Kebijakan as Di Asia PD II

6
Pada tahun 1931, Jepang mendeklarasikan Manchuria sebagai negara independent diatas kekuasaannya yang diberi nama Manchukuo. China yang tidak terima mengajukan gugatan ke Liga Bangsa-bangsa, namun Liga Bangsa-Bangsa termasuk Amerika tidak mengakui Manchukuo, dan dikeluarkannya Lytton Report; laporan yang berisi gugatan keras terhadap Jepang, yang menyebabkan Jepang menyatakan diri keluar dari Liga. Amerika di bawah pimpinan Roosevelt menjalin hubungan kerjasama dan perdamaian dengan banyak negara termasuk China dan Jepang. Melihat perseteruan yang terjadi antara China dan Jepang, Amerika masih berusaha netral. Meskipun sebelum dekade kedua terpilih kembalinya Roosevelt, ada niatan untuk ekspansi terhadap Jepang atas rezim totaliternya di Asia Pasifik. Hal ini disebabkan oleh kebijakan Neutrality Act yang dicetuskan Amerika pada tahun 1930. Dalam kebijakan ini Amerika berusaha untuk tidak terlibat dalam perang apapun yang menyangkut hubungan antar- negara. Kebijakan Neutrality Act disisi lain menjadi celah Amerika untuk terlibat dalam Agresi Jepang di Cina. Amerika telah memiliki hubungan dagang yang baik dengan Jepang sehingga untuk menjaga netralitas maka Amerika membantu Cina dengan menjadi mengirimkan bantuan logistik. Pada tahun 1937, Jepang menyatakan perang dengan China dengan menyerang Peking (Beijing) dan Nanking. Pada perang itu, tentara Jepang tidak hanya membunuh tentara-tentara China saja

description

manuver politik luar negeri AS dalam PD II

Transcript of Kebijakan as Di Asia PD II

Pada tahun 1931, Jepang mendeklarasikan Manchuria sebagai negara independent diatas kekuasaannya yang diberi nama Manchukuo. China yang tidak terima mengajukan gugatan ke Liga Bangsa-bangsa, namun Liga Bangsa-Bangsa termasuk Amerika tidak mengakui Manchukuo, dan dikeluarkannya Lytton Report; laporan yang berisi gugatan keras terhadap Jepang, yang menyebabkan Jepang menyatakan diri keluar dari Liga.Amerika di bawah pimpinan Roosevelt menjalin hubungan kerjasama dan perdamaian dengan banyak negara termasuk China dan Jepang. Melihat perseteruan yang terjadi antara China dan Jepang, Amerika masih berusaha netral. Meskipun sebelum dekade kedua terpilih kembalinya Roosevelt, ada niatan untuk ekspansi terhadap Jepang atas rezim totaliternya di Asia Pasifik. Hal ini disebabkan oleh kebijakan Neutrality Act yang dicetuskan Amerika pada tahun 1930. Dalam kebijakan ini Amerika berusaha untuk tidak terlibat dalam perang apapun yang menyangkut hubungan antar-negara. Kebijakan Neutrality Act disisi lain menjadi celah Amerika untuk terlibat dalam Agresi Jepang di Cina. Amerika telah memiliki hubungan dagang yang baik dengan Jepang sehingga untuk menjaga netralitas maka Amerika membantu Cina dengan menjadi mengirimkan bantuan logistik.Pada tahun 1937, Jepang menyatakan perang dengan China dengan menyerang Peking (Beijing) dan Nanking. Pada perang itu, tentara Jepang tidak hanya membunuh tentara-tentara China saja namun wanita dan anak-anak juga banyak yang menjadi korban. Peristiwa tersebut disebut dengan Rape of Nanking Hal tersebut mendapat respon keras dari masyarakat Amerikasebagai negara yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.Hingga tahun 1939, Amerika tetap menentang adanya penyerangan Jepang ke China. Tidak hanya di Eropa namun peperangan di dengan Jepang di Asia membuat keadaan negara-negara sekutu dan China mulai kesulitan. Setelah keadaan Eropa yang sulit dengan kekalahan Prancis diikuti oleh serangan Jerman ke Inggirs serta semakin meluasnya ekspansi Jepang di Pasifik pada pertengahan tahun 1940, menimbulkan dilemma antara kelompok yang demokrat dan anti perang (kaum isolasionis) akan kearah intervensi atau tidak hingga melihat perkembangan konflik yang ada di Eropa dan Asia semakin memanas. Jika Amerika memutus hubungan dagang dengan Jepang, maka Amerika akan kehilangan salah satu eksportir terbesarnya dan secara langsung akan terlibat perang dunia.Pada tahun 1940, AS meberlakukan National Defense Act. National Defense Act merupakan salah satu kebijakan proteksi AS dalam bidang ekonomi, yaitu AS mempertahankan bahan mentah berupa material baja dan minyak untuk kepentingan domestik sehingga harus mengurangi ekspor. National Defense Act membuat AS memiliki alasan untuk menghentikan pengeksporan bahan mentah ke Jepang dan melemahkan Jepang dalam perang. Keputusan AS untuk mengurangi ekspor bahan mentah tidak terlalu berpengaruh bagi Jepang karena Jepang telah terlebih dahulu melakukan ekspansi ke Asia Tenggara yang kaya akan bahan mentah sehingga revisi kerja sama ekonomi AS dengan Jepang menjadi tidak begitu berarti.Pada tahun 1940, Jepang mengumumkan tatanan baru sebagai penguasa tertinggi kawasan Samudera Pasifik. Dan setelah memenangkan kesepakatan dengan Prancis, Jepang behasil menguasai landasan terbang di Indocina Utara. Lalu pada September 1940 Jepang secara formal mengumumkan bergabung dengan poros Roma-Berlin. Kabar tersebut mendapat respon dari negara sekutu termasuk Amerika. Pada bulan yang sama, Amerika mengadakan kongres dan hasil kongres menyatakan bahwa Amerika bersiap untuk perang. Dikeluarkanlah UU wajib militer meskipun Amerika tidak terjun ke perangnya langsung, namun melalui cara embargo dan memberikan bantuan kepada negara-negara yang berperang. Pengembargoan besi tua dari Amerika kepada Jepang sebagai bukti sikap menentang Amerika terhadap Jepang. Melihat barang yang dibutuhkan Jepang adalah minyak maka Amerika menutup ekspor minyak ke jepang juga.Pada awal tahun 1941, Roosevelt mengadakan kongres dan menyetujui program Hutang-Pinjang (Lend Lease) yang melakukan hubungan barter senjata dan perlengkapan sengan negara-negara yang dianggap vital bagi Amerika seperti Rusia, Inggris, dan China.Pertengahan 1941, Roosevelt bersama dengan Perdana Mentri Chruchill di pesisir Newfoundland mengeluarkan pernyataan bersama mengenai perang yang mereka sebut dengan Perjanjian Atlantik (Atlantic Charter) dengan isi yang sangat mirip dengan fourteen points yang dicetuskan Presiden AS sebelumnya, Woodrow Wilson, yaitu perang bukan untuk memperluas kekuasaan territorial, bukan untuk mengubah territorial tanpa seizing rakyat yang bersangkutan, tetapi untuk membela hak setiap warga dan memilih bentuk peerintahannya sendiri, untuk mengambil hak otonomi mereka yang dirampas oleh negara lain, mengadakan kerjasama ekonomi antar bangsa, untuk terbebas dari perang, rasa takut dan kemiskinan bagi warganya, untuk kebebasan melaut dan tidak menggunakan senjata dalam melaksanakan kebijakan politik luar negri.Pada Juli 1941, Jepang berhasil menduduki Indocina Selatan, melihat pergerakan Jepang maka diperkirakan mereka akan menguasai minyak bumi, timah, dan karet di Malaya jajahan Inggris dan bergerak ke Hindia Belanda jajahan Belanda untuk mencari minyak sebagai pengganti asupan minyak yang sudah dikurangi oleh Amerika. Melihat Jepang yang kian mendominasi di Asia, Amerika kemudian mengeluarkan sebuah ultimatum pada Jepang untuk menarik pasukannya dari Asia dan mengembargo secara penuh bahan ekspor ke Jepang dan membekukan asset mereka di bank-bank Amerika.Terhimpitnya Jepang, Perdana Mentri Jepang mengirim diplomatik ke Amerika untuk bertemu dengan Mentri Luar Negri Cordell Hull di Washington D.C. Jepang meminta agar Amerika menghentikan pembekuan asset-aset Jepang dan menghentikan ekspansi angakatan laut di samudra Pasifik. Namun Hull memberi syarat, yang dikenal dengan Hull Note; meminta Jepang menarik semua tentara dari China, menarik semua tentara dari Indochina dan semua wilayah yang diambilnya, dan keluar dari aliansi poros Berlin-Roma. Namun Jepang langsung menolaknya, perundingan tersebut mengalami jalan buntu pada tanggal 1 Desember 1941. [footnoteRef:1] [1: Garis Besar Sejarah Amerika Serikat, Departemen luar Negri A.S. 2005. Hal.248http://usforeignpolicy.about.com/od/asia/a/The-United-States-And-Japan-Before-World-War-Ii.htm]

Pada tanggal 7 Desember Jepang menyerang Amerika dengan mengahncurkan pangkalan militer Amerika di Pearl Harbour, Hawaii. Menghancurkan 20 kapal, 323 pesawat hancur, 2.388 pelaut dan warga sipil terbunuh. Opini rakyat Amerika yang semula masih terpecah antara kelompok yang demokratik dan anti-perang, seketika menjadi satu suara bulat yaitu mengumumkan dukungan perang terhadap Jepang pada tanggal 8 Desember. Lalu tiga hari kemudian pada tanggal 11 Desember-nya Jerman dan Italia mengumumkan perang terhadap Amerika, dan membawa Amerika masuk ke Perang Dunia II.[footnoteRef:2] [2: Garis Besar Sejarah Amerika Serikat, hal.248-249http://www.history.co.uk/study-topics/history-of-ww2/pearl-harbor]

Sumber:www.history.state.gov/milestone/1973-1945/pearlharbour Garis Besar Sejarah Amerika Serikat, Departemen luar Negri A.S. 2005. Hal.248http://usforeignpolicy.about.com/od/asia/a/The-United-States-And-Japan-Before-World-War-Ii.htm Garis Besar Sejarah Amerika Serikat, hal.248-249http://www.history.co.uk/study-topics/history-of-ww2/pearl-harborhttp://www.yale.edu/ynhti/curriculum/units/1978/3/78.03.05.x.html