Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,...

download Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, …xa.yimg.com/.../Rahfiani+Khairurizka,+M.Acc+-+Sesi+2+-+PSAK+25.pdf · 2 PSAK 25 tahun 1994 vs 2009 Revisi2009 1994 Panduan pemilihan

If you can't read please download the document

Transcript of Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,...

  • 1

    PSAK 25 (Revisi 2009)

    Kebijakan Akuntansi,

    Perubahan Estimasi

    Akuntansi, dan

    Kesalahan

    Edited by:

    Taufik Hidayat dan Rahfiani K.

    Departemen Akuntansi dan PPA FEUIWorkshop PSAK Terbaru dan Pengajaran AkuntansiFakultas Ekonomi UI, 6-9 Juni 2011

    Hari 3 Sesi 2

  • 2

    PSAK 25 tahun 1994 vs 2009

    Revisi 2009 1994

    Panduan pemilihan kebijakan akuntansi

    ketika tidak ada SAK yang secara spesifik.

    Tidak ada.

    Ketidakpraktisan Tidak ada.

    Pengungkapan atas perubahan kebijakan

    akuntansi yang akan datang ketika entitas

    belum menerapkan suatu PSAK baru yang

    telah diterbitkan tetapi belum efektif

    berlaku.

    Tidak ada.

    Pengungkapan yang detail atas jumlah

    penyesuaian yang dihasilkan dari

    perubahan kebijakan akuntansi atau

    kesalahan periode awal.

    Tidak ada.

  • 3

    Agenda

    1. Lingkup dan Aplikasi Standar

    2. Kebijakan Akuntansi dan Estimasi Akuntansi

    3. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    5. Perubahan Estimasi Akuntansi

    6. Kesalahan

    7. Ketidakpraktisan Penerapan Retrospektif dan

    Penyajian Kembali Retrospektif

  • 4

    1. Lingkup dan Aplikasi Standar

    Entitas diharuskan untuk menerapkan PSAK 25 (Rev 2009)

    Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan

    Kesalahan dalam hal:

    1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi, dan

    2. Akuntansi untuk

    a. Perubahan kebijakan akuntansi,

    b. Perubahan estimasi akuntansi, dan

    c. Koreksi kesalahan periode lalu.

    Dampak pajak perbaikan kesalahan periode sebelumnya

    dan penyesuaian retrospektif untuk perubahan kebijakan

    akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan

    PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.

  • 5

    2. Kebijakan Akuntansi dan Estimasi

    Akuntansi

    Kebijakan akuntansi menurut PSAK 25

    adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan

    praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam

    penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

    Penyusunan dan penyajian laporan keuangan

    berimplikasi kepada pengakuan, pengukuran dan

    penyajian atas elemen seperti aset, liabilitas,

    ekuitas, pendapatan dan beban, pada laporan

    keuangan.

    Estimasi akuntansi tidak dijelaskan secara

    spesifik di PSAK 25.

  • 6

    2. Kebijakan Akuntansi dan Estimasi

    Akuntansi

    Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh

    entitas harus dapat menjelaskan :

    1. Pengakuan: Kapan dan kondisi seperti apa

    diakui;

    2. Pengukuran: Berapa banyak yang diakui;

    dan

    3. Penyajian: Bagaimana disajikannya di LK.

  • 7

    2. Kebijakan Akuntansi dan Estimasi

    Akuntansi

    Estimasi akuntansi merupakan estimasi

    entitas yang dapat mempengaruhi elemen-

    elemen dalam LK.

    Pertimbangan entitas berdasarkan informasi

    terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.

    Hal yang tidak dapat diukur secara akurat namun

    hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian

    yang melekat pada aktivitas bisnis.

    Penggunaan estimasi yang reasonable adalah

    yang terpenting dalam penyusunan LK tanpa

    menyesampingkan keandalannya.

  • 8

    3. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan

    Akuntansi

    Dalam menentukan kebijakan akuntansi, entitas

    tidak memiliki pilihan kecuali harus tunduk pada

    urutan ketentuan berikut :

    1. Kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk item

    tersebut menggunakan SAK yang bersangkutan dan

    mempertimbangkan Panduan Aplikasi SAK yang

    relevan.; dan

    2. Dalam hal tidak ada SAK yang secara spesifik berlaku

    untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, maka

    manajemen menggunakan pertimbangannya dalam

    mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan

    akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan &

    andal.

    Ada SAK

    spesifik

    Tidak ada

    SAK spesifik

  • 9

    3. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan

    Akuntansi

    Dalam hal tidak ada SAK yang secara spesifik, manajemen

    menggunakan pertimbangannya dalam menerapkan suatu

    kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang:

    1. relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan

    ekonomi oleh pemakai; dan

    2. andal, dalam laporan keuangan yang:

    a. menyajikan secara jujur

    b. substansi ekonomi mengungguli bentuk hukumnya;

    c. netral,

    d. pertimbangan sehat; dan

    e. lengkap dalam semua hal yang material.

    Tidak ada SAK

    spesifik

  • 10

    3. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan

    Akuntansi

    Tidak ada

    SAK spesifik

    Sepanjang tidak bertentangan dengan SAK ataupunKerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

    Keuangan

    praktik akuntansi industri yang berlaku,

    literatur akuntansi lain, dan

    standar akuntansi terkini

    yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansilain yang menggunakan kerangka dasar yang sama

    untuk mengembangkan standar akuntansi,

  • 11

    3. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan

    Akuntansi

    Jika terdapat perubahan kebijakan akuntansi :

    Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi

    secara konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi

    lainnya yang serupa,

    kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan

    kelompok item-item dimana kebijakan akuntansi yang

    berbeda adalah hal yang mungkin sesuai dengan keadaan.

    Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan

    semacam itu,

    Maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan

    secara konsisten untuk setiap kelompok.

  • 12

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Perubahan kebijakan akuntansi terjadi jika terdapat

    perubahan pada salah satu komponen berikut:

    1. kriteria pengakuan,

    2. dasar pengukuran, dan

    3. metode penyajian.

    Jika tidak satupun dari komponen di atas yang

    berubah, maka perubahan tersebut dikategorikan

    sebagai perubahan estimasi.

  • 13

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Dalam rangka mencapai konsistensi dalam

    kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan

    akuntansi pada dasarnya tidak diperkenankan,

    kecuali :

    1. dipersyaratkan oleh suatu PSAK (mandatory); atau

    2. menghasilkan laporan keuangan yang memberikan

    informasi yang andal dan lebih relevan tentang dampak

    transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi

    keuangan, kinerja keuangan atau arus kas entitas.

    (voluntary)

  • 14

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    PT A sebelumnya membebankan seluruh biaya pinjaman kedalam laporan laba rugi.

    PT A ingin mengkapitalisasi biaya pinjaman yang timbul daripinjaman untuk pembangunan gedung.

    Keputusan ini melibatkan perubahan pada:

    1. Pengakuan biaya pinjaman sekarang dicatat sebagai aset.

    2. Penyajian biaya pinjaman akan muncul di Neraca, bukan

    di Laba Rugi.

    Sehingga, keputusan tersebut dikategorikan sebagai perubahan

    kebijakan akuntansi.

    Contoh

  • 15

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Berikut ini bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:

    1. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau

    kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi

    sebelumnya; dan

    2. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa

    atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak

    material.

    Penerapan awal suatu kebijakan untuk menilai kembali aset

    sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak

    Berwujud adalah suatu perubahan dalam kebijakan akuntansi

    yang berhubungan dengan suatu revaluasi sesuai dengan

    PSAK 16 atau PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.

  • 16

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung

    kepada :

    1. entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan

    awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan

    transisinya, jika ada; dalam PSAK tersebut, dan

    2. Situasi lain, yaitu

    entitas mengubah kebijakan akuntansi untuk penerapan awal

    suatu PSAK yang tidak mengatur ketentuan transisi untuk

    perubahan tersebut,

    Perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela,

    Diterapkan secara retrospektif.

  • 17

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Penerapan retrospektif adalah

    penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebuttelah diterapkan sejak awal transaksi.

    Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkansecara retrospektif, maka entitas menyesuaikan

    saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruhuntuk periode sajian paling awal, dan

    jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiapperiode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi barutersebut sudah diterapkan sebelumnya.

    Diterapkan secara retrospektif.

  • 18

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Tidak

    praktis

    Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika

    entitas tidak dapat menerapkannya setelah seluruh usaha

    yang rasional dilakukan.

    Dampak penerapan retrospektif atau penyajian kembali

    retrospektif tidak dapat ditentukan;

    Memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada

    pada periode lalu tersebut; atau

    memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak

    mungkin membedakan secara obyektif informasi mengenai

    estimasi yang:

    Menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di

    saat jumlah tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan

    Tersedia ketika laporan keuangan periode lalu diselesaikan

    dengan informasi lain.

    Untuk suatu periode lalu tertentu, tidak praktis untuk

    menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi secara

    retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif

    untuk mengoreksi kesalahan jika:

    Sumber:

    PPA-FEUI

  • 19

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Ketika tidak praktis untuk menentukan:

    a) Dampak periode-spesifik akibat perubahan kebijakanakuntansi dalam informasi komparatif untuk satu atau lebihperiode sajian, maka entitas

    - menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk jumlah tercatat aset danliabilitas pada awal periode paling awal dimana penerapan retrospektifadalah praktis, mungkin periode berjalan, dan

    - membuat penyesuaian saldo awal setiap komponen ekuitas yangterpengaruh untuk periode itu.

    b) Dampak kumulatif dari, pada awal periode berjalan,penerapan kebijakan akuntansi baru untuk seluruh periodelalu, maka entitas

    - menyesuaikan informasi komparatif untuk menerapkan kebijakanakuntansi baru secara prospektif dari tanggal paling awal yang dapatditerapkan.

  • 20

    SAK yang sudah diterbitkan tapi belum berlaku efektif

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru

    yang telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku,

    maka entitas mengungkapkan:

    (a) fakta ini; dan

    (b) informasi relevan yang dapat diestimasi secara

    wajar atau dapat diketahui untuk menilai

    dampak yang mungkin atas penerapan PSAK

    baru tersebut pada laporan keuangan pada

    periode awal penerapannya.

  • 21

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    PT B mencatat pendapatan atas kontrak konstruksi dengan metode costrecovery, sesuai dengan ketentuan pajak.

    Pada tahun 2011 PT B mengubahnya menjadi metode persentasepenyelesaian.

    Tarif pajak yang berlaku adalah 40%.

    Berikut adalah Laba Sebelum Pajak kedua metode:Contoh

    Cost Recovery 2009 2010 2011

    Laba sebelum pajak 400,000 160,000 190,000

    Pajak (40%) 160,000 64,000 76,000

    Laba Bersih 240,000 96,000 114,000

    % Penyelesaian 2009 2010 2011

    Laba sebelum pajak 600,000 180,000 200,000

    Pajak (40%) 240,000 72,000 80,000

    Laba Bersih 360,000 108,000 120,000

  • 22

    Contoh

    4. Perubahan Kebijakan Akuntansi

    40%Persentase Cost Efek Setelah

    Tahun Penyelesaian Recovery Selisih Pajak Pajak

    2009 600,000$ 400,000$ 200,000$ 80,000$ 120,000$

    2010 180,000$ 160,000$ 20,000$ 8,000$ 12,000$

    2011 200,000 190,000 10,000 4,000 6,000

    Jurnal

    2011 Aset Konstruksi 220,000

    Kewajiban Pajak Tangguhan 88,000

    Saldo Laba 132,000

  • 23

    Perubahan estimasi akuntansi adalah :

    penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau

    jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari

    penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan

    dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan laibilitas

    Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi

    baru atau perkembangan baru dan,

    oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.

    5. Perubahan Estimasi Akuntansi

    Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal.

    Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaanyang menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahanpengalaman..

  • 24

    5. Perubahan Estimasi Akuntansi

    Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secaraprospektif sebagai berikut :

    1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahanaset dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahanestimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlahtercatat item aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periodeperubahan.

    2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapanparagraf di atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugipada:

    a) periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periodeitu; atau

    b) periode perubahan dan periode mendatang, jikaperubahanberdampak pada keduanya.

  • 25

    5. Perubahan Estimasi Akuntansi

    Pengungkapan untuk Perubahan EstimasiAkuntansi

    Entitas mengungkapkan sifat dan jumlahperubahan estimasi akuntansi yang

    berdampak pada periode berjalan, atau

    diperkirakan akan berdampak pada periodemendatang, kecuali pengungkapan dampak padaperiode mendatang tidak praktis untukmengestimasi dampak itu.

    Jika jumlah dampak pada periode mendatangadalah tidak diungkapkan karena estimasinyatidak praktis, maka entitas mengungkapkan halitu.

  • 26

    4. Perubahan Estimasi Akuntansi

    Pada tahun 2007 PT C membeli gudang senilai Rp 510 juta. Masa

    manfaat gudang diperkirakan selama 20 tahun dengan perkiraan nilai

    sisa Rp 10 juta. Pada awal tahun 2009, PT C mengubah masa manfaat

    gudang menjadi 30 tahun dengan perkiraan nilai sisa Rp 5 juta.

    Contoh

    (dalam ribuan)

    Biaya Perolehan 510,000

    Nilai sisa - 10,000

    Dasar Penyusutan 500,000

    Masa manfaat (awal) 20 tahun

    Penyusutan tahunan 25,000

    (2 tahun: 2 x 25.000 = 50.000)

    Gudang 510,000

    Aset Tidak Lancar:

    Akumulasi Penyusutan 50,000

    Nilai Tercatat 460,000

    Neraca (31 Des 2008)

  • 27

    Contoh

    4. Perubahan Estimasi Akuntansi

    Nilai tercatat 460,000

    Nilai Sisa (baru) 5,000

    Dasar penyusutan 455,000

    Sisa masa manfaat 28 tahun

    Penyusutan tahunan 16,250

    Beban Penyusutan 16,250

    Akumulasi Penyusutan 16,250

    Jurnal tahun 2009

  • 28

    6. Koreksi Kesalahan Periode Lalu

    Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan,

    pengukuran, penyajian atau pengungkapan

    unsur-unsur laporan keuangan.

    Laporan keuangan tidak sesuai dengan SAK

    jika mengandung:

    kesalahan material atau

    tidak material yang disengaja untuk mencapai

    suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja

    keuangan atau arus kas tertentu.

  • 29

    6. Koreksi Kesalahan Periode Lalu

    Kesalahan Periode Lalu

    adalah penghilangan dari, dan kesalahan-pelaporan dalam,laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode laluyang timbul dari kegagalan untuk mempergunakan, ataukesalahan penggunaan, informasi andal yang:

    a) tersedia ketika laporan keuangan untuk periode tersebut disahkanuntuk diterbitkan; dan

    b) secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakandalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut.

    Kesalahan semacam itu termasuk

    dampak kesalahan perhitungan matematis,

    kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,

    kekeliruan (oversights) atau kesalahan interpretasi fakta, dankecurangan.

  • 30

    6. Koreksi Kesalahan Periode Lalu

    Koreksi kesalahan material periode lalu

    Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara

    retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang

    diterbitkan setelah ditemukannya dengan:

    a) menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu

    sajian dimana kesalahan terjadi; atau

    (b) jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling

    awal, menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan

    ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal.

  • 31

    6. Koreksi Kesalahan Periode Lalu

    Ketika tidak praktis untuk menentukan :

    a) Dampak periode-tertentu dari kesalahan pada informasi komparatif

    untuk satu atau lebih periode sajian

    maka entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, liabilitas,

    dan ekuitas untuk periode paling awal di mana penyajiankembali

    retrospektif adalah praktis (mungkin periode

    berjalan).

    b) Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, pada awal

    periode berjalan, dari kesalahan pada semua periode lalu, maka

    entitas menyajikan-kembali informasi komparatif untuk

    mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal paling

    praktis.

  • 32

    Koreksi Kesalahan Periode Lalu: CONTOH

    Ilustrasi Penyajian kembali retrospektif kesalahan:

    Pada tahun 2010 staf akuntansi menemukan adanya kesalahan pencatatan beban depresiasi.

    Yaitu, pada tahun 2009 perusahaan belum mencatat beban depresiasi sebesar Rp.40 juta atas

    bangunan baru di Cikarang. Dalam perhitungan pajak terhutangnya perusahaan telah

    memasukkan nilai beban depresiasi ini. Pada Tabel 1 terlihat tampilan laporan laba rugi

    perusahaan untuk tahun 2009 (perbandingan antara format penyajian yang benar dengan yang

    salah). Sedangkan pada Tabel 2 ditampilkan perbandingan jurnal untuk format penyajian yang

    benar dengan yang salah.

    Dari Tabel 1 terlihat bahwa kelalaian mencatat beban depresiasi sebesar Rp.40 juta dapat

    menyebabkan efek sebagai berikut:

    Efek pada Laporan Laba Rugi:

    Beban depresiasi (2009) kurang catat sebesar Rp.40 juta

    Beban pajak penghasilan (2009) lebih catat sebesar Rp.12 juta (Rp.40 juta * 30%)

    Laba bersih lebih catat sebesar Rp.28 juta (Rp.40 juta Rp.12 juta).

    Efek pada Neraca

    Akumulasi depresiasi bangunan kurang catat sebesar Rp.40 juta.

    Kewajiban pajak tangguhan lebih catat sebesar Rp.12 juta (Rp.40 juta * 30%)

    Sumber: PPA - FEUI

  • 33

    Koreksi Kesalahan Periode Lalu: CONTOH (lanjutan)

    PT. ABC

    Laporan Laba Rugi

    Untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2009

    Tanpa kesalahan Dengan kesalahan

    Laba sebelum beban depresiasi Rp.200 juta Rp.200 juta

    Beban depresiasi 40 juta 0

    Laba sebelum pajak penghasilan 160 juta

    Beban pajak kini Rp.48 juta Rp.48 juta

    Beban pajak ditangguhkan 0 48 juta 12 juta 60 juta

    Laba bersih Rp. 112 juta Rp. 140 juta

    Jurnal yang seharusnya dibuat perusahaan

    (tanpa kesalahan)

    Jurnal yang dibuat perusahaan

    (dengan kesalahan)

    Beban depresiasi 40 juta Tidak ada jurnal untuk

    depresiasi bangunanAkumulasi depresiasi bangunan 40 juta

    Beban pajak penghasilan 48 juta Beban pajak penghasilan 60 juta

    Utang pajak penghasilan 48 juta Kewajiban pajak tangguhan

    Utang pajak penghasilan

    12 juta

    48 juta

    Sumber: PPA - FEUI

  • 34

    Koreksi Kesalahan Periode Lalu: CONTOH (lanjutan)

    Pada tahun 2010 perusahaan mencatat jurnal

    penyesuaian sebagai berikut:

    Saldo laba Rp.28 juta

    Kewajiban pajak tangguhan 12 juta

    Akumulasi depresiasi bangunan 40 juta

    Nilai saldo laba di-debit guna mengoreksi nilai laba

    bersih tahun 2009 yang sebelumnya lebih

    catat.

    Kewajiban pajak tangguhan juga di-debit guna

    menghapus nilai kewajiban pajak tangguhan

    yang timbul karena adanya kesalahan.

    Sedangkan penambahan nilai akumulasi depresiasi

    bangunan dilakukan guna mengurangi nilai

    buku dari bangunan, sehingga nilai yang

    disajikan jumlahnya tepat.

    Jika catatan akuntansi PT ABC untuk tahun 2010

    menunjukkan nilai laba sebelum depresiasi

    sebesar Rp.250 juta, beban depresiasi Rp.40

    juta, dan pajak penghasilan sebesar Rp.63 juta.

    PT ABC

    Disarikan dari laporan laba rugi komprehensif

    Disajikan kembali

    2010 (Rp) 2009 (Rp)

    Laba sebelum

    beban depresiasi

    250 juta 200 juta

    Beban depresiasi (40 juta) (40 juta)

    Laba sebelum

    pajak penghasilan

    210 juta 160 juta

    Beban pajak kini (63 juta) (48 juta)

    Beban pajak

    ditangguhkan

    0 0

    Laba bersih 147 juta 112 juta

    Maka laporan laba rugi komprehensif PT ABC

    disajikan sebagai berikut:

    Sumber: PPA - FEUI

  • 35

    Koreksi Kesalahan Periode Lalu: CONTOH (lanjutan)

    Jika PT ABC memiliki modal saham Rp.1.000 juta dan tidak ada komponen ekuitas

    lainnya kecuali saldo laba. Saldo laba awal 2009 sebesar Rp.230 juta. Saham

    perusahaan tidak diperdagangkan secara publik dan tidak mengungkapkan laba per

    saham. Maka Laporan Perubahan Ekuitas disajikan sebagai berikut:

    PT ABC

    Laporan Perubahan Ekuitas

    Modal Saham (Rp) Saldo Laba (Rp) Total (Rp)

    Saldo per 31 Desember 2008 1000 juta 230 juta 1.230 juta

    Laba untuk tahun yang berakhir

    31 Desember 2009 disajikan

    kembali

    0 112 juta 112 juta

    Saldo per 31 Desember 2009 1000 juta 342 juta 1.342 juta

    Laba untuk tahun yang berakhir

    31 Desember 2010

    0 147 juta 147 juta

    Saldo per 31 Desember 2010 1000 juta 489 juta 1.489 juta

    Sumber: PPA - FEUI

  • 36

    Koreksi Kesalahan Periode Lalu: CONTOH (lanjutan)

    Pada catatan atas laporan keuangan, ungkapkan hal berikut:

    1. Pada laporan keuangan tahun 2009 terjadi kesalahan, yaitu kurang catatnya beban depresiasi

    sebesar Rp.40 juta. Laporan keuangan 2009 disajikan kembali untuk membetulkan kesalahan

    ini. Dampak dari penyajian kembali laporan keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak

    ada dampak pada 2010.

    Dampak pada 2009 (Rp)

    (Peningkatan) dalam akumulasi depresiasi bangunan (40 juta)

    Penurunan dalam kewajiban pajak tangguhan 12 juta

    (Penurunan) dalam ekuitas (28 juta)

    (Peningkatan) dalam beban depresiasi bangunan (40 juta)

    Penurunan dalam beban pajak kini 12 juta

    (Penurunan) dalam laba (28 juta)

    Sumber: PPA - FEUI

  • 37

    References

    Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan

    Standar Akuntansi Keuangan No. 25 (Revisi

    2009), Penerbit Salemba Empat, 2009.

    Lam,Nelson & Lau, Peter, Intermediate

    Financial Accounting: an IFRS Perspective,

    McGraw-Hill, 2009

    PPA-FEUI, PSAK Series.

  • 38

    Terima Kasih