi melayani dilingkungan K/L/Pemda

Pembangunan Zona Integritas, dilakukandengan membangun percontohan-percontohan pada tingkat unit kerja K/Ldan Pemda sebagai ZI Menuju WBK-WBBM

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (WBK & WBBM) MERUPAKAN

INDEKS RB

Unit Percontohan1) Dianggap sebagai unit yang

penting/strategis dalam melakukanpelayanan publik

2) Mengelola sumber daya yang cukup besar3) Memiliki tingkat keberhasilan Reformasi

Birokrasi yang cukup tinggi di unit tersebut

Merupakan Miniatur Implementasi Reformasi Birokrasi di Unit Kerja

Bertujuan untuk membangun program RB sehinggamampu mengembangkan budaya kerja birokrasi yanganti korupsi, berkinerja tinggi, dan memberikanpelayanan publik yang berkualitas

Membangun percontohan pada tingkat unit kerja padaInstansi Pemerintah sebagai unit menuju Wilayah Bebasdari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih danMelayani

DEFENISI

ZONA INTEGRITAS

• Predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannyamempunyai komitmen untuk mewujudkanWBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi danpeningkatan kualitas pelayanan publik

DEFENISI

Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

• predikat yang diberikan kepada suatu Unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan dan penguatan akuntabilitas kinerja mempunyaikomitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melaluireformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitaspelayanan publik

Permohonan reviu pembangunan ZI kepada TPN menggunanakan PMP-ZI

melalui alamat websitewww.pmpzi.menpan.go.id.

Paling lambat 31 Mei 2019

Tujuan:Mempercepat proses pembangunan dan pengajuan Zona Integritas yang dilakukan oleh masing-masing K/L dan Pemda dalam hal pengumpulan

data, pengolahan data, evaluasi data, dan monitoring.

5 LANGKAH STRATEGI MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS

KOMITMEN

Komitmenpimpinan dan

semua pegawai dengan

melibatkanpegawai secara

keseluruhan dalam

pelaksanaanreformasi

birokrasi dan menularkan

semangat dan visiyang sama

1

2

KEMUDAHAN PELAYANAN

MenyediakanFasilitas

Lebih Baikdan

SemangatHospitallitty

untukkepuasan

publik

3

PROGRAM YANG MENYENTUH MASYARAKAT

Membuat program yang membuatunit kerja lebih

dekat kemasyarakat

sehinggamasyarakatmerasakan

kehadiran unit kerja tersebut

4

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan pemantauandan evaluasi

berkelanjutan untukmemastikan bahwa

program yang sedang dijalankan

tetap di jalurnya

5

MANAJEMEN MEDIA

Menetapkan strategikomunikasi untuk

memastikan bahwasetiap aktivitas dan inovasi perubahan

yang telah dilakukandiketahui oleh

masyarakat

PROSES PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

Pencanangan ZI

• Penandatanganpakta integritas

• Pernyataankomitmen

Pembangunan ZI

• Menetapkan unit kerja

• Membangun dan melakukanmonev ataspembangunan

Pengusulan ZI

• Penilaian mandiri oleh TPI

• Pengusulan ke Kementerian PANRB

Reviu oleh TPN

• Verifikasi di lapangan

• Survey oleh BPS

PenetapanWBK/WBBM

• Panel TPN

• Kementerian PAN RB bersama KPK dan Ombudsman menetapkanbersama

PROSES PENILAIAN DAN PENETAPAN ZONA INTEGRITAS34

Unit Kerja Percontohan

Penilaian TPI

Pemenuhan Indikator Hasil

Pemenuhan Indikator

Pengungkit

Reviu TPN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI SYARAT

KERANGKA LOGIS PENILAIAN 35

H A S I L ( 4 0 % )P E N G U N G K I T ( 6 0 % )

P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N

PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KKN (20)

PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK(20)

)

MA

NA

JEM

EN P

ERU

BA

HA

N (

5)

PENATAAN TATALAKSANA (5)

PEN

ING

KA

TAN

KU

ALI

TAS

PEL

AYA

NA

N P

UB

LIK

(1

0)

PENATAAN MANAJEMEN SDM (15)

PENGUATAN PENGAWASAN (15)

PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA (10)

Nilai persepsi korupsi (survei eksternal) (15)

Presentase penyelesaian TLHP (5)

Nilai persepsi kualitas pelayanan (survei eksternal)

(20)

Tatalaksana

• Sistem, proses dan prosedur kerja

yang jelas, efektif, efisien, terukur

dan sesuai prinsip-prinsip good

governance

Sumber Daya Manusia Aparatur

• SDM aparatur yang berintegritas,

netral, kompeten, capable,

profesional, berkinerja tinggi dan

sejahtera

Pengawasan

• Meningkatnya penyelenggaraan

pemerintahan yang bebas KKN

Akuntabilitas

• Meningkatnya kapasitas dan

kapabilitas kinerja birokrasi

Pelayanan publik

• Pelayanan prima sesuai

kebutuhan dan harapan

masyarakat

Mindset dan cultural Set

Aparatur

• Birokrasi dengan integritas dan

kinerja yang tinggi

PENGUNGKIT ( 60 %)

HASIL (40 %)

PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KKN

(20)

• NILAI PERSEPSI KORUPSI (SURVEI EKSTERNAL) (15)

• PERSENTASE TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN (INTERNAL DAN EKSTERNAL) YANG DITINDAKLANJUTI (5)

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK(20)

• NILAI PERSEPSI KUALITAS PELAYANAN (SURVEI EKSTERNAL) (20)

37

PROSES PENILAIAN DAN PENETAPAN ZONA INTEGRITAS38

Unit Kerja Percontohan

Penilaian TPI

Pemenuhan Indikator Hasil

Pemenuhan Indikator

Pengungkit

Reviu TPN

MEMENUHI SYARAT

TIDAK MEMENUHI SYARAT

PERBEDAAN ZI BARU DAN LAMASyarat Pengajuan Zona Integritas

SYARAT WBK WBBM

Tingkat Instansipemerintah

Opini BPK minimal “WDP”

Opini BPK minimal “WTP”

Nilai AKIP minimal “B”

Tingkat unit kerja Unit kerja yang diajukan merupakan core layanan utama dari instansinya

Mengelola sumber daya yang cukup besar

Memiliki tingkat keberhasilan Reformasi Birokrasi yang cukup tinggi di unit tersebut

Telah mendapatpredikat WBK sebelumnya

LHKASN dan LHKPN 100%

Permenpan52/2014

2019

Mandiri

PENETAPAN UNIT KERJA BERPREDIKAT WBK DAN WBBM

SYARAT WBK WBBM

Nilai Total (Pengungkit dan Hasil) minimal

75 85

Nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal

18 18

Nilai sub-komponen “Survei Persepsi Anti Korupsi” minimal

13,5 13,5

Nilai sub-komponen “Persentasi TLHP” minimal

3,5 3,5

Nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal

- 16

SYARAT WBK WBBM

Nilai Total 75 85

Nilai Minimal Pengungkit 40 48

Bobot nilai minimal per area pengungkit

60% 75%

Nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal

18,50 18,88

Nilai sub-komponen “Survei Persepsi Anti Korupsi” minimal

13,5(survey 3,60)

13,88(survey 3,70)

Nilai sub-komponen “Persentasi TLHP” minimal

5,0 5,0

Nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal

15(survey 3,00)

17(survey 3,40)

PERMENPANRB 52/20142019

41

Riau Kepulauan

Aceh

SumateraUtara

Riau

SumateraBarat Jambi

Bengkulu

SumateraSelatan

Bangka-Belitung

Lampung

KalimantanBarat

Banten

Jakarta

JawaBarat Yogyakarta

JawaTengah

JawaTimur

Bali

KalimantanTengah

KalimantanTimur

KalimantanSelatan

NTB

SulawesiSelatan

SulawesiTenggara

SulawesiBarat

SulawesiTengah

SulawesiUtara

Maluku

MalukuUtara

PapuaBarat

Papua

NTT

KalimantanUtara Gorontalo

Saat ini telah terdapat 23 unit kerjaWBBM dan 309 unit kerja WBK. Terdiri atas:• Polres• Rumah Sakit• Kantor Pelayanan Pajak• Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara• Kantor Pelayanan Bea dan Cukai• Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan• Lapas• Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil• Dinas Perijinan• Badan POM• Kem Pertanian • Dan lain-lain

Unit kerja pelayanan percontohanini (WBK/WBBM) akan menjadi

role model bagi unit kerja lainnyadalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan publik danbudaya anti-korupsi

Keterangan: Jumlah unit kerja WBK/WBBM akumulasi sampai dengan tahun yang bersangkutan

TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018 TOTAL

Pengusulan 33 51 174 485 910 1.653

WBK 12 11 15 71 200 309

WBBM 9 1 2 6 5 23

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS

Terima KasihSALAM REFORMASI BIROKRASI